Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENGANTAR SOSIOLOGI

“Institusi Sosial”

Dosen Pengampu : Nur Asia T, M. Si

Disusun Oleh :

1. Siti Shahara (201510002)


2. Nisrina Khairunnisa (201510004)
3. Yahya Zakaria (201510009)
4. Hana Apipah Tuba (201510021)
5. Rifa Robiyatul (201510035)
6. Ilham Saputra (201510036)

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

UIN SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN

2021
Kata Pengantar

Bismillahirrohmanirrohim…

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas izin dan karunia-Nya, penulis
dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun. Tak lupa pula penulis
haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW. Semoga syafaatnya
mengalir pada kita di hari akhir kelak.

Penulisan makalah berjudul “Institusi Sosial” bertujuan untuk memenuhi tugas dari Ibu
Nur Asia T, M. Si pada Mata Kuliah Pengantar Sosiologi. Penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Ibu Nur Asia T, M. Si selaku dosen Mata Kuliah Pengantar
Sosiologi. Semoga tugas yang diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni penulis.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Besar harapan penulis agar
pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan saran. Semoga makalah ini bisa
memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.

Wassalamualaikum. Wr. Wb

Kelompok 5

i
Daftar Isi

Kata Pengantar .............................................................................................................................. i

Daftar Isi ....................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Institusi Sosial ................................................................................................. 2


B. Proses Terjadinya Institusi Sosial ..................................................................................... 3
C. Pendapat Para Ahli Mengenai Institusi Sosial .................................................................. 4
D. Macam-Macam Institusi Sosial......................................................................................... 5
E. Fungsi Institusi Sosial ....................................................................................................... 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................................................. 9

Referensi ....................................................................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat sangat
beragam kajiannya, seperti menjelaskan tentang Status Sosial, Budaya Sosial, Stratifikasi
Sosial, termasuk juga Institusi Sosial, dan masih banyak lagi yang lainnya terkait dengan kajian
Sosiologi. Terjadinya Institusi Sosial atau Lembaga Sosial, bermula dari tumbuhnya suatu
kekuatan ikatan hubungan antar manusia tersebut sangat erat kaitannya dengan keberlakuan
suatu norma sebagai patokan dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti kebutuhan
akan rasa keindahan, keadilan, pendidikan, ketentraman keluarga dan lain sebagainya.

Menurut Soerjono Soekanto (1982), bahwa tumbuhnya lembaga sosial oleh karena
manusia dalam hidupnya memerlukan keteraturan, maka dirumuskan norma-norma dalam
masyarakat. Mulanya norma tersebut terbentuk secara tidak sengaja, namun lama-kelamaan
dibuat secara sadar. Misalnya, dahulu didalam jual beli, seorang perantara tidak harus di beri
bagian dari keuntungan, akan tetapi lama-kelamaan terjadi kebiasaan bahwa perantara tersebut
harus mendapat bagiannya. Di mana sekaligus ditetapkan siapa yang menanggung itu, pembeli
ataukah penjual.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Institusi Sosial?


2. Bagaimana proses terjadinya Institusi Sosial?
3. Apa pendapat para ahli mengenai Institusi Sosial?
4. Apa saja macam-macam Institusi Sosial?
5. Apa fungsi dari Institusi Sosial?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Institusi Sosial

Institusi atau lembaga sosial adalah perkumpulan yang dibentuk oleh masyarakat, baik
yang berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana
partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu
hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mewujudkan tujuan-tujuan
tertentu yang tidak dapat dicapai sendiri. Oleh karena itu, terbentuknya institusi sosial berawal
dari individu yang saling rusak, pemahaman yang salah, membutuhkan, kemudian timbul
aturan-aturan yang disebut dengan norma kemasyarakatan. Atau dengan kata lain, institusi
sosial adalah suatu bentuk organisasi yang tersusun relatif tetap atas pola-pola tingkah laku,
peranan-peranan dan relasi-relasi yang terarah dalam mengikat individu yang mempunyai
otoritas formal dan sanksi hukum, guna tercapainya kebutuhan-kebutuhan sosial dasar.

Di samping itu, institusi sosial sering dikatakan sebagai pranata sosial yang menurut
Kluckhon sebagaimana dikutip Rosyada (1999) adalah ”keseluruhan cara hidup manusia”,
dalam bentuk konsep-konsep, gagasan, dan rencana (blue print) yang tersusun sebagai
kombinasi antara reaksi manusia terhadap lingkungannya atau dengan etos-etos yang menjadi
nilai dasar kehidupannya. Konsep, gagasan, dan rencana itulah yang membentuk perilaku serta
tradisi manusia, baik dalam rangka memenuhi kebutuhan biologis, psikologis, sosial maupun
kebutuhan-kebutuhan lainnya.1

Penjelasan tentang institusi sosial di atas dapat dipahami dalam dua pengertian yaitu :

1. Institusi atau pelembagaan sosial awal yaitu institusi perkawinan, sehingga terbentuklah
sebuah keluarga. Dari institusi perkawinan, manusia dapat memenuhi kebutuhan biologis,
psikologis, bahkan sosial dalam lingkup yang lebih kecil.
2. Institusi sosial yang bersifat kompleks dan beragam serta cakupannya lebih luas.
Karenanya ada lembaga sosial formal dan non formal, lembaga sosial yang berbadan
hukum dan tidak berbadan hukum, dan lain sebagainya. Demikian halnya dengan institusi

1
Achidsti, Syfa Auliya. Kiai dan Pembangunan Institusi Sosial. Diss. Universitas Gadjah Mada, 2011.

2
sosial muslim, yang awal adalah institusi perkawinan yang membentuk keluarga muslim,
kemudian berlanjut kepada institusi yang lebih kompleks dan dinamis seiring
perkembangan sosial budaya masyarakat.

B. Proses Terjadinya Institusi Sosial

Terjadinya institusi sosial dapat terjadi melalui 2 cara yang pada dasarnya ada kesamaan antara
keduanya, yaitu :

1. Secara tidak terencana


Secara tidak terencana maksudnya adalah institusi itu lahir secara bertahap dalam
kehidupan masyarakat, biasanya hal ini terjadi ketika masyarakat dihadapkan pada masalah
atau hal-hal yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidup yang sangat penting.
Contohnya adalah dalam kehidupan ekonomi dimasa lalu, untuk memperoleh suatu barang
orang menggunakan system barter, namun karena dianggap sudah tidak efisien dan
menyulitkan, maka dibuatlah uang sebagai alat pembayaran yang diakui masyarakat,
hingga muncul lembaga ekonomi seperti bank dan sebagainya.
2. Secara terencana
Secara terencana maksudnya adalah institusi muncul melalui suatu proses
perncanaan yang matang yang diatur oleh seseorang atau kelompok orang yang memiliki
kekuasaan dan wewenang.
Contohnya lembaga transmigrasi yang dibuat oleh pemerintah sebagai cara untuk
mengatasi permasalahan kepadatan penduduk. Singkat kata bahwa proses terbentuknya
lembaga sosial berawal dari individu yang saling membutuhkan. Saling membutuhkan ini
berjalan dengan baik kemudian timbul aturan yang disebut norma kemasyarakatan. Norma
kemasyarakatan dapat berjalan baik apabila terbentuk lembaga sosial.
Hasan Shadily (1984) dalam bukunya “Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia”,
menjelaskan bahwa adat-adat yang oleh anggota golongan terutama dalam masyarakat
sederhana sangat keras dipertahankan dan pelanggarannya dihukum mati, yaitu antara lain
tabu, larangan keras untuk menginjak suatu daerah yang dikatakan suci atau berbuat yang
dilarang. Dalam agama islam banyak lagi paham-paham lembaga hukum seperti haram,
makruh, sah dan sebagainya yang mempunyai arti-arti tegas. Pembagian menurut

3
kekekalannya berturut-turut, ialah kebiasaan, adat, lembaga, formasi, walaupun batas tegas
tak dapat dikatakan.2
Untuk dapat membedakan kekuatan tingkatan mengikat norma secara sosiologis
dikenal 3 macam norma, yaitu :
1) Cara (Usage)
Norma ini menunjukan suatu bentuk perbuatan dan mempunyai kekuatan sangat lemah.
Cara (usage) lebih menonjol dalam hubungan antar individu dalam masyarakat. Suatu
penyimpangan terhadap norma ini tidak akan mengakibatkan hukuman tetapi biasanya
dapat celaan.
Contohnya : cara makan yang berisik, minum sambil bersuara, dll.
2) Kebiasaan (Folkways)
Norma ini menunjukan pada perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama.
Contohnya : orang yang mempunyai kebiasaan memberikan hormat kepada
orang yang lebih tua usianya, dll.
3) Adat istiadat (Custom)
Tata kelakuan yang telah berlangsung lama dan terintegrasi secara kuat dengan pola
perilaku masyrakat dapat meningkatkan kekuatan normatifnya menjadi adat istiadat.3

C. Pendapat Para Ahli Mengenai Institusi Sosial

1. Soerjono Soekamto
Menurut Soerjono Soekamto, Institusi Sosial atau Lembaga Kemasyarakatan
adalah sebagai himpunan norma-norma segala tingkatan yang berkisar pada suatu
kebutuhan pokok di dalam masyrakat.
2. Koentjaraningrat
Menurut Koentjaraningrat, ia menyebut Institusi Sosial dengan istilah pranata
sosial, yaitu suatu sistem norma khusus menata suatu rangkaian tindakan berpola
mantap guna memenuhi suatu keperluan khusus dari manusia dalam kehidupan
masyarakat.

2
Syani, Ahmad. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2002. hlm 61
3
Ibid, 63

4
3. Leopold von Wiese dan Howard Becker
Menurut Leopold von Wiese dan Howard Becker, Institusi Sosial atau Lembaga
Kemasyarakatan adalah proses hubungan antarmanusia dan antar kelompok manusia
yang berfungsi untuk memelihara hubungan tersebut serta pola-polanya, sesuai dengan
kepentingan-kepentingan manusia dan kelompoknya.
4. Robert Maclver dan Charles H. Page
Menurut Robert Maclver dan Charles H. Page, Intitusi Sosial atau Lembaga
Kemasyarakatan adalah sebagai tata cara atau prosedur yang telah diciptakan untuk
mengatur hubungan antar manusia yang berkelompok dalam suatu kelompok
kemasyarakatan (asosiasi).
5. Sumner
Menurut Sumner, Intitusi Sosial atau Lembaga Kemasyarakatan adalah perbuatan,
cita-cita, sikap dan perlengkapan kebudayaan, bersifat kekal serta bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat.

D. Macam-macam Institusi Sosial

Ada 6 jenis institusi sosial atau lembaga sosial, yaitu :

1. Lembaga Keluarga
Keluarga adalah unit social yang terkecil dalam masyarakat dan juga institusi
pertama yang dimasuki seorang manusia ketika dilahirkan. Proses terbentuknya
keluarga pada umumnya keluarga terbentuk melalui perkawinan yang sah menurut
agama, adat atau pemerintah dengan proses seperti dibawah ini :
• Diawali dengan adanya interaksi antara pria dan wanita
• Interaksi dilakukan berulang-ulang, lalu menjadi hubungan social yang lebih
intim sehingga terjadi proses perkawinan.
• Setelah terjadi perkawinan, terbentuklah keturunan, kemudian terbentuklah
keluarga inti.
2. Lembaga Pendidikan
Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata
(manifes) berikut:
• Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.

5
• Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi
kepentingan masyarakat.
• Melestarikan kebudayaan.
• Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.
• Mengurangi pengendalian orang tua.
• Menyediakan sarana untuk pembangkangan.
• Mempertahankan sistem kelas sosial.
• Memperpanjang masa remaja.
3. Lembaga Ekonomi
Pada hakekatnya tujuan yang hendak dicapai oleh lembaga ekonomi adalah
terpenuhinya kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidup masyarakat.
Fungsi dari lembaga ekonomi adalah:
• Memberi pedoman untuk mendapatkan bahan pangan
• Memberikan pedoman untuk melakukan pertukaran barang (barter)
• Memberi pedoman tentang harga jual beli barang
• Memberi pedoman untuk menggunakan tenaga kerja
• Memberikan pedoman tentang cara pengupahan
• Memberikan pedoman tentang cara pemutusan hubungan kerja
• Memberi identitas bagi masyarakat
4. Lembaga Agama
Lembaga agama adalah sistem keyakinan dan praktek keagamaan dalam
masyarakat yang telah dirumuskan dan dibakukan.
Fungsi lembaga agama adalah:
• Sebagai pedoman hidup.
• Sumber kebenaran.
• Pengatur tata cara hubungan manusia dengan manusia dan manusia dengan
Tuhan.
• Tuntutan prinsip benar dan salah.
• Pedoman pengungkapan perasaan kebersamaan di dalam agama diwajibkan
berbuat baik terhadap sesama.

6
• Pedoman keyakinan manusia berbuat baik selalu disertai dengan keyakinan
bahwa perbuatannya itu merupakan kewajiban dari Tuhan dan yakin bahwa
perbuatannya itu akan mendapat pahala, walaupun perbuatannya sekecil
apapun.
• Pedoman keberadaan yang pada hakikatnya makhluk hidup di dunia adalah
ciptaan Tuhan semata.
• Pengungkapan estetika manusia cenderung menyukai keindahan karena
keindahan merupakan bagian dari jiwa manusia.
• Pedoman untuk rekreasi dan hiburan. Dalam mencari kepuasan batin melalui
rekreasi dan hiburan, tidak melanggar kaidah-kaidah agama.
5. Lembaga Politik
Lembaga politik merupakan pranata yang menangani masalah administrasi dan tata
tertib umum demi tercapainya keamanan dan ketentraman masyarakat. Lembaga yang
merupakan pembantunya adalah seperti sistem hukum dan perundang-undangan,
kepolisian, angkatan bersenjata, kepegawaian, kepartaian, hubungan diplomatik.
Bentuk lembaga atau institusi politik yang mengkoordinasi segala kegiatan diatas
disebut negara.
Fungsi lembaga politik :
• Pelembagaan norma melalui Undang-Undang yang disampaikan oleh badan-
badan legislatif.
• Melaksanakan Undang-Undang yang telah disetujui.
• Menyelesaikan konflik yang terjadi diantara para warga masyarakat yang
bersangkutan.
• Menyelenggarakan pelayanan seperti perawatan kesehatan, pendidikan,
kesejahteraan dan seterusnya.
• Melindungi para warga masyarakat atau warga negara dari serangan bangsa
lain.
• Memelihara kesiapsiagaan/kewaspadaan menghadapi bahaya.

7
6. Lembaga Hukum
Salah satu unsur yang menentukan penegakan hukum yang berperan sebagai
penentu akhir terhadapt suatu konflik/perkara dan memiliki kewenangan dalam
memutuskan sengketa yang belum ada undang-undang yang mengaturnya.
Ciri-ciri lembaga hukum, yaitu :
• Memiliki kitab Undang-Undang yang menjadi pacuan.
• Timbangan sebagai lambang keadilan masyarakat.
Contoh lembaga hukum yang ada di Indonesia, yaitu :
• Mahkamah Konstitusi
• Mahkamah Agung
• Pengadilan Militer
• Pengadaan Militer Tinggi
• Pengadilan Militer Utama, dan lainnya.4

E. Fungsi Instansi Sosial

Menurut Soerjono Soekanto, institusi sosial memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Memberikan pedoman pada anggota-anggota masyarakat, bagaimana mereka harus


bersikap atau bertingkah laku dalam menghadapi masalah-masalah yang muncul atau
berkembang di lingkungan masyarakat, termasuk yang menyangkut hubungan
pemenuhan kebutuhan.
2. Menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan
3. Memberikan pengarahan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian
sosial, yaitu sistem pengawasan masyarakat terhadap anggota-anggotanya.5

4
Wiratno, Tri, and Riyadi Santosa. "Bahasa, Fungsi Bahasa, dan Konteks Sosial." Modul Pengantar Linguistik
Umum (2014), hlm 6
5
Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, 1987. hlm 238

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Institusi sosial atau lembaga sosial adalah suatu kebiasaan dan tata kelakuan yang
merupakan cara manusia bertingkah laku yang sudah mempunyai struktur dalam kehidupan
bermasyarakat. Institusi sosial atau lembaga sosial adalah suatu kompleks atau sistem
peraturan-peraturan dan adat-istiadat yang mana dalam hal ini adalah mempertahankan semua
yang berkaitan dengan nilai-nilai yang diangapnya penting.

Menurut Soerjono Soekanto fungsi institusi sosial ada 3, yaitu memberikan pedoman pada
anggota-anggota masyarakat, menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan, memberikan
pengarahan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial.

Institusi sosial terbagi menjadi 6 macam, yaitu lembaga keluarga, lembaga pendidikan,
lembaga ekonomi, lembaga agama, lembaga politik, dan lembaga hukum.

B. Saran

Kami selaku penulis sangat menyadari masih jauh dari sempurna dan tentunya banyak
sekali kekurangan dalam pembutan makalah ini. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya
kemampuan kami. Oleh karena itu, kami selaku pembuat makalah ini sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun. Kami juga mengharapkan makalah ini sangat
bermanfaat untuk kami, khususnya bagi pembaca.

9
Referensi

Arif Rohman, dkk, Sosiologi. Klaten. 2002

Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, 1987

Syani, Ahmad. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2002

Achidsti, Syfa Auliya. Kiai dan Pembangunan Institusi Sosial. Diss. Universitas Gadjah Mada,
2011.

Wiratno, Tri, and Riyadi Santosa. "Bahasa, Fungsi Bahasa, dan Konteks Sosial." Modul Pengantar
Linguistik Umum (2014): 1-19.

10

Anda mungkin juga menyukai