Anda di halaman 1dari 3

TUGAS UAS PENGANTAR ILMU SOSIAL

Dosen Pengampu : La Here Kaharfin, S.I.Kom., M.I.Kom.

Disusun

Oleh :

Hidayatullah Zakaria (291423084)

Teori-teori Fungsi Sosial


A. Teori Anomie
Konsep teori anomie yang dikemukakan oleh Robert K. Merton yaitu teori
ketegangan, menurutnya kejahatan muncul apabila individu tidak dapat mencapai
tujuannya melalui saluran-saluran legal. Individu menjadi frustrasi dan mencoba
mencapai tujuan melalui saluran-saluran yang ilegal atau menarik diri dari pergaulan
sosial karena kemarahannya (Agnew, 1991:273). Menurut Merton, kesuksesan
negara selalu diukur dari kemampuan masyarakat dalam mencapai penghidupan dan
kepemilikan material karena negara telah memberikan kesempatan dan perlakuan
secara adil dan merata pada seluruh warga negara sehingga masyarakat dapat
memiliki kehidupan yang layak, seperti rumah yang nyaman, memiliki stratifikasi
sosial yang tinggi. Kenyataannya tidak semua anggota masyarakat mencapai harapan
negara sehingga terjadinya keputusasaan dan anomie. Kelompok anomie akan
menolak nilai-nilai tradisional melalui saluran-saluran ilegal karena mereka tidak
dapat menggunakan cara-cara legal sehingga terjadi kejahatan. Hal itu terjadi karena
mereka tidak memperoleh sarana dan kesempatan untuk mencapai tujuan budaya
menurut kelas dan kedudukan sosial. Ketidakmerataan penyebaran sarana dan
kesempatan belum dapat dikatakan cukup untuk munculnya keadaan frustrasi.
Keadaan frustrasi akan timbul jika seseorang tidak memperoleh sarana dan
kesempatan dalam mencapai tujuan budaya terutama pada kelompok masyarakat
yang mencanangkan kesempatan yang sama bagi semua warga untuk mencapai
tujuan budaya. Kebudayaan dari masyarakat menekankan pada tujuan yang bersifat
material. Biasanya dalam suatu masyarakat mengharapkan semua anggotanya patuh
kepada struktur kelas dan di setiap kelas mempunyai aspirasi sendiri yang sesuai
dengan budaya mereka sehingga frustrasi tidak mungkin terjadi. Menurut Merton,
ketidakselarasan yang mencolok dapat mengakibatkan frustrasi di kalangan
masyarakat tertentu dan akibatnya ikatan yang kuat di antara kelompok menjadi
terlepas terutama pada tujuan budaya dan cara-cara yang telah melembaga di dalam
kebudayaan tersebut. Keadaan demikian dinamakan anomie, karena anggota
masyarakat akan menyelesaikan masalah mereka dengan cara-cara yang
menyimpang dari norma-norma yang telah berlaku selama ini.

B. Teori Belajar/ Sosialisasi


Teori belajar sosial adalah teori belajar yang mengedepankan perubahan perilaku
melalui proses pengamatan. Teori ini menganggap bahwa harus ada pemodelan yang
nantinya bisa dijadikan pengamatan oleh individu yang sedang belajar. Itulah
mengapa teori sosial sama dengan teori pemodelan. Sebenarnya, teori belajar ini
merupakan bentuk pengembangan dari teori belajar behavioristik, di mana tujuan
utamanya menekankan pada perubahan perilaku. Di antara beberapa teori belajar
lain, teori ini tergolong masih baru, yaitu dikembangkan pada tahun 1986 oleh Albert
Bandura, sehingga biasa disebut teori belajar sosial Bandura.

C. Teori Kontrol Sosial

Teori kontrol sosial dengan-cara sederhana merupakan suatu usaha untuk menerangkan
sikap kenakalan remaja & bukan tindak kejahatan yg dikerjakan oleh orang cukup umur.
Dalam fase masa muda banyak hal yg ingin dimengerti & di cobaoleh kaum sebagai saran
eksperimen & menambah pengetahuan akan dunia yg sedang dialami. Hal-hal baru yg
ingin diketahuai remaja,kadang kala menuntunnyapada arah perilaku yg kurang sesuai
dgn norm-norma sosial yang berlaku dlm masyarakat. Adanya perilaku menyimpang dlm
kehidupan yg disebabkan oleh bermacam-macam factor yg melatarbelakanginya.
Berkurangnya intensitas komunikasi serta pendekatan keluarga terhadap anaknya,
sehingga menyebabkan keterlepasan anak tehadap figur, orientasi & referensi dlm
pembentukan kepribadiannya di lingkungan keluarga maupun di lingkungan sekolahnya.
Kepribadian-kepribadian yg terbentuk dlm dunia sosialnya ini, kelak akan menentukan &
berpenaruh besar terhadap karirnya & akan menjadi kebiasaan dlm hidupnya. Dalam
upaya persuasive untuk mengatasi kenakalan yg berimbas pada perilaku menyimpang.
Disini telah ditawarkan beberapa teori yg mungkin bisa dipraktekkan untuk menangkal
terjadinya sikap menyimpang dikalangan remaja, Teori kendali sosial terbagi menjadi
empat elemen Menurut F. Ivan Nye diantaranya:

1. Kontrol pribadi yg diberikan tanpa mempergunakan alat pembatas & aturan


(Direct kendali imposedfrom without by means of restriction and
punisment);
2. Kontrol internalisasi yg dikerjakan dr dlm diri dengan-cara sadar (Internalized
kontrol exercised from within through conscience);
3. Kontrol tak langsung yg bekerjasama dgn pengenalan [identifikasi] yg besar
lengan berkuasa dgn orangtua & orang-orang yg bukan pelaku kriminal yang
lain (Indirect kontrol related to affectional identification with parent and
other non-criminal persons);
4. Ketersediaan fasilitas -sarana & nilai-nilai alternatif untuk meraih tujuan
(Availability of alternative to goal and values).
Dalam kontrol sosial ada pula elemen-elemen perhiasan yg mesti diperhatikan yaitu
Kasih sayang (Attachment). Kasih sayang merupakan bentuk kesanggupan manusia
untuk turit serta melibatkan dirinya kepada orang-orang disekelilingnya.
Jika kasih sayang sudah tebentuk, diharapakan seseorang akan bisa menjadi orang
perasa (peka) kepada perasaan kehendak, bahkan asumsi orang lain.

D. Teori Konflik Sosial

Teori konflik social menurut Max Weber lebih melibatkan bahwa konflik yang terjadi di
Masyarakat tidak dapat dihindari karena Masyarakat bergerak secara dinamis bukan statis.
Sehingga terjadinya konflik mampu memainkan peranan sosisal yang positif, alasannya
karena mampu memupuk rasa persatuan.

Anda mungkin juga menyukai