Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kulia Hukum Tata Negara
Disusun Oleh :
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
ilmu – ilmu-Nya mengenai Al- Qur`an Yang Mulia untuk membantu dalam menafsirkan
tanda – tanda-Nya agar kita senantiasa bertambah keimanan serta kecintaan kepada-
Nya. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi SAW, yang telah membantu
dalam menafsirkan ayat – ayat Al- Quran melalui Asbabun – Nuzul yang telah disusun
oleh para ulama sejak Nabi SAW wafat.
Kami sebagai penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu mata
kuliah Hukum Tata Negara oleh bapak Drs. Abu Tamrin Sh, M.Humyang telah
memberikan tugas pembuatan makalah ini untuk memenuhi nilai tugas. Semoga ilmu
yang telah Bapak berikan bisa bermanfaat bagi kehidupan kami dikemudian hari dan
juga bisa berguna bagi orang – orang sekitar.
Ciputat, 2023
Penulis
(Kelompok 2 )
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demokrasi adalah salah satu sistem pemerintahan yang paling umum di dunia saat
ini. Ia mendasarkan kekuasaan politik pada rakyat dan memberikan warga negara
hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik. Namun, demokrasi
bukanlah satu-satunya sistem pemerintahan yang ada, dan sistem pemerintahan
negara dapat sangat bervariasi dari satu negara ke negara lainnya.
v
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Demokrasi ?
2. Apa saja Jenis-jenis dan Teori Demokrasi?
3. Bagaimana Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia ?
4. Apa itu Sistem Pemerintahan Negara dan Ada Apa saja di Dalamnya ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui apa Pengertian Demokrasi Menurut Para Ahli ataupun
Secara Umum
2. Untuk mengetahui apa saja Jenis-Jenis Demokrasi dan Ada Teori-teori Apa
Saja dalam Demokrasi
3. Untuk mengetahui bagaimana Swjarah Perkembangan demokrasi di Indonesia
dari awal hingga sekarang
4. Untuk mengetahui Apa dan Bagaimana Sistem Pemerintahan Negara
vi
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian demokrasi dapat dilihat dari tinjauan bahasa (epistemologis) dan istilah
(terminologis). Secara epistemologis “demokrasi” terdiri dari dua kata yang berasal
dari bahasa Yunani yaitu ”demos” yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat
dan “cretein” atau “cratos” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi secara
bahasa demos-cratein atau demos-cratos adalah keadaan Negara di mana dalam
sistem pemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi
berada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintah rakyat
dan oleh rakyat. hakikat demokrasi sebagai suatu sistem bermasyarakat dan
bernegara serta pemerintahan memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan di
tangan rakyat baik dalam penyelenggaraan berada di tangan rakyat mengandung
pengertian tiga hal, yaitu:
yang sah dan diakui (ligimate government) dimata rakyat. Sebaliknya ada
pemerintahan yang tidak sah dan tidak diakui (unligimate government).
Pemerintahan yang diakui adalah pemerintahan yang mendapat pengakuan dan
dukungan rakyat. Pentingnya legimintasi bagi suatu pemerintahan adalah pemerintah
dapat menjalankan roda birokrasi dan program- programnya.
menjalankan kekuasaan atas nama rakyat bukan atas dorongan sendiri. Pengawasan
yang dilakukan oleh rakyat (sosial control) dapat dilakukan secara langsung oleh
rakyat maupun tidak langsung (melalui DPR).
vii
c. Pemerintahan untuk rakyat (government for the people)
a. Demokrasi Normatif
adalah demokrasi yang secara ideal hendak dilakukan oleh sebuah Negara.
b. Demokrasi Empirik
viii
Berdasarkan sudut pandang ideologi, sistem politik demokrasi dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu demokrasi konstitusional atau demokrasi liberal dan
demokrasi rakyat.
1) Demokrasi konstitusional (demokrasi liberal) Dasar pelaksanaan demokrasi
konstitusional adalah kebebasan individu. Ciri khas pemerintahan demokrasi
konstitusional adalah kekuasaan pemerintahannya terbatas dan tidak
diperkenankan banyak campur tangan dan bertindak sewenang-wenang terhadap
warganya. Kekuasaan pemerintah dibatasi oleh konstitusi.
2) Demokrasi rakyat Demokrasi rakyat mencita-citakan kehidupan tanpa kelas
sosial dan tanpa kepemilikan pribadi. Demokrasi rakyat merupakan bentuk
khusus demokrasi yang memenuhi fungsi diktator proletar. Pada masa Perang
Dingin, sistem demokrasi rakyat berkembang di negara-negara Eropa Timur,
seperti Cekoslovakia, Polandia, Hungaria, Rumania, Bulgaria, Yugoslavia, dan
Tiongkok. Sistem politik demokrasi rakyat disebut juga “demokrasi proletar”
yang berhaluan Marxisme-komunisme.
b. Berdasarkan cara penyaluran kehendak rakyat
Berdasarkan cara penyaluran kehendak rakyat, sistem politik demokrasi dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu demokrasi langsung, demokrasi
perwakilan atau demokrasi representatif, dan demokrasi perwakilan sistem
referendum.
1) Demokrasi langsung Dalam sistem demokrasi langsung, rakyat secara
langsung mengemukakan kehendaknya dalam rapat yang dihadiri oleh
seluruh rakyat. Demokrasi ini dapat dijalankan apabila negara berpenduduk
sedikit dan berwilayah kecil. Sistem ini pernah berlaku di Negara Athena
pada zaman Yunani Kuno (abad IV SM).
2) Demokrasi perwakilan (demokrasi representatif) Di masa sekarang, bentuk
demokrasi yang dipilih adalah demokrasi perwakilan. Hal ini disebabkan
jumlah penduduk terus bertambah dan wilayahnya luas sehingga tidak
mungkin menerapkan sistem demokrasi langsung. Dalam demokrasi
perwakilan, rakyat menyalurkan kehendak dengan memilih wakil-wakilnya
untuk duduk dalam lembaga perwakilan (parlemen).
ix
3) Demokrasi perwakilan sistem referendum Demokrasi perwakilan dengan
sistem referendum merupakan gabungan antara demokrasi langsung dan
demokrasi perwakilan. Rakyat memilih wakil mereka untuk duduk dalam
lembaga perwakilan, tetapi lembaga perwakilan tersebut dikontrol oleh
pengaruh rakyat dengan sistem referendum dan inisiatif rakyat
1
Affan Akbar “Perkembangan Demokrasi Di Indonesia, Volume 1, Nomor 5, Juli 2023, h.630
2
Affan Akbar “Perkembangan Demokrasi Di Indonesia, Volume 1, Nomor 5, Juli 2023, h.631
x
B. Demokrasi Terpimpin (1959-1965) Selain demokrasi parlementer Bangsa
Indonesia ternyata juga pernah menganut demokrasi terpimpin yang dimulai pada
tahun 1959 dan berakhir pada tahun 1965 yang nantinya sekaligus presiden
Soekarno turun dari jabatannya. Pada era ini, Presiden Indonesia saat itu masih
diduduki oleh Soekarno ia mengusulkan konsep atau rancangan demokrasi
terpimpin sebagai alternatif untuk sistem demokrasi parlementer yang ada telah
dihapus sebelumnya. Rancangan demokrasi terpimpin presiden Soekarno ini
didasarkan pada sudut pandang politiknya yang mencakup nasionalisme, anti-
imperialisme, dan ketigaisme.3
3
Affan Akbar “Perkembangan Demokrasi Di Indonesia, Volume 1, Nomor 5, Juli 2023, h.632
4
Affan Akbar “Perkembangan Demokrasi Di Indonesia, Volume 1, Nomor 5, Juli 2023, h.633
xi
Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi konstitusional, yang dinyatakan dalam
pasal 1 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia 1945. Nilai-nilai yang terkandung
dalam Demokrasi Pancasila merupakan nilai adat dan kebudayaan dari masyarakat
Indonesia secara umum.
Demokrasi Pancasila juga diartikan sebagai demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan
negara Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila.
Dalam menganut asas demokrasi Pancasila, sistem pengorganisasian negara
dilakukan oleh rakyat sendiri atau dengan persetujuan rakyat, dimana keluhuran
manusia sebagai makhluk Tuhan dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan keamanan diakui, ditaati dan dijamin atas dasar kenegaraan Pancasila. 5
1. Sistem Presidensiil
Sistem presidensiil merupakan sistem pemerintahan yang terpusat pada
kekuasaan presiden sebagai kepala pemerintahan sekaligus sebagai Kepala
negara. Dalam sistem ini, badan eksekutif tidak bergantung pada badan
legislatif. Kedudukan badan eksekutif lebih kuat dalam menghadapi badan
legislatif. Keberadaan sistem presidensiil dinilai Jimly Asshiddiqie ada
5
Nur Rohim Yunus, “Aktualisasi Demokrasi Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara, Jurnal
Ilmu Pengetahuan Sosial, Volume 2, Nomor 2, November 2015, h.162
6
Moh. Mahfud M.D., Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2000), hlm.
74
7
Sri Soematri, “Kedudukan, Kewenangan, dan Fungsi Komisi Yudisial dalam Sistem Ketatanegaraan RI”
dalam Komisi Yudisial, Bungai Rampai Satu Tahun Komisi Yudisial RI, (Jakarta: Komisi Yudisial, 2006),
hlm. 24-25
xii
kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya adalah bahwa sistem
presidensiil
Lebih menjamin stabilitas pemerintahan, sedangkan kekurangannya, sistem
ini cenderung menempatkan eksekutif sebagai bagian kekuasaan yang sangat
berpengaruh karena kekuasaan cukup besar. Oleh karena itu, diperlukan
pengaturan konstitusional untuk mengurangi dampak negatif atau kelemahan
yang dibawa sejak lahir oleh sistem ini. Ada beberapa ciri dalam sistem
pemerintahan presidensil, diantaranya pertama, kepala Negara juga menjadi
kepala pemerintahan, kedua, pemerintah tidak bertanggung jawab kepada
parlemen, ketiga, menteri-menteri diangkat dan bertanggung jawab kepada
presiden, keempat, posisi eksekutif dan legislative sama-sama kuat. Menurut
Bagir Manan, sistem pemerintahan Presidensiil dapat dikatakan sebagai
dikatakan subsistem pemerintahan republik, karena memang hanya dapat
dijalankan dalam negara yang berbentuk republik. Ada beberapa prinsip
pokok dalam sistem pemerintahan Presidensiil, yaitu :
a. Terdapat pemisahan yang jelas antara kekuasaan eksekutif dan
legislatif, Presiden merupakan eksekutif tunggal dan kekuasaan
eksekutif tidak terbagi.
b. Kepala pemerintahan adalah sekaligus kepala negara,
c. Presiden mengangkat para menteri sebagai pembantu/bawahan yang
bertanggung jawab kepadanya,
d. Anggota parlemen tidak boleh menduduki jabatan eksekutif dan
sebaliknya,
e. alresiden tidak dapat membubarkan parlemen, dan
f. Pemerintah bertanggung jawab kepada rakyat.
2. Sistem Parlementer
Sistem pemerintahan parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan dimana
parlemen memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Dalam sistem ini,
parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat perdana menteri, demikian
xiii
juga parlemen dapat menjatuhkan pemerintahan yaitu dengan megeluarkan
mosi tidak percaya.8
Prinsip Parlemen
i. Rangkap Jabatan
Konstitusi nagara yang menganut sistem parlementer akan
menentukan bahwa mereka yang menduduki jabatan Menteri
harus merupakan anggota Parlemen.
xiv
atau Deadlock antar legislatif dan eksekutif yang umum terjadi
dalam sistem presidensial tidak ditoleransi dalam sistem
parlementer. Dalam sistem ini kemacetan dipecahkan dengan
mengubah keanggotaan dan perilaku salah satu/kedua belah
pihak (parlemen dan kabinet).
xv
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
xvi
DAFTAR PUSTAKA
xvii