Anda di halaman 1dari 16

UAS PENGANTAR SOSIOLOGI

“Kasus: Penembakan Enam Anggota Laskar FPI”

Disusun oleh:

1. Ainun Nur Ilham Saad Putra Sy Saad 7020210164


2. B
3. Nabilah Tsuroyya Sahrudin 7020210231
4. Nia Hervina Rouli Sihombing 7020210064
5. E

Jl. Raya Lenteng Agung No.56-80, RT.1/RW.3,


Srengseng Sawah, Jakarta, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12640
“Kasus: Penembakan 6 Anggota Laskar FPI”

I. Latar Belakang
Front Pembela Islam (FPI) merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang keagamaan
yang didirikan pada tahun 1998 oleh Muhammad Rizieq Shihab. Organisasi FPI ini tidak asi
ng lagi ditelinga masyarakat Indonesia. Adanya kemunculan organisasi ini karena cita-cita m
enggabungkan urusan agama dan negara yang disebut muslim politik (political islamist) dan
muslim kultural (cultural islamist). [ CITATION MMu17 \l 1033 ]
FPI dikenal sebagai ormas Islam yang menegakkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Kategori
perbuatan Ma’ruf Nahi Munkar yang FPI definisikan tidak hanya masalah agama, melainkan
juga mencakup urusan sosial, politik, ekonomi, dan budaya.
Akan tetapi dalam kehidupan realistis FPI berakhir dengan konflik. Seperti pada kasus ya
ng akan kami bahas ini yaitu “Penembakan 6 Anggota-Anggota Laskar FPI”. Polisi mendapat
informasi bahwa akan ada pengerahan massa terkait pemanggilan Rizieq oleh pihak kepolisia
n namun, terjadi salip meyalip antara mobil polisi dan mobil pengawal rizieq sehingga memb
uat mobil terhenti kemudian terjadilah tembak menembak antara polisi dan pengawal Rizieq.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran mengatakan anggota FPI membawa senjata api asli,
bukan rakitan. Ada 3 peluru yang ditembakan. Menurut Fadil, anggota FPI yang menyerang
polisi adalah laskar khusus. "Dari hasil penyelidikan awal, kelompok yang menyerang anggot
a ini diidentifikasi sebagai laskar khusus yang selama ini menghalang-halangi proses penyidi
kan," ujar Fadil. [ CITATION Kom20 \l 1033 ] .
Presiden Joko Widodo mengatakan tidak boleh ada masyarakat yang semena-mena melan
ggar hukum, namun di sisi lain aparat hukum wajib menggunakan kewenangannya secara waj
ar dan terukur. Hal itu diutarakan Presiden Joko Widodo menanggapi pertanyaan wartawan te
ntang tewasnya enam orang anggota Front Pembela Islam (FPI) dalam bentrokan dengan poli
si. Namun demikian, dalam menjalankan tugasnya, Presiden Jokowi mengingatkan agar apara
t penegak hukum "wajib mengikuti aturan hukum dalam menjalankan tugasnya" [ CITATION
MRi201 \l 1033 ]
Perilaku organisasi FPI tersebut merupakan teori penyimpangan Labeling dimana semua t
indakan menyimpang adalah tindakan sosial dan hasil kerja sama masyarakat. Dalam kasus in
i masyarakatnya ialah para pengawal Rizieq yang termasuk dalam anggota FPI untuk
membantu Rizieq. empat anggota laskar yang memegang senjata tajam masuk kembali ke
mobil. Dua anggota kemudian keluar mobil dan menembak ke arah mobil polisi sebanyak tig
a kali. Kemudian, mereka melarikan diri ke arah Jembatan Badami. Di sana, kembali terjadi a
ksi tembak-tembakan. [ CITATION Mif201 \l 1033 ]
Organisasi FPI ini merupakan bentuk kejahatan terorganisir (Organized crime), karena su
dah terorganisir/terencana oleh pihak FPI untuk menyerang polisi.
II. Tinjauan Literatur (Teori Sosisologi yang diambil)

A. Perilaku Menyimpang
Suatu perilaku dianggap menyimpang jika tidak sesuai dengan norma-
norma social yang berlaku dalam masyarakat. Penyimpangan (devitation)
adalah segala macam pola perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri
(conformity) terhadap kehendak masyarakat. Penyimpang (merupakan sisi
negative dari bentuk perilaku positif, karena perilaku positif akan memberikan
suasana kenyamanan dan keamanan bagi masyarakat. Akan tetapi masalah
social yang dibahas oleh kelompok kami yaitu penembakan laskar FPI.
Penyimpangan(deviasi)adalah setiap tingka laku yang tak mematuhi norma
norma sosial dari suatu kelompok sosial, atau dari suatu masyarakat. ataupun
kelakuan yang melanggar ketentuan ketentuan yang di institutikan, yaitu
ketentuan yang disepakati sah dalam suatu system social [ CITATION Fat16 \l
1033 ]
Penyimpangan adalah segala macam pola perilaku yang tidak berhasil men
yesuaikan diri terhadap kehendak masyarakat. Definisi penyimpangan menuru
t para ahli adalah sebagai berikut [ CITATION MNo193 \l 1033 ]:

1. James W. Vanden Zanden


Penyimpangan perilaku merupakan perilaku yang sejumlah besar orang dia
nggap hal tercela dan diluar batas toleransi.
2. Robert M. Z. Lawang
Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berla
ku dalam system social dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sy
stem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang.
3. Lamert
Menurut Lamert penyimpangan di bagi menjadi dua bentuk yaitu penyimp
angan primer dan penyimpangan sekunder.
a. Penyimpangan Primer (Primari Deviation)
Penyimpangan primer merupakan penyimpangan yang dilakukan seseo
rang akan tetapi perbuatan pelaku masih diterima dan ditelolir oleh ma
syarakat.
Contohnya: menunggak bayaran listrik, melanggar rambu lalu lintas
b. Penyimpangan Sekunder (Secondary Deviation)
Penyimpangan ini merupakan perbuatan yang dilakukan seseorang sec
ara berulang dan tidak bias ditelorir oleh masyarakat.
Contoh: mabuk, narkoba

Perilaku menyimpang juga tidak terjadi begitu saja dengan sendirinya,


namun ada factor yang memengaruhi penyimpangan ini terjadi. Adapun fa
ctor-faktor penyimpangan sosial menurut para ahli adalah sebagai berikut
[CITATION MNo19 \l 1033 ]
1. Menurut James W. Van Der Zanden
a. Longgar/tidaknya nilai dan norma
Ukuran perilaku menyimpang bukan pada baik dan buruk, melainkan b
erdasarkan ukurang longgar atau tidaknya norma dan nilai social di ma
syarakat.
Misalnya: kumpul kebo di Indonesia merupakan suatu penyimpngan, n
amun di amerika sudah menjadi hal yang wajar
b. Sosialisasi yang tidak sempurna
Terjadinya ketidaksempurnaan proses sosialisasi yang ada dimasyaraka
t, sehingga menimbulkan perilaku yang menyimpang.
Misalnya: seorang pemimpin harus menjadi teladan namun kadang pe
mimpin memberi contoh yang tidak benar seperti melakukan KKN (Ko
rupsi, Kolusi, Nepotisme)
c. Sosialisasi subkebudayaan yang menyimpang
Perilaku menyimpang juga terjadi pada masyarakat yang memiliki nila
i-nilai subkebudayaan yang menyimpang, yaitu suatu kebudayaan khus
us yang norma nya bertentangan dengan norma-norma budaya yang do
minan pada umum nya.
Contoh: seorang ibu yang menjadi tulang punggung keluarga dengan c
ara berjualan untuk dapat meningkatkan penghasilan yang dimiliki ole
h sebuah Negara.

2. Menurut Casare Lombroso


a. Biologis
Orang yang terlahir sebagai pencopet bias didefinisikan dengan ciri tert
entu. Ciri-ciri fisik: bentuk muka, bentuk hidung
b. Psikologis
Menjelaskan sebab terjadinya penyimpangan ada kaitannya dengan ke
pribadian seseorang yang memiliki kecenderunagn untuk melakukan p
erilaku yang menyimpang. Dapat juga dari pengalaman traumatis seseo
rang.
c. Sosiologis
Menjelaskan sebab terjadi nya perilaku menyimpang ada kaitannya den
gan sosialisasi yang kurang tepat.

Adapun jenis-jenis Perilaku Menyimpang Menurut Kamanto


Sunarto dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria, yaitu [ CITATI
ON Mul3 \l 1033 ]:
a. Perilaku menyimpang primer, yaitu perilaku menyimpang yang
baru pertama kali dilakukan oleh seseorang
b. Perilaku menyimpang sekunder, yaitu perilaku menyimpang
yang merupakan pengulangan dari perilaku menyimpang
sebelumnya.

Bentuk penyimpangan berdasarkan pelakunya, dapat dibedakan


menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut [ CITATION Mul2 \l 10
33 ]

1. Penyimpangan Individual (individual devitation)


Penyimpangan individual adalah tindakan yang dilakukan seseorang
yang menyimpang dari norma-norma satu kebudayaan yang telah
mapan.
2. Penyimpangan Kelompok (group devitation)
Penyimpangankelompok adalah tindakan yang dilakukan oleh
sekelompok orang yang tunduk pada norma kelompok yang
bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku. Misalnya,
sekelompok orang menyeludupkan narkotika atauobat-obatan
terlarang.
3. Penyimpangan Campuran (combined devination)
Penyimpangan seperti itu dilakukan oleh suatu golongan sosial yang
memiliki organisasi yang rapi, sehingga individu ataupun kelompok
didalamnya taat dan tunduk kepada norma golongan dan
mengabaikan norma masyarakat yang berlaku.

Menurut Clinard dan Meier perilaku menyimpang didefinisikan secara


berbeda berdasarkan empat sudut pandang yaitu:

1. Definisi perilaku menyimpang secara stastikal adalah segala perilaku yang bertolak
dari suatu tindakan yang bukan rata-rata atau perilaku yang jarang dan tidak sering
dilakukan
2. Definisi perilaku meyimpang secara absolut atau mutlak menyebutkan bahwa aturan
aturan dasar dari suatu masyarakat adalah jelas dan anggotanya harus menyetujui
tentang apa yang disebut sebagai nyimpang dan bukan
3. Perilaku menyimpang menurut menurut kaum reaktivis bila berkenaan dengan reaksi
masyarakat atau agen kontrol sosial terhadap tindakan yang dilakukan sesorang
4. Secara normatif, Sudut pandang ini didasarkan atas asumsi bahwa penyimpangan
adalah suatu pelanggaran dari suatu norma sosial [ CITATION Iis15 \l 1057 ]

d. Tipe-tipe Kejahatan
Para ahli sosiologi membuat klasifikasi kejahatan dengan bentuk yang berbeda
dari klasikasi yang digunakan oleh masyarakat atau penegak hukum. Light, Ke
ller dan Calhoun (1989), membedakan antara lain [ CITATION Kam044 \l 1033
]:
1. Kejahatan tanpa korban (crimes without victims)
2. Kejahatan terorganisir (organized crime)
3. Kejahatan kerha putih (white-collar crime)
4. Kejahatan korporat (corporate crime)

e. Kejahatan Terorganisir
Kejahatan terorganisir menurut Light, Keller dan Calhoun merupakan komplot
an berkesinambungan untuk memperoleh uang atau kekuasaan dengan jalan m
enghindari hukum melalui penyebaran rasa takut atau korupsi. [ CITATION Kam
044 \l 1033 ]

Kejahatan terorganisasi itu sendiri adalah sebuah fenomena yang jelas


dan koheren, selalu berubah, kontra-diktif dan menyebar. Oleh karena itu
kejahatan terorganisasi, dipandang sebagai jenis dan rasionalitas berbeda
dengan perilaku kriminal sporadis dan implusif.[ CITATION muh19 \l 1057 ]

Terdapat suatu consensus yang menyebutkan bahwa kejahatan terorganisir


dijalankan secara berkelanjutan dan secara logis bekerja untuk mendapat
keuntungan [ CITATION Jay16 \l 1033 ]

Dalam pendekatan kriminologikal kejahatan terorganisir adalah yang


membahayakan masyarakat berasal dari kejahatan organisasi. Organisasi
tersebut terus menerus melakukan tindak kejahatan demi menggapai
keuntungan dan membuat system perlindungan sendiri yang bertentangan
dengan kontrol sosial seperti kekerasan, intimidasi, korupsi ataupun pencucian
skala besar.[ CITATION Ana2 \l 1033 ]

Kejahatan Terorganisir juga memiliki hubungan dengan pemerintah


yang berada pada tiga pijakan [ CITATION Muh \l 1033 ]
1. evasi, yaitu proses penghindaran dari terdeteksinya kejahatan
tersebut
2. korupsi, berkonspirasi secara ilegal dengan pihak pemerintah untuk
kepentingan criminal
3. konfrontasi, yaitu mengancam pemerintahan (proses melawan) untuk
mendapatkan yang diinginkannya.

Tipologi lain diajukan oleh Frank hagan yang mengemukakan jenis-jenis


berikut dari organized crime, yakni [ CITATION Har04 \l 1033 ]:
1. Tradisional crime syndicates
Contoh dari kelompok semacam ini antara lain Yakuza, mafia, FPI.

2. Nontradisional syndicates

Keberadaan dan dimensi yang lebih kecil dan sederhana dibandingkan dengan
titik masuknya.

3. Semi organized crime

Kelompok ini memiliki tujuan jangka pendek, anggotanya lebih kecil serta
memiliki kegiatan yang kecil pula

4. Local, politically controller organized crime


Anggotanya ialah actual partenrs dari struktur politik dan kekuasaan dalam
tingkat lokal

Adapun upaya penanggulangan kejahatan Terorganisasi ialah[ CITATION Ri


z961 \l 1057 ] :
1. Menghimpun data mengenai kegiatan dari kelompok kelompok kecil
organisasi kejahatan yang sekarang sudah beroperasi di Indonesia
2. Mengadakan tukar menukar informasi dengan negara lain
3. Mengadakan interventarisasi masalah masalah terkait kejahatan
terorganisasi
4. Meningkatkan kerjasama internasional dengan meratifikasi konversi-
konversi yang berkaitan dengan pencegahan
5. Menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis sebagai
implementasi dari diadakannya perjanjian
6. Mengadakan kebijakan legislatif untuk mengantisipasi penanggulangan
kejahatan terorganisasi
f. Perspektif Sosiologi Kriminalitas
Ilmu Sosial Empiris Analitik yang merupakan salah satu bentuk
pendalaman interaksi terkait akibat fenomena yang terjadi di masyarakat.
Tujuan sosiologi kriminalitas adalah memahami sebab sebab-sebab
seseorang melakukan tindakan kriminal. Selain itu, mengkaji apakah
kriminalitas itu disebabkan oleh kondisi sosial masyarakat atau karena orang
tersebut memiliki bakat untuk menjadi seorang pelaku kriminal.

Objek Sosiologi Kriminalitas :

1. Kejahatan

Adalah bentuk pelanggaran sosial dalam kehidupan bermasyarakat

2. Pelaku

Adalah mereka yang melakukan atau aktor dari perikalku kriminal atau
kejahatan

3. Reaksi Masyarakat

Adalah reaksi yang terjadi di masyarakat terhadap perbuatan kriminal dan


sang pelaku kriminal menjadi penentu tingkah laku yang sesungguhnya tidak
dapat dibenarkan.

Pada kasus ini kami menggunakan teori kejahatan terorganisir dan penyimpangan
karena seperti yang diketahui bahwa Kejahatan terorganisir tidak hanya
berhubungan dengan pencurian, perampokan, penipuan, tetapi juga berkaitan
dengan organisasi kriminal karena kelompok kriminal yang saling
mengetahui, bersosialisasi, bekerja sama, bahkan berkonflik dengan kelompok
kriminal lainnya [CITATION Muh19 \l 1033 ]
Sama halnya pada kasus yang kami bahas yaitu “Penembakan 6 anggota laskar
FPI” para pengawal Rizieq melakukan penembakan kepada anggota polisi saat
mobilnya dicegat. Selain itu angggota laskar FPI melakukan penyimpangan
karena seperti yang diketahui bahwa hukum di Indonesia tidak
memperbolehkan masyarakat sipil menggunakan senjata api apalagi secara
illegal seperti yang dilakukan oleh anggota laskar FPI.

III. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam kasus “Penembakan Enam Anggota Laskar


FPI” yaitu menggunakan metode kualitatif dimana sistemnya mengedepankan
pada pengumpulan data dan penggunaan data yang lebih deskriptif dan naratif.
Metode kulitatif yang kelompok kami terapkan dapat dikategorikan sebagai
metode kuliatif yang berbentuk atau termasuk kedalam jenis metode kulitatif
berbasis studi kasus, dalam penerapannya pada kasus yang kelompok kami
angkat dengan lebih mengeksplorasi isu sosial terebut secara terbatas namun lebih
mendalam dengan mengumpulkan referensi dari data-data yang cukup relevan
yang lebih berdasarkan terhadap fakta sosial yang telah diteliti. Berfokus pada
satu isu atau dua isu yang berkembang di masyarakat dan terus di kaji guna
mendapatkan data yang relevan sehingga menghasilkan data yang jenuh.

Berikut beberapa faktor terkait penggunaan metode studi kasus yang digunakan
kelompok kami:

1. Kasus yang kami angkat atau yang kami teliti terkait “Penembakan Enam
Anggota Laskar FPI” bersifat kontemporer (masalah yang masih terus berjalan)

2. Kasus yang kami angkat lebih berdasarkan pada fakta sosial yang harus digali
dan dikaji sehingga dengan metode studi kasus lebih memberikan pemahaman
yang lebih mendalam tentang mengapa suatu peristiwa tersebut terjadi.

Paradigma interpretif cocok dengan penelitian ini, karena bermula dari


pencarian penjelaan mengenai kasus atau peristiwa yang terjadi
berdasarkan perspektif. Paradigma yang ada di masyarakat terhadap kasus
penembakan FPI ini dimaknai sebagai penyimpangan didalam masyarakat
karena melanggar norma-norma dan merupakan kejahatan terorganisir.

Pada kasus ini kami menggunakan pendekatan data kualitatif dengan Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah dalam bentuk wawancara, percakapan
antara kedua belah pihak, Pewawancara sebagai pemberi pertanyaan terkait kasus
yang akan diangkat dan Narasumber sebagai pemberi tanggapan atau jawabannya
terkait kasus yang diangkat oleh pewawancara dengan berfokus pada tujuan
utama pembahasan kasus yang kelompok kami angkat dalam rangka
mengumpulkan data atau informasi yang relevan melalui sisi masyarakat sebagai
Narasumber, Dari wawancara ini kita bisa mengetahui sudut pandang yang
berbeda dari setiap orang.

Seperti yang kami jelaskann diatas bahwa kami menggunakan Teknik


pengumpulan data dan pendekatan melalui wawancara dalam kasus yang kami
ambil yaitu “penembakan 6 anggota laskar FPI”, sebagai berikut:

Pewawancara: Ainun Saad

Narasumber : Syarif Ibrahim

Ainun Bagaimana pandangan narasumber terhadap organisasi FPI?

Syarif Menurut tanggapan saya FPI ini merupakan suatu organisasi yang
dibentuk berdasarkan kebebasan masyarakat untuk berorganisasi atau
berkelompok yang mana diatur di dalam undang-undang atas dasar
kebebasan dan menurut saya FPI ini adalah organisasi yang tidak dapat
saya anggap juga sebagai radikal karena pada dasarnya saya belum tahu
pasti mereka ini tujuan sebenarnya apa! Terkadang kegiatan atau paham
yang mereka sebarkan terkesan seperti mengusik pemerintahan sehingga
ini dapat dikategorikan sebagai sebuah ancaman. Faktanya, tidak jarang
organisasi tersebut membuat kegaduhan ditengah masyrakat sehingga
timbul lah sedikit gesekan antara orang-orang mereka dengan aparat
kepolisian
Ainun Bagaimana pandangan narasumber mengenai kasus penembakan
anggota fpi oleh polisi?
Syarif Kasus tersebut sempat membuat heboh ya, dimana memakan korban
jiwa yang kebetulan dari orang orang mereka sendiri. Menurut saya
pribadi, langkah yang dilakukan polisi tidak dapat dibenarkan dan
dikatakan salah juga karena polisi berusaha membela diri dari usaha para
anggota mereka untuk melumpuhkan aparat yang sedang melakukan
pengawasan terhadap gerak gerik mereka pada saat itu yang dianggap
oleh anggota mereka sebagai sebuah ancaman sehingga terjadi lah
sebuah aksi baku tembak Saya rasa peristiwa aksi baku tembak yang
memakan korban jiwa ini tidak akan terjadi apabila anggota mereka
tidak menyerang polisi terlebih dahulu, Toh, polisi hanya melakukan
pengawasan, ditakutkan pada saat itu mereka kembali melakukan hal-hal
yang dapat membuat gaduh apalagi di tengah situasi pandemi seperti ini.
Jika memang mereka merasa hal yang akan mereka lakukan itu benar
untuk apa mereka merasa takut atau terancam terhadap polisi yang saat
itu sedang melakukan pengawasan kepada mereka. ya memang sih, pada
saat itu aparat tidak memakai baju dinas sehingga bisa saja timbul
dugaan yang lain dari pihak mereka. Namun hasil penyelidikan
menyatakan bahwa nyatanya dari pihak mereka yang terlebih dahulu
menyerang aparat kepolisian sehingga terjadi lah aksi baku tembak. yang
pada akhirnya menimbulkan korban.
Ainun Menurut narasumber apakah sudah benar sikap yg diambil oleh polisi
kepada anggora fpi tersebut?
Syarif Tidak dapat dibenarkan dan disalahkan juga karena yang namanya aksi
yang berujung pembunuhan itu tidak dapat dibenarkan juga, tetapi disini
konteksnya pun adalah aparat kan membela diri mereka dari serangan
terlebih dahulu dari pihaknya mereka. Saya yakin aparat sudah berusaha
semaksimal mungkin untuk tidak menimbulkan korban jiwa, Namun,
apa daya ternyata serangan daripada mereka benar sangat mengancam,
pada saat itu kan laskar FPI juga membawa senpi kan. aparat pada saat
itu sehingga secara terpaksa melakukan langkah tegas dengan
melumpuhkan mereka yang pada akhirnya burujung pada timbulnya
korban jiwa
Pewancara: Nabilah Tsuroyya

Narasumber: Agnia Nafisa

Nabilah Bagaimana pandangan anda terhadap organisasi fpi?


Agnia Negara kita kan demokrasi, menurut saya dengan adanya ini tidak apa-apa selagi
dia tidak mengganggu dan membuat keributan di masyarakat
Nabilah Bagaimana pandangan anda mengenai kasus penembakan anggota fpi oleh
polisi?
Agnia Saya rasa kasus ini kurang transparan, karena banyak nya simpang siur yang
tidak jelas. Untuk kasus penembakan fpi ini juga kurang jelas alasannya
mengapa terjadi.
Nabilah Menurut anda apakah sudah benar sikap yang diambil oleh polisi kepada
anggota fpi tersebut?
Agnia Kalau saya sih kecewa nya kasus ini kurang transparan ya, kaya di tutup-tutupi
gitu. Ga ada bukti yang jelas. Jadi saya bingung mau menyalahkan siapa.
Pewawancara: Nia Hervina

Narasumber: Joan Bella

Nia Bagaimana menurut anda terhadap organisasi FPI?


Joan Menurut saya FPI itu ormas yg bergerak di bidang agama. Awal tujuan
pembentukan FPI sangatlah baik, namun dari beberapa kasus yg pernah terjadi
organisasi FPI ini memiliki dampak negatif dan merugikan
Nia Lalu, anda pasti sudah mendengar dan melihat berita tentang kasus
penembakan anggota laskar fpi oleh polisi. Bagaimana
menurut anda tentang kasus tersebut?
Joan Menurut saya pada kasus penembakan laskar FPI itu oleh polisi sangat
mengerikan. Karena seperti yang ada diberita bahwa pengawal Rizieq
menggunakan senjata api dan melawan polisi dengan menembakkan senjata api
tersebut. Dan menurut saya tindakan laskar FPI itu tidak sesuai dengan norma-
norma yang berlaku di Indonesia.
Nia Menurut anda apakah sudah benar sikap yang diambil oleh
polisi kepada anggota fpi tersebut?
Joan Menurut saya apa yg dilakukan para anggota polisi sudah benar karena menurut
berita dari yg telah saya baca dr beberapa artikel bahwa10 pengawal Rizieq
membawa senjata api dan menggunakan nya utk menembak para anggota
polisi. Padahal kita tahu hukum di Indonesia tidak memperbolehkan
masyarakat sipil untuk menggunakan senjata api.
Pewawancara : M. Ananda parnas

Narasaumber : Maulana Malik

Parnas Bagaimana menurut anda terhadap organisasi FPI?


Maulana Sebenarnya melihat dari prosedur organisasi FPI ini sendiri
yaitu dilarang melanggar hukum agama dan hukum negara.
Menurut saya boleh saja asal tidak melakukan tindakan kisruh
atau pemecah belah negara
Parnas Bagaimana menurut pandangan anda tentang kasus
penembakan anggota laskar fpi oleh polisi
Maulana Saya belum bisa menjawab banyak tentang ini karena kasus
nya belum berkelanjutan proses hukum nya dan juga masih
ada dua versi kronologi kejadian yaitu versi polisi dan versi
fpi
Parnas Menurut anda apakah sudah benar sikap yang diambil oleh
polisi kepada anggota fpi tersebut?
Maulana Menurut saya kurang tepat apalagi telah merenggut nyawa 6
orang. Dan juga penyelesaian kasus nya pun belum menemui
titik terang hingga saat ini terhitung sudah 1 bulan lebih dari
kejadian penembakan tersebut.
Pewawancara: Fajar Kusuma

Narasumber: Iwan Kusuma Setiawan, PNS

Faja Bagaimana pandangan narasumber terhadap organisasi fpi?


r
Iwan Menurut saya ormas ini cenderung frontal, aktivitasnya
cenderung meresahkan warga karena
pengimplementasiannya yang kurang bisa diterima
masyarakat, ormas ini sudah mengarah ke disintegrasi
bangsa jika bercontoh pada kasus ketika habib riziq pulang
ke Indonesia para anggota ormas banyak melakukan
pengerusakan dan membuat kemacetan di lingkungan
bandara dan untungnya pihak pengelola bandara PT.
Angkasa pura tidak menuntut apa apa dari fpi
Fajar Bagaimana pandangan narasumber mengenai kasus
penembakan anggota fpi oleh polisi?
Iwan Menurut saya kasusnya sudah masuk ke ranah hukum dan
masih harus diselidiki detail kasusnya masih belum jelas
dan kasus ini sensitif terhadap isu sara karena menyangkut
agama dan ormas ini sudah di bubarkan oleh keputusan
panglima TNI
Fajar Menurut narasumber apakah sudah benar sikap yang
diambil oleh polisi kepada anggota fpi tersebut
Iwan Kasusnya masih abu abu karena pemberitaan media yang
kurang dan disinyalir ada intrik politik didalamnya dan
senjata bagi polisi sudah menjadi hak setiap polisi
mendapatkan senjata jika senjata tersebut digunakan sudah
pasti atas dasar apa senjata tersebut digunakan

IV. Hasil, Analisis, dan Pembahasan

Kasus penembakan FPI ini bisa dianalisi dari teori kejahatan terorganisir. Berdasarkan
teori kejahatan terorganisir (organized Crime) bisa jadi penembakan ini di dalangi
oleh oknum tertentu yang merasa terganggu oleh FPI. Karena seperti yang kita
ketahui FPI sering kali mengkritik pemerintah, selain itu juga sering membuat
kericuhan dimasyarakat Indonesia. Kasus penembakan enam anggota laskar FPI yang
terjadi beberapa waktu lalu bila dicermati melalui kacamata teori konflik
menunjukan memang adanya sebuah pertentangan antara aparat dengan anggota
laskar FPI karena adanya perbedaan kepentingan yang menjadi pemicu terjadinya
sebuah konflik yang berujung aksi baku tembak hingga memakan korban dari pihak
anggota FPI, aparat sebagai penegak hukum yang memang bekerja melindungi dan
menjaga keamanan negara berkepentingan untuk mengawasi gerak gerik organisasi
FPI yang namanya tidak terlalu baik beredar di masyarakat. Pihak FPI sendiri
berkepentingan menjalankan kegiatan organisasi mereka sehingga timbul lah konflik
diantara kedua belah pihak yang berujung korban jiwa. Selain itu, salah satu faktor
utama terpicunya sebuah konflik berdarah tersebut akibat kedua belah pihak yang
berawal dari perasaan saling merasa terancam sehingga keduanya berusaha untuk
melindungi pihaknya masing-masing. Pihak FPI yang merasa terancam melakukan
penyerangan terhadap aparat karena gerak gerik mereka diawasi. Di sisi lain, pihak
aparat kepolisian yang diserang oleh pihak FPI otomatis merasa terancam sehingga
terjadilah konflik berdarah berujung korban sehingga lahirlah headline “Kasus
Penembakan Enam Anggota Laskar FPI” yang ramai diperbincangkan di masyarakat
hingga saat ini.

Anda mungkin juga menyukai