Anda di halaman 1dari 54

BAB 1

LEMBAGA SOSIAL
A. Pengertian Lembaga Sosial
Lembaga sosial disebut juga dengan institusi sosial atau pranata sosial. Lembaga sosial
merupakan seperangkat norma dan aturan yang mengalami pelembagaan atau
institusionalisasi. Diartikan pula bahwa lembaga sosial adalah hasil institusionalisasi struktur
sosial yang eksistensinya adalah untuk menerapkan fungsi sistem nilai dan norma agar
pemenuhan kebutuhan manusia yang pokok tercapai.
B. Pengertian Lembaga Sosial Menurut Ahli
 Soerjono Soekanto dan Soelaeman Soemardi mendefinisikan lembaga sosial sebagai
kumpulan berbagai tata perilaku yang diakui oleh anggota masyarakat sebagai sarana
untuk mengatur relasi sosial
 Soerjono Soekanto lebih lanjut berpendapat bahwa lembaga sosial adalah himpunan
norma dari segala tindakan sosial yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pokok
dalam kehidupan bermasyarakat.
 Koentjaraningrat mendefinisikan lembaga sosial sebagai suatu sistem tata kelakuan
dan hubungan sosial yang berpusat pada aktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidup
bermasyarakat.
 Robert Melver dan C. H. Page mengatakan bahwa institusi sosial merupakan tata cara
yang dibentuk untuk mengatur hubungan sosial dalam suatu kelompok masyarkat
tertentu.
 Lopold Von Wiese dan Becker, lembaga sosial merupakan jaringan proses hubungan
antarmanusia atau antarkelompok yang berfungsi menjaga hubungan tersebut agar tetap
sesuai dengan minat dan kepentingan anggota kelompoknya.
 Harton berpendapat bahwa lembaga sosial adalah sistem relasi sosial yang
mengandung nilai-nilai dan prosedur tertentu dalam usaha memenuhi kebutuhan sosial.
 Landis mengatakan bahwa lembaga sosial merupakan struktur budaya formal yang
dirancang untuk menemukan dan memenuhi kebutuhan sosial yang pokok.
 G. Sumner, dikutip oleh Soerjono Soekanto berpendapat bahwa lembaga sosial adalah
perbuatan, cita-cita, sikap dan perlengkapan kebudayaan yang bertujuan memenuhi
kebutuhan masyarakat.
C. Contoh jenis-jenis lembaga sosial serta fungsinya
1. Lembaga keluarga
Keluarga merupakan contoh lembaga sosial yang pada umumnya, hubungan antar
para anggotanya berupa kekerabatan yang dibentuk melalui proses perkawinan atau
hubungan darah. Keluarga ada dua jenis, yaitu keluarga inti dan keluarga besar. Dalam
unit keluarga terdapat nilai dan norma. Begitu banyak tindakan sosial yang dilakukan
individu dibatasi oleh adanya norma atau aturan lain yang berlaku dalam keluarganya.
Keluarga bisa berfungsi sebagai lembaga reproduksi, yaitu tempat manusia
menghasilkan keturunan. Keluarga memiliki fungsi afeksi, yaitu tempat curahan kasih
sayang. Keluarga memiliki fungsi sosialisasi, yaitu tempat penanaman nilai-nilai dan
norma.
2. Lembaga Ekonomi
Struktur lembaga ekonomi adalah penawaran dan permintaan. Lembaga ekonomi
bekerja berdasarkan dua aspek yang saling berkaitan erat tersebut. Proses tindakan
ekonomi berputar pada produksi, distribusi, dan konsumsi. Kita senantiasa hidup dalam
sistem lembaga ekonomi karena senantiasa melakukan ketiga proses tersebut sebagai
makhluk ekonomi.
Contoh: Kebutuhan untuk tetap hidup, menuntut kita untuk makan. Makanan bisa
diperoleh dengan membeli. Kita beli makanan menggunakan uang yang diperoleh dari
bekerja. Kita memproduksi uang, membeli makanan, lalu mengonsumsinya.
Fungsi lembaga ekonomi yang cukup jelas yang dapat dirasakan adalah
menyediakan sumber daya untuk bertahan hidup. Selebihnya untuk mendulang profit,
menaikkan status sosial dan sebagainya. Sumber daya berbagai macam jenisnya, dari
makanan sampai kakuasaan. Ketersediaan sumber daya sangat terbatas, sedangkan semua
orang harus bertahan hidup kecuali yang tidak mau. Lembaga ekonomi memenuhi
kebutuhan tersebut melalui proses produksi, distribusi, dan konsumsi.
3. Lembaga Agama
Agama menjadi pedoman hidup yang kekal bagi orang-orang beriman karena
tidak hanya mengatur hubungan antar manusia namun juga antara manusia dengan
Tuhan. Di Indonesia, terdapat instansi yang khusus menangani urusan terkait dengan
agama, dari level kementrian(pusat) hingga sampai desa.
Lembaga agama memiliki otoritas menentukan makanan yang halal dan haram,
memiliki otoritas untuk melegitimasi calon mempelai dalam membangun rumah tangga,
dan memiliki otoritas dalam resolusi konflik di beberapa daerah. Selain itu, peran
lembaga agama juga mencakup sumber terciptanya solidaritas sosial. Kemerdekaan
Bangsa Indonesia dari kolonial Belanda dicapai melalui perlawanan dengan semagat
jihad. Jihad sendiri merupakan konsep dalam agama.
4. Lembaga politik
Lembaga politik tidak hanya mengurusi perebutan kekuasaan, namun juga proses
pembuatan kebijakan. Hampir seluruh elemen kehidupan kita bersentuhan dengan politik,
dari konstitusi Negara sampai peraturan RT merupakan keputusan politik. Politik secara
kelembagaan dibentuk atas dasar hukum formal. Di Indonesia, sistem politik kenegaraan
yang dikembangkan adalah demokrasi berasas Pancasila. Politik di Indonesia menganut
“trias politika” yaitu pondasi utama politik yang terdiri dari lembaga eksekutif, legislatif,
dan yudikatif.
Lembaga politik berfungsi melakukan kontrol sosial, yaitu mengendalikan
perilaku masyarakat. Sebagai contoh, individu tidak boleh mencuri barang orang lain.
Instansi yang melakukan kontrol terhadap pelanggaran aturan dibentuk oleh negara,
seperti pengadilan, kepolisian, lembaga kemasyarakatan, sampai petugas piket jaga
ronda. Ketika seseorang mencuri dan ketahuan, maka akan dihukum sesuai aturan yang
sudah dibuat. Semua hal tersebut merupakan produk politik.
5. Lembaga pendidikan
Pendidikan dimulai sejak bayi lahir, bahkan bisa jadi sejak bayi dalam kandungan
ketika orang tua membisikkan kata-kata ke calon anaknya lewat perut ibunya. Secara
formal, lembaga pendidikan dibentuk untuk memenuhi kebutuhan manusia akan
pendidikan. Sekolah dan universitas merupakan dua contoh lembaga pendidikan formal
yang dibentuk dengan tujuan spesifik, yaitu memberi pendidikan pada anak didik.
Fungsi lembaga pendidikan yang sering kali disebutkan adalah sebagai wadah
sosialisasi nilai. Sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat dapat dipertahankan atau
dikembangkan melalui lembaga pendidikan. Sebagai contoh, suatu kelompok masyarakat
yang menganut sistem nilai tentang pentingnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
Sekolah dan universitas mengajarkan anak didiknya tentang nilai penting keadilan sosial
bagi rakyat. Ketika anak didik tersebut lulus, diharapkan nilai tentang keadilan sosial
menjadi pegangan teguh dalam kesehariannya.
Contoh Soal :
1. Lembaga sosial yang pertama dan utama dalam membentuk karakter anak adalah ….. (OSN
IPS SMP 2019)
a. Kesehatan
b. Keluarga
c. Agama
d. Ekonomi
2. Keanggotaan warga Desa Sukamakmur dalam koperasi peternak sapi “Warga Jaya”,
menunjukkan berperannya lembaga ….. (OSN IPS SMP 2019)
a. Pendidikan
b. Politik
c. Ekonomi
d. Budaya
3. Pernyataan yang menunjukkan jenis dan peran lembaga kesehatan masyarakat adalah …..
(OSN IPS SMP 2019)
a. Peningkatan pelayanan Puskesmas dalam menangani balita kurang gizi
b. Setiap dukun sunat memberikan pelatihan cara menyunat sesuai standar
c. Perguruan tinggi diminta meningkatkan daya tamping mahasiswa kedokteran
d. Tokoh masyarakat di pedesaan dilibatkan dalam Gerakan Masyarakat Sehat
4. Rusaknya jalan raya yang menghubungkan warga masyarakat pedalaman dengan wilayah
luar menyebabkan hasil pertanian tidak bisa dijual. Kondisi ini berakibat pada kurang
berfungsinya lembaga ….. (OSN IPS SMP 2019)
a. Agama
b. Pendidikan
c. Ekonomi
d. Politik
5. Lembaga sosial yang berfungsi menjalankan peran gerakan literasi untuk mengantisipasi
dampak bonus demografi tahun 2030 adalah lembaga ….. (OSN IPS SMP 2019)
a. Pendidikan
b. Agama
c. Budaya
d. Politik
6. Penanaman karakter pada anak di usia emas (golden age) merupakan tugas institusi …..
(OSN IPS SMP 2017)
a. Sekolah
b. Keluarga
c. Agama
d. Ekonomi
7. Lembaga kepolisian memiliki fungsi ….. (OSN IPS SMP 2017)
a. Menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan
b. Memberikan pedoman bagi anggota masyarakat
c. Mengadakan sistem pengendalian sosial
d. Memenuhi berbagai kebutuhan hidup masyarakat
BAB 2
INTERAKSI SOSIAL
A. Pengertian Interaksi Sosial
Dalam kamus Bahasa Indonesia Interaksi didefinisikan sebagai hal saling melakukan
aksi, berhubungan atau saling mempengaruhi. Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-
hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara
individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok
lainnya, maupun antara kelompok dengan individu.
Menurut Charles P. loomis sebuah hubungan bisa disebut interaksi jika memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
1. Jumlah pelakunya dua orang atau lebih
2. Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbul atau lambing-lambang
3. Adanya suatu demensi waktu yang meliputi masa lalu, masa kini, dan masa yang akan
datang
4. Adanya tujuan yang hendak dicapai
B. Faktor-faktor Interaksi Sosial
a. Imitasi
Imitasi yaitu tindakan meniru orang lain. Faktor imitasi mempunyai peran penting
dalam proses interaksi sosial. Imitasi dapat membawa seseorang untuk mematuhi kaidah–
kaidah yang berlaku. Faktor ini telah diuraikan oleh Gabriel Tarde yang beranggapan
bahwa seluruh kehidupan sosial itu sebenarnya berdasarkan pada faktor imitasi saja.
b. Sugesti
Sugesti adalah pandangan atau sikap yang diyakini seseorang terhadap sesuatu,
lalu diterima oleh orang lain. Biasanya sugesti muncul ketika si penerima sedang dalam
kondisi yang tidak netral sehingga tidak dapat bewrfikir rasional. Biasanya sugesti berasal
dari orang-orang sebagai berikut:
1. Orang yang berwibawa, karismatik dan punya pengaruh terhadap yang disugesti,
misalnya orang tua, ulama, dan lain sebagainya.
2. Orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari pada yang disugesti.
3. Kelompok mayoritas terhadap minoritas.
4. Reklame atau iklan media masa.
c. Identifikasi. Identifikasi yaitu merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang untuk
menjadi sama.
d. Simpati. Simpati merupakan suatu proses dimana seorang merasa tertarik kepada pihak
lain. Melalui proses simpati, seseorang akan merasa dirinya seolah-olah berasa dalam
keadaan orang lain.
e. Empati. Empati adalah simpati yang mendalam dan dapat mempengaruhi kejiwaan serta
fisik seseorang.
C. Syarat-syarat Interaksi Sosial
1. Adanya Kontak sosial
Arti kontak berarti sama-sama menyentuh. Kontak sosial bukan hanya berarti interaksi
atau hubungan secara fisik fisik, namun juga meliputi interaksi atau hubungan non fisik.
Contoh interaksi non fisik adalah saling melakukan video call menggunkan handphone.
Kontak sosial memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
 Dapat bersifat positif maupun negatif.
Kontak sosial yang bersifat positif adalah kontak sosial yang mengarah pada
kerjasama. Sedangkan kontak sosial yang mengarah pada pertentangan atau konflik
maka kontak sosial tersebut bersifat negatif.
 Dapat bersifat primer maupun sekunder.
Kontak sosial yang bersifat primer terjadi apabila peserta interaksi bertemu muka
secara langsung, misalnya kontak antara guru dengan murid di sekolah. Sedangkan
kontak sosial yang bersifat sekunder terjadi apabila interaksi berlangsung melalui
perantara, misalnya percakapan melalui handphone.
2. Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi dari satu pihak kepada pihak yang
lain dalam rangka mencapai tujuan bersama. Ada lima unsur pokok dalam komunikasi,
yaitu:
 Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan informasi atau pesan atau perasaan
atau pemikiran pada pihak lain.
 Komunikan, yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran,
maupun informasi.
 Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
 Media, yaitu alat untuk menyampaiakn pesan.
 Efek/feed back yaitu tanggapan atau perubahan yang diharapkan terjadi pada
komunikan setelah mendapat pesan dari komunikator.
 Ada tiga tahapan penting dalam komunikasi, yaitu :
 Encoding
Pada tahap ini gagssaan atau program yang akan dikomunikasikan diwujudkan
dalam kalimat atau gambar. Dalam tahap ini komunikator harus memilih kata atau
istilah, kalimat, ataupun gambar yang mudah dipahami oleh komunikan.
Komunikator harus menghindari penggunaan kode-kode yang membingungkan
komunikan.
 Penyampaian
Pada tahap ini istilah atau gagasan yang telah diwujudkan dalam bentuk kalimat
dan gambar disampaiakan. Penyampaian dapat berupa lisan dan dapat berupa tulisan
atau gabungan dari duanya.
 Decoding
Pada tahap ini dilakukan proses mencerna dan memahami kalimat serta gambar
yang diterima komunikan menurut pengalaman yang dimilikinya.
D. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Menurut Mark L. Knapp menjelaskan tahapan interaksi sosial ada yang untuk
mendekatkan (asosiatif) dan ada yang untuk merenggangkan (diasosiatif).
Tahapan Mendekatkan (Asosiatif) Tahapan Merenggangkan (Diasosiatif)
memulai (initiating) membeda-bedakan (differentiating)
menjajaki (experimenting) membatasi (circumscribing)
meningkatkan (intensifying) memacetkan (stagnating)
menyatupadukan (integrating) menghindari (avoiding)
mempertalikan (bonding) memutuskan (terminating)

Menurut Gillin dan Gillin, terdapat dua proses sosial yang timbul sebagai akibat
adanya interaksi sosial yaitu:
1. Proses Asosiatif (tahapan mendekatkan)
a. Kejasama (Coorperation)
Kerjasama adalah usaha bersama antara individu atau kelompok untuk mencapai
satu atau beberapa tujuan bersama. Kerjasama timbul karena orientasi individu terhadap
kelompoknya (in-group) dan kelompok lainya (out-group). Kerjasama akan bertambah
kuat jika ada hal-hal yang menyinggung anggota/perorangan lainnya.
Macam - macam bentuk kerjasama:
 Bargaining, yaitu pelaksana perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-
jasa antara dua organisasi atau lebih.
 Kooptasi (cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam
kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara
untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang
bersangkutan
 Koalisi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai
tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk
sementara waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai
struktur yang tidak sama antara satu dengan lainnya, akan tetapi karena maksud utama
adalah untuk mendapat satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnnya adalah
kooperatif.
b. Akomodasi (Accomodation)
Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti yaitu yang menujuk pada suatu
keadaan dan menunjuk pada suatu proses. Akomodasi yang menunjuk pada keadaan,
dapat diartikan sebagai adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang-
perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma
sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sedangkan akomodasi
menunjuk pada suatu proses adalah usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan
guna mencapai kestabilan. Bentuk-bentuk Akomodasi:
 Corecion, yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya
paksaan,
 Compromise, adalah bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling
mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang
ada.
 Arbitration, adalah uatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang
berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri
 Conciliation, adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari
pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
 Toleration, merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya.
 Stalemate, adalah suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena
mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada satu titik tertentu dalam
melakukan pertentangannya.
 Adjudication, Penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan
2. Proses Disasosiatif
Proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional processes. Oposisi dapat
diartikan sebagai cara berjuang melawan seseorang atau sekelompok manusia untuk
mencapai tujuan tertentu. Pola-pola oposisi tersebut dinamakan juga sebagai perjuangan
untuk tetap hidup (struggle for existence). Proses-proses yang disosiatif dibedakan dalam
tiga bentuk, yaitu :
a. Persaingan (Competition)
Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana
individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-
bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik
perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau
dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau
kekerasan.
b. Kontraversi (Contravetion)
Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada
antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Menurut Leo von Wiese dan
Howard Becker, bentuk kontraversi yang umumnya dilakukan adalah seperti perbuatan
penolakan, keenganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguang-
gangguan, kekerasan, pengacauan rencana.
c. Pertentangan (Pertikaian atau conflict)
Pertentangan dapat pula menjadi sarana untuk mencapai keseimbangan antara
kekuatan-kekuatan dalam masyarakat. Timbulnya pertentangan merupakan pertanda
bahwa akomodasi yang sebelumnya telah tercapai. Pertentangan mempunyai beberapa
bentuk khusus:
 Pertentangan Pribadi. Pertentangan yang terjadi antar individu
 Pertentangan Rasial. Dalam hal ini para pihak akan menyadari betapa adanya
perbedaan antara mereka yang menimbulkan pertentangan
 Pertentangan antara kelas-kelas sosial, biasanya disebabkan karena adanya perbedaan
kepentingan
 Pertentangan politik. Pertentangan ini menyangkut antar golongan dalam satu
masyarakat maupun antar negara yang berdaulat
 Pertentangan yang bersifat internasional. Pertentangan disebabkan adanya perbedaan
kepentingan yang kemudian merambat ke kedaulatan Negara.
Akibat-akibat bentuk pertentangan:
 Tambahnya solidaritas in-group, apabila berknflik dengan pihak lain
 Apabila pertentangan antar golongan terjadi dalam satu kelompok, maka persatuan
kelompok tersebut akan goyah dan retak.
 Perubahan kepribadian para individu.
 Hancurnya harta benda dan berpeluang terjadinya jatuh korban.
 Akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak.
E. Pandangan Dalam Kepentingan Individu Dan Kepentingan Masyarakat
Persoalan pengutamaan kepentingan individu atau masyarakat ini memunculkan dua
pandangan yang berkembang menjadi paham/aliran bahkan ideologi yang dipegang oleh suatu
kelompok masyarakat.
1. Pandangan Individualisme
Pandangan individualisme berpendapat bahwa kepentingan individulah yang harus
diutamakan. Pandangan ini beranggapan bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk
individu yang bebas dan terlepas dari manusia yang lain. Paham individualisme
menghasilkan ideologi liberalisme. Paham ini disebut juga ideologi individualisme liberal.
Paham individualisme liberal muncul di Eropa Barat (bersama paham sosialisme)
pada abad ke 18-19, yang dipelopori oleh Jeremy Betham, John Stuart Mill, Thomas
Hobben, John Locke, Rousseau, dan Montesquieu. Beberapa prinsip yang dikembangkan
ideologi liberalisme adalah sebagai berikut:
 Penjaminan hak milik perorangan. Menurut paham ini, kepemilikan sepenuhnya
berada pada pribadi dan tidak berlaku hak milik bersama
 Mementingkan diri sendiri atau kepentingan individu yang bersangkutan,
 Pemberian kebebasan penuh pada individu
 Persaingan bebas untuk mencapai kepentingannya masing-masing.
Kebebasan dalam rangka pemenuhan kebutuhan diri bisa menimbulkan persaingan
dan dinamika kebebasan antar individu. Menurut paham liberalisme, kebebasan antar
individu tersebut bisa diatur melalui penerapan hukum. Jadi, negara yang menjamin
keadilan dan kepastian hukum mutlak diperlukan dalam rangka mengelola kebebasan agar
tetap menciptakan tertibnya penyelenggaraan hidup bersama.
Individualisme liberal dapat menimbulkan ketidakadilan, berbagai bentuk tindakan
tidak manusiawi, imperialisme, dan kolonialisme, liberalisme mungkin membawa manfaat
bagi kehidupan politik, tetapi tidak dalam lapangan ekonomi dan sosial.
2. Pandangan Sosialisme
Paham sosialisme ditokohi oleh Robert Owen dari Inggris (1771-1858), Lousi
Blanc, dan Proudhon. Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya
masyarakat yang adil, selaras, sejahtera, dan bebas dari penguasaan individu atas hak milik
dan alat-alat produksi. Sosialisme muncul dengan maksud kepentingan masyarakat secara
keseluruhan terutama yang tersisih oleh sistem liberalisme agar mendapat keadilan,
kebebasan, dan kesejahteraan. Untuk meraih hal tersebut, sosialisme berpandangan bahwa
hak-hak individu harus diletakkan dalam kerangka kepentingan masyarakat yang lebih
luas, dimana hak-hak individu sebagai hak dasar hilang, hak-hak individu timbul karena
keanggotaannya dalam suatu komunitas atau kelompok (individu hanyalah objek dari
masyarakat).
Dalam sosialisme yang radikal/ekstem (marxisme/komunisme) cara untuk meraih hal
itu adalah dengan menghilangkan hak pemilikan dan penguasaan alat-alat produksi oleh
perorangan. Paham marxisme/komunisme dipelopori oleh Karl Marx (1818-1883).
Sosialisme dalam bentuk yang ekstrem, tidak menghargai manusia sebagai pribadi
sehingga bisa merendahkan sisi kemanusiaan. Dalam negara komunis mungkin terjadi
kemakmuran, tetapi kepuasan rohani manusia belum tentu terjamin.
3. Ideologi Pancasila
Indonesia sebagai Negara yang berfalsafahkan Pancasila, memandang secara
seimbang hakikat manusia memiliki sifat pribadi sekaligus sosial. Manusia adalah makhluk
individu sekaligus makhluk sosial. Frans Magnis Suseno (2001), menyatakan bahwa
manusia adalah individu yang secara hakiki bersifat sosial dan sebagai individu manusia
bermasyarakat.
Paduan harmoni antar individu dan sosial dalam diri bangsa Indonesia diungkap
dalam sila kedua dan ketiga Pancasila. Bangsa Indonesia memiliki prinsip menempatkan
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan, namun demi kepentingan
bersama tidak dengan mengorbankan hak-hak dasar setiap warga negara.
CONTOH SOAL
1. Dalam bahasa Sunda kata “amis” berarti manis, namun dalam bahasa Indonesia kata 'Amis'
bermakna bau anyir (tidak enak seperti ikan busuk), Kata “Gedang” dalam Bahasa Sunda
berarti Pepaya, sedangkan dalam bahasa Jawa berarti Pisang. Hal ini dapat saja
menimbulkan masalah interaksi sosial karena …. (OSN IPS SMP 2019)
a. Setiap pihak tidak paham bahasa maka belum terjadi interaksi
b. Komunikasi sebaiknya menggunakansimbol yang disepakat
c. Ada perbedaan tujuan interaksi, ketika kata tersebut diciptakan
d. Perbedaan makna kata dapat meningkatkan kekayaan bahasa
2. Pernyataan paling tepat yang menunjukkan damipak interaksi sosial dari eksodus penduduk
akibat konflik di Asia adalah …. (OSN IPS SMP 2019)
a. Masalah ijin tinggal karena para pengungsi tidak memiliki identitas yang jelas
b. Problem bahasa dan budaya menyulitkan masyarakat setempat berinteraksi
c. Ada perbedaan kepentingan ekonomi antara pengungsi dan negara yang dituju
d. Persoalan kemanusiaan mengharuskan negara lain menerima kehadiran mereka
3. Sikap toleransi dan gotong royong yang dimiliki individu menunjukkan keberhasilan dari
interaksi asosiatif yang dipengaruhi oleh faktor ….. (OSN IPS SMP 2019)
a. Lingkungan buatan
b. Lingkungan sosial
c. Lingkungan alan
d. Media massa
4. Faktor penyebab timbulnya permasalahan akibat interaksi manusia dengan lingkungan sosial
antara lain... (OSN IPS SMP 2019)
a. Masuknya industri pariwisata pada komunitas adat meningkatkan kesejahteraan warga
b. Lunturnya tradisi warisan leluhur akibat masuknya teknologi komunikasi ke pelosok
pedalaman
c. Konflik yang terjadi secara turun temurun antara komunitas keagamaan yang berbeda
ritual dan keyakinan
d. Saling klaim warisan nilai dan kearifan lokal antara dua komunitas masyarakat yang
letaknya berdekatan
5. Manakah di antara pernyataan berikut ini yang menunjukkan fungsi dari interaksi sosial
bagi kesatuan masyarakat adalah ….. (OSN IPS 2014)
a. Dalam interkasi sehari-hari, setiap orang akan belajar bersikap yang patut
b. Interaksi sosial melibatkan sekurangnya dua pihak yang saling sepaham
c. Kerjasama dalam interkasi sosial mebutuhkan rasa saling membutuhkan
d. Interaksi sosial menghasilkan kesepakatan-kesepakatan untuk mereka yang terlibat
6. Contoh bentuk interaksi sosial diasosatif adalah …. (OSN IPS SMP 2017)
a. Pemaksaan mengikuti kerja bakti
b. Penertiban pedagang kaki lima
c. Demonstrasi kenaikan upah
d. Tawuran antar kampong
7. Perusahaan kecap “Cap Lezat” melakukan kesepakatan untuk membeli kedelai hitam dari
petani dengan harga yang kompetitif. Proses terebut dinamakan ….. (SOAL IPS SMP
2017)
a. Kerjasama
b. Kooptasi
c. Koalisi
d. Merger
8. Regulasi pemerintah yang mengatur keberadaan transportasi online ketika terjadi pro dan
kontra mengenai transportasi online di masyarakat merupakan interaksi sosial dalam
bentuk ….. (OSN IPS SMP 2019)
a. Kerjasama
b. Akomodasi
c. Kontraversi
d. Persaingan
9. Perhatikan pernytaan berikut ini!
1)Pemilik perusahaan mebel bekerja sama dengan toko mebel
2)Debat calon kandidat ketua OSIS berlangsung secara kompetitif
3)Pihak yang terlibat sengketa lahan menyelesaikan konflik dengan cara arbitrasi
4)Supporter kesebelasan sepak bola AREMA terlibat konflik
Proses asosiasiatif dalam masyarakat ditunjukkan oleh angka ….. (OSN IPS SMP 2019)
a. 1) dan 2)
b. 1) dan 3)
c. 2) dan 3)
d. 3) dan 4)
10. Yang tidak termasuk dalam proses diasosiatif adalah ….. (OSN IPS SMP 2019)
a. Persaingan
b. Kontroversi
c. Akomodasi
d. Pertentangan
11. Gambar di bawah ini yang merupakan contoh interaksi sosial yang berlangsung antara
kelompok dengan kelompok adalah …. (OSN IPS SMP 2019)

12. Kontak primer dalam kaitannya dengan interaksi sosial dapat dilakukan dengan cara
berikut ….. (OSN IPS SMP 2019)
a. Berpelukan
b. Berkirim surat
c. Menelpon
d. Berkirim salam melalui teman
13. Proses menyelesaikan pertentangan dengan melibatkan pihak ketiga yang netral untuk
menengahi, digolongkan sebagai interkasi sosial ….. (OSN IPS SMP 2019)
a. Toleransi
b. Kompromi
c. Mediasi
d. kontroversi
BAB 3
PENYIMPANGAN SOSIAL
A. Pengertian Penyimpangan Sosial
Suatu perilaku dianggap menyimpang apabila tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma
sosial yang berlaku pada masyarakat, sehingga seseorang yang melanggarnya akan dianggap
sebagai pelanggar dan harus dihukum sesuai dengan ketentuan yang sudah berlaku.
Penyimpangan sosial bisa terjadi kepada siapapun, kapanpun, dan dimanapun baik dalam
keadaan sadar maupun tidak sadar. Penyimpangan baik itu kecil ataupun besar, dalam skala luas
maupun sempit akan berakibat terganggunya keseimbangan kehidupan masyarakat.
B. Pengertian Penyimpangan Sosial Menurut Para Ahli
Berikut ini merupakan pengertian penyimpangan sosial menurut para ahli, yaitu :
 Robert M.Z Lawang
Menurut Robert, penyimpangan sosial adalah segala tindakan dan tingkah laku yang tidak
sesuai dengan norma yang sudah berlaku di dalam sistem masyarakat tertentu.
 James W. Van Zanden
Menurut James, penyimpangan sosial adalah suatu tindakan atau perilaku yang menurut
sebagian besar orang dianggap sebagai tindakan yang tercela.
 Lewis Coser
Lewis Coser berpendapat bahwa yang dimaksud penyimpangan sosial adalah kegagalan
seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap kebudayaan dengan perubahan sosial.
 Gillin
Menurut Gillin perilaku menyimpang adalah sejumlah tingkah laku yang timbul dari nilai-
nilai dan norma sosial sehingga dapat menjadi sebab pemudaran atau runtuhnya ikatan sosial
solidaritas kelompok.
 Becker
Menurut Becker suatu perilaku yang menyimpang secara sosial adalah konsekuensi dari
adanya aturan dan penerapan sanksi yang dilakukan oleh masyarakat terhadap seseorang
yang mengerjakan tindakan itu sendiri.
 Van Der Zanden
Menurut Zanden, penyimpangan sosial adalah suatu perilaku yang dianggap oleh sebagian
masyarakat sebagai tindakan yang tercela dan berada di luar batas toleransi.
 Paul B. Horton
Menurut Paul, penyimpangan sosial adalah perilaku atau tindakan yang dilakukan seseorang
sebagai bentuk pelanggaran terhadap norma yang ada dalam masyarakat.
 Edward H. Sutherland
Menurut Edward penyimpangan ini bersumber dari pergaulan yang berbeda sebab seseorang
yang belajar untuk menyimpang dari norma masyarakat melalui kelompok-kelompok
berbeda dimana ia bergaul. Di dalam teori ini juga dipaparkan bahwa teori sumber
penyimpangan terdiri dari 2 faktor yaitu:
1. Perilaku menyimpang bisa terjadi karena sebuah proses sosialisasi yang tidak merata,
sehingga pesan yang dibawa oleh agen sosialisasi tidak searah.
2. Perilaku menyimpang juga bisa terjadi akibat seseorang belajar mengenai perilaku yang
menyimpang.
 Edwin M. Lemert
Menurut Edwin penyimpangan ini berasal dari adanya proses lebelling (pemberian julukan,
merk, cap, atau stempel) negatif yang diberikan masyarakat untuknya.
 Robert K. Merton
Menurut Robert, penyimpangan berasal dari adanya ketegangan antara tujuan budaya dan
sarana untuk menggapainya. Masyarakat menginginkan setiap orang berhasil, namun tidak
semua orang bisa mencapainya melalui sarana yang sah, seperti menjadi pengusaha dll.
Kemudian orang-orang ini akan mengambil jalur yang menyimpang.
 Lemert (1951)
Menurut Lemert, perilaku menyimpang ini terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Penyimpangan primer merupakan suatu perilaku menyimpang yang masih bisa diterima
secara sosial. Misal, mencontek saat ujian dan kebut-kebutan di jalan.
2. Penyimpangan sekunder merupakan suatu perilaku menyimpang yang pada umumnya
tidak bisa diterima secara sosial. Misal, pembunuhan, memalai narkoba dsb.
C. Ciri-ciri Penyimpangan Sosial
Berikut merupakan ciri-ciri penyimpangan sosial yaitu:
 Deviasi (penyimpangan) merupakan dampak dari adanya masalah-masalah, baik itu
pribadi maupun sosial.
 Deviasi (penyimpangan) merupakan bentuk penolakan masyarakat.
 Deviasi (penyimpangan) bersifat universal (menyeluruh) karena menggambarkan tiga
fungsi penting yaitu deviasi dalam menjelaskan aturan, dalam pembentukan grup, dan
dalam mengembangkan perubahan sosial.
 Aspek lahiriah yang bisa diamati dengan jelas, dapat dibagi menjadi dua aspek yaitu
dalam bentuk verbal (melalui kata-kata kotor, tidak senonoh, makian, dan lain-lain)
serta dalam bentuk nonverbal (tingkah laku yang terlihat).
D. Penyebab Terjadinya Penyimpangan
Penyebab terjadinya penyimpangan sosial bisa dilihat dari situasi dan kondisi pada
masyarakat itu sendiri. Pada dasarnya setiap individu mempunyai latar belakang yang berbeda,
hal itulah yang kemudian menimbulkan tindakan-tindakan yang berlawanan dan tidak semua
individu mampu mengidentifikasi nilai dan norma yang sudah berlaku di masyarakat. Hal
tersebut menunjukkan bahwasa proses sosialisasi mengalami kegagalan, sehingga individu-
individu yang demikian itu sangat cenderung menerapkan tindakan yang menyimpang. Beberapa
faktor yang menyebabkan orang melakukan sesuatu menyimpang antara lain:
 Perbedaan Status.
Adanya benteng pemisah antara si miskin dan si kaya yang amat mencolok,
sehingga dengan hal itu akan mengakibatkan timbulnya rasa iri, dengki, syirik, dan
berujung pada perilaku menyimpang seperti manipulasi, korupsi, kolusi, dan
sebagainya.
 Kebutuhan Ekonomi.
Tumbuh rasa atau keinginan untuk hidup serba kecukupan tanpa harus susah payah
bekerja, hal ini juga mengakibatkan seseorang mengambil jalan pintas dengan cara
penyimpangan seperti merampok, begal, mencuri, dan lain sebagainya.
 Keluarga yang Berantakan (Broken Home).
Keluarga yang berantakan akan menyebabkan tumbuhnya penyimpangan sosial.
Hal ini disebabkan oleh perselingkuhan atau perceraian, sehingga menyebabkan
anggota keluarganya tidak betah hidup di rumah akibat dari situasi dan kondisi rumah
yang selalu berantem atau saling diam. Akibatnya, individu melampiaskan kekosongan
hatinya dengan berjudi, miras, narkoba, terjun ke dalam komplek prostitusi, dan masih
banyak lainnya.
 Banyak Pemuda yang putus Sekolah dan Pengangguran Hidupnya Liar di Jalanan.
Pada dasarnya seorang pemuda bisa saja bekerja di kantor, namun untuk bekerja
di kantor dibutuhkan keahlian. Disebabkan mereka tak memiliki keahlian, maka
mereka menganggur, padahal mereka juga membutuhkan sandang, pangan, dan tempat
tinggal, sehingga mereka mengambil jalan pintas dengan cara menjadi pengamen bus
atau pengemis berjalan.
 Pengaruh Media Masa.
Media masa sangatlah besar pengaruhnya, banyaknya tayangan-tayangan berita
kekerasan dan kriminalitas. Pola seperti ini akan memengaruhi emosi dan kejiwaan
seseorang, yang berakibat kepada pembunuhan, pemerkosaan, perkelahian,
perampokan, dan sebagainya. Sebagai orang tua seyogyanya agar senantiasa
memperhatikan buah hatinya agar terhindar dari pencemaran media masa.
 Sosialisasi Nilai-nilai Sub-kebudayaan Menyimpang
Sosialisasi nilai sub-kebudayaan yang menyimpang terjadi karena individu atau
kelompok baik sengaja maupun tidak, secara otomatis telah mengadopsi nilai-nilai
sub-kebudayaan yang menyimpang. Contohnya adalah secara umum masyarakat
Indonesia mengetahui bahwa hubungan prostitusi atau seks di luar nikah ini tidak
dibenarkan secara norma agama, sosial, dan hukum. Namun berbeda dengan negeri
barat yang tidak dikategorikan sebagai perilaku menyimpang.
E. Dampak Penyimpangan Sosial
Pada umumnya penyimpangan sosial menimbulkan aib atau stigma bagi para pelakunya.
Masyarakat memandang pelaku penyimpangan sosial secara negatif karena telah melanggar
aturan di masyarakat. Penyimpangan sosial yang melanggar norma hukum antara lain tindak
kejahatan seperti: penipuan, perampokan, pencurian. Pelaku penyimpangan ini akan
mendapatkan sanksi hukum, seperti menjadi tahanan penjara.
Selain penyimpangan yang melanggar norma hukum ada juga penyimpangan sosial yang
melanggar norma-norma sosial. Misal penyimpangan dalam bentuk gaya hidup lain dari gaya
hidup pada umumnya seperti sikap eksentrik dan arogansi. Sikap eksentrik merupakan sikap
yang dianggap aneh oleh masyarakat, contoh anak laki-laki yang memakai anting. Sedangkan
sikap arogansi adalah sikap yang menunjukkan kesombongan atas kekuasaan, kekayaan, dan
kemapanan yang tidak seharusnya dimiliki oleh seorang individu.
Penyimpangan sosial juga dapat mendorong perubahan masyarakat, biasanya hal ini
ditemukan dalam penyimpangan yang sifatnya positif seperti inovasi pembaharuan di dalam
kehidupan masyarakat.
F. Sikap Terhadap Pelaku Penyimpangan Sosial
1. Sikap Positif
Sikap positif bukan berarti membenarkan begitu saja penyimpangan sosial. Sikap
positif merupakan sikap yang dianggap wajar atau sesuai dengan peristiwa yang terjadi,
sikap seperti ini bisa dibangun dengan kesanggupan menahan emosi dan memakai akal
sehat dalam menghadapi penyimpangan sosial.
Sikap positif dapat dilihat melalui simpati seseorang terhadap pelaku
penyimpangan sosial, simpati merupakan sikap menaruh perhatian terhadap si
penderita. Sikap simpati membuat seseorang sanggup memahami pandangan atau situasi
pelaku penyimpangan sosial. Sama halnya dengan rasa empati yang memperkenankan
kita untuk memerhatikan, memahami, dan menanggapi masalah orang lain. Sikap
empati juga mampu mendorong kita untuk membantu orang lain walaupun itu tidak
menguntungkan bagi dirinya.
2. Sikap Negatif
Sikap negatif merupakan sikap yang tidak peduli sama sekali atau membiarkan terhadap
adanya penyimpangan sosial. Contoh sikap negatif terhadap penyimpangan sosial adalah
mengompori warga lain untuk memukuli si pencuri hingga babak belur saat terjadi peristiwa
main hakim sendiri.
CONTOH SOAL
1. Perhatikan pernyataan di bawah ini !
1) Para remaja kebut – kebutan di jalan
2) Seorang pemuda melakukan curanmor
3) Seseorang siswa tidak mengerjakan tugas
4) Seseorang preman melakukan pembunuhan
Berdasarkan pernyataan di atas yang termasuk penyimpangan primer yaitu... (OSN IPS SMP
2019)
a. 1) dan 2)
b. 1) dan 3)
c. 2) dan 3)
d. 2) dan 4)
2. Supatmi adalah seorang ibu yang sehari-hari pekerjaannya sebagai tukang tambal ban, dari
ban sepeda motor sampai ban truk. Ini menunjukkan adanya penyimpangan sosial yang
bersifat... (OSN IPS SMP 2019)
a. Negatif
b. Positif 
c. Primer
d. Sekunder
3. Permasalahan yang terjadi akibat proses sosialisasi yang tidak sempurna ditunjukkan oleh
pernyataan ….. (OSN SMP 2014)
a. Kerusuhan dalam suatu pergelaran konser akibat penonton saling dorong-mendorong
b. Konflik antar dua kelompok pemuda akibat perebutan lahan parkir
c. Warga bantaran kali terbiasa menggunakan air kali untuk mandi dan mencuci
d. Demonstrasi buruh menuntut peningkatan upah dan perbaikan kerja
4. Cara yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengurangi perilaku korupsi di bidang
keuangan Negara adalah …. (OSN IPS SMP 2017)
a. Menurunkan dan menunda promosi jabatan
b. Menindak pelaku korupsi dengan hukuman yang setimpal
c. Melakukan advokasi dan gerakan sosial
d. Sosialisasi transparansi dan akuntabilitas
5. Perhatikan pernyataan di bawah ini!
1)Para remaja kebut-kebutan di jalan
2)Seorang pemuda melakukan pencurian kendaraan bermotor
3)Seorang siswa tidak mengerjakan tugas
4)Seorang preman melakukan pembunuhan
Berdasarkan pernyataan di atas yang termasuk penyimpangan primer, yaitu ….. (OSN
IPS SMP 2019)
a. 1) dan 2)
b. 1) dan 3)
c. 2) dan 3)
d. 2) dan 4)
6. Supatmi adalah seorang ibu yang sehari-hari pekerjaanya adalah sebagai tukang tambal
ban, dari van sepeda motor sampai bank truk. Hal ini menunjukkan adanya
penyimpangan sosial yang bersifat …… (OSN IPS SMP 2019)
a. Negatif
b. Positif
c. Primer
d. Sekunder
7. Berikut adalah tindakan yang harus dilakukan keluarga agar tidak terjadi perilaku
menyimpang pada anak adalah ….. (OSN IPS SMP 2019)
a. Memberikan semua yang diinginkan anak
b. Mendsak anak untuk mengikuti pendidikan sesuai kehendak orang tua
c. Memberikan hukuman yang setimpal terhadap pelanggaran yang dilakukan anak
d. Menyeimbangkan pemenuhan kebutuhan rohani dan jasamani anak secara benar

BAB 4
INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN
A. Manusia dan Lingkungan
Interaksi manusia bukan hanya dengan individu dan kelompok saja, melainkan mencakup
interaksi manusia dengan lingkungan sekitar. Lingkungan hidup memiliki pengaruh besar bagi
manusia karena merupakan komponen penting dari kehidupan manusia. Begitupun sebaliknya,
manusia memiliki pengaruh besar terhadap lingkungan hidup dalam hal pemeliharaan dan
pelestarian. Lingkungan hidup manusia sendiri terdiri atas lingkungan alam, lingkungan, sosial,
budaya dan ekonomi.
1. Interaksi manusia dengan lingkungan alam
Lingkungan alam adalah lingkungan yang terbentuk secara alamiah tanpa campur
tangan manusia. Lingkungan alam mencakup semua benda hidup dan tak hidup yang
terjadi secara alamiah di bumi. Lingkungan alam terdiri atas komponen abiotik dan biotik.
Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan yang bukan makhluk
hidup. Lingkungan biotik adalah segala benda hidup yang ada di lingkungan. Dalam
lingkungan alam terjadi interaksi antara lingkungan abiotik dengan lingkungan biotik atau
sebaliknya.
Interaksi antara manusia dan alam dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
interaksi yang menyesuaikan diri dengan alam dan interaksi yang mendominasi alam.
 Interaksi manusia yang menyesuaikan diri dengan alam contohnya adalah hidup dekat
dengan sumber makanannya. Manusia menyesuaikan waktu tanam dengan musim
penghujan, waktu untuk berlayar menyesuaikan dengan keadaan cuaca, menghindari
tinggal di daerah rawan bencana alam, dan lain-lain.
 Interaksi manusia yang mendominasi alam. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dimiliki manusia cenderung melakukan upaya mengambil sumber daya alam. Bahkan,
manusia berupaya memodifikasi cuaca dengan mengembangkan teknologi hujan
buatan.
2. Interaksi Manusia dengan Lingkungan Sosial
Manusia perlu berhubungan atau berkomunikasi dengan yang lainnya. Maka
terjadilah apa yang dinamakan proses sosial. Proses sosial adalah suatu interaksi atau
hubungan saling memengaruhi antar manusia. Proses sosial ini akan terjadi kalau ada
interaksi sosial. Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan antara orang perorangan,
antara kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dan kelompok manusia.
Dalam interaksi sosial, hubungan yang terjadi harus secara timbal balik dilakukan
oleh kedua belah pihak. Artinya kedua belah pihak harus saling merespon. Proses
interaksi sosial akan terjadi apabila di antara pihak yang berinteraksi melakukan kontak
sosial dan komunikasi.
Menurut Soerjono Soekanto (2003), kata “kontak” berasal dari bahasa Latin, yaitu
berasal dari kata con dan tangere (bersama, menyentuh). Kontak berarti bersama-sama
saling menyentuh secara fisik. Dalam pengertian gejala sosial, kontak sosial ini dapat
berarti hubungan masing-masing pihak tidak hanya secara langsung bersentuhan secara
fisik, Kontak dapat dilakukan melalui surat-menyurat, telepon, sms, dan lain-lain.
Dengan demikian hubungan fisik bukan syarat utama terjadinya interaksi sosial.
Menurut Karl Mannheim, (2003: 65) kontak dapat dibedakan ke dalam dua
bagian, yaitu kontak primer dan kontak sekunder. Kontak primer adalah kontak yang
dikembangkan dalam media tatap muka, sedangkan kontak sekunder terjadi tidak dalam
media tatap muka dan ditandai dengan adanya jarak. Kontak Sekunder dapat dibagi lagi
ke dalam dua bagian:
 Kontak Sekunder langsung, yaitu kontak yang terjadi antara masing-masing pihak
melalui alat tertentu, misalnya telepon, internet, surat, sms, dan lain-lain.
 Kontak Sekunder tidak langsung, yaitu kontak yang memerlukan pihak ketiga.
Misalnya, Ahmad minta tolong kepada Fauzi untuk dikenalkan kepada Fatimah.
Kontak sosial juga dapat berlangsung dalam tiga kegiatan atau bentuk, yaitu:
 Antara orang perorangan . Contohnya, seorang bayi yang baru lahir, ia akan
melakukan kontak sosial dengan ibunya dan keluarga secara langsung.
 Antara perorangan dengan kelompok. Misalnya seorang siswa sedang belajar
bersama atau berdiskusi dalam kelompok belajarnya. 
 Antara kelompok dengan kelompok. Contohnya, seperti kelompok pelajar dari suatu
sekolah melakukan studi banding ke sekolah yang lain.
Berlangsungnya suatu proses interaksi sosial didorong oleh beberapa faktor, antara lain
sebagai berikut:
a. Faktor Imitasi
Menurut Gabriel Tarde (2003: 66), imitasi berasal dari kata imitation, yang berarti
peniruan. imitasi merupakan proses seseorang mencontoh orang lain atau kelompok.
Untuk dapat meniru, menurut Choros (2003: 66) ada syarat-syarat tertentu, antara lain:
(1) Harus menaruh minat terhadap sesuatu yang akan diimitasi. (2) mengagumi hal-hal
yang akan diimitasi. (3) memberikan penghargaan sosial yang tinggi terhadap objek
yang akan menjadi objek imitasi kita. (4) memiliki pengetahuan tentang pihak atau
sesuatu yang akan diimitasi.
b. Faktor Sugesti
Sugesti artinya pengaruh yang dapat menggerakan hati orang. Faktor sugesti ini
akan terjadi apabila kemampuan berpikir seseorang terhambat sehingga orang itu
melakukan pandangan orang lain. Selain itu sugesti akan terjadi kalau orang yang
memberi sugesti memiliki wibawa/terpandang di bidangnya atau juga sugesti itu terjadi
jika pandangan itu didukung oleh sebagian orang (mayoritas).
c. Faktor Identifikasi
Identifikasi merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan
dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Proses ini dapat
berlangsung dengan sendirinya, sehingga pandangan dan sikap orang lain bisa masuk ke
dalam jiwanya. Misalnya, kita mengidolakan seseorang sehingga semua tingkah laku
orang itu kita lakukan.
d. Faktor Simpati
Simpati merupakan suatu proses ketika seseorang merasa tertarik kepada orang
lain. Simpati akan muncul melalui perasaan yang memegang peranan sangat penting.
Faktor simpati yang utama adalah ingin mengerti dan ingin bekerjasama dengan orang
lain.
3 Interaksi Manusia dengan Lingkungan Budaya
Guna untuk memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya, manusia cenderung untuk
hidup berkelompok dan bermasyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat, kita harus
dapat beradaptasi dengan lingkungan, termasuk dalam hal perilaku, aturan, nilai, norma,
kepercayaan, dan adat istiadat yang berlaku di lingkungan tersebut. Perilaku, aturan, nilai,
norma, kepercayaan dan adat istiadat merupakan bagian dari kebudayaan.
Kebudayaan merupakan salah satu unsur penting yang dimiliki oleh suatu
masyarakat. Melalui kebudayaan itu, dapat terlihat ciri khas setiap kelompok. Kita
seharusnya mengetahui tentang kebudayaan bangsa yang beranekaragam hingga dapat
menyesuaikan diri terhadap aturan-aturan dan cara-cara beradaptasi terhadap lingkungan.
Hal ini bertujuan agar keberadaan kita dapat diterima dalam suatu kelompok masyarakat.
4 Interaksi Manusia dengan Lingkungan Ekonomi
Lingkungan ekonomi adalah faktor ekonomi yang memengaruhi jalannya usaha
atau kegiatan ekonomi. Faktor pendukung kegiatan ekonomi adalah kebijakan ekonomi
pemerintah, pendapatan masyarakat, sumber daya ekonomi yang tersedia dan sebagainya.
Manusia dalam kehidupan sehari-hari melakukan interaksi dengan lingkungan
ekonomi, seperti memanfaatkan sumber daya ekonomi (sumber daya alam, tenaga kerja,
modal dan kewirausahaan) yang tersedia. Sumber daya ekonomi adalah alat yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, baik berupa barang maupun jasa.
B. Pengertian Sistem Sosial Budaya Indonesia
Pengertian sosial budaya Indonesia dapat diartikan sebagai totalitas tata nilai, tata sosial,
atau tata laku masyarakat Indonesia yang merupakan manifestasi dari karya, rasa, dan cipta
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berdasarkan pancasila dan UUD
1945. Pengertian sistem sosial budaya mencakup dua segi utama kehidupan manusia, yaitu :
1. Segi kemasyarakatan
Pengertian kemasyarakatan hakikatnya adala pergaulan hidup manusia dalam kehidupan
bermasyarakat yang mengandung nilai-nilai kebersamaan, senasib sepenanggungan, dan
solidaritas yang kesemuanya merupak unsur pemersatu kelompok sosial
2. Segi kebudayaan
Hakikat budaya adalah sistem nilai yang merupakan hasil hubungan manusia dengan
cipta, rasa, dan karsa yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama serta merupakan
kekuatan pendukung dan penggerak kehidupan.
C. Perkembangan Sosial Budaya Indonesia
Posisi Indonesia yang terletak di antara dua samudera (Samudera Hindia dan Samudera
Pasifik) serta di antara dua benua (Benua Asia dan Benua Australia) menyebabkan beragamnya
budaya serta kepercayaan yang masuk ke Indonesia. Terdapat lima lapisan perkembangan sosial
budaya Indonesia (St. Tkdir Alisjahbana, 1928), yaitu :
1. Lapisan sosial budaya lama dan asli, yang memperlihatkan persamaan yang mendasar
(bahasa, adat, budaya) disamping perbedaan-perbedaan dari daerah ke daerah.
Persatuan dan kesatuan yang bersumber pada lapisan ini tidak ditiadakn oleh
datangnya agama dan nilai-nilai baru
2. Lapisan keagamaan dan kebudayaan yang berasal dari India. Wilayah Indonesia
merupakan pusat pengembangan peradaban Hindia di Pulau Jawa, namun kesadaran
dan kebersamaan tetap dijunjung tinggi (Bhinneka Tunggal Ika)
3. Lapisan yang datang dengan Agama Islam. Sama halnya dengan Agama Hindu dan
Budha yang datang sebelumnya, peran agama sangat kental dalam mempengaruhi
tatanan dalam masyarakat dan struktur kenegaraan.
4. Lapisan yang datang dari barat bersamaan dengan Agama Kristen. Agama Kristen
masuk seiring dengan Negara-negara Eropa seperti Spanyol, Portugis, Belanda, dan
Inggris yang singgah maupun menetap di Indonesia. Masuknya Agama Kristen
menambah keberagaman sosial budaya dalam masyarakat Indonesia
5. Lapisan kebudayaan Indonesia. Dengan munculnya rasa nasionalisme yang tinggi
terhadap kekuasaan asing telah meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia.
Kesadaran ini memberikan inspirasi dan tekad untuk mendorong lahirnya gerakan
Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908, yang disusul oleh peristiwa Sumpah Pemuda
pada tanggal 28 Oktober 1928.
CONTOH SOAL
1. Berikut ini yang termasuk ciri kebudayaan daerah adalah…. (OSN IPS SMP)
a. Kegiatan sosial dan kemasyarakatan
b. Kegiatan ekonomi dan olahraga
c. Hukum dan sistem kekuasaan
d. Kepercayaan dan mata pencaharian
2. Perhatikan contoh faktor penyebab perubahan sosial berikut :
1) Sebagian besar pemuda di desa merantau ke kota
2) Remaja Indonesia menyukai tren cosplay
3) Masyarakat menggemari musik pop Barat
4) Penggunaan lahan pertanian untuk perindustrian
Faktor penyebab perubahan sosial berupa pengaruh kebudayaan masyarakat luar di
tunjukkan oleh angka.... (OSN IPS SMP 2019)
A. 1) dan 2)
B. 1) dan 3) 
C. 2) dan 3)
D. 3) dan 4)
3. Faktor–faktor di bawah ini yang membedakan bentuk antara etnis yang satu dengan yang
lainnya akibat kondisi geografis Indonesia adalah... (OSN IPS SMP 2019)
a. Perbedaan bahasa daerah, susunan kekerabatan, adat istiadat, sistem mata pencaharian
b. Pemukiman penduduk, latar belakang sejarah, dan adat kemasyarakatan yang berbeda
c. Letak geografis dan letak astronomis Indonesia
d. Latar belakang sejarah, Lingkaran hukum kemasyarakatan yang berlainan
4. Faktor yang mempengaruhi perubahan sosial budaya dari gambar A ke gambar B adalah....
(OSN IPS SMP 2019)
A B
a. Adanya kontak dengan kebudayaan lain
b. Sikap menghargai hasil karya orang lain
c. Sistem pendidikan formal yang maju
d. Sistem ekonomi yang maju
5. Dibawah ini, yang merupakan faktor pendorong perubahan sosial budaya adalah …. (OSN
IPS SMP 2019)
b. Pertentangan atau konflik
c. Adat atau kebiasaan
d. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
e. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terhambat
6. Masuknya televisi dan internet ke pedesaan menyebabkan minat generasi muda untuk
mempelajari kesenian daerah semakin berkurang. Dalam konteks perubahan sosial
dinamakan …. (OSN IPS SMP 2017)
a. Akulturasi
b. Asimilasi
c. Intervensi
d. Internalisasi
7. Ciri khas globalisasi adalah mampu menembus dimensi ….. (Soal Olimpiade IPS SMP)
b. Garis khatulistiwa
c. Dinding dan ruang
d. Ruamg dan waktu
e. Batas aturan
8. Budaya Baritan dalam bentuk sedekah bumi sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan YME
masih dipetahankan oleh masyarakat Betawi karena …. (OSN IPS SMP 2017)
f. Mengantisipasi masuknya budaya asing yang negatif
g. Mempertahankan budaya local dan nilai positifnya
h. Sebagai sarana sosialisasi dan edukasi masyarakat
i. Menolak budaya local yang dinilai kuno dan tidak maju
9. Faktor yang membedakan pewarisan budaya dalam keluarga pada masyarakat modern dan
tradisional adalah …. (OSN IPS SMP 2017)
a. Masyarakat tradisional menggunakan telepon, radio, dan televise
b. Masyarakat modern mengajarkan nilai-nilai melalui cerita
c. Masyarakat tradisional menggunakan media tulisan untuk menyampaikan informasi
d. Masyarakat modern menggunakan teknologi komunikasi dan informasi yang berifat
canggih
10. Bagaimana seharusnya kita bersikap bila terjadi perubahan sosial di lingkungan tempat
tinggal kita ? (OSN IPS SMP 2019)
j. Menerima perubahan itu karena itu memang harus terjadi
k. Menolak secara tegas
l. Membicarakan dulu dengan masyarakat apakah menerima atau menolak
m. Menerima yang baik dan sesuai dengan budaya kita serta menolak yang tidak baik dan
tidak sesuai dengan budaya kita.
11. Honai adalah rumah adat Suku Dani di Papua, yang dibangun dari bahan-bahan di
sekitar. Hal ini merupakan contoh adanya interaksi manusia dengan ….. (OSN IPS SMP
2017)
a. Budaya
b. Ekonomi
c. Alam
d. Sosial
12. Pada masyarakat tradisional, pola interaksi yang dominan adalah ….. (OSN IPS SMP
2017)
a. Lingkungan lebih dominan memengaruhi kehidupan
b. Manusia cenderung dominan memengaruhi lingkungan
c. Ada keseimbangan antara manusia dengan lingkungan alam
d. Menguatnya relasi antara agama dengan lingkungan alam
13. Seni angklung yang berkembang di Jawa Barat menggambarkan keterkaitan antara aspek
…. (OSN IPS SMP 2017)
a. Budaya dan ekonomi
b. Politik dan budaya
c. Agama dan nudaya
d. Bahasa dan politik
14. Organisasi yang berupaya membangkitkan dan memperkuat perasaan bertanah air
Indonesia di kalangan masyarakat pada masa pergerakan nasional adalah …. (OSN IPS
SMP 2017)
a. Indische Partij
b. Perhimpunan Indonesia
c. Partai Komunis Indonesia
d. Partai Nasional Indonesia
15. Datangnya Islam mempengaruhi sistem kehidupan sosial masyarakat Indonesia, antara
lain ….. (OSN IPS SMP 2019)
a. Runtuhnya kerajaan Hindu-Budha
b. Munculnya sistem kerajaan kesultanan
c. Munculnya gelar kyai dan sunan dalam struktur masyarakat
d. Penerapan nilai-nilai Islam dalam pengendalian kekuasaan
16. Munculnya dinamika rakyat Indonesia pada masa pergerakan nasional dilatarbelakangi
oleh ….. (OSN IPS SMP 2017)
a. Meningkatnya kualitas pendidikan bangsa Indonesia
b. Reformasi pendidikan oleh pemerintah Hindia Belanda
c. Munculnya golongan terpelajar di Indonesia
d. Kebijakan pemerintah Kolonial Hindia Belandai di bidang pendidikan
17. Di bawah ini yang merupakan faktor pendorong perubahan sosial budaya adalah ….
(OSN IPS SMP 2019)
a. Pertentangan atau konflik
b. Adat atau kebiasaan
c. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
d. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terhambat
18. Berikut merupakan sikap kita saat terjadi perubahan sosial di lingkungan tempat tinggal
kita, yaitu ….. (OSN IPS SMP 2019)
a. Menerima perubahan karena memang sudah seharusnya terjadi
b. Menolak secara tegas
c. Membicarakan terlebih dahulu dengan masyarakat apakah menerima atau menolak
d. Menerima dengan baik dan yang sesuai dengan budaya kita serta menolak yang tidak
baik dan tidak sesuai dengan budaya kita
BAB 5
MOBILITAS SOSIAL
A. Pengertian Mobilitas Sosial
Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah dipindahkan atau banyak
bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Sedangkan kata sosial mengandung makna gerak
yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial. Sehingga mobilitas
sosial dapat diartikan sebagai perpindahan (perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun
penurunan) posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain
yang merubah status dan perannya.
Contoh dari mobilitas sosial adalah seorang pensiunan pegawai rendahan beralih
pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang. Proses perpindahan posisi
atau status sosial yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam struktur sosial
masyarakat inilah yang disebut gerak sosial atau mobilitas sosial (social mobility)
B. Pengertian menurut Ahli :
 Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke
kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya.
 Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam
struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.
Struktur sosial mencakup sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan
antara individu dengan kelompoknya.
Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih
memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup
kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya, masyarakat feodal atau pada
masyarakat yang menganut sistem kasta. Pada masyarakat yang menganut sistem kasta, bila
seseorang lahir dari kasta yang paling rendah maka untuk selamanya ia tetap berada pada kasta
yang rendah. Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun ia memiliki
kemampuan atau keahlian karena yang menjadi kriteria stratifikasi adalah keturunan.
B. Bentuk-bentuk mobilitas sosial
Dilihat dari arah pergerakannya terdapat dua bentuk mobilitas sosial, yaitu mobilitas
sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal. Mobilitas sosial vertical dapat dibedakan lagi
menjadi social sinking dan social climbing. Sedangkan mobilitas horizontal dibedakan menjadi
mobilitas social antar wilayah (geografis) dan mobilitas antargenerasi.
1. Mobilitas vertikal
Mobilitas Vertikal adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau
sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda. Penyebab social climbing adalah
adanya peningkatan prestasi kerja dan adanya pengisian kedudukan yang kosomg akibat
adanya prsoes peralihan generasi. Mobilitas vertikal mempunyai dua bentuk yang utama,
yaitu :
a. Mobilitas vertikal ke atas (sosial climbing), adalah mobilitas yang terjadi karena
adanya peningkatan status atau kedudukan seseorang. Sosial climbing memiliki dua
bentuk, yaitu :
 Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi,
dimana status itu telah tersedia. Contoh: A adalah seorang guru yang kemudian
karena A memenuhi persyaratan, maka ia diangkat menjadi kepala sekolah.
 Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi dari pada lapisan sosial
yang sudah ada. Contoh: Pembentukan organisasi baru memungkinkan
seseorang untuk menjadi ketua dari organisasi baru tersebut, sehingga status
sosialnya naik.
b. Mobilitas vertikal ke bawah (social sinking)
Social sinking merupakan proses penurunan bagi seseorang karena ada perubahan
pada hak dan kewajiban. Penyebab social sinking adalah berhalangan tetap atau
sementara, memasuki masa pension, dan berbuat kesalahan fatal yang menyebabkan
diturunkan atau di pecat dari jabatannya. Social sinking dibedakan menjadi dua
bentuk, yaitu:
 Turunnya kedudukan seseorang ke kedudukan yang lebih rendah. Contoh: seorang
prajurit dipecat karena melakukan tidakan pelanggaran berat ketika melaksanakan
tugasnya.
 Tidak dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial. Contoh Tim
Juventus terdegradasi ke seri B.
2. Mobilitas horizontal 
Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok
orang dalam lapisan sosial yang sama. Ciri utama mobilitas horizontal adalah tidak terjadi
perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya. Contoh
mobilitas horizontal adalah mengganti kewarganegaraan.
Mobilitas sosial horizontal dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu :
 Mobilitas sosial antar wilayah/geografis, gerak sosial ini adalah perpindahan individu
atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan
migrasi.
 Mobilitas antargenerasi Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua
generasi atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan
seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau
turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu
sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya.
Mobilitas antargenerasi dibedakan menjadi dua, yaitu mobilitas intragenerasi dan
mobilitas intergenerasi.
 Mobilitas intragenerasi adalah mobilitas yang dialami oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam satu generasi yang sama. Contoh lain, Pak Bagyo
memiliki dua orang anak, yang pertama bernama Endra bekerja sebagai tukang
becak, dan Anak ke-2, bernama Ricky, yang pada awalnya juga sebagai tukang
becak. Namun, Ricky beruntung dapat mengubah statusnya dari tukang becak
menjadi seorang pengusaha. Perbedaan status sosial antara Endra dengan Ricky
dapat disebut sebagai mobilitas intragenerasi.
 Mobilitas Intergenerasi adalah perpindahan status atau kedudukan yang terjadi
diantara beberapa generasi.
Mobilitas intergenerasi dibedakan menjadi dua yaitu:
 Mobilitas intergenerasi naik. Cobtohnya : Kakeknya seorang tukang becak,
bapaknya seorang guru, dan anaknya sebagai hakim
 Mobilitas intergenerasi turun. Contohnya : Kakeknya seorang bupati, bapaknya
seorang camat, dan anaknya sebagai kepala desa
C. Hubungan Struktur Sosial dan Mobilitas Sosial 
Terdapat hubungan antara mobilitas sosial yang terjadi pada seseorang atau sekelompok
orang dengan struktur sosial masyarakat tempat seseorang atau sekelompok orang tersebut
berada. Hal ini berarti bahwa mudah-tidaknya seseorang melakukan mobilitas sosial tergantung
dari struktur sosial masyarakatnya.
1. Mobilitas sosial dalam sistem stratifikasi sosial terbuka
Masyarakat yang memiliki sistem stratifikasi sosial terbuka memberi kesempatan
kepada anggotanya untuk melakukan mobilitas sosial vertikal yang terjadi dapat berupa
social climbing ataupun social sinking. Dalam sistem stratifikasi soaial yang terbuka
memungkinkan setiap anggota masyarakat bersikap aktif dan kreatif dalam melakukan
perubahan-perubahan untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Prinsip umum mobilitas sosial dalam masyarakat yang menganut stratifikasi
terbuka adalah sebagai berikut:
 Tidak ada satu pun masyarakat yang mutlak tertutup terhadap mobilitas sosial
vertikal
 Seterbuka apapun suatu masyarakat terhadap mobilitas sosial, terkadang tetap ada
hambatan-hambatan.
 Setiap masayarakat pasti memiliki tipe mobilitas sosial vertikal sendiri, tidak ada tipe
yang berlaku umum bagi setiap masyarakat.
 Laju mobilitas sosial disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan pekerjaan yang
berbeda-beda.
2. Mobilitas Sosial dalam Sistem Stratifikasi Sosial yang Tertutup 
Pada masyarakat yang menganut sistem stratifikasi sosial tertutup kemungkinan
terjadinya mobilitas sosial vertikal sangat kecil. Hal ini terjadi karena masyarakatnya
lebih mengutamakan nilai-nilai tradisional dan menolak pengaruh luar. Contohnya,
masyarakat suku Badui Dalam. Mereka lebih memilih menjaga nilai-nilai tradisional dan
menolak adanya perubahan.
Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai
berikut :
 Perubahan standar hidup. Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara
otomatis, melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini
akan mempengaruhi peningkatan status. Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena
keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi Menejer, sehingga
tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan
naik apabila ia tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk
tetap hidup sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan.
 Perkawinan. Melalui perkawinan, status sosial seseorang dapat ditingkatkan. Contoh:
Seseorang wanita yang berasal dari keluarga sangat sederhana menikah dengan laki-
laki dari keluarga kaya dan terpandang di masyarakatnya. Perkawinan ini dapat
menaikan status si wanita tersebut.
 Perubahan tempat tinggal. Guna meningkatkan status sosial, seseorang dapat
berpindah tempat tinggal, atau dengan merekonstruksi tempat tinggal lamanya
menjadi lebih megah, indah, dan mewah. Seseorang yang memiliki tempat tinggal
mewah akan dipandang sebagai orang kaya oleh masyarakat. Hal ini menunjukkan
terjadinya gerak sosial ke atas.
D. Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial 
1. Faktor Pendorong Mobilitas Sosial : 
a. Faktor Struktural
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan
harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam
cakupan faktor struktural adalah sebagai berikut :
  Struktur Pekerjaan. Di setiap masyarakat terdapat beberapa kedudukan tinggi
dan rendah yang harus diisi oleh anggota masyarakat yang bersangkutan
 Perbedaan Fertilitas. Tingkat fertilitas akan berhubungan erat dengan jumlah
dan jenis pekerjaan yang mempunyai kedudukan tinggi atau rendah
 Ekonomi Ganda. Suatu negara mungkin saja menerapka sistem ekonomi
ganda (tradisional dan modern), Hal ini tentu akan berdampak pada jumlah
pekerjaan, baik yang bersetatus tinggi naupun rendah.
b. Faktor Individu
Faktor individu adalah kualitas seseorang , baik ditinjau dari segi tingkat
pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi. Faktor Individu meliputi :
 Perbedaan Kemampauan. Setiap individu memiliki kemampuan yang
berbeda-beda. Mereka yang cakap mempunyai kesempatan dalam mobilitas
sosial.
 Orientasi Sikap terhadap mobilitas. Banyak cara yang dilakukan oleh individu
dalam meningkatkan prospek mobilitas sosialnya, antara lain melalui
pedidikan, kebiasaan kerja, penundaan kesenangan, dan memperbaiki diri.
 Faktor kemujuran. Walaupun seseorang telah berusaha keras dalam mencapai
tujuannya, tetapi kadang kala mengalami kegagalan.
c. Status Sosial
Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang
tuanya, karena ketika ia dilahirkan tidak ada satu manusia pun yang memiliki
statusnya sendiri. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh
orang tuanya, maka ia dapat mencari kedudukannya sendiri.
d. Keadaan Ekonomi 
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial.
Contoh mobilitas karena keadaan ekonomi adalah orang yang hidup dalam
keadaan ekonomi yang serba kekurangan disebabkan daerah tempat tinggalnya
tandus dan kekurangan SDA, kemudian akan berpindah tempat ke tempat yang
lain atau ke kota besar.
e. Situasi Politik 
Keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi
keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang
lebih aman.
f. Kependudukan (Demografi)
Faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti
geografik, seperti mencari tempat kediaman lain karena banyak pesaing di daerah
tersebut..
g. Keingina Melihat Daerah Lain 
Adanya keingina melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk
melangsungkan mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yanFg lain.
h. Perubahan kondisi sosial 
Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya
perubahan dari dalam dan luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi
membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat
menimbilkan stratifikasi baru.
i. Ekspansi teritorial dan gerak populasi 
Perkembangan kota, transmigrasi, serta bertambah dan berkurangnya
penduduk suatu daerah menunjukkan fleksibilitas struktur stratifikasi dan
fleksibilitas mobilitas sosial.
j. Komunikasi yang bebas 
Komunikasi yang bebas sertea efektif akan memudarkan semua batas garis
dari strata sosial yang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos
rintangan yang menghadang.
k. Pembagian kerja
Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat
pembagian kerja yang ada. Mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang
bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan
nmenuntut keterampilan khusus.
l. Kemudahan dalam akses pendidikan 
Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mempermudah orang
untuk melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat
menjadi peserta didik.
2. Faktor penghambat mobilitas sosial
Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor
penghambat itu antara lain sebagai berikut :
 Kemiskinan. Faktor ekonomi dapat membatasi mobilitas sosial. Bagi masyarakat
miskin, mencapai status sosial tertentu merupakan hal sangat sulit
 Diskriminasi Kelas. Sistem kelas terturup dapat menghalangi mobilitas ke atas,
terbukti dengan adanya pembatasan keanggotaan suatu orgnisasi tertentu dengan
berbagai syarat dan ketentuan.
 Perbedaan Ras dan Agama. Dulu di Afrika Selatan, hanya ras berkulit putih yang
boleh berkuasa berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang
berkulit hitam sebagai penguasa. Sistem ini disebut Apharteid dan dianggap berakhir
ketika Nelson Mandela, seorang kulit hitam, terpilih menjadi presiden Afrika Selatan
 Perbedaan jenis kelamin (Gender). Dalam masyarakat, pria di pandang lebih tinggi
derajatnya dibandingkan wanita. Perbedaan ini mempengaruhi individu dalam
mencapai prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesempatan dalam
masyarakat.
 Faktor Pengaruh Sosialisasi yang sangat kuat. Sosialisasi yang sangat atau terlampau
kuat dalam suatu masyarakat dapat menghambat proses mobilitas sosial. Terutama
berkaitan dengan nilai-nilai dan adat yang berlaku.
 Perbedaan kepentingan. Adanya perbedaan kepentingan antar individu dalam sutu
struktur organisasi menyebabkan masing-masing individu saling bersaing untuk
memperebutkan sesuatu.
E. Saluran-Saluran Mobilitas Sosial 
1. Angkatan Bersenjata
Seseorang yang tergabung dalam angkatan bersenjata biasanya ikut berjasa dalam
membela nusa dan bangsa sehingga dengan jasa tersebut ia mendapat sejumlah
penghargaan dan naik pangkat.
2. Pendidikan
Pendidikan, baik formal maupun nonformal merupakan saluran untuk mobilitas
vertikal yang sering digunakan, karena melalui pendidikan orang dapat mengubah
statusnya. Lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya merupakan saluran yang konkret
dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap sebagai social elevator, (perangkat) yang
bergerak dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih tinggi.
3. Organisasi Politik
Seorang angota partai politik yang profesional dan punya dedikasi yang tinggi
kemungkinan besar akan cepat mendapatkan status dalam partainya dan mungkin bisa
menjadi anggota dewan legislatif atau eksekutif yang akan meningkatkan derajatnya di
mata masyarakat
4. Lembaga Keagamaan
Lembaga ini merupakan salah satu saluran mobilitas vertikal, meskipun setiap
agama menganggap bahwa setiap orang mempunyai kedudukan yang sederajat, namun
secara umum orang yang taat beragama akan mendapatkan nilai lebih dalam masyarakat
5. Organisasi Ekonomi. Organisasi ekonomi baik yang bergerak dalam bidang perusahan
maupun jasa umumnya memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi seseorang untuk
mencapai mobilitas vertikal.
6. Organisasi Profesi. Setiap profesi memiliki organisasinya. Individu yang menjadi
pengurus dari organisasi tersebut akan lebih dihargai oleh rekan seprofesinya
7. Perkawinan. Perkawinan dengan latar belakang yang berbeda memungkinkan seseorang
untuk mengalami mobilitas
8. Organisasi Keolahragaan. Seorang atlet professional akan dihargai oleh masyarakat karena
telah mengharumkan nama Negara
F. Cara-cara Untuk Menaikkan Status
1. Cara Umum Menaikkan Status
Secara umum terdapat dua cara yang dapat digunakan untuk memperoleh status
sosial, yaitu melalui :
 Askripsi, yaitu cara memperoleh kedudukan melalui kelahiran, contohnya sistem
kasta dan gelar kebangsawanan
 Prestasi, yaitu cara memperoleh status atau kedudukan dengan usaha sendiri.
2. Cara Khusus Untuk Menaikan Status
 Perubahan tingkah laku. Untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang
berusaha menaikkan status sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah
laku kelas yang lebih tinggi yang diaspirasikan sebagai kelasnya. Bukan hanya
tingkah laku, tetapi juga pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya. Dia merasa
dituntut untuk mengkaitkan diri dengan kelas yang diinginkannya. Contoh: agar
penampilannya meyakinkan dan dianggap sebagai orang dari golongan lapisan
kelas atas, ia selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus. Jika bertemu dengan
kelompoknya, dia berbicara dengan menyelipkan istilah-istilah asing.
 Perubahan nama. Dalam suatu masyarakat, sebuah nama diidentifikasikan pada
posisi sosial tertentu. Gerak ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama
yang menunjukkan posisi sosial yang lebih tinggi. Contoh: Di kalangan masyarakat
feodal Jawa, seseorang yang memiliki status sebagai orang kebanyakan mendapat
sebutan “kang” di depan nama aslinya. Setelah diangkat sebagai pengawas pamong
praja sebutan dan namanya berubah sesau dengan kedudukannya yang baru seperti
“Raden”
 Perubahan tempat tinggal. Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat
berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru
atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih
megah, indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat
tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini
menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas.
 Perubahan standar hidup. Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara
otomatis, melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini
akan mempengaruhi peningkatan status. Contoh: Seorang pegawai rendahan,
karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi Menejer,
sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat
dikatakan naik apabila ia tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika dia
memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai
rendahan.
 Bergabung dengan organisasi tertentu. Untuk meningkatkan statusnya seseorang
dapat bergabung dengan organisasi tertentu, sebagai contoh bergabung dengan
organisasi yang berkelas.
G. Dampak Mobilitas Sosial 
Setiap mobilitas sosial akan menimbulkan peluang terjadinya penyesuaian-penyesuaian
atau sebaliknya akan menimbulkan konflik. Menurut Horton dan Hunt (1987), ada beberapa
konsekuensi negatif dari adanya mobilitas sosial vertikal, di antaranya:
1. Adanya kecemasan akan terjadi penurunan status bila terjadi mobilitas menurun.
2. Timbulnya ketegangan dalam mempelajari peran baru dari status jabatan yang meningkat.
3. Keterangan hubungan anatar anggota kelompok primer, yang semula karena seseorang
berpindah ke status yang lebih tinggi atau ke status yang lebih rendah.
Adapun dampak mobilitas sosial bagi masyarakat, baik yang bersifat positif maupun negatif
antara lain sebagai berikut.
 Dampak Positif :
1. Mendorong Seseorang untuk lebih maju. Terbukanya kesempatan untuk pindah dari
strata ke strata yang lain menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang untuk
maju dalam berprestasi agar memperoleh status yang lebih tinggi.
2. Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial Masyarakat ke Arah yang Lebih Baik.
Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah
yang lebih baik. Contoh: masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern dengan
msuknya teknologi
3. Meningkatkan Intergrasi Sosial. Terjadinya mobilitas sosial dalam suatu masyarakat dapat
meningkatkan integrasi sosial. Sebagai contoh: individu akan menyesuaikan diri dengan
gaya hidup, nilai-nilai dan norma-norma yang dianut oleh kelompok lain dengan status
sosial yang baru sehingga tercipta intergrasi soaial.
 Dampak Negatif :
1. Timbulnya Konflik.
Konflik yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi 3
bagian, yaitu sebagai berikut. : 1) Konflik antar kelas Dalam masyarakat terdapat lapisan-
lapisan. Kelompok dalam lapisan tersebut disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan
kepentingan antar kelas sosial, maka bisa memicu terjadinya konflik antar kelas; 2)
Konflik antar kelompok sosial. Konflik yang menyangkut antara kelompok satu dengan
kelompok yang lainnya. Konflik ini dapat berupa: a) Konflik antara kelompok sosial
yang masih tradisional dengan kelompok sosial yang modern dan b) Proses suatu
kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial yang lain yang memiliki wewenang;
3) Konflik antar generasi. Konflik yang terjadi karena adanya benturan nilai dan
kepentingan antara generasi yang satu dengan generasi yang lain dalam mempertahankan
nilai-nilai dengan nilai-nilai baru yang ingin mengadakan perubahan.
2. Berkurangnya Solidaritas Kelompok
Penyesuaian diri dengan nilai dan norma yang ada dalam kelas sosial yang baru
merupakan langkah yang diambil oleh seseorang yamg mengalami mobilitas, baik
vertikal maupun horizontal. Hal ini dilakukan agar mereka bisa diterima dalam kelas
sosial yang baru dan mampu menjalankan fungsi-fungsinya
3. Timbulnya Gangguan Psikologis
Mobilitas sosial dapat pula mempengaruhi kondisi psikologis seseorang, antara lain
sebagai berikut. :
 Menimbulkan ketakutan dan kegelisahan pada seseorang yang mengalami mobilitas
menurun.
 Adanya gangguan psikologis bila seseorang turun dari jabatannya
 Mengalami frustasi atau putus asa dan malu bagi orang-orang yang ingin naik ke
lapisan atas, tetapi tidak dapat mencapainya.
CONTOH SOAL
1. Pada tahun 1998, Bangsa Indonesia mengalami krisis multidimensi yang pada hakekatnya
menandai perubahan ….. (OSN IPS SMP 2019)
a. Jatuhnya orde lama
b. Tatanan sosial ekonomi
c. Kabinet gotong royong
d. Status sosial masyarakat
2. Sebagai guru berprestasi, Bu Anna Marlina dipercaya menjadi Ketua Persatuan Guru
Republik Indonesia (PGRI) tingkat kabupaten. Hal ini menunjukkan bahwa saluran
mobilitas sosial bisa dilakukan melalui organisasi … (OSN IPS SMP 2019)
a. Profesi
b. Politik
c. Ekonomi
d. Kesejahteraan
3. Faktor penghambat mobilitas sosial dalam kelas sosial yang menganut sistem stratifikasi
tertutup adalah … (OSN IPS SMP 2019)
a. Diskriminasi gender
b. Perbedaan ras
c. Diskriminasi kelas
d. Perbedaan kepentingan
4. Contoh keterkaitan antara stratifikasi dengan perubahan sosial adalah …. (OSN IPS SMP
2017)
a. Setelah berhasil menamatkan sarjana perikanan, Rini kembali ke kampunya dan
menggerakkan para nelayan agar memiliki keterampilan lain-lain
b. Sebagai anak tentara yang ditugaskan di daerah perbatasan RI, dina berusaha mengajak
teman sebayanya untuk meningkatkan nasionalisme
c. Setelah sepuluh tahun bekerja pada perusahaan asing, Budi merasa sudah memiliki
bekal keterampilan dan memutuskan untuk berwiraswasta
d. Sebagai anak petani karet, Ahmad memiliki keinginan untuk memiliki lahan pertanian
sendiri untuk ditanami kakao yang memiliki nilai ekonomi
5. Sikap masyarakat yang lebih banyak meniru budaya barat, disebabkan oleh …. (OSN IPS
SMP 2017)
a. Masyarakat Indonesia lebih terbuka pemikirannya
b. Kurang memahami makna modernisasi
c. Kurang kreatif dalam melakukan penemuan baru
d. Menggunakan produk asing akan meningkatkan status sosial

PLURALITAS MASYARAKAT INDONESIA


A. Pengertian Pluralitas
Kekayaan dan keanekaragaman masyarakat Indonesia baik suku, agama, ras, pekerjaan
dan lain–lain menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia itu bersifat plural. Kata “Plural” berasal
dari Bahasa Inggris yang artinya “jamak”, sedangkan “Pluralitas” berarti kemajemukan.
Pluralitas masyarakat Indonesia memiliki arti yang sama dengan kemajemukan masyarakat
Indonesia.
Selain istilah pluralitas, istilah lain yang berhubungan dengan budaya yang beragam
adalah multiculture Masyarakat multicultural adalah masyarakat yang memiliki lebih dari dua
kebudayaan. Masyarakat multicultural tersusun atas berbagai budaya yang menjadi sumber nilai
bagi terpeliharanya kestabilan kehidupan masyarakat pendukungnya. Keragaman budaya
tersebut berfungsi untuk mempertahankan identitas dan integritas sosial masyarakatnya.
B. Pluralitas Di Indonesia
1. Perbedaan Agama
Setiap umat beragama memiliki tempat ibadah dan pelaksanaan kegiatan upacara
keagamaan atau persembahyangan yang beragam. Pemahaman berbagai kegiatan ibadah
agama selain yang dianut diperlukan, agar dalam tumbuh sikap saling memahami dan
menghargai atau bertoleransi. Toleransi dalam beragama bukan berarti kita
mencampuradukkan ajaran agama, tetapi saling menghormati dan membantu menciptakan
keamanan dan kenyamanan umat beragama lain dalam beribadah.
2. Perbedaan Budaya.
Budaya merupakan salah satu kekhasan manusia yang membedakan manusia dengan
makhluk lainnya. Manusia selalu menghasilkan budaya karena manusia dikaruniai akal
untuk berfikir dalam rangka memperbaiki taraf hidupnya. Hewan cenderung bersifat statis
(menetap), sedangkan manusia selalu berubah (dinamis). Sebagai contoh, Kalian dapat
membedakan rumah burung dan rumah manusia. Dimanapun, burung Pipit akan membuat
sarang yang bentuknya sama. bandingkan dengan rumah manusia di berbagai daerah di
Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia dapat diketahui melalui bentuk pakaian adat,
lagu daerah, tarian daerah, rumah adat, alat musik, seni pertunjukan, dan upacara adat.
Koentjaraningrat (1996), menjelaskan bahwa kata “Budaya” berasal dari Bahasa
Sansekerta “Buddhayah”, yang merupakan bentuk jamak dari Buddhi yang berarti “budi”
atau “kekal”. Budaya dalam bahasa inggris adalah culture. Culture berasal dari kata bahasa
latin “Colore” yang berarti mengolah, mengerjakan, dan yang berhubungan dengan
pengolahan tanah atau bertani. Colore memiliki makna yang sama dengan kebudayaan, yang
kemudian berkembang maknanya menjadi “segala daya upaya serta tindakan manusia untuk
mengolah tanah dan mengubah alam”.
Menurut Sosiolog J.J. Hoenigman, terdapat tiga wujud budaya, yaitu gagasan, tindakan
dan karya.
a. Gagasan (Wujud Ideal)
Wujud Ideal kebudayaan merupakan kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide,
gagasan, nilai, norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak atau tidak nyata,
tidak dapat diraba atau disentuh. Ide dan gagasan berada dalam pemikiran manusia,
namun wujud kebudayaan berupa pemikiran manusia dapat dilihat dalam karya–karya
tulis. Tulisan berupa pemikiran berada dalam karangan dan buku–buku hasil karya para
penulis warga masyarakat tersebut pada waktu tertentu.
b. Aktivitas (Tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat, yang disebut juga dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari
aktivitas–aktivitas manusia yang saling berinteraksi dan mengadakan kontak serta
bergaul dengan manusia lainnya menurut pola–pola tertentu berdasarkan adat tata
kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari–hari, serta dapat diamati dan
didokumentasikan.
c. Artefak (Karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan dan
karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda–benda atau hal–hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling nyata dibandingkan dua wujud
kebudayaan yang lain
Menurut Koentjaraningrat ada tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai budaya
universal, yaitu :
1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia. Contohnya: pakaian, perumahan, alat rumah
tangga, senjata, alat produksi, transportasi, dan sebagainya.
2. Mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi. Contohnya: pertanian, sistem produksi,
sistem distribusi, dan sebagainya.
3. Sistem kemasyarakatan. Contohnya: sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem
hukum, dan sistem perkawinan.
4. Bahasa, baik secara lisan maupun tulisan.
5. Kesenian. Kesenian ini mencakup seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya.
6. Sistem pengetahuan.
7. Religi atau sistem kepercayaan.
Banyak hal yang mempengaruhi perbedaan budaya masyarakat Indonesia, diantaranya :
a. Perbedaan Lokasi
Perbedaan kondisi alam menyebabkan perbedaan hasil kebudayaan seperti bentuk
rumah, kerajinan, masakan, dan lain sebagainya.
b. Perbedaan Agama atau Keyakinan.
Agama Hindu dan Buddha banyak meninggalkan hasil kebudayaan berupa patung
dan relief pada dinding candi. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari sistem kepercayaan
Hindu–Buddha yang menjadikan candi sebagai salah satu tempat suci. Relief pada
dinding candi Hindu–Budha biasanya juga mengandung berbagai ajaran untuk umatnya.
Pusat kebudayaan pada masa kerajaan Hindu–Buddha di Sumatra dapat temukan di
Riau, Jambi, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan dan Lampung. Adapun di
pulau Jawa dapat menemukannya di Bogor, Bandung, Yogyakarta, Surakarta, Malang
dan Mojokerto. Pada masa perkembangan kerajaan Islam, hasil seni bangunan dan ukir
relief patung bergeser menjadi seni ukir kaligrafi dan bangunan masjid.
c. Perbedaan adat istiadat, kebiasaan, dan tradisi.
3. Perbedaan Suku Bangsa
Secara ilmiah, perbedaan suku bangsa di Indonesia tidak terlepas dari faktor
sejarah nenek moyang bangsa Indonesia. Sejak ribuan tahun yang lalu, berbagai suku
bangsa di Indonesia hidup berdampingan secara harmonis. Hingga saat ini pun, berbagai
suku bangsa di Indonesia saling memahami dan menghargai perbedaan yang ada serta
sangat terbuka menerima kedatangan berbagai suku bangsa yang berbeda. Masyarakat
Indonesia hidup berdampingan dan bekerja sama untuk membangun bangsa dan Negara.
4. Perbedaan Pekerjaan
Pekerjaan merupakan salah satu bentuk kegiatan ekonomi yang dilakukan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan. Pekerjaan sektor formal adalah berbagai
pekerjaan yang dijalankan oleh pelaku usaha resmi baik pemerintah maupun swasta.
Dalam pekerjaan formal, individu akan bekerja penuh dengan aturan yang mengikat
disebabkan adanya sistem yang berlaku dan mengikat secara langsung contoh pekerja
formal adalah karyawan perusahaan, pegawai bank, pegawai pemerintah dan guru.
Pekerjaan non fomal adalah pekerjaan yang tidak memiliki aturan mengikat atau
dengan kata lain bekerja secara mandiri tak tergantung pada pihak lain.. Pada pekerjaan
non formal, apabila ingin berlibur maka dapat melakukannya sewaktu–waktu, yang
berbeda dengan orang yang bekerja sebagai karyawan perusahaan atau lembaga
pemerintah. Contoh dari pekerjaan non formal adalah pemilik bengkel, petani, penjual di
pasar, dan pelaku usaha mandiri lainnya.
Pemikiran yang timbul dari manusia di tiap daerah dapat pula dijadikan acuan bagi
pembangunan nasional.
C. Peran dan Fungsi Keragaman Budaya
1. Sebagai Daya Tarik Bangsa Asing
Indonesia lebih beragam atau heterogen dibandingkan Negara lain. Perbedaan
tersebut tentu harus dikelola dengan baik agar bermanfaat bagi bangsa dan negara.
Potensi keberagaman budaya dapat dijadikan objek dan tujuan pariwisata di Indonesia
guna meningkatkan pendapatan negara.
2. Mengembangkan Kebudayaan Nasional.
Kebudayaan Nasional adalah puncak dari kebudayaan daerah. Kebudayaan
nasional merupakan suatu kebudayaan yang didukung oleh sebagian besar warga suatu
negara dan memiliki syarat mutlak bersifat khas dan dibanggakan serta memberikan
identitas terhadap warga serta menciptakan suatu jati diri bangsa yang kuat. Salah satu
contoh budaya nasional adalah Batik. Batik adalah hasil dari budaya lokal, dimana
beberapa daerah di Indonesia dapat menciptakan batik dengan corak khas yang berbeda.
Kemudian batik diangkat menjadi salah satu pakaian nasional.
3. Tertanamnya Sikap Toleransi.
Kekayaan budaya bangsa Indonesia merupakan tantangan untuk bersikap toleran.
Keragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia semakin menambah kesadaran
masyarakat bahwa pada hakikatnya manusia memiliki perbedaan. Perlu sikap saling
mendukung serta kebersamaan dalam upaya mengembangkan kebudayaan. Kebudayaan
Indonesia bukan milik satu suku bangsa, tetapi milik seluruh Rakyat Indonesia.
4. Saling Melengkapi Hasil Budaya
Kebudayaan sebagai hasil pemikiran dan kreasi manusia tidak pernah sempurna.
keanekaragaman budaya di Indonesia justru memberikan kesempatan untuk saling
mengisi. Sebagai contoh, masyarakat Indonesia di berbagai daerah memiliki berbagai
corak seni bangunan, lukis, kain tenun dan sebagainya. Kekayaan corak seni tersebut
apabila berinteraksi akan menghasilkan inovasi budaya baru yang sangat berharga.
Misalnya pada masa lalu, seni membatik lebih banyak dikembangkan masyarakat Jawa,
namun pada saat ini, masyarakat di berbagai daerah memiliki motif batik yang khas
yang mencerminkan karakteristik budaya setempat.
5. Mendorong Inovasi Kebudayaan.
Inovasi kebudayaan merupakan pembaharuan kebudayaan untuk menjadi lebih
baik. Sebagai contoh, kebudayaan berupa teknologi pertanian yang telah diwariskan
nenek moyang. Setiap masyarakat memiliki cara bercocok tanam yang kadang berbeda.
perbedaan ini tentu didasari berbagai alasan. Setiap kelompok masyarakat melakukan
interaksi yang berpengaruh pada cara berfikir dan hasil kebudayaan. Interaksi tersebut
bersifat khas dan unik, sehingga pola bercocok tanam yang dihasilkan pun khas dan
unik.
Inovasi kebudayaan dapat terjadi karena bentuk toleransi seperti akulturasi dan
asimilasi. Akulturasi adalah perpaduan budaya, namun perpaduan terbut masih
memperlihatkan kekhasan budaya asal. Contoh akulturasi adalah Masjid Demak
merupakan hasil akulturasi antara budaya Islam dan budaya Hindu. Terdapat beberapa
arsitektur bercorak Hindu, namun tetap tidak meninggalkan fungsi utama Masjid
sebagai tempat ibadah. Sedangkan asimilasi adalah perpaduan budaya yang membentuk
budaya baru yang kekhasan budaya lama menghilang. Contoh asimilasi adalah musik
dangdut yang merupakan hasil asimilasi dari musik tradisional daerah dengan musik
India.
CONTOH SOAL
1. Karakteristik fisik kesukubangsaan penduduk Indonesia dari Sabang sampai Merauke saat
ini menunjukkan bahwa ….. (OSN IPS SMP 2019)
a. Penduduk Indonesia berasal dari bermacam-macam bangsa dan mengalami asimilasi
b. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan ciri-ciri asli asal usulnya
c. Penduduk Indonesia adalah kelompok-kelompok perantauan dari tanah leluhurnya
d. Penduduk Indonesia selalu berpindah
2. Seseorang yang memiliki sikap toleransi akan dibuktikan dengan tindakan berikut ini …..
(OSN IPS SMP 2019)
a. Menolak bila melihat ada perubahan
b. Selalu mendukung kegiatan kerjabakti di lingkungan tempat tinggalnya
c. Berusaha mengingatkan saat ibadah kepada temannya walaupun beda keyakinan
d. Bersifat menentang bila melihat ketidakadilan
3. Faktor-faktor di bawah ini yang membedakan bentuk antara etnis yang satu dengan yang
lain akibat kondisi geografis adalah ….. (OSN IPS SMP 2019)
e. Perbedaan bahasa daerah, sususnan kekerabatan, adat istiadat, dan sistem mata
pencaharian
f. Pemukiman penduduk, latar belakang sejarah, dan adat kemasyarakatan yang berbeda
g. Letak geografis dan letak astronomis Indonesia
h. Latar belakang sejarah dan lingkungan hukum kemasyarakatan yang berlainan

KONFLIK DAN INTEGRASI DALAM KEHIDUPAN SOSIAL


2. Konflik Dalam Kehidupan Sosial.
A. Pengertian Konflik Menurut Para Ahli
e. Robert M.Z. Lawang
Konflik adalah perjuangan untuk memperoleh hal–hal yang langka, seperti nilai,
status, kekuasaan, dan sebagainya dengan tujuan tidak hanya memperoleh keuntungan,
tetapi juga untuk menundukkan pesaingnya. Konflik terjadi karena benturan kekuatan
dan kepentingan antara satu kelompok dan kelompok lain dalam rangka memperebutkan
sumber–sumber kemasyarakatan (ekonomi, politik, sosial dan budaya) yang relative
terbatas.
f. Kartono
Konflik merupakan proses sosial yang bersifat antagonistic dan terkadang tidak
bisa diserasikan karena dua belah pihak yang berkonflik memiliki tujuan, sikap dan
struktur nilai yang berbeda, yang tercermin dalam berbagai bentuk perilaku perlawanan,
baik yang halus, terkontrol, tersembunyi, tidak langsung, terkamuflase, maupun yang
terbuka dalam bentuk tindakan kekerasan.
B. Faktor–Faktor Penyebab Konflik Sosial.
Akar konflik adalah perbedaan. Berikut ini merupakan beberapa penyebab konflik yang
biasanya terjadi dalam kehidupan manusia.
a. Perbedaan Individu.
Manusia adalah individu yang unik dan memiliki banyak perbedaan. Dalam
menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.
Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan dapat menjadi
faktor penyebab konflik sosial. Sebagai contoh, adanya perbedaan tanggapan ketika
mendengarkan musik dangdut, ada yang merasa terganggu tetapi ada pula yang merasa
terhibur.
b. Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan
Orang dibesarkan dalam lingkungan kebudayaan yang berbeda–beda, yang
mungkin saja memiliki nilai dan norma sosial yang berbeda. Perbedaan ini dapat
mendatangkan konflik sosial, sebab kriteria dalam memandang sesuatu seperti tentang
sopan santun, kepantasan, kegunaan, dan sebagainya terhadap sesuatu (benda fisik
maupun non fisik) bisa berbeda–beda.
c. Perbedaan Kepentingan.
Bentrokan kepentingan dapat terjadi di bidang ekonomi, politik, budaya, dan
sebagainya dan dapat terjadi antar individu dan kelompok. Hal ini karena setiap
individu memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda dalam melihat atau
mengerjakan sesuatu. Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang
kebudayaan yang berbedayang dalam waktu bersamaan, masing–masing individu atau
kelompok memiliki kepentingan yang berbeda pula. Terkadang individu melakukan hal
yang sama, namun untuk tujuan yang berbeda.
d. Perubahan Nilai yang Cepat
Perundang–undangan atau peraturan yang sifatnya mengubah kebiasaan
masyarakat biasanya dilakukan melalui berbagai kajian terlebih dahulu. Hal ini
dilakukan supaya masyarakat tidak kaget dengan perubahan yang tiba–tiba terjadi.
Sebagai contoh, peraturan merokok ditempat umum. Pemerintah tidak langsung
memberlakukannya di seluruh kawasan Indonesia, namun memberlakukannya di
beberapa tempat tertentu yang kemudian perlahan cakupan larangannya meluas.
Peraturan yang dibuat secara perlahan ini berguna dalam rangka memberi kesempatan
kepada masyarakat untuk memahami peraturan tersebut.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika berlangsung
cepat atau bahkan mendadak, perubahan itu akan menyebabkan konflik sosial. Suatu
konflik mempunyai kecenderungan atau kemungkinan untuk mengadakan penyesuaian
kembali norma dan hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan
individu maupun bagian kelompok tersebut.
C. Akibat–Akibat Konflik Sosial.
Berikut ini merupakan akibat terjadinya Konflik sosial, diantaranya :
1. Meningkatnya Solidaritas Sesama Anggota Kelompok
Dalam kasus Peristiwa Pertempuran Surabaya, para pejuang tidak menghiraukan
perbedaan suku, agama, organisasi politik, dan sebagainya namunereka bahu–membahu
melawan sekutu. Terjadinya konflik dengan kelompok lain justru dapat meningkatkan
solidaritas sesame anggota kelompok (ingroup solidarity) yang sedang mengalami
konflik dengan kelompok lain.
2. Retaknya Hubungan Antar Individu atau Kelompok
Konflik yang terjadi antar individu atau antar kelompok dapat menimbulkan
keretakan hubungan. Keretakan tersebut dapat terjadi sementara ataupun permanen.
3. Terjadinya perubahan Kepribadian Para Individu
Perubahan kepribadian dapat terjadi pada kedua belah pihak yang mengalami
konflik. Kedua belah pihak dapat saling menyesuaikan atau justru masing–masing
mempertahankan kebenaran yang diyakini.
4. Rusaknya Harta Benda Dan Bahkan Hilangnya Nyawa Manusia
Konflik yang berujung pada kekerasan fisik dapat menyebabkan kerusakan dan
hilangnya nyawa manusia. Sebagai contoh, konflik yang diakhiri dengan peperangan.
5. Terjadinya Akomodasi, Dominasi, bahkan Penaklukan Salah satu Pihak yang Terlibat
dalam Pertikaian.
D. Cara Menangani Konflik
Terdapat cara yang biasanya digunakan individu atau kelompok dalam menyelesaikan
konflik sosial, yaitu :.
1. Menghindar
Kadang orang merasa tidak ada manfaatnya melanjutkan konflik dengan orang
atau kelompok lain. Hal ini mungkin disebabkan keyakinan bahwa dia tidak akan
menang menghadapi konflik. Dalam hal ini, dia mengorbankan tujuan pribadi ataupun
hubungannya dengan orang lain. Orang ini berusaha menjauhi masalah yang
menimbulkan konflik ataupun orang yang bertentangan dengannya.
2. Memaksakan Kehendak
Terdapat individu atau kelompok yang memandang bahwa pendapatnya atau
idenya paling benar. Oleh karena itu, dengan segala cara, konflik harus berakhir dengan
kemenangan di pihaknya. Karena itu, mereka berusaha menguasai lawannya dan
memaksa menerima penyelesaian yang diinginkan. Tujuan pribadinya dianggap sangat
penting, sedangkan hubungan dengan orang lain kurang begitu penting. Tipe ini tidak
peduli terhadap kebutuhan orang lain. Mereka tidak peduli apakah orang lain menyukai
dan menerima dirinya atau tidak. Mereka menganggap bahwa konflik harus diselesaikan
dengan cara satu pihak harus menang.
3. Menyesuaikan Kepada Keinginan Orang Lain
Terdapat individu yang ingin diterima dan disukai orang lain. Ia tidak merasa
bahwa konflik harus dihindari demi keserasian (harmoni) dan ia yakin bahwa konflik
tidak dapat dibicarakan jika merusak hubungan baik. Ia khawatir apabila konflik
berlanjut, seseorang akan terluka dan hal itu akan menghancurkan hubungan pribadi
dengan orang tersebut. Ia mengorbankan tujuan pribadi untuk mempertahankan
hubungan dengan orang lain.
4. Tawar Menawar
Dalam proses tawar menawar, individu akan mengorbankan sebagian tujuannya
dan meminta lawan konflik mengorbankan sebagian tujuannya juga demi menjga
hubungan tetap harmonis.
5. Kolaborasi
Kolaborasi memandang konflik sebagai masalah yang harus diselesaikan. Atas
dasar itu, dicarilah cara untuk mengurangi ketegangan kedua belah pihak dan solusinya
dapat memuaskan keduanya.
3. Integrasi Sosial
Integrasi Sosial adalah proses penyesuaian unsur–unsur yang berbeda dalam masyarakat
sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur–unsur yang berbeda tersebut dapat meliputi ras, etnis,
agama, bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dan sebagainya.
Menurut Baton, integrasi adalah suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan
ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan fungsi penting pada perbedaan ras tersebut.
 Menurut William F. Ogburn dan Meyer Nimkoff, syarat terjadinya integrasi sosial,
yaitu:
a. Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan mereka.
b. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama mengenai nilai dan
norma.
c. Nilai dan norma sosial berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten.
 Faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya proses integrasi, antara lain :
a. Homogenitas Kelompok. Pada masyarakat yang homogenitasnya rendah integrasi
sangat mudah tercapai, demikian juga sebaliknya.
b. Besar Kecilnya Kelompok. Jumlah anggota kelompok mempengaruhi cepat lambatnya
integrasi karena membutuhkan penyesuaian di antara anggota kelompok.
c. Mobilitas Geografis. Semakin sering anggota suatu masyarakat datang dan pergi,
semakin besar pengaruhnya bagi proses integrasi.
d. Efektifitas Komunikasi. Semakin efektif komunikasi, semakin cepat pula integrasi antar
anggota masyarakat akan tercapai.
 Bentuk – Bentuk Integrasi Sosial, diantaranya :
a. Integrasi Normatif.
Integrasi normatif adalah integrasi yang terjadi akibat adanya norma yang berlaku di
masyarakat. Contoh: Masyarakat Indonesia dipersatukan dengan Semboyan Bhineka
Tunggal Ika.
b. Integrasi Fungsional.
Integrasi yang terbentuk sebagai akibat adanya fungsi tertentu dalam masyarakat.
Contohnya: Suku Bugis sebagai suku pelaut, suku jawa bertani, Suku Minang pandai
berdagang, dan lain sebagainya.
c. Integrasi Koersif.
Integrasi yang dilakukan dengan cara paksaan. Hal ini biasanya dilakukan karena
diyakini bahwa banyak akibat negatif jika integrasi tidak dilakukan atau pihak yang
diajak untuk melakukan integrasi sosial enggan melakukan/mencerna integrasi.
 Proses integrasi dilakukan melalui dua hal, yaitu :
1. Asimilasi.
Asimilasi adalah Bertemunya dua kebudayaan atau lebih yang saling
mempengaruhi sehingga memunculkan kebudayaan baru dengan meninggalkan sifat asli
tiap–tiap kebudayaan. Contohnya: music dangdut yang merupakan perpaduan musik
tradisional daerah dengan musik India.
2. Akulturasi.
Akulturai adalah proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan
tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing (baru) sehingga kebudayaan asing (baru)
diserap/diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri tanpa meninggalkan sifat asli
kebudayaan penerima. Contohnya: Masjid Kudus yang merupakan perpaduan Budaya
Islam dengan Budaya Hindhu yang kekhasan budaya asal masih terlihat.
 Faktor – Faktor pendorong integrasi Sosial, yaitu :
4. Adanya toleransi terhadap kebudayaan yang berbeda.
5. Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi.
6. Adanya sikap positif terhadap kebudayaan lain.
7. Adanya sikap terbuka dari golongan yang berkuasa.
8. Adanya kesamaan dalam unsur – unsur kebudayaan.
9. Adanya perkawinan campur (amalgamasi).
10. Adanya musuh bersama dari luar.

CONTOH SOAL
1. Konflik yang berkepanjangan di masyarakat mendorong adanya ….. (OSN IPS SMP 2017)
a. Mobilitas sosial
b. Perubahan sosial
c. Stratifikasi sosial
d. Interaksi sosial

Anda mungkin juga menyukai