Anda di halaman 1dari 4

Fransisca Olivia Harsono/X IPS 2/18

4 Tipe kejahatan menurut Light, Keller, dan Calhoun


1. White Collar Crime (kejahatan kerah putih), yaitu kejahatan yang mengacu pada
kejahatan yang dilakukan oleh orang yang berstatus tinggi dalam pekerjaannya.
Contoh : tindak korupsi, penggelapan dana, penggelapan pajak, dsb.
2. Crime without victim (kejahatan tanpa korban), yaitu tindak kejahatan yang akibatnya
tidak menimbulkan penderitaan secara langsung.
Contoh : perjudian, aborsi, penyalahgunaan narkotika, prostitusi, aborsi, pornografi,
dsb.
3. Organized crime (kejahatan terorganisir), yaitu tindak kejahatan yang dilakukan
secara terorganisasi dan berkesinambungan dengan menggunakan berbagai cara untuk
mendapatkan sesuatu yang diinginkan dengan jalan menghindari hukum.
Contoh : terorisme, penyelundupan, perdagangan minuman keras, pemerasan,
perdagangan narkoba, dsb.
4. Corporate crime (kejahatan corporasi), adalah tindak kejahatan yang dilakukan atas
nama organisasi formal dengan tujuan menaikkan keuntungan dan menekan kerugian
yang dapat dibedakan menjadi : kejahatan terhadap konsumen, kejahatan terhadap
publik, kejahatan terhadap pemilik perusahaan, dan kejahatan terhadap karyawan.
Contoh : Tidak ada izin AMDAL perusahaan, pencemaran sungai akibat limbah
pabrik, dsb.

Pengendalian sosial
Pengertian menurut :

 Peter L. Berger : segala cara yang dilakukan oleh masyarakat guna menertibkan
atau mengatur anggota yang ada di dalam lingkungan masyarakat tersebut ketika
membangkang.
 Joseph S. Roucek : istilah kolektif yang memiliki acuan terhadap proses yang
sudah direncanakan. Dimana setiap individunya dibujuk, dianjurkan atau bahkan
dipaksa untuk dapat menyesuaikan diri pada kebiasaan serta nilai hidup yang ada
pada suatu kelompok masyarakat.
 Bruce J. Cohen : berbagai cara yang digunakan guna mendorong setiap individu
yang ada di dalam sebuah lingkungan masyarakat untuk memiliki perilaku selaras
dengan kehendak kelompok masyarakat tersebut.
 Robert M.Z. Lawang : segala cara yang digunakan oleh suatu lingkungan
masyarakat untuk mengembalikan atau membantu pelaku penyimpangan sosia
untuk kembali ke jalan yang baik.
 Karel J. Veeger : sebuah kelanjutan dari sebuah proses sosialisasi yang dilakukan
dan memiliki hubungan dengan berbagai cara serta metode yang digunakan untuk
mendorong setiap individunya untuk memiliki pemikiran serta perilaku yang
selaras dengan kelompok masyarakat maupun lingkungan masyarakat tempatnya
berada.
Dari pengertian tersebut maka pengendalian sosial dapat disimpulkan pengendalian sosial
merupakan sebuah proses yang dimiliki atau digunakan oleh seseorang maupun sebuah
kelompok dengan tujuan mempengaruhi, mengajak, atau bahkan memaksa anggota lain yang
ada untuk menanamkan dalam dirinya nilai dan norma yang berlaku di lingkungan
masyarakat tersebut tempat mereka berada.

Contoh pengendalian sosial :

1. Adanya Aturan atau Peraturan di Sekolah.


2. Adanya Suatu Bimbingan Konseling di Sekolah
3. Adanya Penyuluhan atau Sosialisasi .
4. Adanya Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
5. Adanya Pendidikan Karakter dan Moral yang Diberikan oleh Guru.
6. Adanya Pendidikan Karakter dan Moral Melalui Berbagai Kegiatan di Sekolah.

Sifat pengendali sosial :

 pengendalian sosial preventif : sebuah pengendalian yang terjadi pada lingkungan


masyarakat sebelum adanya atau terjadinya sebuah perilaku yang menyimpang.
 pengendalian sosial represif : sebuah pengendalian yang terjadi pada sebuah
lingkungan masyarakat setelah adanya terjadi perilaku menyimpang di masyarakat.

Cara Pengendalian Sosial :

 Gosip atau Gunjingan : membicarakan seseorang tanpa sepengetahuan orang tersebut.


Pada umumnya, gosip berisi hal-hal yang dinilai kurang pantas menurut kaca mata umum.
Pada situasi tertentu, koreksi terhadap perilaku orang lain tidak dapat disampaikan secara
langsung, sehingga beredarlah gosip dari mulut ke mulut. Pada dasarnya, gosip
merupakan upaya orang lain memperhatikan perilaku kita, apakah sudah sesuai dengan
harapan masyarakat atau belum.
 Teguran : kritik yang diberikan seseorang kepada orang lain sehubungan dengan
perilakunya. Kritik tersebut bersifat membangun karena bertujuan agar seseorang
memperbaiki perilaku. Teguran digunakan untuk mengendalikan pelanggaran-
pelanggaran ringan. Berbeda dengan gosip, teguran disampaikan secara langsung dan
terbuka
 Pemberian Penghargaan dan hukuman : Pendidikan merupakan bagian dari proses
sosialisasi. Dalam dunia pendidikan dikenal adanya prinsip penghargaan dan hukuman
(rewards and punishment). Penghargaan diberikan kepada siswa yang melakukan
perbuatan baik atau berprestasi, sedangkan hukuman diberikan kepada siswa yang
berbuat di luar ketentuan atau melakukan kesalahan.
 Pendidikan : suatu proses pendewasaan anak. Melalui pendidikan, seorang anak
dikenalkan, dibiasakan, dan dituntun untuk patuh kepada berbagai nilai dan norma sosial
yang ada di masyarakat. Nilai dan norma itu ditanamkan baik secara langsung maupun
tidak langsung kepada seorang anak melalui pendidikan. Inilah arti penting pendidikan
sebagai salah satu cara pengendalian sosial.
 Agama : suatu sistem kepercayaan yang didalamnya terkandung sejumlah nilai dan norma
yang harus dipatuhi pemeluknya. Nilai dan norma itu menjadi tuntunan bagi manusia
dalam berinteraksi dengan Tuhan, dengan sesama manusia, dan dengan lingkungan alam.
Dengan menjadi pemeluk agama yang balk, seseorang telah mematuhi sejumlah norma
yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan di masyarakat. Oleh karena itu, agama dapat
dijadikan sarana sebagai pengendalian sosial.

Proses pengendalian sosial :

1. Persuasif : pengendalian sosial yang dilakukan tanpa menggunakan kekerasan. Cara yang
dilakukan yaitu dengan memberikan bimbingan, saran, atau himbauan kepada individu
atau kelompok masyarakat. Hal ini dilakukan bisa melalui ucapan lisan atau secara
simbolik dengan adanya poster, iklan, atau spanduk layanan masyarakat. Tujuannya agar
individu atau kelompok masyarakat bisa mematuhi aturan nilai dan norma yang berlaku
di dalam masyarakat.
2. Koersif : pengendalian sosial yang dilakukan dengan cara kekerasan atau paksaan, baik
secara fisik maupun nonfisik. Tujuan dari penerapan proses koersif ini ialah agar
membentuk masyarakat menjadi masyarakat yang tertib sosial. Proses koersif ini biasanya
menjadi cara terakhir setelah proses persuasif tidak berhasil. Proses pengendalian sosial
secara koersif dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
 Kompulsi : pemaksaan terhadap seseorang agar patuh dan taat terhadap nilai dan
norma yang berlaku di masyarakat.
 Pervansi : penanaman norma yang dilakukan secara berulang-ulang. Tujuannya
agar norma sosial bisa melekat pada pribadi setiap orang.
3. Sosialisasi : pengendalian sosial yang dilakukan dengan memunculkan kebiasaan-
kebiasaan dan menanamkan nilai dan norma sejak dini bagi masyarakat. proses ini
ditandai dengan adanya pengenalan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat kepada
kelompok masyarakat.
4. Penekanan sosial : pengendalian sosial yang digunakan untuk mengendalikan tingkah
laku anggota masyarakat. Tujuan diterapkannya proses penekanan sosial agar setiap
masyarakat memiliki perilaku yang sama dan serasi.

Bentuk-bentuk pengendalian sosial :

1. Gosip atau desas-desus : membicarakan perilaku negatif yang kerap dilakukan oleh
seseorang tanpa adanya bukti yang jelas/konkrit. Gossip bisa menyebar dari satu mulut ke
mulut lain sehingga hampir seluruh masyarakat sekitar mengetahui dan terlibat dalam
percakapan negatif tersebut. Contohnya : Gosip seorang apparat pemrintahan yang
terlibat kasus korupsi. Gossip ini akan cepat menyebar dalam waktu singkat. Warga yang
telah mendengar gossip terssebut akan bersikap sinis terhadap orang yang digosipkan.
2. Teguran : dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap seseorang atau
kelompok lain. Yang dianggap melanggar peraturan, etika atau mengganggu kenyamanan
warga masyarakat. Teguran termasuk kritik sosial yang dilakukan secara langsung dan
terbuka sehingga yang bersangkutan segera menyadari kekeliruan yang telah diperbuat.
Contohnya : Ketua RT menegur sekelompok pemuda yang melakukan aktivitas begadang
di malam hari dan pesta minum-minuman keras. Sehingga mengganggu kenyamanan
warga yang sedang istirahat.
3. Sanksi dan Hukuman : pada dasarnya, sanksi dan hukuman adalah hal yang bersifat
negatif atau imbalan yang bersifat negatif disebabkan oleh seseorang telah berbuat
perilaku menyimpang. Contohnya, pemecatan terhadap ASN yang telah melakukan
tindak pidana suap atau yang telah melakukan perbuatan mencoreng nama baik institusi
tersebut. Adapun manfaat dari sanksi atau hukuman yang telah diterapkan sebegai
berikut:
 Untuk membuat seseorang sadar akan kesalahan yang telah diperbuatnya.
 Sebagai peringatan kepada warga masyarakat lain agar tidak melakukan
penyimpangan, karena segala bentuk perbuatan ada konsekuensinya.
4. Pendidikan : usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk
memengaruhi seseorang atau sekelompok agar mencapai tarak kedewasaan. Melalui
pendidikan seseorang mengetahui, memahami, dan sekaligus mempraktikkan sistem nilai
dan norma yang berlaku di tengah masyarakat.
5. Agama : manusia diajarkan agama untuk berbuat baik dan menjaga hubungan baik
kepada siapa pun. Melalui agama ditanamkan keyakinan bahwa melaksanakan perintah
Tuhan merupakan perbuatan baik yang akan mendatangkan pahala.
6. Adat isitiadat : bentuk kontrol sosial yang paling kuno. Ada pun norma hukum selalu
diciptakan dan selalu dipaksakan berlakunya oleh suatu kekuasaan yang nyata. Cara
individu berfikir dan keprcayaan dipengaruhi oleh adat istiadat termasuk juga kelakuan
orang kebiasaan-kebiasaan. Yang telah dibakukan, relative faham lama, dan yang berlaku
dalam suatu kelompok tertentu ini. Contohnya, cara membangun rumah, pemujaan
terhadap roh leluhur, prosedur peresmian seseorang menjadi anggota baru. Dalam sebuah
kelompok organisasi, cara-cara bersikap dan berbicara, upacara perkawinan dan
sebagainya. Walaupun adat istiadat ini dapat berbeda antara yang berlaku pada satu suku
bangsa. Selama adat isitiadat ini masih merupakan cara-cara dari kebanyakan orang.
Maka adat isitiadat ini merupakan pengaruh besar sekali terhadap tingkah laku. Adat
istiadat itu demikian berpengaruhnya karena dala kehidupan kelompok-kelompok
primitive
7. Norma hukum : peraturan yang ditegakkan dan dijunjung tinggi oleh negara. Suatu
kumpulan perundang-undangan yang diakui, ditafsirkan, dan dilaksanakan terhadap
situasi tertentu oleh mahkamah yang bertindak tegas atas nama negara. Kalau adat istiadat
dikembangkan secara tak sengaja, norma hukum dengan sengaja diciptakan dan langsung
mempunyai kekuatan mengikat.

Anda mungkin juga menyukai