Anda di halaman 1dari 22

NILAI-NILAI, NORMA, DAN

PENGENDALIAN SOSIAL
DALAM MASYARAKAT
OLEH KELAS A5H / KELOMPOK 3
1. MUHAMMAD HADI SUSILO (200151602961)
2. NOVI DWI RAHMAWATI (200151602907)
3. SEKAR DEWI NAWANG ARA (200151602993)
NILAI SOSIAL

1. DEFINISI
2. FUNGSI
3. CIRI – CIRI
4. JENIS – JENIS
1. DEFINISI NILAI SOSIAL

• Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dikatakan baik
dan apa yang dikatakan buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang menganggap menolong
memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk.
• Nilai sosial sebagai petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah
laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik
atau buruk, pantas atau tidak   pantas harus melalui proses menimbang. 
2. FUNGSI NILAI SOSIAL

• Memberikan seperangkat alat untuk menentukan harga suatu kelompok.


• Mengarahkan masyarakat dalam berfikir dan bertingkahlaku.
• Merupakan penentu akhir bagi manusia dalam memenuhi peranan sosialnya.
• Sebagai alat solidaritas bagi kelompok.
• Sebagai alat kontrol perilaku manusia.
3. CIRI - CIRI NILAI SOSIAL

• Nilai sosial merupakan konstruksi abstrak dalam pikiran orang yang tercipta melalui interaksi
sosial,
• Nilai sosial bukan bawaan lahir, melainkan pengamatan melalui proses sosialisasi, dijadikan
milik diri melalui internalisasi dan akan mempengaruhi tindakan-tindakan penganutnya dalam
kehidupan sehari-hari disadari atau tanpa disadari lagi (enkulturasi)
• Nilai sosial memberikan kepuasan kepada penganutnya
• Nilai sosial bersifat relative
3. CIRI - CIRI NILAI SOSIAL

• Nilai sosial terkait satu dengan yang lain membentuk sistem nilai,
• Sistem nilai bervariasi antara satu kebudayaan dengan yang lain,
• Setiap nilai memiliki efek yang berbeda terhadap perorangan atau kelompok,
• Nilai sosial melibatkan emosi dan kejiwaan, dan
• Nilai sosial mempengaruhi perkembangan pribadi.
4. JENIS – JENIS NILAI SOSIAL

• Nilai material, yakni termasuk berbagai konsepsi mengenai segala sesuatu yang berguna bagi jasmani
manusia,
• Nilai vital, yakni mencakup berbagai konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang berguna bagi
manusia dalam melaksanakan berbagai aktivitas, dan
• Nilai kerohanian, yakni mencakup berbagai konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang
berhubungan dengan kebutuhan rohani manusia: nilai kebenaran, yakni yang bersumber pada akal
manusia, nilai keindahan, yakni yang bersumber pada unsur perasaan, nilai moral , yakni yang
bersumber pada unsur kehendak, dan nilai keagamaan, yakni nilai yang bersumber pada revelasi
(wahyu) dari tuhan.
NORMA SOSIAL

1. DEFINISI
2. FUNGSI
3. CIRI – CIRI
4. MACAM - MACAM
1. DEFINISI NORMA SOSIAL

• Norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam suatu kelompok
masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Norma berkembang akan seiring dengan kesepakatan-
kesepakatan sosial masyarakatnya, sering juga disebut dengan peraturan sosial . Norma perilaku-
perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan norma
dalam masyarakat yang masuk individu atau suatu kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan
sosial yang telah terbentuk. Pada aktual, norma disusun agar hubungan antara manusia dalam
masyarakat dapat berlangsung tertib yang diharapkan.
2. FUNGSI NORMA SOSIAL

• Pedoman hidup yang berlaku bagi semua anggota masyarakat pada wilayah tertentu.
• Memberikan stabilitas dan keteraturan dalam kehidupan bermasyarakat.
• Mengikat warga masyarakat, karena norma diberlakukan dengan sanksi dan aturan yang tegas
bagi para pelanggarnya.
• Menciptakan kondisi dan suasana yang tertib dalam masyarakat.
• Adanya sanksi yang tegas akan memberikan efek jera kepada para pelanggarnya, sehingga tidak
ingin menyatakan perbuatannya melanggar norma.
3. CIRI - CIRI NORMA SOSIAL

• Pada umumnya norma sosial tidak tertulis atau lisan.


• Hasil kesepakatan dari seluruh anggota masyarakat pada wilayah tertentu. 
• Bersifat mengikat, sehingga seluruh warga masyarakat sebagai pendukung sangat menaatinya
dengan sepenuh hati.
• Ada sanksi yang tegas terhadap pelanggarnya sesuai dengan kesepakatan bersama.
• Norma sosial menyesuaikan diri dengan perubahan sosial. Artinya norma sosial fleksibel dan
luwes terhadap perubahan sosial. 
4. MACAM - MACAM NORMA SOSIAL
• Norma agama
Norma agama adalah suatu norma yang berdasarkan ajaran atau kaidah suatu agama.
• Norma kesusilaan
Norma kesusilaan berdasarkan hati nurani atau akhlak manusia. Norma kesusilaan bersifat universa
• Norma kesopanan
Norma kesopanan adalah norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku yang berlaku di masyarakat seperti
berpakaian
• Norma kebiasaan
Norma kebiasaan merupakan hasil dari perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama
• Norma hukum
Norma hukum adalah petunjuk petunjuk hidup atau perintah dan larangan tata cara tertib dalam suatu masyarakat
PENGENDALIAN SOSIAL

1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
3. POLA
4. FUNGSI
5. SIFAT
6. PROSES
7. CARA – CARA
8. JENIS – JENIS LEMBAGA
1. PENGERTIAN

• Pengendalian sosial sering diartikan sebagai proses pengawasan dari suatu kelompok terhadap
kelompok lain dan mengajarkan, membujuk, atau memaksa individu maupun kelompok sebagai
bagian dari masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan harapan masyarakat. Jadi pengendalian
sosail adalah cara atau metode yang digunakann untuk menertibkan anggotanya yang
menyimpang dari peraturan dan diharuskan menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup
yang ada di masyarakat.
2. TUJUAN

• Agar masyarakat mematuhi nilai dan norma sosial yang berlaku.


• Agar tercipta keserasian dan kenyamanan dalam masyarakat.
• Agar pelaku penyimpangan kembali mematuhi norma yang berlaku.
3. POLA
• Pengendalian kelompok terhadap kelompok
Pengendalian ini terjadi apabila suatu kelompok mengawasi perilaku kelompok lain, misalnya BNN
mengawasi kelompok pengguna narkoba.
• Pengendalian kelompok terhadap anggota-anggotanya
Pengendalian ini terjadi apabila suatu kelompok menentukan perilaku anggota-anggotanya, misalnya
suatu sekolah yang mencatat siswa-siswanya yang telah melanggar aturan sekolah.
• Pengendalian individu terhadap kelompok
Pengendalian ini terjadi apabila seseorang menginginkan kelompok tersebut sesuai dengan keinginannya
maupun masyarakat. Misalnya wali kelas yang mengawasi anak didiknya setiap hari. 
• Pengendalian individu terhadap individu lainnya
Pengendalian ini terjadi apabila individu melakukan pengawasan terhadap individu lain, misalnya ayah
mengawasi anaknya. 
4. FUNGSI

• Mempertebal keyakinan masyarakat terhadap norma sosial.


• Memberikan imbalan kepada warga yang menaati norma.
• Mengembangkan rasa takut untuk tidak melakukan perbuatan yang dinilai beresiko.
• Menciptakan sistem hukum (aturan yang disusun secara resmi dan disertai sanksi).
5. SIFAT

• Bersifat preventif
Pengendalian bersifat preventif  adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah terhadap kemungkinan
terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap norma-norma sosial. Jadi tindakan ini dilakukan sebelum
terjadinya penyimpangan. Contoh : guru menasehati calon siswa baru tentang nilai dan norma yang
berlaku di sekolah tersebut agar kedepannya siswa baru tidak melanggarnya.
• Bersifat represif
Pengendalian yang bertujuan untuk mengembalikan keserasian yang pernah terganggu karena terjadinya
suatu pelanggaran dengan cara memberikan sanksi sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan. Contoh:
waka kesiswaan (guru) menghukum siswa yang terlambat datang ke sekolah.
6. PROSES

• Secara persuasif 
Pengendalian sosial secara persuasif dilakukan dengan cara lemah-lembut, membimbing atau mengajak
individu untuk mematuhi atau berperilaku sesuai dengan kaidah-kaidah dalam masyarakat bukan dengan
cara kekerasan. Akan tetapi tidak semua penyimpangan mampu diselesaikan dengan cara ini, karena
setiap penyimpangan memiliki cara tersendiri untuk membuat pelaku akan kembali ke nilai dan norma
yang berlaku.
• Secara koersif
Ada kalanya pengendalian sosial dengan cara koersif, artinya pengendalian sosial secara koersif dilakukan
dengan kekerasan atau paksaan. Karena penyimpangan yang telah berulang-ulang kali atau yang telah
merugikan orang banyak hendaknya dilakukan dengan paksaan.
7. CARA - CARA

Ada 2 cara :
A. Pengendalian sosial secara formal
• Pengendalian sosial melalui hukuman fisik
• Pengendalian sosial melalui lembaga pendidikan
• Pengendalian sosial melalui ajaran agama
B. Pengendalian sosial secara informal
• Cemoohan, desas-desus, ostrasisme (pengucilan), fraundulens, teguran, dan intimidasi
8. JENIS – JENIS LEMBAGA

• Lembaga kepolisian 
• Pengadilan
• Tokoh adat
• Tokoh agama
• Tokoh masyarakat
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai