Anda di halaman 1dari 15

UTS NEGARA HUKUM DAN DEMOKRASI

MAKALAH TENTANG DEMOKRASI DAN HUBUNGANNYA


DENGAN NEGARA HUKUM

NAMA :
NPM :
KELAS :A
MATA KULIAH : NEGARA HUKUM & DEMOKRASI

T.A 2021/2022
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah untuk melengkapi tugas UTS dalam Mata Kuliah Negara Hukum dan
Demokrasi dengan Dosen Pengampu Kelas A yaitu Bapak Dr. H. Herman Gazali, S.E, S.H,
MBA, Jurusan Hukum Universitas Islam Riau.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT. Atas limpahan nikmat kesehatan-Nya,
sehingga Makalah “DEMOKRASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN NEGARA HUKUM”
dapat diselesaikan. Penulis berharap bahwa makalah yang membahas demokrasi ini dapat
menjadi referensi bagi publik agar dapat lebih mengetahui tentang-tentang informasi mengenai
demokrasi.

Penulis menyadari Makalah yang bertemakan Demokrasi dan Negara Hukum ini masih
perlu banyak penyempurnaan karena terdapat kesalahan dan kekurangan. Penulis terbuka
terhadap kritik dan saran pembaca agar Makalah ini dapat lebih baik dikemudian hari. Atas
kesalahan dan kekurangan yang ada pada Makalah ini, baik terkait penulisan maupun isi
pembahasan, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Atas saran dan kritik yang disampaikan,
kiranya ucapan terima kasih pun menjadi sangat layak penulis sampaikan dalam mengakhiri kata
pengantar ini.

Pekanbaru, 05 Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar isi

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penulisan

BAB II

Pembahasan

A. Pengertian Demokrasi
B. Konsep Demokrasi
C. Macam-Macam Demokrasi
D. Prinsip-Prinsip Demokrasi
E. Ciri-Ciri Pemerintah Demokrasi
F. Hubungan Demokras dengan Negara Hukum

BAB III

Kesimpulan

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demokrasi dan negara hukum adalah dua konsepsi mekanisme kekuasan dalam menjalankan
roda pemerintahan negara. Kedua konsepsi tersebut saling berkaitan yang satu sama lainnya
tidak dapat dipisahkan, karena pada satu sisi demokrasi memberikan landasan dan mekanisme
kekuasaan berdasarkan prinsip persamaan dan kesederajatan manusia, pada sisi yang lain negara
hukum memberikan patokan bahwa yang memerintah dalam suatu negara bukanlah manusia,
tetapi hukum.

Dalam tataran praksis, prinsip demokrasi atau kedaulatan rakyat dapat menjamin peran serta
masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, sehingga setiap peraturan perundang-
undangan yang diterapkan dan ditegakkan benar-benar mencerminkan perasaan keadilan
masyarakat. Sedangkan dalam negara yang berdasarkan atas hukum, dalam hal ini hukum harus
dimaknai sebagai kesatuan hirarkis tatanan norma hukum yang berpuncak pada konstitusi. Hal
ini berarti bahwa dalam suatu negara hukum menghendaki adanya supremasi konstitusi.
Supremasi konstitusi, di samping merupakan konsekuensi dari konsep negara hukum, sekaligus
merupakan pelaksanaan demokrasi karena konstitusi adalah wujud perjanjian sosial tertinggi

Oleh karena itu, hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku tidak boleh
ditetapkan secara sepihak oleh dan atau hanya untuk kepentingan penguasa. Hal ini bertentangan
dengan prinsip demokrasi, karena hukum tidak dimaksudkan hanya untuk menjamin kepentingan
beberapa orang yang berkuasa, melainkan menjamin kepentingan keadilan bagi semua orang
sehingga negara hukum yang dikembangkan bukan absolute rechtsstaat atau negara hukum yang
Absolut, tetapi Negara hukum Demokrasi

Dari penjelasan diatas terlihatlah bahwa demokrasi dan negara hukum ini selalu beriringan.
Demokrasi dalam kaitannya dengan hukum tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Dalam
perkembangannya pun, negara hukum selalu bersama-sama dengan demokrasi. Maka pada
makalah ini akan menjelaskan demokrasi dan hubungannya dengan Negara hukum.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan sebelumnya maka, permasalahan yang akan ditarik untuk dikaji
adalah:

1. Apa itu pengertian dari Demokrasi?


2. Bagaimana Konsep dari Demokrasi?
3. Apa saja Macam-Macam dari Demokrasi?
4. Bagaimana Prinsip-Prinsip dari demokrasi?
5. Apa saja Ciri-Ciri dari Pemerintahan yang Demokrasi?
6. Bagaimana Hubungan dari Demokrasi dan Negara hukum?

C. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk melengkapi tugas UTS Negara Hukum dan
Demokrasi sekaligus mengetahui tentang segala sesuatu mengenai demokrasi dan hubungannya
dengan Negara Hukum.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Demokrasi

Demokrasi merupakan paham dan sistem politik yang didasarkan pada doktrin “power of
the people”, yakni kekuasaan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Bahwa rakyat adalah
pemegang kedaulatan tertinggi dalam sistem pemerintahan. Pengertian demokrasi dapat
dilihat dari tinjauan bahasa (etimologis) dan istilah (terminologis). Secara etimologis
“demokrasi” terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu “demos” yang berarti
rakyat atau penduduk suatu tempat dan “cratein” atau “cratos” yang berarti kekuasaan atau
kedaulatan. Jadi secara bahasa demos-cratein atau demos-cratos (demokrasi) adalah keadaan
Negara di mana dalam sistem pemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat,
kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan
rakyat dan kekuasaan oleh rakyat. 1

Dalam hal ini, demokrasi juga dapat diartikan sebagai suatu bentuk atau pola
pemerintahan yang mengikutsertakan secara aktif semua anggota masyarakat dalam
keputusan yang diambil oleh mereka yang telah diberi wewenang. 2 Demokrasi didasarkan
pada prinsip kedaulatan rakyat yang mengandung pengertian bahwa semua manusia
mempunyai kebebasan dan kewajiban yang sama.

Selain itu, pengertian demokrasi secara istilah sebagaimana dikemukakan oleh para ahli
sebagai berikut:

1) Aristoteles

Demokrasi ialah suatu kebebasan atau prinsip demokrasi ialah kebebasan, karena
hanya melalui kebebasanlah setiap warga negara bisa saling berbagi kekuasaan di dalam
negaranya. Aristoteles mengatakan apabila seseorang hidup tanpa kebebasan dalam
memilih cara hidupnya, sama saja seperti budak.

1
Azyumardi Azra, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, Masyarakat Madani (Jakarta: ICCE UIN Jakarta, 2000), 110.
2
M.Taupan, Demokrasi Pancasila (Jakarta: Sinar Grafika, 1989), 21
2) Harris Soche
Menurut Harris Soche Demokrasi ialah suatu bentuk pemerintahan rakyat, karenanya
kekuasaan pemerintahan melekat pada rakyat juga merupakan HAM bagi rakyat untuk
mempertahankan, mengatur, dan melindungi diri dari setiap paksaan dalam suatu badan
yang diserahkan untuk memerintah.
3) Abraham Lincoln

Demokrasi menurut Abraham Lincoln ialah pemerintah dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat.

4) Joseph A. Schmeter

Menurut Joseph A. Schmeter, demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional


untuk mencapai keputusan politik di mana individu-individu memperoleh kekuasaan
untuk memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat

5) Henry B. Mayo

Henry menjelaskan dalam menjalankan sistem politik demokratis, pemerintahan yang


mengambil suatu kebijakan umum ditetapkan oleh kebanyakan dari wakil rakyat dan
diawasi secara efektif oleh masyarakat atau rakyat.

6) Charles Costello

Menurut Charles Costello Demokrasi adalah sistem sosial dan politik pemerintahan
diri dengan kekuasaan-kekuasaan pemerintah yang dibatasi hukum dan kebiasaan untuk
melindungi hak-hak perorangan warga negara.

7) Hans Kelsen

Menurut Hans Kelsen Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat.
Yang melaksanakan kekuasaannegara ialah wakil-wakil rakyat yang terpilih. Dimana
rakyat telah yakin, bahwa segala kehendak dan kepentingannya akan diperhatikan
didalam melaksanakan kekuasaan negara.

8) Sidney Hook
Menurut Sidney Hook Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-
keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak didasarkan pada
kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa

9) Mohammad Hatta

Menurut Mohammad Hatta Demokrasi sebagai sebuah pergeseran dan penggantian


kedaulatan raja menjadi kedaulatan rakyat.

B. Konsep Demokrasi

Demokrasi telah didiskusikan selama lebih kurang dua ribu ratus tahun yang lampau dan
sampai kini masih menjadi polemik menarik Perkembangan demokrasi sebagai wacana dan
praktik terus berjalan dinamis untuk menemukan pola-pola terbaiknya, menyesuaikan dengan
kekhasan karakter lokal di mana demokrasi dipraktikkan, dan mencari jalan keluar terbaik
atas masalah-masalah yang dihadapi. Pendek kata, demokrasi sampai kini belum berhenti
mencari bentuknya yang terbaik dan lebih cocok untuk semua manusia, semua kepentingan.

Literatur ilmu politik pada umumnya memberikan kensep dasar demokrasi. Apapun label
yang diberikan kepadanya, konsep demokrasi akan selalu merujuk pada pemerintahan oleh
rakyat. Implementasi konsep demokrasi pada tingkat nasional di dalam negara kebangsaan
yang berskala besar adalah bahwa tindakan-tindakan pemerintah itu pada umumnya tidak
dilakukan secara langsung oleh warga negara, melainkan secara tidak langsung melalui
wakil-wakil rakyat yang dipilih berdasarkan prinsip kebebasan dan kesamaan.

C. Macam-Macam Demokrasi
Demokrasi sendiri mempunyai beberapa varian, diantaranya yaitu:
1) Dilihat dari cara penyaluran kehendak rakyat
a) Demokrasi langsung (direct democracy)

Yaitu rakyat secara langsung dapat membicarakan dan menentukan suatu urusan
politik kenegaraan.

b) Demokrasi perwakilan atau tidak langsung (representative democracy)


Yaitu aspirasi rakyat disalurkan melalui wakil-wakilnya yang duduk di lembaga
perwakilan rakyat (parlemen).

c) Demokrasi sistem referendum

Yaitu rakyat memilih wakil-wakilnya yang duduk di parlemen tetapi dalam


melaksanakan tgasnya, parlemen dikontrol oleh rakyat melalui sistem referendum.

2) Dilihat dari dasar atau paham ideologi yang dianut


a) Demokrasi liberal

Yaitu paham demokrasi dengan menitikberatkan pada ideologi liberalis yang


cenderung pada kebebasan individu atau perseorangan.

b) Demokrasi rakyat atau proletariat (komunis)

Yaitu demokrasi yang cenderung kepada kepentingan umum (dalam hal negara ini)
sehingga hak-hak politik rakyat dan kepentingan perseorangan kurang diperhatikan.

c) Demokrasi pancasila

Merupakan ciri khusus demokrasi yang tidak hanya mencakup bidang politik saja,
melainkan juga bidang ekonomi, sosial, budaya, dan mewujudkan kesejahteraan rakyat.

3) Dilihat dari perkembangan paham


a) Demokrasi klasik : Yaitu paham demokrasi yang menitikberatkan pada pengertian
politik kekuasaan atau politik pemerintahan negara
b) Demokrasi modern : Yaitu paham demokrasi yang tidak hanya mencakup bidang
politik saja, melainkan juga bidang ekonomi, sosial, budaya dan menwujudkan
kesejahteraan rakyat.

4) Dilihat dari hubungan antara pemerintahan dengan rakyat


a) Demokrasi liberal : Dalam demokrasi ini pemerintah dibatsi oleh undang-undang dan
pemilihan umum yang bebas diselenggarakan dalam waktu yang tetap.
b) Demokrasi terpimpin : Dalam demokrasi ini terdapat keyakinan para pemimpin
bahwa semua tindakan mereka dipercaya oleh rakyat, tetapi menolak persaingan
dalam pemilihan umum untuk menduduki kekuasan.
c) Demokrasi sosial : Demokrasi ini menaruh kepeduliannya kepada keadaan sosial dan
egalitarianisme (paham persamaan) bagi persyaratan untuk memperoleh kepercayaan
politik.
d) Demokrasi partisipasi : Demokrasi yang menekankan hubungan timbal balik antara
penguasa atau pemimpin dengan yang dipimpin.
e) Demokrasi konstitusional : Demokrasi yang menekankan pada proteksi khusus bagi
kelompok-kelompok budaya dan menekankan kerja sama yang erat diantara elite
yang mewakili bagian budaya umum.

D. Prinsip-Prinsip Demokrasi

Prinsip-prinsip demokrasi, dapat ditinjau dari pendapat Almadudi yang kemudian dikenal
dengan “soko guru demokrasi”.3 Menurutnya, prinsip-prinsip demokrasi adalah sebagai
berikut:

a) Kedaulatan rakyat
Kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi. Dalam Negara demokrasi, pemilik kedaulatan
adalah rakyat bukan penguasa. Kekuasaan tertinggi ada pada rakyat. Kekuasaan yang
dimiliki oleh penguasa berasal dari rakyat
b) Pemerintahan didasarkan pada persetujuan rakyat
Prinsip ini menghendaki adanya pengawasan rakyat terhadap pemerintahan. Dalam
hal ini, penguasa Negaara tidak bisa dan tidak boleh menjalankan kehidupan Negara
berdasarkan kemauannya sendiri
c) Pemerintahan mayoritas dan perlindungan hak-hak minoritas
Prinsip ini menghendaki adanya keadilan dalam keputusan. Keputusan yang sesuai
dengan kehendak rakyat. Dalam kenyataan, kehendak rakyat bisa berbeda-beda
ataupun tidak sama. Dalam hal demikian, berlaku prinsip majority rule, maksudnya

3
Abul A’la al-Maududi. Khalifah dan Kerajaan (Bandung: Mizan, 1988), 19-31
keputusan diambil sesuai kehendak masyarakat rakyat. Namun, keputusan tersebut
harus menghormati hak-hak minoritas (minority rights)
d) Jamnian hak-hak asasi manusia
Prinsip ini menghendaki adanya jaminan hak-hak asasi. Jaminan tersebut dinyatakan
dalam konstitusi. Jaminan hak asasi iyu sekurang-kurangnya meliputi hak-hak dasar.
Hak-hak tersebut meliputi: hak mengemukakan pendapat, berekspresi, dan pers bebas
hak beragama, hak hidup, hak berserikat dan berkumpul, hak persamaan perlindungan
hukum, hak atas proses peradilan yang bebas. Namun demikian disini berlaku prinsip
hak asasi manusia harus senantiasa dikembangkan (diperbaiki, dipertajam, dan
ditambah hak-hak lainnya)
e) Pemilu yang bebas dan adil
Prinsip ini menghendaki adanya pergantian pimpinan pemerintahan secara damai dan
teratur. Hal ini penting untuk menjaga agar kedaulatan rakyat tidak di selewengkan.
Untuk itu diselenggarakan pemilihan umum (pemilu)
f) Persamaan di depan hukum
Prinsip ini menghendaki adanya persamaan politik. Maksudnya, secara hukum
(didepan hukum) setiap warga Negara mempunyai kesempatan yang sama untuk
berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan politik. Jadi, siapa saja memiliki
kesempatan yang sama untuk berpartisipasi. Itu berarti tidak boleh ada sikap
membeda-bedakan (diskriminasi), entah berdasarkan suku, ras, agama, antar
golongan maupun jenis kelamin.
g) Perlindungan hukum
Prinsip ini menghendaki adanya perlindungan hukum warga Negara dari tindakan
sewenang-wenang oleh Negara. Misalnya warga Negara tidak boleh ditangkap tanpa
alasan hukum yang jelas, warga Negara tidak boleh dipenjarakan tanpa melalui proses
hukum yang terbuka.
h) Pemerintahan dibatasi oleh konstitusi
Prinsip ini menghendaki adanya pembatasan kekuasaan pemerintah melalui hukum.
Pembatasan itu dituangkan dalam konstitusi. Selanjutnya itu menjadi dasar
penyelenggaraan Negara yang harus dipatuhi oleh pemerintah. Itulah sebabnya
pemerintahan demokrasi sering disebut “demokrasi konstitusional” dengan demikian,
pemerintahan demokrasi dijalankan sesuai prinsip supremasi hukum (the rule of law).
Itu berarti kebijakan Negara harus didasarkan pada hukum
i) Penghargaan pada keberagaman. Prinsip ini menghendaki agar tiap-tiap kelompok
sosial-budaya, ekonomi, ataupun politik diakui dan dijamin keberadaannya. Masing-
masing kelompok memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk berpartisipasi dalam
penyelenggaraaan kehidupan Negara.
j) Penghargaan terhadap nilai-nilai demokrasi. Prinsip ini menghendaki agar kehidupan
Negara senantiasa diwarnai oleh toleransi, kemanfaatan, kerja sama dan konsesus.
Toleransi berarti kesediaan untuk menahan diri, bersikap sabar, membiarkan dan
berhati lapang terhadap orang-orang yang berpandangan berbeda. Kemanfaatan
berarti demokrasi haruslah mendatangkan manfaat konkret, yaitu perbaikan
kehidupan rakyat. Kerja sama berarti semua pihak bersedia untuk menyumbangkan
kemampuan terbaiknya dalam mewujudkan cita-cita bersama. Kompromi berarti ada
komitmen untuk mencari titik temu diantara berbagai macam pandangan dan
perbedaan pendapat guna mencari pemecahan untuk kebaikan bersama.4

E. Ciri-Ciri Pemerintahan Demokrasi

Bahasa kata demokrasi pertama diperkenalkan pertama kali oleh Aristoteles sebagai suatu
bentuk pemerintahan, yaitu suatu pemerintahan yang menggariskan bahwa kekuasaan berada
ditangan banyak orang (rakyat). Dalam perkembangannya, demokrasi menjadi suatu tatanan
yang diterima dan dipakai oleh hampir seluruh Negara di dunia. 5 Ciri-ciri suatu pemerintahan
demokrasi adalah sebagai berikut:

a) Adanya keterlibatan warga Negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik,


baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan)
b) Adanya persamaan hak bagi seluruh warga Negara dalam segala bidang
c) Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga Negara
d) Adanya pemilan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga
perwakilan rakyat.

4
Azyumardi Azra, Demokrasi, Hak Asasi Manusia. Masyarakat Madani, 123-125
5
Budi Prayitno, Apakah Demokraasi itu? (Jakarta: LIPI, 1991), 4
F. Hubungan Demokrasi dengan Negara Hukum

Demokrasi dalam kaitannya dengan hukum tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain.
Demokrasi membutuhkan hukum dalam menentukan aturan main, koridor yang harus ditaati
dan dijalankan bersama dalam implementasinya. Demokrasi tanpa aturan yang dituangkan
dalam hukum bisa menimbulkan anarki dan kekacauan dalam satu negara. Demikian halnya
dengan hukum tanpa adanya demokrasi bisa saja akan mengarah pada hukum yang otoriter,
tidak berpihak pada kepentingan rakyat.

Dalam perkembangannya, negara hukum selalu bersama-sama dengan demokrasi. Negara


hukum formal yang berkembang pada abad ke-19 dan negara hukum material pada abad ke-
20 seiring dengan adanya praktek demokrasi negaranegara pada abad itu. Hukum diadakan
untuk membatasi kekuasaan pemerintah dalam bentuk konstitusi baik tertulis ataupun tidak
tertulis. Timbulnya gagasan negara hukum formal dimana negara bersifat pasif, selanjutnya
negara hukum material dimana negara dituntut untuk mengupayakan kesejahteraan rakyat,
sangat dipengaruhi oleh praktek demokrasi pada waktu itu.

Hubungan antara negara hukum dan demokrasi tidak dapat dipisahkan. Demokrasi tanpa
pengaturan hukum akan kehilangan bentuk arah, sedangkan hukum tampah demokrasi akan
kehilangan makna. Menurut Franz Magnis Suseno, “demokrasi yang bukan negara hukum
bukanlah demokrasi dalam arti sesungguhnya. Demokrasi merupakan cara paling aman untuk
mempertahankan kontrol atas negara hukum”. 6 Dengan demikian, negara hukum yang
bertopang dengan sistem demokrasi dapat disebut sebagai negara hukum demokratis
(democratische rechsstaat).7

Jadi disini dapat disimpulkan bahwa demokrasi dan hukum mempunyai hubungan yang
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain dan saling mempengaruhi, dimana dalam
demokrasi harus ada hukum/negara hukum untuk mencegah kesewenang-wenangan dan
dalam negara hukum juga memerlukan demokrasi agar hukum itu sendiri bersifat responsif
yang mengedepankan kepentingan rakyat.

BAB III
6
Franz Magnis Susesno, Mencari Sososk Demokrasi, Sebuah Telaah filosofis. Dikutip dari Ridwan HR , Hukum Administrasi Negara, Cetakan ke-
enam (Jakarta : Raja Rajawali Pers, 2001), hlm, 8.
7
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Cetakan keenam (Jakarta : Raja Rajawali Pers, 2001), hlm, 8.
KESIMPULAN

Demokrasi merupakan paham dan sistem politik yang didasarkan pada doktrin “power of
the people”, yakni kekuasaan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Bahwa rakyat adalah
pemegang kedaulatan tertinggi dalam sistem pemerintahan.

Demokrasi dan hukum mempunyai hubungan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan
yang lain dan saling mempengaruhi, dimana dalam demokrasi harus ada hukum/negara
hukum untuk mencegah kesewenang-wenangan dan dalam negara hukum juga memerlukan
demokrasi agar hukum itu sendiri bersifat responsif yang mengedepankan kepentingan
rakyat.
DAFTAR PUSTAKA

Sunarso. 2015. Membedah Demokras.Yogyakarta: UNY PRESS

Azra Azyumardi. 2000. Demokrasi, Hak Asasi Manusia, Masyarakat Madani. Jakarta:
ICCE UIN Jakarta

Ridwan HR, 2001. Hukum Administrasi Negara, Cetakan keenam. Jakarta : Raja
Rajawali Pers

Meli Yulita Sari (2020). Hubungan Negara Hukum dan Demokrasi. Diakses Pada tanggal
08 Desember 2021 dari
https://kumparan.com/meli1800024357/hubungan-demokrasi-dengan-negara-hukum-
indonesia-1uqlJWuumCo

Hamdan Wahyuddin. Diakses Pada Tanggal 05 Desember 2021


dari
.https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Demokrasi/t87zx-xl4lj_files/
OEBPS/Text/pembelajaran1.xhtml

Anda mungkin juga menyukai