Anda di halaman 1dari 3

UAS MKWU BAHASA INDONESIA 2020

Sifat Ujian : Dikerjakan di rumah


Lama Pengerjaan soal : 1 (satu) s.d. 2 (dua) minggu
Pengumpulan soal : Jawaban soal diketik atau ditulis dengan tangan,
lalu dikirim ke WA grup masing-masing dosen atau
sesuai dengan kesepakatan dosen pengampu.
Koordinator MK : Prof. Dr. Mashadi Said, DAL., M.Pd

a. Soal UAS:
1) Tulis sebuah esai ilmiah.
2) Tema: bebas tentang isu terkini atau sesuai dengan bidang studi masing-masing.
3) Urutan logis esai: Bebas (kronologis/divisi logis ide/sebab akibat/perbandingan
kontras/argumentatif).
4) Panjang esai: minimal 5 paragraf (1 paragraf pembuka, minimal 3 paragraf tubuh,
dan 1 paragraf penyimpul).
5) Waktu pengumpulan: 11 & 14 Januari 2020 ke WA grup masing-masing atau
sesuai dengan kesepakatan dosen pengampu.

b. Penilaian UAS:
1) Ketepatan struktur esai (Paragraf pembuka, paragraf tubuh, dan paragraf
penyimpul.
2) Koherensi (kepaduan)
3) Kesatuan.
4) Penulisan referensi/daftar pustaka
5) Tata bahasa
6) Ejaan
7) Diksi
8) lain-lain dianggap perlu oleh dosen masing-masing
9) bobot ditentukan oleh dosen masing-masing.
10) Rentang nilai: 10 s.d. 100.

----------------------------------------
Nama : Nia Hervina Rouli Sihombing
NPM : 7020210064
Kelas : B04
Dampak Pembelajaran Daring dan Pembelajaran Luring
Penyebaran virus corona hampir diseluruh negara di dunia, termasuk di Indonesia.
Pemerintah dalam mengatasi pandemi ini memberlakukan kebijakan seperti social distancing,
physical distancing, dan lain-lain yang menyebabkan berbagai perubahan sosial dan perubahan
diberbagai bidang salah satunya yaitu dibidang Pendidikan. Pemerintah memberikan keputusan
agar proses belajar mengajar tetap berlangsung hanya saja jika sebelum pandemi kegiatan sekolah
bertatap muka (luring) maka sekarang dimasa pandemi ini dilakukan secara daring. Akan tetapi
proses pembelajaran secara daring ini menjadi tantangan diberbagai pihak karena selama ini proses
kegiatan belajar secara luring. Akibatnya akan muncul berbagai dampak yaitu, perubahan kondisi
belajar dan memunculkan berbagai kendala seperti fasilitas yang kurang memadai, guru atau pihak
yang bersangkutan tidak mahir menggunakan teknologi, dan lain-lain.

Dampak – dampak negatif dari dilakukannya daring bagi siswa, pertama siswa masih baru
dalam kegiatan belajar secara daring sehingga membuat siswa kewalahan dalam menggunakan
teknologi apalagi jika siswa tidak memiliki saudara yang dapat membantunya dalam teknologi.
Dibandingkan dengan daring, siswa lebih menyukai kegiatan luring karena langsung bisa
berinteraksi dengan guru. Dampak kedua yaitu siswa yang tidak memiliki fasilitas mendukung
kegiatan secara daring akan menjadi kendala besar, karena tidak sedikit siswa didaerah yang tidak
memiliki laptop atau handphone karena orang tua tidak mampu membelinya sehingga mereka
menjadi kewalahan dalam belajar. Jika dalam proses belajar secara luring yang dibutuhkan
hanyalah alat tulis dan buku sehingga tidak terlalu memberatkan orang tua maka daring harus
menggunakan laptop maupun handphone.

Dampak daring selanjutnya ialah pada jaringan. Tidak sedikit siswi mengeluh karena
perubahan jaringan pada saat proses kegiatan belajar daring sedang berlangsung. Misalnya disaat
waktu pengumpulan tugas, saat mengirimkan tugas jaringan tiba-tiba saja menjadi eror atau loading
lambat akhirnya waktu pengingiriman lewat dari batas waktu yang ditentukan oleh guru dan
berimbas adanya pengurangan nilai. Sementara itu, jika pada kegiatan luring siswa dapat tepat
waktu dalam pengumpulan tugas karena diawasi oleh guru.

Selain dampak negatif, proses kegiatan belajar secara daring juga memiliki dampak postif.
Pertama meski secara daring tugas tetap diberikan guru agar siswa tetap belajar dan fokus pada
materi. Hal itu dilakukan agar siswa tidak pergi keluar rumah untuk bermain-main mengingat
sekarang masa pandemi agar siswa tidak terjangkit virus. Meskipun secara daring tapi tetap ada
tugas seperti pada saat kegiatan offline. Jika orang tua menggap anaknya bermalas-malasan
karena daring sebaliknya, anak (siswa) tetap rajin karena meraka punya beban tanggung jawab
tugas yang harus dikerjakan.

Dampak positif selanjutnya yaitu siswa tidak terlalu terburu-buru untuk memulai sekolah. jika
pada saat proses kegiatan offline siswa harus bangun jam 5 pagi agar tidak terlambat dengan
segala persiapan kesekolah yang repot maka kegiatan secara daring ini siswa lebih tenang dan
tidak terburu-buru karena tidak perlu persiapan untuk pergi kesekolah. Bahkan baju kemeja saja
dengan segala atribut atas lengkap sudah cukup karena pada saat daring posisi tubuh yang
diperlihatkan hanya setengah badan saja.

Kesimpulannya meski sacara daring seharusnya dapat meningkatkan motivasi siswa dalam
belajar

Anda mungkin juga menyukai