Anda di halaman 1dari 12

The Indonesian Green Technology Journal E-ISSN.

2338-1787
DOI: 10.21776/ub.igtj.2021.010.01.02 ISSN. 2355-4010

Potensi Pengembangan Agen Antibakteri dari Senyawa Kompleks Logam


Transisi di Indonesia

Nadia Cikita Handayani1, Putri Nuzilla Shafira1*, Sasti Gona Fadhilah1


1Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Brawijaya, Malang
*email: pnshafira79@gmail.com

Abstrak
Saat ini, resistensi terhadap agen antimikroba telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Penyakit
akibat infeksi bakteri masih menjadi masalah yang penting karena meningkatnya jumlah bakteri yang resistan terhadap
berbagai obat. Salah satu agen antibakteri yang dapat dikembangkan potensinya dengan mekanisme yang berbeda dari
agen antibakteri yang lain adalah senyawa kompleks logam. Beberapa ion logam terbukti dapat menjadi agen antibakteri
karena memiliki fungsi biologis dan ditemukan dalam enzim dan kofaktor yang diperlukan untuk berbagai proses dalam
tubuh. Naskah ini mengkaji perkembangan SKLT (Senyawa Kompleks Logam Transisi) sebagai kandidat agen antibakteri
terutama berbasis logam Cu(II) dan Zn(II) dengan ligan basa Schiff. Penggunaan material berbasis SKLT sebagai agen
antibakteri masih relatif baru namun memiliki potensi besar untuk mencegah perkembangan berbagai bakteri serta
kemunculan penyakit baru akibat dari resistensi bakteri. Material ini juga dapat dikembangkan dari mineral alam yang
banyak tersedia di Indonesia. Penelitian ini dilakukan melalui tinjauan pustaka dimana artikel-artikel yang digunakan
sebagai literatur utama adalah artikel hasil penelitian maupun review yang diperoleh dari jurnal nasional dan
internasional bereputasi dengan tahun terbit mulai tahun 2010-2020. Selanjutnya, artikel yang dipilih adalah artikel yang
menghasilkan rendemen sintesis >50%. Berdasarkan hasil kajian, SKLT berbasis logam Cu(II) dan Zn(II) dengan ligan basa
Schiff dapat dijadikan sebagai kandidat agen antibakteri dari berbagai jenis bakteri seperti E. coli, P. aeruginosa, B.
subtilis, S. aureus, C. albicans, S. pneumoniae dan masih banyak lagi lainnya dengan hasil yang cukup efisien dan
bervariasi. Meskipun sintesis SKLT dengan sifat antibakteri dapat dilakukan dengan beberapa metode antara lain metode
larutan, solvothermal, hidrotermal, refluks, dan hidrogel, studi kelayakan produksi massal SKLT yang ramah lingkungan
serta beberapa studi farmasi lainnya tetap diperlukan.

Kata kunci: antibakteri, basa Schiff, senyawa kompleks, kompleks Cu(II), Kompleks Zn(II).

Abstract
Currently, resistance to antimicrobial agents has become a worldwide public health problem. Bacterial disease is an
important problem because of the number of bacteria that are resistant to various drugs. One of many antibacterial agents
that can be potentially developed with different mechanism to other antibacterial agents is metal complex compounds.
Several metal ions have been shown to be antibacterial agents because they have biological functions and are found in
enzymes and cofactors necessary for various processes in the body. This paper examines the development of TMC
(Transition Metal Complex) as candidates for antibacterial agents, especially those based on Cu(II) and Zn(II) metals with
Schiff base ligands. The use of TMC-based materials as antibacterial agents is still relatively new but has great potential
to prevent the development of various bacteria and the emergence of new bacterial diseases. This material can be
developed from natural minerals that are widely available in Indonesia. This study was conducted through a literature
review, the articles used as the main reference were research and review articles that obtained from reputable national
and international journals with publication years of 2010-2020. Next, only articles which shows synthetic yields of more
than 50% were selected. Based on the results of the study, Cu(II) and Zn(II) based TMC with Schiff base ligands can be used
as antibacterial candidates for various types of bacteria such as E. coli, P. aeruginosa, B. subtilis, S. aureus, C. albicans, S.
pneumoniae and many more with fairly efficient and varied results. Although synthesis of TMC with antibacterial
properties can be done in many methods, namely solution, solvothermal, hydrothermal, reflux, and hydrogel methods,
further studies on the mass production of environmentally friendly TMC and other pharmaceutical studies are still needed.

Keywords: antibacterial, Schiff bases, complex compounds, Cu(II) complexes, Zn(II) complexes.

1. PENDAHULUAN terakhir mengakibatkan meningkatnya kebutuhan


Penyakit akibat infeksi bakteri masih menjadi untuk agen antibakteri. Oleh karena itu, agen
masalah yang penting karena meningkatnya antibakteri baru harus disintesis untuk
jumlah patogen mikroba yang resistan terhadap pengobatan penyakit bakteri yang resisten [1].
antibakteri menyebabkan munculnya berbagai Infeksi akibat resistensi terhadap antibiotik sudah
penyakit baru. Resistensi antibiotik lama dan baru tersebar luas di seluruh dunia. Sebuah survei
semakin meningkat dalam beberapa dekade nasional tahun 2011 terhadap spesialis penyakit

9
Pengembangan Agen Antibakteri dari Senyawa Kompleks Logam Transisi (Handayani, et al.)

menular, yang dilakukan oleh IDSA Emerging organisme resisten. Kedua, banyak dari kelompok
Infections Network, menemukan bahwa lebih dari bakteri ini merupakan patogen yang menginfeksi
60% pasien terkena infeksi bakteri yang resisten orang sakit atau orang dengan sistem kekebalan
dan tidak dapat diobati. CDC menyatakan pada yang lebih lemah. Ketiga, kelompok bakteri ini
2013 bahwa umat manusia berada dalam “era berhubungan dengan infeksi nosokomial, sepsis,
pasca-antibiotik”, dan pada tahun 2014, infeksi luka, infeksi saluran kemih, dan pneumonia
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sekunder. Keempat, banyak dari kelompok bakteri
memperingatkan bahwa krisis resistensi antibiotik ini tersebar luas di alam, dan pertumbuhannya
semakin parah [2]. dapat ditingkatkan di lingkungan yang
Krisis resistensi juga dialami oleh Indonesia terkontaminasi [7].
dan terjadi pula pada banyak negara Salah satu agen antibakteri yang dapat
berpenghasilan rendah dan menengah lainnya. dikembangkan dan memiliki mekanisme yang
Iklim Indonesia adalah tropis, dengan musim berbeda dari agen antibakteri lain adalah senyawa
hujan muson dan musim kemarau [3]. Perubahan kompleks logam transisi (SKLT). Beberapa logam
iklim akibat industrialisasi yang pesat dan transisi terbukti dapat menjadi agen antibakteri
kepadatan penduduk yang tinggi diperkirakan karena memiliki fungsi biologis dan ditemukan
akan menunda musim hujan, dengan kondisi yang dalam sistem metabolisme manusia dan hewan,
lebih kering menyebabkan suhu udara naik. Ketika misalnya enzim dan kofaktor dimana logam
suhu naik dan air menjadi semakin transisi memiliki efek toksisitas yang rendah [1].
terkontaminasi, penyakit akibat infeksi bakteri Selain efek toksisitas rendah, mineral logam
diperkirakan akan meningkat [4]. Meskipun tidak transisi tersedia secara melimpah, khususnya
ada data perkiraan resmi tentang penyakit akibat tembaga dan seng yang termasuk dalam 14
resistensi antibakteri diperkirakan akan tinggi dan komoditi paling besar di Indonesia. Tembaga
terus meningkat. menempati urutan pertama dengan sumber
Hasil penelitian Antimicrobial Resistance in mineral sebanyak 4.925 juta ton dan seng
Indonesia (AMRIN Study) yang merupakan menempati urutan ke-12 dengan sumber mineral
penelitian kolaborasi Indonesia dan Belanda di sebanyak 577 juta ton [8].
RSUD Dr. Soetomo Surabaya dan RSUP Dr. Kariadi Dengan peningkatan pengetahuan dan
Semarang pada tahun 2001-2005 menunjukkan pemahaman tentang proses biologis, kombinasi
terdapat bakteri multi-resisten, seperti MRSA logam transisi-ligan sebagai agen antibakteri
(Methicillin Resistant Staphylococcus aureus) dan dapat dirancang dengan geometri yang sesuai
bakteri penghasil ESBL (Extended Spectrum Beta untuk interaksi tertentu [9]. Sebagai contoh, SKLT
Lactamases) [5]. Berdasarkan data pola bakteri dengan ligan basa Schiff yang menampilkan
dan sensitivitasnya di beberapa rumah sakit di berbagai mode reaktivitas dan memiliki aktivitas
Indonesia juga didapatkan resistensi methicillin katalitik dan biologi.
terhadap S. aureus (MRSA) 13-26%, E. coli Seiring dengan semakin pesatnya
penghasil ESBL dan K. pneumonia 25-57% dan 32- peningkatan resistensi bakteri dan perlunya upaya
56%. Jumlah isolat yang dilaporkan sebanyak berkelanjutan dalam membatasi serta
15.302 yang terdiri dari 4.761 isolat Gram-positif mengurangi penyakit akibat resistensi, maka perlu
(31,1%) dan 10.541 isolat Gram-negatif (68,9%) dikaji tentang perkembangan penelitian sintesis
[6]. Di antara bakteri Gram-negatif, Pseudomonas dan efektifitas SKLT sebagai kandidat antibakteri.
dan Acinetobacter serta dari famili Hasil kajian ini diharapkan dapat meningkatkan
Enterobacteriaceae telah diprioritaskan oleh peluang pengembangan SKLT sebagai kandidat
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai antibakteri sekaligus sebagai upaya pemenuhan
kelompok bakteri yang sangat membutuhkan kebutuhan antibakteri di Indonesia.
pengembangan antibakteri baru yang efektif.
Kelompok bakteri Gram-negatif ini sangat 2. METODE PENELITIAN
diperhatikan sebagai agen resistensi antimikroba Kajian ini merupakan studi pustaka (review), dan
karena empat alasan utama. Pertama, mereka difokuskan pada artikel-artikel hasil penelitian
menghasilkan spektrum luas β-laktamase (ESBL) yang melaporkan data rendemen sintesis
yang memberikan resistensi terhadap senyawa kompleks untuk antibakteri yaitu lebih
antimikroba seperti sefalosporin, penisilin, dan besar dari 50%. Penelusuran pustaka dibatasi
monobaktam, yang merupakan antibiotik dengan kata kunci (Bahasa Indonesia dan Bahasa
generasi baru yang digunakan sebagai "baris Inggris) antara lain: antibakteri, senyawa
terakhir pertahanan antibiotik" terhadap

10
Pengembangan Agen Antibakteri dari Senyawa Kompleks Logam Transisi (Handayani, et al.)

kompleks, basa Schiff, kompleks Cu(II), kompleks Perbedaan dalam struktur dinding sel yang
Zn(II). membatasi asupan kompleks logam yang larut
Pustaka yang dipilih berupa naskah lengkap dalam lipo ke dalam strain gram-negatif dapat
(full text) berbahasa Indonesia dan berbahasa mengakibatkan perbedaan kerentanan
Inggris yang terbit pada rentang Januari 2010 antibakteri [16].
hingga Januari 2020 supaya hasil penelitian yang Pada banyak penelitian, senyawa kompleks
didapatkan masih relevan dan up-to-date. Kualitas menunjukkan peningkatan aktivitas antibakteri
hasil studi dijaga dengan cara hanya dibandingkan dengan ligan basa Schiff-nya saja.
menggunakan artikel (research dan/atau review Salah satu contoh adalah hasil penelitian Yamgar
articles) yang diterbitkan oleh jurnal terakreditasi et al. (2014) dimana peningkatan antibakteri
nasional (SINTA 1-2) maupun internasional disebabkan oleh cincin heterosiklik bagian
(penerbit/basis data SCImago, Scopus, ProQuest, kumarin, cincin heterosiklik triazol, dan cincin
Hindawi). Kesesuaian antara judul dan abstrak heterosiklik oksathiazolidinon yang tergabung
juga diperhatikan untuk memastikan relevansi dalam struktur molekul kompleks logam. Adanya
informasi di artikel dengan topik penelitian. kemampuan kelasi cenderung membuat ligan
Sedangkan pembahasan dilakukan secara bertindak sebagai agen bakteri yang lebih kuat.
deskriptif kualitatif disertai data kuantitatif pada Hal ini mungkin disebabkan oleh sifat lipofilik
topik tertentu, dengan urutan topik pembahasan senyawa kompleks yang lebih besar daripada sifat
yaitu (1) gambaran umum agen antibakteri dari lipofilik ligannya [17].
senyawa kompleks logam transisi, (2) potensi dan
efektifitas SKLT sebagai agen antibakteri, (3) 3.2 Potensi dan Efektifitas SKLT Sebagai Agen
peluang pengembangan SKLT sebagai kandidat Antibakteri
antibakteri di Indonesia. SKLT yang dipelajari di penelitian ini adalah
dari kompleks Cu2+ dan Zn2+. Hal ini dikarenakan
3. HASIL REVIEW selain kadar toksisitasnya relatif rendah
3.1 Gambaran Umum dibandingkan ion logam transisi lainnya, kedua ion
Senyawa kompleks atau biasa disebut logam tersebut terlibat dan ditemukan dalam
dengan senyawa koordinasi merupakan senyawa metabolisme tubuh manusia maupun hewan
yang terbentuk antara suatu logam (kation) secara alami. Penggunaan Cu2+ dan Zn2+ sebagai
dengan beberapa donor atom (ligan) [10]. Reaksi ion logamnya sebagai agen antibakteri juga sudah
pembentukan senyawa kompleks sering dikenal sejak lama.
melibatkan molekul organik maupun anorganik, Tembaga penting untuk semua organisme
karena memiliki atom donor elektron bebas, karena merupakan bagian dari pigmen darah yang
seperti N, O, S, dll [11]. Ion logam transisi memiliki disebut hemocyanin pada moluska dan krustasea
kestabilan termal yang beragam, misalnya Cu2+ tetapi pada organisme lain seperti ikan dan
dengan konfigurasi elektronnya d9 dan memiliki vertebrata lain Cu digantikan oleh Fe. Pada
kemampuan mengikat atom donor N dan O manusia, tembaga terdapat di hati, otot dan
sehingga kompleks Cu2+ sering digunakan untuk tulang. Tembaga juga digunakan sebagai fungisida
penelitian [12]. Ion logam lain seperti Zn2+ juga di bidang pertanian juga memiliki aplikasi anti
mempunyai peran besar terhadap sebagian biofouling dan antimikroba. Tembaga bersifat
proses biologis. Berbagai penyakit atau gangguan biostatik karena bakteri tidak tumbuh di atasnya,
fisiologis, penuaan juga berkaitan dengan tembaga dapat menghancurkan bakteri, virus dan
keadaan ion logam dan fungsinya di dalam tubuh jamur. Karenanya banyak senyawa kompleks yang
[13]. tersusun dari tembaga bersifat antibakteri [18].
Secara umum, faktor yang dapat Sedangkan seng (Zn) merupakan unsur
menunjukkan aktivitas antimikroba suatu paling melimpah ke-23 di kerak bumi yang
senyawa kompleks antara lain efek khelat, sifat memiliki nomor atom 30. Seng tidak berwarna
ligan, total muatan kompleks, sifat ion yang dan bersifat diamagnetik serta tidak terlihat oleh
menetralkan kompleks ionik, dan nukliritas pusat kebanyakan metode spektroskopi [19]. Seng dan
logam dalam kompleks [14]. Penelitian oleh kompleksnya memiliki aktivitas antibakteri dan
Chohan (2006) menunjukkan bahwa penggantian antivirus dan digunakan dalam pengobatan
ligan thiophene-2-carboxaldehyde dengan 4- beberapa penyakit. Kompleks Zn(II) digunakan
bromothiophene-2-carboxaldehyde sebagai salah sebagai pengikat DNA, fotosensitizer tumor, agen
satu komponen basa Schiff dapat meningkatkan antidiabetes, antijamur, antioksidan dan
aktivitas kompleks logam turunannya [15]. antibakteri. Selain itu, dalam penelitian terbaru,

11
Pengembangan Agen Antibakteri dari Senyawa Kompleks Logam Transisi (Handayani, et al.)

kompleks Zn(II) dapat menjadi agen antikanker kromone)-3-pirazolin-5- P. aeruginosa = 256


on [24] µg/mL
karena toksisitasnya yang rendah dan efek E. coli = 512 µg/mL
samping yang lebih sedikit [20]. [CuL(OAc)]CH3OH, K. pneumoniae = 64
Banyak kompleks Cu(II) dan Zn(II) dengan HL = 1-fenil-2,3-dimetil- µg/mL
4-(N-3-formil-6-metil- S. aureus var. Oxford =
ligan basa Schiff telah dilaporkan memiliki fungsi
kromone)-3-pirazolin-5- 32 µg/mL 68%
sebagai agen antibakteri. Ligan basa Schiff mudah on [24] P. aeruginosa = 256
berikatan koordinasi dengan ion pusat melalui µg/mL
gugus donor yang kuat dan dapat menunjukkan E. coli = 512 µg/mL
[CuL(SCN)], K. pneumoniae = 64
banyak variasi dalam struktur kompleks HL = 1-fenil-2,3-dimetil- µg/mL
logamnya. Hasil – hasil penelitian sebelumnya 4-(N-3-formil-6-metil- S. aureus var. Oxford =
melaporkan pemanfaatan kompleks dari ligan kromone)-3-pirazolin-5- 32 µg/mL 89%
on [24] P. aeruginosa = 256
basa Schiff antara lain sebagai antibakteri,
µg/mL
antijamur, anti-tuberkulosis, antimalaria, dan E. coli = 512 µg/mL
antivirus [9]. Senyawa kompleks dari ligan basa [CuL(H2O)](ClO4), K. pneumoniae = 32
Schiff telah menjadi subjek penelitian intensif HL = 1-fenil-2,3-dimetil- µg/mL
4-(N-3-formil-6-metil- S. aureus var. Oxford =
karena sifat biologis dan dan kepentingan industri, kromone)-3-pirazolin-5- 32 µg/mL 77%
termasuk memiliki sejumlah aplikasi farmakologis on [24] P. aeruginosa = 128
[21]. Khususnya yang mengandung nitrogen dan µg/mL
E. coli = 256 µg/mL
oksigen atau atom donor sulfur, ligan basa Schiff
[Cu2(L)2(H2O)4]SO4, K. pneumoniae = 16
juga memainkan peran penting dalam sistem HL = 1-fenil-2,3-dimetil- µg/mL
biologis [22]. 4-(N-3-formil-6-metil- S. aureus var. Oxford =
kromone)-3-pirazolin-5- 8 µg/mL 92%
Sebagai contohnya, Tajudeen (2016)
on [24] P. aeruginosa = 32
melaporkan kompleks tembaga(II) dengan 12 µg/mL
ligan donor NO yang berbeda yakni reaksi E. coli = 32 µg/mL
isoniazid, pirazinamida, benzohidrazida, dan [Cu(HL)Cl(H2O)].H2O, E. coli = 17 mm
74%
H2L = thiocarbo- S. aureus = 24 mm
nikotinohidrazida, dengan beberapa dimetoksi hydrazone [25]
benzaldehida dan menunjukkan sifat anti- [Cu(HL)(phen)].4H2O, E. coli = 17 mm
76%
tuberkulosis dan antimikroba [21]. Beberapa H3L = thio carbo- S. aureus = 17 mm
hydrazone [25]
contoh lain kompleks Cu(II) dan kompleks Zn(II)
[Cu(H2L)(ox)]Cl.3H2O, E. coli = 17 mm
dengan ligan basa Schiff beserta hasil uji ox = asam oksalat, H3L = S. aureus = 24 mm 64%
antibakterinya (berupa zona inhibisi atau thiocarbohydrazone
[25]
konsentrasi minimum inhibisi) berdasarkan
urutan tahun publikasi dari terdahulu hingga [CuL]Cl2, E. coli = 5 mM
terkini, berturut-turut disajikan di Tabel 1 dan L = [4,4‘(3Z,3‘Z)-3,3‘-
Tabel 2. (etane-1,2-diylbis(azan-
1-y-il-1-lidena))bis(1,5- S. aureus = 5 mM
dimetil-2-fenil-2,3- 58%
Tabel 1. Beberapa senyawa kompleks Cu(II) dihidro-1H-pirazolil-3-
dengan ligan basa Schiff dan hasil uji ylidena)bis(diazen-2,1-
dil)bis(3-aminofenol)]
antibakterinya [26]
Nama Senyawa Hasil uji antibakteri Yield [CuL2], P. aeruginosa = 19 mm
HL = 2-aminometil
[CuCl2(HL)(H2O)2].2H2O, E. coli = 35 mm/mg Salmonella typhi = 12
thiofenil-4-bromo
HL = 3-(40- mm 74%
S. aureus = 41 mm/mg salisilaldehide (ATS) (4-
etilazometinobenzen S. aureus = 12 mm
70% bromo-2-(thiofen-2-il-
sulfonamida)-4- A. flavus = 16 mm/mg B. subtilis = 12 mm
imino) metilfenol) [27]
metoksi-1,2,5-thiadiazol
C. albicans = 18 mm/mg [Cu(phen)(bnp)H2O], S. aureus = 64 µg/mL
[23]
H2bnp=3‐hidroksi‐N'‐(2‐
X. vesicatoria = 47 86%
[Cu2L2Cl2], K. pneumoniae = 32 hidroksi benzilidena)‐2‐
HL = 1-fenil-2,3-dimetil- µg/mL naphtho‐hidrazida, µg/mL
4-(N-3-formil-6-metil- S. aureus var. Oxford = phen=1,10 R. solanacearum = 82
kromone)-3-pirazolin-5- 8 µg/mL 72% fenantrolin [28] µg/mL
on [24] P. aeruginosa = 32 E. coli = 42 µg/mL
µg/mL [Cu(Hbnp)2], S. aureus = 100 µg/mL
E. coli = 32 µg/mL H2bnp=3‐hidroksi‐N'‐
X. vesicatoria = 97 78%
[CuL(NO3)], K. pneumoniae = 64 (2‐hidroksi benzilidena)‐
HL = 1-fenil-2,3-dimetil- µg/mL 2‐naphtho- µg/mL
81% hidrazida [28] R. solanacearum = 92
4-(N-3-formil-6-metil- S. aureus var. Oxford =
32 µg/mL µg/mL
E. coli = > 100 µg/mL

12
Pengembangan Agen Antibakteri dari Senyawa Kompleks Logam Transisi (Handayani, et al.)

[CuL]Cl2, S. aureus = 1,250 mg/ml L = N-(4-fenilthiazol-2il)- P. aeruginosa = 0, 78


L = bis(indolin-2-on) 2-((2-thiaxo-1,2- µg/mL
trietilenetetramina [29] S. mutans = 0,156 dihidroquinolin-3-il) A. niger = 1,563 µg/mL
mg/ml metilena) hidrazin
S. epidermidis = 0,625 karboksiamida [33] A. flavus = 3,125 µg/mL
75%
mg/ml [CuL(H2O)2Cl], B. subtilis = 28 mm
S. pyrogenes = 0,312 L = 2-[1,5-Dimetil-3-[2- S. aureus = 24 mm
mg/ml (5-methil1H-indol-3-il)- E. coli = 19 mm
B. cereus = 0,625 mg/ml etil imino]-2-fenil-2,3- P. aeruginosa = 11 mm 71%
dihidro-1H-pirazol-4-
C. xerosis = 0,312 ilazo]-5-hidroksi-asam
mg/ml benzoat [34]
E. coli = 0,078 mg/ml [CuL2], K. oxytoea = 8 mg/ml
K. pneuomoniae = 0,312 HL = bis(N-metil-N- 72%
mg/ml fenilditiokarbamat) [35] B. cereus = 8 mg/ml
P. aeruginosa = 0,625
mg/ml [{Cu(L)(HL’)}2Cl(H2O)].4H E. coli enviromental
2O, strain = 7 ± 0 µg/mL
P. vulgaris = 0,156
HL = sodium-N,N’- S. pyrogenes = 11 ± 0
mg/ml
dimetil asam µg/mL
[Cu(L)Cl2], S. aureus = 20 µg/mL
ditiocarbamat, Proteus sp = 13 ± 0
L= (E)-7-metoksi-N1- S. citreus = 15 µg/mL HL’ = asam nikotinat µg/mL
(2,4,5-trimetoksi B. polymixa = 18 µg/mL [36] Candida sp = 8 ± 0 68%
benzilidena)
benzofuran-2- B. cereus = 19 µg/mL µg/mL
karbohidrazida [30] Lactobacillus = 16 Salmonella sp = 9 ± 0
µg/mL µg/mL
P. aeruginosa = 13 80% Stresptococcus sp = 10
µg/mL ± 0 µg/mL
K. pneumoniae = 19 Bacillus sp food strain =
µg/mL 11 ± 0 µg/mL
S. typhi = 17 µg/mL Staphylococcus sp = 23
E. coli = 14 µg/mL ± 0 µg/mL
Pseudomonas sp clinical
Proteus mirabilis = 16
strain = 7 ± 0 µg/mL
µg/mL
Pseudomonas sp
[Cu(L)Cl2], S. aureus = 20 µg/mL
enviromental strain =
L = (E)-N1-(2,6-dikloro S. citreus = 17 µg/mL
21 ± 0 µg/mL
benzilidena)-7-metoksi B. polymixa = 22 µg/mL
benzofuran-2- Bacillus sp enviromental
karbohidrazida [30] B. cereus = 19 µg/mL strain = 13 ± 0 µg/mL
Lactobacillus = 17 E. coli = 11 ± 0 µg/mL
µg/mL [Cu(L)2], E. coli = 0 µg/mL
P. aeruginosa = 18 75% HL = 4-((2,4- S. aureus = 19,1 µg/mL
µg/mL diklorofenil)diazenil)-2- 78%
K. pneumoniae = 15 (3-hidroksi propil imino) C. albicans = 19,1 µg/mL
µg/mL metil) fenol [37]
S. typhi = 18 µg/mL [Cu(L)2], E. coli = 16 µg/mL
E. coli = 22 µg/mL HL = 2-((3-hidroksi S. aureus = 16 µg/mL
propilimino)metil)-4- 68%
P. mirabilis = 18 µg/mL C. albicans = 16 µg/mL
(thiazol-2-ildiazenil)
[CuL], E. coli = 12 µg/mL fenol [37]
H2L = 3-(2-hidroksi-5- P. aeruginosa = 0 µg/mL [CuL], P. aeruginosa = 22.23 ±
metilfenilamino)-1,3- 64% L = 2-(-(2-(2-(2-(1,3- 3.51 µg/mL
difenilprop-2-en-1-on S. aureus = 14 µg/mL dioksoisoindolin-2-il) S. enterica = 0.0019 ±
[31] B. subtilis = 16 µg/mL etilamino)etilamino) 0.00 µg/mL 65%
[CuL], E. coli = 11 µg/mL etil) isoindolin-1,3-dion S. pneumoniae = 8.23 ±
H2L = 3-(2-hidroksi-5- P. aeruginosa = 0 µg/mL [38] 0.60 µg/mL
metilfenilimino)-1- 86% E. faecalis = 11.15 ±
fenilbuten-1-on [31] S. aureus = 18 µg/mL 1.81 µg/mL
B. subtilis = 11 µg/mL K. pneumoniae = 19.05
[CuL], P. aeruginosa = 0,12 ± 1.31 µg/mL
H2L = kalium -2-N(4-N,N mm E. coli = 4.33 ± 0.38
dimetilamino S. aureus = 0,15 mm µg/mL
54,1%
benzilidena)-4- [Cu(L)Cl]·2H2O, S. aureus = 48,83 µg/Ml
trithiokarbonat-1,3,4- HL = 4-[(1E)-N-{2-[(Z)-
thiadiazol [22] benziliden-amino]etil} E. faecalis = 390,6 69,84%
[CuLCl2].H2O, C. albicans = 62,5 - 125 etanimidoil] benzen- µg/mL
L = 1,3,5,8,11-penta µg/mL 1,3-diol [39] K. pneumoniae =
azasiklotridelan-3-yl- 80% 781,3 µg/mL
(pirid-3-il)-metanon P. aeruginosa = 390,6
[32] µg/mL
[Cu(L)(Cl2)], E. aerogenes = 1.563 [Cu(L)Br]·H2O, S. aureus = 97,66 75,49%
µg/mL 73% µg/mL

13
Pengembangan Agen Antibakteri dari Senyawa Kompleks Logam Transisi (Handayani, et al.)

HL = 4-[(1E)-N-{2-[(Z)- E. faecalis = 781,3 Tabel 2. Beberapa senyawa kompleks Zn(II)


benzilidene-amino]etil} µg/mL
[39] K. pneumoniae 781,3
dengan ligan basa Schiff dan hasil uji
µg/mL antibakterinya
P. aeruginosa = 390,6 Nama Senyawa Hasil uji antibakteri Yield
µg/mL [ZnCl2(HL)(H2O)2], E. coli = 15 mm/mg
[Cu(L)(SCN)]·2H2O, S. aureus = 48,83 HL = 3-(4’- S. aureus = 13
HL = 4-[(1E)-N-{2-[(Z)- µg/mL etilazometinobenzen mm/mg
benziliden-amino]etil} E. faecalis = 195,3 60,72% sulfonamida)-4-metoksi- A. flavus = 12 62%
[39] µg/mL 1,2,5-thiadiazol [23] mm/mg
K. pneumoniae = 781,3 C. albicans = 12
µg/mL mm/mg
P. aeruginosa = 390,6 [ZnL], E. coli = 11 mm
µg/mL H2L= 3-etoksi salisilidena S. aureus = 9 mm
[Cu(L)(OAc)]·2H2O, S. aureus = 390,6 amino benzoat acid [43] A. niger = 13 mm 60%
HL = 4-[(1E)-N-{2-[(Z)- µg/mL F. oxysporum = 20
benzilidene-amino]etil} E. faecalis = 3125 65,09% mm
[39] µg/mL [ZnL]Cl2, E. coli = 5 mM
K. pneumoniae = 1563 L = [4,4‘(3Z,3‘Z)-3,3‘-
µg/mL (etane-1,2-diylbis(azan-1-
P. aeruginosa = 1563 y\il-1-lidena))bis(1,5-
S. aureus = 5 mM 54,7%
µg/mL dimetil-2-fenil-2,3-dihidro-
[Cu(L)NO3]·3H2O, S. aureus = 97,66 1H-pirazolil-3-
HL = 4-[(1E)-N-{2-[(Z)- µg/mL ylidena)bis(diazen-2,1-
benzilidene-amino]etil} E. faecalis = 1563 81,64% dil)bis(3-aminofenol)] [26]
[39] µg/mL [Zn(L)2(N3)2].3H2O, E. coli = 13 mm
K. pneumoniae = 1563 L = (1,5-dimetil-3-okso-2- Pseudomonas = 11
µg/mL fenil-2,3-dihidro-1H- mm
88%
P. aeruginosa = 1563 pirazol-4-limino) [44] Bacillus = 21 mm
µg/mL Staphyloccocus = 11
[Cu(HL)(OAc)]·H2O, A. niger = 15 mm mm
H2L = (3-(hidroksi imino) [Zn(L)2]·H2O, S. aureus = 11 mm
butan‐2 ilidena) E. coli = 20 mm 70% L = 2-aminometil thiofenil- B. subtilis = 11 mm
isonikotino hidrazida 4-bromo salisilaldehida
S. typhi = 11 mm 71%
[40] (ATS) (4-bromo-2-(thiofen-
[Cu(L)Cl2(H2O)]·3H2O A. niger = 15 mm 2-il-imino)metilfenol) [27] P. aeruginosa = 17
H2L = (3-(hidroksi imino) mm
butan‐2 ilidena) E. coli = 22 mm 60% [Zn(L)2]Cl2, S. aureus = 10-14
isonikotino hidrazida L= bis-(2-piridil karboksil mm
[40] aldehid) etilen diamin [45] B. subtilis = 10-14
[Cu(H2L)(NO3)2(H2O)]·2H A. niger = 25 mm mm 80%
2O, H2L = (3- E. coli = 14-18 mm
(hidroksiimino) butan‐ E. coli = 10 mm 70% S. typhi = 10-14 mm
2-ilidena) isonikotino
[Zn(L)2], B. subtilis = 12 mm
hidrazida [40]
HL= pirazin-2- asam M. luteus = 12 mm
[Cu(HL)2]·2H2O, A. niger = 20 mm
karboksilat (fenil-piridin-2-
H2L = (3‐(hidroksi imino) P. aeruginosa = 9 62%
E. coli = 0 mm il-metilen)-hidrazida [46]
butan‐2-ilidena) 66% mm
isonikotino hidrazida P. mendocina = 11
[40] mm
[Cu(L)(NA)2Cl2], S. aureus = 89±4.45 [Zn(L)2], B. subtilis =10 mm
L = benzoil µg/mL HL = pirazin-2-asam M. luteus = 10 mm
aminoetanoat, S. pyrogenes = 85±4.25 65% karboksilat (piridin-2-
NA = niasinamida [41] µg/mL ilmetilen)-hidrazida [46] P. aeruginosa = 9 59%
E. coli = 77±3.85 µg/mL mm
P. mendocina = 10
K. pneumoniae = mm
83±4.15 µg/mL [Zn(L)], E. coli = 10 mm
[CuL2], S. aureus = 29 mm H2L= N,N’-bis(1-(4-hidroksi- S. aureus = 7 mm
HL = (Z)-2-hidroksi5-[(2- E. coli = 34 mm 6-metil-2-okso-2H-piran-3 K. pneumoniae = 8 86%
hidroksi-3- P. aeruginosa = 22 mm il) etilidena) mm
metoksibenzilidena) 57% malonohidrazida [47] Enterococcus = 8 mm
amino] benzoat [42] S. exneri = 27 mm
P. vulgaris = 21 mm [Zn(L)Cl2], S. aureus = 16 𝜇g/mL
B. subtilis = 27 mm L = ((E)-7-metoksi-N1- S. citreus = 14 𝜇g/mL
(2,4,5-trimetoksi B. cereus = 14 𝜇g/mL
benzilidena) benzofuran-2- 72%
B. polynyxa = 14
karbohidrazida) [30]
𝜇g/mL
Lactobacillus = 14
𝜇g/mL

14
Pengembangan Agen Antibakteri dari Senyawa Kompleks Logam Transisi (Handayani, et al.)

P. aeruginosa = 14 [Zn(L)(Cl2)], E. aerogenes = 1,563 70%


𝜇g/mL L = N-(4-fenilthiazol-2il)-2- µg/mL
E. coli = 12 𝜇g/mL ((2-thiakso-1,2- P. aeruginosa = 0,78
K. pneumoniae = 16 dihidroquinolin-3-il) µg/mL
𝜇g/mL metilena) hidrazin A. niger = 3,125
S. typhi = 16 𝜇g/mL karboksiamida [33] µg/mL
P. mirabilis = 16 A. flavus = 3,125
𝜇g/mL µg/mL
[Zn(L)Cl2], S. aureus = 15 𝜇g/mL [ZnCl2(L)], S. aureus = 2 𝜇g/mL
L = ((E)-N1-(2,6- L= 2-bromo-6-[(2-
S. citreus = 16 𝜇g/mL C. albicans = 256 72%
diklorobenzilidena)-7- etilaminoetilimino)
𝜇g/mL
B. cereus = 14 𝜇g/mL metil] fenol [49]
metoksibenzofuran- E. coli = 32 𝜇g/mL
2-karbohidrazida) [30] B. polynyxa = 14 [Zn(L)2], S. aureus = 100
𝜇g/mL HL= 2-((E)-(2- 𝜇g/mL
Lactobacillus = 15 metoksifenilimino) B. subtilis = 125
𝜇g/mL metil)-4-bromofenol [50] 𝜇g/mL
73% 60%
P. aeruginosa = 15 E. coli = 125 𝜇g/mL
𝜇g/mL
E. cloacae = 75
E. coli = 13 𝜇g/mL
𝜇g/mL
K. pneumoniae = 17
[Zn(L)2], S. aureus = 7 mm
𝜇g/mL
HL= 2-(4,6- S. pneumoniae = 8
S. typhi = 17 𝜇g/mL dimethylpyrimidin-2- mm
P. mirabilis = 17 ylimino) methyl)-4- Stap.pneumoniae = 7
𝜇g/mL nitrophenol [51] mm
[Zn(L)(NA)2Cl], E. coli = 16 mm
B. subtilis = 14 mm
L= (E)-6-(2-(4- Pseudomonas = 18 74%
(dimetilamino)benzilidena S. flexneri = 7 mm
mm
amino)-2-fenil asetamido)- S. aureus = 0 mm S. typhi = 7 mm
3,3-dimetil-7-okso-4-thia- K. pneumoniae = 13 72% K. pneumoniae = 6
1-azabisiklo [3.2.0] heptan- mm mm
2-asam karboksilat S. typhi = 14 mm H. influenzae = 10
NA = niasinamida [48] A. baumannii = 20 mm
mm [Zn(L)2], E. coli = 9,5 µg/mL
[Zn(L)2]⋅2H2O, E. coli = 100 𝜇g/mL HL = 4-((2,4- S. aureus = 19,1
HL = 2-[(E)-{[4-(1H-1,2,4- P. aeruginosa = 100 diklorofenil)diazenil)-2-(3- µg/mL 62%
triazol-1-ilmetil) fenil] 𝜇g/mL hidroksipropilimino) metil) C. albicans = 19,1
imino} methil] fenol [17] fenol [37] µg/mL
S. aureus = 6,25
𝜇g/mL 53,3% [Zn(L)2], E. coli = 16,1 µg/mL
C. albicans = 3,12 HL = 2-((3-hidroksi S. aureus = 16,1
𝜇g/mL propilimino) metil)-4- µg/mL 51%
A. niger = 3,12 (thiazol-2 ildiazenil) fenol C. albicans = 16,1
𝜇g/mL [37] µg/mL
[Zn(L)2]⋅2H2O, E. coli = 100 𝜇g/mL [Zn(L)2(H2O)2].(NO3)2, S. aureus = 17,7 mm
HL = (4S)-4-{4-[(E)-(2- L= N,N’-bis(4- dimetil B. subtilis = 21,1 mm
P. aeruginosa = 100 90%
hidroksibenzilidena) aminobenzilidena) E. coli = 18,5 mm
𝜇g/mL
amino]benzil}-1,3- benzen-1,3-diamina [52]
S. aureus = 12,5
oksazolidin-2-on [17] [Zn(HL)(CH3COO)]·H2O, H2L A. niger = 21 mm
𝜇g/mL 78,4%
= (3‐(hidroksiimino) butan‐ E. coli = 44 mm
C. albicans = 25 63%
2 ilidena) isonikotino
𝜇g/mL
hidrazida [40]
A. niger = 3,12
[Zn(L)2], E. coli = 600 μM
𝜇g/mL
HL= hidrazinil-(piridin-2-il) S. aureus = 700 μM 64,7%
[ZnL], S. aureus = 17 mm salisiladimina [53]
H2L= 3-(2-hidroksi-5- B. subtilis = 700 μM
B. subtilis = 15 mm
metilfenilamino)-1,3- E. coli = 11 mm 62%
difenilprop-2-en-1-on [31] P. aeruginosa = 0
mm

Aktivitas antimikroba yang lebih tinggi dari kompleks seng. Juga, unsur kompleks Zn(II) yang
kompleks Cu(II) relatif terhadap kompleks Zn(II) lebih agresif relatif terhadap kompleks lainnya
dapat dijelaskan dengan dasar bahwa Cu(II) tidak termasuk kompleks Cu(II) terkait dengan
membentuk ikatan dengan ligan yang lebih kuat perbedaan muatan inti efektif. Selama
daripada ikatan Zn(II) dengan ligan, hal ini dapat kompleksasi, penurunan muatan inti efektif
meningkatkan karakter lipofilik kompleks Cu(II) (polaritas) Zn(II) lebih tinggi dibandingkan dengan
daripada kompleks Zn(II). Juga, potensi redoks kompleks lain, yang pada akhirnya dapat
tembaga lebih tinggi daripada seng, memberikan meningkatkan lipofilisitas dan penetrasi ke
alasan tambahan untuk aktivitas kompleks membran sel [16].
tembaga yang lebih tinggi dibandingkan dengan

15
Pengembangan Agen Antibakteri dari Senyawa Kompleks Logam Transisi (Handayani, et al.)

Selain itu, hasil studi literatur di penelitian ini digunakan sebagai antibakteri berturut – turut
menunjukkan bahwa senyawa kompleks Cu(II) disajikan di Gambar 3 dan Gambar 4.
lebih banyak dilaporkan untuk kompleks
antibakteri daripada kompleks Zn(II) (Gambar 1,
sehingga kompleks Cu(II) berpeluang untuk
dikembangkan dalam mengurangi resistensi
bakteri, khususnya resistensi bakteri gram negatif.

Gambar 3. Struktur kristal dari [Cu(Cl)2(L)], dimana L=


piperidin-2-ilmetil-piridin-2-ilmetilena-amina [53]
39%
61%

n = 64
Cu(II) Zn(II)

Gambar 1. Perbandingan jumlah senyawa kompleks Zn(II) dan


Cu(II) sebagai kompleks antibakteri yang dikumpulkan dalam
penelitian ini Gambar 2. Struktur kristal dari [Zn(Cl)2(L)], dimana L= 2-
bromo-6-[(2-etilaminoetilimino)metil] fenol [49]
Berdasarkan studi pustaka juga diperoleh data
bakteri (Gambar 2) yang paling banyak digunakan 3.3 Peluang Pengembangan SKLTSebagai
untuk uji bakteri adalah E. coli (39%), P. aeruginosa Antibakteri di Indonesia
(24%), dan S. aureus (37%). Bakteri E. coli dan P. Indonesia termasuk negara nomor 2 dengan
aeruginosa merupakan bakteri gram negatif dengan keanekaragaman hayati yang melimpah [54],
hasil uji antibakteri oleh SKLT yang cukup baik. dimana keanekaragaman hayati yang besar ini
Ketiga jenis bakteri tersebut lebih diminati oleh para berpotensi memiliki banyak senyawa organik
peneliti ketika menguji kemampuan antibakteri dari alami sebagai bahan baku ligan di Indonesia.
kompleks hasil sintesis. Meskipun demikian, Selain itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya
peluang SKLT sebagai agen antibakteri jenis bakteri Mineral RI tahun 2019 melaporkan tingginya
lainnya tetap terbuka lebar. produksi mineral di Indonesia, antara lain
produksi emas yang mencapai 109,02 ton,
n = 132 tembaga 180.203,82 ton, perak 487,8 ton, timah
76.101,07 ton, nikel matte 72.014,59 ton, dan
produksi olahan nikel lainnya sebesar 1.917,9 ton.
24%
39% Di sisi lain, Indonesia memiliki jumlah penduduk
yang sangat banyak, yaitu sekitar 258 juta jiwa
37% pada tahun 2020 [3]. Tingginya populasi ini
membuat kebutuhan antibakteri di Indonesia juga
akan tinggi, terlebih lagi Indonesia berada di
wilayah tropis yang merupakan iklim ideal untuk
E. coli S. aureus P. Aeuruginosa perkembangan berbagai jenis bakteri [55].
Gambar 2. Jenis bakteri yang paling umum (3 besar) digunakan Dengan kata lain, melimpahnya sumber daya
untuk uji antibakteri mineral logam di Indonesia (tidak hanya Cu dan
Zn) serta kecenderung mudahnya
Selain kemampuan antibakteri yang dimiliki, perkembangbiakan banyak bakteri di wilayah
agen antibakteri berbasis SKLT dapat diperoleh Indonesia yang tropis, senyawa kompleks logam
dari berbagai metode seperti metode sintesis transisi sangat berpotensi untuk dikembangkan
senyawa kompleks logam transisi pada umumnya, sebagai kandidat agen antibakteri. Apabila SKLT
misalnya: metode solvotermal / hidrotermal, berhasil dikembangkan sebagai agen antibakteri
larutan (suhu ruang maupun refluks), dan/atau maka peluang menaikkan nilai ekonomis mineral
metode gel. Contoh struktur kompleks Cu(II) dan logam tersebut juga semakin meningkat. Selain
Zn(II) dengan ligan jenis basa Schiff yang itu, produksi antibakteri skala industry juga dapat

16
Pengembangan Agen Antibakteri dari Senyawa Kompleks Logam Transisi (Handayani, et al.)

membuka lapangan pekerjaan dan jalur distribusi DAFTAR PUSTAKA


baru sehingga secara tidak langsung juga akan [1] Rizzotto, M. 2012. Metal complexes as
berkontribusi terhadap perkembangan antimicrobial agents. In A search for
perekonomian lokal dan nasional. Tingkat antibacterial agents. IntechOpen.
ketahanan nasional dalam bidang kesehatan, Bobbarala, V. (Ed.). 73-88.
obat, dan produk farmasi lainnya juga akan [2]. Ventola, C. L. 2015. The antibiotic resistance
semakin membaik dan Indonesia akan semakin crisis, Part 1. Causes and threats. Pharmacy
mandiri. & Therapeutics. 40 (4), 277- 283.
Namun perlu juga diperhatikan bahwa selain [3] World Health Organization. 2015. Climate
faktor kelestarian lingkungan hidup dimana lokasi and Health country profile – Indonesia.
industri tersebut akan dibangun, dampak Geneva, Switzerland.
pemakaian SKLT sebagai agen antibakteri masih https://www.who.int/globalchange/resour
membutuhkan kajian ilmiah yang lebih ces/country-profiles/PHE-country-profile-
mendalam, misalnya efek pemberian dosis Indonesia.pdf. Accessed on 01 April 2021.
berlebih terhadap pengguna, efek antibakteri [4] Parathon, H., Kuntaman, K., Widiastoety, T.
terhadap jenis kulit pengguna, dll. Yang perlu H. et al. 2017. Progress towards
diperhatikan juga adalah, meskipun agen antimicrobial resistance containment and
antibakteri berbasis SKLT dapat diperoleh dari control in Indonesia. in Antimicrobial
berbagai metode sintesis seperti solvotermal / resistance in South East Asia. The BMJ,
hidrotermal, larutan (suhu ruang maupun suhu j3808, 31-35.
tinggi), dan/atau metode gel, hasil publikasi studi [5] Desrini, S. 2015. Resistensi antibiotik,
kelayakan ekonomis dari produksi SKLT skala akankah dapat dikendalikan?, Jurnal
industri masih terbatas sehingga masih perlu Kedokteran dan Kesehatan Indonesia,
dikaji lebih lanjut, dimana produksi skala massal Editorial, 6 (4), i–iii.
seringkali mensyaratkan faktor teknis dan non- [6] Dahesihdewi, A., Sugianli, A. K., & Parwati, I.
teknis lainnya, termasuk kondisi sosial-budaya 2019. The surveillance of antibiotics
masyarakat Indonesia ketika berurusan dengan resistance in Indonesia: A current reports.
produk farmasi/kesehatan. Bali Medical Journal, 8 (2), 474–479.
[7] Serwecińska, L. 2020. Antimicrobials and
4. KESIMPULAN antibiotic-resistant bacteria: A risk to the
Senyawa kompleks logam transisi dengan ligan environment and to public health. Water,
dari jenis basa Schiff dapat dijadikan sebagai 12 (12), ID. 3313, 1–17.
kandidat agen antibakteri dari berbagai jenis [8] U.S. Department of the Interior. 2020.
bakteri, baik bakteri gram positif maupun bakteri Mineral commodity summaries 2020. U.S.
gram negatif, dengan hasil konsentrasi inhibisi Geological Survey, Virginia.
minimum dan zona hambat yang bervariasi. https://pubs.usgs.gov/periodicals/mcs2020
Aktivitas antibakteri dari senyawa kompleks /mcs2020.pdf. Accessed on 01 April 2021.
umumnya melebihi aktivitas antibakteri dari [9] Claudel, M., Schwarte, J. V., & Fromm, K. M.
senyawa basa Schiff-nya saja. Hal ini kemungkinan 2020. New antimicrobial strategies based
dikarenakan sifat lipofilik senyawa kompleks yang on metal complexes. Chemistry, 2 (4), 849–
lebih besar daripada sifat lipofilik ligannya 899.
sehingga lebih mudah berinteraksi dengan [10] Hermawati, E. S., Suhartana, S., & Taslimah,
membran sel bakteri. T. 2016. Sintesis dan karakterisasi senyawa
Berdasarkan hasil kajian, SKLT berbasis logam kompleks Zn(II)-8-hidroksikuinolin. Jurnal
Cu(II) dan Zn(II) dengan ligan basa Schiff dapat Kimia Sains dan Aplikasi, 19 (3), 94–98.
dijadikan sebagai kandidat agen antibakteri dari [11] House, J. E. 2020. Synthesis and reactions of
berbagai jenis bakteri seperti E. coli, P. coordination compounds. In Inorganic
aeruginosa, B. subtilis, S. aureus, C. albicans, S. Chemistry, Elsevier, 769–815.
pneumoniae dan masih banyak lagi lainnya [12] Zhou, Q.-Q., Miao, R.-Q., Wang, D.-F., &
dengan hasil yang cukup bervariasi. Meskipun Huang, R.-B. 2020. Syntheses, structures
sintesis SKLT yang memiliki sifat antibakteri dapat and properties of three novel Cu(Ⅱ)
dilakukan dengan beberapa alternatif metode, coordination compounds based on 4,4′-
studi kelayakan produksi massal SKLT yang ramah oxybisbenzoic acid. Journal of Molecular
lingkungan serta beberapa kajian lanjutan lainnya Structure, 1206, ID. 127688.
tetap diperlukan.

17
Pengembangan Agen Antibakteri dari Senyawa Kompleks Logam Transisi (Handayani, et al.)

[13] Mahapatra, D. K., Bharti, S. K., Asati, V., & Journal of Advances in Chemical Science, 4
Singh, S. K. 2019. Perspectives of (1), 40–48.
medicinally privileged chalcone based [22] Alias, M., Kassum, H., & Shakir, C. 2014.
metal coordination compounds for Synthesis, physical characterization and
biomedical applications. European Journal biological evaluation of Schiff base M(II)
of Medicinal Chemistry, 174, 142–158. complexes. Journal of the Association of
[14] Sadeek, S. A., Zordok, W. A., El-Attar, M. S., Arab Universities for Basic and Applied
& Ibrahim, M. S. 2015. Spectroscopic, Sciences, 15 (1), 28–34.
structural, thermal and antimicrobial [23] Mohamed, G. G., Zayed, M. A., & Abdallah,
studies of 4,6-bis (4-chlorophenyl)- 2-oxo- S. M. 2010. Metal complexes of a novel
1,2-dihydropyridine-3-carbonitrile with Schiff base derived from sulphametrole and
some transition metals. Bulletin of the varelaldehyde. Synthesis, spectral, thermal
Chemical Society of Ethiopia, 29 (1), 75–94. characterization and biological activity.
[15] Chohan, Z. H., Pervez, H., Rauf, A., et al. Journal of Molecular Structure, 979 (1–3),
2006. Antibacterial cobalt (II), copper (II), 62–71.
nickel (II) and zinc (II) complexes of [24] Rosu, T., Pahontu, E., Maxim, C., et al. 2010.
mercaptothiadiazole—derived furanyl, Synthesis, characterization and
thienyl, pyrrolyl, salicylyl and pyridinyl Schiff antibacterial activity of some new
bases. Journal of Enzyme Inhibition and complexes of Cu(II), Ni(II), VO(II), Mn(II)
Medicinal Chemistry, 21 (2), 193–201. with Schiff base derived from 4-amino-2,3-
[16] Dilip, C. S., Kumar, V. S., Venison, S. J., et al. dimethyl-1-phenyl-3-pyrazolin-5-one.
2013. Synthesis, structural characterisation, Polyhedron, 29 (2), 757–766.
bio-potential efficiency and DNA cleavage [25] Shebl, M., Khalil, S. M. E., & Al-Gohani, F. S.
applications of nicotinamide metal 2010. Preparation, spectral characterization
complexes. Journal of Molecular Structure, and antimicrobial activity of binary and
1040, 192–205. ternary Fe(III), Co(II), Ni(II), Cu(II), Zn(II),
[17] Yamgar, R. S., Nivid, Y., Nalawade, S., et al. Ce(III) and UO2(VI) complexes of a
2014. Novel zinc(II) complexes of thiocarbohydrazone ligand. Journal of
heterocyclic ligands as antimicrobial agents: Molecular Structure, 980 (1–3), 78–87.
synthesis, characterisation, and [26] Al-Hamdani, A. A. S., & Shaker, S. A. 2011.
antimicrobial studies. Bioinorganic Synthesis, characterization, structural
Chemistry and Applications, 2014, ID. studies and biological activity of a new
276598, 1–10. Schiff base-azo ligand and its complexation
[18] Khan, S. A., Nami, S. A. A., Bhat, S. A., et al. with selected metal ions. Oriental Journal of
2017. Synthesis, characterization and Chemistry, 27 (3), 835–845.
antimicrobial study of polymeric transition [27] El-Sherif, A. A., & Eldebss, T. M. A. 2011.
metal complexes of Mn(II), Co(II), Ni(II), Synthesis, spectral characterization,
Cu(II) and Zn(II). Microbial Pathogenesis, solution equilibria, in vitro antibacterial and
110, 414–425. cytotoxic activities of Cu(II), Ni(II), Mn(II),
[19] Kaur, K., Gupta, R., Saraf, S. A., & Saraf, S. K. Co(II) and Zn(II) complexes with Schiff base
2014. Zinc: The metal of life. Comprehensive derived from 5-bromosalicylaldehyde and
Reviews in Food Science and Food Safety, 13 2-aminomethylthiophene. Spectrochimica
(4), 358–376. Acta Part A: Molecular and Biomolecular
[20] Seetharaj, R., Vandana, P. V., Arya, P., & Spectroscopy, 79 (5), 1803–1814.
Mathew, S. 2019. Dependence of solvents, [28] Kumar, L. S., Prasad, K. S., &
pH, molar ratio and temperature in tuning Revanasiddappa, H. D. 2011. Synthesis,
metal organic framework architecture. characterization, antioxidant, antimicrobial,
Arabian Journal of Chemistry, 1 2(3), 295– DNA binding and cleavage studies of
315. mononuclear Cu(II) and Co(II) complexes of
[21] Tajudeen, S. S., & Kannappan, G. 2016. 3-hydroxy-N’-(2-hydroxybenzylidene)-2-
Schiff base–Copper(II) complexes: naphthohydrazide. European Journal of
Synthesis, spectral studies and anti- Chemistry, 2 (3), 394–403.
tubercular and antimicrobial activity. Indian [29] Al-Resayes, S. I., Shakir, M., Abbasi, A., et al.
2012. Synthesis, spectroscopic
characterization and biological activities of

18
Pengembangan Agen Antibakteri dari Senyawa Kompleks Logam Transisi (Handayani, et al.)

N4O2 Schiff base ligand and its metal copper (II) and zinc (II) complexes derived
complexes of Co(II), Ni(II), Cu(II) and Zn(II). from two Schiff base ligands: Spectroscopic,
Spectrochimica Acta Part A: Molecular and thermal, magnetic moment,
Biomolecular Spectroscopy, 93, 86–94. electrochemical and antimicrobial studies.
[30] Reddy, N. S., Shankara, B. S., Krishana, P. M. Inorganica Chimica Acta, 467, 227–237.
et al. 2013. Synthesis, characterization, and [38] Arif, R., Nayab, P. S., Ansari, I. A. et al. 2018.
antibacterial activity of Co(II), Ni(II), Cu(II), Synthesis, molecular docking and DNA
Zn(II), Cd(II), and Hg(II) complexes of Schiff's binding studies of phthalimide-based
base type ligands containing benzofuran copper(II) complex: In vitro antibacterial,
moiety. International Journal of Inorganic hemolytic and antioxidant assessment.
Chemistry, 2013, ID. 614628, 1–10. Journal of Molecular Structure, 1160, 142–
[31] Ahmadzadeh, R., Azarkish, M., & Sedaghat, 153.
T. 2017. Synthesis, spectroscopic [39] Ejidike, I. P. 2018. Cu(II) complexes of 4-
characterization, thermal analysis and [(1E)-N-{2-[(Z)-Benzylidene-
antibacterial activity of Ni(II), Cu(II) and amino]ethyl}ethanimidoyl]benzene-1,3-
Zn(II) complexes with schiff bases derived diol Schiff base: Synthesis, spectroscopic,
from β-Diketones. Journal of the Mexican in-vitro antioxidant, antifungal and
Chemical Society, 58 (2), 173–179. antibacterial studies. Molecules, 23 (7), ID.
[32] Olar, R., Pătraşcu, F., Chifiriuc, M. C. et al. 1581, 1–18.
2014. Insight on thermal, spectral, magnetic [40] Shakdofa, M. M. E., El-Saied, F. A., Rasras, A.
and biological behaviour of new Ni(II), Cu(II) J., & Al-Hakimi, A. N. 2018. Transition metal
and Zn(II) complexes with a complexes of a hydrazone-oxime ligand
pentaazamacrocyclic ligand derived from containing the isonicotinoyl moiety:
nicotinamide. Journal of Thermal Analysis Synthesis, characterization and microbicide
and Calorimetry, 118 (2), 1159–1168. activities. Applied Organometallic
[33] Yernale, N. G., & Bennikallu Hire Mathada, Chemistry, 32 (7), e4376, 1–17.
M. 2014. Synthesis, characterization, [41] Shiekh, R. A., Said, M. A., Malik, M. A., &
antimicrobial, DNA cleavage, and in vitro Hashmi, A. A. 2018. Antimicrobial and
cytotoxic studies of some metal complexes antioxidant studies of novel mixed-metal
of Schiff base ligand derived from thiazole complexes of benzoyl-aminoethanoic acid-
and quinoline moiety. Bioinorganic nicotinamide: Microwave-assisted green
Chemistry and Applications, 2014, ID. synthesis, spectroscopic characterization
314963, 1–17. and molecular modeling. Tropical Journal of
[34] Al-Hamdani, A. A. S., & Al Zoubi, W. 2015. Pharmaceutical Research, 17 (5), 865–874.
New metal complexes of N3 tridentate [42] Shaheen, M. A., Xiao, W., Aziz, M. et al.
ligand: Synthesis, spectral studies and 2019. Synthesis and antibacterial
biological activity. Spectrochimica Acta Part evaluation of Cu(II), Co(II), and Mn(II)
A: Molecular and Biomolecular complexes with Schiff bases derived from 5-
Spectroscopy, 137, 75–89. aminosalicylic acid and o-vanillin. Russian
[35] Ekennia, A. C., Onwudiwe, D. C., & Osowole, Journal of General Chemistry, 89 (8), 1691–
A. A. 2015. Spectral, thermal stability and 1695.
antibacterial studies of copper, nickel and [43] Mounika, K., Pragathi, A., & Gyanakumari,
cobalt complexes of N - methyl - N - phenyl C. 2010. Synthesis¸ characterization and
dithiocarbamate. Journal of Sulfur biological activity of a Schiff base derived
Chemistry, 36 (1), 96–104. from 3-ethoxy salicylaldehyde and 2-amino
[36] Osowole, A. A., Wakil, S. M., Okediran, E. Q., benzoic acid and its transition metal
& Alao, O. K. 2016. Synthesis, spectroscopic complexes. Journal of Scientific Research, 2
and antimicrobial properties of some metal (3), 513–524.
(II) complexes of mixed ligands -nicotinic [44] Ali, B. Q., Said, M. H., & Jasim, R. H. 2016.
and N,N’-dimethyldithiocarbamic acids, Synthesis, characterization and
Chemistry Journal, 6 (1), 22-26. antibacterial study of novel Schiff base
[37] Orojloo, M., Zolgharnein, P., Solimannejad, ligand with some metal ion Co(II), Ni(II),
M., & Amani, S. 2017. Synthesis and Cu(II) and Zn(II). International Journal of
characterization of cobalt (II), nickel (II), Chemical Science, 5 (1), 3131–3144.

19
Pengembangan Agen Antibakteri dari Senyawa Kompleks Logam Transisi (Handayani, et al.)

[45] Gupta, Y. K., Agarwal, S. C., Madnawat, S. P., [53] Cao, W., Liu, Y., Zhang, T., & Jia, J. 2018.
& Ram, N. 2012. Synthesis, characterization Synthesis, characterization, theoretical and
and antimicrobial studies of some transition antimicrobial studies of tridentate
metal complexes of Schiff bases. Research hydrazone metal complexes of Zn(II), Cd(II),
Journal of Chemical Sciences, 2, 68–71. Cu(II) and Co(III). Polyhedron, 147, 62–68.
[46] Devi, J., Batra, N., & Malhotra, R. 2012. [54] Isnawati, A., & Adelina, R. 2015. Studi
Ligational behavior of Schiff bases towards docking molekuler catechin gallate,
transition metal ion and metalation effect epicatechin gallate, gallocatechin gallate,
on their antibacterial activity. dan epigallocatechin gallate sebagai obat
Spectrochimica Acta Part A: Molecular and dislipidemia. Jurnal Kefarmasian Indonesia,
Biomolecular Spectroscopy, 97, 397–405. 5 (1), 25–32.
[47] Saini, R. P., Kumar, V., Gupta, A. K., & Gupta, [55] Ladyani, F., & Zahra, M. 2018. Analisis pola
G. K. 2014. Synthesis, characterization, and kuman dan pola resistensi pada hasil
antibacterial activity of a novel heterocyclic pemeriksaan kultur resistensi di
Schiff’s base and its metal complexes of first laboratorium patologi klinik rumah sakit dr.
transition series. Medicinal Chemistry H. Abdoel Moeloek Provinsi Lampung
Research, 23 (2), 690–698. periode Januari-Juli. Jurnal Ilmu Kedokteran
[48] Al-Noor, T. H., Aziz, M. R., & Jeboori, A. T. A.- Dan Kesehatan. 2016, 5, 12.
. 2014. Synthesis, characterization and
antimicrobial activities of {Fe(II), Co(II),
Ni(II),Cu(II), and Zn(II)} mixed ligand
complexes schiff base derived from
ampicillin drug and 4(dimethylamino)
benzaldehyde with nicotinamide.
International Journal of Technical Research
and Application, 2 (4), 187–192.
[49] Zhao, X.-J., Xue, L.-W., & Zhang, C.-X. 2015.
Schiff base copper(II) and zinc(II)
complexes: Synthesis, structures, and
antimicrobial activities. Synthesis and
Reactivity in Inorganic, Metal-Organic, and
Nano-Metal Chemistry, 45 (4), 516–520.
[50] Galini, M., Salehi, M., Kubicki, M. et al. 2017.
Structural characterization and
electrochemical studies of Co(II), Zn(II),
Ni(II) and Cu(II) Schiff base complexes
derived from 2-((E)-(2-
methoxyphenylimino)methyl)-4-
bromophenol; Evaluation of antioxidant
and antibacterial properties. Inorganica
Chimica Acta, 461, 167–173.
[51] Revathi, N., Sankarganesh, M., Rajesh, J., &
Raja, J. D. 2017. Biologically active Cu(II),
Co(II), Ni(II) and Zn(II) complexes of
pyrimidine derivative Schiff base: DNA
binding, antioxidant, antibacterial and in
vitro anticancer studies. Journal of
Fluorescence, 27 (5), 1801–1814.
[52] Kafi-Ahmadi, L., Marjani, A. P., & Pakdaman-
Azari, M. 2018. Synthesis, characterization
and antibacterial properties of N,N’-Bis(4-
dimethylaminobenzylidene)benzene-1,3-
diamine as new Schiff base ligand and its
binuclear Zn(II), Cd(II) Complexes. South
African Journal of Chemistry, 71, 155–159.

20

Anda mungkin juga menyukai