Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KONTROL SOSIAL

DALAM PENEGAKKAN HUKUM


Di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah sosiologi hukum

Dosen Pengampu : Ulfain, M.si,

Di Susun Oleh :

Andriyan Putra Pratama

Syahri Ramadhon

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH & HUKUM

INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON

Jl. Widarasari lll, Sutawinangun, Kedawung, Cirebon, Jawa Barat 4515

1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahiim
Ya Allah, hamba memuji-Mu karena Engkaulah yang menciptakan
kami, namu pujian kami jauh dari sempurna karena Engkau Dzat
sebaik-baik pemuji, juga karena hidayah dan inayah-Mu, penyusun
dapat menyelesaikan tugas makalah ini, Alhamdulillah.
Dalam kehidupan bermasyarakat hukum ada dan tumbuh pada setiap
msyarakat. Mulai dari sejak jaman dulu sampai jaman modern ini
hukum sudah menjadi bagian dari masrayakat. Dengan kata lain
hukum sudah mengatur kehidupan manusia sejak lahir sampai
meninggal dunia. Hukum mengatur semua aspek kehidupan
manusia, baik politik, sosial, ekonomi, budaya dan sebagainya.
Akhir kata, kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhoi segala urusan kita. Amin.
Cirebon, 18 Agustus 2022
Penyusun

Syahri Andriyan

DAFTAR ISI
2
Kata Pengantar ......................................................................................1

Daftar isi .................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ...............................................................................3
2. Rumusan Masalah .........................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Kontrol Sosial ……..…..................................................4
2. Jenis-jenis Kontrol Sosial ………....................................................4
3. Bentuk-bentuk Kontrol Sosial ..…………………………………… 8

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan....................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 12

BAB I
PENDAHULUAN

3
1. LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan bermasyarakat hukum ada dan tumbuh pada setiap msyarakat.
Mulai dari sejak jaman dulu sampai jaman modern ini hukum sudah menjadi bagian dari
masrayakat. Dengan kata lain hukum sudah mengatur kehidupan manusia sejak lahir
sampai meninggal dunia. Hukum mengatur semua aspek kehidupan manusia, baik
politik, sosial, ekonomi, budaya dan sebagainya.

Disi lain, prilaku masyarakat bisa di artikan sebagai sosiologi, karena secara
etimologis, sosiologi berasal dari kata latin, socius yang berarti kawan dan kata Yunani
logos yang berarti atau yang berbicara. Jadi sosiologi bisa diartikan dengan berbicara
mengenai masyarakat.Menurut pendapat Rouceke dan Warren yang mengatakan bahwa
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan manusia dengan kelompok-kelompok.
Sehingga hukum dan masyarakat tidak dapat dipisahkan, karena sosiologi memiliki
peran masyarakat terhadap hukum yang hidup dialmnya.

Dalam kehidupan bernegara hukum sangat berperan dalam menjalankan kehidupan


bermasyarakat, Prof. Dr. Satjipto rahardjo berpendapat negara hukum ada bukan untuk
negara hukum itu sendiri, melainkan untuk menjadi rumah yang membahagiakan bagi
penghuninya. Oleh karena itu hukum dapat dikatakan sebagai konsensus yang harus
diterima bersama sebagai aturan yang wajib di taati dan didukung oleh suatu kekuasaan
dalam mempengaruhi kebiasaan-kebiasaan agar selalu berada pada kondisi kesusilaan
dalam mewujudkan keserasian keselarasan dan keseimbangan dalam kehidupan
bermasyarakat.

Dewasa ini, hukum memiliki posisi yang cukup sentral. Kita dapat mencatat bahwa
hampir sebagian besar sisi dari kehidupan kita telah diatur oleh hukum, baik yang
berbentuk hukum tertulis maupun hukum yang tidak tertulis. Dengan melihat perubahan
zaman saat sekarang ini, maka perlunya untuk di pahami lebih jauh lagi

2. RUMUSAN MASALAH

Berpijak dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada
penulisan makalah ini adalah :

1. Sejauh mana hukum berperan aktif untuk menggerakkan masyarakat menuju


suatu perubahan hukum sebagai social control?

2. Bagaimana agar fungsi hukum dapat diwujudkan atau bekerja dengan baik
sehingga tujuan-tujuan hukum dapat diwujudkan.?

BAB II

PEMBAHASAN

4
1. FENOMENA KONTROL SOSIAL

Kontrol sosial merupakan metode yang digunakan untuk mencegah terjadinya


penyimpangan serta mengarahkan individu anggota masyarakat untuk bertindak sesuai
arti norma dan makna nilai sosial yang sudah ada dan terlembaga dalam masyarakat.
Sebagai makhluk sosial yang dinamis, setiap individu dalam masyarakat akan selalu
berubah dan berkembang. Individu-individu itu akan selalu berinteraksi dengan yang
lainnya sehingga menghasilkan perubahan sosial, baik itu hasil interaksi yang bersifat
kemajuan maupun kemunduran.

Perubahan-perubahan tersebut bias saja mengubah tatanan sosial yang sudah ada
sehingga menimbulkan ketakseimbangan system sosial. Individu sebagai anggota dari
organisasi, secara sadar maupun tanpa disadari memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi individu lain. Seorang individu dapat mempengaruhi teman yang ada di
dalam organisasi, dan teman tersebut akan mempengaruhi temannya yang lain baidalam
organisasi yang sama maupun dalam Organisasi yang berbeda. Tidak hanya itu, orang
lain yang ada di dalam organisasi juga dapat dipengaruhi oleh orang yang berada di luar
organisasi.

Kontrol sosial merupakan tindakan pengawasan yang dilakukan dari suatu kelompok
kepada kelompok lain guna memberikan arahan terhadap peran-peran individu atau
kelompok sebagai bagian dari anggota masyarakat agar tercipta situasi bahkan keadaan
kemasyarakatan yang sesuai dengan apa yang diharapkan.

2. Jenis- Jenis Kontrol Sosial

1. Menurut Sifatnya
Pengendalian sosial disini bisa diartikan sebagai istilah kolektif yang memiliki acuan
pada proses yang sudah direncanakan maupun belum direncanakan untuk mengajar,
membujuk, hingga memaksa seseorang untuk bisa beradaptasi dengan nilainilai serta
kebiasaan kelompok tersebut. Menurut sifatnya, pengendalian sosial terdiri dari
pengendalian sosial preventif, represif, dan kuratif.

a. Pengendalian Sosial Preventif

Jenis pengendalian sosial yang mana dilakukan dengan tujuan agar bisa mencegah
terjadinya penyimpangan sosial di dalam lingkungan masyarakat. Pengendalian
sosial ini dilakukan sebelum terjadi penyimpangan di lingkungan masyarakat.
Pengendalian preventif ini biasanya dilakukan melalui pendidikan di lingkup
keluarga, sekolah ataupun masyarakat. Misalnya saja untuk menghindari adanya
perkelahian diantara pelajar, guru dapat melakukan peringatan dan nasehat kepada
murid muridnya agarnantinya sepulang sekolah tidak diperbolehkan mampir ke
tempat-tempat umum dan langsung pulang ke rumah.

b. Pengendalian Sosial Represif

Pengendalian represif merupakan pengendalian sosial yang dilakukan oleh


masyarakat yang mana dilakukan setelah terjadi penyimpangan. Cara yang bisa

5
dilakukan adalah dengan mengambil tindakan serta menjatuhi hukuman kepada
masyarakat yang melakukan kesalahan tersebut. Hal ini bertujuan agar seseorang
tersebut bisa menyadari segala kesalahan yang telah dibuatnya dan kembali ke jalan
yang sebenarnya. Pengendalian sosial ini memang harus dilakukan dengan tegas
agar bisa memberikan efek jera bagi orang-orang yang sudah melakukannya.
Contohnya saja, pemberian hukum bagi seseorang yang terpidana dengan kasus
pembunuhan.

c. Pengendalian Sosial Kuratif

Pengendalian sosial yang bersifat kuratif merupakan pengendalian sosial yang mana
dilakukan disaat terjadinya penyimpangan sosial tersebut. Contohnya saja, seorang
guru dapat menasehati bahkan menegur siswanya yang menyontek saat ulangan
berlangsung. Hal ini bertujuan agar bisa memberikan penyadaran dari perilaku yang
dilakukan serta memberikan efek jera kepada siswa tersebut.

2. Menurut Cara atau Perlakuan

Pengendalian sosial merupakan mengontrol psikologis serta non fisik dikarenakan


adanya “tekanan mental” terhadap individu sehingga individu tersebut bisa bersikap dan bertindak
sesuai dengan penilaian yang ada di dalam kelompok.

a. Pengendalian Sosial Persuasif

Pengendalian sosial persuasif merupakan usaha pengendalian sosial yang dilakukan


dengan cara mengajak ataupun memimbing masyarakat agar bisa bertindak selaras
dengan norma dan nilai yang berlaku di dalam lingkup masyarakat. Pengendalian ini
memang memiliki kesan yang halus dan menghimbau serta lebih ditekankan pada
aspek kognitif dan afektif. Pengendalian ini benar-benar jauh dari kata paksaan dan
kekerasan. Cara ini terbilang cukup efektif jika diterapkan ke dalam lingkup
masyarakat yang cenderung tentram, aman, dan teratur dikarenakan masing-masing
masyarakat sudah mengetahui dan menyadaru norma-norma yang berlaku di dalam
masyarakat tersebut.

Contohnya saja, seorang guru menasehati murid-muridnya yang ketahuan mencuri


barang milik temannya. Guru akan berusaha untuk bisa memberi pengertian kepada
murid tersebut bahwa perbuatan yang dilakukannya tersebut merupakan perbuatan
yang tidak baik, berdosa, serta bisa merugikan diri sendiri karena dapat dikucilkan
oleh teman-teman di lingkungannya.

b. Pengendalian Sosial Koersif

Pengendalian sosial koersif merupakan usaha pengendalian sosial yang mana


dilakukan dengan cara ancaman ataupun kekerasan fisik. Jenis pengendalian sosial
ini memang biasa diterapkan kepada lingkungan masyarakat yang tidak terlalu
teratur, yang sering terjadi penyimpangan di dalam lingkungan tersebut. Penerapan
paksaan serta kekerasan fisik memang memiliki maksud tertentu agar bisa

6
menimbulkan efek jera kepada orang yang melakukannya sehingga tidak lagi
mengulangi perbuatannya tersebut.

Dapat dikatakan jika pengendalian ini merupakan cara alternatif yang paling terakhir
bila pengendalian sosial lainnya tidak mampu lagi untuk mengendalikan
penyimpangan sosial yang ada di dalam masyarakat. Contohnya saja masyarakat
yang sering main hakim sendiri kepada pencuri atau pencopet yang ditangkap oleh
massa.

3. Menurut Resmi atau Tidaknya

Pengendalian sosial merupakan semua proses dan jalan yang mana sekelompok
masyarakat atau individu, sehingga anggota di dalamnya bisa bertindak selaras dengan
kelompok atau masyarakat. Menurut resmi atau tidaknya, pengendalian sosial terdiri dari:

a. Pengendalian Sosial Resmi

Merupakan pengawasan yang dilakukan atas dasar penugasan dari badan-badan


resmi, seperti negara atau agaman. Badan resmi miliki negara yang mengawasi
ketaatan serta kepatuhan masyarakat kepada peraturan-peraturan negara seperti
UUD, ketetapan resmi negara, pelaksaan hukum pidana, keputusan resmi negara,
hukum perdata, dan lainnya. Cara pengendalian sosial ini diatur dalam peraturan
peraturan yang resmi. Lembaga atau badan yang bertugas biasanya adalah
kepolisia, kejaksaan, ataupun pengurus keagamaan.

b. Pengendalian Sosial Tidak Resmi

Jenis pengendalian sosial ini biasanya dilakukan dengan tujuan untuk memelihara
peraturan tidak resmi yang dimiliki oleh masyarakat. Dikatakan tidak resmi
dikarenakan peraturan-peraturan tersebut memang tidak memiliki rumusan yang
jelas , tidak ada hukum yang tertulis namun hanya diingatkan oleh masyarakat di
dalam lingkungan tersebut. Petugas pengawasan dari peraturan tersebut pun tidak
diangkat dengan cara yang resmi, hanya melalui kesepakatan yang dilakukan oleh
masyarakat.
Meskipun begitu, bukan berarti keefektifan dari pengawasan tersebut menjadi
berkurang. Pengawasan yang tidak resmi akan membuatnya menjadi lebih halus dan
spontan namun seringkali memberikan pengaruh yang lebih besar dan tajam.
Misalnya saja yang dilakukan di dalam keluarga, RT, asrama, paguyuban, agama,
dan lainnya. Pemimpin kelompok memang cukup efektif untuk mencegah agar tidak
terjadi penyelewengan serta menghindari masukanya pola-pola tingkah laku yang
tidak sesuai dengan pola kehidupan di dalam kelompok.

4. Menurut Pelakunya

Pengendalian sosial sendiri juga terbagi menjadi beberapa jenis menurut beberapa
kategori. Nah berikut ini beberapa jenis pengendalian sosial yang ada di dalam
masyarakat. Pengendalian sosial merupakan berbagai metode dan cara yang
digunakan masyarakat agar bisa mentertibkan anggota-anggota di dalam
kelompoknya yang membangkang.

7
a. Pengendalian Sosial Institusional

Pengendalian institusional ini merupakan pengaruh yang datang dari pola-pola


kebudayaan yang mana dimiliki oleh institusi dan lembaga tertentu. Pola-pola
kelakukan serta kaidah kaidah yang ada di dalam lembaga ini tidak hanya dapat
mengontrol anggota lembaga di dalamnya namun juga bagi masyarakat yang ada di
sekitar lembaga tersebut.

Contohnya saja, jika di daerah tersebut terdapat asrama TNI/POLRI tentu saja orang
orang yang ada di asrama tersebut akan mengikuti pola-pola serta peraturan yang
berlaku di kawasan tersebut. Mulai dari tingkah laku, bertindak, berpakaian, cara
berolahraga, mengisi waktu luang, dan lainnya semuanya berada di bawah
pengawasan asrama tersebut. Sadar atau tidak pola-pola serta peraturan seperti itu
nantinya juga akan menjalar pada masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan
tersebut.

b. Pengendalian Sosial Berpribadi

Pengendalian sosial berpribadi merupakan pengaruh yang baik ataupun buruk


datangnya dari orang-orang tertentu yang bisa mempengaruhi, dalam artian
merupakan tokoh terkenal yang bisa mempengaruhi orang lain. Misalnya saja orang-
orang terdekat anda seperti keluarga. Baik atau buruknya perilaku seseorang akan
sangat ditentukan oleh sosialisasi yang mana dialami seseorang tersebut di dalam
keluarganya.

5. Menurut Tekniknya

Namun karena adanya pengertian yang dijelaskan oleh pemerintah yang berkaitan
dengan kondisi perekonomian negara yang kurang baik. Maka nantinya masyarakat bisa
memahami serta menghentikan aksi protes tersebut sehingga keadaan bisa kembali menjadi
teratur, tenang, dan aman. Menurut tekniknya , pengendalian sosial terdiri dari:

a. Compultion

Compultion merupakan jenis pengendalian sosial yang mana dilakukan agar bisa
menciptakan kondisi serta situasi yang sedemikian rupa agar seseorang ataupun
masyarakat bisa menjadi tentram, tenang, serta damai sehingga nantinya bisa
menjadi patuh dan taat pada norma dan nilai yang berlaku. Contohnya, keputusan
pemerintah dalam menaikkan tarif dasar listrik yang mana memberikan reaksi dan
protes dari berbagai kalangan masyarakat. Bahkan terjadi aksi demonstrasi agar
kebijakan dan keputusan tersebut bisa dicabut pemerintah. Namun dengan adanya
pengertian yang diberikan oleh pemerintah, kaitannya dengan kondisi perekonomian
negara kita, maka akhirnya masyarakat memahami dan menghentikan demonstrasi,
sehingga keadaan kembali seperti semula yaitu aman, tenang, dan teratur.

b. Pervation

8
Merupakan jenis pengendalian sosial yang mana dilakukan dengan cara
menyampaikan norma dan nilai secara terus menerus dan berulang ulang kepada
individu atau masyarakat yang melakukan penyimpangan ataupun untuk mencegah
terjadinya penyimpangan dengan tujuan apa yang sudah disampaikan bisa masuk
ke dalam jiwa seseorang sehingga masyarakat dapat tersadar dan taat dengan
norma-norma yang berlaku.
3. Bentuk-Bentuk Kontrol Sosial Sosial

Pengendalian sosial merupakan sanski yang mana bentuk dari penderitaan yang
memang secara sengaja diberikan oleh anggota atau masyarakat. Ada beberapa macam
bentuk-bentuk pengendalian sosial yang ada di dalam lingkup masyarakat, antara lain
adalah:

1. Gosip

Atau yang dikenal pula dengan rumor. Gosip biasanya membahas mengenai perilaku
negatif yang dilakukan masyarakat tanpa didukung kejelasan oleh fakta-fakta yang ada.
Gosip tidak akan bisa diketahui oleh publik ataupun individu yang menjadi objek gosip
tersebut. Namun rumor ini bisa menyebar dari mulut orang ke mulut orang lainnya sehingga
semua orang di dalam lingkup tersebut mengetahui bahkan terlibat di dalam gosip tersebut.

Misalnya saja, terdapat gosip mengenai perselingkuhan yang dilakukan oleh pihak A
ke B. Gosip seperti ini memang dapat menyebar dalam waktu yang singkat. Bahkan
masyarakat yang sudah mendengar gosip tersebut akan bersikap terpengaruh dan sinis
kepada orang orang yang menjadi objek gosip.

2. Teguran

Teguran ini biasanya dilakukan oleh individu atau kelompk terhadap orang lain
ataupun sekelompok orang yang dianggap menganggu lingkungan ataupun tidak etis.
Teguran merupakan kritik sosial yang dilakukan dengan cara terbuka dan langsung
dikarenakan khawatir akan akibat yang bisa terjadi dari kesalahan yang dilakukan. Dalam
sebuah tradisi, teguran dari masyarakat memang merupakan hal yang wajar yang mana
sudah bukan gal aneh lagi.

Misalnya saja, terdapat peringatan kepada kelompok pemuda yang mana selalu
berkumpul hingga larut malam. Bahkan hingga menimbulkan kebisingan yang dapat
menganggu ketenangan serta ketrentraman warga yang sedang beristirahat. Contoh lainnya
bisa berupa peringatan dari guru terhadap siswanya yang sering tidak memperhatikan
pelajaran.
3. Sanksi atau Hukuman

Pada dasarnya sanksi ataupun hukuman merupakan hadiah dalam konteks negatif
yang mana diberikan kepada individu atau sekolompok yang terlah melakukan perilaku dan
perbuatan yang menyimpang. Misalnya saja, dilakukan pemecatan terhadap oknum polisi
yang terbukti mengkonsumsi bahkan mendistribusikan obat obatan terlarang.

9
4. Pendidikan

Merupakan usaha yang dilakukan dengan sadar oleh individu maupun kelompok
yang mana dilakukan dengan tujuan mempengaruhi seseorang ataupun kelompok agar
dapat emncapai tingkat kematangan. Melalui pendidikan pula lah orang orang mengetahui,
mengerti, memahami serta berlatih sistem norma dan nilai yang berlaku di lingkungan
masyarakat.

5. Agama

Agama memang ada untuk mengajarkan kepada seluruh manusia untuk bisa
menjaga hubungan yang baik, antara sesama manusia, dengan makhluk lainnya bahkan
antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan yang baik ini sebenarnya dapat
dibina dengan cara menjalankan segala perintah Tuhan serta menjauhi segala larangan yag
ada. Melalui agama, tentunya akan ditanamkan keyakinan bahwa segala sesuatu yang
diperintah oleh Tuhan merupakan perbuatan yang baik yang dapat memberikan manfaat
untuk anda. Sebaliknya jika anda melanggar segala larangan Tuhan maka hanya akan
membuat berdosa bahkan hingga dapat membawa bencana yang merugikan. Agama
memang memiliki peranan penting yang bisa mengendalikan tingkah laku manusia.

Nah itu tadi beberapa jenis-jenis pengendalian sosial yang mana ada di dalam
lingkup masyarakat. Tentu saja pengendalian sosial disini memiliki maksud yang baik agar
baik individu maupun kelompok masyarakat bisa mengikuti dan mentaati normanorma baik
yang berlaku di dalamnya. Semoga informasi diatas bisa bermanfaat untuk anda

10
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
a. Kontrol sosial merupakan metode yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyimpangan serta mengarahkan individu anggota masyarakat untuk
bertindak sesuai arti norma dan makna nilai sosial yang sudah ada dan
terlembaga dalam masyarakat.

b. Hukum bukan hanya undang-undang dan peraturan-peraturan hukum


saja dan/atau pengertian yang amat sempit. Karena praktek sehari-hari
oleh para pejabat hukum, seperti hakim, jaksa, polisi dan advokat adalah
hukum juga. Maka, apabila kelakuan mereka itu berubah, berarti hukum
pun sudah berubah, walaupun undang-undang dan peraturan-
peraturannya masih saja seperti dahulu.

11
DAFTAR PUSTAKA

• Henslin, James M. (2007). Essential of Sociology : A Down-to-Earth Approach


( Sosiologi dengan Pendekatan Membumi). Penerjemah: Kamanto Sunarto.

Jakarta: Penerbit Erlangga.


• Herimanto dan Winarno. (2009). Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta. PT.
Bumi Akasara.
• Horton, Paul B & Hunt,Chester L. (1992). Sociology ( Sosiologi ). Penerjemah:
Aminudin

• Ram. Jakarta: Penerbit Erlangga.


• Soerjono Soekanto. (2000). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. PT Raja
Grafindo Persada

• Grossman, Joel B. (1970), The Supreme Court and Social Change: A


preliminary inquiry, dalam Stuart Nagel., 1970, dan Grossman, MMary H. eds.
(1971), Law and Change in Modern America, Pacific Palisades, Cal.:
Goodyear, 1971.

• Soekanto, Soerjono. (1975), Berberapa Permasalahan Hukum Dalam


Kerangka Pembangunan Indonesia, Jakarta: yayasan Penerbit Universitas
Indonesia, 1975.

• Putri, Siska Elasta. 2020. Sosiologi Hukum. Batusangkar : IAIN Batusangkar Press
• Satjipto Raharjo. 2012. Ilmu Hukum. Bandung : Citra Aditya Bakti
• Putri, S. E., Damsar, D., & Alfiandi, B. (2019). PEMETAAN JARINGAN SOSIAL
• DALAM ORGANISASI: Studi Pada Distributor Tupperware Unit Simabur Indah di
Batusangkar. Jurnal Antropologi: Isu-isu Sosial Budaya, 20(2), 129143.

12

Anda mungkin juga menyukai