PENDAHULUAN
Terdapat hukum waris Islam, Hukum waris BW, hukum waris adat dan praktik
hukum kewarisan di lingkungan pengadilan.1 Akibat dari pluralism hukum waris ini
keselamatan hidup ahli waris karena harta yang ditinggalkan oleh pewaris memiliki
hubungan yang sangat erat dengan ahli waris. Dimana pembagian harta ini sebagai
Salah satu hukum Islam yang sampai sekarang masih digunakan dan
diberlakukan di Indonesia khususnya bagi umat islam adalah hukum waris atau yang
disebut faraid. Hukum waris islam dianggap sebagai kewajiban yang harus
dilaksanakan oleh setiap muslim karena ia dianggap sebagai compulsory law yaitu
hukum yang berlaku secara mutlak dan baku. Makadari itu dikarenakan hal
1
Syahrizal Abbas, Ahli Waris Pengganti Dalam Sistem Hukum Di Indonesai ( Suatu Analisis
Filsafat), dalam buku Problematika Hukum Kewarisan Islam Kontemporer di Indonesia (Jakarta :
Puslitbang Kehidupan Keagmaan Badan LItbang dan Diklat Kementerian Agama RI,2012), hlm. 231.
2
Ibid., hlm 235.
1
tersebutlah hukum waris islam masih diberlakukan oleh hampir di semua wilayah
dunia islam.3
Munculnya Kompilasi Hukum Islam atau disingkat KHI sebagai hasil dari
para yuris Islam di Indonesia yang dituangkan dalam Inpres. No 1 Tahun 1991
merupakan fakta dari keberadaan fiqh madzhab Sunni versi Syafi’I. Terdapat kurang
lebih 38 kitab yang menjadi rujukan KHI sebagian bersar merupakan fiqh doktrin
KHI adalah hasil ijtihad para mujtahid Indonesia yang berisikan tentang
Pengadilan Agama dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Hakikat dari KHI
ini merupakan aplikasi dari surat ( QS : 4 :59) yang menyatakan mengenai sumber
Memang harus diakui karena pada bagian tertentu terdapat ruang kosong yang
kondisi di Indonesia antara lain tentang ahli waris pengganti. Ahli waris pengganti ini
menuai banyak pro-kontra. Berbagai pandangan berdebat tentang konsep ahli waris
pengganti. Konsep ahli waris pengganti di Indonesia tertuai dalam KHI Pasal 185.
3
Sukris Sarmadi, Dekonstruksi Hukum Progresif Ahli Waris Pengganti Dalam KHI
(Yogyakarta : Aswaja Presindo, 2012), hlm. 9.
4
Sofyan Mei, Kedudukan ahli waris pengganti dan prinsip keadilan dalam hukum waris
islam, Jurnal Wawasan Hukum , Vol. 34 No 1 (februari 2016), hlm.69.
2
PEMBAHASAN
Desember 1939 dalam Indisch Tijdcgrift van Het Rechyt 140 halaman 239
mereka.”
hukum adat yang berlaku di Jawa Tengah , hak menggantikan seseorang ahli
waris yang meninggal dunia terlebih dahulu daripada pewarisnya, ada pada
3
keturunan garis menurun.” Sedangkan dalam Mahkamah Agung RI No. Reg.
hubungannya dengan pewaris diselingi oleh ahli waris, tetapi telah meninggal
lebih dahulu daripada pewaris. Ahli waris pengganti mengambil alih warisan
yang seharusnya menjadi hak dari seorang yang digantikannya. Jadi ahli waris
pengganti tidak mewarisi karena dirinya sendiri, dia selalu mengambil alih
hak yang seharusnya menjadi warisan dari orang (ahli waris) yang
apa-apa yang ditinggalkan kedua orang tua dan kaum kerabat. Dan orang-orang
5
Syahrizal Abbas, Ahli Waris Pengganti Dalam Sistem Hukum Di Indonesai ( Suatu Analisis
Filsafat), dalam buku Problematika Hukum Kewarisan Islam Kontemporer di Indonesia (Jakarta :
Puslitbang Kehidupan Keagmaan Badan LItbang dan Diklat Kementerian Agama RI,2012), hlm. 256.
6
Al yasa Abu bakar, Ahli waris sepertalian darah : kajian perbandingan terhadap penalaran
Hazairin dan penalaran fikih madzhab, (Jakarta : INIS 1998), hlm. 52.
4
yang kamu telah bersumpah telah setia dengan mereka, maka berikanlah bagian
setiap orang itu Aku (Allah) telah mengadakan mawali bagi harta peninggalan
ayah dan mak dan bagian harta peninggalan keluarga dekat, demikian juga
bagian kewarisannya.7
Mawali adalah orang-orang yang menjadi ahli waris karena tidak ada lagi
besarnya bagi ummat manusia, jika tidak ada rahmat tersebut maka dasar
hukum apa yang digunakan dan disalurkan al-Qur’an untuk mendirikan hak
7
Iwannudin, Ahli Waris Pengganti Menurut Hazairin, Jurnal Mahkamah Vol.1 No. 2
(Desember 2016), hlm. 310.
8
Ibid.
9
Ibid., hlm. 311.
5
B. Konsep Ahli Waris Pengganti dalam KUHPerdata
dan dalam segala hak orang yang digantikannya. Pasal 842 dinyatakan
bahwa penggantian yang terjadi dalam garis lurus ke bawah yang sah
Pokok dalam Pasal 841 adalah bahwa pergantian dalam garis lurus ke
tak dapat dihijab oleh ahli waris apapun bahkan dapat menghijab ahli
Hanya saja mewarisi untuk garis menyamping ini dibolehkan jika tidak
10
Sukris Sarmadi, Dekonstruksi Hukum Progresif Ahli Waris Pengganti Dalam KHI
(Yogyakarta : Aswaja Presindo, 2012), hlm. 22.
6
C. Konsep Ahli Waris Pengganti Dalam KHI
pengganti baru dimulai sejak lahirnya Kompilasi Hukum Islam tahun 1991.
tempat ahli waris karena hukum materil yang digunakan adalah kitab-kitab
fiqh yang tidak memberikan ruang dalam konsep penerapan ahli waris
pengganti.11
Dalam Pasal 185 Kompilasi Hukum Islam tertulis tentang konsep ahli
(1) Ahli waris yang meninggal lebih dahulu dari pada si pewaris maka
(2) Bagian ahli waris pengganti tidak boleh melebihi dari bagian ahli
terhalang menjadi ahli waris apabila dengan putusan hakim yang telah
11
Syahrizal Abbas, Ahli Waris Pengganti Dalam Sistem Hukum Di Indonesai ( Suatu
Analisis Filsafat), dalam buku Problematika Hukum Kewarisan Islam Kontemporer di Indonesia
(Jakarta : Puslitbang Kehidupan Keagmaan Badan LItbang dan Diklat Kementerian Agama RI,2012),
hlm. 257.
7
a. Dipersalahkan karena telah membunuh atau mencoba membunuh
Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan Agama tentang asas ahli waris
dari ahli waris yang disebutkan dalam Pasal 174 KHI. Di antara
12
Sukris Sarmadi, Dekonstruksi Hukum Progresif Ahli Waris Pengganti Dalam KHI
(Yogyakarta : Aswaja Presindo, 2012), hlm. 9.
8
keturunan dari kakek dan nenek yaitu bibi dan keturunannya
dalam Pasal 185 KHI ini adalah bertitik tolak pada alasan ekonomi. Pada
satu sisi pasal ini mengaitkan pada alasana monopolistic atas harta
warisan serta alasan kepatutan dan alasan kemanusiaan pada sisi lainya.
Dimana pada umumnya anak yatim dan piatu jauh lebih lemah
Pada Pasal 185 ayat 2 KHI diyatakan bahwa “Bagian ahli waris
pengganti tidak boleh melebihi dari bagian ahli waris yang sederajat
13
Syahrizal Abbas, Ahli Waris Pengganti Dalam Sistem Hukum Di Indonesai ( Suatu
Analisis Filsafat), dalam buku Problematika Hukum Kewarisan Islam Kontemporer di Indonesia
(Jakarta : Puslitbang Kehidupan Keagmaan Badan LItbang dan Diklat Kementerian Agama RI,2012),
hlm. 231
14
Syahrizal Abbas, Ahli Waris Pengganti Dalam Sistem Hukum Di Indonesai ( Suatu
Analisis Filsafat), dalam buku Problematika Hukum Kewarisan Islam Kontemporer di Indonesia
(Jakarta : Puslitbang Kehidupan Keagmaan Badan LItbang dan Diklat Kementerian Agama RI,2012),
hlm. 251.
9
dengan yang diganti”. Ini menimbulkan banyak perdebatan dalam
1. Ahli waris terdiri dari ayah , anak laki-laki, cucu dari anak laki-laki
Rp 180 juta.
Ayah : 1//6
10
2. Kasus kedua
Asal masalah 6
3. Kasus ketiga
11
Seorang anak perempuan ½
Asal masalah : 6
pada tahun 1946 dikenal dengan istilah wasiat wajibah. Ide wasiat wajibah
wajibah ini berlaku bagi semua cucu baik dari anak laki-laki maupun
15
Syahrizal Abbas, Ahli Waris Pengganti Dalam Sistem Hukum Di Indonesai ( Suatu
Analisis Filsafat), dalam buku Problematika Hukum Kewarisan Islam Kontemporer di Indonesia
(Jakarta : Puslitbang Kehidupan Keagmaan Badan LItbang dan Diklat Kementerian Agama RI,2012),
hlm. 254.
12
Undang-Undang Nomor 71 Tahun 1946 pada Pasal 76-78. Dimana bagian
dinyatakan bahwa :
bagian perempuan.17
1959 Tentang Personal Status Iran dalam Pasal 74, jika anak laki-laki
16
Aisyatul Azizah, Hukum Waris dan Wasiat di Mesir, Makalah disampaikan pada mata
kuliah Hukum Keluarga di Dunia islam, Prodi Hukum Islam (S2), UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 26
September 2018, hlm. 5-6.
17
M. Arsad, Hukum Waris dan Wasiat di Malaysia, Makalah disampaikan pada mata kuliah
Hukum Keluarga di Dunia islam, Prodi Hukum Islam (S2), UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 21
November 2018, hlm. 9.
13
maupun perempuan meninggal terlebih dahulu maka hak waris akan
Di Negara Tunisia pun juga sama mengatur wasiat wajibah untuk ahli
perempuan.19
tetapi wasiat wajibah ini hanya diperuntukan untuk orang tua angkat
maupun anak angkat dengan bagian tidak lebih dari 1/3. Tentang wasiat
tingkat pertama menerapkan Pasal 185 KHI yang menetapkan ahli waris
18
Muhammad Fa’iz, Waris dan Wasiat di Negara Iran, Makalah disampaikan pada mata
kuliah Hukum Keluarga di Dunia islam, Prodi Hukum Islam (S2), UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 7
November 2018, hlm. 7.
19
Ijay Abdul, Hukum Waris dan Wasiat di Tunisia, Makalah disampaikan pada mata kuliah
Hukum Keluarga di Dunia islam, Prodi Hukum Islam (S2), UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 3 Oktober
2018, hlm. 6.
14
1. Cucu peremppuan dari anak perempuan 1/18 bagian
meninggal dunia dan harta dari warisan kakek masih ditangan istrinya (
pada awalnya harta tersebut dibagi dua antara almarhum dan istrinya
20
Syahrizal Abbas, Ahli Waris Pengganti Dalam Sistem Hukum Di Indonesai ( Suatu
Analisis Filsafat), dalam buku Problematika Hukum Kewarisan Islam Kontemporer di Indonesia
(Jakarta : Puslitbang Kehidupan Keagmaan Badan LItbang dan Diklat Kementerian Agama RI,2012),
hlm. 258.
15
(tergugat). Dan kemudian harta tersebut dibagikan kepada ahli warisnya
2640/4224
2. Saudara 144/4224
3. Saudara 144/4224
4. Saudara 288/4224
5. Saudara 288/4224
6. Saudara 288/4224
7. Saudara 144/4224
anak-anaknya :
a. Istri 36/4224
Dapat dilihat dalam putusan ini bahwa istri dan anak-anaknya dapat menjadi
21
Ginting Sadiq, Pembagian Harta Warisan oleh Ahli Waris Pengganti Menurut Hukum
Waris Islam (Analisis Putusan Pengadilan Agama Kota Malang Nomor: 958/Pdt.G/2003/PA.Mlg,
https://media.neliti.com/media/publications/118954-ID-pembagian-harta-warisan-oleh-ahli-waris.pdf
diakses pada 4/12/2018 pukul 11.50 WIB
16
Menurut pendapat Hakim di Pengadilan Agama Wonosari bahwa
pembagian ahli waris pengganti dalam Pasal 185 ayat 2 KHI ini akan
perkara yang masuk. Dalam kasus seorang cucu menggantikan posisi ayahnya
dan ahli waris sederajat adalah perempuan bila dibandingkan 2:1 maka bagian
ahli waris pengganti akan melebihi bagian ahli waris sederajat oleh karena itu
22
Royhatun Nikmah, “TInjauan Hukum Islam terhadap Pendapat para hakim Pengadilan
Agama Sleman dan Pengadilan Agama Wonosari mengenai Pasal 185 KHI tentang Ahli waris
pengganti dan bagiannya,” Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2015), hlm.70.
17
PENUTUP
yang harus dilakukan. Mengingat pembagian waris ini masih sangat krusial di
mengatur sedemikian rupa tentang ahli waris pengganti dalam Pasal 185.
Dimana cucu yang sudah ditinggal orang tuanya dapat mendapatkan harta
penentuan siapa saja yang berhak menjadi ahli waris pengganti. Ditambah lagi
waris.
Maka dari itu seyogyanya pemerintah dapat menyoroti hal ini. Karena
dirasa sangat krusial dan akan banyak menimbulkan banyak konflik dalam
masyarakat.
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Peraturan Perundang-undangan
2. Buku
3. Jurnal
Sofyan , Mei, Kedudukan ahli waris pengganti dan prinsip keadilan dalam
hukum waris islam, Jurnal Wawasan Hukum , Vol. 34 No 1 februari
2016.
4. Lain-lain
19
Fa’iz, Muhammad, Waris dan Wasiat di Negara Iran, Makalah disampaikan
pada mata kuliah Hukum Keluarga di Dunia islam, Prodi Hukum Islam
(S2), UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 7 November 2018.
Ginting Sadiq, Pembagian Harta Warisan oleh Ahli Waris Pengganti Menurut
Hukum Waris Islam (Analisis Putusan Pengadilan Agama Kota Malang
Nomor:958/Pdt.G/2003/PA.Mlg,https://media.neliti.com/media/publicati
ons/118954-ID-pembagian-harta-warisan-oleh-ahli-waris.pdf diakses
pada 4/12/2018 pukul 11.50 WIB
Ijay Abdul, Hukum Waris dan Wasiat di Tunisia, Makalah disampaikan pada
mata kuliah Hukum Keluarga di Dunia islam, Prodi Hukum Islam (S2),
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 3 Oktober 2018.
20