Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PROSES PERTUMBUHAN PRANATA SOSIAL

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Model Pembelajaran IPS

Dosen Pengampu : Devi Apriyuni Yonanda M.Pd

Disusun Oleh :

1. Nadya Cahya Danyati ( 20.22.1.0001 )


2. Sri Novita ( 20.22.1.0048 )
3. Resa Sutriani ( 20.22.1.0066 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MAJALENGKA

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena
atas berkat dan limpahan rahmatnya lah maka kami dapat menyelesaikan sebuah
makalah dengan tepat waktu.

Dalam kesempatan ini kami akan mengangkat sebuah judul “Proses


Pertumbuhan Pranata Sosial” sesuai dengan yang di tugaskan oleh dosen mata kuliah
yang menurut kami dapat memberikan manfaat bagi kita khusus di pendidikan .

Namun demikian kami mempunyai kelemahan-kelemahan dan kekurangan,


oleh keterbatasan kami sebagai manusia biasa yang tak lepas dari kesalahan. Oleh
karena itu, bila ada hal-hal yang kurang berkenan di hati, izinkanlah kami memohon
maaf yang sebesar-besarnya. saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari
para pembaca.

Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima
kasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan
manfaat. Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi yang telah
membacanya.

Majalengka, 01 Juni 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
C. Tujuan Masalah .................................................................................................. 2
BAB II ........................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
A. Pengertian Norma Sosial .................................................................................... 3
B. Sistem Pengendalian Sosial ............................................................................... 5
C. Pengertian Pranata Keluarga .............................................................................. 8
E. Pranata Politik .................................................................................................. 11
F. Pranata Pendidikan ........................................................................................... 12
BAB III ....................................................................................................................... 14
PENUTUP ................................................................................................................... 14
A. Saran ................................................................................................................. 14
B. Kesimpulan ...................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pranata sosial berasal dari istilah bahasa Inggris (Social Institution).
Istilah-istilah lain pranata sosial ialah lemabaga sosial dan bangunan sosial.
Walaupun istilah yang digunakan berbeda-beda, tetapi social institution
menunjuk pada unsur-unsur yang mengatur perilaku anggota masyarakat.
Pranata juga berasal dari bahasa Latin instituere yang berarti
mendirikan. Kata bendanya adalah instituation yang berarti penedririan. Dalam
bahasa Indonesia instituation diartikan institusi (pranata) dan institut
(lembaga). Institusi adalah sistem norma atau aturan yang ada. Institut adalah
wujud nyata dari norma-norma.
Pranata adalah seperangkat aturan yang berkisar pada kegiatan atau
kebuthan tertentu. Pranata termasuk kebutuhan sosial. Seperangkat aturan yang
terdapat dalam pranata termasuk kebutuhan sosial yang berpedoman
kebudayaan. Pranata merupakan seperangkat aturan, bersifat abstrak.
Dalam bahasa Indonesia selain pranata sosial biasa pula digunakan
istilah sosial, lembaga sosial, lembaga kemasyarakatan dan bangunan sosial.
Perbedaan itu terjadi karena masing-masing memberi tekanan yang berbeda.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu norma sosial?
2. Bagaimana sistem pengendalian sosial?
3. Apa itu pranata keluarga?
4. Apa itu pranata ekonomi?
5. Apa itu pranata politik?
6. Apa itu pranata pendidikan?

1
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui norma sosial
2. Mengetahui sistem pengendalian sosial
3. Mengetahui pranata keluarga
4. Mengetahui pranata ekonomi
5. Mengetahui pranata politik
6. Mengetahui pranata pendidikan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Norma Sosial


Norma, yaitu aturan-aturan baku tentang perilaku yang harus dipatuhi
oleh setiap anggota suatu unit sosial sehingga ada sanksi negatif dan positif.
Norma dibangun atas nilai sosial dan norma sosial diciptakan untuk
mempertahankan nilai sosial. Norma sosial adalah kebiasaan umum yang
menjadi patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan
wilayah tertentu. Norma akan berkembang seiring dengan kesepakatan-
kesepakatan sosial masyarakatnya, sering juga disebut dengan peraturan sosial.
Norma menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani
interaksi sosialnya. Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa
individu atau suatu kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang
telah terbentuk (Anwar dan Adang, 2013:191).

Norma - norma kelompok dan norma - norma sosial tidak akan timbul
dengan sendirinya tetapi terbentuk di dalam interaksi sosial antar individu di
dalam kelompok sosial. Nilai sosial senantiasa terjadi bersamaan dengan
adanya interaksi manusia di dalam kelompok. Dengan kata lain, norma sosial
adalah hasil dari interaksi sosial antaranggota suatu kelompok. Oleh karena
norma sosial merupakan interaksi dari kelompok, maka nilai sosial sebenarnya
sama dengan norma kelompok. Pengertian norma sosial dirumuskan oleh Sherif
dalam sebagai pengertian umum yang seragam mengenai cara - cara tingkah
laku yang patut dilakukan oleh anggota kelompok apabila mereka dihadapkan
dengan situasi yang bersangkut - paut dengan kehidupan kelompok.

Norma sosial merupakan pengertian yang meliputi bermacam-macam


hasil interaksi kelompok, baik hasil - hasil interaksi dari kelompok - kelompok
yang telah lampau maupun hasil interaksi kelompok yang sedang berlangsung.

3
Termasuk semua nilai sosial, adat istiadat, tradisi, kebiasaan, konvensi, dan
lain-lain. Norma sosial adalah patokan-patokan umum mengenai tingkah laku
dan sikap individu anggota kelompok yang dikehendaki oleh kelompok
mengenai bermacam-macam hal yang berhubungan dengan kehidupan
kelompok yang melahirkan norma-norma tingkah laku dan sikap-sikap
mengenai segala situasi yang dihadapi oleh anggota-anggota kelompok.

Soetandyo Wignjosoebroto dalam menyatakan bahwa norma tidak lain


adalah konstruksi-konstruksi imajinasi. Artinya, suatu konstruksi yang hanya
ada karena dibayangkan di dalam pikiran-pikiran dan banyak dipengaruhi oleh
daya kreatif mental, namun norma-norma sebagai keharusan, yang bertujuan
merealisasikan imajinasi mental kewujud konkrit di alam kenyataan haruslah
memahami betul alam realita dan fakta. Sedangkan Soerjono Soekanto
menyatakan bahwa supaya hubungan antar manusia di dalam suatu masyarakat
terlaksana sebagaimana diharapkan, maka dirumuskan norma-norma
masyarakat. Mula-mula norma-norma tersebut terbentuk secara tidak sengaja.
Namun lamakelamaan norma-norma tersebut dibuat secara sadar. Norma-
norma yang ada di dalam masyarakat, mempunyai kekuatan mengikat yang
berbeda-beda. Ada norma yang lemah, yang sedang sampai yang terkuat daya
ikatnya.

Norma adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat


tertentu. Norma disebut pula peraturan sosial menyangkut perilaku-perilaku
yang pantas dilakukan dalam manjalani interaksi sosialnya. Keberadaan norma
dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar
bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk sejak lama. Norma
tidak boleh dilanggar. Siapa yang melanggar norma atau tidak bertingkah laku
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam norma, akan memperoleh
hukuman. Norma merupakan hasil buatan manusia sebagai makhluk sosial.
Pada awalnya, aturan dibentuk secara tidak sengaja. Lamakelamaan norma-

4
norma disusun atau dibentuk secara sadar. Norma dalam masyarakatberisi tata
tertib, aturan, petunjuk standar perilaku yang pantas atau wajar. Pada dasarnya,
norma disusun agar hubungan di antara manusia dalam masyarakat dapat
berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan. Misalnya, cara makan,
bergaul, berpakaian merupakan norma-norma yang menjadi acuan dalam
berinteraksi.

B. Sistem Pengendalian Sosial


Pada dasarnya sistem mengandung dua makna, pertama sistem sebagai
wujud benda (entitas) dan kedua sistem sebagai metode, tatacara, rencana untuk
mencapai sesuatu tujuan. Sebagai wujud benda sistem didefinisikan bermacam-
macam, ada yang mendefinisikan sebagai suatu himpunan dari bagian-bagian
atau unsur-unsur yang saling berkaitan. Sedangkan sebagai metode, tatacara,
rencana untuk mencapai sesuatu tujuan sistem diartikan sebagai cara atau
penerapan metode ilmiah untuk memecahkan sesuatu persoalan.
Namun, walaupun pengertian sistem sebagai wujud benda dan
pengertian sebagai metode, tatacara, rencana untuk mencapai sesuatu tujuan,
berbeda, namun keduanya tidak mempunyai perbedaan yang berarti, sebab
ketertiban, keteraturan dan adanya struktur merupakan hal yang mendasar bagi
keduanya.
Pengendalian, artinya kekang. Mengendalikan artinya menguasai
kendali, memegang pimpinan. Pengendalian, artinya proses, atau cara atau
perbuatan mengendalikan atau pengekangan. Dalam bidang sosial tujuan
pengendalian ini adalah (1) untuk menjaga agar tatatertib yang ada dalam
masya-rakat yang telah disepakati bersama dapat dijalankan dengan sebaik-
baiknya, (2) untuk melindungi hak asasi masyarakat dari tindakan sewenang-
wenang yang dilakukan oleh warga lain, (3) untuk menjaga kepentingan warga,
baik kepentingan sosial, ekonomi, budaya maupun lainnya, (4) untuk menjaga
kelangsungan hidup/kesatuan kelompok, (5) untuk menjaga proses

5
pembentukan kepribadian sesuai dengan keinginan kelompok, (6) untuk
menjaga agar tidak terjadi chaos dalam masyarakat. Jadi tujuan pengendalian
ini dalam tiap-tiap bidang saling berbeda. Tergantung bidang apa. Namun
secara garis besarnya tujuan akhir pengendalian ini adalah untuk ketertiban
dalam kaitan menjaga kelangsungan hidup masyarakat.
Sistem Sosial adalah suatu jaringan dimana bagian-bagian/elemen-
elemen jaringan tersebut saling pengaruh mempengaruhi secara deterministik.
Atau menurut Soleman B. Taneko (Taneko 1994:10) Sistem Sosial dapat
diartikan sebagai suatu keseluruhan dari unsur-unsur sosial yang berkaitan dan
berhubungan satu sama lain, dan saling pengaruh mempengaruhi dalam suatu
kesatuan. Namun dapat pula diartikan adalah kumpulan individu yang
terorganisir dan memiliki kepentingan bersama.
Sistem sosial dapat pula diartikan sebagai suatu perangkat peran sosial
yang berinteraksi; atau kelompok sosial yang memiliki nilai - norma - dan
tujuan yang sama. Lebih lanjut Talcott Parsons memberikan batasan tentang
sistem sosial yaitu Sistem sosial ialah proses interaksi di antara para pelaku
sosial (actor), sedangkan yang merupakan struktur sistem sosial adalah relasi
antara pera pelaku sebagaimana yang terlibat dalam proses interaksi (Garna,
1996:145-146).
Dengan demikian, sistem Pengendalian Sosial adalah cara atau
bagaimana mengendalikan masyarakat itu agar perilakunya tidak sampai
menimbulkan masalah-masalah sosial baru, yang dapat merugikan pihak-pihak
lain, atau misalnya munculnya anarki. Anarki dapat merugikan semua pihak
baik bagi pelakunya sendiri maupun bagi lingkungannya. Maka obyek atau
sasarannya adalah masalah manusia.
Cara mengendalikan masyarakat ini ada dua yaitu langsung dan tidak
langsung. Pengendalian sosial yang bersifat langsung misalnya perintah tembak
ditempat, ditangkap. Pengendalian sosial secara tidak langsung dapat pula
dibagi dua, pertama melalui lembaga-lembaga sosial yaitu bisa dengan banyak

6
mendirikan lembaga-lembaga sosial tempat masyarakat menyalurkan aspirasi
atau keinginannya, membina masyarakat melalui lembaga-lembaga yang sudah
ada misalnya melalui departemen pendidikan dan kebudayaan, melalui
organisasi kepemudaan, mensejahterakan masyarakat melalui program-
program pembangunan yang dijalankan, dan kedua melalui rekayasa-rekayasa
isu misalnya, dengan isu OTB, PKI, Subersiv dan sebagainya.
Pengendalian Sistem Sosial adalah cara mengendalikan sistem sosial-
lembaga sosial. Sasaran utama pengendaliannya adalah sistem sosial atau
lembaga sosial itu sendiri, agar dapat berfungsi sesuai dengan fungsinya dalam
kaitan mengendalikan masyarakat.
Menurut Taneko (1994:10) Sistem Sosial dapat diartikan sebagai suatu
keseluruhan dari unsur-unsur sosial yang berkaitan dan berhubungan satu sama
lain, dan saling pengaruh mempengaruhi dalam suatu kesatuan. Namun dapat
pula diartikan adalah kumpulan individu yang terorganisir dan memiliki
kepentingan bersama.
Sistem sosial ini mencakup (1) merupakan sekelompok orang plus
kegiatannya, tatacara, norma, nilai yang semuanya menerapkan satu kesatuan.
Contoh adalah keluarga (sistem sosial terkecil) (2) mempunyai batas-batas yang
dapat dibedakan dengan sistem sosial yang lain, (3) di dalamnya ada hubungan
timbal balik yang bersifat konstan (tetap). Sistem sosial dibentuk oleh manusia,
dipertahankan dan diubah atas kehendak manusia. Sistem sosial ini didukung
oleh lembaga sosial.
Menurut Margono Slamet (Taneko, 1994:32) adapun unsur-unsur
sistem sosial ini adalah (1) keluarga, (2) ekonomi, (3) pemerintahan, (4) agama
dan norma-norma, (5) pendidikan dan penerangan umum, (6) kelas masyarakat.
Sedangkan menurut Soerjono Soekanto (Taneko, 1994:33-34) unsur-unsur
pokok sistem sosial ini adalah (1) kepercayaan yang merupakan pemahaman
terhadap semua aspek alam semesta yang dianggap sebagai suatu kebenaran
mutlak, (2) perasaan dan pikiran yakni suatu keadaan jiwa manusia yang

7
menyangkut keadaan sekelilingnya baik yang bersifat alamiah maupun sosial,
(3) tujuan yang merupakan suatu cita-cita yang harus dicapai dengan cara
mengubah sesuatu atau mempertahankannya, (4) kaidah atau norma yang
merupakan pedoman untuk bersikap atau berperilaku pantas, (5) kedudukkan
dan peranan. Kedudukkan merupa-kan posisi-posisi tertentu secara vertikal,
sedangkan peranan adalah hak-hak dan kewajiban-kewajiban, baik secara
struktural maupun prosedural, (6) pengawasan yang merupakan proses yang
bertujuan untuk mengajak, mendidik atau bahkan memaksa warga masyarakat
untuk mentaati kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat,
(7) sanksi yakni persetujuan atau penolakkan terhadap perilaku tertentu,
persetujuan terhadap perilaku tertentu dinamakan sanksi posi-tip, sedangkan
penolakkan dinamakan sanksi negatif, (8) fasilitas yang merupakan sarana
untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai dan ditentukan terlebih dahulu, (9)
keserasian dan kelangsungan hidup, (10) keserasian antara kualitas hidup
dengan lingkungan. Lembaga sosial atau institusi sosial adalah suatu sistem
yang menunjukkan bahwa peranan sosial dan norma-norma saling berkaitan
guna memuaskan suatu kehendak atau fungsi sosial. Dalam lembaga sosial ini
setiap individu akan memainkan peranan yang beraneka ragam atau memiliki
peranan ganda tergantung posisinya.

C. Pengertian Pranata Keluarga


Keluarga adalah satuan kekerabatan yang sangat mendasar di
masyarakat. Satuan kekerabatan dapat disebut keluarga disebabkan adanya
perkawinan atau keturunan.
Secara lesikal keluarga adalah unit sosial terkecil yang terdiri dari orang
yang berada dalam rumah yang sekurang-kurangnya terdiri dari suami isteri.
sedangkan dalam arti normatif, keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang
terikat dalam suatu ikatan perkawinan, lalu mengerti dan merasa berdiri suatu
gabungan yang khusus dan bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk

8
kebahagiaan, kesejahteraan dan ketentraman semua anggota yang ada dalam
keluarga tersebut.
Dari uraian di atas dapat di pahami yang bahwa, keluarga adalah unit
pertama dan institusi pertama dalam masyarakat dimana hubungan-hubungan
yang terdapat didalamnya, dari situlah bisa berkembang individu dan dapat
terbentuk tahap-tahap awal proses pemasyarakatan (socialization), dan melalui
interaksi dengannya ia memperoleh pengetahuan, ketrampilan, minat, nilai-
nilai, emosi dan sikapnya dalam hidup, sehingga dengan demikian ia
memperoleh ketentraman dan ketenangan.
Asal mula dari pembentukan keluarga dalam Islam berawal dengan
terciptannya hubungan suci yang terjalin antara seorang lelaki dan perempuan
melalui ketentuan yang dilaksanakan dengan pernikahan, maka antara suami
isteri itu merupakan dua unsur utama dalam keluarga. Jadi keluarga dalam arti
sempit merupakan suatu unit sosial yang terdiri dari seorangg suami dan
seorang isteri, atau dengan kata lain keluarga adalah perkumpulan yang halal
antara seorang laki-laki dan perempuan sehingga terwujud rasa tentram dan
tuntunan agama.
Dari beberapa definisi keluarga di atas terlihat sangat beraneka ragam,
namun, definisi yang lebih mendasar mengatakan bahwa keluarga ialah
kelompok sosial yang terdiri atas dua orang atau lebih yang mempunyai ikatan
darah, perkawinan, atau adopsi. Dari berbagai definisi para ahli dapat di ambil
intisari pengertian keluarga, yaitu:
1. Keluarga merupakan kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri atas ayah,
anak, ibu dan sanak;
2. Hubungan sosial diantara anggota keluarga relatif tetap dan didasarkan atas
ikatan darah, perkawinan dan adopsi;
3. Pasangan nikah yang mempunyai anak; dan suatu orang yang entah duda
atau janda dengan beberapa anak.

9
Pranata keluarga adalah suatu sistem norma dan tata cara yang diterima
untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan yang penting dan pranata keluarga ini
juga merupakan bagian dari pranata sosial yang meliputi lingkungan keluarga
dan kerabat. Pembentukan watak dan perilaku seseorang dapat dipengaruhi
oleh pranata keluarga yang dialami dan diterapkannya sejak kecil. Bagi
masyarakat, pranata keluarga berfungsi untuk menjaga dan mempertahankan
kelangsungan hidup masyarakat.

Menurut Soenjono Soekanto, pranata keluarga merupakan sistem


norma dan tata cara yang diterima untuk menyelesaikan beberapa tugas
penting. Keluarga berperan membina anggota-anggotanya untuk beradaptasi
dengan lingkungan fisikmaupun lingkungan budaya di mana ia berada.
Bila semua anggota sudah mampuberadaptasi dengan lingkungan di mana
ia tinggal maka kehidupan masyarakat akan tercipta menjadi kehidupan yang
tenang, aman dan tenteram.

Pranata keluarga antara lain memberi hak yang sah untuk berhubungan
seksual, prokreasi dan pengasuhan anak, mengorganisasi kerja dalam rumah
tangga sesuai dengan pembagian kerja menurut jenis kelamin, dan pengalihan
hak milik dan bentuk-bentuk pewarisan lainnya. Pranata keluarga mengatur
jaringan ikatan sosial di antara individu-individu yang didasarkan pada afinitas
(yakni, perkawinan) dan konsagunitas (yakni, keterkaitan karena "darah" atau
genetik); jaringan itu digunakan untuk pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang
penting. Dari uraian yang telah disebutkan dapat disimpulkan bahwa, keluarga
merupakan kesatuan kelompok terkecil didalam masyarakat. Pranata keluarga
bertujuan mengatur manusia dalam hal melanjutkan keturunan (reproduksi).

10
D. Pranata Ekonomi
Pranata ekonomi adalah pranata sosial yang menangani masalah
kesejahteraan material, yang mengatur kegiatan atau cara berproduksi,
distribusi, dan konsumsi barang dan jasa yang diperlukan bagi kelangsungan
hidup masyarakat agar semua lapisan masyarakat mendapatkan bagian yang
semestinya.

Pranata ekonomi ada dan diadakan oleh masyarakat dalam rangka


mengatur dan membatasiperilaku ekonomi masyarakat agar dapat tercapai
keteraturan dan keadilan dalam perekonomian masyarakat. Pranata ekonomi
muncul sejak adanya interaksi manusia,yaitu sejak manusia mulai
membutuhkan barang atau jasa dari manusia lain. Bentuk paling sederhana
dari pelaksanaan pranata ekonomi adalah adanya sistem barter (tukar menukar
barang). Akan tetapi, untuk kondisi saat ini, sistem barter telah jarang
digunakan dan sulit untuk diterapkan

Fungsi pranata ekonomi yaitu :

1. Memelihara ketertiban,
2. Mencapai consensus,
3. Meningkatkan produksi ekonomi semaksimal mungkin.

Contoh dari Pranata Ekonomi adalah , bertani, industri, bank, koperasi


dan sebagainya.

E. Pranata Politik
Pranata Politik adalah peraturan-peraturan untuk memelihara tata tertib,
untuk mendamaikan pertentangan-pertentangan dan untuk memilih pemimpin
yang wibawa.
Pranata politik juga merupakan serangkaian peraturan, baik tertulis
ataupun tidaktertulis yang berfungsi mengatur semua aktivitas politik dalam

11
masyarakat atau negara. Di Indonesia, pranata politik tersusun secara hierarki,
berikut ini:
1. Pancasila
2. Undang-Undang Dasar 1945
3. Ketetapan MPR
4. Undang-Undang
5. Peraturan Pemerintah
6. Keputusan Presiden
7. Keputusan Menteri
8. Peraturan Daerah

Pranata-pranata tersebut diciptakan masyarakat Indonesia sesuai


denganjenjang kewenangannya masing-masing, dan dimaksudkan untuk
mengatur penyelenggaraan pemerintahan.

Fungsi pranata politik yaitu :

1. Melaksanakan undang-undang yang telah disahkan,


2. Melembagakan norma melalui undang-undang yang dibuat oleh lembaga
legislatif,
3. Menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi diantara warga masyarakat,
dll.

Contoh Pranata politik adalah seperti sistem hukum, sistem kekuasaan,


partai, wewenang, pemerintahan.

F. Pranata Pendidikan
Secara sederhana pendidikan dimaknai sebagai upaya untuk
melahirkan manusia terdidik, yang secara normatif bercirikan kritis, rasional,
sosial, bertaqwa, bermoral dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan.
Pendidikan sebagai salah satu pranata sosial, sudah tentu tidak bisa lepas dari
keterpengaruhan saling silang budaya. Sehubungan dengan itu, mengamati

12
dunia pendidikan tentu tidak cukup hanya dengan melihat problem internal
pendidikan, misalnya dari sudut pandang komponen pendidikan, tetapi
tidak bisa tidak, harus dengan berbagai perspektif, misalnya budaya,sosial,
ekonomi, politik, sejarah, filsafat dan sebagainya
Pranata pendidikan adalah salah satu pranata sosial dalam rangka proses
sosialisasi dan/atau enkulturasi untuk mengantarkan individu ke dalam
kehidupan bermasyarakat dan berbudaya, serta untuk menjaga kelangsungan
eksistensi masyarakat dan kebudayaannya. Melalui pranata pendidikan
sosialisasi dan/atau enkulturasi diselenggarakan oleh masyarakat, sehingga
dengan demikian eksistensi masyarakat dan kebudayaanya dapat bertahan
sekalipun individu-individu anggota masyarakatnya berganti karena terjadinya
kelahiran, kematian, dan/atau perpindahan. Tujuan pranata pendidikan ialah
memberikan ilmu pengetahuan, pendidikan sikap, dan melatih keterampilan
kepada warga agar seseorang dapat mandiri dalam mencari penghasilan.
Contohnya seperti Kegiatan Belajar Mengajar, sistem pengetahuan,
aturan, kursus, pendidikan keluarga, ngaji.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pranata sosial ialah lembaga sosial dan bangunan sosial. Walaupun
istilah yang digunakan berbeda-beda, tetapi social institution menunjuk pada
unsur-unsur yang mengatur perilaku anggota masyarakat.

Ada beberapa pranata sosial, diantaranya :

• Menurut Soenjono Soekanto, pranata keluarga merupakan sistem norma


dan tata cara yang diterima untuk menyelesaikan beberapa tugas penting.
• Pranata ekonomi adalah pranata sosial yang menangani masalah
kesejahteraan material, yang mengatur kegiatan atau cara berproduksi,
distribusi, dan konsumsi barang dan jasa yang diperlukan bagi
kelangsungan hidup masyarakat.
• Pranata politik adalah serangkaian peraturan, baik tertulis ataupun
tidaktertulis yang berfungsi mengatur semua aktivitas politik dalam
masyarakat atau negara.
• Pranata pendidikan adalah salah satu pranata sosial dalam rangka proses
sosialisasi dan/atau enkulturasi untuk mengantarkan individu ke dalam
kehidupan bermasyarakat dan berbudaya, serta untuk menjaga
kelangsungan eksistensi masyarakat dan kebudayaannya

B. Saran
Meskipun penulis menginginkan ksempurnaan dalam penyusunan
makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang
perlu penulis pebaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan
penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya. Sehingga bias
terus menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi orang
banyak.

14
DAFTAR PUSTAKA

Amin, A. (2017). Madrasah dan Pranata Sosial. At-Ta'lim: Media Informasi


Pendidikan Islam, 13(2), 183-200.
Brahmana, P. S. (2003). Sistem Pengendalian Sosial.
Ginting, E. C. IMPLEMENTASI LEMBAGA SOSIAL DAN PRANATA SOSIAL.
Hidayat, U. (2014). Politik Hukum Islam Dalam Sistem Hukum Tata Negara
Republik Islam Iran. Asy-Syari'ah, 16(2), 89-98.
Prasanti, D., & Indriani, S. S. (2017). Interaksi Sosial Anggota Komunitas LET’S
HIJRAH dalam Media Sosial Group LINE. Jurnal The Messenger, 9(2), 143-
152.
Purwaningsih, S. (2020). Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat. Alprin.

15

Anda mungkin juga menyukai