PENGENDALIAN SOSIAL
OLEH :KELOMPOK 7
2020
DAFTAR ISI
A. PENGERTIAN
2
A. Pengertian Pengendalian Sosial
- Pengendalian sosial menurut Peter L. Berger adalah berbagai cara yang digunakan
masyarakat untuk menertibkan anggota yang membangkang, yaitu anggota yang belum
- Menurut Soerjono Soekanto, pengendalian sosial merupakan suatu proses baik yang
direncanakan atau tidak direncanakan yang bertujuan untuk mengajak, membimbing atau
bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang
berlaku.2
- Veeger menyatakan pengendalian sosial adalah titik kelanjutan dari proses sosialisasi dan
berhubungan dengan cara serta metode yang digunakan untuk mendorong seseorang agar
berperilaku selaras dengan kehendak kelompok atau masyarakat yang jika dijalankan
secara efektif, perilaku individu akan konsisten dengan tipe perilaku yang diharapkan.3
pengendalian sosial atau kontrol sosial adalah cara-cara yang dapat dilakukan oleh
Sedangkan dari penjabaran definisi sosial diatas, dapat disimpulkan bahwa pengendalian
sosial memiliki tujuan utama sebagai keteraturan sosial karena dengan adanya
pengendalian sosial, maka penyimpangan sosial akan teredam dan akan tercapai suatu
keteraturan sosial.2
3
Proses - proses pengandalian sosial yang dilakuakan secara terus - menerus maka sacara
tidak langsung akan menyebabkan perilaku individu sesuai dengan nilai pola atau aturan
yang telah disepakati secara bersama oleh seluruh lapisan masyarakat tertentu.
bentuk, yaitu:5
1. Pengendalian sosial antara individu dan individu lainnya, dimana individu yang satu
mengawasi individu yang lainnya. Misalnya, seorang ayah yang mendidik anak-anaknya
2. Pengendalian sosial antara individu dan kelompok terjadi ketika individu mengawasi
suatu kelompok.5
3. Pengendalian sosial antara kelompok dan kelompok lainnya,terjadi ketika suatu kelompok
1. Persuasif
seseorang untuk mematuhi aturan dan norma yang ada di masyarakat. Biasanya cara ini
orang agar orang yang dipengaruhi mau melaksanakan atau tidak melaksanakan sesuatu
sesuai dengan kehendak dari pihak yang dipengaruhi, dihimbau untuk tidak melakukan
4
2. Koersif
Pengendalian ini dilaksanakan dengan kekerasan fisik atau dengan cara ancaman yang
Mengolok -olok dan perguncingan adalah kontrol sosial yang kuat didalam kelompok
primer.Pengendalian sosial juga bisa dilakukan melalui idieologi, bahasa, seni, rekreasi,
organisasi rahasia, cara - cara tanpa kekerasan, kekerasan dan teror, pengendalian
1. Sosialisasi
Proses pengendalian sosial dengan menggunakan kata-kata atau perbuatan yang dapat
2. Tekanan Sosial
Proses pengendalian sosial melalui tekanan sosial ini bisa dibilang lebih intens dibanding
dengan sosialisasi. Tekanan sosial ini dilakukan pada kelompok primer dan sekunder.4
3. Kekuatan
Proses pengendalian sosial melalui kekuatan dilakukan dengan memaksa. Kekuatan bisa
bersifat informal dan formal. Dalam kekuatan informal biasanya tidak membuat individu
menjadi taat aturan, maka dibutuhkan kekuatan formal dengan cara membuat atau
5
menerbitkan aturan hukum yang memaksa masyarakat agar menjadi patuh. Agen yang
memiliki legitimasi menerapkan kekuatan untuk kontrol sosial adalah agen yang
a. Desas-desus (Gosip)
Merupakan “kabar burung” atau “kabar angin” yang kebenarannya sulit dipercaya. Gosip
sebagai bentuk pengendalian sosial yang diyakini masyarakat mampu untuk membuat
pelaku pelanggaran sadar akan perbuatannya dan kembali pada perilaku yang sesuai
b. Teguran
Merupakan peringatan yang ditujukan pada pelaku pelanggaran. Bisa dalam wujud
lisan maupun tulisan. Tujuan teguran adalah membuat si pelaku sesegera mungkin
c. Hukuman ( Punishment)
Adalah sanksi negatif yang diberikan kepada pelaku pelanggaran tertulis maupun
tidak tertulis. Pada lembaga formal diberikan oleh Pengadilan, pada lembaga non
d. Pendidikan
yang bertanggung jawab dan berguna bagi agama, nusa dan bangsanya. Seseorang
6
yang berhasil di dunia pendidikan akan merasa kurang enak dan takut apabila
peraturan.4
e. Agama
larangan.4
f. Kekerasan Fisik
Kekerasan fisik akan dijalankan sebagai alternatif terakhir dari pengendalian sosial,
apabila alternatif lain sudah tidak dapat dilakukan. Namun banyak kejadian,
perlakuan ini terjadi tanpa melakukan bentuk pengendalian sosial lain terlebih dahulu.4
Unsur pengendalian sosial dibagi menjadi 2 yaitu unsur internal dan unsure eksternal.
Unsur internal sendiri bersifat sukarela dan lebih bergantung kepada pemahaman individu dan
sosialisasi serta lebih kepada kelompok masyarakat terkecil yaitu keluarga,sedangkan unsur
eksternal lebih menekankan pada individu dalam konteks ini dipaksa, dibimbing, diyakinkan dan
didorong untuk berperilaku sesuai dengan ketentuan-ketentuan seperti nilai dan norma
1. Kasih sayang adalah sumber kekuatan yang muncul dari hasil sosialisasi di dalam
kelompok primernya (misalnya keluarga), sehingga individu punya komitmen kuat untuk
patuh pada aturan. Kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan akan kasih sayang atau
7
rasa dicintai. Penyebab gangguan emosional, masalah perilaku dan bahkan kesehatan fisik
terbesar adalah ketiadaan cinta, tidak adanya kehangatan, hubungan kasih sayang dalam
2. Commitment atau tanggung jawab yang kuat pada aturan yang dapat memberikan
kerangka kesadaran tentang masa depan. Bentuk komitmen ini antara lain berupa
menyimpang.2
melanggar hukum.9
4. Belive atau kepercayaan, kesetian, dan kepatuhan pada norma-norma sosial atau
aturan masyarakat pada ahirnya akan tertanam pada diri seseorang dan itu berarti aturan
sosial telah self enforcing dan ekstensinya (bagi setiap indivindu) juga semakin kokoh.10
8
3. Pengendalian kekerasan (pengendalian koersif)
a. Keluarga
Sosialisasi pertama kali diajarkan dalam keluarga. Keluarga sebagai kelompok primer
yang paling pertama dicari oleh seorang anak, dari keluarga pengembangan kepribadian
anak bermula meskipun terdapat faktor pendorong perubahan dalam masa remaja. Pada
b. Lembaga adat
Adat berpengaruh terhadap kehidupan sosial masyarakat. Selama adat - istiadat serta
merta tetap bertahan maka adat - istiadat itu merupakan ikatan yang paling kuat dalam
bertolak belakang dengan norma yang ada pada masyarakat. Adat istiadat merupakan
9
Lembaga yang tugas dan fungsinya diatur dalam undang-undang seperti pengadilan,
kejaksaan, dan kepolisian memiliki peran dalam pengendalian sosial serta memberikan
mengucilkan sudah tidak efektif lagi untuk diterapkan, maka salah satu cara terbaik untuk
hukum.1
d. Lembaga Pendidikan
untuk menindak murid yang melakukan pelanggaran memberikan dampak positif bagi
kalanngan siswa lain untuk tidak melanggar tatanan nilai dan norma yang berlaku.12
e. Lembaga Keagamaan
Menyangkut sistem keyakinan dan praktek keagamaan yang telah dianut oleh masyarakat
secara luas dan diyakini kebenarannya. Lembaga keagaaman sebagai agent of social
masyarakat.12
f. Lembaga Kemasyarakatan
Lembaga pengendali sosial di tingkat paling bawah serta berhubungan langsung dengan
masyarakat. Meliputi RT, RW, LKMD (Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa), BPD
10
g. Media
Pengendali sosial dalam bentuk opini publik mengenai penilaian yang benar dan yang
salah menegenai tatanan nilai melalui media. Wujud media sebagai pengendali sosial
h. Aktivis
Penegendali sosial dalam bentuk agen pembaharu yang kritis terhadap kelompok berkuasa
seperti negara untuk diberi kritik ketika menyimpang dari tatanan nilai yang ada.4
a. Pengendalian preventif, merupakan upaya pencegahan yang dilakukan agar tidak terjadi
suatu masalah dalam kehidupan masyarakat. Salah satu usaha pengendalian preventif
adalah dilakukannya suatu proses sosialisasi. Melalui proses sosialisasi, masyarakat akan
menaati dan tidak akan melanggar hal-hal yang dapat menyebabkan munculnya suatu
masalah atau penyimpangan.2
b. Pengendalian represif, merupakan upaya pengendalian sosial yang bertujuan untuk
mengembalikan keadaan ke situasi semula setelah terjadinya suatu masalah atau
penyimpangan. Dengan pengendalian represif, masalah yang telah ada tidak akan
bertambah parah dan kemungkinan dapat dihentikan.2
Menurut Setiadi dan Kolip mengungkapkan bahwa pengendalian sosial dapat dilakukan
dengan dua teknik, yaitu:
11
b. Pervasion (Pengisian), merupakan teknik pengendalian sosial dengan cara menyampaikan
norma dan nilai sosial yang ada di masyarakat secara berulang-ulang sehingga kesadaran
masyarakat terhadap norma dan nilai sosial yang ada dapat meningkat.3
Dengan ketebalan keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka potensi untuk
melakuakan penyimpangan dari tatanan nilai yang berlaku semakin sedikit karena takut
akan dosa. Lingkungan keluarga, pendidikan, dan tokoh agama merupakan upaya dalam
b. Memberi Penghargaan
Penghargaan diberikan kepada masyarakat yang mematuhi tatanan nilai moral dengan
perbuatan baik mereka untuk selanjutnya menjadi contoh untuk masyarakat lain.
Pengahargaan tidak hanya dalam bentuk materi, namun bisa juga melalui interaksi sosial.1
Ketika terdapat individu atau kelompok masyarakat yang tidak mematuhi nilai-nilai moral
yang telah ada, biasanya dilakukan pengembangan rasa malu untuk masyarakat tersebut
penyimpangan dari nilai yang telah ada memberikan rasa takut dalam jiwa masyarakat
12
untuk menghindari perilaku yang menyimpang dan mengandung resiko apabila
dilanggar.1
e. Memberi Hukuman
Merujuk pada sistem hukum yang mengenakan sanksi yang tegas bagi pelanggarnya berupa
KTM. Selain itu, satpam yang ada di desa terbut juga memiliki peran
Parit
13
Pengendalian sosial yang dilakukan di dusun perigi parit mengenai
larangan merokok pada remaja awal dilakukan dengan tiga cara yaitu
Yang kedua, yaitu dengan cara represif dimana di dalam cara ini yang
berperan adalah tokoh masyarakat dan orang tua. Ini dilakukan dengan
secara lisan. Yang ketiga, dengan cara kuratif. Cara ini dilakukan
Tb paru tidak salah paham. Karena penyakit TB paru banyak yang tidak
14
mengalami stres yang bisa menyebabkan tidak sembuhnya penyakit
TB paru.15
DAFTAR PUSTAKA
3. Elly M. Setiadi, Usman Kolip. Pengantar Sosiologi. 2010. Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup.
4. Cahyo, K dkk. Sosiologi Antropologi Kesehatan. 2020. Semarang : FKM UNDIP PRESS
sosiologi.Solo.Bina Aksara.1984
8. Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, jilid 1 (edisi terjemahan
Indonesia
10. Bagong, Suyanto & Narwoko, Dwi (2010) Sosiologi: Teks Pengantar & Terapan.
Universitas Airlangga
11. Cohen, Bruce J. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Terjemahan oleh Simamora.
15
12. Kurniawati, DPY. Analisa Sistem Sosial (Sosiologi Kesehatan). 2016. Program Studi
14. Zulfikri. Analisis pengendalian sosial perilaku merokok pada remaja awal di
15. Widiastuti, Retno & dkk. Peran keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang menderita tuberkulosis paru di wilayah kerja puskesmas
wirobrajan Yogyakarta. 2009. Program studi ilmu keperawatan : sekolah
tinggi ilmu kesehatan `Aisyiyah Yogyakarta.
16
17