Disusun oleh:
XI MIA 1
NIS. 0069724580
2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah yang
berjudul "Penelitian Pemecahan Masalah Konflik Kekerasan dalam Masyarakat" dapat selesai.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas akhir semester 2 kelas XI dari Bapak Drs.
Supriyanto pada bidang studi sosiologi. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah
wawasan kepada pembaca tentang bagaimana mengatasi konflik agar tidak terjadi kekerasan.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Drs. Supriyanto selaku guru mata
pelajaran sosiologi. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis
berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan
yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran
dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB II PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 6
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konflik merupakan suatu fenomena sosial yang sering terjadi dalam masyarakat. Pada dasarnya,
manusia merupakan mahluk sosial yang mempunyai tujuan dan kepentingan yang berbeda
dimana dari perbedaan itulah ada kalanya memunculkan suatu pertentangan atau konflik.
Konflik merupakan gejala kemasyarakatan yang melekat di dalam kehidupan masyarakat, dan
oleh karenanya tidak mungkin dilenyapkan. Sebagai gejala kemasyarakatan yang melekat di
dalam kehidupan setiap masyarakat. Ia akan lenyap bersama lenyapnya masyarakat itu sendiri.
Konflik adalah suatu pertentangan secara langsung dan sadar antara individu atau kelompok
untuk mencapai cita-cita bersama. Dalam menciptakan cita-cita bersama, pihak lawan yang
terlibat dalam konflik itu perlu dihabisi terlebih dahulu. Dalam situasi konflik, karena adanya
perasaan permusuhan yang kuat, kerap kali peniadaan lawan lebih penting dari pencapaian cita-
cita.
Konflik bisa terjadi dalam jenis masyarakat atau stuktur sosial manapun. Demikian itu
disebabkan adanya tuntutan individu-individu atau kelompok-kelompok yang bertentangan dari
waktu-kewaktu. Konflik tentang cita-cita, nilai atau kepentingan adalah berfungsi kalau konflik
itu tidak berlawanan dengan anggapan dasar tentang hubungan sosial. Konflik seperti ini dapat
menyesuaikan kembali norma-norma dan hubungan sosial. Konflik seperti ini dapat
menyesuaikan kembali norma-norma dan hubungan kekuasaan dalam kelompok tertentu
menurut keperluan individu dalam kelompok.
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah konflik berasal dari bahasa Latin, yaitu kata con yang artinya bersama dan fligere yang
artinya benturan atau tabrakan. Konflik sosial merupakan perselisihan atau pertentangan antara
anggota masyarakat akibat benturan perbedaan yang bertujuan mengalahkan pihak lawan. Ciri-
ciri konflik sosial
Kekerasan merupakan tindakan individu/kelompok, baik sengaja maupun tidak sengaja untuk
melukai/mencederai orang lain secara fisik, mental, dan sosial. Bentuk-bentuk kekerasan
1) Berdasarkan Subjeknya
2) Berdasarkan Caranya
perantara/media tertentu.
3) Berdasarkan Bentuknya
mental seseorang.
Konflik dapat berubah menjadi kekerasan apabila tidak dikelola dengan upaya penyelesaian
yang tepat oleh pihak-pihak yang terlibat. banyak pelaku konflik memiliki kecenderungan
melanjutkan konflik dengan tindakan saling mengalahkan dan menyerang dengan kekerasan.
Artinya, konflik berpotensi memicu terjadinya kekerasan dan kekerasan sering terjadi sebagai
akibat konflik. Inilah bentuk hubungan antara kekerasan dan konflik sosial.
1) Perundungan (Bullying)
3) Terorisme
5) Tawuran Pelajar
b. Perbedaan kepentingan
d. Perubahan sosial
e. Diskriminasi sosial
f. Kesenjangan sosial
1. Dampak Fisik
Konflik yang berujung kekerasan dapat menyebabkan kerusakan fisik seperti kerusakan
fasilitas umum dan harta benda. Selain kerusakan bangunan fisik dan harta benda, konflik dan
kekerasan dapat menimbulkan dampak fisik berupa luka fisik dan korban jiwa.
2. Dampak Sosial
Konflik dan kekerasan menyebabkan individu atau kelompok mengalami kesulitan menjalin
interaksi satu sama lain.
3. Dampak Mental
Konflik berkepanjangan dapat menimbulkan dampak mental berupa trauma. Trauma dapat
menyebabkan seseorang mengalami permasalahan emosional. Terjadinya perubahan perilaku
seperti cepat marah, tidak sabar, agresif, menarik diri dari lingkungan sosial, frustasi, putus asa,
dan depresi.
1) Sejarah Konflik
2) Isu-Isu Konflik
3) Aktor Konflik
4) Pandangan Antaraktor
5) Hubungan Antaraktor
Mediasi
Upaya penyelesaian konflik oleh pihak ketiga. Metode mediasi sering dipilih masyarakat
untuk menyelesaikan kasus, karena dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, yaitu lebih ekonomis
dalam biaya maupun waktu, membahas agenda permasalahan secara luas dan fleksibel,
mengandalkan penyelesaian secara kooperatif, serta merupakan cara halus untuk berdamai.
Negosiasi
Negosiasi merupakan bentuk kesepakatan antar pihak yang bertikai untuk bertemu dan
bertatap muka serta mencoba melakukan perundingan bersifat "win-win solution"
(menguntungkan kedua belah pihak).
Arbitrase
Bersifat formal. Metode ini dilakukan dengan melibatkan pihak ketiga, yaitu lembaga arbitrase
dalam memutuskan pertentangan yang terjadi. Arbitrase dapat dikelompokkan
1) Arbitrase nasional, menyelesaikan berbagai jenis konflik dalam suatu negara.
Rekonsiliasi
Usaha menyelesaikan konflik sekaligus memperbarui hubungan ke arah perdamaian dan lebih
harmonis. Metode rekonsiliasi fokus pada upaya membangun kembali hubungan yang telah
rusak akibat konflik. Elemen-elemen dalam rekonsiliasi, yaitu kebenaran (truth), welas asih
(mercy), damai (peace), dan keadilan (justice).
Transformasi Konflik
Upaya penyelesaian konflik dengan mengatasi akar penyebab konflik. Transformasi konflik
menjadi proses penanggulangan berbagai masalah dalam konflik, sumber-sumber konflik, dan
konsekuensi negatif konflik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konflik yang terjadi dalam masyarakat dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor
penyebab tersebut tidak akan menimbulkan kekerasan apabila masyarakat mampu mengelola
atau menyelesaikan konflik dengan bijak. Oleh karena itu, diperlukan sikap kritis, toleransi, dan
peduli sosial guna mewujudkan kehidupan yang harmonis. Selain itu, perlu ditanamkan
pemahaman bahwa kekerasan tidak dapat menyelesaikan konflik yang terjadi dalam
masyarakat.
Berbagai dampak konflik dan kekerasan mendorong munculnya sikap kritis untuk mengatasi
konflik. Berbekal sikap kritis, seseorang dapat menyusun strategi menyelesaikan konflik melalui
manajemen konflik. Melalui manajemen konflik yang tepat, dampak-dampak negatif konflik
dapat diminimalkan. Upaya penyelesaian konflik yang tepat dapat menghilangkan sentimen dan
perbedaan antara pihak-pihak yang terlibat konflik. Dengan demikian, kehidupan masyarakat
yang damai dan harmonis dapat terwujud.
LEMBAR PENGESAHAN