Anda di halaman 1dari 23

BAB 5

PERILAKU MENYIMPANG DAN


PENGENDALIAN SOSIAL

A. Perilaku Menyimpang

Hidup bersama dalam masyarakat yang merupakan per­


paduan berbagai individu dengan berbagai karakteristik dan
­sifat yang berbeda-beda, dalam hubungan sosial tidak jarang
sering terjadi penyimpangan-penyimpangan sosial.
1. Pengertian Perilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku,
perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap
lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma
dan hukum yang ada di dalam masyarakat.
a. James Vander Zenden, perilaku menyimpang
adalah perilaku yang oleh sejumlah besar orang
dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar
­batas toleransi.
b. Paul B. Horton dan Hunt
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang d­i­
nyatakan sebagai suatu pelanggaran terhadap
­n orma-norma kelompok atau masyarakat.
c. Robert M.Z. Lawang
Perilaku menyimpang adalah semua tindakan
yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam
sistem sosial dan menimbulkan usaha dari ­mereka
yang berwenang untuk memperbaiki perilaku
yang me­nyimpang itu.

99
2. Bentuk-Bentuk Perilaku Menyimpang
Secara umum, perilaku menyimpang dapat dibedakan
sebagai berikut.
a. Tindakan non-konform, yaitu tindakan yang
menunjukkan perilaku individu tidak sesuai dengan
nilai dan norma dalam masyarakat. Contoh: mem­
buang sampah bukan pada tempatnya
b. Tindakan antisosial, yaitu sikap yang ­ melawan
norma kebiasaan (folkways) dan bertentangan
dengan kepentingan umum. Soerjono Soekanto
membedakan sikap antisosial sebagai berikut.
(1) Antikonformitas, yaitu pelanggaran nilai dan
norma sosial secara berulang yang dilakukan
dengan sengaja dalam lingkungan ma­syarakat.
(2) Antisosial, yaitu tindakan yang menempat­
kan kepentingan pribadi atau golongan di atas
kepentingan umum.
(3) Antisosial grudge, yaitu penyimpangan yang
dilakukan akibat unsur dendam kepada se­
seorang atau aturan hingga mendorong individu
untuk melakukan tindakan di luar kontrol dirinya.
c. Tindakan kriminal, yaitu tindakan menyimpang yang
secara nyata melanggar aturan-aturan hukum ter­
tulis. Contoh: pencurian, pembunuhan, korupsi, dll.
Secara khusus, perilaku menyimpang dapat dirinci
­sebagai berikut.
Berdasarkan sifatnya, perilaku menyimpang dapat
dibedakan sebagai berikut.
a. Penyimpangan Bersifat Positif
Penyimpangan yang mempunyai dampak ­positif
terhadap sistem sosial karena mengandung

100
u­nsur-unsur inovatif, kreatif, dan memperluas
­wawasan seseorang.
b. Penyimpangan Bersifat Negatif
Penyimpangan yang berdampak buruk terhadap
sistem sosial. Masyarakat tidak bisa menoleransi
tindak penyimpangan negatif.
Bentuk penyimpangan yang bersifat negatif
­antara lain sebagai berikut:
(1) Penyimpangan primer, yaitu penyimpangan
­sosial yang bersifat kontemporer.
(2) Penyimpangan sekunder, yaitu ­penyimpangan
­sosial yang dilakukan secara berulang-ulang.
Perbedaan penyimpangan primer dan sekunder.

Penyimpangan Penyimpangan
No.
Primer Sekunder
1. Temporer, Menjadi bagian dari
­sementara hidup seseorang
2. Hanya sekali Berulang–ulang
3. Bisa ditoleransi Tidak bisa ditoleransi
4. Contoh: membolos Contoh: korupsi

Berdasarkan pelakunya, perilaku menyimpang dapat


dibedakan menjadi 2, yaitu sebagai berikut.
a. Penyimpangan Individual (Individual Deviation)
→ dilakukan oleh seseorang atau seseorang ber­
tindak sendiri tanpa rencana melaksanakan suatu
kejahatan.
b. Penyimpangan Kelompok (Group Deviation)
→ tindakan yang dilakukan oleh kelompok.

101
Menurut Robert M.Z. Lawang, bentuk-bentuk perilaku
menyimpang dapat dibedakan sebagai berikut.
(1) Tindakan kriminal atau kejahatan
Berikut tipe-tipe kejahatan dalam masyarakat.
• Kejahatan Tanpa Korban (Victimless Crimes)
→ tindakan ­kejahatan yang hanya merugikan
pelakunya. Contoh: hubungan seks di luar nikah.
• Kejahatan Terorganisasi (Organized Crimes)
→ kejahatan yang dilakukan secara berkelompok
dan memiliki h
­ ubungan berkesinambungan untuk
memperoleh sesuatu dengan cara menghindari
hukum, misalnya penjualan barang curian.
• Kejahatan Terorganisasi Transnasional (Trans-
national Organized Crimes)
→ dilakukan oleh organisasi-organisasi kejahat­
an dengan jaringan global dan melampaui batas-
batas negara. Contoh: human trafficking.
• Kejahatan Kerah Putih (White Collar Crimes)
→ kejahatan yang dilakukan orang terpandang
atau oleh orang yang memiliki kedudukan.
• Kejahatan Kerah Biru (Blue Collar Crimes)
→ dilakukan oleh masyarakat kelas bawah. Hal
ini identik dengan tindakan kekerasan secara
langsung misalnya perampokan.
• Kejahatan Perusahaan (Corporate Crimes)
→ kejahatan yang dilakukan atas nama
­organisasi formal (perusahaan) dengan tujuan
menaikkan keuntungan dan menekan k­ erugian.
Contoh kejahatan perusahaan, misalnya pihak
perusahaan menipu konsumen.

102
(2) Penyimpangan seksual, adalah perilaku ­ seksual
yang tidak lazim dilakukan oleh seseorang.
Contoh: perzinaan, homoseksual, kumpul kebo,
­
­Sadomasokisme, paedophilia, sodomi.
(3) Pemakaian narkoba dan minuman keras.
(4) Penyimpangan dalam bentuk gaya hidup
Penyimpangan gaya hidup, ada 2 bentuk, yaitu:
• Sikap arogan, adalah kesombongan terhadap
sesuatu yang dimilikinya, seperti: kekayaan,
kekuasaan, dan kepandaian.
• Sikap eksentrik adalah perbuatan yang me­
nyimpang dari biasanya, sehingga dianggap
aneh. Contoh: laki-laki memakai anting­-anting.

3. Faktor Penyebab Terjadinya Perilaku Menyimpang


Dari sudut pandang sosiologi, telah banyak teori yang
dikembangkan untuk menerangkan faktor penyebab
perilaku menyimpang yaitu sebagai berikut.
• Penyerapan nilai dan norma dalam proses ­sosialisasi
tidak maksimal.
• Faktor anomie, yaitu ketidaksesuaian antara harap­
an dan kondisi yang sebenarnya.
• Adanya asosiasi diferensial (differential association).
Agen-agen sosialisasi menyampaikan proses
sosialisasi yang berbeda-beda sehingga mendorong
terjadinya konflik internal yang menyebabkan orang
melakukan perbuatan menyimpang.
• Pemberian julukan (labelling) sebagai bentuk
­kontrol ­sosial. Labelling mendorong individu untuk
­melakukan perbuatan menyimpang sebagai akibat
pemberian j­ulukan negatif.
• Sosialisasi sub-kebudayaan menyimpang. Bentuk
pe­nyimpangan ini disebabkan oleh subkultur yang

103
me­nyimpang sehingga bertentangan de­ngan kultur
­dominan.
• Sosialisasi tidak sempurna. Proses sosialisasi
­tidak ­sempurna mengakibatkan terjadinya konflik
­internal d
­ alam diri seseorang sehingga mendorong
untuk berbuat menyimpang. Disintegrasi keluarga
adalah faktor utama penyebab sosialisasi tidak
sempurna.
• Faktor dari dalam (intern) yaitu perilaku me­
nyimpang karena individu ingin mempelajari bentuk
penyimpangan dalam masyarakat.
• Sistem pengendalian sosial dalam masyarakat lemah.
­Dalam hal ini, pelaku penyimpangan sosial tidak diberi
hukuman yang dapat membuat efek jera.

B. Pengendalian Sosial

Agar dapat diterima oleh kelompok atau masyarakat­


nya individu harus mentaati sejumlah aturan yang
berkembang dalam masyarakat. Dalam kehidupan ber­
masyarakat diatur dengan nilai dan norma sosial ter­
dapat pengendalian sosial dan berada dalam kerangka
keteraturan sosial.
1. Pengertian Pengendalian Sosial
a. Peter L. Berger
Pengendalian sosial adalah berbagai cara yang di­
gunakan masyarakat untuk menertibkan anggota­
nya yang menyimpang.
b. Horton dan Hunt
Pengendalian sosial adalah segenap cara dan p­ roses
yang ditempuh oleh sekelompok orang tua atau
­masyarakat sehingga para anggotanya dapat ber­
tindak sesuai harapan kelompok dan masyarakat.

104
2. Tujuan Pengendalian Sosial
a. Eksploitasi, pengendalian sosial dimaksudkan u­ ntuk
mengendalikan situasi sehingga tidak m ­ engancam
kepentingan-kepentingan yang telah tertanam.
b. Regulatif, pengendalian sosial dilakukan agar
­dicapai keteraturan sosial, sehingga m­ asyarakat
mudah menyesuaikan dirinya dengan tujuan-­
tujuan masyarakat, termasuk mudah dalam me­
menuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
c. Konstruktif, pengendalian sosial dimaksudkan
­untuk mengarahkan perubahan dan kebudayaan
ke arah yang baik di masyarakat.
3. Fungsi Pengendalian Sosial
→ sebagai pencegah dan pereda ketegangan sosial
yang diakibatkan penyimpangan yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang, mempertebal
keyakinan masyarakat tentang kebaikan norma, dan
menciptakan sistem hukum.
4. Sifat Pengendalian Sosial
a. Preventif; dilakukan sebagai pencegahan (­ sebelum
penyimpangan terjadi). Misalnya pemasangan
­rambu-rambu lalu lintas.
b. Represif; adalah usaha untuk m ­ engembalikan­­
keserasian,
­ keteraturan, akibat adanya
pelanggaran norma atau perilaku menyimpang.
­
Misalnya seorang pengawas mencoret ujian
siswanya ­karena mencontek.
c. Gabungan, merupakan usaha yang bertujuan ­untuk
mencegah terjadinya penyimpangan (preventif)
sekaligus mengembalikan penyimpangan yang
­tidak sesuai dengan norma sosial (represif).

105
5. Cara-cara Pengendalian Sosial
a. Sosialisasi
Anggota masyarakat disosialisasikan untuk menjalank­
an peran sesuai dengan harapan masyarakat. Melalui
sosialisasi seseorang menginternalisasikan nilai-nilai se­
hingga menjadi bagian dari perilaku kesehariannya yang
membentuk kebiasaan dan tata cara hidup.
b. Tekanan sosial
Individu akan menerima tekanan sosial tertentu
apabila perilakunya tidak sesuai dengan nilai dan
norma di masyarakat. Tekanan sosial dapat
dilakukan dengan cara persuasif, seperti: mem­
bujuk, menasehati, dll.
c. Kekuatan/Paksaan Fisik
Apabila cara-cara pengendalian sosial melalui
sosialisasi dan tekanan sosial tidak lagi efektif,
­
maka langkah yang harus diambil adalah dengan
cara koersif, yang dilakukan dengan paksaan fisik
atau ancaman. Pengendalian secara koersi fdapat
dilakukan melalui:
a) Kompulsi, menciptakan situasi yang memaksa
individu untuk patuh pada aturan.
b) Pervasi, penyampaian peringatan secara ber­
ulang-ulang.

6. Bentuk-Bentuk Pengendalian Sosial


a. Pengendalian Sosial Secara Formal
1) Pengendalian sosial melalui hukuman fisik
→ dilakukan oleh lembaga-lembaga resmi
atau yang diakui keberadaannya. Contohnya
napi yang di penjara.

106
2) Pengendalian sosial melalui lembaga pendidikan
→ Pendidikan merupakan pengendalian ­sosial
secara terencana dan berkesinambungan agar
terjadi perubahan-perubahan positif d ­alam
perilaku seseorang.
3) Pengendalian sosial melalui ajaran agama
→ Ajaran agama mempunyai sanksi m ­ utlak.
Hal ini membuat ajaran agama sebagai m ­ edia
­pe­ngendalian sosial yang cukup besar pengaruh­
nya dalam menjaga stabilitas masyarakat.
b. Pengendalian Sosial Secara Informal
1) Cemoohan/ejekan
2) Desas-desus (gosip)
3) Ostrasisme (pengucilan)
Ostrasisme adalah suatu tindakan pemutu­
san hubung­a­n sosial dari sekelompok orang
terhadap seorang anggota masyarakat.
4) Fraundulens
Fraundulens merupakan bentuk pengendalian
sosial yang umumnya terdapat pada anak ke­
cil. Misalnya, A bertengkar dengan B. Jika si A
lebih kecil dari B, maka si A mengancam bahwa
dia mempunyai kakak yang berani yang dapat
mengalahkan B.
7. Jenis-jenis Lembaga/Media Pengendalian Sosial
Lembaga pengendalian sosial memiliki peran yang
penting di masyarakat, yaitu: menanamkan norma-­
­
norma dan memberikan sanksi bagi pelaku penyimpang­
an. Berikut ini jenis-jenis lembaga pengendalian sosial.

107
a. Keluarga.
b. Lembaga penegak hukum: pengadilan, kepolisian.
c. Lembaga pendidikan.
d. Lembaga kemasyarakatan: RT, RW, dll.
e. Lembaga keagamaan.

SOAL LATIHAN
1. SOAL
1. SBMPTN 2019
Pernyataan berikut yang merupakan ciri-ciri dari
­lembaga keluarga adalah ….
A. memiliki kelembagaan yang terhubung melalui
pernikahan
B. memiliki kantor pusat
C. menghasilkan barang dan jasa
D. mencukupi kebutuhan ekonomi
E. mengurangi kesenjangan di masyarakat

2. STANDAR
1. SOAL UTBK 2019
Perhatikan ciri-ciri penyimpangan di bawah ini!
(1) Penyimpangan bersifat sementara dan pertama
(2) Masyarakat dapat menoleransi penyimpangan
(3) Penyimpangan dilakukan berulang-ulang
(4) Penyimpangan sudah menjadi kebiasaan
Yang termasuk ciri-ciri penyimpangan primer adalah ….
A. 1 dan 2 D. 2 dan 3
B. 1 dan 3 E. 3 dan 4
C. 1 dan 4

108
3. SOAL
1. SBMPTN 2016
Tindakan-tindakan seperti menarik diri dari pergaulan,
kecanduan media sosial, tidak patuh pada aturan yang
berlaku, dan suka menyalahkan orang lain merupakan ….
(1) krisis sosial
(2) kesenjangan sosial
(3) deviasi sosial
(4) anti sosial

4. SOAL
1. SBMPTN 2019
Untuk memberikan efek jera kepada orang yang
melakukan penyimpangan, salah satu cara yang tepat
adalah menginformasikan terjadinya penyimpangan
melalui media massa dan media sosial lainnya. Sanksi
seperti itu dapat dianggap cukup efektif karena ….
A. memberikan tekanan sosial yang berakibat negatif
B. mempermalukan seseorang di hadapan orang ­banyak
C. bersifat preventif agar tidak terulang lagi ­pe­­nyimpang­an
yang sama
D. bersifat koersif karena dilakukan melalui kekerasan
E. mengintimidasi orang yang dianggap menyimpang

5. SOAL
1. SIMAK UI 2018
Manusia lanjut usia (manula) lebih senang berada di
­tengah keluarga daripada di panti wreda. Dalam hal ini
keluarga menjalankan fungsi ....
(1) membagi warisan
(2) berbagi kasih sayang
(3) menjalankan aktivitas ekonomi
(4) perlindungan fisik

109
6. STANDAR
1. SOAL UTBK 2019
Budaya korupsi dan penggunaan narkoba yang marak
merupakan contoh perilaku menyimpang yang dapat
dipandang sebagai instrumen untuk menguji moral dan
hukum dalam masyarakat.
SEBAB
Tidak semua lapisan masyarakat melakukan tindakan
tersebut.

7. SOAL
1. SBMPTN 2015
Mencuri yang dilakukan seseorang dan disertai d
­engan
tindak kekerasan merupakan bentuk penyimpangan
­
­perilaku ....
(1) primer kelompok (3) sekunder kelompok
(2) primer individu (4) sekunder individu

8. SOAL
1. SBMPTN 2016
Korupsi seringkali disebut juga sebagai kejahatan
­kerah putih (white collar crime) karena pada umumnya
­berkaitan dengan ....
(1) penyalahgunaan kekuasaan
(2) pekerjaan formal
(3) jabatan struktural
(4) status sosial kelas bawah

9. SOAL
1. SBMPTN 2013
Marshall B.Clinard dan Robert F. Meier mengilustrasikan
definisi perilaku menyimpang secara ….
(1) statistical (3) relative
(2) label (4) absolute

110
10. SOAL
1. SBMPTN 2017
Teori cultural transmission menyatakan bahwa perilaku
menyimpang dapat terus bertahan dan berkembang
menjadi subkultur menyimpang dalam suatu wilayah
yang kumuh, miskin, dan tidak terorganisir karena ....
A. kehidupan ekonomi yang sulit
B. situasi dan lingkungan yang buruk
C. sosialisasi nilai dan norma yang menyimpang
D. lemahnya kontrol sosial dari institusi agama
E. kurangnya bantuan dan perhatian pemerintah

11. SOAL
1. SBMPTN 2016
Kejahatan mempunyai fungsi untuk membuat hukum
bekerja secara efektif di masyarakat. Hal tersebut
mencerminkan pendekatan ....
A. pertukaran sosial
B. konflik
C. struktural fungsional
D. interaksionisme simbolik
E. labelling

12. SIMAK
1. UI 2016
Penyimpangan yang terjadi dalam masyarakat bisa di­
jelaskan oleh sejumlah teori, diantaranya adalah ....
(1) teori psikologi (3) teori sosiologi
(2) teori biologi (4) teori hidrologi

13. SOAL
1. STANDAR UTBK 2019
Teori differential association menyatakan bahwa ­se­­seorang
berperilaku menyimpang karena ....

111
A. pengaruh dari sub cultur deviant
B. masyarakat memberikan stigma
C. terjadi anomie dalam masyarakat
D. pergaulan intim dengan para penyimpang
E. kelompok penguasa melindungi kepentingannya

14. SBMPTN
1. 2016
Bentuk pengendalian sosial yang bersifat informal dan
positif pada umumnya adalah ....
1) pujian 3) penghargaan
2) medali 4) insentif

15. SOAL
1. SBMPTN 2017
Berdasarkan jenis dan sifatnya, sosialisasi m­ engenai
peraturan dan tata cara pemilihan kepala daerah
­(pilkada) yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum
Daerah (KPUD) merupakan jenis pengendalian sosial ....
A. non formal dan bersifat persuasif
B. formal dan bersifat persuasif
C. non formal dan bersifat preventif
D. formal dan bersifat preventif
E. formal dan bersifat represif

112
PEMBAHASAN BAB 5

1. PEMBAHASAN
1. CERDIK:

Ingat! Ingat!
Lembaga keluarga merupakan kelompok orang
yang dipersatukan oleh ikatan perkawinan, p­ ertalian
darah, atau adopsi yang dibentuk dalam satu r­ umah
tangga dan saling berinteraksi dan komunikasi.
Ciri-ciri lembaga keluarga menurut Robert Mac Iver
dan Charles Horton Page:
1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
2. Memiliki suatu sistem tata nama (­ nomenclature)
termasuk garis keturunan.
3. Merupakan tempat tinggal bersama.
4. Memiliki fungsi ekonomi yang dibentuk oleh
anggotanya dan berhubungan untuk memiliki
keturunan dan membesarkan anak.

Pernyataan yang sesuai dengan ciri-ciri lembaga


­keluarga adalah memiliki kelembagaan yang terhubung
melalui perkawinan.
Jawaban: A

2. PEMBAHASAN
1. CERDIK:
Penyimpangan primer adalah penyimpangan yang ber­
sifat temporer atau hanya saat itu saja. Penyimpang­
an ini hanya bersifat sementara dan masih diberikan
­toleransi dari masyarakat sekitar.
Jawaban: A

113
3. PEMBAHASAN
1. CERDIK:

Ingat! Ingat!
Sikap anti sosial merupakan sikap dan perilaku yang
tidak peduli dengan penilaian dan keberadaan orang
lain. Orang yang mengalami gangguan kepribadi-
an antisosial tidak menyesal atas kesalahan yang
dilakukan dan sering melanggar hak orang lain.
Mereka mengabaikan norma, bersikap impulsif,
­
­gagal membina hubungan sosial.

Maka, tindakan-tindakan tersebut merupakan tindakan


anti sosial.
Jawaban: D

4. PEMBAHASAN
1. CERDIK:
Salah satu cara untuk menciptakan efek jera pada
s­ eseorang yang berperilaku menyimpang adalah
dengan menginformasikan penyimpangan melalui
­
­media ­massa dan media sosial. Misalnya memviralkan
terjadi­nya pe­nyimpangan di media sosial yang banyak
diakses oleh masyarakat. Hal ini dilakukan untuk men-
ciptakan efek jera terhadap pelaku penyimpangan dan
sebagai ­bentuk ­upaya preventif untuk mencegah agar
perilaku me­nyimpang yang sama tidak terulang ­kembali.
Jawaban: C

114
5. PEMBAHASAN
1. CERDIK:

Ingat! Ingat!
Fungsi lembaga keluarga yang diharapkan (manifest):
A. Fungsi reproduksi, melanjutkan keturunan.
B. Fungsi sosialisasi, belajar mengenai nilai dan
norma sosial.
C. Fungsi ekonomi, memenuhi berbagai kebutuhan
pokok keluarga.
D. Fungsi pengawasan, mengawasi perilaku
­anggota keluarga.
E. Fungsi pemberian status, mendapatkan status
sosial yang jelas.

Orang-orang lanjut usia (lansia) lebih senang b­ ersama


keluarga karena di tengah-tengah keluarga, beliau akan
mendapatkan kasih sayang (afeksi) dan p­erlindungan
fisik (proteksi). Lansia akan merasa tenang dan
­terlindungi jika berkumpul bersama dengan orang-orang
yang sudah dikenal, disayangi, dan menyayanginya.
Jawaban: C

6. PEMBAHASAN
1. CERDIK:
Moral dan hukum dalam masyarakat saat ini ­ diuji
dengan pelanggaran terhadap nilai dan norma yang
­
ada, ­
sehingga terdapat penyimpangan di dalamnya.
Namun, penyimpangan tersebut hanya dilakukan oleh
beberapa oknum, bukan di seluruh lapisan masyarakat.
Kedua pernyataan benar, tapi tidak terdapat hubungan
sebab-akibat.
Jawaban: B

115
7. PEMBAHASAN
1. CERDIK:
Jenis penyimpangan berdasarkan bobot sanksi adalah:

Penyimpangan
No Penyimpangan Sekunder
Primer
1. Temporer/­ Menjadi bagian dari hidup
sementara seseorang
2. Hanya sekali Dilakukan secara berulang–
ulang
3. Bisa ditoleransi Tidak bisa ditoleransi ­karena
merugikan orang lain
4. Contoh: bolos Contoh: korupsi, mencuri,
sekolah melakukan kekerasan.
Maka, pernyataan yang tepat hanya (4) saja.
Jawaban: D

8. PEMBAHASAN
1. CERDIK:

Ingat! Ingat!
Korupsi merupakan tindakan pejabat publik, baik p­ olitisi
atau penyelengara secara ilegal menyalahgunakan
kekuasaan untuk mendapatkan keuntung­an pribadi.
Menurut hukum, tindak pidana korupsi memenuhi
­unsur-unsur berikut ini:
a. penyalahgunaan kewenangan atau kekuasaan,
kesempat­an, dan sarana
b. jabatan struktural;
c. pekerjaan formal;
d. perbuatan melawan hukum;
e. memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi;
f. merugikan keuangan negara.

116
Maka, pernyataan yang tepat hanya (1), (2), dan (3).
Jawaban: A

9. PEMBAHASAN
1. CERDIK:
Menurut Marshall B.Clinard dan Robert F. Mei-
er menyebutkan secara absolute bahwa ­ berangkat
dari aturan-­ aturan sosial yang dianggap mutlak
mengasumsi­kan tentang perilaku yang terdapat dalam
masyarakat, apakah perilaku tersebut menyimpang
atau tidak. ­Asumsi ini disetujui oleh anggota m
­ asyarakat
yang bersangkutan.
Jawaban: D

10. PEMBAHASAN
1. CERDIK:
Teori cultural transmission (sub kebudayaan me­
nyimpang) merupakan kebudayaan yang dikembangkan
oleh kelompok penyimpang. Dalam kelompok tersebut
penyimpangan dianggap sebagai hal yang ­ biasa dan
boleh dilakukan, sehingga terjadi sosialisasi nilai dan
norma yang menyimpang dari generasi ke generasi
­
­berikutnya (cultural transmission).
Jawaban: C

11. PEMBAHASAN
1. CERDIK:

Ingat! Ingat!
Struktur Fungsi tiap Elemen Bekerja

Teori struktural fungsional melihat masyarakat me­


miliki elemen-elemen yang bekerja sesuai ­ dengan
fungsi­nya masing-masing. Misal hukum ­ berfungsi
­untuk me­negakkan peraturan yang sudah dibuat. Jika

117
ada ­tindakan kejahatan, maka akan langsung ditindak
secara hukum agar tidak meresahkan masyarakat.
Jika hukum sudah tidak mampu mengatasi kejahat­
an ­berarti ­
hukum itu sudah tidak efektif lagi u­ntuk
digunakan. ­
­ Dengan demikian, hal tersebut men­
cerminkan pendekatan struktural fungsional.
Jawaban: C

12. PEMBAHASAN
1. CERDIK:

Ingat! Ingat!
Teori-teori yang membahas perilaku menyimpang
diantaranya:
a. Teori Biologi (Nativisme)
Teori ini dikemukakan oleh ­­Cesaro ­Lambrosso,
seorang kriminolog dari Italia, memberikan
gambaran bahwa perilaku menyimpang berkai-
tan dengan bentuk tubuh seseorang.
b) Teori Psikologis
Perilaku menyimpang disebabkan oleh p­ e­ngalaman
­buruk (traumatis) yang dapat memengaruhi ke­
jiwaan seseorang.
c) Teori Sosiologis
Dari sudut pandang sosiologi, beberapa teori
yang membahas penyebab penyimpangan ada-
lah sosialisasi yang tidak sempurna, labelling,
anomie dll.

Teori hidrologi tidak menjelaskan tentang terjadinya


penyimpangan di masyarakat. Maka, jawaban yang
­tepat ditunjukkan oleh nomor (1), (2), dan (3).
Jawaban: A

118
13. PEMBAHASAN
1. CERDIK:

Trik Praktis!
Difa Asik Gaul dengan Penyimpang

Teori yang membahas tentang perilaku menyimpang yaitu:


a. differential association, teori ini dikemukakan oleh
E.H. Sutherland, yang mengatakan bahwa ­ perilaku
menyimpang terjadi karena pergaulan intim d ­ engan
para penyimpang. Pergaulan tersebut bisa me-
mengaruhi individu yang baik menjadi individu yang
­lama-kelamaan menyimpang;
b. labelling, pemberian cap yang buruk terhadap pe­
nyimpang;
c. sosialisasi sub cultur deviant, bergaul dengan komunitas
yang memiliki kebudayaan yang menyimpang.
Jawaban: D

14. PEMBAHASAN
1. CERDIK:
Pengendalian sosial secara informal (tidak resmi) dan
bersifat positif misalnya:
a. Pujian, memberikan pujian merupakan pengharga­an
kepada individu yang melakukan kepatuhan terha-
dap nilai dan norma. Pujian akan memberikan kesan
yang mendalam di hati seorang i­ndividu, pasti ia akan
merasa bahagia.
b. Penghargaan, bisa diberikan dalam bentuk pujian atau
juga pemberian hadiah berupa barang. Misal seorang
anak berprestasi maka orang tua akan memberikan
hadiah tertentu.
Jawaban: B

119
15. PEMBAHASAN
1. CERDIK:

Ingat Ingat!
Sifa makan PaRe,
Pihak Noni Formal

Menurut sifatnya, pengendalian sosial dibedakan menjadi:


a. Preventif, usaha pencegahan atas penyimpangan.
Misal sosialisasi peraturan dan tata cara pemilihan
kepala daerah
b. Represif, usaha untuk mengembalikan keserasian
(pengendalian setelah penyimpangan terjadi).
Pihak yang melakukan pengendalian:
a. formal/resmi. Contoh: KPU melakukan sosialisasi
pilkada.
b. Non formal, contoh: tokoh masyarakat, tokoh ­agama,
dewan adat.
Jawaban: D

120
1. Group Belajar UTBK GRATIS)
Via Telegram, Quis Setiap Hari, Drilling Soal Ribuan, Full
Pembahasan Gratis. Link Group: t.me/theking_utbk

2. Instagram Soal dan Info Tryout UTBK


@theking.education
@video.trik_tpa_tps
@pakarjurusan.ptn

3. DOWNLOAD BANK SOAL


www.edupower.id
www.theking-education.id

4. TOKO ONLINE ORIGINAL


SHOPEE, nama toko: forumedukasiocial

5. Katalog Buku
www.bukuedukasi.com

WA Layanan Pembaca:
0878-397-50005

Anda mungkin juga menyukai