Anda di halaman 1dari 51

Dosen :

Elistia, SE, MM

Dinamika Sosial:
Pengendalian Sosial, Mobilitas Sosial,
Penyimpangan Sosial, Perubahan Sosial
1
1. PENGENDALIAN
SOSIAL

Elistia, SE, MM 2
Hukum Berfungsi Sebagai Sarana Social
Control (Pengendalian Sosial)

 Pengendalian sosial adalah upaya untuk mewujudkan


kondisi seimbang di dalam masyarakat, yang bertujuan
terciptanya suatu keadaan yang serasi antara stabilitas dan
perubahan di dalam masyarakat.
 Hukum sebagai social control : kepastian hukum, dalam
artian UU yang dilakukan benar-benar terlaksana oleh
penguasa, penegak hukum.

Elistia, SE, MM 3
Hukum Berfungsi Sebagai Sarana Social
Engineering

 Fungsi hukum dalam pengertian konservatif, fungsi


tersebut diperlukan dalam setiap masyarakat, termasuk
dalam masyarakat yang sedang mengalami pergolakan
atau pembangunan.
 Memfungsikan lembaga-lembaga hukum modern kepada
masyarakat, sebagai konsekuensi Negara, yang kaitannya
menuju modernisasi dalam meningkatkan taraf hidup
masyarakat.

Elistia, SE, MM 4
Pengendalian Sosial
 Idealnya masyarakat mendambakan keadaan yang tenang
dan damai. Namun kondisi tersebut tidak selalu dapat
terwujud. Banyak penyimpangan terjadi dalam
masyarakat. Sehingga untuk dapat terwujud
keseimbangan sosial haruslah ada upaya-upaya untuk
mengurangi atau menghilangkan penyimpangan dalam
masyarakat.
 Beberapa pranata sosial yang berperan sebagai agen
pengendalian sosial di antaranya adalah kepolisian,
pengadilan, tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat,
sekolah, keluarga, dan mahasiswa.

5
Agen Pengendalian Sosial
1. Kepolisian
 Polisi merupakan aparat resmi pemerintah yang bertugas
menertibkan keamanan. Secara umum tugas polisi adalah
memelihara ketertiban masyarakat serta menangkap dan
menahan setiap anggota masyarakat yang dituduh atau
dicurigai melakukan kejahatan yang meresahkan masyarakat.
2. Pengadilan
 Pengadilan merupakan suatu badan yang dibentuk oleh
negara untuk menangani, menyelesaikan, dan mengadili
setiap perbuatan yang melanggar hukum. Dalam mengadili
sekaligus memberikan sanksi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Unsur-unsur aparat yang berhubungan dengan
pengadilan, antara lain hakim, jaksa, polisi, dan pengacara.

Elistia, SE, MM 6
Agen Pengendalian Sosial
3. Tokoh Adat
 Kebiasaan-kebiasaan yang terbentuk dan berkembang dalam
masyarakat, memiliki nilai dan dijunjung tinggi oleh
anggotanya, serta bersifat magis religius mengenai nilai-nilai
budaya, norma-norma hukum, dan aturan-aturan yang
mengikat disebut adat. Adat biasanya disebut juga sebagai
aturan tradisional. Pihak yang berperan menegakkan adat
adalah tokoh adat. Peranan tokoh adat sangat penting untuk
membina serta mengendalikan sikap dan tingkah laku warga
masyarakat agar sesuai dengan ketentuan adat. Bentuk
pengendalian sosial ini, antara lain penetapan sanksi berupa
denda, pengucilan dari lingkungan adat, atau teguran.

Elistia, SE, MM 7
Agen Pengendalian Sosial
4. Tokoh Agama
 Orang yang memiliki pemahaman luas tentang suatu agama
dan menjalankan pengaruhnya sesuai dengan pemahaman
tersebut dinamakan tokoh agama. Orang yang termasuk
tokoh agama adalah pendeta, ulama, biksu, ustadz, pastor,
kyai, dan brahmana bagi umat Hindu. Tokoh agama ini
sangat berpengaruh di lingkungannya karena nilai-nilai dan
norma-norma yang ditanamkannya berkaitan dengan
perdamaian, sikap saling mengasihi, saling menghargai,
saling mencintai, saling menghormati antarsesama manusia,
kebaikan, dan lain sebagainya.

Elistia, SE, MM 8
Agen Pengendalian Sosial
5. Tokoh Masyarakat
 Setiap orang yang dianggap berpengaruh dalam kehidupan sosial
suatu masyarakat disebut sebagai tokoh masyarakat. Tokoh ini dapat
mencakup golongan terpandang atau terkemuka dalam masyarakat,
seperti penguasa, cendekiawan, dan ketua adat. Seseorang dianggap
'tokoh' karena mempunyai kelebihan tertentu dan dapat menjadi
panutan atau contoh di lingkungan masyarakatnya.

6. Sekolah
 Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki peranan dalam
pengendalian sosial. Guru-guru senantiasa mendidik dan menegur
murid-muridnya agar mau menaati tata tertib yang berlaku di sekolah.
Sebaliknya, apabila ada murid yang melanggar, guru memiliki
kewajiban untuk memberikan sanksi kepada murid tersebut.
Elistia, SE, MM 9
Agen Pengendalian Sosial
7. Keluarga
 Setiap orang tua pasti mengendalikan perilaku anak-anaknya
agar sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat. Caranya dengan mendidik, menasihati, dan turut
menyosialisasikan nilai dan norma yang ada.

8. Mahasiswa
 Mahasiswa dapat selalu memonitor semua kebijakan
pemerintah dan berusaha untuk melakukan counter terhadap
kebijakan yang tidak sesuai dengan aspirasi dan kondisi
masyarakat. Misalnya dengan melakukan demonstrasi.

Elistia, SE, MM 10
 Pengendalian sosial adalah suatu upaya yang dilakukan oleh
setiap lembaga untuk mencegah terjadinya penyimpangan sosial
serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku
sesuai dengan nilai dan norma yang telah ditetapkan/di
berlakukan.
 Tujuan dari pengendalian sosial adalah mencapai keserasian
antara stabilitas dan perubahan di dalam masyarakat.

 Pengendalian Sosial berdasarkan sifatnya:


Preventif dan Represif

 Pengendalian Sosial berdasarkan prosesnya:


Coercive dan Persuasive

 Pengendalian Sosial menurut caranya:


Compulsion dan Pervasion
Elistia, SE, MM 11
Bentuk Pengendalian Sosial - Preventif
 Preventif adalah usaha pencegahan dilakukan sebelum
terjadi pelanggaran.

 Usaha pencegahan terhadap terjadinya gangguan-


gangguan pada keserasian antara kepastian & keadilan.

 Sebagian besar pengendalian sosial dilakukan dengan cara


pencegahan atau upaya mengurangi kesempatan.

 Lawrence Cohen & Marcus Felson (1979) mengatakan


mengenai Opportunity Theory, dikatakan bahwa:

Elistia, SE, MM 12
Pengendalian Sosial - Preventif
“Kejahatan tidak hanya disebabkan oleh motivasi
pada seseorang untuk melakukan pelanggaran,
tetapi juga karena adanya target yang memadai &
tidak adanya pengawasan yang efektif”
contoh :
anarkisme pada
unjuk rasa

Elistia, SE, MM 13
Bentuk Pengendalian Sosial - Represif
 Represif merupakan suatu pengendalian sosial yang
dilakukan setelah terjadinya suatu pelanggaran. Atau,
merupakan usaha-usaha yang dilakukan setelah
pelanggaran terjadi
 Dalam represif seseorang yang telah melanggar perbuatan
akan dihukum ataupun ditangkap oleh polisi dan
dijebloskan dalam penjara
 Usaha penegakan hukum yang bertujuan untuk
mengembalikan keserasian. Wujudnya berupa penerapan
sanksi / hukum.
Contoh : tindakan hukum terhadap kasus Narkoba

Elistia, SE, MM 14
Proses Pengendalian Sosial - Persuasif
 Persuasif, merupakan bentuk pengendalian sosial yang
bersifat untuk membujuk atau mengarahkan masyarakat
agar taat dan patuh terhadap nilai dan norma yang telah
ditetapkan. Atau dalam arti lain, menggunakan
pendekatan atau sosialisasi.
 Misalkan, setiap tiga bulan sekali di sekolah-sekolah SMA
khususnya, sering diadakan penyuluhan tentang bahaya
dari narkoba serta penyebab memakai narkoba. Pada
contoh tersebut penyuluhan merupakan cara yang tepat
untuk melakukan bujukan atau arahan kepada siswa
supaya para siswa dapat menghindar dari bahaya narkoba.

Elistia, SE, MM 15
Proses Pengendalian Sosial - Koersif
 Koersif, merupakan bentuk pengendalian sosial yang
bersifat kekerasan. Atau dalam arti lain, pengendalian
sosial ini bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan
dengan cara kekerasan atau tindakan anarkis.
 Sering kita lihat pelaku kriminal yg berani terhadap
penegak hukum. Namun pengendalian sosial yg bersifat
coercive ada batasnya karena biasanya kekerasan atau
paksaan akan menyebabkan reaksi negatif.

Elistia, SE, MM 16
Proses Pengendalian Sosial - Koersif
 Misalkan, karena naiknya harga listrik yang begitu drastis, para
warga setempat protes di depan kantor PLN yang terdapat di
masing-masing wilayah, karena tidak dapat diselesaikan dengan
baik, akhirnya warga tersebut melempari kantor PLN tersebut
dengan benda-benda keras serta memecahkan kaca kantor PLN
tersebut menggunakan batu sebanyak mungkin kadang ada yang
amat keras untuk membakar gedung PLN tersebut.
 Pada contoh tersebut, bahwa warga yang melakukan tindakan
anarkis disebutlah koersif. Karena, para warga tidak setuju
bahwa harga listrik dinaikkan begitu drastis sehingga ada
sebagian warga yang tidak sanggup untuk membayarnya maka
aksi ricuh seperti itu pun terjadi

Elistia, SE, MM 17
Cara Pengendalian Sosial - Compulsion
 Compulsion (paksaan) adalah pengendalian sosial yang
dilakukan dengan cara menciptakan situasi sedemikian rupa
sehingga seseorang terpaksa taat atau mengubah sikapnya yang
menghasilkan kepatuhan secara tidak langsung.

Contoh:
 Seseorang yang melakukan tindak kriminal akan
mendapatkan hukuman penjara.
 diberlakukannya sanksi denda bagi pengendara sepeda motor
yang tdak memakai helm.
 diberlakukannya sanksi skorsing bagi siswa yang banyak
melanggar aturan sekolah.

Elistia, SE, MM 18
Cara Pengendalian Sosial - Pervasion
 Pervasion (pengisian) adalah penanaman norma-norma yang
ada secara rutin dengan harapan bahwa hal itu dapat
membudaya. Dengan demikian, orang tersebut akan mengubah
sikapnya. Kaedah-kaedah / nilai-nilai yang ada diulang-ulang
penyampaiannya sedemikian rupa dengan harapan bahwa hal
tersebut masuk dalam bawah sadar seseorang.

Contoh :
 bimbingan yang dilakukan secara rutin akan menghasilkan
perubahan sikap sesuai dengan norma yang berlaku.
 pecandu narkoba dipaksa untuk berhenti dan diberi penyuluhan
berulang-ulang tentang bahaya narkoba.

Elistia, SE, MM 19
2. MOBILITAS
SOSIAL

Elistia, SE, MM 20
Mobilitas Sosial
 Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran,
peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya.
Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah
dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat
yang lain.

 Dalam sosiologi dikenal yang dinamakan dengan Mobilitas


Sosial artinya adalah perpindahan status dalam stratifikasi sosial.
Mobilitas sosial dapat mengacu pada individu maupun
kelompok. Mobilitas individu misalnya perubahan status dari
tukang menjadi dokter. Mobilitas kelompok misalnya mobilitas
antargenerasi, yaitu antara orangtua dengan anaknya.

Elistia, SE, MM 21
Mobilitas Sosial
 Menurut Paul. B. Horton, mobilitas sosial adalah Gerak
perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau
gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya.

 Mobilitas sosial mempunyai kaitan atau hubungan yang sangat


erat dengan pelapisan sosial atau stratifikasi sosial. Arah gerak
mobilitas sosial, dapat secara horizontal maupun secara vertikal
ke atas atau ke bawah. Gerak sosial lebih mudah terjadi pada
masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan untuk
berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya
tertutup, kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit.

Elistia, SE, MM 22
Bentuk Mobilitas Sosial
 Dilihat dari arah pergerakannya terdapat dua bentuk
mobilitas sosial, yaitu mobilitas sosial vertikal dan
mobilitas sosial horizontal.
 Mobilitas sosial vertical dapat dibedakan lagi menjadi
social sinking dan social climbing.
 Mobilitas sosial horizontal dibedakan menjadi mobilitas
social antarwilayah (geografis) dan mobilitas antar
generasi.

Elistia, SE, MM 23
Bentuk Mobilitas Sosial
1. Mobilitas vertical
Mobilitas Vertikal adalah perpindahan status sosial yang dialami
seseorang atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda.

 Mobilitas vertikal terdiri dari dari:


Mobilitas vertical ke atas (Sosial Climbing)
1.
 Social climbing adalah mobilitas yang terjadi karena adanya
peningkatan status atau kedudukan seseorang
Social climbing memiliki dua bentuk, yaitu :
 Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih
tinggi, dimana status itu telah tersedia.
Contoh: seorang camat diangkat menjadi walikota
 Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi dari pada lapisan
sosial yang sudah ada.
Contoh: Pembentukan organisasi baru, yang merekrut pimpinan baru.
Elistia, SE, MM 24
Bentuk Mobilitas Sosial
2. Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking)
 Social sinking merupakan proses penurunan status atau
kedudukan seseorang. Proses sosial sinking sering kali
menimbulkan gejolak psikis bagi seseorang karena ada
perubahan pada hak dan kewajibannya.

Social sinking dibedakan menjadi dua bentuk :


 Turunnya kedudukan seseorang ke kedudukan lebih rendah.
Contoh: seorang prajurit dipecat karena melakukan tidakan
pelanggaran berat ketika melaksanakan tugasnya.
 Tidak dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial.
Contoh : pejabat daerah yang melakukan korupsi

Elistia, SE, MM 25
Bentuk Mobilitas Sosial
2. Mobilitas Horizontal
 Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial
seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang
sama.
 Mobilitas social horizontal dibedakan dua bentuk :
1. Mobilitas social antar wilayah/ geografi.
Gerak sosial ini adalah perpindahan individu atau
kelompok dari satu daerah ke daerah lain seperti transmigrasi,
urbanisasi, dan migrasi.
2. Mobilitas antargenerasi
Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua
generasi atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak,
generasi cucu, dan seterusnya.
Elistia, SE, MM 26
3. PENYIMPANAGAN
SOSIAL

Elistia, SE, MM 27
Penyimpangan Sosial
 Penyimpangan (deviance) adalah segala bentuk perilaku yang
tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak (norma)
masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.
 Penyimpangan merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar
orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas
toleransi
 Suatu perilaku disebut menyimpang apabila tidak sesuai dengan
nilai-nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat
 Semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang
berlaku di suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari
pihak berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku
menyimpang tersebut.

Elistia, SE, MM 28
Empat macam atau kategori dari penyimpangan, yaitu:
1. Tindakan kriminal atau kejahatan, contoh: Pembunuhan,
perkosaan, makar, korupsi, dll
2. Penyimpangan seksual
3. Penyimpangan dalam bentuk pemakaian obat-obatan terlarang
dan minum-minuman keras.
4. Penyimpangan dalam bentuk gaya hidup yang lain dari
biasanya seperti arogansi dan sikap eksentrik.
 Sikap arogansi, yaitu kesombongan terhadap sesuatu yang
dimilikinya. Namun sikap arogan bisa saja dilakukan oleh
seseorang yang ingin menutupi kekurangan dirinya.
 Sikap eksentrik, yaitu perbuatan yang menyimpang dari
biasanya, sehingga dianggap aneh, seperti laki-laki yang
menggunakan anting, ataupun wanita yang tomboy.

Elistia, SE, MM 29
4. PERUBAHAN
SOSIAL

Elistia, SE, MM 30
Perubahan Sosial
 Masyarakat pasti mengalami perubahan, karena masyarakat bersifat
dinamis.
 Selo Soemardjan merumuskan perubahan sosial adalah perubahan-
perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakan di dalam suatu
masyarakat yg mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya
nilai-nilai, sikap & pola perilaku diantara kelompok dalam masyarakat.
 Paul B. Horton & Chester L. Hunt mengatakan perubahan sosial
merupakan perubahan dalam segi struktur & hubungan sosial.
 Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-
perubahan yang terjadi dalam struktur & fungsi masyarakat.
 Mac Iver menyebutkan perubahan sosial sebagai perubahan-
perubahan dalam hubungan sosial.

31
Perubahan Sosial
Penyebab perubahan sosial dari dua, yaitu:
1. Penyebab dari masyarakat itu sendiri, seperti bertambahnya atau
berkurangnya penduduk, penemuan baru, revolusi.
2. Penyebab dari luar masyarakat itu sendiri, seperti lingkungan alam,
peperangan, pengaruh kebudayaan masyarakat lain.

 Perubahan dari masyarakat tradisional dg peralatan tradisional sebagai


hasil kebudayaan tradisional menuju masyarakat modern membawa
konsekwensi logis pada peralatan tradisional berubah ke peralatan
modern.

 Perubahan sosial = Masy. Tradisional  Masy. Modern


 Perubahan Kebudayaan = Cangkul, Alat Bajak  Mesin Traktor.

32
Perubahan Sosial
Bentuk-bentuk Perubahan Sosial

1. Evolusi & Revolusi


 Evolusi = Perubahan yg terjadi secara lambat.
contoh: Masy. pemburu  masy. agraris  masy. industri

 Revolusi = Perubahan yg terjadi secara cepat.


contoh: Alam penjajahan  kemerdekaan  demokrasi liberal 
demokrasi terpimpin  OrBa  Reformasi.

2. Perubahan Kecil & Besar


 Perubahan yang kecil adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada
unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung /
berarti kepada masyarakat.
contoh: Perubahan pada Mode Pakaian.
 Perubahan yang besar, adalah perubahan-perubahan yang terjadi dan
membawa pengaruh besar kepada masyarakat.
contoh : Perubahan status ekonomi dalam krisis moneter 33
Perubahan Sosial
 Perubahan yg dikehendaki (intended change / direncanakan / planned
change). Adanya perencanaan terlebih dahulu oleh pihak yg menghendaki
(agent of change) yg dipercaya oleh masyarakat.

 Agen ini dapat berupa individu ataupun kelompok.


contoh:
 Ir. Soekarno & Moh. Hatta adalah agen individu yg mewakili kelompok
dalam perubahan ke arah kemerdekaan.

 Mahasiswa adalah agen dalam proses reformasi. Reformasi merupakan


hal yang dikehendaki.

 Perubahan yang tidak dikehendaki. Perubahan diluar jangkauan


masyarakat dan tidak dikehendaki. Hal ini tentu menimbulkan akibat sosial
yang tidak dikehendaki.
contoh:
Krisis Moneter  Krisis Ekonomi  Krisis Sosial  Krisis Moral.

34
Perubahan Sosial
 Perubahan sosial yang terjadi mencakup perubahan dalam nilai – nilai
sosial, norma-norma sosial, susunan lembaga kemasyarakatan,
pelapisan sosial, kelompok sosial, interaksi sosial, pola-pola perilaku,
kekuasaan dan wewenang, serta berbagai segi kehidupan masyarakat
lainnya
 Dampak Globalisasi sangat berpengaruh terhadap perubahan perilaku
masyarakat di indonesia
 Nilai-nilai dan budaya Barat telah merasuk ke dalam masyarakat
selama ini, baik melalui media cetak seperti surat kabar, majalah, buku
maupun elektronik antara lain melalui siaran-siaran TV swasta
 Pengaruh perilaku masyarakat dalam perubahan sosial dan budaya di
era global ada yang positif dan negatif

35
Sikap Perubahan Sosial Budaya Perilaku
Positif dan Negatif
Positif
 Sikap lebih menghargai waktu
 Kesadaran akan hak dan kewajiban dalam bermasyarakat
 Sikap menghargai bangsa-bangsa lain di dunia
 Kesadaran akan nasionalisme yang semakin tinggi
 Inovasi baru dalam berbagai aspek kehidupan

Negatif
 Konsumerisme, hedonisme, materialisme
 Westernisasi
 Individualisme yang semakin tinggi
 Tidak menghargai nilai tradisional
36
Masalah Sosial
Beberapa masalah sosial (penyakit sosial)
1. Kemiskinan
2. Kejahatan/kriminalitas
3. Disorganisasi keluarga
4. Masalah generasi muda
5. Pendidikan rendah
6.Pelanggaran terhadap norma masyarakat, seperti pelacuran, perjudian,
alkoholisme, homosexualitas
7.Masalah kependudukan. Penyebaran penduduk yang tidak merata
menimbulkan kepadatan penduduk di suatu wilayah, sehingga menciptakan
lingkungan hidup yang kurang baik dan berdampak pada kesejahteraan sosial
dan kesetiakawanan sosial.
8. Masalah lingkungan yang dapat dibedakan:
 Lingkungan fisik, yaitu semua benda mati yang berada di sekeliling manusia.
 Lingkungan biologis, yaitu segala sesuatu di sekeliling manusia yang berupa
organisme.
 Lingkungan sosial, yang terdiri dari orang-orang baik individu maupun kelompok
yang berada di sekitar manusia.
37
Masalah Sosial
 Permasalahan sosial merupakan sebuah gejala atau fenomena yang muncul
dalam realitas kehidupan bermasyarakat. Dalam mengidentifikasi permasalahan
sosial yang ada di masyarakat berbeda-beda antara tokoh satu dengan lainnya.
Berikut beberapa definisi masalah sosial yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu:
1. Menurut Soerjono Soekanto, masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian
antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan
kehidupan kelompok sosial.
2. Menurut Soetomo masalah sosial adalah sebagai suatu kondisi yang tidak
diinginkan oleh sebagian besar warga masyarakat.
3. Menurut Lesli, masalah sosial sebagai suatu kondisi yang mempunyai
pengaruh terhadap kehidupan sebagian besar warga masyarakat sebagai
sesuatu yang tidak diinginkan atau tidak disukai dan karena perlunya untuk
diatasi atau diperbaiki.
4. Menurut Martin S. Weinberg, masalah sosial adalah situasi yang dinyatakan
sebagai sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai oleh warga masyarakat
yang cukup signifikan, dimana mereka sepakat dibutuhkannya suatu tindakan
untuk mengubah situasi tersebut.
38
4 Jenis Masalah Sosial
 Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat)
jenis faktor utama, yakni antara lain :
1. Faktor Ekonomi
2. Faktor Budaya
3. Faktor Biologis
4. Faktor Psikologis

39
Faktor Ekonomi
 Masalah dalam ekonomi biasanya berupa masalah pengangguran,
kemiskinan dan lain-lain.
 Dalam masalah ini biasanya yang harus bertanggung jawab adalah
pemerintah, karena pemerintah kurang menyediakan lapangan kerjan
bagi masyarakat.
 Jika masyarakat mengalami permasalahan ini akan mengakibatkan
sangat rentannya anggota masyarakat untuk melakukan tindakan
kriminalitas dan kekurangan ekonomi dapat dijadikan suatu alasan
atau pembenaran dalam melakukan tindakan tersebut.
 Faktor ekonomi juga dapat dijadikan sebagai acuan maju atau tidaknya
suatu negara serta faktor ekonomi dapat mempengaruhi masalah
sosial pada aspek prikologis dan biologis masyarakat.

40
Faktor Budaya
 Faktor ini maksudnya kebudayaan yang semakin berkembang
pada masyarakat akan mempunyai peran yang dapat memicu
timbulnya masalah sosial.
 Misalnya seperti pernikahan pada usia dini, kawin-cerai,
kenakalan pada remaja dan lain-lain atau seperti saat ini negara
kita sedang terus menerus dimasuki budaya asing.
 Faktor ini harus mendapat perhatian secara serius karena
kebudaya pada suatu negara dapat mencerminkan kebiasaan
masyarakatnya.
 Dengan mempelajari atau mendalami pendidikan agama
mungkin dapat mencegah, menyadarkan ataupun menyaring
budaya asing yang masuk.

41
Faktor Biologis
 Faktor ini dapat menyebabkan timbulnya masalah sosial
misalnya seperti kurang gizi, penyakit menular dan lain-lain.
 Hal ini terjadi karena kurangnya fasilitas-fasilitas kesehatan
yang layak dan dapat terjadi juga karena kondisi ekonomi
maupun pendidikan masyarakat yang tidak mencukupi.
 Jadi sebagian besar kondisi dari biologis masyarakat mudah
terjangkit penyakit, untuk solusinya mungkin pada saat ini
dengan cara meningkatkan fasilitas-fasilitas kesehatan dan
memberikan pengetahuan pada setiap anggota masyarakat
tentang pencegahan serta memberi pengetahuan tentang
pentingnya pola hidup sehat maupun pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan.

42
Faktor Psikologis
 Selain faktor diatas ada juga faktor psikologis, masalah seperti
ini dapat muncul jika psikologis suatu masyarakat sangat lemah.
Faktor psikologis juga dapat juga muncul jika beban hidup yang
berat yang dirasakan oleh masyarakat khususnya yang ada di
daerah perkotaan, pekerjaaan yang menumpuk sehingga
menimbulkan stress lalu dapat menimbulkan luapan emosi yang
nantinya dapat memicu konflik antar anggota masyarakat.

43
Faktor Penyebab Permasalahan Sosial
 Pada dasarnya, permasalahan sosial merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan masalah sosial
terwujud sebagai hasil dari kebudayaan manusia itu sendiri dan akibat dari
hubungan dengan manusia lainnya. Suatu gejala dapat disebut sebagai
permasalahan sosial dapat diukur melalui:
1. Tidak adanya kesesuaian antara nilai sosial dengan tindakan sosial.
2. Sumber dari permasalahan sosial merupakan akibat dari suatu gejala sosial
di masyarakat.
3. Adanya pihak yang menetapkan suatu gejala sosial tergantung dari
karakteristik masyarakatnya.
4. Permasalahan sosial yang nyata (manifest social problem) dan masalah
sosial tersembunyi (latent social problem).
5. Perhatian masyarakat dan masalah sosial.
6. Sistem nilai dan perbaikan suatu permasalahan sosial.

44
Permasalahan Sosial
 Adanya berbagai fenomena di lingkungan masyarakat dapat
menimbulkan permasalahan sosial. Namun, tidak semua fenomena di
masyarakat dapat disebut sebagai permasalahan sosial. Berikut
beberapa contoh masalah sosial yang ada di masyarakat, antara lain:

1. Kemiskinan
Kemiskinan adalah suatu keadaan di mana seseorang tidak sanggup
memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan
juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam
kelompok tersebut.

45
Adapun faktor yang melatarbelakangi adanya sumber masalah
kemiskinan, yaitu:

a. Faktor Biologis, Psikologis, dan Kultural


 Kondisi individu yang memiliki kelemahan biologis, psikologis, dan
kultural dapat dilihat dari munculnya sifat pemalas, kemampuan
intelektual dan pengetahuan yang rendah, kelemahan fisik, kurangnya
keterampilan, dan rendahnya kemampuan untuk menanggapi
persoalan di sekitarnya.

b. Faktor Struktural
 Kemiskinan struktural biasanya terjadi dalam masyarakat yang
terdapat perbedaan antara orang yang hidup di bawah garis kehidupan
dengan orang yang hidup dalam kemewahan. Ciri-ciri masyarakat yang
mengalami kemiskinan struktural, yaitu:
1. Tidak adanya mobilitas sosial vertikal.
2. Munculnya ketergantungan yang kuat dari pihak orang miskin
terhadap kelas sosial-ekonomi di atasnya.
46
Permasalahan Sosial
2. Kriminalitas
 Kriminalitas berasal dari kata crime yang artinya kejahatan.
Kriminalitas adalah semua perilaku warga masyarakat yang
bertentangan dengan norma-norma hukum pidana. Kriminalitas yang
terjadi di lingkungan masyarakat dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, baik dari dalam maupun luar individu.
 Tindakan kriminalitas yang ada di masyarakat sangat beragam
bentuknya, seperti pencurian, perampokan, pembunuhan, dan lain
sebagainya.
 Tindakan kriminalitas yang terjadi di masyarakat harus menjadi
perhatian aparat polisi dan masyarakat sekitar.

47
Permasalahan Sosial
3. Kesenjangan Sosial Ekonomi
 Kesenjangan sosial ekonomi merupakan perbedaan jarak antara
kelompok atas dengan kelompok bawah. Faktor-faktor yang
mendorong terjadinya kesenjangan sosial ekonomi di masyarakat,
antara lain:
a) Menurunnya pendapatan per kapita
b) Ketidakmerataan pembangunan di daerah-daerah
c) Rendahnya mobilitas sosial
d) Adanya pencemaran lingkungan alam

48
 Kesenjangan sosial ekonomi dapat menimbulkan masalah di
masyarakat, seperti munculnya tindakan kriminal, adanya
kecemburuan sosial, dan lain sebagainya.
 Oleh karena itu, dalam masyarakat perlu adanya upaya untuk
mengatasi kesenjangan sosial tersebut. Adapun beberapa upaya yang
dapat dilakukan untuk mengatasi kesenjangan sosial ekonomi, antara
lain;
a) Memberikan kesempatan kepada masyarakat miskin untuk
mendapatkan pendidikan yang layak.
b) Menciptakan lapangan pekerjaan sebanyak mungkin.

c) Adanya pemerataan pembangunan di daerah-daerah.

49
Dampak Masalah Sosial di Masyarakat
 Dalam lingkungan masyarakat pasti terdapat berbagai macam
permasalahan sosial. Contoh masalah sosial di masyarakat, seperti
kenakalan remaja, masalah kependudukan, masalah pencemaran
lingkungan, maupun masalah sosial lainnya.
 Adanya berbagai masalah sosial di lingkungan masyarakat dapat
membawa dampak bagi masyarakat itu sendiri.
 Dampak yang muncul juga sangat beragam, baik dampak positif
maupun negatif.
 Adapun dampak dari adanya permasalahan sosial di masyarakat,
antara lain:
1. Meningkatnya tingkat kriminalitas
2. Adanya kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin
3. Adanya perpecahan kelompok
4. Munculnya perilaku menyimpang
5. Meningkatkan pengangguran
50
Mengatasi Masalah Sosial
Beberapa cara untuk mengatasi masalah sosial, yang diantaranya
sebagai berikut ini:
 Dapat meningkatkan mutu dan pemerataan pendidikan.
 Dapat meningkatkan kesadaran sosial.
 Dapat menyediakan lapangan kerja yang banyak.
 Dapat meningkatkan pemerataan pembangunan atau fasilitas
publik.
 Dapat mensosialisasilkan norma sosial dan nilai-nilai sosial.
 Dapat memberikan sanksi sosial yang tegas bagi yang
melanggar, dan lain-lain.

51

Anda mungkin juga menyukai