Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“ THAHARAH DAN SHALAT ”

Disusun Oleh:

KELOMPOK 2

Kunthy Ley Leana (105361100220)

Nursalma (105361100620)

Mata Kuliah:

AIK IV

Dosen Pengampuh :

Dr. Amirah, S.Ag., M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan walaupun dalam bentuk yang
sederhana. Tak lupa shalawat dan salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi yang telah
membawa manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.

Makalah ini yang berjudul “ Thaharah dan Shalat ” Merupakan tugas mata kuliah
AIK IV. Makalah ini merupakan inovasi pembelajaran untuk memahami mata kuliah tersebut
secara mendalam, semoga makalah ini dapat berguna untuk mahasiswa pada umumnya.

Akhirnya penulis menyadari, bahwa tak ada gading yang tak retak, tak ada manusia
yang luput dari salah dan dosa. Karena itulah siklus kehidupan manusia yang penuh warna
kekurangan, kekhilafan dan kelemahan. Begitupula dalam penulisan karya tulis ini. Penulis
mengharapkan kemaklumannya jika dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan
dari segi cara penulisan, tata bahasa maupun dari isi mutu penulisan. Oleh karena itu, segala
kritik dan saran yang sangat membangun sangat diharapkan oleh penulis demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Makassar , 23 April 2022

Penulis

Kelompok II

ii
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan Masalah...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Thaharah............................................................................................................3
a. Pengertian Thaharah....................................................................................3
b. Tata Cara Thaharah.....................................................................................3
c. Macam Macam Alat Thaharah ...................................................................6
B. Shalat.................................................................................................................6
a. Pengertian Shalat.........................................................................................7
b. Macam Macam Shalat.................................................................................7
c. Tata Cara Shalat ..........................................................................................10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.........................................................................................................17
B. Saran ..................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Thaharah merupakan miftah (alat pembuka) pintu untuk memasuki ibadah shalat. Tanpa
thaharah pintu tersebut tidak akan terbuka. Artinya tanpa thaharah, ibadah shalat, baik yang
fardhu maupun yang sunnah, tidak sah.Karena fungsinya sebagai alat pembuka pintu shalat,
maka setiap muslim yang akan melakukan shalat tidak saja harus mengerti thaharah
melainkan juga harus mengetahui dan terampil melaksanakannya sehingga thaharahnya itu
sendiri terhitung sah menurut ajaran ibadah syar’iah.

Dalam kehidupan umat islam masyarakat meyakini dan mengetahui bahwa shalat
merupakan perintah yang harus di lakukan atau di anjurkan oleh ummat islam itu sendiri.
Didalam pelaksanaan sholat ada beberapa hal yang harus di lakukan seseorang yang hendak
melaksanakan sholat seperti mempunyai wudu suci tempatnya atau pakaiyannya karna kedua
hal tersebut merupakan salah satu dari syarat shalat sehingga ketika seseorang melakukan
shalat dan keduanya ditinggalkan maka hal tersebut dapat membatalkan shalat seseorang
karena ketika salah satu shahnya shalat di tinggalkan maka secara langsung shalatnya itu
tidak di terima oleh Tuhan, baik itu shalat yang wajib ataupun shalat sunnah, yang keduanya
itu pernah di lakukan/dipraktekkan oleh Nabi Muhammad SAW sehingga sampai sekarang
hal itu dilakukan secara berkesinambungan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengerrian dari Thaharah ?
2. Bagaimana tata cara Thaharah ?
3. Macam-macam alat Thaharah ?
4. Apakah pengertian dari Shalat ?
5. Macam macam shalat ?
6. Bagaiman tata cara shalat ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian dari Thaharah
2. Mengetahui bagaimana tata cara Thaharah
3. Mengetahui macam-macam alat Thaharah
4. Mengetahui pengertian dari Shalat

1
5. Mengetahui macam macam shalat
6. Mengetahui bagaiman tata cara shalat

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Thaharah & Tata Cara Bersuci


a. Pengertian Thaharah

Di dalam Islam, mensucikan diri dikenal dengan sebutan thaharah yang secara bahasa
berarti bersuci. Sedangkan menurut istilah, thaharah adalah membersihkan diri, pakaian,
benda-benda lain dari najis dan hadas menggunakan cara yang sesuai dengan syariat
Islam.Kedudukan bersuci di dalam hukum Islam termasuk amalan yang harus
dilaksankan. Sebab, salah satu syarat sah salat adalah suci dari hadas dan najis.

Hukum thaharah adalah wajib, sebagaimana telah disampaikan oleh Allah SWT melalui
firman-Nya:

"Hai orang-orang beriman, apabila kalian hendak melaksanakan salat, maka basuhlah
muka dan tangan kalian sampai siku, dan sapulah kepala kalian, kemudian basuh kaki
sampai kedua mata kaki." (Al-Maidah:6).

Pelaksanaan thaharah terbagi menjadi dua, yakni:

1. Thaharah Ma'nawiyah

Thaharah ma'nawiyah adalah membersihkan diri dari kotoran batin berupa dosa dan
penyakit hati seperti iri, dengki, takabur, dan lain-lain. Cara membersihkannya dengan
melakukan taubatan nashoha yaitu memohon ampun dan berjanji tidak akan
mengulanginya.

2. Thaharah Hissiyah
Thaharah hissiyah adalah membersihkan bagian tubuh yang terkena najis maupun
hadas. Untuk membersihkan dari najis dan hadas ini, bisa dilakukan dengan
berwudhu, mandi wajib, serta tayamum (bila dalam kondisi tidak ada air).
b. Tata Cara Thaharah

Adapaun tata cara yang harus dilakukan seseorang saat ingin mensucikan diri atau
thaharah, meliputi:

1. Mandi Wajib

3
Istilah mandi wajib dalam thaharah yaitu mengalirkan air ke seluruh tubuh dari ujung
kepala hingga kaki. Mandi wajib ini harus dibarengi dengan membaca niat berikut ini:

‫ث اَْأل ْكبَ ِر ِمنَ ْالِجنَابَ ِة فَرْ ضًا هلِل ِ تَ َعالَى‬


ِ ‫ْت ْال ُغس َْل لِ َر ْف ِع ْال َح َد‬
ُ ‫ن ََوي‬

Nawaitul ghusla liraf'il-hadatsil-akbari fardhal lillaahi ta'aala

Artinya: "Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari janabah, fardhu
karena Allah ta'ala."

(Himpunan Putusan Tarjih) bila kamu berjinabat karena mengeluarkan air mani, atau
bertemunya kedua persunatan, atau kamu hendak mengahdiri shalat jum’ah atau kamu
baru lepas dari haid atau nifas, maka hendaklah kamu mandi dan mulailah sengan
membasuh (mencuci) kedua tangan mu dengan ikhlas niyatmu karena Tuhan Allah,
lalu basulah (cucilah) kemaluanmu dengan tangan kirimu dan gosoklah tanganmu pad
tanah atau apa yang menjadi penggantinya, lalu berwudlulah, kemudian ambillah air
dan masukanlah jari-jari mu pada pokok rambut dengan sedikit wangi- wangian,
sesudah dilepaskan rambutnya. Dan mulailah pasa sisi yang kanan, lalu tuangkan air
ke atas kepalamu tiga kali, lalu ratakanlah atas badanmu, semuanya, serta di gosok
kemudian basulah (cucilah) kedua kakimu dengan mendahulukan yang kanan
daripada yang kiri, dan janganlah berlebh-lebihan dalam menggunakan air.

2. Berwudhu

Thaharah dengan berwudhu digunakan untuk menghilangkan hadas kecil ketika akan
sholat. Orang yang hendak melaksanakan sholat, sudah wajib hukumnya melakukan
wudhu. Wudhu merupakan syarat sah pelaksanaan sholat. Thaharah dengan berwudhu
juga sama halnya dengan mandi wajib, yang diawali dengan membaca niat yang
berbunyi:

‫ضاِهللِ تَ َعالَى‬ ِ ‫ث ْاالَصْ غ‬


ً ْ‫َر فَر‬ ِ ‫ْت ْال ُوضُوْ َء لِ َر ْف ِع ْال َح َد‬
ُ ‫ن ََوي‬

Nawaitul wudhuu'a liraf'il-hadatsil-ashghari fardhal lillaahi ta'aalaa.

Artinya: "Aku niat berwudu untuk menghilangkan hadas kecil karena Allah."

Cara berwudlu (Himpunan Putusan Tarjih)

Apabila kamu hendak berwudlu, maka bacalah : “Bismillahirrahmanirrahim” dengan


mengikhlaskan niatnya karena tuhan Allah dan basullah telapak tanganmu tiga kali,

4
gosoklah gigimu dengan kayu arak atau sesamanya, kemudian berkumurlah dan
isaplah air dari telapak tangan sebelah dan berkumurlah; kamu kerjakan yang
demikian tiga kali dan sempurnakanlah dalam berkumur dan mengisap air itu, apabila
kamu tdk berpuasa, kemudian basulah muka mu tiga kali dengan mengusap dua sudut
matamu dan lebihkanlah membasuhnya dengan di gosok dan sela selilah janggutmu,
kemudian basulah (cucilah) kedua tanganmu beserta kedua sikumu dengan di gosok
tiga kali dan sela sela jarimu, dengan melebihkan membasuh kedua tanganmu, mulai
tangan kanan, lalu usaplah kepalamu atau ubun ubunmu dan atas surbanmu dengan
menjalankan kedua telapak tangan dari ujung muka sehingga tengkuk dan
dikembalikan lagi pada permulaan, kemudian usaplah kedua telingamu sebelah
luarnya dengan dua ibu jari dan sebelah dalamnya dengan kedua telunjuk lalu basulah
kedua kakimu beserta kedua mata kaki, dengan digosok tiga kali dan sela selailah jari-
jari kakimu dengan melebihkan membasuh keduanya dan mulailah dari yang kanan
dan sempurnakanlah membasuh kedua kaki itu. Kemudian ucapkan ;” Ashadualla-
ila-ha illalla-h wahdahu la – syarikalah, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa
rasu-luh “

3. Tayamum

Thaharah tayamum merupakan cara bersuci untuk menggantikan mandi dan wudhu
apabila sedang tidak ada air. Syarat tayamum adalah menggunakan tanah yang suci,
tidak tercampur benda lain. Tayamum di awali dengan niat yang berbunyi:

َّ ‫ْت التَّيَ ُّم َم ِال ْستِبَا َح ِة ال‬


‫صالَ ِة فَرْ ضً ِهللِ تَ َعالَى‬ ُ ‫ن ََوي‬

Nawaitut tayammuma lisstibaahatishsholaati fardhol lillaahi taala

Artinya: "Saya niat tayamum agar diperbolehkan melakukan fardu karena Allah."

(Himpunan Putusan Tarjih) Dan jika kamu berhalangan menggunakan air karena sakit
atau khawatir mendapatkan madlarat ,atau kamu di dalam bepergian, kemudian tidak
terdapat air, maka tayammumlah dengan debu yang baik, untuk mengganti wudlu dan
mandi maka letakkanlah kedua telapak tanganmu ke tanah lalu tiupnya keduanya
dengan ihklas niyatmu karena Tuhan Allah dan bacalah : Bismillahirrahmanirrahim;
kemudian usaplah dengan kedua tanganmu pada muka mu dan kedua telapak tangan
mu. Dan apabila kamu dapat menggunakan air, maka bersucilah dengan air itu.

5
c. Macam-Macam Alat Thaharah

1. Air yang Suci dan Menyucikan

Air yang demikian boleh diminum dan sah dipakai untuk menyucikan
(membersihkan) benda yang lain. Yaitu air yang jatuh dari langit atau terbit dari bumi
dan masih tetap (belum berubah) keadaannya, seperti air hujan, air laut, air sumur, air
es yang sudah hancur kembali, air embun, dan air yang keluar dari mata air.

2. Air Suci, tetapi tidak Menyucikan

Zatnya suci, tetapi tidak sah dipakai untuk menyucikan sesuatu. Yang termasuk dalam
bagian ini ada tida macam air, yaitu :

a. Air yang sudah berubah salah satu sifatnya karena bercampur dengan sesuatu
benda yang suci, selain dari perubahan yang tersebut diatas, seperti air kopi,
teh dan sebagainya.
b. Air sedikit, kurang dari dua kulah, sudah terpakai untuk menghilangkan hadas
atau menghilangkan hukum najis, sedangkan air itu tidak berubah sifatnya dan
tidak pula bertambah timbangannya.
c. air pohon-pohonan atau air buah-buahan, seperti air yang keluar dari tekukan
pohon kayu ( air nira ), air kelapa, dan sebagainya.
3. Air yang Bernajis
Air yang termasuk dalam bagian ini ada dua macam, yaitu :
a. Sudah berubah salah satu sifatnya oleh najis. Air ini tidak boleh dipakai lagi,
baik airnya sedikit maupun banyak, sebab hukumnya seperti najis.
b. Air bernajis, tetapi tidak berubah salah satu sifatnya. Air ini kalau sedikit,
berarti kurang dari dua kulah, tidak boleh dipakai lagi, bahkan hukumnya
sama seperti najis. Kalau air itu banyak, berarti dua kulah atau lebih,
hukumnya tetap suci dan menyucikan.
4. Air yang Makruh
yaitu air yang terjemur oleh matahari dalam bejana selain bejana emas atau perak. Air
ini makruh dipakai untuk badan, tetapi tidak makruh untuk pakaian. Kecuali air yang
terjemur ditanah, seperti air sawah, air kolam, dan tempat-tempat yang bukan bejana
yang mungkin berkarat.
B. Tata Cara dan Macam-Macam Sholat

6
a. Pengertian Shalat

Menurut bahasa shalat artinya adalah berdoa, sedangkan menurut istilah shalat adalah
suatu perbuatan serta perkataan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan
salamsesuai dengan persyaratkan yang ada.

Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir
dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat-
syarat yang telah ditentukan. Adapun secara hakikinya ialah” berhadapan hati (jiwa)
kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan didalam
jiwa rasa kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya ”atau” mendahirkan hajat dan
keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau
dengan kedua-duanya. Syarat wajib shalat

1. Islam. Orang yang bukan Islam tidak diwajibkan shalat, berarti ia tidak dituntut
untuk mengerjakannya didunia hingga ia masuk Islam, karena meskipun
dikerjakannya, tetap tidak sah
2. Suci dari haid (kotoran) dan nifas
1. Berakal. Orang yang tidak berakal tidak diwajibkan untuk shalat.
2. Balig (dewasa)
3. Telah sampai dakwah (perintah Rasulullah Saw. kepadanya).
b. Macam-Macam Sholat

Macam sholat terdiri atas dua, yaitu shalat sunnah dan wajib. Berikut penjelasan
mengenai macam sholat tersebut:

a. Sholat Wajib
Sholat wajib ada 5 yaitu:
1. Subuh, terdiri dari 2 raka'at. Waktu Shubuh diawali dari terbirnya fajar, yakni
cahayaputih yang melintang di ufuk timur. Waktu shubuh berakhir ketika
terbitnya Matahari.
2. Zuhur, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Zhuhur diawali jika Matahari telah
tergelincir(condong) ke arah barat hingga bayangan seseorang menyamai
panjangnya, dan berakhirketika masuk waktu Ashar.
3. Asar, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Ashar adalah selama matahari belum
menguninWaktu Ashar berakhir dengan terbenamnya Matahari.

7
4. Magrib, terdiri dari 3 raka'at. Waktu Maghrib adalah selama mega merah
bemenghilang yang diawali dengan terbenamnya Matahari, dan berakhir dengan
masuknyawaktu Isya.
5. Isya, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Isya adalah hingga separuh malam yang
tengah yangdiawali dengan hilangnya cahaya merah (syafaq) di langit barat, dan
berakhir hinggaterbitnya fajar keesokan harinya.
b. Sholat Sunnah
Ada banyak sholat sunah yang telah diajarkan sekaligus dicontohkan oleh
Rasulullah. Berikut macam-macam sholat sunah beserta tata caranya :
1. Sholat Rawatib
Sholat rawatib adalah salah satu sholat sunah yang menyertai sholat fardhu.Dari
segi waktu, sholat rawatib dibagi menjadi dua, yakni sholat qabliyah dan
ba'diyah.Jika dilakukan sebelum sholat wajib, maka disebut sholat
qabliyah.Sedangkan jika dikejakan sesudah sholat wajib dinamakan sholat
ba'diyah.Sholat rawatib dari segi waktu dibagi menjadi dua yakni sholat
qabliyah, terdiri dari:
o 2 raakaat sebelum sholat subuh
o 4 rakaat sebelum sholat zuhur
o 2 rakaat sebelum sholat ashar
o 2 rakaat sebelum sholat magrib
o 2 rakaat sebelum sholat isya
Dan shalat sholat ba'diyah, yang terdiri dari:
o 2 rakaat sesudah sholat zuhur
o 2 rakaat sesudah sholat magrib
o 2 rakaat sesudah sholat isya
2. Sholat Tahajud.
Sholat tahajud adalah sholat yang dikerjakan pada kurun waktu setelah sholat
isya dan sebelum sholat subuh.Sholat tahajud dikerjakan setelah bangun
tidur.Jumlah rakaat sholat tahajud adalah dua rakaat dan tidak terbatas.Namun
dalam suatu hadits dijelaskan bahwa Nabi Muhammad mengerjakan sholat
tahajud lebih dari 11 atau 13 rakaat.Waktu utama melaksanakan sholat tahajud
adalah sepertiga malam terakhir, yakni antara pukul 01.00 hinga memasuki
waktu subuh.

8
3. Sholat Istikharah.
Sholat istikharah adalah sholat sunah yang dianjurkan untuk dikerjakan saat kita
menemui kebimbangan menentukan pilihan. Pelaksanaan sholat istikharah sama
dengan sholat sunah pada umumnya. Jumlah rakaat shalat istikharah adalah dua
rakaat di waktu yang tidak ditentukan.Namun beberapa pendapat ulama
menyatakan bahwa waktu utama melaksanakan sholat istikharah adalah pada
sepertiga malam.
4. Sholat Dhuha.
Sholat dhuha adalah sholat yang dikerjakan di waktu dhuha, yakni ketika
matahari mulai naik 7 hasta sejak terbitnya atau sekitar pukul 7 pagi hingga
waktu sholat zuhur. Namun di Indonesia, waktu shalat dhuha menurut pada
ulama yakni pada pukul 9 pagi. Jumlah rakaat sholat dhuha adalah dua rakaat,
namun boleh dikerjakan lebih dari itu karena tidak ada batasan jumlah rakaat.
5. Sholat hajat.
Sholat hajat adalah sholat sunah yang dikerjakan saat seorang muslim saat
hendak memohon kepada Allah untuk mewujudkan suatu hajat (keinginan).
Jumlah rakaat sholat hajat adalah 2 samapai 12 rakaat dengan salam di setiap
dua rakaat.
6. Sholat Taubat.
Sama seperti namanya, sholat taubat adalah sholat sunah yang dikerjakan
sebagai bentuk penyesalan seorang muslim setelah melakukan tindakan
maksiyat atau tersadar akan dosa-dosa. Shalat taubat bertujuan agar Allah SWT
mengampuni segala dosa yang telah diperbuat.
Jumlah rakaatnya adalah dua rakaat dan tidak ada waktu khusus. Kapan saja
muslim ingin bertaubat, maka segerakan saja mendirikan sholat. Namun
sebagian ulama menyatakan bahwa waktu yang tepat untuk melaksanakan sholat
taubat adalah sepertiga malam, bisa dilakukan setelah sholat tahajud.
7. Sholat Tasbih.
Sholat tasbih adalah sholat sunah yang dikerjakan dengan membaca bacaan
tasbih sebanyak 300 kali. Bacaan tasbihnya, "subhanallah, walhamdulillah,
walaa ilaaha illa allah, wallahu akbar." Artinya, "Maha Suci Allah, Segala Puji
Bagi Allah, Allah Maha Besar. Sholat tasbih tidak bisa dilaksanakan dengan
berjamaah dan didirikan sebanyak empat rakaat. Jika dikerjakan siang hari,

9
maka empat rakaat dengan satu salam. Sedangkan jika dilaksanakan pada malam
hari maka sebanyak empat rakaat dengan dua salam.
8. Sholat Istisqa'.
Sholat istisqa adalah sholat sunah yang bertujuan untuk meminta hujan. Tata
cara sholat istisqa ini sama halnya dengan tata cara sholat ied, namun khatib
mengganti lafadz takbir dengan memperbanyak lafadz istighfar.
9. Sholat Tahiyatul Masjid.
Sholat tahiyatul masjid adalah sholat sunah yang bertujuan untuk memuliakan
masjid sebagai tempat beribadah.Jumlah rakaatnya adalah dua rakaat dikerjakan
saat memasuki masjid dan sebelum duduk.
10. Sholat Gerhana.
Sesuai dengan namanya, sholat sunah ini dikerjakan saat terjadi gerhana, baik
gerhana bulan maupun gerhana matahari. Jumlah rakaatnya adalah dua rakaat,
namun ada perbedaan tata cara sholat gerhana.
Sholat gerhana dikerjakan dengan dua rakaat dengan 4 kali ruku', yaitu pada
rakaat pertama, setelah melakukan gerakan ruku dan iktidal kemudian membaca
surat Al-Fatihah lagi, lalu ruku dan itidal kembali setelah itu sujud sebagaimana
biasa. Begitu pun selanjutnya pada rakaat kedua.sholat gerhana sebaiknya
dilaksanakan secara berjamaah di masjid. Tidak ada adzan atau iqamah
sebelumnya, namun panggilan "Ash shalatul jami'ah".
11. Sholat Witir.
sholat witir adalah sholat yang dikerjakan malam hari sesudah sholat isya dan
sebelum waktu subuh. Sholat sunah ini bertujuan untuk menutup sholat yang
genap agar menjadi ganjil. Jumlah rakaatnya adalah 3 rakaat, namun ada juga
pendapat yang memperbolehkan witir sebanyak lima atau tujuh rakaat.
c. Tata Cara shalat
1. Membaca Niat Shalat
a. Niat Sholat Subuh
‫ن ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة َأدَا ًء هلل تَ َعالَى‬ƒِ ‫ض الصُّ بْح َر َكعتَ ْي‬ َ ‫ُأ‬
َ ْ‫صلِّى فَر‬
Latin: "Usholli Fardlon Shubhi Rok'ataini Mustaqbilal Qiblati Adaa-an Lillahi
ta'aala"
Artinya: "Aku niat melakukan sholat fardu subuh 2 rakaat, sambil menghadap
qiblat, saat ini, karena Allah ta'ala"
b. Niat Sholat Dzuhur
10
‫ت ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة َأدَا ًء هلل تَ َعالَى‬
ٍ َ ‫الظه ِْر َأرْ بَ َع َر َكعا‬
ُّ ‫ض‬ َ ُ‫ا‬
َ ْ‫صلِّ ْي فَر‬
Latin: "Usholli Fardlon dhuhri Arba'a Rok'aataim Mustaqbilal Qiblati Adaa-an
Lillahi ta'aala"
Artinya: "Aku niat melakukan sholat fardu dhuhur 4 rakaat, sambil menghadap
qiblat, saat ini, karena Allah ta'ala"
c. Niat Sholat Ashar
‫ت ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة َأدَا ًء هلل تَ َعالَى‬
ٍ َ ‫ض ال َعصْ ِرَأرْ بَ َع َر َكعا‬ َ ‫ُأ‬
َ ْ‫صلِّى فَر‬
Latin: "Usholli Fardlol Ashri Arba'a Roka'aataim Mustaqbilal Qiblati Adaa-an
Lillahi ta'aala"
Artinya: "Aku niat melakukan sholat fardu ashar 4 rakaat, sambil menghadap
qiblat, saat ini, karena Allah ta'ala"
d. Niat Sholat Maghrib
‫ت ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة َأدَا ًء هلل تَ َعا َل‬
ٍ َ ‫ث َر َكعا‬ ِ ‫ض ال َم ْغ ِر‬
َ َ‫ب ثَال‬ َ ‫ُأ‬
َ ْ‫صلِّى فَر‬
Latin: "Usholli Fardlol Maghribi Tsalaatsa Roka'aataim Mustaqbilal Qiblati
Adaa-an Lillahi ta'aala"
Artinya: "Aku niat melakukan sholat fardu maghrib 3 rakaat, sambil menghadap
qiblat, saat ini, karena Allah ta'ala"
e. Niat Sholat Isya
‫ت ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة َأدَا ًء هلل تَ َعالَى‬
ٍ َ ‫ض ال ِع َشاء َِأرْ بَ َع َر َكعا‬ َ ‫ُأ‬
َ ْ‫صلِّى فَر‬
Latin: "Usholli Fardlol I'syaa-i Arba'a Roka'aataim Mustaqbilal Qiblati Adaa-an
Lillahi ta'aala"
Artinya: "Aku niat melakukan sholat fardu isya 4 rakaat, sambil menghadap
qiblat, saat ini, karena Allah ta'ala"
2. Takbiratul Ihram.
Takbiratul ihram merupakan penanda masuknya seseorang pada waktu akan
mengerjakan sholat. Takbiratul ihram merupakan rukun qauli (rukun yang berupa
ucapan) yang dengannya seseorang telah masuk dalam rangkaian ibadah sholat dan
diharamkan melakukan apapun yang bisa membatalkannya.Saat takbiratul ihram
diwajibkan untuk mengucap "Allahu Akbar".Takbiratul Ihram untuk laki-laki
dilakukan dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan daun telinga.Sedangkan
takbiratul ihram untuk kaum wanita dilakukan dengan mengangkat kedua tangan
sejajar dengan dada.
3. Membaca doa Iftitah.

11
Setelah membaca takbiratul ikhram, dilanjutkan dengan menyilangkan kedua tangan
di dada, maka dilanjutkan dengan membaca doa iftitah. Membaca doa ini hanya
dilakukan pada rakaat pertama saja.

ِ ‫ق َو ْال َم ْغ ِر‬
‫ب‬ ِ ‫ي َك َما با َ َعدْتَ بَ ْينَ ْال َم ْش ِر‬
َ َ ‫اَللّهُ َّم با َ ِع ْد بَ ْينِى َوبَ ْينَ خَ طَايا‬

ِ ‫اَللّهُ َّم نَقِّنِى ِمنَ ْال َخطَايا َ َكما َ يُنَقَّى الثَّوْ بُ اَْأل ْبيَضُ ِمنَ ال َّدن‬
‫َس‬

‫ج َو ْالبَ َر ِد‬
ِ ‫ي با ِ ْلما َ ِء َوالثَّ ْل‬
َ َ ‫اَللّهُ َّم ا ْغ ِسلْ َخطَايا‬.

Allaahumma baa’id bainii wabainaa khotoo yaa ya kamaa baa ‘adta bainal
masyriqi wal maghrib.Allaahumma naqqinii minal khotoo yaa kamaa yunqqots
tsaubul abyadhuu minaddanas.Allaahummaghsil khotoo yaa ya bil maa i wats tsalji
walbarod.

Artinya: “Ya Allah, jauhkanlah antara diriku dan di antara kesalahan-kesalahanku


sebagaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku
dari kesalahan sebagaimana dibersihkannya kain putih dari kotoran. Ya Allah,
cucilah kesalahan-kesalahanku dengan air, salju dan embun.”

4. Membaca surat Al Fatihah.


Setelah selesai membaca doa iftitah, dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah
yang termasuk dalam rukun sholat dan wajib hukumnya untuk semua rakaat yang
ada untuk membaca surat Al Fatihah.
5. Membaca surat pendek.
Setelah membaca surat Al Fatihah maka dilanjutkan dengan membaca surat pendek
yang ada dalam Alquran, seperti surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, surat An-Nas, surat Al-
Lahab dan lain sebagainya.
6. Rukuk.
Setelah selesai membaca surat pendek, dilanjutkan dengan melakukan gerakan
rukuk dengan mengangkat kedua belah tanganmu seperti dalam takbir permulaan,
lalu rukuk’lah dengan bertakbir seraya melempangkan (meratakan) punggung mu
dengan lehermu, memegang kedua lututmu dengan dua belah tangan mu diiringi
dengan membaca bacaan rukuk sebagai berikut:

‫ك اَللّهُ َّم ا ْغفِرْ لِى‬


َ ‫ك اللّهُ َّم َربَّنا َ َوبِ َح ْم ِد‬
َ َ‫ُس ْب َحان‬

Subhaanaka allaahuma robbanaa wabihamdika allaahumaghfirlii.

12
Artinya: “Segala puji bagi-Mu, Ya Allah Tuhan kami, dan dengan memuji-Mu yan
Allah ampunilah aku”.

7. Bangkit dari rukuk dengan melajutkan gerakan iktidal.


Setelah rukuk dilanjutkan dengan gerakan iktidal dengan mengangkat kedua belah
tanganmu seperti dalam takbiratul ihram “ Sami ‘alla-hu liman hamidah” dan
berdoa membaca bacaan iktidal.

َ ‫ك ْا‬
‫لح ْم ُد َح ْمدًا َكثِ ْيرًا طَيِّبًا ُمبَا َر ًكا فِ ْي ِه‬ َ َ‫َربَّنَا َول‬

Robbanaa walakalhamdu hamdan katsiiran thayyiban mubaarokan fiihi.

Artinya: “Ya Tuhan kami, (hanya) untukMu lah (segala) pujian yang banyak, baik,
dan diberkahi padanya ”.

8. Sujud pertama.
Setelah selesai mengerjakan Iktidal, kemudian dilanjutkan dengan melakukan sujud
pertama dengan bertakbir , meletakkan kedua lurutmu dan jari kakimu diatas tanah ,
lalu kedua tanganmu, kemudian dahi dan hidungmu dengan menghadapkan ujung
jari kakimu kearah Qiblat serta merenggangkan dari kedua lambungmu dengan
mengangkat sikumu. Dalam sujudmu hendaknya kamu berdoa :

‫ك اَللّهُ َّم ا ْغفِرْ لِى‬


َ ‫ك اللّهُ َّم َربَّنا َ َوبِ َح ْم ِد‬
َ َ‫ُس ْب َحان‬

Subhaanaka allaahuma robbanaa wabihamdika allaahumaghfirlii.

Artinya: “Segala puji bagi-Mu, Ya Allah Tuhan kami, dan dengan memuji-Mu yan
Allah ampunilah aku”.

9. Duduk diantara 2 sujud.


Setelah selesai sujud pertama maka dilanjutkan dengan duduk diantara 2 sujud
dengan posisi duduk tawaruk dengan membaca bacaan sebagai berikut:

‫اَللّهُ َّم ا ْغفِرْ لِى َوارْ َح ْمنِى َواجْ بُرْ نِى َوا ْه ِدنِى َوارْ ُز ْقنِى‬

Allaahummaghfirlii warhamnii wajburnii wahdinii warzuqnii.

Artinya: “Ya Allah ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah aku, tunjukilah aku,
dan berilah rizki untukku”.

13
10. Sujud kedua.
Pada sujud kedua ini juga membaca doa sujud yang sama dengan doa sujud yang
pertama. Setelah selesai sujud kedua kemudian berdiri untuk melanjutkan rakaat
berikutnya/ rakaat ke dua dengan menekankan ( tangan) pada tanah. Dan kerjakan
dalam rakaat yang kedua ini sebagaimana dalam rakaat yang pertama, hanya tidak
membaca doa “ iftitah”. Setelah sujud dengan kedua kali maka duduklah di atas
kaki kirimu dan tumpukan kaki kananmu serta letakkanlah kedua lututmu.
Jujurkanlah jari jari tangan kirimu, sedangkan tangan kananmu menggengamkan
jari kelingking, jari manis dan jari telunjukmu dan sentuhkan ibu jati pada jari
tengah.
11. Duduk dalam rakaat terakhir ( tasyahhud)
Adapun duduk dalam rakaat akhir maka cara memajukan kaki kiri,sedangkan kaki
kanan bertumpu dan dudukmu bertumpukan pantatmu, dan bacalah tasyahhud :

‫ اَل َّسالَ ُم َعلَ ْيكَ َأيُّها َ النَّبِ ُّي‬.‫ت‬


ُ َ ‫ات َوالطَّيِّبا‬ َّ ‫َّات هّلِل ِ َوال‬
ُ ‫صلَ َو‬ ُ ‫اَلتَّ ِحي‬

َ‫ اَل َّسالَ ُم َعلَيْنا َ َو َعلَى ِعبا َ ِدهللاِ الصَّالِ ِح ْين‬.ُ‫و َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َركاَتُه‬.
َ

ُ‫َأ ْشهَ ُد اَ ْن الَاِلَهَ اِالَّ هللاِ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه‬.

Attahiyyaatu lillaahi washsholawaatu waththoyyibaat. Assalaamu ‘alaika


ayyuhannabiyyu warohmatullaahi wabarokaatuh. Assalaamu’alainaa wa’ala
‘ibaadillaahi shshoolihiin. Asyhadu anlaa ilaaha illallaah waasyhadu
annamuhammadan ‘abduhu warosuuluh.

Artinya: “Segala kehormatan, kebahagiaan dan kebagusan adalah kepunyaan Allah,


Semoga keselamatan bagi Engkau, ya Nabi Muhammad, beserta rahmat dan
kebahagiaan Allah. Mudah-mudahan keselamatan juga bagi kita sekalian dan
hamba-hamba Allah yang baik-baik. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan
Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba Allah dan utusan-Nya”.

12. Membaca doa shalawat Nabi saw.


Doa sholawat Nabi yang biasa di baca saat tasyahud

‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َوا ِل ُم َح َّم ٍد َك َما‬ ِ ‫صلَّيْتَ َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو‬
ِ َ‫ال ِإ ْب َرا ِه ْي َم َوب‬ َ ‫اَللّهُ َّم‬
ِ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬
َ ‫ال ُم َح َّم ٍد َك َما‬
َ َّ‫ ِإن‬.‫بَا َر ْكتَ َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َوا ِل ِإ ْب َرا ِه ْي َم‬.
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬

14
Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa’alaa aali Muhammad. Kamaa shollaita
‘alaa ibroohiim wa aali ibroohiim. Wabaarik ‘alaa Muhammad wa aali
Muhammad. Kamaa baarokta ‘alaa ibroohiim wa aali ibroohiim. Innaka
hamiidummajiid.

Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah kemurahan-Mu kepada Muhammad dan


keluarganya, sebagaimana Kau telah limpahkan kepada Ibrahim dan keluarganya,
berkahilah Muhammad dan keluarganya sebagaimana Kau telah berkahi Ibrahim
dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau yang Maha Terpuji dan Maha Mulia”.

Doa sesudah Tasyahud awal

َ‫ك َأ ْنت‬
َ َّ‫ ِإن‬،‫ فَا ْغفِرْ ِلي َم ْغفِ َرةً ِم ْن ِع ْن ِدكَ َوارْ َح ْمنِي‬. َ‫وب ِإالَّ َأ ْنت‬ ُّ ‫ت نَ ْف ِسي ظُ ْلما ً َكثِيراً َوالَ يَ ْغفِ ُر‬
َ ُ‫الذن‬ ُ ‫اللَّهُ َّم ِإنِّي ظَلَ ْم‬
‫ْال َغفُو ُر ال َّر ِحي ُم‬

Allahumma innii dzolamtu nafsii dzulman katsiiro, wa laa yaghfirudz dzunuuba


illaa anta faghfir lii maghfirotan min ‘indika warhamnii, innaka antal ghofuurur
rohiim.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku telah mendzalimi diriku dengan kezaliman
yang banyak. Tiada sesiapa yang dapat mengampunkan dosa-dosa melainkan
Engkau, maka ampunilah bagiku dengan keampunan daripada-Mu dan rahmatilah
aku. Sesungguhnya Engkau maha pengampun lagi maha penyayang.”

Kemudian berdirilah untuk rakaat yang ketiga kalau shalatmu itu tiga atau empat
rakaat, dengan bertakbir mengangkat kedua tanganmu dan kerjakanlah dalam dua
rakaat yang akhir atau yang ketiga, seperti dalam dua rakaat pertama, hanya kamu
cukup membaca Fatihah saja. Dan sesudah rakaat yang akhir bacalah tasyahhud
serta salawat kepada Nabi saw., lalu hendaknya berdoa memohon perlindungan
dengan membaca

ِ ‫ َو ِم ْن َش ِّر فِ ْتنَ ِة ْال َم ِسي‬,‫ت‬


ِ ‫ْح ال َّدج‬
‫َّال‬ ِ ‫ َو ِم ْن فِ ْتنَ ِة ْال َمحْ يا َ َو ْال َم َما‬,‫ب ْالقَب ِْر‬
ِ ‫ َو ِم ْن َع َذا‬,‫ب َجهَنَّ َم‬ َ ِ‫اَللّهُ َّم ِإنِّى َأ ُعوْ ُذب‬
ِ ‫ك ِم ْن َع َذا‬

Allaahumma innii a’uudzubika min ‘adzaabi jahannam. Wamin ‘adzaabil qobri.


Wamin fitnatil mahyaa walmamaati. Wamin syarri fitnatil masiihiddadjaal.

15
Artinya: “Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari siksa jahannam dan siksa
kubur, begitu juga dari fitnah hidup dan mati, serta dari jahatnya fitnah dajjal
(pengembara yang dusta)”.

13. Mengucap Salam


Kemudian bersalamanlah dengan berpaling ke kanan dan kekiri yang pertama
sampai terlihat pipi kananmu dan yang kedua sampai terlihat pipi kirimu oleh orang
yang di belakangmu sambil membaca

ُ‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬

Assalaamua’alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh.

Artinya: “ Berbahagialah kamu sekalian dengan rahmat dan berkah Allah”.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dikalangan para ahli Fiqh, thaharah memiliki banyak pengertian yang antara lain ialah
suatu perkara yang menyebabkan seseorang diperbolehkan mengerjakan shalat. Seperti
wudlu, mandi tayamum, dan menghilangkan najis. Secara umum thaharah adalah
mengangkat kotoran dan najis yang dapat mencegah sahnya shalat, baik najis atau kotoran
yang menempel di badan, maupun yang ada pada pakaian, atau tempat ibadah seorang
muslim.
Seorang muslim diwajibkan bersuci setiap akan melaksanakan shalat. Pada waktu
membasuh daerah-daerah yang sempit harus diratakan, contohnya: sela-sela jari kaki, jari
tangan, dan lain-lain. Wudlu memiliki kedudukan yang penting dalam agama kita. Tidak
sahnya wudlu seseorang dapat menyebabkan sholat yang dikerjakan menjadi tidak sah,
sedangkan sholat adalah salah satu rukun Islam yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.
Wudlu akan membersihkan seseorang dari hadats kecil. Sedangkan bagi yang sedang
berhadast besar, diwajibkan untuk melakukan mandi junub. Wudlu merupakan salah satu
ritual pensucian diri yang di dalamnya sarat akan keutamaan-keutamaan bagi yang
melakukannya.
Sedangkan Shalat merupakan kewajiban hamba Allah Swt yang beriman. Bentuknya
adalah serangkaian gerakan dan do’a dengan menghadapkan wajahnya kepada Yang Maha
Pencipta. Shalat merupakan ibadah yang pertama kali diperhitungkan dan pertama kali
dihisab di hari akhir.
B. Saran
Dari uraian pada beberapa pembahasan diatas sebagaimana telah memberikan sedikit
pemahaman dan pengetahuan kepada kita semua, meskipun tiada kesempurnaan, karena
memang penulisan ini tidak terlepas dari kekurangan. Akhirnya upaya dan kegiatan yang tak
mengenal lelah untuk lebih mengkaji tentang perbaikan penulisan makalah tentang Tahaharah
dan Shalat. Mudah- mudahan Allah swt melimpahkan daya dan kekuatan kepada kita semua.
Aamiin…

17
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Kurnia. Macam salat sunnah,patut diketahuui umat islam. september 3, 2020.
https://www.merdeka.com/jabar/macam-macam-sholat-sunnah-dari-keutamaan-
hingga-tata-cara-mengerjakannya-kln.html (accessed mei 11, 2022).

Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah . Yogyakarta: Pimpinan Pusat Muhammadiyah,


2020.

Koesno, Dhita. tirto.id. februari 25, 2021. https://tirto.id/pengertian-thaharah-cara-hikmah-


berthaharah-menurut-agama-islam-gaCy (accessed mei 11, 2022).

OFFICE, ADMIN LAW. PENGACARAMUSLIM.COM. 18 Mei 2015.


http://pengacaramuslim.com/pengertian-macam-dan-cara-thaharah/ (diakses mei 11,
2022).

18

Anda mungkin juga menyukai