Anda di halaman 1dari 2

NAMA : RENDI SATRIO

NIM : 048392024
PROGRAM STUDI : Ilmu Hukum

KRIMINOLOGI
1. Timbulnya kejahatan dipengaruhi oleh beberapa variabel sosial diantaranya masalah ekonomi ,
analisislah hubungan antara kondisi ekonomi dan kejahatan berdasarkan kasus diatas !

Tingkat kejahatan berhubungan erat dengan tingkat kesenjangan sosial-ekonomi. Makin tinggi
tingkat kesenjangan sosial-ekonomi, maka makin tinggi pula tingkat kejahatan. Dengan kata lain, tingkat
kejahatan tergantung dari tingkat kesejahteraan masyarakat. Motif yang biasa dipakai pelaku kejahatan
adalah motif ekonomi. Biasanya faktor ekonomi yang menyebabkan tingkah laku seseorang menjadi
berubah, entah dia akan berbuat baik, atau dia akan menjadi jahat. Karena faktor ekonomi adalah faktor
yang paling penting bagi semua orang yang ingin hidup sejahtera. Banyak pelaku kejahatan yang biasanya
menghalalkan segala cara untuk mensejahterakan hidupnya. Semakin besar tingkat ekonomi pada daerah
tersebut, maka semakin besar pula tingkat kejahatan disitu terjadi. Biasanya ini terjadi di kota-kota besar.
Jika terjadinya perilaku kejahatan yang dilakukan secara terus menerus, maka otomatis akan berpengaruh
pada tingkat perekonomian pada daerah-daerah yang bersangkutan. Tingkat perekonomian tersebut tidak
akan berkembang, dan akan selalu mengalami goncangan. Maka untuk menghindari hal seperti ini, tingkat
keamanan lah yang harus di perluas dan diperketat. Supaya tidak ada celah bagi Pelaku kejahatan
melakukan kejahatan. Dan pelaku kejahatan haruslah diberi hukuman yang setimpal dengan
perbuatannya, supaya dia kapok dan tidak melakukan hal seperti itu lagi.
Dari kasus di atas bias kita lihat bahwa 2 orang tersebut merampok truk pengangkut buah sawit
namun belum diketahui pasti apa motif perampokan tersebut,namun kemungkinan merupakan motif
ekonomi.

2. Mengapa perilaku menyimpang yang dilakukan anak-anak Joni bisa terjadi ? apakah perilaku
menyimpang dari anak-anak Joni merupakan sifat yang diwariskan Joni ? jelaskan argumentasi saudara !

Saat anak masih kecil, keluarga dan lingkungan sekitarnya menjadi tempat pertama untuk belajar.
Tak heran, jika ada istilah yang menyebutkan kalau perilaku anak adalah cerminan kepribadian orangtua.
Anak biasanya akan meniru perilaku atau kebiasaan orangtua dan merekam semua perkataannya. Hal ini
tentu berguna untuk masa depannya dalam bersosialisasi. Sebab, apa yang ditunjukkan oleh anak
merupakan hasil belajar dari apa yang diajarkan oleh orangtuanya. Misalnya, orangtua yang menunjukkan
perilaku mabuk-mabukan seperti Joni akan menciptakan anak-anak dengan perilaku mabuk-mabukan
pula.
Terbukti dalam jurnal JSTOR, penelitian yang bertajuk Cognitive and Parenting Pathways in the
Transmission of Antisocial Behavior from Parents to Adolescents, menyimpulkan bahwa perilaku mabuk-
mabukan pada anak muncul dari hasil observasi dan interpretasi dari perilaku orangtua. Anak cenderung
akan meniru perilaku orangtua karena menurut anak itu adalah hal yang normal dalam kehidupan sosial di
luar rumah. Efek ini berlangsung secara stabil atau tertanam di dalam benak si Kecil. Alhasil, ini merupakan
awal mula terjadinya masalah, terutama pada remaja seperti pada kasus Joni di atas.
3. Peranan suatu budaya diantara kelompok-kelompok yang bertikai dapat mengakibatkan
kejahatan. jelaskan mengapa demikian ? berikan argumentasi saudara berdasarkan perspektif teori
konflik kebudayaan ?

Teori konflik kebudayaan adalah kumpulan teori yang menjelaskan peranan suatu bangsa diantara
kelompok-kelompok yang bertikai yang ada di masyarakat sehingga dapat mengakibatkan munculnya
kejahatan.
1. Teori Konflik Thorsten Sellin
Bahwa setiap kelompok masyarakat selalu memiliki norma yang mengatur tingkah laku
kelompoknya dan digunakan sebagai pedoman dalam hidup bermasyarakat. Apabila ada
anggota yang melakukan pelanggaran terhadap norma tersebut, maka yang bersangkutan akan
dikenai sanksi.
2. Teori Konflik Vold
Menurut vold, pada hakikatnya orang mempunyai sifat "group oriented" dan mereka
mempunyai kepentingan yang sama bersatu membentuk sebuah kelompok dalam upaya
mendorong kepentingan mereka masuk kedalam kancah politik. Berbeda dengan sub
kebudayaan, kelompok semacam ini agaknya bersifat sementara. Jadi, hanya ada dan tetap ada
selama masih dikehendaki untuk mencapai tujuan yang diharapkan mereka. Dengan adanya
berbagai kelompok itu seringkali mempunyai banyak kepentingan dan acapkali kepentingan itu
bertentangan satu dengan yang lain. Ketidaksesuaian atau pertentangan inilah yang
menimbulkan konflik.
3. Teori konflik Dahrendorf dan Turk
Dalam teori ini menyatakan bahwa Konflik terjadi karna adanya ketidaksesuaian antara norma
budaya dan norma sosial serta organisasi dan kecanggihan otoritas (penguasa) dan subjek
(masyarakat). Otoritas, selain daripada rakyat banyak, pada hakikatnya dapat terorganisir untuk
mendapatkan dan tetap menguasai kekuasaan. Pada satu sisi, subjek sering tidak memiliki
organisasi namun subjek yang terorganisir oleh, misalnya anggota gang yang mempunyai
hubungan yang sangat erat akan lebih dapat menentang kekuasaan negara. Turk berpendapat
bahwa jika mereka yang sedang melakukan kegiatan secara illegal itu teroganisir, maka kan
semakin besar konflik antara subjek dan negara (penguasa).

Anda mungkin juga menyukai