Anda di halaman 1dari 16

KAJIAN YURIDIS AKTA OTENTIK OLEH UNDANG-UNDANG DI

PANDANG SEBAGAI SUATU ALAT BUKTI TERKUAT DAN UTAMA


DALAM PERKARA PERDATA

ABSTRAK

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Sejauhmana akta otentik oleh undang-
undang dipandang sebagai suatu alat bukti terkuat dan utama dalam perkara perdata?. 2)
kekuatan pembuktian akta otentik dalam perkara perdata?. Tujuan dalam penelitian ini
adalah: Untuk mengetahui sejauhmana akta otentik oleh undang-undang dipandang sebagai
suatu alat bukti terkuat dan utama dalam perkara perdata. Untuk mengetahui kekuatan
pembuktian akta otentik dalam perkara perdata. Dalam melakukan penelitian untuk
mendapatkan data yang relevan dengan materi penulisan, metode yang digunakan adalah
metode deskriptif analisis berdasarkan data kepustakaan dan penalaan terhadap pasal-pasal
dalam HIR / RBg, manpun KUHperdata, putusan pengadilan yang menyangkut pembuktian,
serta dikaitkan pula dengan kajian terhadap putusan pengadilan yang menerima akta otentik
dalam suatu perkara perdata. Hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini adalah: Dalam
hukum perdata formil (acara perdata) terdapat macam alat bukti diantara sekian alat bukti
tersebut yang paling terkuat dan utama adalah bukti tertulis, dan alat bukti tertulis ini dikenal
dua macam, yakni akta dan bukan akta. Akta sendiri terdiri dari dua jenis pula yakni ; akta
dibawah tangan dan akta otentik. Akta otentik adalah suatu alat bukti yang paling kuat utama
pembuktiannya, karena akta otentik tersebut mempunyai tiga jenis kekuatan pembuktian
yakni; kekuatan pembukti formil, kekuatan pembuktian materiil dan kekuatan pembuktian
luar. Akan tetapi fakta dalam praktek peradilan kekuatan hukum pembuktian dari Akta
Otentik tersebut seringkali dikesampingkan, baik oleh Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi
maupun Mahkamah Agung.

Kata Kunci: Akta Otentik; Alat Bukti; Perkara Perdata.

DAFTAR ISI

Halaman

i
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
ABSTRAK .............................................................................................. v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ........................................................................... 5
D. Kegunaan Penulisan ....................................................................... 5
E. Metode Penulisan ........................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian dan Dasar Hukum Pembuktian Akta ........................... 8
B. Tujuan Pembuktian Dalam Persidangan Oleh Para Pihak Yang
Bersengketa .................................................................................... 9
C. Macam-Macam Alat Bukti ............................................................ 15
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Akta Otentik Sebagai Alat Bukti Paling Utama diantara Alat
Bukti Lainnya ................................................................................ 24
B. Permasalahan Disekitar Kekuatan Pembuktian ............................. 38
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan ........................................................................................ 46
B. Saran .............................................................................................. 46
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I mengajukan gugatan dihadapan
PENDAHULUAN pengadilan Negeri untuk mendapatkan
A. Latar Belakang Masalah penyelesaian secara hukum.
Proses pembuktian dalam persidangan Bilamana dalil-dalil gugatannya yang
memiliki peranan penting untuk dituangkan dalam posita gugatan, dan
menjatuhkan putusan karena tahap kesemuannya gugatannya yang
pembuktian tersebut menentukan dituangkan dalam posita gugatan, dan
putusan oleh hakim. kesemuanya ini tentunya melalui suatu
Kepentingan dalam anggota masyarakat proses hukum dihadapan persidangan.
dengan anggota masyarakat lainnya, Prosedur perkara perdata terutama yang
saling ketergantungan antara satu menyangkut pembuktian, sangat
pihak mengharapkan sesuatu dengan penting artinya bagi para pihak yang
pihak lainnya, misalnya seorang berperkara di muka pengadilan,
penjual mengharapkan barangnya karena pada saat pembuktian itulah
dibeli oleh si pembeli, sedangkan para pihak diberikan kesempatan oleh
pembeli berkehendak atau undang- undang melalui hakim untuk
membutuhkan barang yang dijual oleh mengajukan alat-alat bukti dihadapan
dari saling membutuhkan inilah timbul persidangan untuk menguatkan dalil -
suatu kesepakatan yang pada akhirnya dalil atau bantahan - bantahan mereka.
melahirkan suatu perjanjian antara Dalam pengajuan alat - alat bukti
para pihak tadi, dan dengan demikian tersebut, dikenal adanya beberapa alat
terjadi pula hubungan hukum diantara bukti yang diperkenankan oleh
mereka. undang-undang, dalam hal ini pasal
Namun demikian terkadang tidak 164 HIR / 284 RBg/1866 KUH
selamanya suatu hubungan hokum Perdata, yaitu:
sebagaimana dimaksud diatas berjalan 1. Tulisan
dengan mulus sesuai yang 2. Saksi-saksi;
dikehendaki, hal ini disebabkan, 3. Persangkaan;
karena seringkali diantara pihak-pihak 4. Pengakuan, dan;
yang terkait tidak puas akan perbuatan 5. Sumpah.
pihak lawannya karena melakukan Keterkaitan dengan alat-alat bukti
wanprestasi, sehingga bila tidak seperti diuraikan di atas, maka dalam
terjadi perdamaian di antara mereka, hukum acara perdata diketahui bahwa
maka pihak yang merasa dirugikan alat bukti yang paling utama adalah

1
alat bukti berupa tulisan/akta, manakala sudah ada permulaan
sehingga ditempatkan pada urutan pembuktian tulisan, alat bukti lain
pertama. Hal ini berbeda dengan alat boleh digunakan (pasal 258 KUHD),
bukti dalam perkara pidana di mana dan beberapa perjanjian lainnya.
alat bukti yang paling utama adalah Terkait dengan akta sebagaimana
keterangan saksi. Hal ini dapat telah dikemukakan di atas, maka
dimengerti oleh karena seseorang sebenarnya yang dimaksud dengan
yang melakukan tindak pidana selalu akta adalah tulisan yang dibuat secara
menyingkirkan atau melenyapkan sengaja untuk dijadikan bukti tentang
bukti-bukti tulisan dan apa saja yang sesuatu peristiwa dan ditanda tangani
memungkinkan terbongkarnya tindak oleh pembuatnya. Dengan demikian
pidana yang dilakukan oleh para maka unsur-unsur yang penting untuk
pelakunya, sehingga terbongkarnya digolongkan dalam pengertian akta
tindak pidana dan pelaku-pelakunya adalah kesengajaan untuk
kebanyakan dan keterangan saksi. membuatnya sebagai bukti tulisan
Sebaliknya kasus perdata misalnya tersebut.2
jual beli, tukar menukar, sewa Diantara alat bukti yang berupa tulisan
menyewa dan lain-lain, orang-orang atau akta dikenal dua jenis, yakni akta
yang melakukan perbuatan-perbuatan di bawah tangan dan akta otentik.
tersebut pada umumnya dengan Akta otentik adalah akta yang dibuat
sengaja membuat bukti tulisan untuk oleh atau dihadapan pejabat yang
keperluan pembuktian di kemudian berwenang unutk itu menurut
hari bila terjadi sengketa.1 ketentuan undang-undang perkataan
Undang-undang sendiri telah dibuat oleh di atas ini mengandung
masyarakatkan hal tersebut, “hanya pengertian bahwa yang membuat akta
dapat dibuktikan dengan” tulisan. itu adalah pejabat yang bersangkutan.
Misalnya perjanjian suatu firma di Sedangkan dibuat dihadapan artinya
antara para sekutu itu sendiri harus yang membuat akta itu adalah para
dibuktikan dengan akte notaris (pasal pihak tetapi disaksikan oleh pejabat
22 KUHD). Perjanjian asuransi hanya tersebut. Pejabat yang berwenang
dapat dibuktikan dengan polis, membuat akta otentik adalah Notaris,
meskipun ditambah dengan ketentuan

1
Husni Thamrin, Pembuatan Akta Pertanahan Oleh 2
Subekti, Hukum Pembuktian Prodnya Paramitha
Notaris, Persindo Yogyakarta, 2011 Jakarta, 2001

2
panitera, pegawai pencatat perkawinan sebagai suatu alat bukti terkuat dan
dan sebagainya. utama dalam perkara perdata
Kedudukan akta otentik sebagai sesuatu 2. kekuatan pembuktian akta
alat bukti yang kuat, Karena kata otentik dalam perkara perdata.
otentik mengikat hakim sepanjang BAB III
tidak palsu atau dipalsukan. Dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
demikian dapat dikatakan bahwa akta A. Akta Otentik Sebagai Alat Bukti
otentik dalam suatu tahapan Paling Utama Diantara Alat Bukti
pembuktian masih dapat Lainnya
dipermasalahkan kekuatan hukumnya. Akta otentik adalah akta yang dibuat
Dalam persidangan, utamanya dalam oleh atau dihadapan pejabat yang
suatu keputusan pengadilan seringkali berwenang untuk itu menurut
terjadi sesuatu akta otentik dinyatakan ketentuan undang-undang. Perkataan
tidak sah meskipun akta otentik dibuat oleh di atas ini mengandung
tersebut dibuat sesuai prosedur, pengertian bahwa yang membuat itu
dengan kata lain akta otentik tersebut adalah pejabat yang bersangkutan.
tidak palsu atau tidak dipalsukan, Sedangkan dibuat dihadapan artinya
sehingga menimbulkan permasalahan membuat akta itu adalah para pihak
yang dihadapi oleh pemilik akta sendiri tetapi disaksikan oleh pejabat
otentik tersebut maupun bagi pihak tersebut. (Riduan Syahrani,2004).
ketiga yang mempunyai kepentingan Dengan demikian akta otentik itu ada
terhadap akta otentik tersebut. 2 (dua) yaitu:
Dari uraian diatas, maka penulis 1. Akta otentik yang dibuat
mencoba mengkaji permasalahan data oleh yang sering disebut dengan
otentik dalam karya ilmia/skripsi akta pejabat (acte ambtelijk); dan
dengan judul “Kajian yuridis akta 2. Akta otentik yang dibuat
otentik oleh undang-undang di dihadapan pejabat yang sering
pandang sebagai suatu alat bukti disebut dengan akta partai (acte
terkuat dan utama dalam perkara partij);
perdata. Pejabat yang berwenang membuat akta
B. Rumusan Masalah otentik antara lain adalah; Notaris,
1. Sejauhmana akta otentik Camat, Panitera, Pegawai Pencatat
oleh undang-undang dipandang Perkawinan. Akta jual beli tanah
dibuat oleh Notaris dan Camat selaku

3
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT). bahwa dengan akta otentik tersebut
Berita Acara pemeriksaan suatu sudah cukup untuk membuktikan
perkara dipersidangkan pengadilan sesuatu peristiwa atau hak tanpa perlu
dibuat oleh Panitera (Panitera penambahan pembuktian dengan alat-
Pengganti). Sedangkan akta partai alat bukti lain bilamana hal itu
dibuat oleh para pihak di hadapan diperlukan.
pejabat yang berwenang, yang dalam Kekuatan bukti yang sempurna dan akta
hal ini adalah Notaris. otentik hanya berlaku antara kedua
Dalam pasal 165 HIR, Pasal 285 RBG belah pihak dan ahli warisnya serta
dan Pasal 1870 KUH.Perdata, orang-orang yang mendapatkan hak
ditegaskan bahwa kata otentik adalah dari padanya, sebagaimana
akta yang dibuat oleh atau di hadapan diterangkan Pasal 165 HIR, Pasal 285
pejabat umum yang berwenang untuk RBG dan Pasal 1870 KUH. Perdata.
itu, yang bagi pihak-pihak dan para Sedangkan terhadap orang laiN (pihak
ahli warisnya serta mereka yang ketiga), akta tersebut tidak
memperoleh hak dari padanya mempunyai kekuatan bukti yang
merupakan suatu bukti yang cukup sempurna, melainkan hanya sebagai
mengenai hal-hal yang tercantum alat pembuktian bebas, artinya
didalamnya, malahan tentang segala penilaiannya diserahkan kepada
sesuatu yang dinyatakan dengan tegas hakim. Berbeda dengan akta otentik
di dalamnya, asal saja yang yang dibuat oleh pejabat, akta ini
dinyatakan itu mempunyai hubungan mempunyai pula kekuatan sebagai
langsung dengan pokok yang keterangan resmi dan pejabat yang
disebutkan di dalam akta tersebut. bersangkutan, ialah keterangan
Terhadap ketentuan Pasal tersebut di tentang apa yang ia alami. Akta ini
atas, maka para pakar menyimpulkan berlaku terhadap setiap orang (Riduan
bahwa kata otentik merupakan alat Syahrani, 2004:86)
bukti yang mengikat dan sempurna. Beberapa Ciri Dalam Akta Otentik
Mengikat dalam arti apa yang Agar berlaku sah resmi menurut
dicantumkan dalam akta tersebut hukum, umumnya seseorang akan
harus dipercaya oleh Hakim yaitu membuat akta, surat, perbuatan hukum
harus dianggap sesuatu yang benar, tertentu di hadapan notaris. Cara
selama ketidakbenarannya tidak tersebut dianggap lebih baik
dibuktikan. Dan sempurna dalam arti dibandingkan dengan membuat surat

4
di bawah tangan, walaupun Akta Otentik Memiliki Persyaratan
ditandatangani di atas materai, Material
lengkap dengan para saksi. Menurut Akta merupakan suatu tulisan yang
CA Kraan memberikan beberapa ciri berarti segala sesuatu yang memuat
yang terdapat dalam sebuah akta tanda yang dapat dibaca. Menurut R.E
otentik, yaitu: van Esch, sebagai alat bukti, material
a. Suatu tulisan yang sengaja yang digunakan untuk menerakan
dibuat semata-mata untuk tulisan tersebut haruslah memenuhi
dijadikan bukti atau suatu bukti beberapa persyaratan, antara lain:3
dari keadaan sebagaimana yang a. Ketahanan akan jenis
ditulis dan dinyatakan oleh material yang dipergunakan. Hal
perjabat yang berwenang. Tulisan ini berkaitan dengan kewajiban
tersebut turut ditandatangani oleh notaris untuk membuat minuta
atau hanya ditandatangani oleh akta dan menyimpan minuta akta
pejabat yang bersangkutan; sehingga aktanya tetap bertahan
b. Suatu tulisan yang harus ketika disimpan.
dianggap berasal dari pejabat yang b. Ketahanan terhadap
berwenang, sampai ada bukti pemalsuan sehingga lebih
sebaliknya; memberikan jaminan bagi para
c. Memenuhi ketentuan yang pihak.
mengatur tatacara pembuatannya c. Orisinalitas bahwa hanya
(sekurang- kurangnya memuat ada satu irunuta akta yang “asli”,
mengenai tanggal, tempat kecuali untuk akta in originally
dibuatnya akta, nama dan yang dibuat dalam beberapa
kedudukan/jabatan pejabat yang rangkap yang tetap dianggap
membuatnya); “asli”;
d. Pejabat yang bersangkutan d. Publisitas bagi para pihak
diangkat oleh negara, mempunyai yang berkepentingan untuk
sifat dan pekerjaan yang mandiri melihatnya;
(onafhankelijk independence) serta e. Data-data yang terdapat
tidak memihak (onpartijdig dalam akta dapat segera diketahui
impatial) dalam menjalankan
jabatannya;
3
Ridwan Syahrini, Buku Materi Dasar Hukum
Acara Perdata, Ciptra Adytia Bakti, Bandung 2004

5
atau mudah tarlihat • Benar ditandatangani oleh para
(waarneembaarheid); penghadap untuk akta pihak (akta
f.Akta mudah dipindahkan. partij).
Pasal 44 ayat (2) UUJN mensyaratkan
Akta Notaris Memiliki Pembuktian bahwa akta notaris berupa akta partij
Sempurna harus ditandatangani oleh para pihak
Akta otentik maupun akta di bawah yang berkepentingan. Tanda tangan
tangan dibuat dengan tujuan untuk merupakan suatu susunan (huruf)
dipergunakan sebagai alat bukti. tanda berupa tulisan dari orang yang
Perbedaan yang penting dari kedua menandatangani agar orang tersebut
jenis akta tersebut terletak pada nilai dapat diindividualisasikan.
pembuktiannya. Akta otentik memiliki Pembubuhan tanda tangan mempunyai
pembuktian yang sempurna (Pasal beberapa fungsi, antara lain sebagai
1870 KUH Perdata). Dengan identifikasi dan penyataan kehendak.
kesempurnaan akta yang notaris Tanda tangan dalam akta bertujuan
sebagai alat bukti, maka akta tersebut agar para pihak tidak dapat
harus dilihat apa adanya, tidak perlu memungkiri fakta yang dinyatakan.
dinilai atau ditafsirkan lain, selain Dengan individualisasi tersebut,
seperti yang tertulis dalam akta diharapkan pihak lain dapat
tersebut. melakukan verifikasi.
Suatu akta notaris yang merupakan Pasal 1870 KUH Perdata yang
suatu keterangan notaris dalam menetapkan bahwa suatu akta otentik
kedudukannya sebagai Pejabat Umum memberikan di antara para pihak
untuk menjamin: beserta ahli warisnya atau orang-orang
• Kehadiran para penghadap; yang mendapat hak daripada mereka,
• Pada tempat tertentu; suatu bukti yang sempurna tentang
• Pada tanggal tertentu; apa yang dimuat di dalamnya. Dari
• Benar para penghadap ketentuan tersebut, dapat disimpulkan
memberikan keterangan bahwa akta otentik itu mempunyai
sebagaimana tercantum dalam akta kekuatan pembuktian yang mutlak,
atau benar terjadi keadaan apalagi apabila akta itu memuat
sebagaimana disebutkan dalam perjanjian yang mengikat kedua belah
akta; pihak yang membuat perjanjian
tersebut. Jadi, apabila antara pihak-

6
pihak yang membuat perjanjian itu RUPS. Selain itu ada juga akta-akta
terjadi sengketa, maka apa yang yang selain memuat berita acara dari
tersebut dalam akta otentik itu apa yang dialami dan disaksikan oleh
merupakan bukti yang sempurna, notaris, mengandung juga apa yang
sehingga tidak perlu lagi dibuktikan diterangkan oleh pihak-pihak yang
dengan alat-alat pembuktian lain. Di bersangkutan dan dikehendaki oleh
sini, akta otentik memberikan fungsi mereka supaya dimasukkan dalam
penting dalam praktek hukum sehari- akta notaris untuk mendapat kekuatan
hari, yaitu memudahkan pembuktian pembuktian yang kuat sebagai akta
dan memberikan kepastian hukum otentik. Apabila suatu akta selain
yang lebih kuat. memuat catatan tentang apa yang
Perbedaan dengan akta di bawah tangan disaksikan dan dialami, juga memuat
yang masih dapat disangkal dan baru apa yang diperjanjikan atau ditentukan
mempunyai kekuatan pembuktian oleh para pihak yang menghadap,
yang sempurna apabila diakui oleh maka akta tersebut disebut akta partij
kedua belah pihak atau dikuatkan lagi atau akta pihak-pihak (partij acte).
dengan alat-alat pembuktian lainnya. Sebagai akta pejabat atau akta verbal,
Oleh karena itu, dikatakan bahwa akta masih tetap sah sebagai alat
di bawah tangan merupakan pembuktian apabila salah satu pihak
permulaan bukti tertulis (begin van tidak menandatangani, asal disebutkan
schrifttelijk bewijs). oleh notaris apa sebabnya ia tidak
menandatangani akta tersebut. Pada
Akta Notaris Memiliki Sifat Khusus. akta pihak, maka akan menimbulkan
Tiap-tiap akta notaris memuat catatan akibat hukum lain, bahwa ia tidak
atau berita acara (verbaal) dari apa menyetujui perjanjian tersebut, apabila
yang oleh notaris dialami atau dalam hal perjanjian, kecuali apabila
disaksikannya, antara lain apa yang terdapat alasan-alasan kuat, terutama
dilihatnya, didengarnya atau dalam hal fisik sehingga menyebabkan
dilakukannya. Apabila akta hanya akta tidak dapat ditandatangani dan
memuat apa yang dialami dan alasan tersebut harus dicantumkan
disaksikan oleh notaris sebagai pejabat jelas oleh notaris dalam akta
umum, maka akta tersebut disebut bersangkutan.
verbalakte atau akta pejabat (amtelijke Verlijden sering diartikan sebagai
akte). Misalnya, berita acara dari suatu serangkaian tindakan-tindakan yang

7
dilakukan oleh notaris, saksi-saksi dan akta tersebut dibuat atas
para penghadap sehingga merupakan permintaan seseorang, sedangkan
suatu proses, yang dimulai dengan akta yang dibuat “oleh” pejabat
penyusunan (pembuatan) aktanya oleh umum karena adanya suatu
notaris, kemudian dibacakannya oleh kejadian, pemeriksaan, keputusan
notaris kepada para penghadap dan dan lain sebagainya (berita acara
saksi-saksi dan akhirnya rapat, protes wesel, dll.).
ditandatangani oleh para penghadap, Pejabat umum sebagai dimaksud
saksi-saksi dan notaris. Menurut (openbaar ambtenaar)? Seseorang
Klaassebm, verlijden itu harus yang menjadi pejabat umum
diartikan: membaca aktanya oleh apabila ia diangkat dan
notaris kepada penghadap dan saksi- diberhentikan oleh pemerintah dan
saksi serta penandatanganan oleh diberi wewenang dan kewajiban
penghadap dan saksi-saksi dan notaris. untuk melayani publik dalam hal-
Dalam bahasa Indonesia sering hal tertentu. Oleh karena itu, ia
diartikan sebagai “diresmikan”. ikut serta melaksanakan
Akta Notaris Memiliki Syarat Otatisitas kewibawaan (gezag) dari
Suatu akta disebut otentik bukan karena Pemerintah.
penetapan undang-undang, melainkan Pejabat umum tidak sama dengan
karena dibuat oleh atau di hadapan pegawai negeri, meskipun pegawai
seorang pejabat umum. Pasal 1868 negeri mempunyai tugas untuk
KUH Perdata merupakan sumber melayani umum, akan tetapi
untuk otentisitasnya akta notaris, yang mereka bukan pejabat umum
juga merupakan legalitas eksistensi seperti yang dimaksudkan dalam
akta notaris, dengan syarat-syarat pasal 1868 KUH Perdata. Jadi,
sebagai berikut: hanya pajabat umum dalam arti
a. Akta dibuat oleh (door) Pasal 1868 KUH Perdata yang
atau dihadapan (ten overstaan) berhak membuat akta otentik,
Seorang Pejabat Umum yang bisa saja merupakan pegawai
Syarat pertama, akta otentik adalah negeri, misalnya Pegawai Catatan
keharusan pembuatannya di sipil. Antara pegawai negeri dan
hadapan atau oleh pajabat umum pemerintah ada hubungan
(openbaar ambtenaar). Kata kedinasan (dienstbetrekking) yang
“dihadapan” menunjukkan bahwa diatur dalam peraturan dan

8
perundang-undangan mengenai b. Akta Dibuat dan
Pegawai Negeri. Hal ini tidak Diresmikan (Verleden) dalam
berlaku bagi notaris, yang Bentuk Menurut Hukum.
meskipun diangkat dan Syarat kedua yang harus dipenuhi
diberhentikan oleh pemerintah, oleh sebuah akta otentik adalah
peraturan tersebut tidak berlaku formalitas pembuatan serta
bagi mereka. Jadi, dapat dikatakan peresmiannya. Agar memenuhi
bahwa notaris adalah orang swasta syarat sebagai akta otentik, akta
biasa, namun memiliki wewenang harus dibuat dalam bentuk yang
dan kewajiban yang penting yang ditentukan oleh undang-undang
tidak dijumpai pada orang swasta (vorm), yaitu harus memenuhi
biasa. Pasal 50 PJN, notaris wajib ketentuan undang-undang. Dalam
menjunjung tinggi martabat hal akta notaris, maka harus
jabatannya. Lingkup akta otentik memenuhi ketentuan yang
tersebut harus dikehendaki oleh tercantum dalam UUJN.
para pihak atau pihak yang Ketentuan mengenai sifat dan
berkepentingan dan apabila oleh bentuk akta notaris dapat
perundang-undangan algemeine ditemukan dalam Pasa138 UUJN.
verordening) hal-hal tersebut di Menurut UUJN, akta antara lain
atas harus dinyatakan dalam akta harus dibuat di hadapan atau oleh
otentik. pejabat umum, dihadiri oleh saksi-
Otentisitas dari akta notaris bukan saksi, disertai pembacaan oleh
karena penetapan undang-undang, notaris dan sesudahnya langsung
akan tetapi karena dibuat oleh atau ditandatangani dan seterusnya.
di hadapan seorang pejabat umum. Tindakan-tindakan yang
Dalam hal ini, otentisitas akta diharuskan oleh undang-undang
notaris bersumber dari Pasal 1 ini harus disebutkan dalam akta.
Peraturan Jabatan Notaris, di mana Undang-undang mengharuskan
notaris dijadikan sebagai pejabat bahwa akta-akta partij harus
umum sehingga akta yang dibuat ditandatangani oleh para pihak
oleh notaris dalam kedudukannya yang bersangkutan. Apabila
tersebut memperoleh sifat akta ketentuan ini tidak dilaksanakan,
otentik, seperti yang dimaksud akta tersebut dapat kehilangan
dalam Pasal 1868 KUH Perdata. otentisitasnya. Menurut Asser-

9
Anema, tulisan adalah pengemban bahwa ia dengan membubuhi
tanda-tanda baca yang tanda tangannya di bawah suatu
mengandung arti serta bermanfaat tulisan menghendaki agar tulisan
untuk menggambarkan suatu itu dalam hukum dianggap sebagai
pikiran. Dari sini, tulisan tidak tulisannya sendiri. Kaisar
diharuskan untuk menyandang Justitianus merupakan orang
tanda tangan. pertama yang menyatakan bahwa
Adapun tanda menurut Veen segel saja tidak cukup dan
Boukea adalah suatu tulisan yang, mengharuskan para saksi turut
tanpa memperhatikan isinya, menandatangani. Kegunaan saksi
secara lahiriah merupakan ini adalah untuk menunjukkan
kesatuan yang lengkap. Akta orang-orang yang dapat memberi
menurut Veegens-Oppenheim- kesaksian apabila terjadi sebuah
Polak, diterjemahkan sebagai sengketa tentang asal usul akta
suatu tulisan yang ditandatangani tersebut.
dan dibuat untuk dipergunakan c. Pejabat Umum yang
sebagai bukti. Dimaksud harus Berwenang untuk
Pada kalangan Masyarakat Membuat Akta Tersebut.
menganggap pembubuhan tanda Syarat ketiga adalah bahwa
tangan merupakan tindakan yang pejabatnya harus berwenang untuk
penting, dengan anggapan bahwa maksud itu di tempat akta tersebut
penandatanganan berarti terikat dibuat. Berwenang dalam hal ini
terhadap apa yang telah ditulisnya khususnya menyangkut :
atau di bawah mana ia membubuhi a. Jabatannya dan jenis akta
sidik jarinya. Penandatangan yang dibuatnya.
menurut De Joncheere bahwa b. Hari dan tanggal pembuatan
tanda tangan (ondertekenen - akta
membuat tanda di bawah) tidak c. Tempat di mana akta dibuat
dapat berdiri sendiri. Jadi, harus di Berwenang, artinya:
bawah sesuatu dan sesuatu itu 1. Seorang notaris
haruslah tulisan. Penandatanganan diangkat oleh Menteri
adalah suatu fakta hukum: Suatu Kehakiman (sekarang
penyataan kemauan dari pembuat Menter Hukum dan HAM)
tanda tangan (penanda tangan) dengan Surat Keputusan.

10
Seorang notaris yang Jenis akta yang dibuat oleh
meskipun sudah diangkat, seorang notaris. Seorang
tetapi belum disumpah notaris boleh membuat
cakap sebagai notaris, semua akta dalam bidang
tetapi belum berwenang notariat, tetapi dia tidak
membuat akta otentik. boleh membuat berita
Demikian juga dengan acara pelanggaran lalu
seorang notaris yang lintas atau keterangan
sedang cuti.4 kelakuan baik, yang
Seorang notaris yang diskor semuanya wewenang
sebagai notaris dinyatakan kepolisian, ia juga tidak
tidak cakap (onbekwaam). boleh membuat akta
Sering dijelaskan dalam perkawinan, akta kematian,
kuliah-kuliah “tidak cakap” akta kelahiran (bukan akta
mencakup seluruh kenal akte van bekenheid)
kemampuan bertindak yang semuanya adalah
sebagai notaris, sedang wewenang pegawai catatan
notaris tidak tidak sipil.5
berwenang” hanya dalam 2. Seorang notaris
beberapa hal atau keadaan, harus berwenang pada
misalnya bila berada di tanggal akta dibuat.
daerah yang tidak Notaris yang sudah
termasuk dalam wilayah diangkat, tetapi belum
kedudukannya. Bila disumpah dan seorang
seorang notaris berada di notaris yang sedang
luar wilayah kedudukannya bercuti, tidak berwenang
dan ternyata membuat membuat akta otentik
sebuak akta, maka ia sampai penyumpahannya
bersalah membuat dilaksanakan, cutinya
pemalsuan material berakhir atau cuti
(materiele vervalsing). dihentikan atas permintaan
sendiri.

4
Ropaum Rambe, Hukum Acara Pedata Lengkap,
5
Sinar Grafika ,Jakarta 2010 HIR/BBP, 2016

11
3. Notaris telah hanya berwenang membuat
disebutkan diangkat oleh akta-akta yang telah
Menteri. Pengangkatan ditugaskan atau dikhususkan
mana dilakukan untuk berdasarkan peraturan
suatu wilayah (propinsi- perundang-undangan.
gewest). Pada jaman Pengecualian wewenang yang
penjajahan Belanda, tidak ditugaskan kepada notaris,
ada pembagian wilayah antara lain sebagai berikut:
propinsi untuk daerah di  Akta pengakuan anak di
luar Jawa (sehingga luar kawin (Pasa1281
namanya disebut KUH Perdata);
residentie). Selain batas  Berita acara tentang
wilayah ini, berlaku pula kelalaian pejabat
ketentuan kode etik bagi penyimpan hipotik (Pasal
kalangan notaris sehingga 1227 KUH Perdata);
terdapat pembatasan  Berita acara tentang
wilayah kerja notaris. penawaran pembayaran
Dalam melaksanakan jabatannya tunai dan konsinasi (Pasal
notaris harus memiliki beberapa 1405 dan 1406 KUH
kewenangan sehingga akta yang Perdata);
dibuatnya berlaku sebagai sebuah  Akta protes wesel dan cek
akta otentik. Kewenangan notaris (Pasal 143 dan 218
dalam ini meliputi 4 hal, yaitu: KUHD);
a. Notaris harus berwenang  Akta catatan sipil (Pasal 4
sepanjang yang menyangkut KUH Perdata)
akta yang dibuat; Adapun akta otentik terdapat tiga
Sebab tidak semua pejabat macam kekuatan pembuktian, yakni
umum dapat membuat semua sebagai berikut:
akta. Sebagai pejabat umum, 1. Kekuatan pembuktian
notaris memiliki kewenangan formil;
yang bersifat umum (regel), 2. Kekuatan pembuktian
sedangkan pejabat lain yang materiil;
dimaksud oleh undang-undang
bersifat pengecualian. Notaris

12
3. Kekuatan pembuktian lahir apa-apa yang mereka terangkan,
atau keluar, kemudian ditulis dalam akta,
1. Kekuatan Pembuktian sungguh-sungguh terjadi. Disini
Formil dapat dikatakan menyangkut suatu
Pengertian formil, akta otentik pertanyaan “benarkah pernyatan di
menjadi bukti kebenaran dan apa dalam akta itu”.
yang dilihat, didengar dan 3. Kekuatan Pembuktian
Lahir atau Keluar.
dilakukan oleh pejabat pembuat
Sebagai asas berlaku acta publica
akta. Segala hal tentang tanggal,
probant sese ipsa, artinya bahwa
tempat akta dibuat, dan tanda
suatu akta yang wujudnya tampak
tangan pejabat yang benar.
sebagai akta otentik serta
Dalam akta pejabat menjadi bukti
memenuhi syarat-syarat yang
bahwa segala keterangan/
ditentukan, maka akta itu berlaku
pernyataan yang dimuat di
atau harus dianggap sebagai akta
datamnya diberikan oleh pejabat.
otentik, kecuali terbukti
Dan pada akta partai menjadi bukti
sebaliknya. Tanda tangan pejabat
bahwa dari pejabat yang membuat
menandakan keasliannya, kecuali
pernyataan atau keterangan di atas
jika terbukti palsu.
tanda tangan mereka.
Beban bukti terletak pada pihak
Akta pejabat tidak lain hanya dapat
yang mempersoalkan otentik
membuktikan kebenaran apa yang
tidaknya, menurut tata cara yang
dilihat dan dilakukan oleh pejabat.
diatur dalam Pasal 138 HIR, pasal
Apabila pejabat mendengar
164 RBg. Kekuatan lahir atau
keterangan pihak yang
keluar ini berlaku bagi
bersangkutan maka itu hanyalah
kepentingan atau keuntungan dan
berarti bahwa telah pasti bahwa
terhadap setiap orang, sehingga
pihak yang bersangkutan
tidak terbatas pada para pihak saja.
menerangkan demikian, terlepas
Sebagai akta otentik, maka
kebenaran dan isi keterangan
keistimewaannya adalah terletak
tersebut.
pada kekuatan pembuktian lahir
2. Kekuatan Pembuktian
tersebut.
Materiil
B. Permasalahan Di Sekitar
Kekuatan pembuktian materiil, yang Kekuatan Pembuktian Akta
Otentik
membuktikan antara pihak bahwa

13
Dari sekian akta sudah diuraikan, maka antara sekian alat bukti tersebut yang
akta otentiklah yang merupakan alat paling terkuat dan utama adalah bukti
bukti yang paling kuat, dan utama hal tertulis, dan alat bukti tertulis ini
ini dapat diketahui dari ketiga jenis dikenal dua macam, yakni akta dan
kekuatan pembuktian akta otentik bukan akta. Akta sendiri terdiri dari
tersebut. dua jenis pula yakni ; akta di bawah
Akan tetapi dari ketiga macam kekuatan tangan dan akta otentik. Akta otentik
pembuktian yang dapat dikatakan adalah suatu alat bukti yang paling
tidak sepenuhnya dapat diterapkan. kuat utama pembuktiannya, karena
Hal ini dapat dilihat dalam putusan akta otentik tersebut mempunyai tiga
Pengadilan maupun Mahkamah jenis kekuatan pembuktian yakni;
Agung. kekuatan pembukti formil, kekuatan
Salah satu kelemahan akta otentik yang pembuktian materiil dan kekuatan
dibuat dihadapan pejabat yang pembuktian luar.
berwenang atau akta partai, ialah Akan tetapi fakta dalam praktek
karena akta tersebut tidak mempunyai peradilan kekuatan hukum
kekuatan pembuktian materiil. Pada pembuktian dari Akta Otentik tersebut
akta yang demikian ini tidak mengikat seringkali dikesampingkan, baik oleh
pihak ketiga, misalnya dalam hal Akta Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi
Jual Beli, sehingga dengan demikian maupun Mahkamah Agung.
setiap saat pihak ketiga dapat B. Saran
menggugat keabsahan jual beli 1. Di harapkan, agar hakim dalam
menilai suatu akta otentik sebagai
tersebut dan ternyata ada gugatan
bukti betul betul
yang demikian ini dikabulkan oleh mempertimbangkan secara cermat
Pengadilan, yang akhirnya jual beli sehingga tidak merugikan pihak
dari pemilik akta tersebut.
tersebut dinyatakan batal.
2. Diharapkan agama lembaga
Dalam memahami seberapa jauh peradilan memiliki pandangan
kekuatan pembuktian suatu akta hukum yang sama dalam penilai,
otentik, maka di bawah ini kekuatan pembuktian suatu akta
otentik, sehingga tidak terjadi
dikemukakan contoh kasus.
kontradiksi antara penilaian
PENUTUP Pengadilan Negeri, Pengadilan
A. Simpulan Tinggi dan Mahkamah Agung.

Dalam hukum perdata formil (acara


perdata) terdapat macam alat bukti di

14

Anda mungkin juga menyukai