Anda di halaman 1dari 12

MENERAPKAN METODE

PENELITIAN UNTUK
MENYELESAIKAN KONFLIK
DAN KEKERASAN

Kelompok 5
- Fazza Sania I.
- Gading Salsabila P.
- Hairin Safitriansyah
- Nida Aprilia W.
. Siti Aulia A.
konflik
Pertentangan (konflik) dalam masyarakat sangatlah mungkin terjadi
dalam suatu masyarakat, terlebih masyaraka. Terlebih masyarakat
mungkin pula menjadi suatu penyebab akan adanya perubahan sosial dan
kebudayaan. Sehingga pertentangan-pertentangan sangatlah mungkin
terjadi diantara mereka, baik itu antar individu maupun antar kelompok.
Terlebih masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk, yang terdiri
dari berbagai suku bangsa, ras, agama, bahasa, dan sebagainya.
Perbedaan yang demikian juga sangatlah memungkinkan masyarakat
Indonesia mengalami konflik, baik itu konflik antar individu, antar ras,
antar suku, dan antar kelompok sosial lainnya. Selain itu interaksi sosial
yang berjalan dalam masyarakat juga sangat berpotensi menghasilkan
konflik sosial mengingat tidak semua interaksi sosial yang ada dalam
masyarakat dapat berjalan dengan lancar
1. Faktor-Faktor
Penyebab Konflik
Konflik yang terjadi di masyarakat tidak terjadi
begitu saja. Melainkan disebabkan karena
adanya beberapa faktor yang menyebabkan
konflik itu terjadi, adapun menurut Soerjono
Soekanto, terdapat beberapa faktor penyebab
konflik yaitu:

1. Perbedaan antar individu


Sebagai mahluk individu, manusia memiliki sifat
yang berbeda antar satu dengan yang lainnya.
Sehingga pada saat berlangsungnya interaksi maka
individu akan mengalami proses adaptasi dan
pertentangan dengan individu lainnya. Apabila
terdapat ketidaksesuaian maka hal ini akan
menyebabkan konflik.
1. Perbedaan
kepentingan 1. Perubahan sosial
Perubahan sosial dapat terjadi karena
adanya perubahan-perubahan dalam
Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya manusia
unsur-unsur yang mempertahankan
akan berbeda-beda kebutuhannya, perbedaaan
keseimbangan masyarakat. Dengan
kebutuhan ini akan berubah menjadi
demikian maka masyarakat yang tidak
kepentingan yang berbeda-beda. Karena
dapat menerima perubahan sosial
masihng-masing pihak berusaha untuk
tersebut akan timbul konflik sebagai
memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian
proses pertentangan karena adanya nilai
maka faktor perbedaan kepentingan ini juga
dan norma yang tidak lagi sesuai dengan
dapat menyebabkan terjadinya konflik
nilai dan norma yang dianut oleh
masyarakat.
Bentuk bentuk Konflik
Soerjono Soekanto membagi lima bentuk khusus konflik atau
pertentangan yang terjadi dalam masyarakat :

1 2 3 4 5

1. Konflik Pribadi 1. Konflik Rasial



Konflik rasial adalah pertentangan kelompok ras


Konflik pribadi adalah pertentangan
yang terjadi antara orang per orang.
yang berbeda karena kepentingan dan
Masalah yang menjadi dasar kebudayaan yang saling bertabrakan. Konflik
perlawanan atau konflik pribadi rasial umumnya terjadi karena salah satu ras
biasanya juga masalah pribadi. Di merasa sebagai golongan yang paling unggul
dalam konflik pribadi ini masing- dan paling sempurna di antara ras lainnya.
masing pihak yang bertikai akan
Konflik rasial misalnya, terjadi di Afrika Selatan
saling mengejek, memaki, dan bahkan
terjadi perkelahian secara fisik. yang terkenal dengan politik apartheid.
1. KONFLIK POLITIK 1. KONFLIK ANTARKELAS
SOSIAL

Masalah politik merupakan aspek yang paling Konflik antarkelas sosial merupakan
mudah untuk menyulut ketidaknyamanan atau pertentangan antara dua kelas sosial.
ketidaktenangan dalam masyarakat. Masalah
Konflik itu terjadi umumnya dipicu
politik sering mengakibatkan konflik
antarmasyarakat. Konflik politik merupakan konflik
oleh perbedaan kepentingan antara
yang menyangkut golongan-golongan dalam kedua golongan tersebut. Misalnya,
masyarakat maupun di antara negara-negara yang antara karyawan pabrik dengan
berdaulat. Konflik politik pernah terjadi antara pemiliknya karena tuntutan kenaikan
Indonesia dan Malaysia pada tahun 1963. Masalah gaji dari karyawan akibat minimnya
politik banyak menyulut ketidaknyamanan dan
tingkat kesejahteraan.
menimbulkan konflik dalam masyarakat. Konflik ini
menyangkut konflik antar golongan dalam
masyarakat maupun antar Negara dalam
kaitannya perebutan kekuasaan.
1. Konflik
Internasional
Konflik internasional, yaitu pertentangan yang melibatkan
beberapa kelompok negara karena perbedaan kepentingan.
Yang biasanya berawal dari konflik antara dua negara yang
disebabkan karena masalah politik atau ekonomi. Konflik
berkembang menjadi konflik internasional karena masing-
masing pihak mencari kawan atau sekutu yang memiliki
kesamaan visi atau tujuan terhadap masalah yang
dipertentangkan.
1. Konflik
Antarkelompok
Konflik antarkelompok terjadi karena adanya persaingan dalam mendapatkan mata pencaharian
hidup yang sama atau karena pemaksaan unsur-unsur budaya asing. Selain itu, karena ada
pemaksaan agama, dominasi politik, atau adanya konflik tradisional yang terpendam. Misalnya,
hubungan antara golongan mayoritas dan minoritas.
Konflik yang terjadi pada masyarakat memeliki dampak. Namun tidak semua konflik dalam
masyarakat memiliki dampak negatif, melainkan juga berdampak positif. Diantara dampak positif
dari adanya konflik diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Konflik dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang masih perlu ditelaah.
2. Konflik memungkinkan penyesuaian nilai, norma dalam masyarakat
3. Konflik meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok
4. Konflik merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok
5. Sebagai sarana menyeimbangkan kekuatan dalam masyarakat
6. Konflik dapat memunculkan komitmen baru antar pihak yang bertikai
Adapun diantara dampak negatif konflik adalah sebagai berikut:
1. Keretakan hubungan antar individu dan persatuan kelompok
2. Kerusakan harta benda dan jatuhnya korban manusia
3. Berubahnya sikap kepribadian para individu, baik yang mengarah pada hal-hal positif atau
negative
4. Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah
kekerasan
Kekerasan merupakan bentuk lanjutan dari suatu konflik sosial. Sedangkan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kekerasan didefinisikan sebagai perbuatan seseorang
atau kelompok yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain, atau menyebabkan
kerusakan fisik atau barang orang lain.
Adapun dalam Dani Ramdani(2015), kekerasan didefinisikan sebagai bentuk
lanjutan dari adanya konflik sosial dimana kekerasan ini biasa dilakukan untuk
mencederai seseorang yang menyebabkan kerusakan fisik maupun barang. Sehingga
kekerasan dapat berupa tindakan langsung (melukai dengan sengaja, membunuh,
memperkosa) maupun tidak langsung(memfitnah dan meneror). Yang demikianlah maka
dapat dikategorikan sebagai tindakan kekerasan.
Dalam Dani Ramdani(2015) menyebutkan bahwa perilaku kekerasan yang
dilakukan pada dasarnya dilatarbelakangi beberapa faktor yang berdasarkan teori
berikut:
1. TEORI FAKTOR KELOMPOK
1. TEORI FAKTOR INDIVIDUAL

Tingkat agresivitas seseorang sangat Terjadi karena benturan identitas


mempengaruhi tindak kekerasan yang kelompok yang berbeda. Contohnya
mungkin ditimbulkan. Teori faktor konflik antarsupoter bola
individual ini biasa berhubungan
dengan factor kejiwaan atai factor
social yang erat kaitannya dengan
individu.

1. TEORI DINAMIKA KELOMPOK

Kekerasan timbul karena perubahan


social yang terjadi secara cepat dan
masyarakat belum siap dengan
perubahan tersebut.
Upaya Penyelesaian atau Pengendalian
Konflik dan Kekerasan

1. Akomodasi
Proses penyelesaian konflik ke arah tercapainya kesepakatan
sementara yang dapat diterima kedua belah pihak yang
tengah bersengketa. Akomodasi juga berarti sebagai usaha
manusia untuk meredakan dan menghindari konflik dalam
rangka mencapai kestabilan.

1. Negosiasi atau Kompromi


Upaya penyelesaian konflik yang dilakukan oleh masing-
masing pihak dengan cara memberikan dan menawarkan
sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan
menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak
yang dapat menguntungkan semua pihak.
1. Arbritasi
Bentuk akomodasi yang digunakan untuk menyelesaikan konflik
dengan cara meminta bantuan ketiga yang dipilih oleh kedua
belah pihak atau oleh badan yang berkedudukannya lebih tinggi
dari pihak-pihak yang bertikai. keputusan yang dibuat harus
dipatuhi oleh pihak-pihak yang berkonflik.

1. Mediasi
Penyelesaian konflik sosial yang dilakukan dengan cara
mendatangkan pihak ketiga yang sifatnya netral dan tidak
memihak. namun, keputusan pihak ketiga tidak mengikat pihak
manapun.
1. Konsiliasi
Pengendalian konflik yang dilakukan dengan bantuan lembaga
tertentu yang diharapkan mampu memberikan keputusan yang
adil untuk kedua pihak.

Anda mungkin juga menyukai