Anda di halaman 1dari 15

Ruang Lingkup Penilaian dengan Taksonomi Tujuan

Pendidikan (Kognitif,Afektif,dan Psikomotorik) dengan Penilaian hasil


belajar Sesuai Standar Penilaian Pendidikan Nasional
KELOMPOK 4
Nurul Wadah (105361101720)
Nur Rezky Mauliana J (105361101720)
Andi Ashabul Khairil S (105361101818)
Lailatul HikmatuS S (180402008)

Evaluasi Proses
dan Hasil
Pembelajaran
Matematika
Ruang lingkup

Penilaian
A. Kerangka dasar tujuan pendidikan dan penilaian
hasil belajar
B. Ruang lingkup penilaian
C. Penilaian hasil belajar sesuai standar penilaian
pendidikan nasional
A. Kerangka dasar tujuan pendidikan dan penilaian
hasil belajar
Merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali
disoleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa
domain (ranah, kawasan), setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang
lebih rinci berdasarkan hirarkinya.

Kerangka tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:

● Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual,
seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
● Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi,
seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
● Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin
Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga
domain tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantoro
(1959), yaitu: cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah: penalaran,
penghayatan, dan pengamalan. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi
beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai
dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah
laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang
lebih rendah, seperti misalnya dalam ranah kognitif, untuk mencapai “pemahaman”
yang berada di tingkatan kedua juga diperlukan “pengetahuan” yang ada pada tingkatan
pertama.
Pada tahun 1956 Benyamin Bloom menyampaikan gagasannya berupa taksonomi
tujuan pendidikan dengan menyajikannya dalam bentuk hirarki. Tujuan penyajian ke
dalam bentuk sistem klasifikasi hirarki ini dimaksudkan untuk mengkategorisasi hasil
perubahan pada diri siswa sebagai hasil buah pembelajaran.
Dalam paradigma lama, penilaian pembelajaran lebih ditekankan pada hasil
(produk) dan cenderung hanya menilai kemampuan aspek kognitif, yang kadang-kadang
direduksi sedemikian rupa melalui bentuk tes obyektif.
Sementara, penilaian dalam aspek afektif dan psikomotorik kerapkali diabaikan.
1. Kemampuan afektif berhubungan dengan minat dan sikap yang dapat berbentuk
tanggung jawab, kerjasama, disiplin, komitmen, percaya diri, jujur,
menghargai pendapat orang lain, dan kemampuan mengendalikan diri.
2. Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup
kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu : mengingat, sampai pada
kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk
menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau
prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.
Dengan demikian aspek kognitif adalah sub taksonomi yang
mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari
tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.
Untuk itu, afektif dirasakan penting oleh semua orang, namun
implementasinya masih kurang. Hal ini disebabkan merancang pencapaian tle.
P5 2
k Ti
tujuan pembelajaran afektif tidak semudah seperti pembelajaran kognitif Bo o

dan psikomotor. Dengan dengan satuan pendidikan harus merancang


kegiatan pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran afektif dapat dicapai.
B.Ruang lingkup Penilaian ● Penerapan(Aplication)
Penerapan (application), yaitu jenjang kemampuan yang
Adapun rincian setiap domain tersebut antara lain
menuntut peserta didik untuk menggunakan ide-ide umum,
sebagai berikut :
tata cara ataupun metode, prinsip dan teori-teori dalam
1. Domain Kognitif (Cognitive Domain)
situasi baru dan konkrit.
Domain kognitif(cognitive domain). Domain ini ● Analisis(Analysis)
memiliki enam jenjang kemampuan, yaitu: Analisis(analysis), yaitu jenjang kemampuan yang
● Pengetahuan(Knowladge)
menuntut peserta didik untuk menguraikan suatu situasi
Pengetahuan (knowledge), yaitu jenjang kemampuan
atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen
yang menuntut peserta didik untuk dapat mengenali
pembentuknya. Kemampuan analisis dikelompokkan
atau mengetahui adanya konsep, prinsip, fakta atau
menjadi tiga, yaitu analisis unsur, analisis hubungan, dan
istilah tanpa harus mengerti atau dapat
analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi.
menggunakannya. ● Sintesis(Synthesis)
● Pemahaman (omprehension) Sintesis(synthesis), yaitu jenjang kemampuan yang
Pemahaman(comprehension), yaitu jenjang
menuntut peserta didik untuk menghasilkan sesuatu yang
kemampuan yang menuntut peserta didik untuk
baru dengan cara menggabungkan berbagai faktor. Hasil
memahami atau mengerti tentang materi pelajaran yang
yang diperoleh dapat berupa tulisan, rencana atau
disampaikan guru dan dapat memanfaatkannya tanpa
mekanisme. 
harus menghubungkannya dengan hal-hal lain. ● Evaluasi(Evaluation)
Kemampuan ini dijabarkan lagi menjadi tiga, yakni: (1)
Evaluasi(evaluation), yaitu jenjang kemampuan yang
Menterjemahkan, (2) Menafsirkan, dan (3) menuntut peserta didik untuk dapat mengevaluasi suatu
Mengekstrapolasi.
situasi, keadaan, pernyataan atau konsep berdasarkan
kriteria tertentu.
2. Domain Afektif(Affective Domain) b. Kriteria Ranah Afektif
Domain afektif (affective domain), yaitu internalisasi sikap yang
menunjuk ke arah pertumbuhan batiniah dan terjadi bila peserta Pemikiran atau perilaku harus memiliki dua kriteria untuk
didik menjadi sadar tentang nilai yang diterima, kemudian diklasifikasikan sebagai ranah afektif yakni; perilaku
mengambil sikap sehingga menjadi bagian dari dirinya dalam
membentuk nilai dan menentukan tingkah laku. melibatkan perasaan dan emosi seseorang, dan perilaku harus
a. Jenjang Kemampuan tipikal perilaku seseorang.
Domain afektif terdiri atas beberapa jenjang kemampuan, yaitu :
(1) Kemampuan menerima(receiving) Kriteria lain yang termasuk ranah afektif adalah, Intensitas
Kemauan menerima (receiving), yaitu jenjang kemampuan yang dan target.
menuntut peserta didik untuk peka terhadap eksistensi fenomena
atau rangsangan tertentu. Kepekaan ini diawali dengan penyadaran (1).Intensitas
kemampuan untuk menerima dan memperhatikan. Intensitas menyatakan derajat atau kekuatan dari
(2). Kemampuan menanggapi/menjawab(Responding)
Kemauan menanggapi/menjawab (responding), yaitu jenjang perasaan. Beberapa perasaan lebih kuat dari yang lain,
kemampuan yang menuntut peserta didik untuk tidak hanya peka misalnya cinta lebih kuat dari senang atau suka. Sebagian
pada suatu fenomena tetapi juga bereaksi terhadap salah satu cara.
Penekanannya pada kemauan peserta didik untuk menjawab secara orang kemungkinan memiliki perasaan yang lebih kuat
sukarela, membaca tanpa ditugaskan. dibanding yang lain. Arah perasaan berkaitan dengan
(3).Kemampuan menilai(valuing)
Menilai (valuing), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut orientasi positif atau negatif dari perasaan yang menunjukkan
peserta didik untuk menilai suatu objek, fenomena atau tingkah laku apakah perasaan itu baik atau buruk.Misalnya senang pada
tertentu secara konsisten.
(4). Kemampuan organisasi(organization) pelajaran dimaknai positif, sedang kecemasan dimaknai
Organisasi (organization), yaitu jenjang kemampuan yang negatif. Bila intensitas dan arah perasaan ditinjau bersama-
menuntut peserta didik untuk menyatukan nilai-nilai yang berbeda,
memecahkan masalah, membentuk suatu sistem nila i sama, maka karakteristik afektif berada dalam suatu skala
yang kontinum.
c. Tipe Karakteristik Ranah Afektif
Ada lima tipe karakteristik afektif yang penting
berdasarkan tujuannya, yaitu :
(1).Sikap
(2). Target Sikap merupakan suatu kencendrungan untuk bertindak
secara suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap
Target, mengacu pada objek, aktivitas, atau ide sebagai arah
dapat dibentuk melalui cara mengamati dan menirukan
dari perasaan. Bila kecemasan merupakan karakteristik sesuatu yang positif, kemudian melalui penguatan serta
menerima informasi verbal.
afektif yang ditinjau, ada beberapa kemungkinan target.
Perubahan sikap dapat diamati dalam proses
Peserta didik mungkin bereaksi terhadap sekolah, pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, keteguhan, dan
konsistensi terhadap sesuatu. Penilaian sikap adalah
matematika, situasi sosial, atau pembelajaran. Tiap unsur ini
penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta
bisa merupakan target dari kecemasan. didik terhadap mata pelajaran, kondisi pembelajaran,
pendidik, dan sebagainya.
Kadang-kadang target ini diketahui oleh seseorang namun
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) sikap adalah suatu
kadang-kadang tidak diketahui. Seringkali peserta didik predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara positif
atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau
merasa cemas bila menghadapi tes di kelas. Peserta didik
orang. Sikap peserta didik terhadap objek misalnya sikap
tersebut cenderung sadar bahwa target kecemasannya adalah terhadap sekolah atau terhadap mata pelajaran. Sikap
peserta didik ini penting untuk ditingkatkan (Popham,
tes.
1999).
Sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, misalnya
bahasa Inggris, harus lebih positif setelah peserta didik
mengikuti pembelajaran bahasa Inggris dibanding sebelum
mengikuti pembelajaran. Perubahan ini merupakan salah
satu indikator keberhasilan pendidik dalam melaksanakan
proses pembelajaran.
c. Penilaian konsep diri dapat dilakukan dengan penilaian diri.
(2).Minat Kelebihan dari penilaian diri adalah sebagai berikut:
Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang
terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk 1. Pendidik mampu mengenal kelebihan dan kekurangan peserta
memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan didik.
untuk tujuan perhatian atau pencapaian. 2. Peserta didik mampu merefleksikan kompetensi yang sudah
Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia (1990: 583), minat dicapai.
atau
keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. 3. Pernyataan yang dibuat sesuai dengan keinginan penanya.
Hal penting pada minat adalah intensitasnya. Secara umum minat - Memberikan motivasi diri dalam hal penilaian kegiatan
termasuk karakteristik afektif yang memiliki intensitas tinggi. peserta didik.
Penilaian minat dapat digunakan untuk: - Peserta didik lebih aktif dan berpartisipasi dalam proses
a. Mengetahui minat peserta didik sehingga mudah untuk pengarahan
dalam pembelajaran, pembelajaran.
b. Mengetahui bakat dan minat peserta didik yang sebenarnya, - Dapat digunakan untuk acuan menyusun bahan ajar dan
Pertimbangan penjurusan dan pelayanan individual peserta didik,
c. Menggambarkan keadaan langsung di lapangan/kelas mengetahui standar input peserta didik.
(3).Konsep diri
Menurut Smith (1978), konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan - Peserta didik dapat mengukur kemampuan untuk
individu terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. Target, mengikuti pembelajaran.
arah, dan intensitas konsep diri pada dasarnya seperti ranah afektif - Peserta didik dapat mengetahui ketuntasan belajarnya.
yang lain. - Melatih kejujuran dan kemandirian peserta didik.
a. Target konsep diri biasanya orang tetapi bisa juga institusi seperti
sekolah. Arah konsep diri bisa positif atau negatif, dan intensitasnya - Peserta didik mengetahui bagian yang harus diperbaiki.
bisa dinyatakan dalam suatu daerah kontinum, yaitu mulai dari rendah - Peserta didik memahami kemampuan dirinya.
sampai tinggi. - Pendidik memperoleh masukan objektif tentang daya
b. Konsep diri ini penting untuk menentukan jenjang karir peserta serap peserta didik.
didik, yaitu dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri,
dapat dipilih alternatif karir yang tepat bagi peserta didik. Selain itu - Mempermudah pendidik untuk melaksanakan remedial,
informasi konsep diri penting bagi sekolah untuk memberikan hasilnya dapat untuk intropeksi pembelajaran yang
motivasi belajar peserta didik dengan tepat. dilakukan.
- Peserta didik belajar terbuka dengan orang lain.
- Peserta didik mampu menilai dirinya.
.
(4).Nilai
Nilai menurut Rokeach (1968), merupakan suatu keyakinan Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap
tentang perbuatan, tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan kebahagiaan orang lain atau perasaan terhadap tindakan yang
yang dianggap buruk. Selanjutnya dijelaskan bahwa sikap dilakukan diri sendiri. Misalnya menipu orang lain, membohongi
orang lain, atau melukai orang lain baik fisik maupun psikis.
mengacu pada suatu organisasi sejumlah keyakinan sekitar objek Moral juga sering dikaitkan dengan keyakinan agama seseorang,
spesifik atau situasi, sedangkan nilai mengacu pada keyakinan. yaitu keyakinan akan perbuatan yang berdosa dan berpahala. Jadi
Target nilai cenderung menjadi ide, target nilai dapat juga berupa moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan seseorang.
sesuatu seperti sikap dan perilaku. Arah nilai dapat positif dan Ranah afektif lain yang penting adalah:
a. Kejujuran
dapat negatif. Selanjutnya intensitas nilai dapat dikatakan tinggi peserta didik harus belajar menghargai kejujuran dalam
atau rendah tergantung pada situasi dan nilai yang diacu. berinteraksi dengan orang lain.
Definisi lain tentang nilai disampaikan oleh Tyler (1973:7), yaitu b. Integritas
nilai adalah suatu objek, aktivitas, atau ide yang dinyatakan oleh peserta didik harus mengikatkan diri pada kode nilai, misalnya
moral dan artistik.
individu dalam mengarahkan minat, sikap, dan kepuasan. c. Adil
Selanjutnya dijelaskan bahwa manusia belajar menilai suatu objek, peserta didik harus berpendapat bahwa semua orang mendapat
aktivitas, dan ide sehingga objek ini menjadi pengatur penting perlakuan yang sama dalam memperoleh pendidikan.
minat, sikap, dan kepuasan. d. Kebebasan
peserta didik harus yakin bahwa negara yang demokratis
Oleh karenanya satuan pendidikan harus membantu peserta didik memberi kebebasan yang bertanggung jawab secara maksimal
menemukan dan menguatkan nilai yang bermakna dan signifikan kepada semua orang.
bagi peserta didik untuk memperoleh kebahagiaan personal dan
memberi konstribusi positif terhadap masyarakat.
(5).Moral
Piaget dan Kohlberg banyak membahas tentang per-
kembangan moral anak. Namun Kohlberg mengabaikan masalah
hubungan antara judgement moral dan tindakan moral. Ia hanya
mempelajari prinsip moral seseorang melalui penafsiran respon
verbal terhadap dilema hipotetikal atau dugaan, bukan pada
bagaimana sesungguhnya seseorang bertindak.
 
3.Domain Psikomotor
Domain psikomotor (psychomotor domain), yaitu Dilihat cara berpikir, maka kemampuan berpikir
kemampuan peserta didik yang berkaitan dengan gerakan tingkat tinggi dibagi menjadi dua,yaitu berpikir kritis
tubuh atau bagian-bagiannya,mulai dari gerakan yang dan berpikir kreatif. Berpikir kreatif adalah kemampuan
sederhana sampai dengan gerakan yang kompleks. Perubahan melakukan generalisasi dengan menggabungkan,
pola gerakan memakan waktu sekurang-kurangnya 30 menit. mengubah atau mengulang kembali keberadaan ide-ide
Kata kerja operasional yang digunakan harus sesuai tersebut. Sedangkan kemampuan berpikir kritis
dengan kelompok keterampilan masing-masing, yaitu: merupakan kemampuan memberikan rasionalisasi
a. Muscular or motor skill, yang meliputi: terhadap sesuatu dan mampu memberikan penilaian
mempertontonkan gerak, menunjukkan hasil, terhadap sesuatu tersebut. Rendahnya kemampuan
melompat,menggerakkan,menampilkan. peserta didik dalam berpikir, bahkan hanya dapat
b. Manipulations of materials or objects, yang meliputi
.
menghafal, tidak terlepas dari kebiasaan guru dalam
mereparasi, menyusun, membersihkan, menggeser, melakukan evaluasi atau penilaian yang hanya
memindahkan,membentuk. mengukur tingkat kemampuan yang rendah saja melalui
c. Neuromuscular coordination, yang meliputi : mengamati, paper and pencil test. Peserta didik tidak akan
menerapkan, menghubungkan, menggandeng, mempunyai kemampuan berpikir tingkat tinggi jika
memadukan, memasang, memotong, menarik dan tidak diberikan kesempatan untuk mengem bangkannya
menggunakan. dan tidak diarahkan untuk itu.
Berdasarkan taksonomi Bloom di atas, maka kemampuan
peserta didik dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu tingkat
tinggi dan tingkat rendah. Kemampuan tingkat rendah terdiri
atas pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi, sedangkan
kemampuan tingkat tinggi meliputi analisis, sintesis, evaluasi,
dan kreatifitas. Dengan demikian, kegiatan peserta didik
dalam
menghafal termasuk kemampuan tingkat rendah.
C.Penilaian Hasil Belajar Sesuai Standar Penilaian
Pendidikan Nasional (6)Isi Standar Penilaian
1. Pengertian Standar Penilaian Pendidikan
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Isi standar penilaian yang termuat di dalam rumusan
Nomor 23 Tahun 2016, standar penilaian adalah kriteria Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 meliputi hal-hal
mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, berikut :
prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik a. Aspek Penilaian
yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar
peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah. Aspek yang menjadi objek penilaian pada jenjang
(2) Tujuan Standar Penilaian pendidikan dasar dan menengah meliputi :
Tujuan standar penilaian ini adalah menciptakan proses ● Aspek sikap
penilaian yang mengarah pada tercapainya standar Penilaian aspek sikap bertujuan untuk mendapatkan
kompetensi lulusan.
(3). Fungsi Standar Penilaian informasi deskriptif tentang sikap/perilaku peserta
Adapun fungsi standar penilaian adalah sebagai berikut. didik.
Sebagai acuan atau pedoman untuk tenaga pendidik dalam ● Aspek pengetahuan
menjalankan penilaian pembelajaran peserta didik. Penilaian aspek pengetahuan bertujuan untuk
Menciptakan penilaian yang transparan, sistematis, dan
komprehensif. mengukur tingkat penguasaan peserta didik terhadap
Menjadi acuan dalam menjalankan prinsip-prinsip pengetahuan yang diberikan.
penilaian. ● Aspek keterampilan
(4). Manfaat Standar Penilaian Penilaian aspek keterampilan bertujuan untuk
Manfaat adanya standar penilaian adalah pendidik bisa
memantau perkembangan peserta didik, baik dari aspek mengukur kemampuan peserta didik dalam
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. mengimplementasikan pengetahuan yang diperolehnya
(5). Ruang Lingkup Standar Penilaian dalam memecahkan suatu permasalahan.
Ruang lingkup standar pendidikan dasar dan menengah isa dipertanggungjawabkan.
meliputi penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian
hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan penilaian hasil
belajar oleh pemerintah.
b. Prinsip Penilaian
Dalam melakukan penilaian, seorang tenaga pendidik dan unit (2). Bentuk penilaian oleh unit satuan pendidikan
satuan pendidikan harus berpegang pada prinsip penilaian yang Unit satuan pendidikan juga harus ikut serta dalam
telah dirumuskan oleh Kementerian Pendidikan dan menjalankan program penilaian. Bentuk penilaian oleh unit
Kebudayaan, yaitu sebagai berikut. satuan pendidikan bisa berupa ujian sekolah/madrasah dan
- Sahih, artinya data penilaian sesuai dengan kemampuan
peserta didik. ujian praktik. Hasil yang diperoleh dari penilaian akan
- Objektif, artinya kriteria penilaian jelas dan sesuai digunakan untuk menentukan kelulusan peserta didik.
prosedur, bukan karena faktor subjektivitas. (3).Bentuk penilaian oleh pemerintah
- Adil, artinya penilaian tidak menguntungkan salah satu Sebagai pemegang regulasi pendidikan, pemerintah juga
pihak karena berlaku sama sesuai jenjang pendidikannya.
- Terpadu, artinya penilaian dan proses pembelajaran berhak mengadakan penilaian terhadap peserta didik.
berjalan simultan dan tidak terpisahkan. Penilaian itu bisa berupa Ujian Nasional yang kini sudah
- Terbuka, artinya prosedur, kriteria, dan dasar penilaian bisa ditiadakan atau AKM (asesmen ketuntasan minimal).
diketahui oleh pihak berkepentingan. d. Mekanisme Penilaian
- Menyeluruh dan berkesinambungan, artinya penilaian
dilakukan dengan berbagai teknik dan mencakup seluruh Mekanisme penilaian adalah cara yang digunakan untuk
kompetensi. melakukan penilaian secara terintegrasi guna mencapai
- Sistematis, artinya pelaksanaan penilaian dilakukan secara standar kompetensi lulusan. Adapun mekanisme penilaian
terencana dan sesuai langkah-langkah baku. yang dilakukan oleh masing-masing pelaksana penilaian
- Baracuan kriteria, artinya penilaian berdasarkan pencapaian
kompetensi yang telah ditetapkan. adalah sebagai berikut.
- Akuntabel, artinya seluruh hasil penilaian bisa (1). Mekanisme penilaian oleh tenaga pendidik
dipertanggungjawabkan. - Rancangan penilaian oleh pendidik dimulai sejak
c. Bentuk Penilaian pembuatan RPP
Jika ditinjau dari penyelenggara penilaian, ada tiga macam
bentuk penilaian, yaitu : yang didasarkan pada silabus.
(1). Bentuk penilaian oleh pendidik - Penilaian aspek sikap dilakukan melalui pengamatan dan
Pendidik bisa melakukan penilaian dalam bentuk ulangan, hasilnya
kuis, pengamatan, penugasan, atau lainnya. Hasil penilaian menjadi tanggung jawab wali kelas.
tersebut bisa digunakan sebagai bahan evaluasi guna perbaikan
proses pembelajaran serta memetakan tingkat kemampuan - Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tulis,
peserta didik. lisan, dan tugas yang lain.

.
. (3). Prosedur penilaian aspek keterampilan
(2). Mekanisme penilaian oleh unit satuan pendidikan Tahapan untuk memberikan penilaian aspek keterampilan
- Penetapan KKM dilakukan melalui rapat dewan pendidik.
- Penilaian harus mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan, dan adalah sebagai berikut.
aspek - Menyusun rancangan penilaian secara sistematis.
keterampilan. - Mengembangkan instrumen penilaian.
- Penilaian diambil setelah ujian sekolah/madrasah. - Mengadakan penilaian.
- Hasil penilaian disampaikan dalam bentuk laporan yang didahului
dengan rapat kelulusan/kenaikan kelas oleh dewan pendidik. - Menyampaikan hasil penilaian dalam bentuk laporan berupa
(3).Mekanisme penilaian oleh pemerintah angka 0 – 100 dan disertai deskripsi.
- Penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui Ujian Nasional atau f. Instrumen Penilaian
bentuk lain. (1). Instrumen penilaian oleh pendidik
- Apabila ada penilaian lain akan dirumuskan melalui Peraturan
Menteri lanjutan/perbaikan. Instrumen penilaian oleh pendidik bisa berupa tes,
e. Prosedur Penilaian pengamatan, penugasan perseorangan/kelompok, dan bentuk
(1). Prosedur penilaian aspek sikap
Tahapan untuk memberikan penilaian aspek sikap adalah lain yang disesuaikan dengan kompetensi peserta didik.
sebagai berikut.
- Pendidik mengamati perilaku peserta didik pada saat (2).Instrumen penilaian oleh unit satuan pendidikan
berlangsungnya Instrumen penilaian oleh satuan pendidikan bisa berupa
pembelajaran. penilaian akhir dan/atau ujian sekolah/madrasah, dengan syarat
- Setiap perilaku peserta didik dicatat pada lembar observasi. sudah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan
- Mengadakan tindak lanjut hasil pengamatan perilaku.
- Menulis deskripsi perilaku peserta didik di laporan akhir validitas empirik.
pembelajaran. (3).Instrumen penilaian oleh pemerintah
(2).Prosedur penilaian aspek pengetahuan Instrumen penilaian oleh pemerintah bisa berupa Ujian
Tahapan untuk memberikan penilaian aspek pengetahuan adalah Nasional dengan syarat sudah memenuhi substansi, konstruksi,
sebagai berikut.
- Menyusun rencana penilaian secara sistematis. bahasa, validitas empirik, dan memiliki skor sebagai
- Mengembangkan instrumen penilaian. pembanding antarsekolah.
- Mengadakan penilaian.
- Menyampaikan hasil penilaian dalam bentuk laporan berupa
angka, mulai dari 0 – 100 dan disertai deskripsi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai