Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

DALUARSA
Di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Perdata

Dosen Pengampu : Dr. Hj. Maemunah, M.Si,

Di Susun Oleh :

Andriyan Putra Pratama

Lita Susanti

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH & HUKUM

INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON

Jl. Widarasari lll, Sutawinangun, Kedawung, Cirebon, Jawa Barat 4515


KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang paling dalam kami sampaikan kepada
tuhan yang maha esakarena berkat limpahan dan rahmatnyalah
makalah ini dapat kami selesaikan sesuaidengan yang
diharapkan. Dalam masalah ini kami ingin membahas berlakunya
KUHPer, menurut tempat, serta berlakunya hukum pidana
menurut tempat diatur dalam pasalapa saja,serta contoh kasus
yang terjadi di dalam masyarakat indonesia.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman
tentang berlakunyakuhp menurut tempat dan sekaligus
melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswayang mengikuti
kuliah Hukum pidana, dalam proses pendalaman materi ini
tentunyakami mendapatkan bimbingan arahan,koreksi dan saran,
untuk itu kami ucapkan rasaterima kasih yang sedalam -
dalamnya kepada: Dr. Hj. Maemunah, M.Si, selaku
dosen mata kuliah ''Hukum Perdata''.

Cirebon, 26 Januari 2022


 

Halaman | 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.....................................................................................................3
2. Rumusan Masalah...............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
1. Pembuktian...........................................................................................................4
2. Macam-macam Alat Pembuktian.........................................................................4
3. Daluarsa ( Verjaring )...........................................................................................7
A. Pengertian Daluarsa.........................................................................................7
B. Daluarsa pada Umumnya.................................................................................8
C. Daluarsa dipandang sebagai alat untuk memperolah sesuatu......................10
D. Daluarsa dipandang sebagai alat untuk dibebaskan dari kewajiban..............10
E. Sebab-sebab yang mencegah Daluarsa........................................................12
F. Sebab menangguhkan jalannya Daluarsa......................................................12
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan.........................................................................................................14
2. Kritik dan Saran..................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................15

Halaman | 2
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pemilihan judul dalam suatu makalah adalah sangat penting karena dari situlah kita
dapat mengetahui apa yang sebenarnya di rangkum dalam sebuah makalah.
Alasan saya memilih judul “Resume Hukum Perdata tentang Perikatan dan Daluarsa”
karena materi ini merupakan materi yang paling spesifik diantara yang lain dank arena
ini juga merupakan tugas dalam mata kuliah Hukum Perdata.

Latar belakangnya adalah mengenai tentang tingkahlaku yang dilakukan oleh


manusia, yang salah satunya berhubungan dengan yang namanya perikatan dan
daluarsa yang terdapat dalam Kitab undang-undang Hukum Perdata atau yang sering
disebut dengan BW.

Pembuktian dan Daluarsa merupakan salah satu contoh yang sering terjadi didalam
kehidupan manusia sehari-hari, dalam bernegara bahkan Dunia. Didalam resume ini
terdapat penjelasan-penjelasan mengenai pengertian Pembuktian dan Daluarsa, serta
apasaja yang termasuk dan berhubungan dengan Pembuktian dan Daluarsa.
Pembuatan resume itu sendiri dilakukan melalui pencampuran sumber yang berasal
dari Kitab Undang-undang Hukum Perdata, dan beberapa buku panduan serta
pemikiran penulis itu sendiri.

Resume ini mempunyai tujuan yang jelas yaitu, untuk meningkatkan ilmu serta
pengetahuan terutama dalam perkulian Hukum Perdata, yang pastinya pembaca dapat
memahami dengan sistematis tentang apa yang sudah di jabarkan didalam resume ini.
Sistematika penulisannya pun beragam yang pertama terdiri dari bab I yaitu
pendahuluan yang mengenai tentang alasan pemilihan judul, latar belakang, ruang
lingkup, tujuan dan sistematika penulisan, yang kedua yaitu Bab II mengenai pengertian
Pembuktian dan macam-macam Pembuktian, yang ketiga yaitu Bab III merupakan
Pengertian daluarsa dan hal-hal yang dapat mencegah dan menangguhkan daluarsa
dan sebagainya.Dan yang terakhir bab IV mengenai kesimpulan-kesimpulan dari
resume ini dan saran-saran yang ditujukan untuk membangun karakter penulis agas
bisa lebih maju dalam berkarya.

2. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan Pembuktian ?
2) Apa saja jenis - jenis Alat bukti ?
3) Apa pengertian dari Daluarsa ?

Halaman | 3
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pembuktian
Pembuktian sebenaranya termasuk dalam Hukum Acara. Tetapi didalam
pembuatannya Pembuktian termasuk Hukum Acara Materiil dan sekaligus dapat
dimasukan kedalam Hukum Perdata Materiil.

2. Macam-macam Alat Pembuktian


Sesuai dengan pasal 1866 KUH Perdata, ada 5 macam Alat Pembuktian, yaitu :
1) Bukti Tertulis Contohnya seperti :
a. Surat Akte
Adalah suatu tulisan yang dibuat sebagai pembuktian dalam suatu peristiwa.
Pembuktian menggunakan Akte atau surat merupakan pembuktian yang
paling utama, karena akte mudah dimengerti dan undang-undang pun untuk
beberapa perjanjian sangat megharuskan pembuatan akte. Misalnya :
Perjanjian perdamaian yang mengahruskan adanya perjanjian akta atau
tertulis.
b. Surat Akta Otentik
Adalah akta yang dibentuk sesuai dengan ketentuan undang-undang yang
dilakukan dihadapan pejabat yang berwenang. Seperti Notaris, Pegawai
Capil (Catatan Sipil), dan dihadapan Hakim. Akta yang dibuat oleh pejabat
berwenang maksudnya adalah bahwa akta itu dibuat sehubungan dengan
tugas para pegawai tersebut, contohnya seperti :
# Berita acara pemeriksaan Saksi oleh Polisi
c. Tulisan Di Bawah Tangan
Adalah suatu akta yang ditandatangani dan dibuat tanpa perantara pihak
yang berwenang. Sifatnya mengikat kedua belah pihak.
Contohnya :
# Surat Izin Mengemudi (SIM)
# Kartu Tanda Penduduk (KTP)

2) Bukti Kesaksian
Dalam KUH Perdata kesaksian dalam suatu peristiwa sangat diperlukan, karena
jika tidak adanya saksi maka suatu peristiwa tersebut tidak dapat diindahkan
atau dipercaya. Tapi kesaksian tersebut belumlah cukup apabila tidak dilengkapi
dengan alat-alat pembuktian yang lainnya.
Kesaksian bukan merupakan suatu alat pembuktian yang sempurna, karena ia
semua tergantung kapada hakim apakah ia mau meneria atau menolak saksi
tersebut. Dalam sebuah persidangan tidak diperkenankan hakim mempercayai

Halaman | 4
satu saksi saja, artinya hakim tidak boleh menggambil keputusan atas satu orang
saksi saja. Jadi kesaksian harus ditambah dengan alat bukti yang lain.
a. Bukti Permulaan
Semua akta tertulis yang berasal dari orang yang tuntutannya diajukan
dan dari perwakilan dirinya. Dalam setiap pembuktian yang dilakukan oleh
saksi haruslah sesuai dengan suatu peristiwa yang terjadi dan tiap saksi
diwajibkan untuk berrsumpah menurut agamanya masing-masing. (Pasal
1911 KUH Perdata)
Para saksi yang tidak diboleh diperkenankan bersaksi di hadapan
pengadilan dan hakim, adalah anak yang belum dewasa atau orang yang
berada dibawah pengampuan, seperti orang yang dungu, gila, gelap mata
dan orang yang telah diputuskan hakim masuk kedalam penjara dan
selama pengadilan berjalan dia tidak dapat menjadi saksi. (Pasal 1912
KUH Perdata).

3) Persangkaan
Adalah kesimpulan yang oleh hakim dan undang-undang yang ditarik dari suatu
peristiwa nyata. Dalam Pasal 1915 KUH Perdata terdapat macam-macam
persangkaan yaitu :
a. Persangkaan menurut Undang-undang
Disebut persangkaan menurut Undang-undang karena kesimpulan yang
ditarik berdasarkan undang-undang atas terjadinya suatu peristiwa.
Persangkaan tersebut terdapat dalam Pasal 1916 KUH Perdata, seperti :
i. Perbuatan yang oleh undang-undang dinyatakan batal, karena semata-
mata demi sifat dan wujudnya, dianggap telah dilakukan untuk
menyeludupkan suatu ketentauan undang-undang.
ii. Hal-hal dimana oleh undang-undang diterangkan bahwa hak milik atau
pembebasan utang disimpulkan dari keadaan-keadaan tertentu.
iii. Kekuatan yang oleh undang-undang diberikan kepada suatu putusan
hakim yang telah memperoleh keputusan mutlak.
iv. Kekuatan yang oleh undang-undang diberikan kepada pengakuan atau
kepada sumpah salah satu pihak.
b. Persangkaan yang tidak berdasarkan Undang-undang
Disebut persangkaan yang tidak berdasarkan undang-undang karena
persangkaan tersebut ditarik kesimpulannya oleh hakim melalui
pertimbangan-pertimbangan yang mengharuskan hakim untuk teliti dalam
memberikan sebuah putusan. Persangkaan yang tidak berdasarkan undang-
undang ini diatur dalam Pasal 1922 KUH Perdata.
Misalnya :

Halaman | 5
Ada 6 buah kwitansi yang setiap bulannya telah dibayar oleh Ani, dengan
adanya bukti 6 buah kwitansi tersebut telah cukup membuktikan bahwa Ani
telah membayar sewa rumah setiap bulannya yaitu 6 bulan terakhir.
4) Pengakuan
Sebagai mana kita ketahui di dalam pasal 1925 KUH Perdata bahwa pengakuan
merupakan salah satu alat bukti yang sah menurut undang-undang yang dimana
pengakuan tersebut dilakukan dihadapan hakim Dan hakim pun bisa secara
bebas atau leluasa untuk memilah tau mempertimbanngkan yang mana diantara
pengakuan dari yang berhutang tersebut Palsu.
Pengakuan adalah suatu pengakuan dari si tergugat yang bersengketa untuk
mengatakan cerita yang benar atau sesungguhnya yang dialami penggugat.
Setiap pengakuan harus bisa menerima sepenuhnya dan hakim pun tidak
leluasa untuk menerima sebagian dari memo yang dibuat, sehingga menjadi
kerugian kepada yang mengaku, melainkan jika orang yang berhutang untuk
melepaskan dirinya, menyebutkan, bersama pengakuan itu.
Setiap pengakuan yang dilakukan di depan hakim tidak dapat ditarik kembali
kecuali, apabila ada pengecualian atau keringanan dari pengakuan yang telah
dia ucapakan, apabila telah diteliti atau dibuktiakan bahwa pengakuan tersebut
adalah suatu kebohongan atau fitnah yang dilakukan untuk merugikan orang
lain.
Tidak akan bisa pengakuan ditarik kembali apabila seseorang mempunyai dalih
yang seolah-oleh menyatakan bahwa kesalahan pengakuan tersebut dilakukan
oleh hukum itu sendiriyang tercantum di dalam pasal 1926 KUH Perdata.
5) Sumpah di muka Hakim
Sumpah adalah suatu pengakuan dari seseorang yang dimana sumpah tersebut
menekankan kita untuk mengatakan hal yang sesuai dengan apa yang kita lihat,
dengar atau kita rasakan sesuai agama dan kepercayaan kita masing-masing.
Sumpah disini dianggap sebagai bukti yang paling kuat, karena sumpah sendiri
menganjurkan kita untuk berbicara benar dan tidak ada satupun kebohongan,
karena sumpah ini mengangkat nama Tuhan sesuai dengan agama dan
kepercayaan kita masing-masing.
Sumpah dianggap sebagai sesuatu yang suci dan sakral, yang diamana sumpah
tersebut bersih dari segala kotoranseperti dusta dan hal-hal yang dapat
merugikan orang lain yang ada disekitar kita.
Ada 2 sumpah yang harus kita pahami, yaitu :

 Sumpah Pemutus
Menurut pasal 1929 KUH Perdata, Sumpah Pemutus merupakan sumpah yang
oleh pihak yang satu diperintahkan kepada pihak yang lain untuk
menggantungkan pemutusan suatu perkaranya.

Halaman | 6
Contohnya seperti sumpah pocong, sumpah yang dilakukan untuk mengetahui
kebenaran yang telah ditutupi oleh salah satu pihak. Disini terjadi sebuah
sumpah pemutus yang dimana sumpah tersebut menggantungkan keputusan
atas suatu perkara.
Sumpah pocong tersebut dilakukan agar yang berbohong diberikan hukuman
yang setimpal atas kesalahnya, tetapi disini yang menghukum adalah Tuhan-
Nya, apabila orang melakukan sumpah seperti ini, maka ia harus berfikir dua kali
untuk melakukan sumpah tersebut.
Pada pasal 1932 KUH Perdata menjelaskan bahwa “ barangsiapa diperintahkan
mengangkat sumpah dan menolak mengangkatnya atau menolak
mengembalikannya ataupun barang siapa memerintahkan sumpah setelah
kepadanya dikembalikan sumpah itu, menolak mengangkatnya, harus
dikalahkan dalam tuntutan maupun tangkisannya “disini apabila seseorang
tersebut menolak dan dipihak lain menerima dan menggangkat sumpah tersebut,
maka diputuskan oleh hakim pihak yang bersumpah itulah yang kausnya
dimenangkan di pengadilan. Dan orang yang tidak mengangkat sumpah tersebut
dinyatakan kalah atau gagal dari kasus tersebut.

 Sumpah Jabatan
Sumpah Jabatan disini mengandung pengertian bahwa sumpah yang dilakukan
oleh seseorang dimuka hakim dianggap benar karena sumpah tersebut
dilakukan sesuai agama dan kepercayaannya masing masing dengan
menyebutkan nama Tuhan-Nya.
Disini hakim menjamin sumpah yang dilakukan oleh orang tersebut adalah benar
adanya, maka itulah sumpah yang oleh hakim dilakukan karena jabatannya.

3. Daluarsa ( Verjaring )

4. Pengertian Daluarsa

Dalam KUH Perdata pasal 1946 Daluarsa adalah suatu alat untuk memperoleh
sesuatu atau membebaskan dari suatu perikatan dengan lewatnya suatu waktu
tertentu dan atas syarat-syarat yang ditentukan dalam UU
Ada dua macam Daluarsa atau Verjaring :
 Acquisitieve Verjaring
 Extinctieve Verjaring

1) Acquisitieve Verjaring
Adalah lampau waktu yang menimbulkan hak. Syarat adanya kedaluarsa ini
harus ada itikad baik dari pihak yang menguasai benda tersebut.

Halaman | 7
Pasal 1963 KUH Perdata: Pasal 2000 NBW
“ Siapa yang dengan itikad baik, dan berdasarkan suatu alas hak yang sah,
memperoleh suatu benda tak bergerak, suatu bunga, atau suatu piutang lain
yang tidak harus dibayar atas tunjuk, memperoleh hak milik atasnya dengan
jalan daluarsa , dengan suatu penguasaan selama dua puluh tahun “.
“ Siapa yang dengan itikad baik menguasainya selama tiga puluh tahun,
memperoleh hak milik dengan tidak dapat dipaksa untuk mempertunjukkan alas
haknya”.
Seorang bezitter yang jujur atas suatu benda ynag tidak bergerak lama
kelamaan dapat memperoleh hak milik atas benda tersebut. Dan apabila ia bisa
menunjukkan suatu title yang sah, maka dengan daluarsa dua puluh tahun sejak
mulai menguasai benda tersebut.
Misalnya :
Nisa menguasai tanah perkarangan tanpa adanya title yang sah selama 30
tahun. Selama waktu itu tidak ada gangguan dari pihak ketiga, maka demi
hukum, tanah pekarangan itu menjadi miliknya dan tanpa dipertanyakannya alas
hukum tersebut.

2) Extinctieve Verjaring
Adalah lampau waktu lampau yang melenyapakan atau membebaskan terhadap
tagihan atau kewajibannya.
Misalnya :
Dheya telah meminjam uang kepada Syamsul sebesar Rp.10.000.000,00. Dalam
jangka waktu 30 tahun, uang itu tidak ditagih oleh Syamsul, maka berdasarkan
ketentuan hukum yang berlaku, maka Dheya dibebaskan untuk membayar
utangnya kepada Syamsul.
Tujuan Lembaga Daluarsa :
 Untuk melindungi kepentingan masyarakat.
 Untuk melindungi si berutang dengan jalan mengamankannya terhadap
tututan yang sudah kuno.

5. Daluarsa pada Umumnya

Daluarsa pada umumnya adalah suatu alat untuk memperoleh sesuatu atau
untuk membebaskan suatu perikatan dengan lewat waktu tertentu dan atas
syarat-syarat yang ditentukanoleh Undang-undang.
Diamana seseorang melakukan sebuah perjanjian yang tertera pada kontar yang
telah disepakati bersama dalam “hitam di atas putih”. Yang sebagaimana apa

Halaman | 8
yang terulis di dalam surat perjanjian atau kontrak tersebut harus dilakukan
sesuai dengan perjanjian yang dibuat.
Pelepasan Daluarsa dibagi menjadi 2, yaitu :
1) Dilakukan secara Tegas
Seseorang yang melakukan perikatan tidak diperkenankan melepaskan
Daluarsa sebelum tiba waktunya, namun apabila ia telah memenuhi syarat-
syarat yang ditentuka dan waktu yang telah ditentukan pula, maka ia berhak
melepaskan Daluarsanya.
2) Dilakukan secara Diam-diam
Pelepasan yang dilakukan secara diam-diam ini terjadi karena si pemegang
Daluarsa tidak ingin mempergunakan haknya dalam sebuah perikatan.

Apabila kita dalam perikatan jual beli tidak diperkenankan memindah tangankan
barang kepada orang lain, maka secara otomatis Daluarsa tidak dapat kita
lepaskan, karena sudah ada persyaratan untuk melepaskannya serta waktu yang
sudah ditetapkan oleh kedua belah pihak.

Dalam tingkatan pemerikasaan perkara dapatlah orang merujuk pada daluarsa,


hal ini disebabkan karena waktu maksimal yang telah di tentukan dalam
pemeriksaan atau waktu daluarsa kasus sudah lewat dan hal ini juga terjadi
apabila seseorang melakukan naik banding. (Pasal 1951 KUH Perdata)

Orang-orang yang berpiutang atau yang lainnya yang mempunyai kepentingan


yang sama dapat membuktikan pelepasan Daluarsa yang dilakukan oleh si
berhutang, dikarenakan si berhutang melakukan kecurangan karena ingin lari
dari kewajibannya dan tidak ingin memenuhi hak-hak si pihutang. (Pasal 1952
KUH Perdata)

Dalam Pasal 1953 KUH Perdata menyebutkan bahwa “ Tak dapatlah seorang
dengan jalan Daluarsa memperoleh hak milik atas barang yang tidak berada
dalam peredaran perdata “ maksudnya disini adalah tidak diperbolehkan bagi
seseorang untuk memperoleh hak milik dari suatu barang dengan jalan Daluarsa
yang tidak berada dalam wilayah perdata.

Menuruut Pasal 1954 KUH Perdata mengandung pengertian bahwa pemerintah


ikut tunduk pada Daluarsa sama seperti orang-perorang tanpa terkecuali dan
mereka dapat menggunakan hak yang sama.

Syarat agar seseorang memperoleh hak atas sesuatu adalah harus


menguasainya secara terus-menerus tanpa terputus-putus dan tergantung oleh

Halaman | 9
pihak lain serta dimuka umum dapat dengan tegas menyatakan bahwa sesuatu
itu adalah miliknya.
Dari pasal 1957 KUH Perdata dapat ditarik kesimpulan bahwa jika seseorang
ingin menambah dan memperpanjang waktu daluarsa dapat dilakukan apabila ia
masih berkuasa atas kepemilikan benda tersebut terhitung dari waktu orang
sebelumnya yang menguasai benda tersebut hingga dia sekarang, itu tidak
menilai bagaimana orang tersebut mendapatkan benda itu baik melalui cuma-
cuma atau dengan beban.

Dalam pasal 1959 mengandung arti bahwa orang yang menyewa, menyimpan
dan sebagainya barang milik orang lain tidak dapat memperoleh kepemilikan
barang tersebut dengan jalan daluarasa, meskipun dengn lewat waktu berapa
lamanya, tidak akan mempengaruhi sedikitpun. Orang-orang yang menyewa,
menyimpan dan sebagainya dapat memperoleh hak milik dengan jalan daluarsa
dengan syarat hak penguasaan telah berganti dari orang sebelumnya sebelum
dia.

Orang dapat memindahkan hak milik barang yang disewakan, digadaikan dan
sebagainya dengan jalan daluarasa dengan syarat apabila orang yang
mempunyai benda tersebut telah menyerahkan hak kepemilikan kepada
penyewa dan lain sebagainya dan si penyewa dapat memiliki hak atas benda
tersebut. Daluarsa dihitung dengan hari bukan jam dan daluarsa dapat diperoleh
apabila hari terakhir dari jangka waktu yang telah ditentukan telah lewat.

6. Daluarsa dipandang sebagai alat untuk memperolah sesuatu

Seseorang yang dengan itikad baik memperoleh atau mendapatkan suatu benda
tidak bergerak, bunga dan sebagainya, memiliki benda tersebut selam tiga puluh
tahun tanpa ada pihak yang lain yang nenggangu kenikmatannya, maka ia
adalah pemilik sah atas barang-barang tersebut tanpa harus menunjukan alas
haknya, yang sesuai dengan pasal 1963 KUH Peradata.

Dalam proses daluarsa itikad baik harus selalu ada pada setiap orang yang ingin
memperoleh hak milik sedangkan orang yang menunjukkan bahwa ia tidak
beritikas baik maka ia harus membuktikan bahwa dia bisa beritikad baik. Itikad
baik cukup dilakukan pada waktu denda itu belum berpindah hak milik hanya
berpindah hak miliknya pada dirinya.

7. Daluarsa dipandang sebagai alat untuk dibebaskan dari kewajiban

Halaman | 10
Segala tuntutan hukum hapus karena daluarsa, sedangkan dalam peradilan
tidaklan seseorang menunjukkan pada persidangan bahwa adanya pengadilan
karena haknya sia-sia saja, hal itu tidak di karenakan daluarsa tidak dapat di
ganggu gugat. Segala macam tuntutan dari tuntutan para guru, para pengusaha,
para buruh akan daluarsa setelah lewat waktunya selama satu tahun, segala
macam tuntutan dari para dokter, para juru sita, para pengusaha sekolah
bersama, para buruh dari pengecualian pasal 1968 KUH Perdata akan daluarsa
setelah waktunya selama 2 tahun.
Menurut pasal 1977 KUH Perdata, barang siapa yang telah kehilangan atau
kecurian suatu barang miliknya, terhitung sejak barangnya hilang dalam jangka
tiga tahun maka dapatlah ia menuntut kembali barangnya dan apabila barang
tersebut telah dia temukan dan barang tersebut sudah berpindah tangan maka ia
berhak untuk menuntut ganti rugi atas benda tersebut tanpa mengurangi hak dari
benda itu.

Daluarsa sebagai cara memperoleh hak milik atas suatu benda atau acquisitieve
verjaring, ada juga suatu akibat dari lewatnya waktu, yaitu seseorang dapat
dibebaskan dari suatu penagihan atau gugatan hukum atau extinctieve verjaring.
Oleh undang-undang ditetapkan, bahwa dengan lewat waktu tiga puluh tahun,
setiap orang dibebaskan dari semua penagihan atau tuntutan hukum. Berarti bila
seseorang dituntut untuk melunasi hutang yang sudah tiga puluh tahun lamanya,
disini ia dapat menolak tuntutan itu dengan cara mengajukan bahwa selama tiga
puluh tahun ia belum pernah menerima tuntutan tersebut.

Jadi seorang bezitter yang tidak jujur juga dapat membela dirinya terhadap suatu
tuntutan hukum dengan mengajukan lewat waktu selama tiga puluh tahun itu,
meskipun sudah jelas ia tidak akan menjadi pemilik benda yang memicu
perselisihan itu karena dia tidak berdusta. Dan karena itulahia tidak dapat
menjadi pemilik dari benda tersebut, jadi ia tidak berhak untuk memindahkan
benda itu secara sah kepada orang lain.

Setelah pembebasan secara umum dari semua tuntutan setelah lewat waktu tiga
puluh tahun tersebut oleh undang-undang maka ditetapkan secara khusus
bahwa beberapa macam penagihan telah dihapus dengan daluarsa yang
pendek. Yang dimaksud diatas adalah berbagai macam penagihan yang
biasanya dalam waktu yang singkat sudah dimantakan pembayaran.
Misalnya :
Rekening toko mengenai penjualan barang-barang untuk keperluan orang
sehari-hari yang harus ditagihkan paling lambat lima tahun.

Halaman | 11
8. Sebab-sebab yang mencegah Daluarsa

Daluarsa dapat tercegah apabila kenikmatan atas bendanya selama lebih dari
satu tahun , direbut dari tangan si berkuasa, baik yang merebut itu pemilik lama,
maupun yang merebut itu orang pihak ketiga. (Pasal 1978 KUH Perdata)
Misalnya :
Syamsul menyewa sebuah rumah di kawasan Kelapa Gading selama 6 bulan
dan ia telah membayar uang sewa sebesar Rp.3.600.000.00 di bayar dimuka.
Tetapi selang waktu 3 bulan, pemilik rumah tersebut ingin Syamsul keluar dari
rumah sewaan tersebut dan menggantikannya dengan penyewa yang baru. Di
sini Syamsul masih mempunyai hak dan masih bisa menikmati rumah tersebut
selama 3 bulan lagi, dalam hal ini jalan Daluarsa dapat dicegah karena si
penyewa masih mempunyai hak yang akan habis 3 bulan lagi. Si pemilik rumah
tersebut tidak dapat mengusir Syamsul begitu saja karena Syamsul dan si
pemilik rumah masih mempuyai suatu perjanjian yang harus dipenuhi selama 3
bulan kedepan.

9. Sebab menangguhkan jalannya Daluarsa

Daluarasa tidak dapat berjalan terhadap seorang isteri dalam sebuah


pernikahan. Menurut pasal 1989 KUH Perdata menjelaskan bahwa “ apabila
tuntutan si isteri tidak akan dapat diteruskan, melainkan setelah ia memilih antara
menerima atau melepaskan persatuan. Apabila si suami karena ia telah menjual
benda pribadi isteri, harus menanggung penjualan itu dan didalam segala hal
dimana tuntutan si isteri akhirnya harus ditujukan kepada suaminya“.

Didalam suatu perkawinan ada yang namanya harta benda bersama dan ada
juga harta benda bawaan. Maksudnya disini adalah harta benda bersama adalah
harta benda yang dimana benda tersebut dikuasai oleh kedua belah pihak
sebelum ia melangsungkan pernikahan, dengan cara melakukan suatu perjanjian
hitam diatas putih. Yang dimana nantinya harta benda tersebut adalah menjadi
milik bersama antara suami dan isteri. Harta benda bersama dapat digunakan
sebebas-bebasnya oleh kedua belah pihak yaitu suami dan isteri asalkan ia
melakukan perjanjian tersebut.

Ada juga yang disebut dengan harta benda pribadi, yang kita ketahui harta
benda pribadi adalah harta benda yang dimana harta benda tersebut merupakan
milik kita sendiri tanpa ada yang meguasainya, harta benda pribadi ini rasanya
kurang efektif apabila digunakan dalam kehidupan berumah tangga, disini harta
benda pribadi hanya boleh dikuasai oleh orang yang memiliki hak atas benda
pribadi tersebut, tanpa adanya suatu surat perjanjian seorang sepasang suami
Halaman | 12
dan isteri tidak diperkenankan untuk menguasai harta tersebut, misalkan saja si
isteri membawa sebuah mobil untuk dijadikan alat transportasi untuk dia tetapi
mobil tersebut digunakan suaminya untuk kekantor, tanpa sepengetahuan si
isteri. Disini terjadi sebuah pelanggaran hak atas sebuah harta pribadi, yang
seharusnya harta tersebut hanya digunakan untuk pribadi seseorang.

Sama halnya apabila suami telah menjual mobil tersebut tanpa sepengetahuan
isteri, dan bagaimana pun suami harus mengganti rugi atas harta benda
tersebut. Entah ia harus menggantinya dengan uang atau dengan mobil-mobil
yang lain.

Halaman | 13
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Hukum perdata merupakan salah satu mata kuliah yang harus kita perdalam apabila
kita ingin menjadi orang yang berguna, bagi kepentingan-kepentingan unmum yang
berhubungan dengan hukum.

Disini kita telah membahas tentang perikatan dan daluarsa yang dimana perikatan
dan daluarsa tersebut merupakan salah satu kegiatan yang tak pernah hilang dari
kehidupan sehari-hari.

2. Kritik dan Saran


Mungkin resume yang saya buat ini bukan hasil yang memuaskan bagi para
pembaca, saya hanyalah perantara untuk menyampaikan apa yang sebenarnya harus
disampaikan melalui resume ini.

Apabila ada kritik dan Saran akan saya terima dan akan saya pertimbangkan untuk
kemajuan saya untuk menulis. Saya berharap resume ini bisa memberi pengetahuan
bagi pembaca.

Halaman | 14
DAFTAR PUSTAKA
Subekti, R, Prof., S,H. 1975, Cetakan Sembilan. Pokok-pokok Hukum Perdata. Jakarta :
Intermasa

Subekti, R, Prof., S,H. dan R. Tjitrosudibio, 2006, Cetakan Tigapuluh enam. Kitab
Undang-undang Hukum Perdata. Jakarta : Pratnya Paramita.

HS, Salim, S.H., M.S, maret 2002Cetakan Pertama, Pengantar Hukum perdataTertulis
(BW)

Halaman | 15

Anda mungkin juga menyukai