Anda di halaman 1dari 7

http://www.scribd.com/doc/56143878/20/B-JENIS-JENIS-LEMBAGA-PENGENDALIAN-SOSIAL? http://geographiccorner.blogspot.com/2011/01/pengendalian-penyimpangan-sosial.

html

Analisis Disfungsi Lembaga sosial Suatu ketika, sebutlah dia Amir pergi berkendara menggunakan motor tanpa memakai helm, ditengah perjalanan dia di stop oleh seorang polisi. Amir ditilang oleh polisi tersebut karna tidak memakai helm dan tidak membawa stnk. Amir harus mengurus penilangannya di pengadilan. Karna malas dan tidak mau susah akhirnya amir memberikan uang Rp. 50.000 ke polisi tersebut. Polisi tersebut menerimanya sebagai tanda damai. Dan disinilah letak disfungsi Lembaga sosial, polisi itu tidak menjalankan tugas sesuai prosedur dan malah menimbulkan penyimpangan sosial lain. Faktor-faktor disfungsi lembaga : 1. 2. 3. 4. Masalah Ekonomi Mementingkan diri sendiri (egoisme) Lupa akan tujuan dari pekerjaannya Merasa jujur itu terasa amat berat dilakukan.

Organisasi Agama di Indonesia 1. Islam : Majelis Ulama Indonesia (MUI) 2. Kristen : Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) 3. Katolik : Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) 4. Hindu : Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) 5. Budha : Perwakilan Umat Buhda Indonesia (WALUBI) Apa yang harus dilakukan apabila penyimpangan sosial banyak dilakukan oleh masyarakat ? diperlukan adanya rasa perduli dan tanggung jawab agar terbentuk kembali ketertiban masyarakat seperti : 1. Penyuluhan hukum Banyak diantara warga dan masyarakat yang tidak sadar bahkan buta akan hukum disinilah fungsi penyuluhan hukum, meningkatkan pengetahuan dan kesadaran hukum masayarakat dibutuhkan kerjasama antara lembaga Kejaksaan, Pengadilan, Aparat kepolisian, Perpajakan, Pendidikan dan lain-lain.

2. Judicial Review Proses perubahan social menurut adanya perombakan atau perbaikan terhadap peraturanperaturan hukum yang sudah usang. 3. Revitalisasi Aparat Apabila keadaan keamanan dan ketertiban didalam masyarakat semakin memburuk dan Aparat keamanan kewalahan dalam mengatasinya dibutuhkan revitalisasi aparat beserta perangkat perangkatnya. Misalnya mengganti jabatan personilnya, menambah jumlah personil baru, serta melengkapi sarana dan prasarana yang ada. Salah satu solusi yang murah dan cepat adalah membangun keamanan swakarsa yang anggotanya diambil dari masyarakat 4. Pencanangan Gerakan Disiplin Nasional Pada Masa Orde Baru pernah dicanangkan Gerakan Disiplin Nasional (GDN). Perbuatan tersebut sebenarnya positif karna dapat mendisiplinkan dalam setiap segi kehidupan sehingga tumbuh kesadaran dari tiap masing-masing individu.

pencetus gerakan itu adalah pak Susilo Sudarman, beliau adalah seorang Letnan Jenderal Kavaleri TNI - AD, dan sempat menjadi menteri Pariwisata pada jaman Orde Baru
5. Peningkatan Peran serta warga masyarakat dalam kontrol sosial Sejalan dengan era reformasi maka pilar demokrasi berkembang menjadi semakin kokoh dengan terbukanya kebebasan pers dalam mengkritik dan mengaspirasikan opini terhadap setiap kebijakan pemerintah. Hal ini dapat menjadi alat kontrol yang efektif dalam mengatur ketertiban sosial di dalam masyarakat.

PENGENDALIAN PENYIMPANGAN SOSIAL

Pengendalian sosial oleh kepolisian

Kehidupan masyarakat menghendaki adanya keteraturan dan ketertiban sosial, dibutuhkan adanyakonformitas (sikap patuh terhadap nilai dan norma) bagi seluruh anggota masyarakat untuk mewujudkannya. Kenyataannya masih banyak masyarakat yang mengabaikan nilai dan norma yang berlaku, untuk itu dibutuhkan adanya kontrol sosial atau pengendalian sosial sebagai suatu proses baik disengaja maupun tidak untuk mengajak, mendidik bahkan memaksa anggota masyarakat untuk mematuhi nilai dan norma yang berlaku di tengah masyarakat. Ada berbagai jenis pengendalian sosial baik: menurut pola(bentuknya), sifat maupun cara pengendaliannya. -Menurut pola atau bentuknya pengendalian sosial dapat dibedakan menjadi 4 macam/jenis yaitu : 1. pengendalian sosial individu terhadap individu Contoh : Seorang siswa menegur temannya yang sedang berusaha menyontek ketika mengikuti ulangan 2. Pengendalian sosial individu terhadap kelompok Contoh : Seorang kepala desa menghimbau warganya untuk tidak melakukan perjudian 3. Pegendalian sosial kelompok terhadap kelompok Contoh : Satu keatuan Brimob mengamankan beberapa suporter yang melakukan perusakan fasilitas tempat pertandingan sepak bola 4. Pengendalian sosial kelompok terhadap individu Contoh : Sekelompok penumpang bis menangkap seseorang yang kedapatan sedang mencopet -Menurut sifatnya pengendalian sosial dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu : 1. Pengendalian sosial preventif Contoh : Sekelompok warga melakukan siskamling agar tidak terjadi pencurian 2. Pengendalian sosial kuratif (represif) Contoh : Seorang pencuri diganjar hukuman kurungan selama 6 bulan

3.Pengendalian sosial gabungan merupakan usaha yang bertujuan untuk mencegah terjadinya penyimpangan (preventif) sekaligus mengembalikan penyimpangan yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial (represif). Usaha pengendalian dengan memadukan ciri preventif dan represif ini dimaksudkan agar suatu perilaku tidak sampai menyimpang dari norma-norma dan kalaupun terjadi penyimpangan itu tidak sampai merugikan yang bersangkutan maupun orang lain. 4. Pengendalian resmi (formal) ialah pengawasan yang didasarkan atas penugasan oleh badanbadan resmi, misalnya negara maupun agama. 5. Pengawasan tidak resmi (informal) dilaksanakan demi terpeliharanya peraturan-peraturan yang tidak resmi milik masyarakat. Dikatakan tidak resmi karena peraturan itu sendiri tidak dirumuskan dengan jelas, tidak ditemukan dalam hukum tertulis, tetapi hanya diingatkan oleh warga masyarakat. 6. Pengendalian institusional ialah pengaruh yang datang dari suatu pola kebudayaan yang dimiliki lembaga (institusi) tertentu. Pola-pola kelakuan dan kiadah-kaidah lembaga itu tidak saja mengontrol para anggota lembaga, tetapi juga warga masyarakat yang berada di luar lembaga tersebut. 7. Pengendalian berpribadi ialah pengaruh baik atau buruk yang datang dari orang tertentu. Artinya, tokoh yang berpengaruh itu dapat dikenal. Bahkan silsilah dan riwayat hidupnya, dan teristimewa ajarannya juga dikenal.
-Menurut Cara Pengendaliannya pengendalian sosial dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu : 1. Pengendalian sosial Persuasif (tanpa kekerasan) Contoh : Seorang ayah menasihati dan membimbing anaknya agar idak pulang larut malam Pengendalian sosial persuasif terdiri dari 2 macam yaitu : a. Persuasif Lisan ( nasihat, anjuran) b. Persuasif simbolik (spanduk, poster, baliho) "Anda memasuki kawasan Zero Street Crime" 2. Pengendalian sosial Koersif (dengan kekerasan) Contoh : Seorang ayah memukul anaknya yang kedapatan sedang minum minuman keras Pengendalian sosial Koersif dibedakan menjadi 2 macam yaitu : a. Kompulsif (pemaksaan seseorang agar mau mematuhi norma yang berlaku di tengah masyarakat) b. Pervasion (penanaman norma secara terus menerus agar pelaku kembali mentaati nilai dan norma yang belaku (mengubah sikapnya).

Disamping jenis pengendalian sosial di atas, ada beberapa bentuk sikap yang dilakukan

oleh masyarakat dalam rangka

melakukan pengendalian sosial, yaitu:


1. Cemoohan (mengejek pelaku penyimpangan sosial) 2. Desas-desus (gosip) ; menyebarkan berita yang belum tentu kebenarannya 3. Teguran ; menegur dan memberi peringatan pada parapelaku penyimpangan sosial 4. Ostratisme (mengucilkan pelaku penyimpangan sosial) 5. Fraudelens (mengancam pelaku penyimpangan sosial dengan menggunakan orang yang lebih kuat) 6. Intimidasi (mengancam atau menakut-nakuti pelaku penyimpangan sosial) 7. Hukuman fisik(memberi hukuman fisik terhadap pelaku penyimpangan sosial) 8. Pendidikan (melalui pendidikan seorang dapat mengetahui tentang baik dan buruk serta benarsalah) 9. Ajaran Agama (melalui agama yang dianutnya seorang mengetahui perbuatan yang diperintahkan, disunahkan, diperbolehkan dianjurkan dan dilarang dalam ajaran agamanya) Menurut sifatnya pengendalian sosial diatas termasuk pengendalian sosial informal. Kententraman, ketertiban, keteraturan dan keamanan merupakan bagian dari kebutuhan rokhani manusia yang berkaitan dengan kebutuhan untuk mendapatkan perlindungan, rasa aman, ksih sayang dsb, sehingga perlu dibentuk pranata / lembaga yang memiliki peran melakukan pengendalian sosial. Pengendalian sosial dapat dilakukan melalui peran
yang meliputi :

lembaga-lebaga pengendalian sosial,

1. The Police (polisi) Polisi atau kepolisian memiliki peran vital dalam pengendalian sosial untuk mencegah dan mengatasi penyimpangan sosial mulai dari penyelidikan, penyidikan, pemeriksaan, penangkapan, pengawasan, hingga penyuluhan hukum terhadap pelaku penyimpangan sosial khususnya dan masyarakat pada umumnya. 2. The Court (Pengadilan) Pengadilan berperan membuat keputusan hukum bagi para pelaku penyimpangan sosial dan penyelesaian perselisihan dan sengketa antara dua pihak. 3. Customs(Adat-istiadat) Adat istiadat merupakan lembaga sosial yang merupakan sisitem norma yang tumbuh dan berkembang dan dijunjung tinggi oleh masyarakat penganutnya memiliki peran dalam pengendalian sosial. 4. Public Figures (Tokoh Masyarakat) Tokoh masyarakat mulai dari ketua adat, pimpinan agama, ketua RT, kepala Desa, Camat, bupati hingga Presiden merupakan orang-orang yang memiliki kemampuan, pengetahuan, perilaku, kedudukan, kekuasaan, pengaaruh dan kharisma sehingga dianggap mampu melakukan kontrool sosial di lingkup lingkungan tokoh tersebut.

Anda mungkin juga menyukai