Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN MATERI

KONSEP KONTROL SOSIAL DAN IMPLIKASINYA

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Alifah Salsabila Rahmatunnisa (06091282227042)
Anggita Rasti Fadhilah (06091282227035)
Yesni Simbolon (06091282227062)

Dosen Pengampu :
Dr. Zainal Arifin, M.Si.
Elvira Destiansari, S.Pd,M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERITAS SRIWIJAYA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kontrol Sosial


Kontrol sosial adalah metode yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyimpangan serta mengarahkan individu anggota masyarakat untuk bertindak sesuai
norma dan makna nilai sosial yang sudah ada dan terlembaga dalam masyarakat dengan
sifat formal berupa perundang-undangan ataupun non formal yang berlaku pada adat
istiadat tertentu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kontrol sosial adalah
kesadaran bersama sebagai manusia yang dibatasi oleh kekuatan yang sepadan bagi
intensitas dengan lingkungan untuk bertingkah laku dalam cara tertentu tanpa
memandang secara berlebih-lebihan kepentingan sendiri.
Menurut para ahli :
A. Peter L. Berger
Kontrol sosial adalah berbagi cara atau upaya yang digunakan masyarakat untuk
menertibkan anggotanya yang menyimpang.
B. Joseph S.Roucek
Kontrol sosial adalah segala proses sosial dan interaksi sosial yang sudah
direncanakan atau yang belum direncanakan, yang memiliki sifat mendidik,
mengajak, bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi kaidah-kaidah
dan nilai-nilai yang berlaku.

B. Fungsi Kontrol Sosial


Beberapa fungsi kontrol sosial, yaitu :
1. Mempertebal keyakinan masyarakat terhadap norma sosial
Proses penanaman keyakinan tehadap norma sosial yang baik sangat diperlukan
dalam rangka keberlangsungan tatanan bermasyarakat. Penanaman keyakinan
akan contoh norma sosial yang baik ini dilakukan melalui tiga cara sebagai berikut.
a. Sugesti sosial, dilakukan dengan cara mempengaruhi alam pikran seseorang
melalui cerita-cerita dongeng maupun kisah-kisah nyata dari tokoh-tokoh
terkenal. Kisah-kisah ini khususnya menyajikan tentang ketaatan tokoh-tokoh
tersebut terhadap norma-norma, atau hasil karya mereka yang sangat bermanfaat
dalam meningkatkan harkat dan martabat kehidupan pada umunya. Jika
seseorang banyak membaca atau memahami kisah-kisah dari tokoh-tokoh
terkenal itu, diharapkan alam pikiran mereka akan berubah sedikit demi sedikit
dan selanjutnya mencontoh perbuatan-perbuatan baik itu. Di sini peran ajaran
agama sangat penting dalam mengarahkan anggota masyarakat tentang kebaikan
suatu norma.
b. Melalui lembaga pendidikan sekolah dan pendidikan keluarga, dengan lembaga-
lembaga ini seorang anak diarahkan untk meyakini norma-norma sosial yang
baik.
c. Menonjolkan kelebihan norma-norma dibandingkan dengan norma-norma pada
masyarakat lainnya.

2. Mengembangkan rasa takut


Memiliki perasaan takut akan mengarahkan seseorang untuk tidak melakukan
perbuatan yang dinilai mengandung resiko. Dengan demikian, orang akan berkelakuan
baik dan taat pada tata kelakuan atau adat istiadat sebab sadar bahwa perbuatan yang
menyimpang dari norma-norma itu akan berakibat tidak baik bagi dirinya maupun orag
lain disekitarnya.
Rasa takut juga diajarkan dalam agama. Dalam agama diajarkan bahwa semua
perbuatan yang menyimpang dari ajarannya akan mendapatkan ganjaran (hukuman)
yang setimpal di akhirat nanti.Adapun untuk contoh fungsi kontrol sosial terkait dengan
pengembangan rasa takut ini misalnya saja adanya sikap seseorang yang tidak ingin
melakukan tindak pidana korupsi. Alasannya karena selain takut dipenjara juga jera
dengan hujatan netizen di media sosial.

3. Mengembangkan rasa malu


Setiap individu ata anggota masyarakat memiliki “rasa malu”, akan tetapi
dengan ukuran dan kadar yang berbeda-beda antara satu masyarakat dengan masyarakat
lainnya. Budaya malu berkenaan dengan “harga diri”. Harga diri seorang individu atau
masyarakat akan turun jika seseorang melakukan kesalahan yang melanggar norma-
norma sosial di dalam suatu masyarkat.
Masyarakat akan menjadi sangat antusias mencela stiap anggotanya yang
melakukan pelanggaran terhadap norma. Celaan itu dengan sendiriya akan menciptakan
kesadaran untuk tidak mengulangi planggaran tersebut. Bila setiap pelanggaran terhadap
norma dicela, maka dengan sendirinya akan timbul “budaya malu” dalam diri
seseorang.

4. Menciptakan sumber hukum


Dalam memandang hukum sebagai alat kontrol sosial manusia, maka hukum
merupakan salah satu alat pengendali sosial. Alat lain masih ada sebab masih saja diakui
keberadaan pranata sosial lainnya (misalnya keyakinan, kesusilaan). Kontrol sosial
merupakan aspek normatif kehidupan sosial. Hal itu bahkan dapat dinyatakan sebagai
pemberi defenisi tingkahg laku yang menyimpang dan akibat-akibat yang
ditimbulkannya, seperti berbagai larangan, tuntutan, dan pemberian ganti rugi.
Hukum sebagai alat kontrol sosial memberikan arti bahwa ia merupakan sesuatu
yang dapat menetapkan tingkah laku manusia. Tingkah laku ini dapat didefenisikan
sebagai sesuatu yang menyimpang terhadap aturan hukum. Sebagai akibatnya, hukum
dapat memberikan sanksi atau tindakan terhadap si pelanggar. Karena itu, hukum pun
menetapkan sanksi yang harus diterima oleh pelakunya. Hal ini berarti bahwa hukum
mengarahkan agar masyarakat berbuat secara benar menurut aturan sehingga
ketentraman terwujud
C. Tujuan Kontrol Sosial
Pengawasan atau kontrol sosial secara preventif dalam masyarakat bertujuan
untuk :
1. Mencegah terjadinya perilaku menyimpang
Perilaku menyimpang ini adalah perilaku yang melanggar norma yang telah
ditetapkan. Contoh perilaku yang menyimpang ini adalah :
- Melanggar norma yang telah ditetapkan.
- Melanggar rambu-rambu lalu lintas
- Penggunaan obat terlarang
- Melakukan perampokan atau perbuatan kriminalitas
- Tawuran atau perkelahian pelajar
- Kejahatan dunia maya

2. Mengurangi resiko dan dampak penyimpangan


Agar pelaku penyimpangan sosial dapat kembali mematuhi aturan dan norma
yang berlaku di dalam masyarakat. Adanya pengendalian sosial diharapkan agar
masyarakat dapat menjalani seluruh nilai dna norma yang ada baik tertulis
maupun tidak. Jika terjadi penyimpangan, maka tentu saja sanksi yang akan
didapatkannya.

3. Mencegah terjadinya gangguan stabilitas masyarakat


Dengan adanya pengendalian sosial, akan tercipta situasi yang tentram di dalam
masyarakat jika pengendalian sosial memang benar benar dapat dijalankan.
Hadirnya pengendalian sosial membuat pelaku-pelaku penyimpangan sosial
akan takut untuk melakukan sesuatu yang tidak diinginkan di dalam masyarakat.

D. Contoh Kontrol Sosial


Contoh kontrol sosial terbagi menjadi beberapa lingkungan, yaitu :
1. Lingkungan keluarga
Fungsi keluarga dalam contoh pengendalian sosial, selain sebagai bentuk afeksi,
juga berfungsi sebagai kognisi bagi anggota keluarganya. Misalnya saja, orangtua
memberikan kesadaran pada anak-anaknya dengan cara mendidik mereka supaya
menyesuaikan diri terhadap kaidah atau nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat untuk
mencegah mereka melanggarnya.

2. Lingkungan Sekolah
Dalam ranah lembaga pendidikan (sekolah) adalah tempat selanjutnya dalam
mengajarkan atau menerapkan pengendalian sosial pada anggotanya. Pengendalian
sosial di sekolah dengan cara preventif, seperti guru bimbingan konseling (BK)
memberikan nasihat atau peringatan sejak dini tentang bahayanya narkoba dan
pergaulan bebas yang dapat merusak kehidupan mereka.

3. Lingkungan Masyarakat
Beberapa contoh kontrol sosial di masyarakat :
- Adanya polisi SATLANTAS yang ditempatkan di beberapa titik-titik tertentu di jalan
setiap harinya bertugas untuk menyadarkan masyarakat mengenai tata tertib lalu lintas
di jalanan. Semisal menggunakan helm berstandar serta berkendara yang aman. Jika
polisi hanya bergerak di saat terjadi kecelakaan ataupun pelanggaran saja, maka hal
tersebut bukanlah pengendalian preventif. Yang polisi lakukan ini adalah tindakan
pencegahan sekaligus ancaman kepada masyarakat lainnya agar menaati peraturan lalu
lintas.

- Penyuluhan yang dilakukan oleh pihak pemerintahan setempat terkait bahayanya


penggunaan narkoba. Sehingga membuat masyarakat sadar dan paham serta menjauhi
lingkungan narkoba dan sejenisnya. Yang dilakukan oleh pemerintah setempat ini agar
mencegah warganya masuk dan terjerat ke dalam narkoba.

- BNN bekerja sama dengan masyarakat untuk memerangi narkoba di dalam lingkungan
sosial agar semakin berkurang pengguna dan pengedar narkoba yang beredar.

- Pengucilan
Pengucilan adalah suatu bentuk tindakan sosial terkait dengan
pemutusan hubungan sosial dari sekelompok orang terhadap seorang anggota
masyarakat. Dengan pengucilan ini, terjadi sikap masa bodoh (tidak perduli) terhadap
orang yang sedang dikucilkan.Bagi individu yang sedang dikucilkan dari kelompoknya,
cepat atau lambat akan melakukan introspeksi diri dan mencoba mencari-cari penyebab
tindakan anggota kelompok lain terhadap dirinya. Dengan demikian, kaidah-kaidah
kelompok yang dahulu dilanggar oleh individu akan berangsur-angsur diluruskan dan
dapat diterima lagi oleh indvidu agar tetap menjadi anggota kelompok seperti dahulu
kala.

- Celaan
Celaaan ialah tindakan kritik atau tuduhan terhadap suatu pandangan, sikap, dan
perilaku yang tidak sejalan (tidak sesuai) dengan pandangan, sikap, dan perilaku
anggota kelompok pada umumnya.celaan ini menjadi mudah dimengerti oleh seseorang
karean diekspresikan dengan ucapan, protes, atau kritik yang terbuka dan langsung
menuju ke sasaran.
List pertanyaan

1. Apa akibat yang timbul ketika kontrol sosial ditiadakan dalam masyarakat ?
Jawab : Tentunya dunia akan menjadi kacau, dan antara sesame makhluk hidup menjadi
tidak harmonis, seperti yang sudah dijelaskan tadi, salah satu fungsi dari kontrol sosial
adalah untuk mengembangkan rasa malu dalam diri akan hilang dan mereka akan
bertindak semena-mena tanpa adanya aturan dan normal.

2. Apa Hubungan kontrol sosial dengan Pendidikan ?


Jawab : Dalam ranah lembaga pendidikan (sekolah) adalah tempat selanjutnya dalam
mengajarkan atau menerapkan pengendalian sosial pada anggotanya. Pengendalian
sosial di sekolah dengan cara preventif, seperti guru bimbingan konseling (BK)
memberikan nasihat atau peringatan sejak dini tentang bahayanya narkoba dan
pergaulan bebas yang dapat merusak kehidupan mereka. Selain lewat mahluk hidup atau
peran guru, pengendalian sosial di sekolah juga bisa terwujud lewat mata pelajaran,
seperti budi pekerti, agama, dan lain sebagainya. Di dalamnya memberikan penjelasan
perihal norma dan nilai sosial, sehingga peserta didik bisa menyesuaikan diri dengan
aturan-aturan yang ada di lingkungannya.

3. Apa hal yang menjadi kendala kontrol sosial diremaja?


Jawab : Tingginya ego yang ada didalam diri remaja, dan pengaruh dari teman sebaya.
Mereka bisa membawa pengaruh baik dan juga pengaruh buruk.

4. Jelaskan 1 contoh kontrol sosial di lingkungan sekolah ?


Jawab : Menetapkan adanya peraturan disekolah. Karena melalui peraturan tersebut
diharapkan para siswa dapat mengikuti peraturan tersebut agar keberlangsungan
kegiatan pembelajaran disekolah dapat berjalan dengan lancer. Bila anak-anak
melanggar peraturan, guru dapat menggunakan otoritas untuk menindak murid itu
sehingga tidak akan mengulanginya lagi.

5. Apakah pengendalian sosial berpengaruh yang di lingkungan sekitar?


Jawab : menurut kami tentu saja berpengaruh, kontrol sosial itukan memberikan aturan
dengan aturan itu masyarakat akan lebih berhati-hati dalam bertindak dan jika
melanggar aturan tersebut akan diberikan sanksi, baik berat maupun ringan. Jadi
masyarakat akan segan dan akan berperilaku sesuai dengan norma yang ada.

6. Apa contoh memberikan imbalan kepada warga yang menaati norma?


Jawab : Reward atau imbalan dalam hal ini bias berupa pujian dan pnghormatan, hingga
pemberian hadiah yang berupa material. Pemberian imbalan ini memiliki tujuan agar
anggota masyarakat tetap pada tindakannya melakukan perbuatan yang baik serta
senantiasa menjadi figur yang memberikan contoh baik kepada orang lain di sekitarnya

7. Bagaimana cara membuktikan memfungsikan kembali nilai dan norma dalam


masyarakat yang mulai luntur akibat perilaku menyimpang?
Jawab : perilaku penyimpangan terjadi karena lunturnya ketaatan dengan norma-norma
social yang berlaku, itulah yang menyebabkan adanya Tindakan criminal, pencurian,
dan kejahatan di dunia maya. Salah satu caranya yaitu memberikan sanksi kepada
pelaku tersebut, baik berupa sanksi berat maupun sanksi ringan. Dengan cara itu dapat
memberikan efek jera kepada pelaku. Selain itu, dapat juga dengan memberikan edukasi
kepada masyarakat.

8. Sebagai mahasiswa FKIP apa kontrol social bagi kita sebagai calon guru?
Jawab : Kontrol social bagi kita mahasiswa calon guru adalah sebuah kompetensi yang
harus dimiliki setiap guru yaitu kompetensi sosial, yakni kemampuan mengelola
hubungan kemasyarakatan yang membutuhkan berbagai keterampilan. Selain
memberikan pengajaran tentang akademik, kita juga akan mengajarkan peserta
didikuntuk disiplin dan semua perilaku baik dalam kehidupan bermasyarakat agar
mereka terbiasa untuk berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari
PENUTUP
KESIMPULAN

Kontrol sosial ini menjadi Tindakan pengawasan yang dilakukan dari suatu
kelompok kepada kelompok lain guna memberikan arahan terhadap peran-peran
individu dan kelompok sebagai bagian dari anggota masyarakat agar tercipta situasi
bahkan keadaan kemasyarakatan yang sesuai dengan apa yang diharapkan.

Penyimpangan dapat melibatkan pelanggaran norma kelompok yang mungkin


atau tidak mungkin akan dijadikan  sebagai hukuman baik itu hukuman ringan maupun
berat. Dengan adanya kontrol sosial ini akan mencegah terjadinya penyimpangan serta
akan mengarahkan individu ataupun kelompok masyarakat untuk bertindak sesuai
norma yang sudah tertanam sejak dulu.

Anda mungkin juga menyukai