Anda di halaman 1dari 6

Puting Beliung

Kenali Gejalanya dan Antisipasi Akibatnya.

Angin Puting Beliung telah merusak puluhan rumah di


Kiaralawang Purwasari dan Palawad Lemahabang tadi siang 25
Desember 2009, sekitar pukul 12 lebih. Seperti kesaksian warga,
angin tersebut cukup besar dan bahkan bisa terlihat dari jarak yang
cukup jauh.
Sebelumnya, sekitar sebulan yang lalu Puting Beliung juga terjadi di
Desa Pulomulya Kec. Lemahabang. Dilihat dari karakteristik lokasi,
lokasi-lokasi tersebut berada disekitar daerah pesawahan yang
Itulah pesan dari Sdr. Deni Andriana (Editor Karawang Info) yang
masuk melalui inbox di jejaring pertemanan Facebook. Setelah membaca
pesan tersebut hati kecil ini tergugah untuk menulis dan memberikan sedikit
pencerahan mengenai Fenomena
Iklim tersebut, semoga tips/idea ini
bisa memberikan langkah antsipasi
dalam menghadapi Puting Beliung.

Puting Beliung adalah Dampak


Fenomena Iklim (DFI) berupa angin
kencang yang datang secara tiba-
tiba, bergerak melingkar seperti
spiral hingga menyentuh
permukaan bumi dan punah dalam
waktu singkat (3 s/d 10 menit).
Kecepatan angin berkisar antara
30 – 50 knots.

Angin ini juga berasal dari awan jenis Cumulonimbus, yaitu awan
yang bergumpal berwarna abu-abu gelap dan menjulang tinggi. Namun tidak
semua awan Cumulonimbus menimbulkan puting beliung. Puting Beliung
dapat terjadi di darat maupun di laut. Jika terjadi dilaut durasinya lebih lama
daripada di darat umumnya lebih sering terjadi di dataran rendah (seperti di
Karawang). Sebelumnya bulan November terjadi juga di Tempuran Karawang
semuanya di dataran rendah.
Bagaimana Tanda-Tanda Akan Datangnya Puting Beliung?

Satu hari sebelumnya hawa udara malam dan pagi hari terasa
panas/sumuk/hareudang. Sekitar pukul 10 pagi terlihat tumbuh Awan
Cumulus (awan seperti bunga kol berlapis-lapis menjulang tinggi), yang
mempunyai batas tepi sangat jelas.
Tahap berikutnya awan tersebut akan berubah menjadi hitam gelap.
Perhatikan pohon di sekitar kita berada, apakah ada dahan dan ranting yang
bergoyang cepat, jika ada maka hujan dan angin kencang sudah mendekat.
Terasa ada sentuhan udara dingin di sekitar kita. Biasanya hujan pertama
yang turun secara mendadak dan deras, apabila hujannya gerimis maka saat
itu angin kencang sedang terjadi di tempat lain, tetapi kita juga waspada
kadang-kadang setelah gerimis dapat juga terjadi angin kencang. Bila
terdengar suara petir yang keras, hujan dan angin kencang akan disertai
sambaran petir.
Jika 1 sampai 3 hari berturut-turut tidak hujan (panas) pada musim
penghujan, maka kemungkinan hujan deras yang pertama kali turun akan
disertai angin kencang.
Bagaimana Usaha Antisipasinya?

Jika terdapat pohon yang rimbun dan tinggi serta rapuh sebaiknya ditebang.
Perhatikan atap rumah yang sudah rapuh sangat mudah terhempas angin
kencang karena itu sebaiknya diperbaiki. Apabila melihat cuaca gelap,
sebaiknya tidak bepergian.
Jika sudah berada di jalan terjadi cuaca gelap/awan hitam sebaiknya
bertahan di tempat aman, tidak dibawah pohon, jaringan kabel listrik dan
baliho.
Untuk jangka panjang, penanaman pohon pinggir jalan sebaiknya dipilih
tanaman yang tahan angin (Pohon Asam, Beringin atau Cemara).
Apa Itu Petir?

Petir adalah suatu fenomena alam yang pembentukannya berasal dari


terpisahnya muatan di dalam Awan Cumulonimbus yang terbentuk akibat
adanya pergerakan udara ke atas akibat penguapan air laut dan adanya
udara yang lembab. Pada umumnya muatan negatif akan berkumpul di
bagian bawah awan dan ini akan menyebabkan terjadinya induksi muatan
positif diatas permukaan tanah sehingga membentuk medan listrik cukup
besar dan medan listrik di udara membesar, maka akan terjadi pelepasan
muatan berupa petir atau menjadi sambaran petir yang bergerak dengan
kecepatan tinggi disertai efek merusak yang sangat dahsyat.
Indonesia yang terletak di daerah khatulistiwa yang panas dan lembab
berpotensi dengan iklim tropisnya berpotensi terjadi hari guruh yang sangat
tinggi dibandingkan daerah lainnya. Jadi daerah-daerah di Indonesia
termasuk Jawa, Kalimantan umumnya rawan terhadap sambaran petir. (Dari
berbagai Sumber)

 Ciri dan Tanda Puting Beliung (Lesus)

Ciri – ciri dari Angin Lesus Atau Puting Beliung adalah :


1. Kejadiannya singkat, antara 3 hingga 10 menit, setelah itu diikuti angin
kencang yang kecepatannya berangsur melemah.
2. Kecepatan angin lesus adalah 45 hingga 90 km/jam.
3. Terjadi di tempat dengan radius jangkuan 5 hingga 10 km.
4. Terjadi di musim pancaroba dan sebagian kecil di musim hujan, saat
hujan di siang atau sore hari.
5. Terjadi antara jam 13 hingga 17.

Tanda – tanda yang mendahului :


1. Sehari sebelumnya udara pada malam dan pagi terasa panas, sumuk,
pengap.
2. Sekitar jam 10 pagi terlihat awan cumulus (awan berlapis-lapis),
diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang memiliki batas tepi
sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol.
3. Selanjutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi hitam
gelap.
4. Jika ranting pohon bergoyang, maka hujan dan angin kencang akan
datang.
5. Terasa ada sentuhan udara dingin di sekitar tempat kita berdiri.
6. Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan yang tiba-tiba
deras, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh
dari lingkungan kita berdiri.
7. Terdengar sambaran petir yang cukup keras, yang merupakan
pertanda hujan lebat dan angin kencang akan terjadi.
8. Pada musim penghujan, jika 1 hingga 3 hari berturut-turut tidak ada
hujan, kemungkinan hujan deras yang pertama kali turun akan diikuti
oleh angin kencang baik yang termasuk dalam kategori puting beliung
atau angin kencang yang memiliki kecepatan lebih rendah.
 Peristiwa Bencana Alam

Puting Beliung di Bekasi, 400 Rumah


Hancur

BEKASI, TRIBUN - Sedikitnya 400 rumah warga di Kelurahan Cikiwul dan


Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat (Jabar),
hancur akibat diterjang angin puting beliung.

Elia (27), warga RT 01 RW 02


Kelurahan Ciketing Udik,
Bantargebang mengatakan,
peristiwa tersebut bermula saat
terjadi hujan lebat disertai angin
kencang sekitar pukul 16:00 WIB.
"Saat itu saya sedang tidur di
rumah, tiba-tiba muncul angin
kencang sebanyak dua kali. Angin
pertama sempat membuat asbes
atap rumah saya terbang, lalu
selang beberapa menit muncul
angin kedua yang mengakibatkan
pohon-pohon tumbang dan menimpa rumah saya," katanya.

Kejadian itu, sempat membuat warga sekitar panik dan berhamburan keluar
rumah meyelamatkan diri. "Saat itu hujan masih cukup deras, sehingga
rumah saya digenangi air setinggi 60 centimeter karena tidak ada asbesnya.
Barang saya seperti TV, ponsel dan tempat tidur terendam air," katanya.

Hal yang sama diungkapkan M Ridwan (41), penghuni kontrakan di


Kelurahan Cikiwul, Kecamatan Bantargebang. "Sebanyak 12 kontrakan di
tempat saya semuanya hancur. Khususnya asbes rumah yang terbang
terbawa angin," katanya.

Tidak hanya itu, bahkan sebagian dinding ada yang retak tertimpa pohon
yang tumbang akibat tiupan angin. Sejumlah penghuni kontrakan tidak
sempat mengamankan sejumlah barang berharga milik mereka dari hujan.

"Bila ditaksir kerugian saya bisa mencapai Rp 5 juta, sebab motor saya yang
masih kredit tertiban asbes hingga pecah dibagian ’body’ depan," katanya.

Ridwan mengaku bingung untuk mencari tempat pengungsian sementara


hingga proses perbaikan kontrakannya rampung. "Saya bingung mau tinggal
dimana, sebab saya di sini hanya sendirian saja," kata karyawan swasta di
Cikarang itu.

Terpisah, Kapolsek
Bantargebang AKP
Burhanudin mengatakan,
berdasarkan hasil
pengamatan pihak di
lokasi, total bangunan
rumah yang rusak di
Kelurahan Ciketingudik
mencapai 302 rumah,
sementara di Kelurahan
Cikiwul sebanyak 62 rumah.

"Namun jumlah itu hanya perhitungan sementara kami hingga pukul 23:00
WIB. Besok kami akan lanjutkan lagi penyisiran bangunan yang rusak di
lapangan," katanya.

Dikatakan Burhanudin, Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi telah menerjunkan 30


anggotanya untuk tahap awal penanganan bencana. "Masing-masing RW kami
tempatkan 5 anggota untuk berpatroli mengantisipasi gangguan Kamtibmas, sebab
listrik secara otomatis dipadamkan oleh PLN sehingga rawan terjadi gangguan,"
katanya.

Penanganan pertama musibah tersebut, kata dia, adalah dengan mengangkat kayu
dan puing bangunan yang berserakan di jalan agar tidak mengganggu pengguna
jalan. Selanjutnya menentukan lokasi pengungsian sementara.

"Kami menetapkan lokasi pengungsian sementara di Kantor Kelurahan Ciketingudik


sebagai Posko Koordinasi. Masyarakat yang membutuhkan tempat tinggal
sementara mau pun persediaan makanan dapat datang ke lokasi itu," katanya.

Kerusakan yang Diakibatkan oleh Angin Puting


Beliung :

Anda mungkin juga menyukai