Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

" TAHAPAN HASIL BELAJAR "

Disusun Oleh:
KELOMPOK I

Filsawati (105361100120)

Kunthy Ley Leana (105361100220)

Nurul Qalbi Almaghvira (105361100320)

Izzatun Nafsy (180402001)

Mata Kuliah:
EVALUASI PEMBELAJARAN & HASIL PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Dosen Pengampuh:
Dr. SUKMAWATI, S.Pd., M. Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullahiwabarakatuh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang ”Ukuran Tendensi Sentral
dan Ukuran Letak” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterima kasih pada Ibu Dr. Sukmawati, S.Pd., M. Pd.selaku Dosen mata kuliah Evaluasi Proses
& Hasil Pembelajaran Matematika yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Tahapan Hasil Belajar. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Wassalamualaikum warohmatullahiwabarakatuh

Makassar , 17 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang..................................................................................................... 1
B.RumusanMasalah................................................................................................. 2
C.TujuanMasalah..................................................................................................... 2
D.Manfaat Masalah.................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pendekatan Penilaian ......................................................................................... 3
B. Ruang Lingkup Penilaian Hasil Belajar Matematika ......................................... 6
C. Pengumpulan Informasi Hasil Belajar Matematika ........................................... 16
1. Pengumpulan Informasi.................................................................................... 16
2. Cara Pengumpulan Informasi........................................................................ 18
3. Bentuk Tagihan.............................................................................................. 25
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan.......................................................................................................... 27
B.Saran ................................................................................................................... 27

DAFTARPUSTAKA........................................................................................................... 28

iii
BAB I

PEMBAHASAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Hasil belajar siswa pada hakikatnya merupakan perubahan tingkah laku setelah melalui
proses pembelajaran. Hasil belajar dalam pengertian luas adalah kemampuan aktual yang
diukur secara langsung yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan Psikomotorik. Hasil
pengukuran belajar (penilaian) inilah akhirnya akan mengetahui seberapa banyak tujuan
pendidikan dan pengajaran yang telah dicapai. Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau
cara yang ditunjukkan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga
proses pembelajaran yang telah dilakukan. Pada tahap ini seorang guru dituntut memiliki
kemampuan dalam menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan alat-alat
evaluasi, pengolahan, dan penggunaan hasil evaluasi. Pembelajaran merupakan suatu sistem
yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berinteraksi dalam usaha mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Setiap proses pembelajaran berlangsung, penting bagi
seorang guru maupun peserta didik untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan tersebut. Hal
ini hanya dapat diketahui jika guru melakukan penilaian, baik penilaian terhadap proses
maupun produk pembelajaran. Siapa pun yang melakukan yang melakukan tugas mengajar,
perlu mengetahui akibat dari pekerjaannya. Pendidik harus mengetahui sejauh mana peserta
didik telah menyerap dan menguasai materi yang telah diajarkan. Sebaliknya, peserta didik
juga membutuhkan informasi tentang hasil pekerjaannya. Hal ini hanya dapat diketahui jika
seorang pendidik (guru) melakukan penilaian. Sebelum melakukan penilaian, maka guru
harus melakukan penilaian yang didahului dengan pengukuran. Pengukuran hasil belajar
adalah cara pengumpulan informasi yang hasilnya dapat dinyatakan dalam bentuk angka
yang disebut skor. Penilaian hasil belajar adalah cara menginterpretasikan skor yang
diperoleh dari pengukuran dengan mengubahnya menjadi nilai dengan prosedur tertentu dan
menggunakannya untuk mengambil keputusan.
Oleh karena itu, para guru ataupun calon guru hendaknya memahami lebih dalam
mengenai pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penilaian, ruang lingkup penilaian
hasil belajar, dan pengumpulan informasi hasil belajar, yang sangat berguna dalam
menjalankan tugasnya sebagai pendidik.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat di susun antara lain
sebagai berikut :
1. Apa sajakah yang dimaksud dengan pendekatan penilaian?
2. Bagaimanakah ruang lingkup penilaian hasil belajar matematika?
3. Bagaimanakah proses hasil pengumpulan hasil belajar matematika?

1
1.3 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah di atas adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui komponen-komponen pendekatan penilaian
2. Mengetahui ruang lingkup penilaian hasil belajar matematika siswa.
3. Mengetahui proses pengumpulan hasil belajar matematika siswa.

1.4 MANFAAT PENULISAN


1. Dapat dijadikan bahan/materi publikasi yang akan menambah pengetahuan tentang
mekanisme penilaian bagi seluruh satuan pendidik di Indonesia.
2. Memberikan pengetahuan tentang pendekatan penilaian, ruang lingkup hasil belajar, dan
proses pengumpulan hasil belajar matematika siswa, bagi penulis dan pembaca yang
notabenenya adalah calon tenaga pendidik sehingga dapat menambah pemahaman
tentang proses penilaian (assessment).

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENDEKATAN PENILAIAN

. Penilaian pendidikan adalah pengumpulan dan pengolahan informasi untuk


menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar peserta didik
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan berdasarkan standar penilaian
pendidikan yang berlaku secara nasional. Standar Penilaian Pendidikan diatur oleh
Permendiknas Nomor 20Tahun 2007, yang dikemas dalam lima bab. Dalam aturan ini
dinyatakan bahwa penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
dilaksanakan oleh pendidik ,satuan pendidik, dan oleh pemerintah. Dengan digulirkannya
standar penilaian pendidikan maka pengelolaan penilaian hasil belajar oleh setiap Guru
hendaknya terstandar. Oleh karena itu, para guru perlu memahami kewajiban dan
tugasnya dalam mengelola penilaian hasil belajar yang terstandar.

Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian hasil belajar,
yaitu penilaian yang mengacu kepada norma (Penilaian Acuan Norma atau norm-
referenced assessment) dan penilaian yang mengacu kepada kriteria (Penilaian Acuan
Kriteria atau criterionreferencedassessment). Perbedaan kedua pendekatan tersebut
terletak pada acuan yang dipakai. Pada penilaian yang mengacu pada norma, interpretasi
hasil penilaian siswa dikaitkan dengan hasil penilaian seluruh siswa yang dinilai dengan
alat penilaian yang sama. Jadi hasil seluruh siswa digunakan sebagai acuan. Sedangkan,
penilaian yang mengacu kepada kriteria atau patokan, interpretasi hasil penilaian
bergantung pada apakah atau sejauh mana seorang siswa mencapai atau menguasai
kriteria atau patokan yang telah ditentukan. Kriteria atau patokan itu dirumuskan dalam
kompetensi atau hasil belajar dalam kurikulum berbasiskompetensi. Alur pengembangan
kedua pendekatandapat dilihat pada bagan berikut.
Dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi pendekatan penilaian yang digunakan
adalah penilaian yang mengacu kepada kriteria atau patokan. Dalam hal ini prestasi siswa
ditentukan oleh kriteria yang telah ditetapkan untuk penguasaan suatu kompetensi.
Dengan kata lain, penilaian mengacu kepada kurikulum. Meskipun demikian, kadang-

3
kadang dapat digunakan penilaian acuan norma, untuk maksud khusus tertentu sesuai
dengan kegunaannya, seperti untuk memilih siswa untuk rombongan belajar yang mana,
untuk mengelompokkan siswa dalam kegiatan belajar, dan untuk menyeleksi siswa yang
mewakili sekolah dalam lomba antar-sekolah.

Perbedaan antara Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Kriteria (PAK)

No Aspek PAN PAK

1. Pengertian Hasil penilaian prestasi seorang Hasil penilaian prestasi siswa


siswa dibandingkan dengan dibandingkan dengan kriteria
prestasi sebuah kelompok siswa atau patokan hasil belajar
sebagai kelompok “Normatif” yang ditetapkan secara
(mengacu kepada sekelompok nasional dalam dokumen
siswa sebagai norma atau tolak kurikulum. Kriteria tersebut
ukur). Kelompok “Normatif” dapat dijadikan acuan untuk
berupa 1 kelompok siswa dalam 1 menilai sejauhmana
kelas, 1 kelas siswa, 1 sekolah, 1 kedudukan (posisi) seorang
gugus sekolah, atau 1 kelompok siswa, sekelompok siswa,
yang lebih besar. kelas siswa atau sekelompok
lulusan terhadap kriteria
tersebut. Kriteria itu
dirumuskan berupa
kompetensi atau hasil belajar
dalam kurikulum berbasis
kompetensi. Kriteria tersebut
menjadi standar nasional.

2. Contoh Persyaratan untuk dapat mengikuti Persyaratan untuk dapat


club Olimpiade Matematika adalah mengikuti club olimpiade
siswa yang mampu menjawab soal matematika adalah siswa
paling banyak dalam seleksi yang mendapatkan skor
peserta olimpiade di masing- minimal 50 dalam seleksi
masing sekolah.(padahal syarat peserta olimpiade di masing-
standar di sekolah tersebut adalah masing sekolah.
mampu menjawab setengah dari
keseluruhan soal)

4
3. Kegunaan PAN dipakai untuk : PAK dipakai untuk :
 Menentukan ranking  Menentukan sejauh
prestasi siswa dalam 1 mana siswa telah
kelas. mencapai
 Mengelompokkan siswa target/kompetensi
dalam satukelas yang telah ditetapkan
berdasarkan prestasi dalam kurikulum.
belajar.  Memberikan remidi
 Menentukan/menyeleksi atau pengayaan bagi
siswa ke dalam kelas siswa-siswa tertentu
unggul dan kelas normal. berdasarkan hasil
 Membandingkan antar- penilaian diagnostik.
siswa.  Memperkirakan mutu
 Menentukan/menyeleksi suatu sekolah
siswa yang mewakili lomba berdasarkan standar
antar-sekolah. mutu nasional yang
 Menyeleksi siswa yang tergambar dalam
hendak ke jenjang sekolah daftar kompetensi
lebih tinggi atau ke PT. yang tercantum dalam
kurikulum.
4 Seleksi Elemen Seleksi elemen penilaian bertujuan Seleksi elemen penilaian
Penilaian “Mendiskriminasi” siswa, siapa bertujuan “Mendiferensiasi”
yang lolos dan siapa yang tidak siswa untuk melihat
lolos. Karena itu, taraf kesulitan kedudukan (posisi) masing-
elemen-elemen pendidikan masing siswa terhadap
cenderung ditingkatkan. Daftar kompetensi mata pelajaran
Indikator penilaian dalam yang dituntut dalam
kurikulum tidaklah penting. kurikulum. Kepada siswa
Kepada siswa biasanya tidak dapat disampaikan/dibahas
disampaikan lebih dulu patokan lebih dulu patokan penilaian
penilaian yang akan digunakan. yang hendak digunakan guru.

5. Cara Meningkatkan  Berusaha meningkatkan  Semua siswa didorong


Diri prestasi untuk mencapai meningkatkan diri
ranking lebih tinggi di atas agar mendekati atau
pengorbanan siswa-siswa mencapai kompetensi
lain. yang dituntut dalam
 Para siswa yang berada kurikulum.
pada ranking di bawah atau
tidak masuk ranking
dianggap “gagal”.
6. Cara Presentasi Hasil  Skor-skor dalam urutan  Pernyataan lulus
ranking  Pernyataan kriteria
 Pencantuman ranking yang dicapai

5
dalam rapor  Pernyataan kriteria
 Umumnya berupa angka : yang dicapai dalam
0 – 10 batas-batas yang
0 – 100 ditentukan
A–D sebelumnya
Persentase  Pernyataan untuk
kerja(Penampilan)

2.2 RUANG LINGKUP PENILAIAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Hasil belajar siswa dapat diklasifikasikan ke dalam tiga ranah (domain), yaitu (1) domain
kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika –
matematika), (2) domain afektif (sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan
antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional), dan (3)
domain psikomotor (keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan
visual-spasial, dan kecerdasan musikal).
Sejauh mana masing-masing domain tersebut memberi sumbangan terhadap sukses
seseorang dalam pekerjaan dan kehidupan? Data hasil Penelitian kecerdasan
menunjukkan sebagai berikut :

Domain Kognitif : 5%
 Kecerdasan bahasa
 Kecerdasan Logika – Matematika
Domain Afektif (Kecerdasan emosional) : 80%

 Kecerdasan Antarpribadi
 Kecerdasan Intrapribadi
Domain Psikomotor : 15%

 Kecerdasan Kinestetik
 Kecerdasan Visual – Spasial
 Kecerdasan Musikal

Data ini menunjukkan bahwa sukses seseorang baik dalam pekerjaan maupun dalam
kehidupan amat ditentukan oleh kecerdasan emosional (EQ) atau kemampuan afektif
(sekitar 80%). Sumbangan kecerdasan-kecerdasan yang tergolong kemampuan
psikomotor terhadap sukses tersebut hanya sekitar 15% dan kecerdasan-kecerdasan yang
tergolong kemampuan kognitif hanya sekitar 5%. Namun, dalam praxis Pendidikan di
Indonesia yang tercermin dalam proses belajar-mengajar dan penilaian, yang amat

6
ditekankan justru domainkognitif. Domain ini terutama direfleksikan dalam 4 kelompok
mata pelajaran, yaitu bahasa, matematika, sains, dan ilmu-ilmu sosial. Domain
psikomotor yang terutama direfleksikan dalam mata-mata pelajaran pendidikan jasmani,
keterampilan, kesenian cenderung disepelekan. Demikian pula, hal ini terjadi pada
domain afektif yang terutama direfleksikan dalam mata pelajaran agama dan
kewarganegaraan. Agar penekanan dalam pembangunan ketiga domain ini disesuaikan
dengan proporsi sumbangan masing-masing domain terhadap sukses dalam pekerjaan dan
kehidupan, para guru perlu memahami pengertian dan tingkatan tiap domain serta
bagaimana menerapkannya dalam proses pembelajaran dan penilaian. Sehubungan
dengan hal itu, berikut ini dikemukakan arti tiap tingkatan dan contoh kegiatan
pembelajaran pada domain kognitif, afektif, dan psikomotor.

Tingkatan Domain Kognitif (Taksonomi Bloom)

Kategori & Proses Kognitif Nama Lain Definisi dan Contoh

1. Mengingat – menemukan
Kembali pengetahuan yang
bersangkutan dari ingatan
jangka panjang.

1.1 Mengenali

Mengidentifikasi Menempatkan pengetahuan


dalam ingatan jangka
panjang yang konsisten
dengan materi yang
1.2 Mengulang diperkenalkan, (contoh:
mengenal konsepbangun
datar)

Mengingat kembali
Mengingat Kembali pengetahuan yang
bersangkutan dari ingatan
jangka panjang (contoh:
mengingat kembali konsep
bangun datar yang pernah
dipelajari pada tingkat
sebelumnya)

7
2. Memahami – Membangun
Suatu gagasan dari intisari
materi pelajaran termasuk
secara lisan, tertulis,
komunikasi grafis.

2.1 Menafsirkan

Menjelaskan, menguraikan,
2.2 Memberi contoh
menterjemahkan

Mengubah dari satu bentuk


Mengilustrasikan (contoh: angka) ke bentuk
lainnya (contoh: lisan)
2.3 Mengklasifikasi
Menemukan contoh khusus
atau ilustrasi dari suatu
konsep (contoh:
menyebutkan macam-macam
Mengkategorikan,
bangun datar)
2.4 Meringkas menggolongkan
Menentukan bahwa sesuatu
termasuk dalam suatu
kategori (contoh:
mengelompokkan macam-
Meringkas,
macam bangun datar)

2.5 Menyimpulkan Meringkas suatu tema umum


atau pokok-pokok utama
(contoh: Mengelompokkan
suatu bangun datar,
berdasarkan sisi atau sudut)
Mengakhiri, menyisipkan, Menggambarkan suatu
meramalkan. kesimpulan yang logis dari
informasi yang
diperkenalkan (contoh:
2.6 Membandingkan menyatakan bahwa persegi
dan persegi panjang adalah
bagian dari Jajargenjang)

Mendeteksi kesesuaian
8
antara 2 ide, objek, atau
sesuatu yang sejenisnya
Membandingkan,
(contoh: membandingkan
mencocokkan, memetakan
sudut-sudut suatu segitiga
dengan segitiga lainnya)
2.7 Menjelaskan
Membentuk suatu contoh
sebab-akibat dari sebuah
sistem (contoh: menjelaskan
atau mempresentasikan
Membentuk contoh materi bangun datar di depan
kelas)

3. Menerapkan –
menggunakan Cara-cara
yang sesuai dengan situasi
yang diberikan

3.1 Melaksanakan

Membawakan
Mengaplikasikan suatu
prosedur untuk suatu tugas
sederhana. (contoh: mencari
luas daerah segitiga dengan
3.2 Menerapkan menggunakan rumus yang
telah diberikan)

Mengaplikasikan suatu
Menggunakan prosedur untuk suatu tugas
yang lebih kompleks (contoh:
menemukan luas daerah
jajargenjang dengan
menggunakan luas daerah
segitiga

4. Menganalisa – Memilah
materi menjadi unsur-unsur
pokoknya dan menyatakan
bagaimana suatu bagian

9
berkaitan dengan bagian
lainnya sehingga menjadi
suatu susunan keseluruhan.

4.1 Membedakan

Membedakan, memilih

Membedakan mana bagian


yang berhubungan atau tidak
berhubungan dari suatu
4.2 Mengorganisir materi yang diperkenalkan
(contoh: mengetahui bahwa
segitiga yang salah satu
sudutnya lebih dari 60° tidak
termasuk ke dalam segitiga
sama sisi)
Menemukan hubungan,
menggabungkan, Menunjukkan bagaimana
menguraikan, menyusun unsur-unsur tersusun pada
struktur yang tepat (contoh:
4.3 Menghubungkan menunjukkan bahwa segitiga
sama sisi memiliki sudut
yang sama besar dan ketiga
sisinya sama panjang)

Menunjukkan maksud atau


Menyusun kembali nilai dari sebuah materi yang
diperkenalkan.

5. Mengevaluasi – Membuat
Keputusan-keputusan
berdasarkan pada suatu
kriteria dan standar

5.1 Mengecek

10
Menyelaraskan, mendeteksi,
mengawasi, mengetest
Mendeteksi
ketidakkonsistenan atau
kekeliruan pada suatu proses
atau hasil : mendeteksi
keefektifan suatu langkah
yang diterapkan (contoh:
5.2 Mengkritisi mengecek kembali hasil
perhitungan yang telah
diselesaikan)
Menilai
Mendeteksi ketidak-
konsistenan diantara suatu
hasil dan kriteria; mendeteksi
kebenaran suatu langkah
untuk masalah yang
diberikan (contoh:
memperbaiki jika terjadi
kesalahan dalam perhitungan,
serta menilai apakah langkah
yang diterapkan sudah
efektif).

6. Mencipta–menempatkan
bagian-bagian secara
bersamaan untuk
membentuk suatu
penyusunan ulang yang
logis atau fungsional

6.1 Membangkitkan

Menghipotesakan
Sampai pada suatu hipotesa
alternatif yang berdasarkan
pada kriteria (contoh:
6.2 Merencanakan memperkirakan bahwa suatu

11
masalah Matematika
memiliki alternatif
Pemecahan yang lain)
Merancang
Merencanakan suatu langkah
untuk mengerjakan tugas
(contoh: Merancang suatu
alternatif lain dalam
6.3 Menghasilkan memecahkan masalah
matematika.

Menemukan suatu hasil


(contoh: menemukan suatu
Membangun rumus alternatif dalam
menyelesaikan masalah
matematika)

Tingkatan Domain Afektif

No Tingkat Deskripsi

I Penerimaan (Receiving) Arti :

 Kepekaan (keinginan
menerima/memperhatikan)
terhadap fenomena dan stimuli.
 Menunjukkan perhatian yang
terkontrol dan terseleksi.
Contoh kegiatan belajar :

 Senang mengerjakan soal


matematika
 Senang mengikuti pelajaran
matematika
II Responsi (Responding) Arti :

 Menunjukkan perhatian aktif


 Melakukan sesuatu dengan/tentang
fenomena
 Setuju, ingin, puas meresponsi
(menanggapi)

12
Contoh kegiatan belajar:

 Mentaati aturan
 Mengerjakan tugas
 Mengungkapkan perasaan
 Menanggapi pendapat
 Melakukan introspeksi

III Acuan Nilai (Valuing) Arti :

Menunjukkan konsisten perilaku


yang mengandung nilai
 Termotivasi berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai yang pasti
 Tingkatan: menerima, lebih
menyukai, dan menunjukkan
komitmen terhadap suatu nilai
Contoh kegiatan belajar:

 Mengerjakan latihan soal secara


kontinu.
 Rajin mengerjakan PR
IV Organisasi Arti:

Mengorganisasi nilai-nilai yang


relevan ke dalam satu sistem
 Menentukan saling hubungan antar
nilai
 Memantapkan suatu nilai yang
dominan dan diterima di mana-
mana
 Tingkatan: - konseptualisasi
- Organisasi suatu sistem
nilai
Contoh kegiatan belajar :

 Bertanggung jawab terhadap


perilaku
 Menerima kelebihan dan
kekurangan pribadi,
 Membuat rancangan hidup masa
depan
 Merefleksi pengalaman dalam hal
tertentu

13
V Karakterisasi (Menjadi Karakter) Arti:

 Suatu nilai/sistem nilai telah


menjadi karakter
 Nilai-nilai tertentu telah mendapat
tempat dalam hirarki nilai individu,
diorganisasi secara konsisten, dan
telah mampu mengontroltingkah
laku individu.
Contoh kegiatan belajar:

 Rajin, tepat waktu, berdisiplin diri


 Mandiri dalam bekerja secara
independen
 Objektif dalam memecahkan
masalah

Tingkatan Domain Psikomotor

No Tingkat Deskripsi

I Gerakan Refleks Arti :

 Gerakan refleks adalah basis semua


perilaku bergerak
 Responsi terhadap stimulus tanpa
sadar. Misalnya: melompat,
menunduk, berjalan, menggerakkan
leher dan kepala, Menggenggam,
memegang.
Contoh kegiatan belajar:

 Segera mengacungkan tangan jika


mengetahui jawaban dari
pertanyaan yang diajukan.

II Gerakan Dasar (Basic Fundamental Arti :


Movement)
 Gerakan ini muncul tanpa latihan
tapi dapat diperhalus melalui
praktik
 Gerakan ini terpola dan dapat
ditebak
Contoh kegiatan belajar:

14
 Contoh gerakan manipulasi,
menyusun balok/blok,
menggunting, menggambar dengan
krayon, Memegang dan melepas
objek, blok, atau mainan.
 Keterampilan gerak tangan dan
jari-jari : menggambar grafik

III Gerakan Persepsi (Perceptual abilities) Arti:

Gerakan sudah lebih meningkat


karena dibantu kemampuan
perseptual
Contoh kegiatan belajar:

 Menggambar simbol geometri


 Memilih satu objek kecil dari
sekelompok objek yang ukurannya
bervariasi
 Membaca
 Menulis alfabet
 Mengulangi ritme lagu yang pernah
didengar
 Membedakan berbagai tekstur
dengan meraba

IV Gerakan Kemampuan Fisik ( Psysical Arti:


abilities )
Gerak lebih efisien
Berkembang melalui kematangan
dan belajar
Contoh kegiatan belajar:

 Menggerakkan otot/sekelompok
otot selama waktu tertentu
 Berlari jauh
 Mengangkat beban, menarik-
mendorong, Melakukan push-
upkegiatan memperkuat lengan,
kaki, dan perut,
 Menari
 Melakukan senam
 Melakukan gerak pesenam, pemain
biola, pemain bola

15
V Gerakan Terampil (Skilled Arti:
Movements)
 Dapat mengontrol berbagai
tingkatan gerak
 Terampil, tangkas, cekatan
melakukan gerakan yang sulit dan
rumit (kompleks)
Contoh kegiatan belajar:

 Melakukan gerakan terampil


berbagai cabang olahraga
 Membuat alat peraga dan media
pembelajaran
 Menggergaji
 Mengetik
VI Gerakan Indah dan Kreatif ( Non- Arti:
discursive Communication )
 Mengkomunikasikan perasaan
melalui gerakan
 Gerak estetik: gerakan-gerakan
terampil yang efisien dan indah
 Gerak kreatif: gerakan-gerakan
pada tingkat tertinggi untuk
mengkomunikasikan peran
Contoh kegiatan belajar:

 Kerja seni yang bermutu (membuat


patung, melukis, menari balet,
melakukan senam tingkat tinggi,
bermain drama (acting)

2.3 PENGUMPULAN INFORMASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA

2.3.1 PENGUMPULAN INFORMASI

Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan


dengan mekanisme, prosedur dan Instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dua pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada
penilaian berbasis kelas kemajuan belajar siswa pada tiap mata pelajaran dipantau

16
dari waktu ke waktu. Kemajuan belajar tersebut dapat diidentifikasi dengan mengacu
pada indikator pencapaian yang sudah ditemukan dalam kurikulum.
Cara penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa harus dirancang
dengan memperhatikan hal-hal berikut:
o Mengacu pada kurikulum, artinya penilaian yang dilakukan harus mengarah ke
menilai kompetensi-kompetensi dasar yang ditentukan dalam kurikulum.
o Bersikap adil bagi seluruh siswa, tanpa membedakan latar belakang budaya, jenis
kelamin dan hal-hal yang tidak berkaitan dengan penilaian.
o Dapat memberi informasi yang lengkap sebagai umpan balik bagi guru guna
perbaikan program pembelajaran dan pemberian bantuan kepada siswa secara
perseorangan.
o Bermanfaat bagi siswa untuk mengetahui kekuatan dan kelemahannya.
o Dilaksanakan tanpa menekan siswa atau dalam suasana yang menyenangkan.
o Diadministrasi secara tepat dan efisien.

Untuk mengumpulkan informasi hasil belajar siswa, pemilihan cara dan alat
penilaian harus dilakukan dengan hati-hati, karena tidak semuanya mampu
mengumpulkan informasi yang tepat tentang hasil belajar siswa. Pemilihan cara penilaian
dapat mempengaruhi pemikiran siswa mengenai apa yang bernilai. Sebagai contoh: bagi
pelajaran sais keterampilan yang diperoleh waktu praktik di laboratorium sangatlah
penting, tetapi hasil belajar dinilai dengan tes tertulis. Akibatnya, siswa bahkan guri
sendiri akan memusatkan perhatian dan usahanya hanya kepada hasil belajar yang dapat
dinilai dengan tes tertulis.

17
Pengumpulan informasi hasil belajar biasanya memerlukan cara dan alat penilaian
yang beragam. Informasi tentang hasil belajar tertentu mungkin diperoleh melalui
observasi, sedangkan informasi tentang hasil belajar lainnya mungkin diperoleh melalui
tugas tertulis, seperti tes, kuis, dan pekerjaan rumah. Informasi hasil belajar lainnya
mungkin hanya dapat diperoleh melalui penilaian karya siswa.

2.3.2 CARA PENGUMPULAN INFORMASI


Ada beragam cara mengumpulkan tentang kemajuan belajarsiswa, baik yang
berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar. Cara mengumpulkan
informasi pada prinsipnya merupakan cara menilai kemajuan belajar siswa. Dari segi
apa yang dimiliki, minimal ada cara penilaian. Amatilah tabel berikut ini:

No Cara Penulisan Apa yang dinilai

1. Tertulis tipe objektif Jawaban tertulis

2. Tertulis tipe subjektif Jawaban tertulis

3. Lisan Suara

4. Unjuk Kerja Penampilan/perbuatan/tindakan

5. Produk Karya 3 dimensi

6. Portofolio Karya 2 dimensi

7. Tingkah laku Tingkah laku

18
Tabel ini menunjukkan bahwa semakin beragam cara penilaian yang diterapkan guru,
semakin lengkap apa yang dinilai dalam diri siswa.
Selanjutnya berikut ini daftar contoh alat penilaian pada masing-masing penilaian.

1. TERTULIS TIPE OBJEKTIF


- Jawaban benar-salah
- Isian singkat
- Pilihan ganda
- Menjodohkan
2. TERTULIS TIPE SUBJEKTIF
- Pengerjaan soal
- Latihan (exercise)
- Data-pertanyaan
- Esai berstruktur
- Esai bebas
3. LISAN
- Tanya-jawab singkat
- Instruksi lisan
- Kuis
4. UNJUK KERJA
- Permainan
- Dinamika kelompok
- Diskusi
5. PRODUK
- Alat peraga
- Media pembelajaran
- Model
6. PORTOFOLIO
- Paper
- Laporan Observasi
- Laporan penyelidikan
- Laporan penelitian
- Laporan eksperimen
- Rumus
7. TINGKAH LAKU
- Skala sikap
- Catatan anekdot
- Penilaian diri
- Sosiogram
- Kuesioner
- Buku harian
- Ungkapan perasaan

19
- Pengamatan perilaku
Kurikulum berbasis kompetensi akan berhasil dilaksanakan jika diterapkan pola
belajar aktif karena pola ini mampu mengembangkan seluruh kompetensi secara optimal.
Jika pola ini diterapkan, beragam cara dan alat penilaian harus pula diterapkan, terutama
cara-cara unjuk kerja, produk, portofolio, dan tingkah laku.

Selanjutnya, dikemukakan penjelasan tentang cara-cara penilaian tertulis, unjuk


kerja, produk, dan portofolio.

a. Penilaian Tertulis
Penilaian tertulis biasanya diadakan untuk waktu yang terbatas dan dalam kondisi
tertentu. Dari berbagai alat penilaian tertulis, alat penilaian jawaban benar-salah,
isian singkat, dan menjodohkan merupakan alat yang hanya menilai kemampuan
berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Alat pilihan ganda
dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami. Pilihan
ganda mempunyai kelemahan, yaitu siswa tidak mengembangkan sendiri
jawabannya tetapi cenderung hanya menerka jawaban yang benar. Hal ini
menimbulkan kecenderungan siswa tidak belajar untuk memahami pelajaran
tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Alat penilaian ini kurang dianjurkan
pemakaiannya karena tidak menggambarkan kemampuan siswa yang
sesungguhnya. Esai adalah alat penilaian yang menuntut siswa untuk mengingat,
memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah
dipelajari, dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut
dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini
dapat menilai berbagai jenis kemampuan, misalnya mengemukakan pendapat,
berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain cakupan materi
yang ditanyakan terbatas. Dalam melakukan pemeriksaan soal esai perlu
diperhatikan hal-hal berikut:
 Siapkan pedoman penilaian atau penskoran segera setelah menulis soal
untuk memeriksa jawaban siswa kelak.
 Bacalah jawaban siswa lalu bandingkan dengan jawaban yang ada pada
pedoman.
 Berikan skor sesuai dengan tingkat kelengkapan dan kesempurnaan
jawaban siswa. Semakin lengkap jawabannya semakin tinggi skornya dan
sebaliknya, semakin kurang lengkap jawabannya semakin kecil skornya.
 Periksalah seluruh lembar jawaban siswa pada nomor yang sama, baru
kemudian dilanjutkan memeriksa jawaban nomor berikutnya. Hal ini perlu
dilakukan untuk menjaga konsistensi dan objektivitas pemberian skor.
 Hindarkan faktor-faktor yang tidak relevan dalam pemberian skor, seperti
bagus tidaknya tulisan, kedekatan hubungan guru dengan siswa, dan
perilaku siswa yang menyenangkan atau menjengkelkan.

20
b. Penilaian Unjuk Kerja (Performance)
Pada dokumen kurikulum tercantum banyak hasil belajar yang menggambarkan
proses, kegiatan, atau unjuk kerja. Untuk menilai hasil belajar tersebut dibutuhkan
pengamatan terhadap siswa ketika melakukannya. Penilaian unjuk kerja adalah
penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa
sebagaimana yang terjadi. Penilaian dilakukan terhadap unjuk kerja, tingkah laku,
atau interaksi siswa. Cara penilaian ini lebih autentik daripada tes tertulis karena
apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya.
Semakin sering guru mengamati unjuk kerja siswa, semakin terpercaya hasil
penilaian kemampuan siswa. Penilaian dengan cara ini lebih tepat digunakan
untuk menilai kemampuan siswa dalam presentasi dan diskusi, pemecahan
masalah dalam suatu kelompok, partisipasi siswa dalam diskusi kelompok kecil,
dan mengoperasikan suatu alat. Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam
berbagai konteks sebelum menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu.
Contoh: untuk menilai kemampuan penguasaan materi matematika setiap siswa,
perlu dilakukan pengamatan berbicara yang beragam, seperti diskusi dalam
kelompok kecil dan metode presentasi. Dengan demikian, gambaran kemampuan
siswa akan lebih utuh.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat penilaian unjuk kerja
adalah sebagai berikut:
 Identifikasi semua langkah penting atau aspek yang diperlukan atau yang
akan mempengaruhi hasil akhir.
 Tuliskan kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas.
 Usahakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga
semua dapat diamati.
 Urutkan kemampuan yang akan dinilai berdasarkan urutan yang akan
diamati
 Bila menggunakan skala rentang, perlu disediakan kriteria untuk setiap
pilihan (kompeten bila siswa...., agak kompeten bila....).
Hal-hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah cara mengamati dan
memberi skor terhadap unjuk kerja siswa. Penilaian sebaliknya dilakukan oleh
lebih dari satu orang agar faktor subjektivitas dapat diperkecil dan hasil
penilaian lebih akurat. Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan
menggunakan daftar cek (ya-tidak) atau skala rentang (sangat kompeten-
kompeten-agak kompeten-tidak kompeten). Lada penilaian unjuk kerja yang
menggunakan daftar cek, siswa mendapat nilai apabila kriteria penguasaan
kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati,
siswa tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya

21
mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak
dapat diamati. Dengan demikian, nilai tengah tidak ada. Penilaian unjuk kerja
yang menggunakan skala rentang memungkinkan penilai memberi nilai
tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian nilai
secara kontinu di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua.

c. Penilaian Produk
Penilaian hasil kerja meliputi pula penilaian terhadap kemampuan siswa
membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil
karya seni (patung), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.
Penilaian produk ini tidak hanya melihat hasil akhirn6a saja tetapi juga proses
pembuatannya. Contoh, kemampuan siswa menggunakan berbagai teknik
menggambar, menggunakan peralatan dengan aman, dan kemampuan siswa
dalam membuat alat peraga matematika atau media pembelajaran.
Pengembangan produk meliputi tiga tahap:
 Tahap persiapan, meliputi: menilai kemampuan siswa merencanakan,
menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
 Tahap pembuatan produk, meliputi: menilai kemampuan siswa menyeleksi
dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
 Tahap penilaianappraisal, meliputi: menilai kemampuan siswa membuat
produk sesuai kegunaannya dan memenuhi kriteria keindahan.
Untuk produk penilaian biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
Cara holistik yang berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya
dilakukan pada tahap appraisal. Cara analitik terhadap aspek-aspek produk
yang berbeda, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada
semua tahap proses pengembangan. Contoh penilaian untuk produk teknologi
pada tahap perencanaan termasuk kriteria yang berkaitan dengan desain dan
pemilihan bahan pada tahap produksi termasuk kriteria yang berkaitan dengan
aplikasi proses dan kemampuan menggunakan alat dan pada tahap appraisal
termasuk kriteria berkaitan dengan pencapaian tujuan yang diinginkan.

d. Penilaian Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan karya (hasil kerja) seorang siswa dalam satu
periode. Kumpulan karya ini menggambarkan taraf kemampuan/kompetensi yang
telah dicapai seorang siswa. Hal penting yang menjadi ciri portofolio adalahkarya
tersebut dapat diperbaiki jika siswa menghendakinya. Dengan demikian,
portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar siswa.
Perkembangan tersebut tidak dapat terlihat dari hasil pengujian. Kumpulan karya
siswa itu merupakan refleksi perkembangan berbagai kompetensi. Di samping itu,
kumpulan karya yang berkelanjutan lebih memperkuat hubungan pembelajaran
dan penilaian. Pengumpulan dan penilaian karyasiswa yang terus menerus

22
sebaiknya dijadikan titik sentral program pengajaran, karena penilaian merupakan
bagian dari proses pembelajaran. Karya tersebut harus selalu diberi tanggal
sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu. Yang menjadi
pertimbangan utama adalah guru sebagiannya menggunakan penilaian portofolio
sebagai bagian integral dari proses pembelajaran karena nilai diagnostik
portofolio sangat berarti bagi guru. Portofolio dapat digunakan untuk menilai
perkembangan siswa dalam ilmu-ilmu sosial, seperti menganalisis masalah-
masalah sosial, bahasa, seperti menulis karangan, dan matematika seperti
pemecahan masalah matematika.
Berikut ini dikemukakan hal-hal pokok yang perlu diperhatikan dalam membuat
portofolio di dalam kelas:
 Pastikan bahwa setiap siswa merasa memiliki portofolio. Dalam hal ini
siswa perlu diberi penjelasan maksud penggunaan portofolio, yaitu tidak
semata-mata merupakan kumpulan hasil kerja sementara siswa yang
digunakan hanya oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh
siswa sendiri. Dengan melihat portofolionya siswa dapat melihat
kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi
secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi siswa untuk belajar
meyakini hasil penilaian mereka sendiri.
 Tentukan bersama siswa sampel-sampel karya apa saja yang akan
dikumpulkan. Kemungkinan karya yang dikumpulkan tidak sama antara
siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Misalnya, untuk kemampuan
menulis karangan karya yang dikumpulkan adalah karangan-karangan
siswa. Untuk kemampuan menggambar, karya yang dikumpulkan adalah
gambar-gambar buatan siswa.
 Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap siswa dalam satu map atau
folder.
 Tentukan kriteria penilaian sampel-sampel karya siswa beserta
pembobotannya bersama para siswa agar kesepakatan. Diskusikan dengan
para siswa bagaimana menilai kualitas karya mereka. Contoh; untuk
kemampuan menulis karangan, kriteria penilaiannya misalnya penggunaan
tata bahasa, pemilihan kosa-kata, kelengkapan gagasan, dan sistematika
penulisan. Sebaliknya kriteria penilaian suatu karya dibahas dan disepakati
bersama siswa sebelum siswa membuat karya tersebut. Dengan demikian,
siswa mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha mencapai harapan
atau standar itu.
 Mintalah siswa menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat
membimbing siswa tentang bagaimana cara menilai dengan memberi
keterangan tentang kelebihan atau kekurangan karya tersebut dan
bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat
membahas portofolio.

23
 Setelah suatu karya dinilai dan ternyata nilainya jelek atau belum
memuaskan siswa, kepada siswa dapat diberi kesempatan untuk
memperbaiki lagi. Namun, antara siswa dan guru perlu dibuat “kontrak”
atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya setelah 2
minggu karya yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru.
 Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika
dianggap perlu, undanglah orang tua siswa. Orang tuaperlu diberi
penjelasan tentang maksud dan tujuan portofolio sehingga mereka dapat
membantu dan memotivasi anaknya.

Perlu dicatat bahwa tidak ada satu pun alat penilaian yang dapat
mengumpulkan informasi prestasi dan kemajuan belajar siswa secara lengkap.
Penilaian tunggal tidak cukup untuk memberikan gambaran/informasi tentang
kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dan sikap seseorang. Lagi pula,
interpretasi hasil tes tidak mutlak dan abadi karena anak terus berkembang
sesuai dengan pengalaman belajar yang dialaminya. Alat penilaian tertulis
seperti pilihan ganda yang mengarah kepada hanya satu jawaban yang benar ,
tidak mampu menilai keterampilan/kemampuan lain yang dimiliki siswa. Hal
ini amat menghambat penguasaan beragam kompetensi yang tercantum pada
kurikulum secara utuh. Alat penilaian pilihan ganda kurang mampu
memberikan informasi yang cukup untuk dijadikan umpan-balik guna
mendiagnosis atau memodifikasi pengalaman belajar. Karena itu, guru
hendaknya mengembangkan alat-alat penilaian yang membedakan antara
jenis-jenis kompetensi yang berbeda dari tiap tingkat pencapaian. Hasil
penilaian dapat menghasilkan rujukan terhadap pencapaian siswa dalam
domain kognitif, afektif, dan psikomotor, sehingga hasil tersebut dapat
menggambarkan profil siswa secara lengkap.

Penilaian kemajuan belajar siswa pada kurikulum berbasis kompetensi


menghendaki ciri-ciri berikut ini.

- Tujuan penilaian bergeser dari keperluan untuk klasifikasi siswa (diskriminasi) ke


pelayanan individual siswa dalam mengembangkan kemampuannya (diferensiasi).
- Lebih cenderung menggunakan penilaian acuan kriteria daripada penilaian acuan
norma.
- Tujuan-tujuan pendidikan yang tercantum dalam kurikulum lebih terjamin dicapai
karena kompetensi dasar yang dirumuskan dalam kurikulum menjadi acuan
utama.

24
- Tidak sekedar menerapkan penilaian tertulis dan lisan tetapi juga penilaian unjuk
kerja, produk, portofolio, dan tingkah laku untuk menjamin validitas penilaian,
objektivitas, penilaian, dan keanekaragaman kompetensi yang dinilai agar
kemampuan siswa lebih rinci terpapar dan tergambarkah.
- Profil kompetensi siswa sebagai hasil belajar memberikan informasi yang lebih
lengkap dan mudah dipahami baik oleh siswa, orang tua, guru lain maupun
pengguna lulusan, sehingga prinsip akuntabilitas publik lebih terjamin.
- Pemanfaatan berbagai cara dan alat penilaian mendorong penerapan pendekatan
belajar aktif sehingga mengoptimalkan kepribadian serta kemampuan bernalar
atau bertindak siswa. Pengumpulan informasi hasil belajar siswa dapat dilakukan
dalam suasana formal dan informal, dengan berbagai cara penilaian.

2.3.3 BENTUK TAGIHAN

Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi


peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau
kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar
peserta didik.

Macam-macam ulangan antara lain:


 Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu
kompetensi Dasar (KD) atau lebih. Nilai setiap kompetensi dikumpulkan dan
akan dilaporkan pada akhir tiap semester. Tes pada akhir semester hanya
dilakukan untuk menilai kompetensi yang relevan yang belum belum dinilai
melalui ulangan harian.
 Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9
minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator
yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
 Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan
ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada
semester tersebut.
 Penilaian akhir tahun dilakukan untuk memberi sumbangan nilai untuk
menentukan kenaikan kelas. Rujukan untuk penilaian akhir tahun adalah
indikator terpenting dari masing-masing kompetensi. Ada indikator yang telah
dinilai melalui observasi, penyelidikan, atau eksperimen (praktikum).
Indikator seperti ini tak perlu dinilai pada aktivitas penilaian akhir tahun.

Contoh cara/alat penilaian untuk mata pelajaran Matematika

25
Mata Kompeten Indikator Cara/Alat Penilaian
Pelajara si Dasar
n

Matemati Mengguna - Melakukan  Testertulis


ka kan operasi simulasi Uni - Mengerjakan soal
bentuk kinetiksosial esai tentang laba,
tentang kegiatan rugi, neto, pajak
aljabar
ekonomi sehari- dalam kegiatan jual
dalam hari beli
kegiatan - Menghitung  TesProyek
ekonomi nilai Melakukan pengamatan/studi
keseluruhan, kegiatan jual beli di roko koperasi
nilai per unit, atau warung. Mencatat data
dan nilai
sebagian. penjualan barang kemudian
- Menentukan melaporkan hasilnya pada forum
besar dan terutama mengenai:
persentase bila
rugi, harga jual, - Harga barang
harga beli, rabat, - Penjualan per bulan
neto pojok, - Keuntungan/pajak
harga tunggal
dalam kegiatan
ekonomi.

26
BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN

3.1.1 Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian hasil ,Belajar,
yaitu penilaian yang mengacu kepada norma (Penilaian Acuan Norma atau norm-
referenced assessment) dan penilaian yang mengacu kepada kriteria (Penilaian
Acuan Kriteria atau criterionreferencedassessment).
3.1.2 Hasil belajar siswa dapat diklasifikasikan ke dalam tiga ranah (domain), yaituDomain
kognitif(pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika-
matematika), (2) domain afektif(sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan
antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional),
dan (3) domain psikomotor(keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik,
kecerdasan visual – spasial, dan kecerdasan musikal.
3.1.3 Ada beragam cara mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar siswa, baik
yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar. Cara mengumpulkan
informasi pada prinsipnya merupakan cara menilai kemajuan belajar siswa. Adapun
cara-cara tersebut antara lain penilaian tertulis tipe objektif, tertulis tipe subjektif,
lisan, unjuk kerja, produk, portofolio, dan tingkah laku.

3.2 SARAN

3.2.1 Seluruh tenaga pendidik di Indonesia diharapkan mampu mempelajari dengan


Seksama mekanisme penilaian secara menyeluruh.
3.2.2 Seorang guru diharapkan mampu melakukan penilaian secara menyeluruh.
Untuk memperoleh hasil penilaian yang maksimal diperlukan lebih dari satu alat
penilaian.
3.2.3 Seorang guru diharapkan melakukan penilaian yang objektif terhadap
Seluruh siswa.

27
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/112538824/ASSESMENT-DAN-EVALUASI-HASIL-BELAJAR-
Pengumpulan-Dan-Pengelolaan-Informasi-Hasil-Belajar

28

Anda mungkin juga menyukai