DI
S
U
S
U
N
OLEH :
Najwa Humaira
Nim : D1B123171
Kelas : C/2023
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia- Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah
Makalah ini dibuat untuk memenuhi kelengkapan nilai Ujian Akhir Semester mata
Oleh karena itu, saya mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya saya berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan terutama di mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
rakyat. Demokrasi juga dapat diartikan sebagai gagasan atau pandangan hidup yang
mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi
semua warga negara. Inti dari demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk
rakyat. Salah satu tonggak utama untuk mendukung sistem politik yang demokratis
berkaitan yang satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan, karena pada satu sisi
persamaan dan kesederajatan manusia, pada sisi yang lain negara hukum
manusia, tetapi hukum. Dalam tataran praksis, prinsip demokrasi atau kedaulatan
dalam negara yang berdasarkan atas hukum, dalam hal ini hukum harus dimaknai
sebagai kesatuan hirarkis tatanan norma hukum yang berpuncak pada konstitusi.
Hal ini berarti bahwa dalam suatu negara hukum menghendaki adanya supremasi
1
negara hukum, sekaligus merupakan pelaksanaan demokrasi karena konstitusi
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsepsi Demokrasi
dan lain sebagainya. Semua konsep ini memakai istilah demokrasi, yang menurut
asal kata berari “rakyat berkuasa” atau government or rule by the people (kata
penting atau arah kebijakan di balik keputusan secara langsung didasarkan pada
keputusan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa. Hal ini berarti
yang turut menentukan kehidupan mereka tersebut. Oleh karena itu, demokrasi
sebagai suatu gagasan politik di dalamnya terkandung 5 (lima) kriteria, yaitu:8 (1)
persamaan hak pilih dalam menentukan keputusan kolektif yang mengikat; (2)
partisipasi efektif, yaitu kesempatan yang sama bagi semua warga negara dalam
adanya peluang yang sama bagi setiap orang untuk memberikan penilaian terhadap
3
jalannya proses politik dan pemerintahan secara logis, (4) kontrol terakhir terhadap
agenda mana yang harus dan tidak harus diputuskan melalui proses pemerintahan,
termasuk mendelegasikan kekuasaan itu pada orang lain atau lembaga yang
sejalan dengan arus perkembangan sejarah. Mulai dari konsepsi negara hukum
rechtsstaat) hingga pada ide negara kemakmuran (welvarstaat) atau negara yang
verzorgingsstaat).
Ide negara hukum telah lama dikembangkan oleh para filsuf dari zaman
Yunani Kuno.Plato, pada awalnya dalam the Republic berpendapat bahwa adalah
kebaikan. Untuk itu kekuasaan harus dipegang oleh orang yang mengetahui
kebaikan, yaitu seorang filosof (the philosopher king). Namun dalam bukunya “the
Statesman” dan “the Law”, Plato menyatakan bahwa yang dapat diwujudkan adalah
bentuk paling baik kedua (the second best) yang menempatkan supremasi hukum.
4
pemerintahan oleh hukum. Senada dengan Plato, tujuan negara menurut Aristoteles
adalah untuk mencapai kehidupan yang paling baik (the best life possible) yang
kolektif warga negara (collective wisdom), sehingga peran warga negara diperlukan
dalam pembentukkannya.
dengan menggunakan istilah Jerman yaitu “rechtsstaat” antara lain oleh Immanuel
Kant, Paul Laband, Julius Stahl, Fichte, dan lain-lain. Sedangkan dalam tradisi
Anglo Amerika konsep negara hukum dikembangkan dengan sebutan “The Rule of
Law” yang dipelopori oleh A.V. Dicey. Selain itu, konsep negara hukum juga terkait
Konsep negara hukum yang disebut A.V. Dicey dan Stahl dapat dikatakan sebagai
konsep negara hukum generasi pertama yang menjadi pemikiran ahli hukum pada abad ke
19. Konsepsi negara hukum berdasarkan design yang dirancang dua ahli di atas telah
melahirkan negara hukum formil, dimana peranan pemerintah sangat sedikit dan sempit
politik, tetapi juga dibidang ekonomi yang dijalankan berdasarkan dalil laissez faire
(keadaan ekonomi negara akan sehat jika setiap manusia dibiarkan mengurus kepentingan
ekonominya masing-masing. Dari sisi politik ekonomi, tugas negara adalah melindungi
Berangkat dari berbagai dampak negatif yang timbul dari penerapan konsep negara
hukum formil yang hanya melindungi kepentingan sekelompok orang dalam sebuah negara
saja, maka pemikir-pemikir hukum abad dua puluh, akhirnya memikir ulang tentang
5
konsep negara ini. Pemikiran negara hukum abad 19 mulai digugat. Salah satunya
disampaikan oleh Wolfgang Friedman. Ia menyatakan bahwa dalam konsep negara hukum
itu, keadilan tidak serta-merta akan terwujudkan secara substantif.. Salah satu penyebabnya
bahwa prinsip negara hukum cenderung memperkecil peranan negara dalam mengurus
masalah sosial ekonomi. Prinsip bahwa pemerintahan dilarang campur tangan dalam
urusan sosial ekonomi warga negara yang dianut konsep negara hukum formil bergeser ke
arah sebuah gagasan baru. Gagasan tersebut adalah pemerintah harus bertanggung jawab
Dalam konteks ini, Profesor Utrecht membedakan antara Negara Hukum Formil
atau Negara Hukum Klasik, dan Negara Hukum Materil atau Negara Hukum Modern.
Negara Hukum Formil menyangkut pengertian hukum yang bersifat formil dan sempit,
yaitu dalam arti peraturan perundang-undangan tertulis. Sedangkan Negara Hukum Materil
mencakup pula pengertian keadilan di dalamnya.6 Gugatan terhadap konsep negara hukum
formil inilah kemudian yang melahirkan konsep negara hukum materil yang merupakan
generasi kedua dari konsep negara hukum, sebagai konsepsi negara hukum abad 20.
Dimana dalam konsep ini, negara hukum yang demokratis mesti juga mencakup dimensi
ekonomi dalam rangka mensejahterakan rakyat. Dimensi negara hukum materil ini
Dengan adanya perkembangan konsep negara hukum dari konsep negara hukum
formil pada abad 19 menuju konsep negara hukum meteril pada abad 20 dan 21, maka
konsep negara juga tidak saja untuk sekedar membatasi kekuasaan negara saja, melain juga
dapatdipenuhi, maka negara tersebut juga harus kuat. Dalam arti, tidak berada di bawah
6
intervensi dari kekuasaan apapun yang tidak menghendaki keberpihakan negara pada
melanggar hukum.
keputusan pengadilan.
Agak berbeda dengan Dicey, F. Julius Stahl menyatakan ada empat elemen
7
a. Perlindungan konstitusional. Artinya, selain menjamin hak individu,
e. Pendidikan kewarganegaraan.
beriringan sebagai dua sisi dari satu mata uang. Paham negara hukum yang
demokrasi, yaitu :
8
empiris terwujud dalam perilaku pemerintahan dan masyarakat yang
tersebut harus ada dan berlaku terlebih dulu atau mendahului perbuatan
didasarkan atas aturan atau rules and procedures.Agar hal ini tidak
dalam rangka menjalankan tugas yang dibebankan oleh peraturan yang sah.
4) Pembatasan Kekuasaan
9
untuk menghindari penyalahgunaan kekuasaan dan mengembangkan
bank sentral, organisasi tentara, kepolisian, dan kejaksaan. Selain itu, ada
oleh pemerintah.
secara luas yang harus bebas dan tidak memihak, namun keberadaannya
perlu disebutkan secara khusus. Dalam setiap negara hukum, harus terbuka
10
administrasi yang menjadi kompetensi peradilan tata usaha negara.
Keberadaan peradilan ini menjamin hak- hak warga negara yang dilanggar
administrasi negara.
mengurangi arti dan makna kebebasan dasar dan HAM. Maka jika di suatu
negara hak asasi manusia terabaikan atau pelanggaran HAM tidak dapat
diatasi secara adil, negara ini tidak dapat disebut sebagai negara hukum
11
10) Bersifat Demokratis (Democratische Rechtsstaat)
Rechtsstaat)
Cita-cita hukum itu sendiri, baik yang dilembagakan melalui gagasan negara
12
mekanisme kelembagaan demi menjamin kebenaran dan keadilan.
negara hukum (Rechtsstaat) adalah negara yang diidealkan oleh para pendiri
Pasal 1 Ayat (3) UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa Negara
Indonesia adalah negara hukum. Hal itu sesuai dengan alinea 4 Pembukaan
dan warga negara harus sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.Inilah
Di sisi lain, Pasal 1 Ayat (2) juga menyatakan bahwa kedaulatan berada
13
Indonesia yang berkedaulatan rakyat...” Berdasarkan prinsip kedaulatan
kehendak rakyat sehingga harus dijamin adanya peran serta dalam proses
demokrasi.
terkandung makna bahwa demokrasi diatur dan dibatasi oleh aturan hukum,
hak dan kebebasan, tetapi sekaligus mengakui bahwa secara fitrah manusia
itu juga adalah makhluk sosial yang tidak bisa menjadi manusiawi kalau
14
tidak hidup bersama manusia-manusia lain. Dalam konsep keseimbangan
yang memutlakkan hak dan kebebasan individu, tetapi juga bukan penganut
rechtsstaat. Sistem hukum Pancasila juga berbeda dari sistem hukum Anglo
Saxon yang hanya menekankan pada peranan yudisial, common law, dan
adalah negara hukum yang dicantumkan dalam Pasal 1 Ayat (3) UUD 1945
sebagai predikat, baik itu rechtsstaat maupun the rule of law. Perubahan
UUD 1945 juga mempertegas hak asasi yang bersifat individual, baik
sebagai manusia maupun sebagai warga negara, serta hak-hak kolektif warga
negara. Hak yang dijamin dalam UUD 1945 pasca perubahan juga tidak
hanya meliputi hak sipil dan politik, tetapi juga hak ekonomi, sosial dan
budaya.
15
menyelenggarakan peradilan, guna menegakkan hukum dan
Yudisial (KY).
negara hukum Indonesia diwarnai baik oleh konsep rechtsstaat maupun the
rule of law, baik negara hukum formal maupun negara hukum material, yang
main, koridor yang harus ditaati dan dijalankan bersama dalam implementasinya.
Demokrasi tanpa aturan yang dituangkan dalam hukum bisa menimbulkan anarki
dan kekacauan dalam satu negara. Demikian halnya dengan hukum tanpa adanya
demokrasi bisa saja akan mengarah pada hukum yang otoriter, tidak berpihak pada
kepentingan rakyat.
demokrasi. Negara hukum formal yang berkembang pada abad ke-19 dan negara
16
hukum material pada abad kc-20 seiring dengan adanya praktek demokrasi negara-
negara pada abad itu. Hukum diadakan untuk membatasi kekuasaan pemerintah
dalam bentuk konstitusi baik tertulis ataupun tidak tertulis. Timbulnya gagasan
negara hukum formal dimana negara bersifat pasif, selanjutnya negara hukum
Demokrasi merupakan sistem politik, jika kita sepakat dengan hal itu,
sistem demokrasi yang dianut suatu negara akan sangat mempengaruhi produk
sistem politik yang demokratis akan menghasilkan produk hukum yang berkarakter
hubungan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain dan saling
17
mempengaruhi, dimana dalam demokrasi harus ada hukum/negara hukum untuk
kepentingan rakyat.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Demokrasi dan negara hukum bagaikan dua sisi mata uang dimana yang
kerangaka acuan ataupun aturan- aturan hukum dalam suatu negara untuk
rakyat. Hukum tanpa demokrasi dapat mengarah pada hukum yang otoriter.
1945, Konstitusi RIS 1949, UUDS 1950 dan UUD 1945 kembali.
pakar hukum adalah konsep Negara Hukum Pancasila. Negara Hukum Pancasila
dan rule of law) dan negara hukum material yang berorientasi terwujudnya welfare
state. Nilai-nilai kekhasan Indonesia yakni sila- sila Pancasila merupakan ruh dari
19
B. Saran
Negara Hukum ini, semoga bisa menambah wawasan kita semua tentang
20
DAFTAR PUSTAKA
Moh. Mahfud MD, dalam Mahkamah Konstitusi dan Masa Depan Demokrasi
Indonesia, sebagaimana dikutip dari South-East Asian and Pacific
Conference of Jurist, The Dynamic Aspects of the rule of law
in the Modern Age.
Mahfud, M. D. “Hukum dan Pilar-Pilar Demokrasi.” Yogyakarta: Gama Media
1999.
Suhartini. Demokrasi dan Negara Hukum. Jurnal de june. Balikpapan.
21