Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
NAMA : *GLORIA SEPRIANDI SARAGIH
*THERESIA ANGEL LAURI BR PINEM
*BERLIANA DEBORA LASE
*HAYRANI PUTRI

KELAS : 1C D-III GIZI

DOSEN PEMBINGBING : KRISTA SURBAKTI, S.Pd, M.Si

POLTEKKES KEMENKES MEDAN

HAKHAK
DAN DAN
KEWAJIBAN WARGA
KEWAJIBAN NEGARA
WARGA
NEGARA

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,yang telah
memberikan rahmat dan Karunia-Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “HAK DAN KEWAJIBAN WARA NEGARA”.Guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Kewarganegaraan.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak lupa pula penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu khususnya
dari rekan-rekan sekelompok, berkat motivasi yang disertai kerja keras
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini,masih banyak
kekurangan dalam penyusunannya.Untuk itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan.Semoga makalah ini bermanfaat bagi
penulis dan pembaca umumnya.

Medan,02 Oktober 2020

DAFTAR ISI
Cover...............................................................................................................i

Kata Pengantar................................................................................................ii

Daftar Isi.........................................................................................................iii

BAB I (PENDAHULUAN)

A. Latar Belakang........................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................2

C. Tujuan Penelitian....................................................................................3

BAB II (PEMBAHASAN)

A. Pengertian Hak, Kewajiban, dan Warga Negara…………………………………4

B. Hak,kewajiban Negara/Pemerintah.............................................................5

C. Contoh Hak dan Kewajiban Warga Negara…..............................................6

D. Pasal – pasal yang bersangkutan………………………...................................7

E. Asas Kewarganegaraan……………………………………………………..……..….8

F. Kasus pelanggaran Hak dan Kewajiban Warga Negara.……………………….9

BAB III (PENUTUP)

A. Kesimpulan.................................................................................................10

B. Saran...........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
      
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga dalam
praktik harus dijalankan dengan seimbang. Hak merupakan segala sesuatu yang pantas
dan mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai anggota warga negara sejak masih
berada dalam kandungan, sedangkan kewajiban merupakan suatu keharusan/kewajiban
bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat
pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut. Jika hak dan
kewajiban tidak berjalan secara seimbang dalam praktik kehidupan, maka akan terjadi
suatu ketimpangan yang akan menimbulkan gejolak masyarakat dalam pelaksanaan
kehidupan individu baik dalam kehidupan bermasyarakat,  berbangsa, maupun
bernegara.
Dewasa ini sering terlihat ketimpangan antara hak dan kewajiban, terutama dalam
bidang lapangan pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak bagi setiap warga negara.
Lapangan pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak merupakan hal yang perlu
diperhatikan . Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 menjelaskan bahwa “ Tiap - tiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan “ . Secara garis
besar dapat dijelaskan bahwa pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak merupakan
hak untuk setiap warga negara sebagai salah satu tanda adanya perikemanusiaan

B.Rumusan Masalah
A. Apa pengertian Hak dan Kewajiban Warga Negara?
B. Menjelaskan Hak dan Kewajiban Negara/Pemerintah?
C. Contoh Hak dan Kewajiban Warga Negara?
D. Menjelaskan Pasal – pasal yang bersangkutan?
E. Menjelaskan Asas Kewarganegaraan?
F.Menejelaskan kasus pelanggaran Hak dan Kewajiban Warga negara

C.Tujuan
A. Agar dapat memahami pengertian Hak dan Kewajiban Warga Negara
B. Agar dapat mengetahui apa saja Hak dan Kewajiban Warga Negara
C. Agar dapat mengetahui Contoh – contoh Hak dan Kewajiban Warga negara
D. Agar Mengetahui Pasal – pasal yang bersangkutan dengan Hak dan Kewajiban
E. Agar mengetahui Asas Kewarganegaraan
F. Agar mengetahui Kasus pelanggaran Hak dan Kewajiban Warga Negara
G. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewarganegaraan
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Hak,Kewajiban dan Warga Negara


Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau
dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada
prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya..
Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi terjadi
pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa setiap warga negara memiliki
hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi pada kenyataannya
banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya.
Semua itu terjadi karena pemerintah dan para pejabat tinggi lebih banyak mendahulukan hak
daripada kewajiban. Padahal menjadi seorang pejabat itu tidak cukup hanya memiliki pangkat
akan tetapi mereka berkewajiban untuk memikirkan diri sendiri. Jika keadaannya seperti ini,
maka tidak ada keseimbangan antara hak dan kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada akan
terjadi kesenjangan sosial yang berkepanjangan.
Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara mengetahui posisi
diri kita sendiri. Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan kewajibannya. Seorang
pejabat atau pemerintah pun harus tahu akan hak dan kewajibannya. Seperti yang sudah
tercantum dalam hukum dan aturan-aturan yang berlaku. Jika hak dan kewajiban seimbang dan
terpenuhi, maka kehidupan masyarakat akan aman sejahtera. Hak dan kewajiban di Indonesia ini
tidak akan pernah seimbang. Apabila masyarakat tidak bergerak untuk merubahnya. Karena para
pejabat tidak akan pernah merubahnya, walaupun rakyat banyak menderita karena hal ini.
Mereka lebih memikirkan bagaimana mendapatkan materi daripada memikirkan rakyat, sampai
saat ini masih banyak rakyat yang belum mendapatkan haknya. Oleh karena itu, kita sebagai
warga negara yang berdemokrasi harus bangun dari mimpi kita yang buruk ini dan merubahnya
untuk mendapatkan hak-hak dan tak lupa melaksanakan kewajiban kita sebagai rakyat Indonesia.
Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang menetapkan bahwa hak
warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan
maupun tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat akan diatur dalam undang-undang. Pasal ini
mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat demokrasi. Pada para pejabat dan pemerintah
untuk bersiap-siap hidup setara dengan kita. Harus menjunjung bangsa Indonesia ini kepada
kehidupan yang lebih baik dan maju. Yaitu dengan menjalankan hak-hak dan kewajiban dengan
seimbang. Dengan memperhatikan rakyat-rakyat kecil yang selama ini kurang mendapat
kepedulian dan tidak mendapatkan hak-haknya.
Menurut para ahli Manusia menurut kodratnya, memiliki hak dan kewajiban atas sesuatu dalam
menjalani kehidupan sosialnya dengan manusia lain. Tidak seorang pun manusia yang tidak
mempunyai hak (Pasal 13 KUH Perdata), tetapi konsekuensinya bahwa orang lain pun memiliki
hak yang sama dengannya. Jadi “hak” pada pihak satu berakibat timbulnya “kewajiban” pada
pihak lain untuk menghormati hak tersebut. Seseorang tidak boleh menggunakan haknya secara
bebas, sehingga menimbulkan kerugian atau rasa tidak enak pada orang lain.
Misalnya, A berhak atas sebuah rumah karena ia pemiliknya, maka orang lain harus
menghormati hak A tersebut. Artinya, orang lain tidak boleh mengganggu kepemilikan A atas
rumahnya, karena hak A atas rumah tersebut dilindungi oleh hukum.
Untuk terjadinya “hak dan kewajiban”, diperlukan suatu “peristiwa” yang oleh hukum
dihubungkan segala sesuatu akibat. Artinya, hak seseorang terhadap sesuatu benda
mengakibatkan timbulnya kewajiban pada orang lain, yaitu menghormati dan tidak boleh
mengganggu hak tersebut.
Dapat kita simpulkan pengertian hak dan kewajiban secara umum. Hak itu memberikan
kenikmatan dan keleluasaan kepada individu dalam melaksanakannya, sedangkan kewajiban
merupakan pembatasan dan beban, sehingga yang menonjol ialah segi aktif dalam hubungan
hukum itu, yaitu hak. Kita lihat bahwa yang pada umumnya ditonjolkan adalah hak-hak asasi,
sedangkan mengenai kewajiban-kewajiban asasi dapatlah dikatakan tidak pernah disebut-sebut.
Hak-hak asasi seorang terdakwa selalu mendapat perhatian, selalu ditonjolkan, selalu
diperjuangkan, tetapi sebaliknya kewajiban asasinya terhadap masyarakat boleh dikatakan tidak
pernah disinggung.Berikut pendapat Para Ahli mengenai Hak dan Kewajiban Warga negara :

A.MENURUT PROF. DR. NOTONEGORO


Pengertian hak dan kewajiban warga negara menurut para ahli dimulai dari Prof. Dr.
Notonegoro. Beliau mengungkapkan bahwa hak adalah sebuah kuasa untuk menerima atau
melakukan suatu hal yang memang semestinya diterima atau dilakukan. Dalam hal ini, tidak bisa
dilakukan atau diterima oleh pihak yang lain.
Prof. Dr. Notogeoro menyatakan kewajiban sebagai sebuah beban memberikan suatu hal yang
sudah semestinya diberikan oleh pihak tertentu. Dalam hal ini tidak bisa diberikan oleh pihak
yang lain dan sifatnya bisa dituntut secara paksa jika tidak dipenuhi. Kewajiban juga diartikan
sebagai suatu hal yang harus dilakukan.
B.MENURUT CURZON
Curzon membagi hak menjadi 5 kelompok. Hak sempurna dapat dipaksakan melalui hukum.
Hak utama adalah hak yang diperluas hak-hak tambahan. Hak publik adalah hak yang dimiliki
masyarakat. Hak positif adalah hak melakukan perbuatan tertentu. Hak milik adalah hak yang
berhubungan dengan barang atau kedudukan.
Curzon juga membagi 5 kelompok kewajiban. Kewajiban mutlak yaitu kewajiban diri sendiri.
Kewajiban publik yaitu kewajiban mematuhi hak publik. Kewajiban positif yaitu kewajiban
menghendaki dilakukan sesuatu. Kewajiban umum yang berlaku untuk umum. Kewajiban primer
yang tidak timbul dari perbuatan melawan hukum.
C.MENURUT JOHN SALMOND
John Salmond membagi hak ke dalam 4 pengertian. Hak dalam arti sempit yaitu hak yang
berpasangan dengan kewajiban. Hak kemerdekaan yaitu hak kebebasan tanpa melanggar hukum.
Hak kekuasaan yaitu hak mengambil keputusan tanpa melanggar peraturan hukum. Hak
kekebalan yaitu hak dibebaskan dari kekuasaan orang lain.
D.MENURUT SOERJONO SOEKANTO
Soerjono Soekanto membedakan hak menjadi dua pengertian yaitu hak searah atau relatif dan
hak jamak arah atau absolut. Hak searah merupakan hak yang ada dalam hukum perjanjian
Contohnya adalah hak menagih yang artinya sudah ada perjanjian atau ikatan untuk ditagih.
Sementara itu hak jamak arah terdiri dari 4 jenis hak. Pertama, hak dalam hukum tata negara.
Kedua, hak kepribadian atas tubuh dan kebebasan. Ketiga, hak kekeluargaan atas suami, orang
tua, dan anak. Keempat, hak cipta dan hak atas merek atau paten.
E.MENURUT JOHN SALMOND
John Salmond membagi hak ke dalam 4 pengertian. Hak dalam arti sempit yaitu hak yang
berpasangan dengan kewajiban. Hak kemerdekaan yaitu hak kebebasan tanpa melanggar
hukum.Hak kekuasaan yaitu hak mengambil keputusan tanpa melanggar peraturan hukum. Hak
kekebalan yaitu hak dibebaskan dari kekuasaan orang lain.
F.MENURUT PROF. R. M. T. SUKAMTO NOTONAGORO
Kewajiban menurut Prof. R. M. T. Sukamto Notonagoro adalah sesuatu yang harus dilakukan
oleh pihak tertentu dan bisa dituntut paksa oleh orang yang berkepentingan. Kewajiban dapat
timbul karena keinginan dari diri sendiri dan orang lain. Kewajiban ini bisa muncul dari hak
yang dimiliki oleh orang lain.
Sementara itu menurut Prof. R. M. T. Sukamto Notonagoro hak adalah sebuah kuasa menerima
atau melakukan suatu hal yang memang semestinya diterima atau dilakukan. Dalam hal ini tidak
bisa dilakukan dan diterima oleh pihak lainnya. Hak dan kewajiban warga negara, keduanya bisa
dituntut paksa oleh yang bersangkutan.

Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah Negara tersebut
dan mengakui Pemerintahnya sendiri. Adapun pengertian penduduk menurut Kansil adalah
mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh peraturan negara yang
bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok (domisili) dalam wilayah negara
itu.
Pengertian warga negara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) adalah sebuah
penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya,
yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga dari negara itu. Sedangkan
menurut Dr. A.S. Hikam (2000), adalah anggota dari sebuah komunitas yang membentuk itu
sendiri.
Beberapa pengertian tentang warganegara juga diatur oleh UUD 1945, pasal 26 menyatakan : “
warga negara adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan undang-undang
sebagai warga negara”.
Pasal 1 UU No. 22/1958, dan UU Np. 12/2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia,
menekankan kepada peraturan yang menyatakan bahwa warga negara RI adalah orang yang
berdasarkan perundang-undangan dan atau perjanjian-perjanjian dan atau peraturan yang berlaku
sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga negara RI.
Warga negara dari suatu negara merupakan pendukung dan penanggung jawab kemajuan dan
kemunduran suatu negara. Oleh karena itu, seseorang yang menjadi anggota atau warga suatu
negara haruslah ditentukan oleh UU yang dibuat oleh negara tersebut. Sebelum negara
menentukan siapa yang menjadi warga negara, maka negara harus mengakui bahwa setiap orang
berhak memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya serta

berhak kembali sebagaimana diatur pasal 28 E ayat (1) UUD 1945. Pernyataan ini berarti bahwa
orang-orang yang tinggal dalam wilayah negara dapat diklasifikasikian menjadi :
A.Warga negara Indonesia, adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa
lain
yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
B.Penduduk, yaitu orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat sementara sesuai
dengan
visa (surat ijin untuk memasuki suatu negara dan tinggal sementara yang diberikan oleh
pejabat
suatu negara yang dituju) yang diberikan negara melalui kantor imigrasi.

B.Hak dan Kewajiban Negara / Pemerintah


  
Hak dan kewajiban negara adalah menggambarkan apa yang seharusnya diterima dan
dilakukan oleh negara atau pemerintah dalam melindungi dan menjamin kelangsungan
kehidupan negara serta terwujudnya cita-cita dan tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam
pembukaan UUD 1945.
Selain pengertian menurut ahli, hak dan kewajiban yang dimiliki oleh warga negara juga bisa
diartikan secara umum. Pemahaman hak dan kewajiban ini harus dimiliki oleh setiap warga
negara. Tujuannya adalah untuk memastikan semua warga negara bisa menghargai hak diri
sendiri dan orang lain serta melakukan kewajibannya.
Hak bisa dibagi menjadi dua yaitu hak umum atau hak alami dan hak khusus atau hak hukum.
Hak secara umum merupakan apa yang kita ketahui tentang suatu hak. Sementara itu hak secara
khusus merupakan hak yang sudah diatur oleh negara dalam ketentuan khusus dan memiliki
ikatan hukum.

1. Hak negara atau pemerintah adalah meliputi  :


A. Menciptakan peraturan dan UU untuk ketertiban dan keamanan.
B. Melakukan monopoli sumber daya yang menguasai hajat hidup orang banyak.
C.  Memaksa warga negara taat akan hukum yang berlaku.
2.  Kewajiban negara berdasarkan UUD 1945 :
A.  Melindungi wilayah dan warga negara.
B.  Memajukan kesejahteraan umum.
C.  Mencerdaskan kehidupan bangsa.
D.  Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
E.  Menjamin kemerdekaan penduduk memeluk agama.
F.   Membiayai pendidikan dasar.
G.  Menyelenggarakan sistem  pendidikan nasional.
H.  Memprioritaskan anggaran pendidikan minimal 20 % dari anggaran belanja negara dan
belanja
negara
I.   Memajukan pendidikan dan kebudayaan.
J.   Mengembangkan sistem jaminan sosial.
K.  Menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kebudayaan nasional.

Pasal 27 Ayat 2 Uud 1945 Dan Hubungan Dengan Warga Negara

Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi “ Tiap - tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan “ . Pasal tersebut menjelaskan bahwa setiap individu
sebagai anggota warga negara berhak untuk mendapatkan pekerjaan serta kehidupan yang layak
dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa , dan bernegara .
Lapangan pekerjaan merupakan sarana yang dibutuhkan guna menghasilkan pendapatan yang
akan digunakan dalam pemenuhan kehidupan yang layak . Penghidupan yang layak diartikan
sebagai kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar , seperti : pangan , sandang ,
dan papan .
Pada era globalisasi ini sering terlihat tingginya angka akan tuntutan hak tanpa diimbangi
dengan kewajiban . Disisi lain , masih terdapat pula hak yang kian tak bersambut dengan
kewajiban yang telah dilakukan . Kedua hal tersebut merupakan pemicu terjadinya ketimpangan
antara hak untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak dengan kewajiban yang
tak kunjung dilaksanakan .
Tingginya angka akan tuntutan hak tanpa diimbangi dengan kewajiban , pada umumnya
disebabkan oleh adanya sifat malas dan kurangnya kemampuan dalam suatu bidang pekerjaan .
Sifat malas tersebut dapat menghambat individu sebagai tenaga kerja untuk menjadi lebih
produktif dan inovatif yang menyebabkan tertundanya penghidupan yang layak , sedangkan
kurangnya kemampuan memicu pola pikir individu menjadi pesimistis yang menyebabkan
individu tidak dapat bergerak kearah tingkat kehidupan yang lebih layak .
Hak yang tak kunjung bersambut atas pelaksanaan kewajiban yang telah dilakukan , pada
umumnya disebabkan oleh kurangnya perhatian baik dari pihak pemerintah maupun swasta atas
upah yang tidak sesuai dengan pelaksanaan kewajiban yang telah dilakukan .
Hal tersebut, dapat memicu gejolak masyarakat atas terjadinya ketimpangan akan hak dengan
kewajiban. Gejolak masyarakat timbul akibat adanya rasa ketidakpuasan terhadap ketimpangan
tersebut yang menyebabkan timbulnya berbagai demo hingga mogok kerja . Fenomena tersebut
merupakan hal yang seharusnya tidak perlu dijumpai dalam kehidupan kewarganegaraan .

C.Contoh Hak dan Kewajiban Warga Negara

 HAK WARGA NEGARA


Pengertian Hak yaitu kuasa untuk melakukan atau menerima  sesuatu yang memang
semestinya diterima. Bisa dikatakan bahwa hak adalah hal yang selalu kita dapatkan sedangkan
orang lain tidak boleh merampasnya entah secara paksa maupun tidak. Secara umum, hak di
artikan sebagai apa-apa yang diperoleh dan adanya kebebasan dalam menggunakanya secara
mutlak menjadi milik atau kepunyaanya.
Berikut Hak warga Indonesia:

 Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. “Tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2).
 Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan. “setiap orang berhak untuk hidup serta
berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya”(pasal 28A).
 Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah
(pasal 28B ayat 1).
 Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
Berkembang”
 Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan
berhakmendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi
meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1).
 Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2).
 Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).
 Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak diperbudak. Hak
untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar
hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam
keadaan apa pun. (pasal 28I ayat 1).

 KEWAJIBAN WARGA NEGARA

Pengertian kewajiban yaitu sesuatu hal yang wajib dilakukan untuk mendapatkan wewenang atau
hak kita. Dapat dikatakan bahwa kewajiban menjadi sesuatu yang harus dilakukan karena sudah
mendapatkan wewenang atau hak.
Sebenarnya antara hak dan kewajiban harus dapat berjalan seirama dan satu kesatuan yang
berjalan bersama. Namun pada prakteknya, kewajiban harus dilakukan atau dilaksanakan terlebih
dahulu ketika Anda ingin mendapatkan hak yang sesuai di masa yang akan datang.

Berikut Kewajiban warga Indonesia:

 Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi "Segala
warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya".
 Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 yang
berbunyi, "Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara”.
 Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Di mana tertuang dalam Pasal 28J ayat
1 yang berbunyi," Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia orang lain".
 Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Tertuang
dalam Pasal 28J ayat 2 yang berbunyi menyatakan, “Dalam menjalankan hak dan
kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan
undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak
kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis".
 Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Tertuan dalam Pasal 30
ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan, “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”.

D.Pasal – pasal yang bersangkutan dengan Hak dan Kewajiban


Sebagai Warga Negara Indonesia kita tentu saja memiliki hak dan kewajiban sebagai warga
negara. Namun apakah kita semua tahu apa saja yang layak kita peroleh dan apa yang harus kita
lakukan sebagai warga negara? Sebagai landasan konstitusional dan sumber dari undang-undang
yang berlaku di Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945 memuat hak-hak dan kewajiban-
kewajiaban dasar kita sebagai warga negara.

Berikut adalah hak dan kewajiban warga negara berdasarkan UUD 1945 :

1. Pembukaan UUD 1945 – Hak warga negara untuk merdeka dan bebas dari penjajahan. Hal
ini tercantum jelas dalam pembukaan UUD 1945 karena Indonesia mendukung penghapusan
penjajahan di dunia yang tidak berkeperimanusaan dan berperikeadilan.

2. Pasal 6 ayat 1 UUD 1945 – Hak warga negara untuk menjadi presiden dan wakil presiden.
Setiap warga negara Indonesia berhak untuk menjadi presiden dan wakil presiden yang
pelaksanaanya diatur lebih lanjut dalam undang undang. ( baca : syarat menjadi presiden dan
wakil presiden)

3. Pasal 23A UUD 1945 – Kewajiban negara membayar pajak terhadap negara. Negara berhak
untuk memungut pajak dan pungutan resmi lainnya kepada warga negara sesuai dengan undang-
undang yang berlaku di Indonesia. Tentu saja warga harus membayar pajak ini.

4. Pasal 27 ayat 1 UUD 1945 – Hak warga negara untuk memiliki kedudukan sama dalam
hukum. Tidak ada warga negara yang memiliki afiliasi berbeda terhadap hukum yang berlaku.
Hukum berlaku bagi semua warga negara tanpa kecuali.

5. Pasal 27 ayat 1 UUD 1945 – Kewajiban warga negara untuk menjunjung tinggi hukum. Di
samping mendapatkan kedudukan yang sama, warga negara wajib untuk mematuhi hukum yang
berlaku di Indonesia.

6. Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 – Hak warga negara untuk mendapatkan penghidupan yang layak.
Setiap warga negara berhak untuk hidup secara layak di Indonesia dan mengusahakan suatu
usaha untuk mencapai tujuan tersebut.
7. Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 – Hak warga negara untuk mendapatkan pekerjaan. Warga negara
berhak untuk mendapatkan pekerjaan guna memenuhi kebutuhannya. Secara spesifik, syarat
tentang pekerjaan ini diatur dalam undang-undang tenaga kerja.

8. Pasal 27 ayat 3 UUD 1945 – Hak warga negara dalam usaha pembelaan negara. Warga
negara Indonesia berhak untuk mencintai dan membela tanah airnya apabila ada gangguan
terhadap keutuhan dan kestabilan negara Indonesia.

9. Pasal 27 ayat 3 UUD 1945 – Kewajiban warga negara dalam upaya pembelaan negara. Di
lain pihak, maka warga negara wajib membela negara bila terjadi suatu instabilitas dalam
penyelenggaraan ini. Dengan ada atau tidaknya gangguan, warga negara wajib mencintai tanah
airnya.

10. Pasal 28 UUD 1945 – Hak warga negara untuk berserikat dan berkumpul. Warga negara
berhak membentuk organisasi, serikat, partai, lembaga, dan sebagainya untuk berbagai tujuan
yang sesuai dengan undang-undang.

11. Pasal 28 UUD 1945 – Hak warga negara untuk mengeluarkan pendapat. Warga negara
berhak mengeluarkan pendapat baik lisan maupun tulisan secara langsung maupun perwakilan
namun diatur dalam undang-undang.

12. Pasal 28A UUD 1945 – Hak warga negara untuk hidup. Warga negara berhak untuk hidup di
Indonesia dan mempertahankan kehidupannya.

13. Pasal 28B ayat 1 UUD 1945 – Hak warga negara untuk menikah. Setiap warga negara
berhak untuk membentuk suatu keluarga dan memiliki keturunan.

14. Pasal 28B ayat 2 UUD 1945 – Hak warga negara untuk tumbuh dan berkembang. Anak-
anak berhak untuk tumbuh dan berkembang menjadi orang dewasa demi kelangsungan hidupnya.

15. Pasal 28B ayat 2 UUD 1945 – Hak warga negara untuk bebas dari kekerasan. Lebih lanjut,
perkembangan anak-anak harus bebas dari kekerasan dan diskriminasi.

16. Pasal 28C ayat 1 UUD 1945 – Hak warga negara untuk mengembangkan diri. Setiap warga
negara berhak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya demi kesejahteraan dengan cara
mengembangkan dirinya.

17. Pasal 28C ayat 1 UUD 1945 – Hak warga negara untuk mendapatkan manfaat dari ilmu
pengetahuan. Setiap warga negara yang mendapatkan pengetahuan berhak untuk mendapatkan
manfaat dari ilmu, teknologi, seni, dan budaya dari apa yang telah dipelajarinya dan
mengaplikasikannya untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

18. Pasal 28C ayat 2 UUD 1945 – Hak warga negara untuk memperjuangkan haknya. Hak-hak
warga negara dihimpun secara kolektif untuk kemajuan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
19. Pasal 28D ayat 1 UUD 1945 – Hak warga negara untuk mendapatkan hukum yang adil.
Selain berkedudukan sama di depan hukum, setiap warga negara berhak atas pengakuan,
jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil.

20. Pasal 28D ayat 2 UUD 1945 – Hak warga negara untuk mendapatkan imbalan atas
pekerjaannya. Warga negara yang bekerja berhak untuk mendapatkan imbalan yang adil dan
layak atas apa yang dikerjakannya.

21. Pasal 28D ayat 3 UUD 1945 – Hak warga negara untuk memperoleh kesempatan dalam
pemerintahan. Setiap wara negara berhak untuk ikut serta dalam proses pemerintahan yang diatur
dalam undang-undang.

22. Pasal 28D ayat 4 UUD 1945 – Hak warga negara atas status kewarganegaraan. Setiap warga
negara Indonesia berhak untuk memiliki status warga negara Indonesia.

23. Pasal 28E ayat 1 UUD 1945 – Hak warga negara untuk memilih kewarganegaraan dan
tempat tinggal. Namun demikian, setiap warga negara diberi kebebasan untuk memilih
kewarganegaraan, tempat tinggal di Indonesia maupun di luar Indonesia. Warga negara berhak
untuk meninggalkan Indonesia dan setelahnya kembali ke Indonesia.

24. Pasal 28E ayat 2 UUD 1945 – Hak warga negara untuk meyakini kepercayaannya. Dalam
meyakini kepercayaanya, warga negara berhak untuk menyatakan pikiran dan sikap sesuai hati
nuraninya.

25. Pasal 28F UUD 1945 – Hak warga negara untuk berkomunikasi. Warga negara berhak untuk
berkomunikasi satu sama lain dengan berbagai moda dan bertukar informasi.

E.Asas Kewarganegaraan
Setip negara memiliki asas kewarganegaraannya masing-masing, tak terkecuali juga di
Indonesia. Secara umum, arti dari kewarganegaraan adalah keikut sertaan menjadi keanggotaan
yang menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dengan warga negara, sedangkan warga
negara adalah penduduk sebuah negara atau bangsa yang berdasarkan keturunan, tempat
kelahiran, dan sebagainya mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga negara
dari negara itu. Di Indonesia terdapat landasan hukum yang menaungi warga negara, yaitu tertera
dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia
pasal 1 angka (1) pengertian warga negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan. Penduduk suatu negara juga dibedakan menjadi
warga negara dan warga negara asing. Warga negara adalah mereka yang secara hukum
merupakan anggota suatu negara. Adapun warga negara asing adalah mereka yang belum
menjadi warga negara. Jika mereka ingin menjadi warga negara, mereka harus melalui proses
yang disebut naturalisasi. Kewarganegaraan terbagi menajdi dua, yaitu yuridis dan sosiologis.
Kewarganegaraan dalam arti yuridis ditandai dengan adanya ikatan hukum antara orang-orang
dengan negara. Adanya ikatan hukum itu menimbulkan akibat-akibat hukum tertentu, yaitu
orang tersebut berada di bawah kekuasaan negara yang bersangkutan. Tanda dari adanya ikatan
hukum tersebut antara lain akta kelahiran, surat pernyataan, dan bukti kewarganegaraan.
Berikutnya, kewarganegaraan dalam arti sosiologis tidak ditandai dengan ikatan hukum. Akan
tetapi ditandai dengan ikatan emosional, seperti ikatan perasaan, ikatan keturunan, ikatan nasib,
ikatan sejarah, dan ikatan tanah air. Dengan kata lain, ikatan ini lahir dari penghayatan warga
negara yang bersangkutan.

Berdasarkan undang-undang nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik


Indonesia dinyatakan bahwa Indonesia dalam penentuan kewarganegaraan menganut empat asas
berikut ini, yaitu:

1.Asas Sanguinis (Asas Law of The Blood)


Seperti yangs sudah dijelaskan bahwa asas ini menetapkan kewarganegaraan seseorang
berdasarkan keturunannya. Jika salah satu orangtuanya mempunyai kewarganegaraan Indonesia,
menurut pernikahan yang sah, maka orang tersebut kelak bisa mendapatkan kewarganegaraan
Indonesia. Asas ini memberikan ruang terhadap semua pernikahan campur antara dua negara,
agar anaknya dapat menjadi warga negara Indonesia. Nantinya, cara mengajukan
kewarganegaraan sesuai syarat menjadi warga negara Indonesia yang berlaku
2.Asas Ius Soli (Asas Law the Soil)
Indonesia juga menganut asas ius soli. Asas ini menetapkan kewarganegaraan berdasarkan
tempat kelahiran dan berlaku terbatas pada kewarganegaraan anak-anak. Jika ada seseorang
dilahirkan di Indonesia, maka orang tersebut dapat menjadi warganegara Indonesia suatu saat
sesuai keinginan. Begitu pula dengan pasangan warga negara Indonesia yang melahirkan anak di
luar negeri, maka berdasarkan kelahiran, anaknya dapat disebut sebagai warga negara asing.
3.Asas Tunggal
Asas yang memastikan bahwa setiap warga negara Indonesia tidak boleh mempunyai dua
kewarganegaraan. Jika seorang lahir di luar negeri dari pasangan Indonesia, maka dia hanya
boleh memilih satu kewarganegaraan. Setelah dewasa, harus memilih warga negara mana yang
diinginkan. Jadi, dalam undang-undang tidak mengenal kewarganegaraan ganda atau bipatride.
Bagi Indonesia, nasionalisme seseorang harus ditunjukkan dengan kewarganegaraannya. Jangan
sampai suatu saat ada konflik kepentingan, karena dua kewarganegaraan yang dimiliki.
Perbedaan kewarganegaraan tunggal dan kewarganegaraan ganda akan terlihat dari sisi
nasionalisme warga negara.
4.Ganda Terbatas
Kewarganegaraan Ganda Terbatas adalah asas pengecualian pada prinsip Kewarganegaraan
Tunggal, di mana warga negara tidak harus melepas kewarganegaran lainya. Umumnya
pengecualian ini diberikan kepada anak yang belum dewasa hasil perkawinan campuran antara
warga negara dengan orang asing.

Adapun untuk menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara, digunakan 2 kriterium, yaitu:

1.Kriteri kelahiran.
Berdasarkan kriterium ini, masih dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:
A.Kriteria kelahiran menurut asas keibubapaan atau disebut pula Ius Sanguinis. Di dalam asas
ini,seseorang memperoleh kewarganegaraan suatu negara berdasarkan asas kewarganegaraan
orang tuanya, di manapun ia dilahirkan.
B.Kriteria kelahiran menurut asas tempat kelahiran atau Ius Soli. Di dalam asas ini, seseorang
memperoleh kewarganeraannya berdasarkan negara tempat di mana dia dilahirkan, meskipun
orang tuanya bukan warga negara dari negara tersebut.

Kedua prinsip kewarganegaraan ini digunakan secara bersama dengan mengutamakan salah satu,
tetapi tanpa meniadakan yang satu. Konflik antara Ius Soli dan Ius Sanguinis akan menyebabkan
terjadinya kewarganegaraan rangkap (bi-patride) atau tidak mempunya kewarganegaraan sama
sekali (a-patride). Berhubungan dengan itu, maka untuk menentukan kewarga negaraan
seseorang digunakan 2 stelsel kewarganegaraan (di samping kedua asas di atas), yaitu stelsel
aktif dan stelsel pasif. Pelaksanaan kedua stelselo ini kita bedakan dalam:
 Hak Opsi : ialah hak untuk memiliki kewarganegaraan (pelaksanaan stelsel aktif);
 Hak Reputasi, ialah hak untuk menolak kewarganegaraan (pelaksana stelsel pasif).

2.Naturalisasi atau pewarganegaraan


Adalah suatu proses hukum yang menyebabkan seseorang dengan syarat-syarat tertentu
mempunyai kewarganeraan negara lain.

Pelaksanaan selanjutnya dari pasal 26 UUD 1945 ini diatur dalam UU nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, yang pasal 1-nya menyebutkan: Warga Negara
Republik Indonesia adalah:
 Orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan dan/atau perjanjian-perjanjian
dan/atau peraturan-peraturan yang berlaku sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sudah
warga negara Republik Indonesia.
 Orang yang pada waktu lahirnya mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan
ayahnya, seorang warga negara RI, dengan pengertian bahwa kewarganegaraan karena RI
tersebut dimulai sejak adanya hubungan hukum kekeluargaan ini diadakan sebelum orang
itu berumur 18 tahun, atau sebelum ia kawin pada usia di bawah umur 18 tahun.
 Anak yang lahir dalam 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia, apabila ayah itu pada
waktu meninggal dunia warga negara RI.
 Orang yang pada waktu lahirnya ibunya warga negara RI, apabila ia pada waktu itu tidak
mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya.
 Orang yang pada waktu lahirnya ibunya warga negara RI, jika ayahnya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau selama tidak diketahui kewarganegaraan ayahnya.
 Orang yang lahir di dalam wilayah RI selama kedua orang tuanya tidak diketahui.
 Seseorang yang diketemukan di dalam wilayah RI selama tidak diketahui kedua orang
tuanya.
 Orang yang lahir di dalam wilayah RI, jika kedua orang tuanya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau selama kewarganegaraan kedua orang tuanya tidak diketahui.

Selanjutnya di dalam Penjelasan Umum UU No. 62 Tahun 1958 ini dikatakan bahwa
kewarganegaraan RI diperoleh:
 Karena kelahiran;
 Karena pengangkatan;
 Karena dikabulkan permohonan;
 Karena pewarganegaraan;
 Karena atau sebagai akibat dari perkawinan
 Karena turut ayah/ibunya;
 Karena pernyataan.

Selanjutnya di dalam Penjelasan Pasal 1 UU Nomor 62 Tahun ini disebutkan: b, c, d, dan e.


Sudah selayaknya keturunan warga negara RI adalah WNI. Sebagaimana telah diterangkan di
atas dalam bab I huruf a yang menentukan status anak ialah ayahnya. Apabila tidak ada
hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya atau apabila ayahnya tidak mempunyai
kewarganegaraan ataupun (selama) tidak diketahui kewarganegaraannya, maka barulah ibunya
yang menentukan status anak itu. Hubungan hukum kekeluargaan antara ibu dan anak selalu
mengadakan hukum secara yuridis. Anak baru turut kewarganegaraan ayahnya, setelah ayah itu
mengadakan hubungan hukum kekeluargaan dan apabila hubungan hukum itu baru diadakan
setelah anak itu menjadi dewasa, maka ia tidak turut kewarganegaraan ayahnya. Menjalankan ius
soli supaya orang-orang yang lahir di Indonesia tidak ada yang tanpa kewarganegaraan.

F.Kasus Pelanggaran Hak dan Kewajiban Warga Negara

Pengertian Pengingkaran Kewajiban:


Penetapan hak warga negara adalah hal mutlak yang harus mendapat perhatian khusus dari
negara sebagai jaminan di junjung tingginya sila ke-5 yaitu “Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia”. Pengakuan Hak sebagai warga negara indonesia dalam konsepnya
mendorong terciptanya suatu masyarakat yang tertata baik. Namun dalam praktik atau
kenyataannya hak warga negara justru hanya dijadikan slogan pemerintah untuk menarik simpati
warga negara dan diajak untuk “bermimpi” bisa mendapatkan pengakuan akan hak – hak
tersebut secara utuh. Misalnya saja hak warga negara untuk mendapatkan penghidupan yang
layak. Tentunya jika melihat kondisi rakyat di negara Indonesia ini, hal itu hanya menjadi impian
semata. Pengakuan hak hanya untuk warga negara yang mampu membeli hak – hak tersebut
dengan uang, jabatan dan kekuasaan. Sedangkan untuk rakyat yang kurang beruntung
kehidupannya hanya bisa menunggu kapan mereka diperhatikan kesejahteraannya atau
menunggu berubahnya kebijakan pemerintah yang lebih memihak kepada mereka.
Memang didalam pelaksanaannya ada kecenderungan lebih mengutamakan hak – hak dari pada
kewajiban – kewajiban asasi warga negara. Ada kecenderungan menuntut hak – hak yang
berlebihan sehingga merugikan orang lain.penuntutan hak – hak yang berlebih – lebihan atau
tanpa batas akan merugikan orang lain yang memiliki hak yang sama. Oleh sebab itu,
pelaksanaan hak – hak warga negara perlu dibatasi, akan tetapi tidak dihilangkan atau
dihapuskan.
Tidak melaksanakannya sebuah tanggungjawab yang seharusnya dilakukan seseorang, seperti
pengimgkaran kewajiban di sebuah negara, mestinya kita sebagai warga negara mempunyai
kewajiban-kewajiban seperti: Membayar pajak (telah ditapkan di UUD), kewajiban mematuhi
peraturan lalu lintas, dan masih banyak lagi.

Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan oleh manusia sebagai tanggung jawab dengan
perannya masing-masing. Karena itu, manusia mempunyai banyak kewajiban seperti kewajiban
terhadap Tuhannya, kewajiban terhadap orangtua, kewajiban terhadap keluarga, kewajiban
terhadap sekolah, kewajiban terhadap lingkungannya, masyarakat, dan kewajiban terhadap
negara. Kewajiban terhadap negara ini yang kemudian disebut sebagai kewajiban warga negara.
Tidak banyak orang yang memperhatikan kewajibannya. Padahal ini harus ditunaikan, sebelum
seseorang menerima dan mempertanyakan haknya. Terbalik, kita lebih mengenal hak warga
negara daripada kewajiban warga negara, hak asasi manusia daripada kewajiban asasi manusia.
Kewajiban warga negara ini tersusun atas kewajiban asasi manusia.
Kasus Pengingkaran Kewajiban Warga Negara di Indonesia

Negara akan dapat berjalan dengan baik bila warga negaranya mendukung. Ada beberapa hal
yang merupakan kewajiban dari warga negara dan sebaliknya ada beberapa hal yang menjadi
kewajiban dari negara. Demikian pula dengan hak, ada beberapa hal yang menjadi hak dari
negara dan demikian pula ada beberapa hak yang menjadi hak dari warga negara. Penjaminan
hak dan kewajiban antara negara dan warga negara terdapat dalam konstitusi negara, dalam hal
ini UUD 1945. UUD 1945 adalah konstitusi Republik Indonesia.
Pelaksanaan Hak dan kewajiban yang tidak seimbang, berimbang dan berat sebelah
menimbulkan pertikaian, konflik, permusuhan dan kekerasan. Nyatanya, didalam pelaksanaan
hak dan kewajiban negara terhadap hak-hak dasar warga negara tidak selalu berjalan dengan
mulus. Masih sering kita temui pelanggaran yang terjadi, terlebih didalam pelaksanan kewajiban
negara terhadap pelaksanaan hak-hak dasar warga negara. Berikut beberapa contoh pelanggaran
pelaksanaan hak dan kewajiban negara terhadap hak-hak dasar warga negara :

1.Tidak membayar pajak

Tidak atau menghindari membayar pajak berarti pengingkaran kewajiban warga negara terhadap
pasal 23 ayat 2 UUD 1945,”segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan undang-undang”.
Pengingkaran terhadap pajak hampir dilakukan oleh seluruh warga negara, mulai dari pajak
kendaraan, pajak bumi dan bangunan, pajak penghasilan, pajak penjualan, dan lain-lain.
Mengapa kita wajib membayar pajak? Karena pajak merupakan salah satu sumber baya
pembangunan dan kita menikmati hasilnya. Misalnya, jalan raya yang dibuat dengan segala
fasilitasnya, itu dibiayai salah satunya oleh pajak kendaraan, pajak bangunan, dan lain-lain.

2. Tidak mentaati peraturan lalu lintas

Setiap warga negara mempunyai kewajiban mentaati peraturan lalu lintas, baik sebagai pejalan
kaki, pengendara bermotor, dan pengguna jalan lain. Contoh perbuatan yang tidak menaati
peraturan lalu lintas adalah tidak mempunyai surat kendaraan yang lengkap, parkir di sembarang
tempat, melanggar lampu merah, dan lain-lain. Perbuatan-perbuatan tersebut selain melanggar
UU Lalu Lintas juga melanggar kewajiban menghormati hak orang lain. Apalagi bila
pelanggaran diikuti dengan membahayakan orang lain, maka seseorang melanggar hak asasi
orang lain.

3. Merusak fasilitas umum

Merusak fasilitas umum berarti pengingkaran terhadap kewajiban warga negara terhadap
lingkungan dan alam sekitar. Padahal, lingkungan dan alam sekitar tersebut bermanfaat bagi
manusia. Contoh fasilitas umum yang sering kali dirusak, telepon umum, mencoret-coret halte,
merusak kendaraan umum, padahal kalau rusak akan merugikan diri sendiri yang menggunakan
fasilitas tersebut.

4. Membuang sampah sembarangan

Membuang sampah sembarangan berarti pengingkaran terhadap kewajiban warga negara


terhadap lingkungan dan alam sekitar. Membuang sampah sembarangan mengakibatkan
lingkungan kotor dan bau, bahkan sampai banjir, maka kita sendiri yang rugi dan merugikan
orang lain. Terlebih merugikan masyarakat secara keseluruhan.Dan dampakmya adalah terhadap
kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara.Merugikan orang lain juga artinya
mengingkari kewajiban warga negara terhadap orang lain

5. Korupsi

Korupsi merupakan salah satu perilaku yang mencerminkan ketidakjujuran. Perilaku ini, dapat
merugikan rakyat dan negara hingga trilyunan rupiah. Itu artinya seseorang mengingkari banyak
kewajibannya sebagai warga negara. Kewajiban tersebut antara lain kewajiban menghormati
orang lain, membela negara, dan ikut serta dalam mencapai tujuan pembangunan nasional.
Dengan demikian, sungguh banyak kesalahan dan dosa orang yang melakukan korupsi

6. Tidak ikut serta dalam pembelaan negara

Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara”, demikian bunyi pasal 30 ayat 1 UUD 1945. Artinya tiap warga negara wajib ikut serta
dalam bentuk-bentuk usaha pembelaan negara sesuai perannya masing-masing.

Contoh pelanggaran atau pengingkaran kewajiban negara terhadap pembelaan negara, adalah
seorang pelajar yang tidak bersungguh-sungguh dalam melaksanakan suatu tugas dan
kewajibannya sebagai pelajar yang baik dan dan bahkan menimbulkan perkelahian dan
kekacauan di masyarakat, dalam hal ini secara lebih luas seorang warga negara yang tidak mau
tahu dengan lingkungannya dan negaranya atau berbuat / melakukan tindakan yang memecah
belah Bangsa Indonesia.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai
anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan. Kewajiban adalah segala sesuatu
yang dianggap sebagai suatu keharusan / kewajiban untuk dilaksanakan oleh individu sebagai
anggota warga negara guna mendapatkan hak yang pantas untuk didapat . Warga Negara adalah
penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah Negara tersebut dan mengakui
Pemerintahnya sendiri. Adapun pengertian penduduk menurut Kansil adalah mereka yang telah
memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh peraturan negara yang bersangkutan,
diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok (domisili) dalam wilayah negara itu.
*Hak negara atau pemerintah adalah meliputi :
1.Menciptakan peraturan dan UU untuk ketertiban dan keamanan.
2.Melakukan monopoli sumber daya yang menguasai hajat hidup orang banyak.
3.Memaksa warga negara taat akan hukum yang berlaku.
*Kewajiban negara berdasarkan UUD 1945 :
1.Melindungi wilayah dan warga negara.
2.Memajukan kesejahteraan umum.
3.Mencerdaskan kehidupan bangsa

B.Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya
mahasiswa-mahasiswi Universitas Poltekkes Kemenkes Medan makalah ini masih jauh dari
kata.Dan sebaiknya pengetahuan akan Hak dan Kewajiban Warga Negara lebih
ditingkatkan.Saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangatlah diharapkan demi
kelengkapan isi dari makalaha ini,atas semua kami ucapkan terimaksih
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan. 2004. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma.


Sadjiman, Djunaedi. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Daerah :Tanpa Nama Penerbit.
Sumarsono, dkk. 2006. Pendidikan kewarganegaraan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Sunarto, agung Hartono; Perkembangan Peserta Didik, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2002
Panut Panuju, Ida Umami ; Psikologi Remaja, PT. Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta, 1999

Anda mungkin juga menyukai