Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KELOMPOK 2

Judul Demokrasi dan Sistem Pemerintahan Negara

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kulia Hukum Tata Negara

Dosen Pengampu : Drs. Abu Tamrin Sh, M.Hum

Disusun Oleh :

Qaisya Az Zahra ( 11220453000052)

Reyhan Ammarazka (11220453000046)

Syahda Aulia Putri (11220453000039)

Abdus Syakur (11220453000049)

Ksatria Dharma Aldzikri (11220453000082)

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH


JAKARTA
2023

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
ilmu – ilmu-Nya mengenai Al- Qur`an Yang Mulia untuk membantu dalam menafsirkan
tanda – tanda-Nya agar kita senantiasa bertambah keimanan serta kecintaan kepada-
Nya. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi SAW, yang telah membantu
dalam menafsirkan ayat – ayat Al- Quran melalui Asbabun – Nuzul yang telah disusun
oleh para ulama sejak Nabi SAW wafat.

Kami sebagai penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu mata
kuliah Hukum Tata Negara oleh bapak Drs. Abu Tamrin Sh, M.Humyang telah
memberikan tugas pembuatan makalah ini untuk memenuhi nilai tugas. Semoga ilmu
yang telah Bapak berikan bisa bermanfaat bagi kehidupan kami dikemudian hari dan
juga bisa berguna bagi orang – orang sekitar.

Ciputat, 2023

Penulis

(Kelompok 2 )

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ....................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian, Jenis, dan Teori Demokrasi.................................................................3
B. Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia....................................................5
C. Sistem Pemerintahan Negara..................................................................................7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demokrasi adalah salah satu sistem pemerintahan yang paling umum di dunia saat
ini. Ia mendasarkan kekuasaan politik pada rakyat dan memberikan warga negara
hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik. Namun, demokrasi
bukanlah satu-satunya sistem pemerintahan yang ada, dan sistem pemerintahan
negara dapat sangat bervariasi dari satu negara ke negara lainnya.

Sebelumnya, berbagai bentuk pemerintahan telah mendominasi sejarah manusia,


seperti monarki, oligarki, atau bentuk pemerintahan autoriter. Demokrasi adalah
konsep yang berkembang pesat pada abad ke-20, terutama setelah Perang Dunia II,
dengan penyebaran nilai-nilai demokrasi liberal dan kebebasan di berbagai belahan
dunia.

Penting untuk memahami bagaimana demokrasi bekerja dan bagaimana sistem


pemerintahan negara dapat mempengaruhi kehidupan warga negara. Dengan
pemahaman yang mendalam tentang demokrasi dan sistem pemerintahan negara, kita
dapat memahami tantangan dan peluang yang dihadapi oleh berbagai negara di era
kontemporer, serta bagaimana demokrasi dapat berkontribusi pada perkembangan
sosial, ekonomi, dan politik suatu negara.

Oleh karenannya, pemakalah akan memaparkan point-point tersebut dalam makalah,


hal tersebut pemakalah juga akan mendalami lebih lanjut dalam bentuk makalah ini
dengan judul: “DEMOKRASI DAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA ”

v
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Demokrasi ?
2. Apa saja Jenis-jenis dan Teori Demokrasi?
3. Bagaimana Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia ?
4. Apa itu Sistem Pemerintahan Negara dan Ada Apa saja di Dalamnya ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui apa Pengertian Demokrasi Menurut Para Ahli ataupun
Secara Umum
2. Untuk mengetahui apa saja Jenis-Jenis Demokrasi dan Ada Teori-teori Apa
Saja dalam Demokrasi
3. Untuk mengetahui bagaimana Swjarah Perkembangan demokrasi di Indonesia
dari awal hingga sekarang
4. Untuk mengetahui Apa dan Bagaimana Sistem Pemerintahan Negara

vi
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian, Jenis-jenis, dan Teori Demokrasi

A.1 Pengertian Demokrasi

Pengertian demokrasi dapat dilihat dari tinjauan bahasa (epistemologis) dan istilah
(terminologis). Secara epistemologis “demokrasi” terdiri dari dua kata yang berasal
dari bahasa Yunani yaitu ”demos” yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat
dan “cretein” atau “cratos” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi secara
bahasa demos-cratein atau demos-cratos adalah keadaan Negara di mana dalam
sistem pemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi
berada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintah rakyat
dan oleh rakyat. hakikat demokrasi sebagai suatu sistem bermasyarakat dan
bernegara serta pemerintahan memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan di
tangan rakyat baik dalam penyelenggaraan berada di tangan rakyat mengandung
pengertian tiga hal, yaitu:

a. Pemerintahan dari rakyat (government of the people)

Mengandung pengertian yang berhubungan dengan pemerintah

yang sah dan diakui (ligimate government) dimata rakyat. Sebaliknya ada
pemerintahan yang tidak sah dan tidak diakui (unligimate government).
Pemerintahan yang diakui adalah pemerintahan yang mendapat pengakuan dan
dukungan rakyat. Pentingnya legimintasi bagi suatu pemerintahan adalah pemerintah
dapat menjalankan roda birokrasi dan program- programnya.

b. Pemerintahan oleh rakyat (government by the people)

Pemerintahan oleh rakyat berarti bahwa suatu pemerintahan

menjalankan kekuasaan atas nama rakyat bukan atas dorongan sendiri. Pengawasan
yang dilakukan oleh rakyat (sosial control) dapat dilakukan secara langsung oleh
rakyat maupun tidak langsung (melalui DPR).

vii
c. Pemerintahan untuk rakyat (government for the people)

Mengandung pengertian bahwa kekuasaan yang diberikan oleh

rakyat kepada pemerintah dijalankan untuk kepentingan rakyat. Pemerintah


diharuskan menjamin adanya kebebasan seluas-luasnya kepada rakyat dalam
menyampaikan aspirasinya baik melalui media pers maupun secara langsung.
memaknai demokrasi dalam dua bentuk yaitu pemaknaan secara normatif
( demokrasi normatife) dan empirik ( demokrasi empirik):

a. Demokrasi Normatif

adalah demokrasi yang secara ideal hendak dilakukan oleh sebuah Negara.

b. Demokrasi Empirik

adalah demokrasi dalam perwujudannya pada dunia politik praktis.

Makna demokrasi sebagai dasar hidup bermasyarakat dan bernegara Makna


demokrasi sebagai dasar hidup bermasyarakat dan bernegara

mengandung pengertian bahwa rakyatlah yang memberikan ketentuan dalam


masalah-masalah mengenai kehidupannya, termasuk dalam menilai kebijakan
Negara, karena kebijakan Negara tersebut akan menentukan kehidupan rakyat.
Dengan demikian Negara yang menganut sistem demokrasi adalah Negara yang
diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat. Dari sudut organisasi,
demokrasi berarti pengorganisasian Negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri atau
atas persetujuan rakyat karena kedaulatan ditangan rakyat.

A.2 Jenis-jenis Demokrasi

Demokrasi telah menjadi sistem pemerintahan yang diidealkan. Banyak negara


menerapkan sistem politik demokrasi. Masing-masing negara menerapkan
sistem demokrasi dengan pemahaman masing-masing. Keanekaragaman
pemahaman tersebut dapat dirangkum ke dalam 2 sudut pandang, yaitu ideologi
dan cara penyaluran kehendak rakyat.
a. Berdasarkan ideologi

viii
Berdasarkan sudut pandang ideologi, sistem politik demokrasi dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu demokrasi konstitusional atau demokrasi liberal dan
demokrasi rakyat.
1) Demokrasi konstitusional (demokrasi liberal) Dasar pelaksanaan demokrasi
konstitusional adalah kebebasan individu. Ciri khas pemerintahan demokrasi
konstitusional adalah kekuasaan pemerintahannya terbatas dan tidak
diperkenankan banyak campur tangan dan bertindak sewenang-wenang terhadap
warganya. Kekuasaan pemerintah dibatasi oleh konstitusi.
2) Demokrasi rakyat Demokrasi rakyat mencita-citakan kehidupan tanpa kelas
sosial dan tanpa kepemilikan pribadi. Demokrasi rakyat merupakan bentuk
khusus demokrasi yang memenuhi fungsi diktator proletar. Pada masa Perang
Dingin, sistem demokrasi rakyat berkembang di negara-negara Eropa Timur,
seperti Cekoslovakia, Polandia, Hungaria, Rumania, Bulgaria, Yugoslavia, dan
Tiongkok. Sistem politik demokrasi rakyat disebut juga “demokrasi proletar”
yang berhaluan Marxisme-komunisme.
b. Berdasarkan cara penyaluran kehendak rakyat
Berdasarkan cara penyaluran kehendak rakyat, sistem politik demokrasi dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu demokrasi langsung, demokrasi
perwakilan atau demokrasi representatif, dan demokrasi perwakilan sistem
referendum.
1) Demokrasi langsung Dalam sistem demokrasi langsung, rakyat secara
langsung mengemukakan kehendaknya dalam rapat yang dihadiri oleh
seluruh rakyat. Demokrasi ini dapat dijalankan apabila negara berpenduduk
sedikit dan berwilayah kecil. Sistem ini pernah berlaku di Negara Athena
pada zaman Yunani Kuno (abad IV SM).
2) Demokrasi perwakilan (demokrasi representatif) Di masa sekarang, bentuk
demokrasi yang dipilih adalah demokrasi perwakilan. Hal ini disebabkan
jumlah penduduk terus bertambah dan wilayahnya luas sehingga tidak
mungkin menerapkan sistem demokrasi langsung. Dalam demokrasi
perwakilan, rakyat menyalurkan kehendak dengan memilih wakil-wakilnya
untuk duduk dalam lembaga perwakilan (parlemen).

ix
3) Demokrasi perwakilan sistem referendum Demokrasi perwakilan dengan
sistem referendum merupakan gabungan antara demokrasi langsung dan
demokrasi perwakilan. Rakyat memilih wakil mereka untuk duduk dalam
lembaga perwakilan, tetapi lembaga perwakilan tersebut dikontrol oleh
pengaruh rakyat dengan sistem referendum dan inisiatif rakyat

A.3 Teori-teori Demokrasi

a. Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia


Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan politik berada di
tangan rakyat. Dalam sistem demokrasi, keputusan politik dibuat melalui
pemilihan umum yang dilakukan secara adil dan bebas. Di bawah demokrasi, rakyat
memiliki hak untuk menyampaikan pendapat, berpartisipasi dalam proses
pengambilan keputusan, dan menentukan pemimpin mereka.1

A. Demokrasi Parlementer (1950-1959) Demokrasi parlementer di Indonesia


adalah periode dimana sistem demokrasi parlementer diterapkan setelah
proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945. Era ini ditandai dengan adanya
parlemen yang kuat, kabinet yang bertanggung jawab kepada parlemen, serta
pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat. Demokrasi parlementer termasuk pada
periode dalam sejarah politik Bangsa Indonesia ketika sistem pemerintahan negara
didasarkan dengan prinsip-prinsip demokrasi parlementer. Periode ini dimulai pada
kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 dan berlangsung hingga 1959.Pada awal
kemerdekaan, Indonesia mengadopsi sistem demokrasi parlementer yang
didasarkan pada model negara Belanda. Sistem ini mengakui kekuasaan legislatif
yang kuat dengan parlemen sebagai lembaga yang paling utama.2

1
Affan Akbar “Perkembangan Demokrasi Di Indonesia, Volume 1, Nomor 5, Juli 2023, h.630
2
Affan Akbar “Perkembangan Demokrasi Di Indonesia, Volume 1, Nomor 5, Juli 2023, h.631

x
B. Demokrasi Terpimpin (1959-1965) Selain demokrasi parlementer Bangsa
Indonesia ternyata juga pernah menganut demokrasi terpimpin yang dimulai pada
tahun 1959 dan berakhir pada tahun 1965 yang nantinya sekaligus presiden
Soekarno turun dari jabatannya. Pada era ini, Presiden Indonesia saat itu masih
diduduki oleh Soekarno ia mengusulkan konsep atau rancangan demokrasi
terpimpin sebagai alternatif untuk sistem demokrasi parlementer yang ada telah
dihapus sebelumnya. Rancangan demokrasi terpimpin presiden Soekarno ini
didasarkan pada sudut pandang politiknya yang mencakup nasionalisme, anti-
imperialisme, dan ketigaisme.3

Ia percaya bahwa sistem demokrasi parlementer yang telah diadopsi pada


sebelumnya tidak sesuai dengan kondisi dan situasi Bangsa Indonesia dan ia
mengusulkan demokrasi terpimpin sebagai penggantinya. Dalam demokrasi
terpimpin ini, kekuasaan tertinggi nantinya dipegang oleh eksekutif yang secara luas
dan terpusat pada presiden, dan parlemen memiliki sebuah peran yang lebih terbatas
dari demokrasi parlementer sebelumnya. Presiden juga memiliki kewenangan
yang cukup besar dalam mengambil keputusan politik tersebut serta nantinya
dapat mengendalikan arah pembangunan Bangsa Indonesia.

C. Demokrasi Pancasila (1965-Saat ini) Demokrasi pancasila adalah sistem


demokrasi yang berdasarkan serta sesuai dengan Bangsa Indonesia serta
berdasarkan pada dasar-dasar filsafat Pancasila, yang merupakan ideologi dasar
negara Indonesia. Demokrasi pancasila mengintegrasikan prinsip-prinsip
demokrasi dengan nilai-nilai Pancasila sebagai landasan dalam penyelenggaraan
negara dan pemerintahan. Prinsip-prinsip demokrasi dalam sistem demokrasi
pancasila mencakup pemilihan umum, kebebasan berpendapat, kebebasan
berserikat, kebebasan pers, serta pengakuan dan perlindungan hak asasi
manusia. Prinsip-prinsip ini memberikan warga negara Indonesia kesempatan
untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan politik dan
mempengaruhi arah pembangunan negara.4

3
Affan Akbar “Perkembangan Demokrasi Di Indonesia, Volume 1, Nomor 5, Juli 2023, h.632
4
Affan Akbar “Perkembangan Demokrasi Di Indonesia, Volume 1, Nomor 5, Juli 2023, h.633

xi
Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi konstitusional, yang dinyatakan dalam
pasal 1 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia 1945. Nilai-nilai yang terkandung
dalam Demokrasi Pancasila merupakan nilai adat dan kebudayaan dari masyarakat
Indonesia secara umum.
Demokrasi Pancasila juga diartikan sebagai demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan
negara Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila.
Dalam menganut asas demokrasi Pancasila, sistem pengorganisasian negara
dilakukan oleh rakyat sendiri atau dengan persetujuan rakyat, dimana keluhuran
manusia sebagai makhluk Tuhan dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan keamanan diakui, ditaati dan dijamin atas dasar kenegaraan Pancasila. 5

b. Sistem Pemerintahan Negara


Sistem pemerintahan negara adalah sistem hubungan dan tata kerja antara lembaga-
lembaga negara atau tiga poros kekuasaan, yakni eksekutif, legislatif, dan yudikatif. 6
Sistem pemerintahan berkaitan dengan mekanisme yang dilakukan pemerintah dalam
menjalankan tugasnya. Secara garis besar, sistem pemerintahan dibedakan dalam dua
macam, yaitu sistem pemerintahan presidensiil dan sistem pemerintahan parlementer.
Sementara Sri Soemantri menyebutkan sistem ketiga, yakni sistem pemerintahan
quasi. Sistem pemerintahan quasi ini diartikan sebagai sistem pemerintahan yang
mengandung unsur-unsur yang terdapat sistem presidensil maupun yang terdapat
dalam sistem pemerintahan parlementer.7

1. Sistem Presidensiil
Sistem presidensiil merupakan sistem pemerintahan yang terpusat pada
kekuasaan presiden sebagai kepala pemerintahan sekaligus sebagai Kepala
negara. Dalam sistem ini, badan eksekutif tidak bergantung pada badan
legislatif. Kedudukan badan eksekutif lebih kuat dalam menghadapi badan
legislatif. Keberadaan sistem presidensiil dinilai Jimly Asshiddiqie ada
5
Nur Rohim Yunus, “Aktualisasi Demokrasi Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara, Jurnal
Ilmu Pengetahuan Sosial, Volume 2, Nomor 2, November 2015, h.162
6
Moh. Mahfud M.D., Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2000), hlm.
74
7
Sri Soematri, “Kedudukan, Kewenangan, dan Fungsi Komisi Yudisial dalam Sistem Ketatanegaraan RI”
dalam Komisi Yudisial, Bungai Rampai Satu Tahun Komisi Yudisial RI, (Jakarta: Komisi Yudisial, 2006),
hlm. 24-25

xii
kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya adalah bahwa sistem
presidensiil
Lebih menjamin stabilitas pemerintahan, sedangkan kekurangannya, sistem
ini cenderung menempatkan eksekutif sebagai bagian kekuasaan yang sangat
berpengaruh karena kekuasaan cukup besar. Oleh karena itu, diperlukan
pengaturan konstitusional untuk mengurangi dampak negatif atau kelemahan
yang dibawa sejak lahir oleh sistem ini. Ada beberapa ciri dalam sistem
pemerintahan presidensil, diantaranya pertama, kepala Negara juga menjadi
kepala pemerintahan, kedua, pemerintah tidak bertanggung jawab kepada
parlemen, ketiga, menteri-menteri diangkat dan bertanggung jawab kepada
presiden, keempat, posisi eksekutif dan legislative sama-sama kuat. Menurut
Bagir Manan, sistem pemerintahan Presidensiil dapat dikatakan sebagai
dikatakan subsistem pemerintahan republik, karena memang hanya dapat
dijalankan dalam negara yang berbentuk republik. Ada beberapa prinsip
pokok dalam sistem pemerintahan Presidensiil, yaitu :
a. Terdapat pemisahan yang jelas antara kekuasaan eksekutif dan
legislatif, Presiden merupakan eksekutif tunggal dan kekuasaan
eksekutif tidak terbagi.
b. Kepala pemerintahan adalah sekaligus kepala negara,
c. Presiden mengangkat para menteri sebagai pembantu/bawahan yang
bertanggung jawab kepadanya,
d. Anggota parlemen tidak boleh menduduki jabatan eksekutif dan
sebaliknya,
e. alresiden tidak dapat membubarkan parlemen, dan
f. Pemerintah bertanggung jawab kepada rakyat.

2. Sistem Parlementer
Sistem pemerintahan parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan dimana
parlemen memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Dalam sistem ini,
parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat perdana menteri, demikian

xiii
juga parlemen dapat menjatuhkan pemerintahan yaitu dengan megeluarkan
mosi tidak percaya.8

Dalam sistem parlementer, jabatan kepala pemerintahan dan kepala negara


dipisahkan. Pada umumnya, jabatan kepala Negara dipegang oleh presiden,
raja, ratu atau sebutan lain dan jabatan kepala pemerintahan dipegang oleh
perdana menteri. Inggris, Belanda, Malaysia dan Thailand merupakan negara-
negara yang menggunakan sistem parlementer dengan bentuk kerajaan.
Sedangkan Jerman merupakan negara republik yang menggunakan sistem
parlementer dengan sebutan kanselir.

Ada beberapa karakteristik sistem pemerintahan parlementer diantaranya,


Pertama, peran kepala Negara hanya bersifat simbolis mempunyai pengaruh
politik yang sangat terbatas, meskipun kepala negara tersebut mungkin saja
seorang presiden, kedua, cabang kekuasaan eksekutif dipimpin seorang
perdana menteri atau kanselir yang dibantu oleh kabinet yang dapat dipilih
dan diberhentikan oleh parlemen, ketiga, parlemen dipilih melalui pemilu
yang waktunya bervariasi, dimana ditentukan oleh kepala negara berdasarkan
masukan dari perdana menteri atau kanselir.9

Prinsip Parlemen
i. Rangkap Jabatan
Konstitusi nagara yang menganut sistem parlementer akan
menentukan bahwa mereka yang menduduki jabatan Menteri
harus merupakan anggota Parlemen.

ii. Dominasi Resmi Parlemen


Parlemen Tidak saja membuat undang-undang baru, melainkan
juga memiliki kekuasaan untuk merevisi atau mencabut
undang-undang yang berlaku dan menentukan apakah sebuah
undang-undang bersifat konstitusional/tidak. Kemacetan kerja
8
Abdul Ghofar, Perbandingan Kekuasaan Presiden Indonesia, hlm 53.
9
Abdul Ghofar, Perbandingan Kekuasaan Presiden Indonesia, hlm 55

xiv
atau Deadlock antar legislatif dan eksekutif yang umum terjadi
dalam sistem presidensial tidak ditoleransi dalam sistem
parlementer. Dalam sistem ini kemacetan dipecahkan dengan
mengubah keanggotaan dan perilaku salah satu/kedua belah
pihak (parlemen dan kabinet).

xv
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

xvi
DAFTAR PUSTAKA

xvii

Anda mungkin juga menyukai