Disusun Oleh:
KELOMPOK I
Filsawati (105361100120)
Mata Kuliah:
EVALUASI PEMBELAJARAN & HASIL PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Dosen Pengampuh:
Dr. SUKMAWATI, S.Pd., M. Pd.
2021/2022
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warohmatullahiwabarakatuh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang ”Ukuran Tendensi Sentral
dan Ukuran Letak” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterima kasih pada Ibu Dr. Sukmawati, S.Pd., M. Pd.selaku Dosen mata kuliah Evaluasi Proses
& Hasil Pembelajaran Matematika yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Tahapan Hasil Belajar. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Wassalamualaikum warohmatullahiwabarakatuh
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang..................................................................................................... 1
B.RumusanMasalah................................................................................................. 2
C.TujuanMasalah..................................................................................................... 2
D.Manfaat Masalah.................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pendekatan Penilaian ......................................................................................... 3
B. Ruang Lingkup Penilaian Hasil Belajar Matematika ......................................... 6
C. Pengumpulan Informasi Hasil Belajar Matematika ........................................... 16
1. Pengumpulan Informasi.................................................................................... 16
2. Cara Pengumpulan Informasi........................................................................ 18
3. Bentuk Tagihan.............................................................................................. 25
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan.......................................................................................................... 27
B.Saran ................................................................................................................... 27
DAFTARPUSTAKA........................................................................................................... 28
iii
BAB I
PEMBAHASAN
Hasil belajar siswa pada hakikatnya merupakan perubahan tingkah laku setelah melalui
proses pembelajaran. Hasil belajar dalam pengertian luas adalah kemampuan aktual yang
diukur secara langsung yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan Psikomotorik. Hasil
pengukuran belajar (penilaian) inilah akhirnya akan mengetahui seberapa banyak tujuan
pendidikan dan pengajaran yang telah dicapai. Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau
cara yang ditunjukkan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga
proses pembelajaran yang telah dilakukan. Pada tahap ini seorang guru dituntut memiliki
kemampuan dalam menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan alat-alat
evaluasi, pengolahan, dan penggunaan hasil evaluasi. Pembelajaran merupakan suatu sistem
yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berinteraksi dalam usaha mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Setiap proses pembelajaran berlangsung, penting bagi
seorang guru maupun peserta didik untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan tersebut. Hal
ini hanya dapat diketahui jika guru melakukan penilaian, baik penilaian terhadap proses
maupun produk pembelajaran. Siapa pun yang melakukan yang melakukan tugas mengajar,
perlu mengetahui akibat dari pekerjaannya. Pendidik harus mengetahui sejauh mana peserta
didik telah menyerap dan menguasai materi yang telah diajarkan. Sebaliknya, peserta didik
juga membutuhkan informasi tentang hasil pekerjaannya. Hal ini hanya dapat diketahui jika
seorang pendidik (guru) melakukan penilaian. Sebelum melakukan penilaian, maka guru
harus melakukan penilaian yang didahului dengan pengukuran. Pengukuran hasil belajar
adalah cara pengumpulan informasi yang hasilnya dapat dinyatakan dalam bentuk angka
yang disebut skor. Penilaian hasil belajar adalah cara menginterpretasikan skor yang
diperoleh dari pengukuran dengan mengubahnya menjadi nilai dengan prosedur tertentu dan
menggunakannya untuk mengambil keputusan.
Oleh karena itu, para guru ataupun calon guru hendaknya memahami lebih dalam
mengenai pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penilaian, ruang lingkup penilaian
hasil belajar, dan pengumpulan informasi hasil belajar, yang sangat berguna dalam
menjalankan tugasnya sebagai pendidik.
1
1.3 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah di atas adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui komponen-komponen pendekatan penilaian
2. Mengetahui ruang lingkup penilaian hasil belajar matematika siswa.
3. Mengetahui proses pengumpulan hasil belajar matematika siswa.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian hasil belajar,
yaitu penilaian yang mengacu kepada norma (Penilaian Acuan Norma atau norm-
referenced assessment) dan penilaian yang mengacu kepada kriteria (Penilaian Acuan
Kriteria atau criterionreferencedassessment). Perbedaan kedua pendekatan tersebut
terletak pada acuan yang dipakai. Pada penilaian yang mengacu pada norma, interpretasi
hasil penilaian siswa dikaitkan dengan hasil penilaian seluruh siswa yang dinilai dengan
alat penilaian yang sama. Jadi hasil seluruh siswa digunakan sebagai acuan. Sedangkan,
penilaian yang mengacu kepada kriteria atau patokan, interpretasi hasil penilaian
bergantung pada apakah atau sejauh mana seorang siswa mencapai atau menguasai
kriteria atau patokan yang telah ditentukan. Kriteria atau patokan itu dirumuskan dalam
kompetensi atau hasil belajar dalam kurikulum berbasiskompetensi. Alur pengembangan
kedua pendekatandapat dilihat pada bagan berikut.
Dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi pendekatan penilaian yang digunakan
adalah penilaian yang mengacu kepada kriteria atau patokan. Dalam hal ini prestasi siswa
ditentukan oleh kriteria yang telah ditetapkan untuk penguasaan suatu kompetensi.
Dengan kata lain, penilaian mengacu kepada kurikulum. Meskipun demikian, kadang-
3
kadang dapat digunakan penilaian acuan norma, untuk maksud khusus tertentu sesuai
dengan kegunaannya, seperti untuk memilih siswa untuk rombongan belajar yang mana,
untuk mengelompokkan siswa dalam kegiatan belajar, dan untuk menyeleksi siswa yang
mewakili sekolah dalam lomba antar-sekolah.
Perbedaan antara Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Kriteria (PAK)
4
3. Kegunaan PAN dipakai untuk : PAK dipakai untuk :
Menentukan ranking Menentukan sejauh
prestasi siswa dalam 1 mana siswa telah
kelas. mencapai
Mengelompokkan siswa target/kompetensi
dalam satukelas yang telah ditetapkan
berdasarkan prestasi dalam kurikulum.
belajar. Memberikan remidi
Menentukan/menyeleksi atau pengayaan bagi
siswa ke dalam kelas siswa-siswa tertentu
unggul dan kelas normal. berdasarkan hasil
Membandingkan antar- penilaian diagnostik.
siswa. Memperkirakan mutu
Menentukan/menyeleksi suatu sekolah
siswa yang mewakili lomba berdasarkan standar
antar-sekolah. mutu nasional yang
Menyeleksi siswa yang tergambar dalam
hendak ke jenjang sekolah daftar kompetensi
lebih tinggi atau ke PT. yang tercantum dalam
kurikulum.
4 Seleksi Elemen Seleksi elemen penilaian bertujuan Seleksi elemen penilaian
Penilaian “Mendiskriminasi” siswa, siapa bertujuan “Mendiferensiasi”
yang lolos dan siapa yang tidak siswa untuk melihat
lolos. Karena itu, taraf kesulitan kedudukan (posisi) masing-
elemen-elemen pendidikan masing siswa terhadap
cenderung ditingkatkan. Daftar kompetensi mata pelajaran
Indikator penilaian dalam yang dituntut dalam
kurikulum tidaklah penting. kurikulum. Kepada siswa
Kepada siswa biasanya tidak dapat disampaikan/dibahas
disampaikan lebih dulu patokan lebih dulu patokan penilaian
penilaian yang akan digunakan. yang hendak digunakan guru.
5
dalam rapor Pernyataan kriteria
Umumnya berupa angka : yang dicapai dalam
0 – 10 batas-batas yang
0 – 100 ditentukan
A–D sebelumnya
Persentase Pernyataan untuk
kerja(Penampilan)
Hasil belajar siswa dapat diklasifikasikan ke dalam tiga ranah (domain), yaitu (1) domain
kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika –
matematika), (2) domain afektif (sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan
antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional), dan (3)
domain psikomotor (keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan
visual-spasial, dan kecerdasan musikal).
Sejauh mana masing-masing domain tersebut memberi sumbangan terhadap sukses
seseorang dalam pekerjaan dan kehidupan? Data hasil Penelitian kecerdasan
menunjukkan sebagai berikut :
Domain Kognitif : 5%
Kecerdasan bahasa
Kecerdasan Logika – Matematika
Domain Afektif (Kecerdasan emosional) : 80%
Kecerdasan Antarpribadi
Kecerdasan Intrapribadi
Domain Psikomotor : 15%
Kecerdasan Kinestetik
Kecerdasan Visual – Spasial
Kecerdasan Musikal
Data ini menunjukkan bahwa sukses seseorang baik dalam pekerjaan maupun dalam
kehidupan amat ditentukan oleh kecerdasan emosional (EQ) atau kemampuan afektif
(sekitar 80%). Sumbangan kecerdasan-kecerdasan yang tergolong kemampuan
psikomotor terhadap sukses tersebut hanya sekitar 15% dan kecerdasan-kecerdasan yang
tergolong kemampuan kognitif hanya sekitar 5%. Namun, dalam praxis Pendidikan di
Indonesia yang tercermin dalam proses belajar-mengajar dan penilaian, yang amat
6
ditekankan justru domainkognitif. Domain ini terutama direfleksikan dalam 4 kelompok
mata pelajaran, yaitu bahasa, matematika, sains, dan ilmu-ilmu sosial. Domain
psikomotor yang terutama direfleksikan dalam mata-mata pelajaran pendidikan jasmani,
keterampilan, kesenian cenderung disepelekan. Demikian pula, hal ini terjadi pada
domain afektif yang terutama direfleksikan dalam mata pelajaran agama dan
kewarganegaraan. Agar penekanan dalam pembangunan ketiga domain ini disesuaikan
dengan proporsi sumbangan masing-masing domain terhadap sukses dalam pekerjaan dan
kehidupan, para guru perlu memahami pengertian dan tingkatan tiap domain serta
bagaimana menerapkannya dalam proses pembelajaran dan penilaian. Sehubungan
dengan hal itu, berikut ini dikemukakan arti tiap tingkatan dan contoh kegiatan
pembelajaran pada domain kognitif, afektif, dan psikomotor.
1. Mengingat – menemukan
Kembali pengetahuan yang
bersangkutan dari ingatan
jangka panjang.
1.1 Mengenali
Mengingat kembali
Mengingat Kembali pengetahuan yang
bersangkutan dari ingatan
jangka panjang (contoh:
mengingat kembali konsep
bangun datar yang pernah
dipelajari pada tingkat
sebelumnya)
7
2. Memahami – Membangun
Suatu gagasan dari intisari
materi pelajaran termasuk
secara lisan, tertulis,
komunikasi grafis.
2.1 Menafsirkan
Menjelaskan, menguraikan,
2.2 Memberi contoh
menterjemahkan
Mendeteksi kesesuaian
8
antara 2 ide, objek, atau
sesuatu yang sejenisnya
Membandingkan,
(contoh: membandingkan
mencocokkan, memetakan
sudut-sudut suatu segitiga
dengan segitiga lainnya)
2.7 Menjelaskan
Membentuk suatu contoh
sebab-akibat dari sebuah
sistem (contoh: menjelaskan
atau mempresentasikan
Membentuk contoh materi bangun datar di depan
kelas)
3. Menerapkan –
menggunakan Cara-cara
yang sesuai dengan situasi
yang diberikan
3.1 Melaksanakan
Membawakan
Mengaplikasikan suatu
prosedur untuk suatu tugas
sederhana. (contoh: mencari
luas daerah segitiga dengan
3.2 Menerapkan menggunakan rumus yang
telah diberikan)
Mengaplikasikan suatu
Menggunakan prosedur untuk suatu tugas
yang lebih kompleks (contoh:
menemukan luas daerah
jajargenjang dengan
menggunakan luas daerah
segitiga
4. Menganalisa – Memilah
materi menjadi unsur-unsur
pokoknya dan menyatakan
bagaimana suatu bagian
9
berkaitan dengan bagian
lainnya sehingga menjadi
suatu susunan keseluruhan.
4.1 Membedakan
Membedakan, memilih
5. Mengevaluasi – Membuat
Keputusan-keputusan
berdasarkan pada suatu
kriteria dan standar
5.1 Mengecek
10
Menyelaraskan, mendeteksi,
mengawasi, mengetest
Mendeteksi
ketidakkonsistenan atau
kekeliruan pada suatu proses
atau hasil : mendeteksi
keefektifan suatu langkah
yang diterapkan (contoh:
5.2 Mengkritisi mengecek kembali hasil
perhitungan yang telah
diselesaikan)
Menilai
Mendeteksi ketidak-
konsistenan diantara suatu
hasil dan kriteria; mendeteksi
kebenaran suatu langkah
untuk masalah yang
diberikan (contoh:
memperbaiki jika terjadi
kesalahan dalam perhitungan,
serta menilai apakah langkah
yang diterapkan sudah
efektif).
6. Mencipta–menempatkan
bagian-bagian secara
bersamaan untuk
membentuk suatu
penyusunan ulang yang
logis atau fungsional
6.1 Membangkitkan
Menghipotesakan
Sampai pada suatu hipotesa
alternatif yang berdasarkan
pada kriteria (contoh:
6.2 Merencanakan memperkirakan bahwa suatu
11
masalah Matematika
memiliki alternatif
Pemecahan yang lain)
Merancang
Merencanakan suatu langkah
untuk mengerjakan tugas
(contoh: Merancang suatu
alternatif lain dalam
6.3 Menghasilkan memecahkan masalah
matematika.
No Tingkat Deskripsi
Kepekaan (keinginan
menerima/memperhatikan)
terhadap fenomena dan stimuli.
Menunjukkan perhatian yang
terkontrol dan terseleksi.
Contoh kegiatan belajar :
12
Contoh kegiatan belajar:
Mentaati aturan
Mengerjakan tugas
Mengungkapkan perasaan
Menanggapi pendapat
Melakukan introspeksi
13
V Karakterisasi (Menjadi Karakter) Arti:
No Tingkat Deskripsi
14
Contoh gerakan manipulasi,
menyusun balok/blok,
menggunting, menggambar dengan
krayon, Memegang dan melepas
objek, blok, atau mainan.
Keterampilan gerak tangan dan
jari-jari : menggambar grafik
Menggerakkan otot/sekelompok
otot selama waktu tertentu
Berlari jauh
Mengangkat beban, menarik-
mendorong, Melakukan push-
upkegiatan memperkuat lengan,
kaki, dan perut,
Menari
Melakukan senam
Melakukan gerak pesenam, pemain
biola, pemain bola
15
V Gerakan Terampil (Skilled Arti:
Movements)
Dapat mengontrol berbagai
tingkatan gerak
Terampil, tangkas, cekatan
melakukan gerakan yang sulit dan
rumit (kompleks)
Contoh kegiatan belajar:
16
dari waktu ke waktu. Kemajuan belajar tersebut dapat diidentifikasi dengan mengacu
pada indikator pencapaian yang sudah ditemukan dalam kurikulum.
Cara penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa harus dirancang
dengan memperhatikan hal-hal berikut:
o Mengacu pada kurikulum, artinya penilaian yang dilakukan harus mengarah ke
menilai kompetensi-kompetensi dasar yang ditentukan dalam kurikulum.
o Bersikap adil bagi seluruh siswa, tanpa membedakan latar belakang budaya, jenis
kelamin dan hal-hal yang tidak berkaitan dengan penilaian.
o Dapat memberi informasi yang lengkap sebagai umpan balik bagi guru guna
perbaikan program pembelajaran dan pemberian bantuan kepada siswa secara
perseorangan.
o Bermanfaat bagi siswa untuk mengetahui kekuatan dan kelemahannya.
o Dilaksanakan tanpa menekan siswa atau dalam suasana yang menyenangkan.
o Diadministrasi secara tepat dan efisien.
Untuk mengumpulkan informasi hasil belajar siswa, pemilihan cara dan alat
penilaian harus dilakukan dengan hati-hati, karena tidak semuanya mampu
mengumpulkan informasi yang tepat tentang hasil belajar siswa. Pemilihan cara penilaian
dapat mempengaruhi pemikiran siswa mengenai apa yang bernilai. Sebagai contoh: bagi
pelajaran sais keterampilan yang diperoleh waktu praktik di laboratorium sangatlah
penting, tetapi hasil belajar dinilai dengan tes tertulis. Akibatnya, siswa bahkan guri
sendiri akan memusatkan perhatian dan usahanya hanya kepada hasil belajar yang dapat
dinilai dengan tes tertulis.
17
Pengumpulan informasi hasil belajar biasanya memerlukan cara dan alat penilaian
yang beragam. Informasi tentang hasil belajar tertentu mungkin diperoleh melalui
observasi, sedangkan informasi tentang hasil belajar lainnya mungkin diperoleh melalui
tugas tertulis, seperti tes, kuis, dan pekerjaan rumah. Informasi hasil belajar lainnya
mungkin hanya dapat diperoleh melalui penilaian karya siswa.
3. Lisan Suara
18
Tabel ini menunjukkan bahwa semakin beragam cara penilaian yang diterapkan guru,
semakin lengkap apa yang dinilai dalam diri siswa.
Selanjutnya berikut ini daftar contoh alat penilaian pada masing-masing penilaian.
19
- Pengamatan perilaku
Kurikulum berbasis kompetensi akan berhasil dilaksanakan jika diterapkan pola
belajar aktif karena pola ini mampu mengembangkan seluruh kompetensi secara optimal.
Jika pola ini diterapkan, beragam cara dan alat penilaian harus pula diterapkan, terutama
cara-cara unjuk kerja, produk, portofolio, dan tingkah laku.
a. Penilaian Tertulis
Penilaian tertulis biasanya diadakan untuk waktu yang terbatas dan dalam kondisi
tertentu. Dari berbagai alat penilaian tertulis, alat penilaian jawaban benar-salah,
isian singkat, dan menjodohkan merupakan alat yang hanya menilai kemampuan
berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Alat pilihan ganda
dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami. Pilihan
ganda mempunyai kelemahan, yaitu siswa tidak mengembangkan sendiri
jawabannya tetapi cenderung hanya menerka jawaban yang benar. Hal ini
menimbulkan kecenderungan siswa tidak belajar untuk memahami pelajaran
tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Alat penilaian ini kurang dianjurkan
pemakaiannya karena tidak menggambarkan kemampuan siswa yang
sesungguhnya. Esai adalah alat penilaian yang menuntut siswa untuk mengingat,
memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah
dipelajari, dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut
dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini
dapat menilai berbagai jenis kemampuan, misalnya mengemukakan pendapat,
berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain cakupan materi
yang ditanyakan terbatas. Dalam melakukan pemeriksaan soal esai perlu
diperhatikan hal-hal berikut:
Siapkan pedoman penilaian atau penskoran segera setelah menulis soal
untuk memeriksa jawaban siswa kelak.
Bacalah jawaban siswa lalu bandingkan dengan jawaban yang ada pada
pedoman.
Berikan skor sesuai dengan tingkat kelengkapan dan kesempurnaan
jawaban siswa. Semakin lengkap jawabannya semakin tinggi skornya dan
sebaliknya, semakin kurang lengkap jawabannya semakin kecil skornya.
Periksalah seluruh lembar jawaban siswa pada nomor yang sama, baru
kemudian dilanjutkan memeriksa jawaban nomor berikutnya. Hal ini perlu
dilakukan untuk menjaga konsistensi dan objektivitas pemberian skor.
Hindarkan faktor-faktor yang tidak relevan dalam pemberian skor, seperti
bagus tidaknya tulisan, kedekatan hubungan guru dengan siswa, dan
perilaku siswa yang menyenangkan atau menjengkelkan.
20
b. Penilaian Unjuk Kerja (Performance)
Pada dokumen kurikulum tercantum banyak hasil belajar yang menggambarkan
proses, kegiatan, atau unjuk kerja. Untuk menilai hasil belajar tersebut dibutuhkan
pengamatan terhadap siswa ketika melakukannya. Penilaian unjuk kerja adalah
penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa
sebagaimana yang terjadi. Penilaian dilakukan terhadap unjuk kerja, tingkah laku,
atau interaksi siswa. Cara penilaian ini lebih autentik daripada tes tertulis karena
apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya.
Semakin sering guru mengamati unjuk kerja siswa, semakin terpercaya hasil
penilaian kemampuan siswa. Penilaian dengan cara ini lebih tepat digunakan
untuk menilai kemampuan siswa dalam presentasi dan diskusi, pemecahan
masalah dalam suatu kelompok, partisipasi siswa dalam diskusi kelompok kecil,
dan mengoperasikan suatu alat. Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam
berbagai konteks sebelum menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu.
Contoh: untuk menilai kemampuan penguasaan materi matematika setiap siswa,
perlu dilakukan pengamatan berbicara yang beragam, seperti diskusi dalam
kelompok kecil dan metode presentasi. Dengan demikian, gambaran kemampuan
siswa akan lebih utuh.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat penilaian unjuk kerja
adalah sebagai berikut:
Identifikasi semua langkah penting atau aspek yang diperlukan atau yang
akan mempengaruhi hasil akhir.
Tuliskan kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas.
Usahakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga
semua dapat diamati.
Urutkan kemampuan yang akan dinilai berdasarkan urutan yang akan
diamati
Bila menggunakan skala rentang, perlu disediakan kriteria untuk setiap
pilihan (kompeten bila siswa...., agak kompeten bila....).
Hal-hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah cara mengamati dan
memberi skor terhadap unjuk kerja siswa. Penilaian sebaliknya dilakukan oleh
lebih dari satu orang agar faktor subjektivitas dapat diperkecil dan hasil
penilaian lebih akurat. Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan
menggunakan daftar cek (ya-tidak) atau skala rentang (sangat kompeten-
kompeten-agak kompeten-tidak kompeten). Lada penilaian unjuk kerja yang
menggunakan daftar cek, siswa mendapat nilai apabila kriteria penguasaan
kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati,
siswa tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya
21
mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak
dapat diamati. Dengan demikian, nilai tengah tidak ada. Penilaian unjuk kerja
yang menggunakan skala rentang memungkinkan penilai memberi nilai
tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian nilai
secara kontinu di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua.
c. Penilaian Produk
Penilaian hasil kerja meliputi pula penilaian terhadap kemampuan siswa
membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil
karya seni (patung), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.
Penilaian produk ini tidak hanya melihat hasil akhirn6a saja tetapi juga proses
pembuatannya. Contoh, kemampuan siswa menggunakan berbagai teknik
menggambar, menggunakan peralatan dengan aman, dan kemampuan siswa
dalam membuat alat peraga matematika atau media pembelajaran.
Pengembangan produk meliputi tiga tahap:
Tahap persiapan, meliputi: menilai kemampuan siswa merencanakan,
menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
Tahap pembuatan produk, meliputi: menilai kemampuan siswa menyeleksi
dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
Tahap penilaianappraisal, meliputi: menilai kemampuan siswa membuat
produk sesuai kegunaannya dan memenuhi kriteria keindahan.
Untuk produk penilaian biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
Cara holistik yang berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya
dilakukan pada tahap appraisal. Cara analitik terhadap aspek-aspek produk
yang berbeda, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada
semua tahap proses pengembangan. Contoh penilaian untuk produk teknologi
pada tahap perencanaan termasuk kriteria yang berkaitan dengan desain dan
pemilihan bahan pada tahap produksi termasuk kriteria yang berkaitan dengan
aplikasi proses dan kemampuan menggunakan alat dan pada tahap appraisal
termasuk kriteria berkaitan dengan pencapaian tujuan yang diinginkan.
d. Penilaian Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan karya (hasil kerja) seorang siswa dalam satu
periode. Kumpulan karya ini menggambarkan taraf kemampuan/kompetensi yang
telah dicapai seorang siswa. Hal penting yang menjadi ciri portofolio adalahkarya
tersebut dapat diperbaiki jika siswa menghendakinya. Dengan demikian,
portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar siswa.
Perkembangan tersebut tidak dapat terlihat dari hasil pengujian. Kumpulan karya
siswa itu merupakan refleksi perkembangan berbagai kompetensi. Di samping itu,
kumpulan karya yang berkelanjutan lebih memperkuat hubungan pembelajaran
dan penilaian. Pengumpulan dan penilaian karyasiswa yang terus menerus
22
sebaiknya dijadikan titik sentral program pengajaran, karena penilaian merupakan
bagian dari proses pembelajaran. Karya tersebut harus selalu diberi tanggal
sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu. Yang menjadi
pertimbangan utama adalah guru sebagiannya menggunakan penilaian portofolio
sebagai bagian integral dari proses pembelajaran karena nilai diagnostik
portofolio sangat berarti bagi guru. Portofolio dapat digunakan untuk menilai
perkembangan siswa dalam ilmu-ilmu sosial, seperti menganalisis masalah-
masalah sosial, bahasa, seperti menulis karangan, dan matematika seperti
pemecahan masalah matematika.
Berikut ini dikemukakan hal-hal pokok yang perlu diperhatikan dalam membuat
portofolio di dalam kelas:
Pastikan bahwa setiap siswa merasa memiliki portofolio. Dalam hal ini
siswa perlu diberi penjelasan maksud penggunaan portofolio, yaitu tidak
semata-mata merupakan kumpulan hasil kerja sementara siswa yang
digunakan hanya oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh
siswa sendiri. Dengan melihat portofolionya siswa dapat melihat
kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi
secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi siswa untuk belajar
meyakini hasil penilaian mereka sendiri.
Tentukan bersama siswa sampel-sampel karya apa saja yang akan
dikumpulkan. Kemungkinan karya yang dikumpulkan tidak sama antara
siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Misalnya, untuk kemampuan
menulis karangan karya yang dikumpulkan adalah karangan-karangan
siswa. Untuk kemampuan menggambar, karya yang dikumpulkan adalah
gambar-gambar buatan siswa.
Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap siswa dalam satu map atau
folder.
Tentukan kriteria penilaian sampel-sampel karya siswa beserta
pembobotannya bersama para siswa agar kesepakatan. Diskusikan dengan
para siswa bagaimana menilai kualitas karya mereka. Contoh; untuk
kemampuan menulis karangan, kriteria penilaiannya misalnya penggunaan
tata bahasa, pemilihan kosa-kata, kelengkapan gagasan, dan sistematika
penulisan. Sebaliknya kriteria penilaian suatu karya dibahas dan disepakati
bersama siswa sebelum siswa membuat karya tersebut. Dengan demikian,
siswa mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha mencapai harapan
atau standar itu.
Mintalah siswa menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat
membimbing siswa tentang bagaimana cara menilai dengan memberi
keterangan tentang kelebihan atau kekurangan karya tersebut dan
bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat
membahas portofolio.
23
Setelah suatu karya dinilai dan ternyata nilainya jelek atau belum
memuaskan siswa, kepada siswa dapat diberi kesempatan untuk
memperbaiki lagi. Namun, antara siswa dan guru perlu dibuat “kontrak”
atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya setelah 2
minggu karya yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru.
Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika
dianggap perlu, undanglah orang tua siswa. Orang tuaperlu diberi
penjelasan tentang maksud dan tujuan portofolio sehingga mereka dapat
membantu dan memotivasi anaknya.
Perlu dicatat bahwa tidak ada satu pun alat penilaian yang dapat
mengumpulkan informasi prestasi dan kemajuan belajar siswa secara lengkap.
Penilaian tunggal tidak cukup untuk memberikan gambaran/informasi tentang
kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dan sikap seseorang. Lagi pula,
interpretasi hasil tes tidak mutlak dan abadi karena anak terus berkembang
sesuai dengan pengalaman belajar yang dialaminya. Alat penilaian tertulis
seperti pilihan ganda yang mengarah kepada hanya satu jawaban yang benar ,
tidak mampu menilai keterampilan/kemampuan lain yang dimiliki siswa. Hal
ini amat menghambat penguasaan beragam kompetensi yang tercantum pada
kurikulum secara utuh. Alat penilaian pilihan ganda kurang mampu
memberikan informasi yang cukup untuk dijadikan umpan-balik guna
mendiagnosis atau memodifikasi pengalaman belajar. Karena itu, guru
hendaknya mengembangkan alat-alat penilaian yang membedakan antara
jenis-jenis kompetensi yang berbeda dari tiap tingkat pencapaian. Hasil
penilaian dapat menghasilkan rujukan terhadap pencapaian siswa dalam
domain kognitif, afektif, dan psikomotor, sehingga hasil tersebut dapat
menggambarkan profil siswa secara lengkap.
24
- Tidak sekedar menerapkan penilaian tertulis dan lisan tetapi juga penilaian unjuk
kerja, produk, portofolio, dan tingkah laku untuk menjamin validitas penilaian,
objektivitas, penilaian, dan keanekaragaman kompetensi yang dinilai agar
kemampuan siswa lebih rinci terpapar dan tergambarkah.
- Profil kompetensi siswa sebagai hasil belajar memberikan informasi yang lebih
lengkap dan mudah dipahami baik oleh siswa, orang tua, guru lain maupun
pengguna lulusan, sehingga prinsip akuntabilitas publik lebih terjamin.
- Pemanfaatan berbagai cara dan alat penilaian mendorong penerapan pendekatan
belajar aktif sehingga mengoptimalkan kepribadian serta kemampuan bernalar
atau bertindak siswa. Pengumpulan informasi hasil belajar siswa dapat dilakukan
dalam suasana formal dan informal, dengan berbagai cara penilaian.
25
Mata Kompeten Indikator Cara/Alat Penilaian
Pelajara si Dasar
n
26
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
3.1.1 Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian hasil ,Belajar,
yaitu penilaian yang mengacu kepada norma (Penilaian Acuan Norma atau norm-
referenced assessment) dan penilaian yang mengacu kepada kriteria (Penilaian
Acuan Kriteria atau criterionreferencedassessment).
3.1.2 Hasil belajar siswa dapat diklasifikasikan ke dalam tiga ranah (domain), yaituDomain
kognitif(pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika-
matematika), (2) domain afektif(sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan
antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional),
dan (3) domain psikomotor(keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik,
kecerdasan visual – spasial, dan kecerdasan musikal.
3.1.3 Ada beragam cara mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar siswa, baik
yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar. Cara mengumpulkan
informasi pada prinsipnya merupakan cara menilai kemajuan belajar siswa. Adapun
cara-cara tersebut antara lain penilaian tertulis tipe objektif, tertulis tipe subjektif,
lisan, unjuk kerja, produk, portofolio, dan tingkah laku.
3.2 SARAN
27
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/112538824/ASSESMENT-DAN-EVALUASI-HASIL-BELAJAR-
Pengumpulan-Dan-Pengelolaan-Informasi-Hasil-Belajar
28