Anda di halaman 1dari 24

PERKULIAHAN KE 5

NILAI, NORMA,
DAN PENGENDALIAN
SOSIAL
NILAI DAN NORMA
PENGERTIAN NILAI

Nilai merupakan suatu konsep abstrak di dalam


diri manusia tentang apa yang dianggap baik
dan dianggap buruk, indah atau tidak indah, dan
benar atau salah.
PROSES PENETAPAN NILAI

Penentu apakah sesuatu itu dikatakan baik atau


buruk, pantas atau tidak mesti melewati proses
menimbang terlebih dahulu. Hal tersebut sangat
dipengaruhi oleh kebudayaan di masyarakat.
Maka sudah wajar jika terdapat perbedaan nilai
antara masyarakat satu dengan yang lain.
HUBUNGAN NILAI DAN NORMA

 Nilai tentang baik-buruk, indah-tidak indah,


dan benar-salah merupakan dasar yang
digunakan oleh masyarakat untuk
menetapkan norma ;

 Yang baik, indah, dan benar harus dilakukan,


yang buruk, tidak indah, dan salah tidak boleh
dilakukan;
NORMA SOSIAL/
NORMA KEMASYARAKATAN

 Agar hubungan antara manusia di dalam


masyarakat terlaksana sebagaimana diharapkan,
maka diciptakanlah norma-norma yang mempunyai
kekuatan mengikat yang berbeda-beda.
 Norma adalah aturan tentang hubungan antar
manusia dalam masyarakat, aturan tersebut berisi
keharusan dan larangan.
JENIS NORMA

 Usage (cara)
 Folkways (kebiasaan)
 Mores (tata kelakuan)
 Customs (adat istiadat)
USAGE (CARA)

 Cara (usage) menunjuk pada suatu bentuk


perbuatan;
 Cara (usage) adalah norma yang memiliki kekuatan
yang sangat lemah;
 Penyimpangan terhadap cara (usage) tidak akan
menimbulkan hukuman yang berat, mungkin hanya
sekedar celaan;
 Misal: orang minum/makan dengan mengeluarkan
bunyi/suara.
FOLKWAYS (KEBIASAAN)

 Kebiasaan (folkways) menunjuk pada perbuatan


yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama;
 Kebiasaan (folkways) adalah norma yang memiliki
kekuatan mengikat yang lebih besar dari pada cara;
 Contoh: kebiasaan memberi hormat pada orang lain
yang lebih tua;
MORES (TATA KELAKUAN)

 Tata kelakuan (mores) merupakan kebiasaan yang


dianggap sebagai cara berprilaku dan diterima
sebagai norma-norma pengatur;
 Tata kelakukan (mores) mencerminkan sifat-sifat
yang hidup dalam kelompok manusia yang
dilaksanakan sebagai alat pengawas;
FUNGSI
TATA KELAKUAN (MORES)

1. Tata kelakuan (mores) memberikan batas-batas


pada prilaku individu;
2. Tata kelakuan (mores) mengidentifikasi individu
dengan kelompoknya;
3. Tata kelakuan (mores) menjaga solidaritas antar
anggota masyarakat
ADAT ISTIADAT (CUSTOMS)

Adat istiadat merupakan tata kelakuan yang


memiliki sifat kekal dan kuat integrasinya dengan
pola prilaku masyarakat, memiliki kekuatan yang
sangat mengikat, sehingga apabila ada pelanggaran
terhadap adat akan mendapat sanksi yang sangat
keras.
SOCIAL CONTROL

 Pengendalian sosial (social control) merupakan


segala sistem maupun proses yang dijalankan oleh
masyarakat, agar anggota masyarakat mentaati
norma-norma yang berlaku
 Pengedalian sosial dapat bersifat: preventif
(mencegah) dan represif (mengatasi)
PENGENDALIAN SOSIAL
(SOCIAL CONTROL)
PENGANNTAR

Masyarakat berharap bahwa semua anggotanya


berprilaku sesuai dengan harapan masyarakat
(konformitas) dan tidak melakukan penyimpangan
(deviasi) dalam berprilaku, oleh karena itu
masyarakat mengembangakan fungsi pengendalian
sosial (social control).
SOCIAL CONTROL

 Pengendalian sosial (social control) merupakan


segala sistem maupun proses yang dijalankan oleh
masyarakat, agar anggota masyarakat mentaati
norma-norma yang berlaku
 Pengedalian sosial dapat bersifat: preventif
(mencegah) dan represif (mengatasi)
FUNGSI SOCIAL INSTITUTION
SEBAGI ALAT PENGENDALIAN SOSIAL

 Mempertebal keyakinan masyarakat akan kebaikan


norma-norma kemasyarakatan;
 Memberikan penghargaan kepada masyarakat yang
taat terhadap norma;
 Mengembangkan rasa malu dalam diri anggota
masyarakat;
 Menimbulkan rasa takut berbuat salah;
 Menciptakan sistem hukum;
PENGERTIAN PENGENDALIAN SOSIAL

 Menurut Roucek (1965):

Pengendalian sosial merupakan suatu istilah


kolektif yang mengacu pada proses, baik yang
terencana maupun tidak, melalui mana individu
diajarkan, dibujuk ataupun dipaksa untuk
menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup
kelompok
PENGERTIAN PENGENDALIAN SOSIAL,
Lanjutan…

 Menurut Berger (1978)

Pengendalian sosial diartikan sebagai berbagai cara


yang digunakan masyarakat untuk menertibkan
anggota yang membangkang.
CARA PENGENDALIAN SOSIAL

 Menurut Berger (1978)

 Cara mengendalian sosial yang terakhir dan tertua


ialah paksaan fisik.
 Bahwa semua orang yang hidup dalam situasi di
mana kekerasan fisik dapat digunakan secara resmi
atau sah manakala sumua paksaan lain gagal.
MEKANISME PENGENDALIAN SOSIAL

 Menurut Berger (1978)

Mekanisme lain yang digunakan masyarakat untuk


mengendalikan anggotanya, yaitu membujuk,
meperolok-olok, mendesas-desuskan,
mepermalukan, dan mengucilkan
CARA PENGENDALIAN SOSIAL

 Menurut Roucek (1965)

 Bahwa cara pemaksaan konformitas prilaku sangat


banyak jumlah dan caranya
 Mekanismenya: desas-desus, mengolok-olok,
mengucilkan, dan menyakiti, bahkan melalui
sosialisasi.
CARA ATAU TEKNIK PENGENDALIAN
SOSIAL, lanjutan…

 Menurut Roucek (1965)

 Cara pengendalian sosial sangat banyak, seperti:


ideologi, bahasa, seni, rekreasi, organisasi rahasia,
cara tanpa kekerasan, kekerasan dan teror,
pengendalian ekonomi, perencanaan ekonomi dan
sosial.
KLASIFIKASI CARA PENGENDALIAN
SOSIAL
 Menurut Roucek (1965)

Ada pengendalian sosial yang dilakukan melalui


institusi, dilakukan secara lisan dan simbolik,
secara kekerasan, menggunakan hukuman,
menggunakan imbalan, ada juga yang bersifat
formal dan informal.

Anda mungkin juga menyukai