TINJAUAN PUSTAKA
dengan nilai dan norma - norma sosial agar kehidupan masyarakat dapat berjalan
dengan tertib dan teratur. Berger dalam Kamanto (1993 : 65) mengartikan
yang membangkang, tetapi proses - proses yang dapat kita klasifikasikan sebagai
pengendalian sosial adalah titik kelanjutan dari proses sosialisasi dan berhubungan
dengan cara dan metode yang digunakan untuk mendorong seseorang agar
dijalankan secara efektif, perilaku individu akan konsisten dengan tipe perilaku
yang diharapkan.
menerus maka sacara tidak langsung akan menyebabkan perilaku individu sesuai
dengan nilai - nilai dan pola - pola atau aturan - aturan yang telah disepakati
yang satu mengawasi individu yang lainnya. Misalnya, seorang ayah yang
oleh para anak - anak remaja. Oleh karena itu pengendalian sosial harus
merupakan hasil dari kekosongan kontrol atau pengendalian sosial. Teori ini
dibangun atas dasar pandangan bahwa setiap manusia cendrung untuk tidak patuh
pada hukum atau memiliki dorongan untuk melakukan pelanggaran hukum. Oleh
sebab itu para ahli teori kontrol menilai perilaku menyimpang adalah konsekuensi
Salah satu ahli yang mengembangkan teori ini adalah Hirschi dalam
i. Bahwa berbagai bentuk pengingkaran terhadap aturan - aturan sosial adalah akibat
individu agar tetap conform, seperti keluarga, sekolah atau institusi pendidikan
iii. Setip individu seharusnya belajar untuk conform dan tidak melakukan tindakan
lebih ada empat unsur utama didalam kontrol sosial internal, yaitu attachement
perilaku individu.
Attachement atau kasih sayang adalah sumber kekuatan yang muncul dari
individu punya komitmen kuat untuk patuh pada aturan. Terkait dengan kasih
bahwa salah satu kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan akan kasih sayang
gangguan emosional, masalah perilaku dan bahkan kesehatan fisik terbesar adalah
ketiadaan cinta, yakni tidak adanya kehangatan, hubungan kasih sayang dalam
satu lingkungan asosiasi yang intim. Sejalan dengan yang dijelaskan oleh Formm
masa depan anak dengan pada ketertiban belaka, maka hal ini akan menimbulkan
berdasarkan kasih sayang yang diberikan secara langsung dan tidak diwakilkan
pada kerabat atau bahkan mungkin pada pembantu. Penelitian serupa, Eggan dan
Dai dalam Horton dan Hunt (1996 : 98) menunjukkan bahwa suasana mesra dan
penuh kasih sayang dalam dunia yang hangat dan aman ternyata sangat
Commitment atau tanggung jawab yang kuat pada aturan yang dapat
memberikan kerangka kesadaran tentang masa depan. Bentuk komitmen ini antara
lain berupa kesadaran bahwa masa depannya akan suram apabila ia melakukan
tanggung jawab pada dirinya sendiri dan keluarganya tidak akan membuat
semakin tinggi tingkat kesadaran akan salah satu lembaga kemasyarakatan, seperti
gereja, sekolah, dan organisasi setempat, maka semakin kecil pula kemungkinan
baginya untuk melakukan penyimpangan. Sejalan dengan diatas, Friday dan Hage
dalam Horton dan Hunt (1996 : 204) menyatakan “jika para remaja memiliki
maka mereka akan terbina untuk mematuhi norma - norma yang dominan.
atau aturan masyarakat pada ahirnya akan tertanam pada diri seseorang dan itu
berarti aturan sosial telah self enforcing dan ekstensinya (bagi setiap indivindu)
juga semakin kokoh (Bagong, 2004 : 109 - 116). Reckless dalam Henslin (2006 :
154) mendefenisikan bahwa Belive dalam hal ini adalah adanya keyakinan
terhadap tindakan moral tersebut salah. Sehingga dengan adanya perasaan yang
berkurang. Di lain pihak, Horton dan Hunt (1996 : 202) juga mengatakan bahwa
kepercayaan dalam hal ini mengacu pada norma yang dihayati; semakin kuat
penyimpangan. Contoh, seorang anak remaja tidak akan ikut bergabung dengan
kelompok Geng Motor dan melakukan tindakan anarkis apabila dia mempunyai
kesadaran dan keyakinan bahwa tindakan - tindakan yang dilakukan oleh Geng
Motor itu adalah suatu tindakan yang menyimpang dari nilai - nilai dan moral
masyarakat.
Menurut sosiolog, Gottfreson dan Hirschi dalam Henslin (2006 : 154) teori
tentang kontrol sosial dapat diringkas sebagai pengandalian diri. Kunci kearah
berkaitan erat. Pada taraf pribadi, pengendalian sosial mengacu pada usaha untuk
Dengan demikian, dari sudut pandang tersebut, pengendalian sosial mengacu pada
dan berasal dari pengendalian diri. Oleh karena itu harus ada pembedaan antara
diakui.
Horton dan Hunt (1996 : 206) Teori pemberian cap (lebeling theory)
terhadap orang itu dan jaring - jaringan hubungannya. Hal tersebut mendesak
seseorang atau kelompok secara berulang - ulang bukan menjadi kebiasaan yang
secara umum tidak bisa ditoleransi oleh masyarakat) sehingga seluruh gaya hidup
Sejalan dengan, Horton dan Hunt, Henslin (2006 : 155 - 156) menjelaskan
bahwa teori pemberian lebel (lebeling theory), yang menempatkan fokus pada
signifikasi lebel (nama, reputasi) yang diberikan kepada kita. Lebih cendrung
menjadi bagian dari konsep diri kita dan membantu kita ke jalur yang mendorong
melawan upaya pemberian lebel pada kita sebagai penyimpang, namun ada orang-
Salah satu contoh yang merangkul penyimpangan ialah Geng Sepeda Motor.
nampak “kotor, jahat, dan pada umumnya tidak disukai” dan memperoleh
umumnya hanyalah untuk melayani mereka terutama dalam hal seks. Para
pengendara motor pelanggar hukum tersebut pun menganggap diri mereka sebagai
tidak lazim.
diartikan sebagai ganjaran (reward). Tak ada sesuatu yang melekat dalam obyek
yang dapat menimbulkan ganjaran. Suatu perilaku tidak akan diulagi apabila tidak
ganjaran yang tidak membawa pengaruh terhadap aktor tidak akan diulang
Makanan dapat dinyatakan sebagai ganjaran umum dalam masyarakat. Tapi bila
seseorang tidak lapar maka tidak akan diulang. Lalu apakah sebenarnya yang
perulangan tingkah laku? bila aktor telah kehabisan makanan, maka ia akan lapar
dan makanan akan berfungsi sebagai pemaksa. Sebaliknya bila ia baru saja
Berbeda dengan pandangan Skinner, Lewis dan Smith dalam Ritzer dan
menjadi dua basis, yaitu: Behaviorisme sosial yang dikembangkan oleh Herbert
stimuli dipakai dan respon dipancarkan. Mead mengakui arti penting perilaku
yang dapat diamati, tetapi dia juga merasa bahwa ada aspek tersembunyi dari
pada rangsangan (stimulus) dan tanggapan (response). Tetapi stimulus disini tidak
Ritzer dan Goodman (2008 : 274 - 276) mengindetifikasi empat basis dan tahap
meliputi “stimulasi/ rangsangan spontan yang berhubungan dengan alat indra” dan
rangsangan itu. Contoh, rasa puas adalah contoh dari Impuls. Anggota Geng
Motor yang merasa puas bila tindakan atau perilaku mereka dapat mengundang
perhatian banyak masyarakat. Atau bisa juga seseorang yang banyak bergaul
dengan teman - temannya yang sebagian besar adalah anggota Geng Motor,
berhubungan dengan implus. Persepsi ini melibatkan rangsangan yang baru masuk
maupun citra mental yang ditimbulkannya. Aktor tidak secara spontan menilainya
melalui bayangan mental. Manusia tidak hanya tunduk pada rangsangan dari luar,
mereka juga secara aktif memilih ciri - ciri rangsangan mungkin mempunyai
beberapa dimensi dan aktor mampu memilih diantaranya. Contoh, dalam hal ini
rasa bangga, puas dan dorongan diri untuk bergabung dengan sebuah kelompok
sosial seperti Geng Motor dan dengan adanya dukungan sarana (sepeda motor)
ahirnya aktor berhadapan dengan banyak rangsangan yang ahirnya aktor dengan
berkenaan dengan objek Geng Motor tersebut. Seperti misalnya, apabila salah satu
untuk melakukan hal yang sama dengan anggota Geng Motor tersebut.
2.3.1. Keluarga
kelompok primer (primary group) yang pertama dari seorang anak dan dari situlah
sudah diarahkan dan terbentuk. Survei yang dilakukan oleh Yankelovich, dkk
dalam Horton dan Hunt (1996 : 104) menunjukkan bahwa sekalipun terdapat
dorongan yang kuat untuk suatu perubahan dikalangan remaja masa kini, namun
pada dasarnya mereka dapat menyetujui nilai-nilai dasar orang tua mereka.
2.3.2. Adat
Kalau hukum selalu dibentuk dan ditegakkan, maka adat - istiadat merupakan tata
cara yang berangsur - angsur muncul tanpa adanya suatu keputusan resmi maupun
bersifat mutual dan adat - istiadat sekaligus bersifat demokratis maupun totaliter.
Hal ini bersifat demokratis oleh karena dibuat oleh kelompok, setiap orang
terhadapnya, dan hal itu dapat ditafsirkan menurut perkembangan yang terjadi.
kehidupan manusia. Sehingga selama adat - istiadat serta merta tetap bertahan
maka adat - istiadat itu merupakan ikatan yang paling kuat dalam membentuk
suatu tertib sosial (Soekanto, 1985 : 112 - 113). Sejalan dengan Soekanto, Reucek
dalam Soekanto (1987 : 11) mengatakan bahwa, di masyarakat yang statis, adat -
dan kepolisian. Lembaga ini secara formal tugas dan fungsinya diatur dalam
undang - undang. Namun, apabila kita cermati tugas dan fungsinya ternyata
bahwa, “hukum adalah rangkaian peraturan mengenai tingkah laku orang - orang
manusia atau badan - badan, baik badan hukum maupun bukan sebagai anggota
efektif lagi diterapkan maka salah satu cara terbaik utuk mengendalikan dan
terhadap semua jajaran dalam pendidikan itu. Nasution (2010 : 18) mancatatat
murid - murid. Bila anak - anak melanggar peraturan, guru - guru dapat
mengulanginya lagi.
yang penting dari masyarakat yang telah dilakukan dan dirumuskan serta dianut
secara luas dan dipandang sebagai perlu dan benar (Horton dan Hunt, 1996 : 304).
Lembaga keagamaan sering kali diyakin oleh masyarakat sebagai agent of social
agama itu sendiri adalah nilai - nilai dan moral yang nilai - nilainya juga diadopsi
oleh hukum dalam membuat suatu peraturan - peraturan tertentu dalam mengatasi
banyaknya perilaku menyimpang di masyarakat. Hal ini dapat kita lihat contohnya
dalam agama kristen, dimana dalam agama kristen telah jelas memiliki nilai - nilai
dan norma beserta doktrin - doktrinnya yang sangat menentang tentang adanya
lembaga kontrol
k sosiial di tingkkatan paling
g bawah. Melalui
M tokooh - tokoh yang
sosial kem
masyarakataan sebagaiaan besar disselesaikan oleh
o masyaarakat itu seendiri
(Wahyuni, 2004).
Keluarga
Agent ko
ontrol sosial
Agama
Penegak H
Hukum
Pendidikan
Lembaga
Kemasyarakatan
Adat, tokoh y
yang dituakan,
media massa dll
Skema
S 2. 1. Konsep Ag
gen Kontroll Sosial
2.4. Peengendalian
n Sosial Berrdasarkan Caranya
Beerdasarkan caranya
c penngendalian sosial
s dapatt dibagi mennjadi dua bagian
b
Bagong, Wahyuni
W (20
004), Hortoon dan Huntt (1996 : 18
88), Bergerr dalam Wah
hyuni
(2004)], yaitu:
y
Caara persuasif
if dilaksanakkan dengan
n membujuk
k dan mengaajak secara halus
98). Secara lebih detail, Setiadi dan Kolip (2010 : 264) mendefenisikan bahwa
sekelompok orang agar orang yang dipengaruhi mau melaksanakan atau tidak
mempengaruhi.
Cara ini dilaksanakan dengan kekerasan fisik atau dengan cara ancaman.
diungkapakan oleh, Backman dalam Horton dan Hunt (1996 : 188) yang
penjaga keamanan diberi pakaian seragam yang memberi kesan resmi. Dilain
coercive lebih sering digunakan pada masyarakat yang mengalami perubahan. Hal
ini disebabkan karena dalam kondisi berubah, pengendalian soisial juga dapat
kaidah yang lama. Sementara itu, Berger dalam Bagong (2004 : 147), menyatakan
bahwa di berbagai komunitas cara - cara kekerasan dapat digunakan secara resmi
Misalnya, sering kali secara terpaksa dibubarkan dan dibatasi oleh aparat petugas
dengan cara kekerasan, seperti melempar gas air mata atau membubarkan massa
yang berlaku.
Dari kedua cara diatas menurut Soekanto (1990 : 206), cara mana yang
adalah tergantung pada situasi yang dihadapi dan tujuan yang hendak dicapai.
Jangka waktu juga menjadi hal yang sangat penting dalam penyelesaian,
masyarakat.
Metode kontrol sosial bervariasi menurut tujuan dan sifat kelompok yang
melalui idieologi, bahasa, seni, rekreasi, organisasi rahasia, cara - cara tanpa
sosial.
pada dasarnya bisa dijalankan melalui institusi atau tidak, ada yang dilakukan
secara lisan dan secara simbolis, ada yang dilakukan secara kekerasan, ada yang
imbalan, serta ada yang bersifat formal dan ada yang bersifat informal.
Didalam kelompok primer atau komunitas yang relatif akrab dimana satu
sama lain saling kenal secara personal, mekanisme kontrol umumnya dilakukan
dengan cara langsung oleh anggota komunitas itu sendiri secara keseluruhan.
anggota masyarakat saling acuh, individualis, dan rata - rata bersikap tidak mau
mencampuri urusan orang lain, didaerah pedesaan yang masih tradisional nyaris
apapun tindakan dan tingkah laku yang dilakukan oleh anggota warga masyarakat
akan ketahuan oleh semua warga yang ada. Jika ada suami istri yang mencoba
selingkuh atau menyeleweng, niscaya kesempatan ke arah itu relatif kecil karena
semua warga desa itu pasti akan semua tau dan akan memperjuangkannya .
Sejalan dengan yang diungkapkan oleh Seokanto, Berger dalam Wahyuni (2004)
mengatakan bahwa mengolok - olok dan perguncingan adalah kontrol sosial yang
kuat didalam kelompok primer. Disamping itu, mekanisme yang telah efektif
untuk menegakkan tertib sosial didalam komunitas primer adalah moralitas, adat -
istiadat, dan tata sopan santun. Seseorang yang dinilai sering bersikap tidak sopan,
biasanya jarang diundang ke dalam berbagai pertemuan warga desa. Disisi lain
jika ada seseorang bertindak amoral, seperti berzinah maka dia bukan saja
dikucilkan, tetapi tak jarang juga akan diberikan sanksi yang betul - betul
memalukan sehingga membuat orang lain yang mau berbuat demikian akan
orang untuk mengubah sikapnya yang menyimpang dan secara tidak langsung
kembali patuh pada nilai dan norma - norma sosial. Dalam hal ini seseorang atau
suatu kelompok tertentu akan merasa dipaksa oleh faktor faktor eksternal untuk
memberikan tugas agar para siswanya mengumpulkan tepat waktu, maka guru
menentukan batas waktu tertentu jika terlambat, maka hasil tugasnya tidak
Terkait dengan kedua cara diatas menurut, Soekanto (1990 : 207) alat yang
digunakan dengan teknik ini berbagai macam. Suatu alat tertentu mungkin saja
akan efektif bila diterapkan dalam suatu masyarakat yang bersahaja. Akan tetapi,
hampir tidak mungkin digunakan pada masyarakat yang telah rumit susunannya.
seterusnya.
gangguan pada keserasian antara kepastian dan keadilan. Usaha - usaha preventif,
Sejalan dengan Soekanto, Horton dan Hunt (1996 : 178) menyatakan bahwa
nilai, dan hal - hal yang tabu dalam masyarakatnya. Menginternalisasikan hal
penuh akan menerapkan nilai tersebut meskipun tidak ada seorang pun yang,
dikembalikan lagi agar situasi sosial menjadi normal, yaitu situasi dimana
penyimpanan ganja.
(Kolip, 2010)
keluarga adalah untuk meletakkan dasar norma bagi anak dan untuk
masyarakat dan sekolah. Mempertebal keyakinan pada norma ini juga dapat
sosial diantaranya : (1) melalui pendidikan, (2) sugesti sosial, dan (3)
supaya mereka tetap berbuat baik dan selanjutnya menjadi contoh bagi warga
selanjutnya.
norma akan mendapat celaan dari warga masyarakat dan hal ini akan
dengan begitu pelaku penyimpang juga akan merasa malu dan merubah
perilakunya.
e. Memberlakukan hukuman yang merajuk pada sistem hukum yang ada dengan
pidana akan menerima hukuman pidana yaitu dalam bentuk hukuman penjara,
adalah suatu kesatuan sosial yang terdiri atas dua atau lebih individu yang telah
mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur sehingga diantara
individu sudah terdapat pembagian tugas, struktur dan norma - norma tertentu
yang khas bagi kesatuan sosial tersebut. Jadi kelompok sosial dapat terdiri atas
hanya dua individu seperti suami istri dan dapat pula ratusan orang - orang dengan
syarat telah terjadi interaksi sosial diantara mereka. Sejalan dengan yang
merupakan suatu gejala yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena
sebagian besar kegiatan manusia berlangsung didalamnya. Hal yang serupa juga
diungkapkan oleh Seokanto (1990 : 116) bahwa, semua manusia pada awalnya
- anggota keluarga tadi selalu menyebar, pada waktu tertentu meraka pasti akan
diantaranya adalah:
sengaja dibuat oleh anggota - anggotanya untuk ditaati serta untuk mengatur
hierarki diantara anggota kelompok oleh karena terdapat pembatasan tugas dan
pemerintah, persatuan sarjana - sarjana dari suatu perguruan tinggi tertentu, dan
lain - lainya.
terbentuk karena pertemuan yang berulang kali dan itu menjadi dasar bagi
tidak resmi serta tidak mempunyai struktur dan organisasi yang pasti, jadi
kelompok ini tidak didukung oleh peraturan - peraturan anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga secara tertulis. Biasanya kelompok ini terbentuk atas
anggotanya.
sama. Karena tidak mengenal peraturan tertulis, maka loyalitas anggota pada
anggota kelompok lain besar sekali, para anggotanya mengenal secara pribadi
dan sering bertemu muka dengan anggota lainnya. Contoh, clique yang
merupakan suatu kelompok kecil tanpa struktur formal yang sering timbul
2.8. Geng
Istilah geng umumnya dipakai untuk kelompok yang lebih besar dan
terbatas pada kelompok yang kecil. Defenisi tentang geng sangat jelas identik
dengan kehidupan berkelompok. Hanya saja geng memang memiliki makna yang
sedemikian negatif. Geng bukan sekedar kumpulan remaja yang bersifat informal.
Geng dalam bahasa inggris adalah sebuah kelompok penjahat yang terorganisasi
secara rapi. Dalam sebuah konsep yang moderat, geng merupakan sebuah
kelompok kaum muda yang pergi secara bersama - sama dan sering kali
memahami atau sengaja tidak sudi untuk menyepakati aturan - aturan budaya,
yang terbentuk dalam suatu geng - geng atau gerombolan - gerombolan anak
muda, fokusnya bukan lagi pelanggaran individu tetapi sudah terhadap kelompok
sebagai keseluruhan dalam arti bahwa kolektifitas itu dipandang sebagai suatu
semata - mata.
dikemukakan diatas maka dapat dijelaskan bahwa Geng Motor adalah salah satu
contoh dari sekian banyak kelompok sosial, dimana anggotanya terdiri dari orang
- orang yang memiliki kecintaan terhadap motor atau balap motor dan biasanya
anggotanya terdiri dari kebanyakan dari laki - laki remaja, diikat oleh persamaan
di jalan, dan bahkan baru - baru ini ada yang sampai membunuh. Ahirnya
Geng Motor yang dulunya dimata masyarakat adalah kelompok sosial yang sering
disebut sebagai Club Motor sekarang berubah menjadi kelompok sosial informal
Preventive (seebelum terjadi So
osioalisasi, penggawasan
penyimpangaan)
Membujuk, men
M ngajak,
Persuasif
memberikan imb
m balan,
menertawakan,
m
Represif (sesuudah terjadi Deviasi, membuaat
penyimpangaan) prraturan, membberikan
ki t
Coersive (pakksaan, Memukul, meng
M ghakimi
kekerasan fisiik) se
endiri, menembbak gas air
Skema
S 2. 2. Konsep Peengendalian
n Sosial
Secara umum
m perilaku menyimpan
ng dapat diartikan
d tinngkah laku
u dari
dimana tinngkah laku itu melangggar dan diianggap meenyimpang dari nilai - nilai
tindakan yang
y kan orang, melainkan konsekuenssi dari adanyya peraturan dan
dilakuk
tersebut. Penyimpang
P g dinyatakaan sebagai suatu
gan adalahh setiap perrilaku yang
pelanggaraan terhadap
p norma - nnorma kelom
mpok masy
yarakat. Dilaain pihak, Coser
C
dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi. Berbeda halnya
dengan yang diugkapkan oleh Becker. Maka, Clinard dan Mainer (1989 : 4 - 7)
yang paling umum dalam pembicaraan awam. Adapun yang dimaksud dengan
penyimpangan secara statistikal adalah segala perilaku yang bertolak dari suatu
tindakan yang bukan rata - rata atau perilaku yang jarang atau tidak sering
melakukan cara - cara tindakan yang benar. Defenisi ini sulit untuk diterima
berasal dari kaum absolutis ini berangkat dari aturan - aturan sosial yang dianggap
sebagai suatu yang mutlak atau jelas dan nyata, sudah ada sejak dulu, serta
berasumsi bahwa aturan - aturan dasar dari suatu masyarakat adalah jelas dan
menyimpang dan bukan. Itu karena standar atau ukuran dari suatu perilaku yang
dianggap conform sudah ditentukan terlebih dahulu, begitu juga apa yang disebut
setiap orang bertindak dan berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang
dianggap benar dan jauh dari perilaku yang dianggap meyimpang. Contoh
pada masyarakat yang masih memegang teguh adat istiadat serta nilai - nilai
tradisional. Kehidupan gotong - royong dan saling membantu masih sangat kental
di lingkungan pedesaan. Apabila ada salah satu ada warga yang tidak mau
ada hajatan atau kerja bakti, maka dapat dipastikan ia akan dicap menyimpang
berkenaan dengan reaksi masyarakat atau agen kontrol sosial terhadap tindakan
yang dilakukan seseorang. Artinya apabila reaksi dari masyarakat atau agen
kontrol sosial dan kemudian mereka memberi cap atau tanda (lebeling) terhadap si
pelaku, maka perilaku itu telah dicap menyimpang, demikian juga si pelaku
dikatakan menyimpang. Menurut, Becker dalam Clinard dan Meiner (1989 : 5),
penyimpangan adalah suatu akibat yang kepada siapa cap itu telah berhasil,
atau orang lain telah memberi cap kepadanya. Dengan demikian apa yang
menyimpang dan apa yang tidak tergantung dari ketetapan - ketetapan (reaksi-
bahwa penyimpangan adalah suatu pelanggaran dari suatu norma sosial. Norma
1. Tindakan yang non conform yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan
itu antara lain; menarik diri dari pergaulan, tidak mau berteman,
sebagainya.
keselamatan orang lain. Tindakan yang sering kita temui itu misalnya;
maupun yang tidak karena tidak dilaporan oleh masyarakat, tapi nyata