MAKALAH
Oleh
Kelas A5H / Kelompok 3:
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen yang
kemudian dilanjutkan dengan penyusunan makalah dengan judul “NILAI-NILAI, NORMA,
DAN PENGENDALIAN SOSIAL DALAM MASYARAKAT”
Tim penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari kata sempurna,
baik dari sisi materi maupun penulisannya. Kami tim penulis dengan rendah hati dan tangan
terbuka menerima segala bentuk masukan maupun saran pembaca yang bersifat membangun
yang diharapkan berguna bagi seluruh pembaca. Apabila banyak kesalahan pada makalah
ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................
1.3 Tujuan Dan Manfaat ......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 .................................................................................................................................... 5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................
3.2 Saran .............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Manfaat :
1. Dapat memahami tentang definisi nilai sosial dan bagaimana fungsi, ciri-ciri
dan jenis-jenisnya
2. Dapat mengetahui definisi norma sosial dan bagaimana fungsi, ciri-ciri
dan macam-macamnya
3. Dapat mengetahui definisi pengendalian sosial dan bagaimana tujuan,
pola, fungsi, sifat, proses, cara, dan jenis lembaga pengendalian sosial
4. Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
7. Setiap nilai memiliki efek yang berbeda terhadap perorangan atau kelompok,
8. Nilai sosial melibatkan emosi dan kejiwaan, dan
4
9. Nilai sosial mempengaruhi perkembangan pribadi.
5
disepakati oleh masyarakat dan sanksinya seluruh anggota kelompok atau
masyarakat.
6
2. Hasil kesepakatan dari seluruh anggota masyarakat pada wilayah
tertentu. Hasil ini memperlihatkan pada kebudayaan wilayah
setempat mengenai tata kelakuan dan aturan dalam pergaulan.
3. Bersifat mengikat, sehingga seluruh warga masyarakat sebagai
pendukung sangat menaatinya dengan sepenuh hati.
4. Ada sanksi yang tegas terhadap pelanggarnya sesuai dengan
kesepakatan bersama.
5. Norma sosial menyesuaikan diri dengan perubahan sosial. Artinya
norma sosial fleksibel dan luwes terhadap perubahan sosial. Setiap ada
keinginan dari masyarakat untuk berubah, norma akan menyesuaikan dengan
perubahan tersebut. Meskipun tidak berubah seluruhnya, aturan ini pasti
akan mengalami perubahan.
7
3. Dalam agama hindu, kepercayaan terhadap reinkarnasi, yaitu
kelahiran kembali bagi manusia yang telah meninggal sesuai
karmanya, sesuai dengan kehidupan di masa lampau.
b. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan berdasarkan hati nurani atau akhlak manusia. Norma
kesusilaan bersifat universal. Artinya, setiap orang di dunia ini
memiliki, hanya bentuk dan perwujudannya saja yang berbeda. Misalnya,
perilaku yang menilai kemanusiaan seperti pembunuhan, pemerkosaan, dan
pengkhianatan, pada umumnya ditolak oleh setiap masyarakat di mana pun.
c. Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah norma yang berpangkal dari aturan tingkah
laku yang berlaku di masyarakat seperti berpakaian, cara bayangan dalam
pergaulan, dan berbicara. Norma ini bersifat relatif. Maksudnya,
penerapannya berbeda di berbagai tempat, lingkungan, dan waktu. Misalnya,
menentukan kategori yang pantas dalam berbusana antara tempat yang satu
dengan lain yang berbeda. Demikian pula antara masyarakat kaya dan
masyarakat miskin.
Contoh:
1. Tidak memakai perhiasan dan pakaian yang mencolok ketika
berkabung.
2. Mengucapkan terima kasih ketika mendapatkan pertolongan atau
bantuan.
3. Meminta maaf ketika salah atau membuat kesal orang lain.
d. Norma Kebiasaan
Norma kebiasaan merupakan hasil dari perbuatan yang dilakukan secara
berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Orang
yang tidak melakukan norma ini biasanya aneh oleh lingkungan sekitarnya.
Contoh:
1. Kebiasaan melakukan “selametan” atau doa bagi anak yang baru
berkembang.
2. Kegiatan mudik menjelang hari raya.
3. Acara memperingati arwah orang yang sudah meninggal pada
masyarakat Manggarai, Flores.
e. Norma Hukum
Norma hukum adalah petunjuk petunjuk hidup atau perintah dan
larangan tata cara tertib dalam suatu masyarakat (negara). Sanksi
norma hukum mengikat dan melangkah. Sanksi ini dilaksanakan oleh
suatu lembaga yang memiliki kedaulatan, yaitu negara. Ciri norma
hukum antara lain adalah keringanan oleh masyarakat sebagai ketentuan
yang sah dan terdapat penegak hukum sebagai pihak yang memberikan
sanksi. Tujuan norma hukum adalah untuk menciptakan suasana aman dan
tentram dalam masyarakat.
8
Contoh:
1. Tidak melakukan tindak kriminal, seperti menghitung, menipu.
2. Wajib membayar pajak.
3. Memberikan kesaksian di muka muka pengadilan.
9
2.3.3 Pola Pengendalian Sosial
Dalam masyarakat terdapat empat pola pengendalian sosial, yaitu
pengendalian kelompok terhadap kelompok, pengendalian kelompok terhadap
anggota-anggotanya, dan pengendalian individu terhadap individu lainnya
dan pengendalian individu terhadap kelompok
1. Pengendalian kelompok terhadap kelompok
Pengendalian ini terjadi apabila suatu kelompok mengawasi perilaku
kelompok lain, misalnya BNN mengawasi kelompok pengguna narkoba.
2. Pengendalian kelompok terhadap anggota-anggotanya
Pengendalian ini terjadi apabila suatu kelompok menentukan perilaku
anggota-anggotanya, misalnya suatu sekolah yang mencatat siswa-siswanya
yang telah melanggar aturan sekolah.
3. Pengendalian individu terhadap kelompok
Pengendalian ini terjadi apabila seseorang menginginkan kelompok tersebut
sesuai dengan keinginannya maupun masyarakat. Misalnya Wali kelas yang
mengawasi anak didiknya setiap hari.
4. Pengendalian individu terhadap individu lainnya
Pengendalian ini terjadi apabila individu melakukan pengawasan terhadap
individu lain, misalnya ayah mengawasi anaknya.
11
(waka kesiswaan) menasehati calon siswa baru tentang nilai dan norma
yang berlaku di sekolah tersebut agar kedepannya siswa baru tidak
melanggarnya.
2. Bersifat Represif
Pengendalian sosial yang bersifat refresif adalah pengendalian yang
bertujuan untuk mengembalikan keserasian yang pernah terganggu karena
terjadinya suatu pelanggaran dengan cara memberikan sanksi sesuai dengan
pelanggaran yang dilakukan. Pengendalian ini dilakukan setelah terjadinya
penyimpangan agar pelaku tidak lagi mengulangi perbuatannya dan mentaati
nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Contoh: Waka Kesiswaan
(guru) menghukum siswa yang terlambat datang ke sekolah.
12
1. Pengendalian Sosial secara Formal
a. Pengendalian sosial melalui hukuman fisik
Pengendalian sosial cara ini dilakukan oleh lembaga-lembaga resmi
atau yang diakui keberadaannya. Contohnya penembakan pelaku teroris
yang menyerang aparat kepolisian.
b. Pengendalian sosial melalui lembaga Pendidikan
Pendidikan merupakan pengendalian sosial secara terencana dan
berkesinambungan agar terjadi perubahan-perubahan positif dalam
perilaku seseorang. Dengan hal itu, diharapkan perilaku tersebut tidak
menyimpang dari norma-norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku
di masyarakat.
c. Pengendalian sosial melalui ajaran agama
Setiap pemeluk agama akan berusaha sedapat mungkin menjalankan
ajaran agamanya tersebut dalam tingkah lakunya sehari-hari. Ajaran
agama mempunyai sanksi mutlak. Hal ini membuat ajaran agama
sebagai media pengendalian sosial yang cukup besar pengaruhnya dalam
menjaga stabilitas masyarakat.
2. Pengendalian Sosial Secara Informal
Sedangkan pengendalian sosial secara informal dapat dilakukan melalui
enam cara:
a. Cemoohan
Cemoohan adalah tindakan membicarakan seseorang dengan
menggunakan kata-kata kiasan, perumpamaan, atau kata-kata yang
berlebihan serta bermakna negatif.
b. Desas-desus (gosip)
Desas-desus adalah berita yang menyebar secara cepat dan tidak
berdasarkan fakta atau bukti-bukti kuat.
c. Ostrasisme (pengucilan)
Ostrasisme adalah suatu tindakan pemutusan hubungan sosial dari
sekelompok orang terhadap seorang anggota masyarakat.
d. Fraundulens
Fraundulens merupakan bentuk pengendalian sosial yang umumnya
terdapa pada anak kecil. Misalnya, A bertengkar dengan B. Jika si A
lebih kecil dari B, maka si A mengancam bahwa dia mempunyai kakak
yang berani yang dapat mengalahkan B.
e. Teguran
Teguran merupakan cara pengendalian sosial melalui perkataan atau
tulisan secara langsung. Teguran dilakukan agar pelaku perilaku
menyimpang segera menyadari kekeliruannya dan memperbaiki dirinya.
f. Intimidasi
Intimidasi merupakan cara pengendalian sosial yang dilakukan dengan
paksaan, biasanya dengan cara mengancam atau menakut-nakuti. Aparat
penegak hukum sering menggunakan cara ini untuk mengorek
keterangan dari orang yang dimintai keterangannya.
13
2.3.8 Jenis-jenis Lembaga Pengendalian Sosial
Perlu diketahui oleh masyarakat bahwa lembaga pengendalian sosial dalam
masyarakat tidak hanya di Kepolisian. Masih banyak lagi lembaga pengendalian
sosial di masyarakat bisa menyelesaikan beberapa masalah penyimpangan atau
pelanggaran baik di lembaga formal maupun non-formal seperti:
1. Lembaga kepolisian
Polisi merupakan aparat resmi pemerintah untuk menertibkan keamanan.
Tugas-tugas polisi, antara lain memelihara ketertiban masyarakat, menjaga
dan menahan setiap anggota masyarakat yang dituduh dan dicurigai
melakukan kejahatan yang meresahkan masyarakat, misalnya pencuri,
perampok dan pembunuh.
2. Pengadilan
Pengadilan lembaga resmi yang dibentuk pemerintah untuk menangani
perselisihan atau pelanggaran kaidah di dalam masyarakat. Pengadilan
memiliki unsur-unsur yang saling berhubungan satu sama lain. Unsur-nsur
yang saling berhubungan dengan pengadilan adalah hakim, jaksa dan
pengacara. Dalam proses persidangan, jaksa bertugas menuntut pelaku untuk
dijatuhi hukuman sesuai peraturan yanag berlaku. Hakim bertugas
menetapkan dan menjatuhkan putusan berdasarkan data dan keterangan
resmi yang diungkapkan di persidangan. Pengacara atau pembela bertugas
mendampingi pelaku dalam memberikan pembelaan.
3. Tokoh adat
Tokoh adat adalah pihak yang berperan menegakkan aturan adat. Peranan
tokoh adat adalah sangat penting dalam pengendalian sosial. Tokoh
adat berperan dalam membina dan mengendalikan sikap dan tingkah laku
warga masyarakat agar sesuai dengan ketentuan adat.
4. Tokoh agama
Tokoh agama adalah orang yang memiliki pemahaman luas tentang agama
dan menjalankan pengaruhnya sesuai dengan pemahaman tersebut.
Pengendalian yang dilakukan tokoh agama terutama ditujukan untuk
menentang perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai dan norma agama.
5. Tokoh masyarakat
Tokoh masyarakat adalah setiap orang yang memiliki pengaruh besar,
dihormati, dan disegani dalam suatu masyarakat karena aktivitasnya,
kecakapannya dan sifat-sifat tertentu yang dimilikinya.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Nilai Sosial dan Norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi
patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan wilayah
tertentu. Norma berkembang akan seiring dengan kesepakatan-kesepakatan sosial
masyarakatnya, sering juga disebut dengan peraturan sosial. Nilai Sosial dan Norma
perilaku sosial yang seharusnya dilakukan dalam interaksi sosialnya. Keberadaan
norma dalam masyarakat yang masuk individu atau suatu kelompok agar bertindak
sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Pada nyata, Nilai Sosial dan Norma
sosial disusun agar hubungan antara manusia dalam masyarakat dapat berlangsung
tertib yang diharapkan.
Nilai Sosial dan Norma lahir karena adanya interaksi sosial dalam
masyarakat. Masyarakat yang membutuhkan aturan utama, tata letak yang dapat
membantu mereka mencapai suasana yang diharapkan, yaitu tertib dan teratur. Untuk
mencapainya, maka dibentuklah norma sebagai baru yang dapat digunakan
untuk mengatur pola perilaku dan tata kelakuan yang akhirnya disepakati
bersama oleh anggota kelompok masyarakat tersebut.
Pengendalian sosial (social control) adalah setiap cara atau upaya yang
dilakukan oleh pihak-pihak terkait guna mencegah, mengurangi, mengatasi tindakan
kriminal agar kehidupan masyarakat menjadi dan tetap tentram serta tertib
berdasarkan nilai dan norma yang ada. Pengendalian sosial yang dilakukan oleh
masyarakat muncul karena adanya keinginan masyarakat untuk menciptakan
kehidupan yang aman dan tertib, sehingga masyarakat membuat sejumlah nilai dan
norma yang harus ditaati oleh setiap anggotanya.
3.2 SARAN
Penulis berharap agar penyajian makalah ini dapat diperhatikan dengan
saksama, karena melalui makalah yang dipaparkan ini, penulis menjelaskan beberapa
poin penting dari Nilai-nilai, Norma dan Pengendalian Sosial dalam
Masyarakat. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu diharapkan agar pembaca kiranya dapat juga membaca
materi yang berkaitan, pada referensi lainnya agar dapat lebih memahami lagi
mengenai Nilai-nilai, Norma dan Pengendalian Sosial dalam Masyarakat
15
DAFTAR PUSTAKA
http://siadenuriklas. blogspot.com/2012/10/makalah-nilai- sosial-dan-norma-sosial.ht ml,
diakses pada 11 Februari 2021 pukul 15.00
https://erikanovianadewi. blogspot.com/2017/02/makalah-sosio logi-pengertian.ht ml,
diakses pada 11 Februari 2021 pukul 15.21
http://dziauntaiancinta.blogspot.com/2016/04/makalah-pengendalian-sosial.ht ml,
diakses pada 11 Februari 2021 pukul 18.55
16