Anda di halaman 1dari 21

KONTROL SOSIAL

&
KETERTIBAN
Presentation by group 2

Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Afrizal, MA Universitas Andalas


ANGGOTA KELOMPOK

• Jihan Melisa (2310811043) - Penjawab Pertanyaan


• Muhammad Thoriq Arrahman (2310812049) - Moderator
• Muhammad Gibran Alhadi (2310813005) Operator dan Notulen
• Nada Rahadatul ‘Aisy (2310812037) Penjawab Pertanyaan
• Wahdini (2310812005) Pemateri
MARI KITA LIHAT

1 2
KETERTIBAN SOSIAL

• Sistem kemasyarakatan, hubungan, dan kebiasaan yang berlangsung secara


lancar demi mencapai sasaran masyarakat.
• Ketertiban suatu masyarakat tergantung pada jaringan peran dimana setiap
orang melakukan kewajiban tertentu terhadap orang lain dan berhak
menerima haknya dari orang lain
• Jika dilanggar—ketertiban tidak tercipta

Bagaimana jaringan pelaksanaan kewajiban dan penerimaan hak timbal-balik


itu berlangsung ? JAWABANNYA ——
KONTROL SOSIAL

KAREL J.VEERGER

Melihat pengendalian sosial sebagai titik kelanjutan dari proses sosialisasi dan
berhubungan dengan cara metode yang digunakan untuk mendorong seseorang agar
berperilaku selaras dengan kehendak kelompok atau masyarakat yang jika dijalankan
secara efektif, perilaku individu akan konsisten dengan tipe perilaku yang
diharapkan.
KONTROL SOSIAL

SOEKANTO

Kontrol sosial adalah cara dan proses pengawasan


yang direncanakan atau tidak direncanakan guna mengajak,mendidik,memaksa
warga masyarakat untuk berprilaku sesuai dengan norma sosial.
KONTROL SOSIAL

Kontrol Sosial adalah suatu tindakan yang dilakukan aparat resmi


maupun tidak resmi untuk dapat mengatur seseorang supaya dapat
bertingkah laku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di
masyarakat tanpa merugikan orang disekitarnya
JADI…

KETERTIBAN SOSIAL —> KONTROL / PENGENDALIAN SOSIAL


KONTROL SOSIAL SEBAGAI
PENCEGAHAN PENYIMPANGAN

• Sebagai alat kontrol agar masyarakat tertib dan teratur.


• Mencegah meluasya kasus penyimpangan perilaku yang terjadi
dialam masyarakat.
• Memberi peringatan kepada para pelaku penyimpangan.
• Menjaga terciptanya keamananan, ketertiban, dan keteraturan
bermasyarakat.
KONTROL SOSIAL MELALUI SOSIALISASI
DAN MELALUI TEKANAN

MELALUI SOSIALISASI
• Sosialisasi membentuk kebiasaan, keinginan, dan adat-istiadat atau mendarah dagingkan
hal-hal tersebut.
• Jika masyarakat ingin berfungsi secara efisien, maka para anggotanya harus memiliki
sifat yang membuat mereka ingin berbuat sesuai dengan apa yang harus mereka lakukan
sebagai anggota masyarakat.
• Melalui sosialisasi seseorang menginternalisasikan (menghayati) norma-norma, nilai-
nilai, dan hal-hal yang tabu dalam masyarakat.
• Menginternalisasikan semua hal tersebut berarti menjadikannya bagian dari perilaku
otomatis seseorang yang dilakukannya tanpa fikir
KONTROL SOSIAL MELALUI SOSIALISASI
DAN MELALUI TEKANAN

MELALUI TEKANAN
• Pada diri manusia, selalu ada kecenderungan menyesuaikan diri dengan
keinginan kelompok.
• Lapiere (1954) dalam buku Sosiologi Jilid 1 Paul & Hunt, pengendalian
sosial terutama sebagai suatu proses yang lahir dari kebutuhan individu
akan penerimaan kelompok.
• Banyak orang bahkan lebih senang mengubah pandangan yang sudah
mereka tahu benar daripada menentang pandangan kelompok.
KONTROL SOSIAL YANG DILAKUKAN OLEH KELOMPOK
PRIMER DAN SEKUNDER

PRIMER
• Kelompok primer adalah kelompok yang kecil, akrab, dan bersifat informal, seperti keluarga, kelompok
bermain, teman sebaya, dll.
• Pengendalian ini terjadi secara informal, spontan, dan tanpa direncanakan.
• Para anggota kelompok bereaksi terhadap perilaku sesamanya.
• Masyarakat primitif yang semua kelompok merupakan kelompok primer, hanya terdapat sedikit sekali
penyimpangan perilaku.
• Setiap orang sejak lahir sudah masuk dalam kelompok kekerabatan tertentu. Misalnya, kelompok keluarga,
marga, atau suku.
• Manusia normal di mana saja memerlukan dan berupaya memperoleh pengakuan dari orang lain, terutama
dari orang yang termasuk dalam kelompok primer
KONTROL SOSIAL YANG DILAKUKAN OLEH KELOMPOK
PRIMER DAN SEKUNDER

SEKUNDER

• Kelompok sekunder adalah kelompok yang bersifat impersonal, formal dan berdasarkan kepentingan
seperti organisasi serikat kerja, organisasi mahasiswa, dll.
• Kita tidak menggunakan ini untuk memenuhi kebutuhan kita akan hubungan yang intim tetapi untuk
membantu pekerjaan.
• Upaya memelihara status kita dalam kelompok primer memang suatu hal yang diharapkan, namun
bukanlah merupakan kebutuhan emosional yang sangat penting sebagaimana yang kita butuhkan dari
kelompok primer
• Tidak ada seorangpun yang ingin tampak ganjil pada pertemuan serikat kerja, ceramah bersama, atau
acara makan malam dengan rekan kerja.
Pengendalian Sosial dapat berbentuk :

PREVENTIF

• Usaha dilakukan sebelum terjadi pelanggaran.


Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya pelanggaran.
• Usaha pencegahan terhadap terjadinya gangguan-gangguan pada keserasian antara kepastian &
keadilan.
• Sebagian besar pengendalian sosial dilakukan dengan cara pencegahan atau upaya mengurangi
kesempatan.
• Lawrence Cohen & Marcus Felson (1979) mengatakan mengenai Opportunity Theori, dikatakan
bahwa: “Kejahatan tidak hanya disebabkan oleh motivasi pd seseorang untuk melakukan pelanggaran,
tetapi juga karena adanya target yg memadai & tdk adanya pengawasan yg efektif”
Pengendalian Sosial dapat berbentuk :

REPRESIF

• Usaha yg dilakukan apabila telah terjadi pelanggaran dan diupayakan supaya keadaan pulih seperti
sediakala.
• Usaha yg bertujuan utk mengembalikan keserasian. Wujudnya berupa penerapan sanksi / hukum.
• Hakekat penghukuman bukanlah utk melakukan balas dendam atas kesalahan di masa lalu, tetapi utk
membuat bhw orang yg dihukum menjadi tertangkal dari keinginan utk melakukan kesalahan lagi.
• Detterence Theory dari Jack Gibbs mengatakan:
Semakin cepat, semakin pasti dan semakin berathukuman suatu kejahatan, semakin rendah tingkat
kejahatan yg timbul.
JENIS PENGENDALIAN SOSIAL
1. Desas-desus.
Kabar yang merupakan kabar angin karena terkadang tidak berdasarkan fakta atau kenyataan terkadang
dapat mengendalikan perilaku masyarakat. Biasanya mitos tentang suatu keadaan / peristiwa membuat
masyarakat tidak berani berbuat macam-macam.
2. Teguran.
Peringatan yang ditujukan kepada seseorang yang melakukan penyimpangan. Biasanya teguran dilakukan
tiga kali secara tertulis. Jika teguran tidak diindahkan maka pelanggaran akan dikenakan sanksi disiplin.
3. Hukuman.
Sanksi yang negatif yang diberikan kepada seorang yang melanggar peraturan tertulis atau tidak tertulis.
Selain pengadilan terdapat juga lembaga adat yang mempunyai wewenang memberikan hukuman. Tetapi
wewenangnya hanya kepada masyarakat adat saja.
4. Pendidikan.
Pendidikan membimbing seseorang dan mengendalikan seseorang agar menjadi manusia yang
bertanggungjawab dan berguna bagi agama, nusa, bangsa dan keluarga.

5. Agama.
Agama merupakan pedoman hidup untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat bagi
penganutnya, dengan demikian maka perilaku orang tersebut tidak boleh menyimpang dari ajaran
agamanya yang merupakan pedoman hidupnya itu.

6. Kekerasan fisik.
Ini merupakan alternatif terakhir dalam pengendalian sosial. Namun kenyataannya banyak anggota
masyarakat yang melakukan kekerasan fisik tanpa didahului jenis pengendalian yang lainnya.
Misalnya teguran. Sehingga yang terlihat adalah main hakim sendiri.
KEGUNAAN KONSEP
KONTROL SOSIAL

1.Mempertebal keyakinan masyarakat tentang kebaikan norma

2.Memberikan peringatan kepada para pelaku penyimpangan atas perilaku menyimpannya dan
memperbaiki kejalan yang benar

3.Membantu ketertiban,keteraturan,keharmonisan,dan
keamanan bagi seluruh warga masyarakat

4.Menjaga kelestarian nilai nilai dan norma sosial


5.Memberikan Pengawasan terhadap masyarakat
REFERENCES

REFERENCES 1
Horton, P.B. dan C.L. Hunt, 1991, Sosiologi (jilid 1). Jakarta: Erlangga.
REFERENCES 2
Syahrul, S., Zakaria, Andi, H., Rahmat, M. (2019). Kontrol Sosial Masyarakat Terhadap Perilaku
Menyimpang Remaja. Hasanuddin Jurnal Of Sociology, 2 (1).

REFERENCES 2
Indra, G. (2017). The Function Of Implementation Of Social Control
To Bording Houses In Simpang Baru Tampan, Pekanbaru. JOM FISIP,
4 (2).
THANK YOU
Presentation by group 2
PERTANYAAN
1.
2.
3.

Anda mungkin juga menyukai