Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MIKROBIOLOGI

“MIKROBA”

FARADILLA AQIDATUL IZZAH

A1J1 18 028

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan kepada penulis,
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam yang telah membawa kita ke zaman yang
terang benderang seperti saat ini.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orangtua penulis yang
senantiasa mendukung dan mendoakan kebaikan penulis, baik itu berupa sehat fisik
maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas dari mata kuliah Mikrobiologi dengan judul “Mikroba”.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
dosen mata kuliah Mikrobiologi, Ibu Lili Darlian, S.Si., M.S i yang telah memberikan
tugas.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya penulisan
makalah lain nantinya dapat menjadi lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Kendari, 19 Mei 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikroba atau mikroorganisme yang meliputi virus, archae, bakteria,
protozoa, alga mikroskopis, dan fungi. Sebagian besar orang mungkin
menganggap mikroba adalah organisme yang hanya menyebabkan penyakit dan
merugikan. Namun, sebenarnya mikroba disamping itu juga dapat
menyembuhkan penyakit dan atau bisa disebut memberi manfaat kepada
kehidupan, bahkan dengan pesatnya kemajuan teknologi, mikroba lebih banyak
manfaat daripada mudaratnya. Adapun manfaat mikroba diantaranya, menjadi
agen hayati dalam meningkatkan produktivitas tanaman, agen dan atau mediator
dalam industri farmasi, bioindikator suatu lingkungan, agen dalam industri
biofuel, pembantu produksi makanan dan minuman, penjaga kebersihan dan
kesehatan lingkungan dengan membantu pengolahan limbah, dan sebagainya.
Oleh karena itu, disiplin ilmu yang membahas mengenai mikroba atau dikenal
dengan istilah mikrobiologi, sangat berkaitan erat dengan ilmu terapan
bioteknologi. Untuk mengenal mikroba lebih jauh, maka kami berniat menyusun
makalah ini sebagai tugas dan penambah wawasan penulis dan juga pembaca.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut.
1. Apakah pengertian mikroba?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba?
3. Apa dan bagaimana media pertumbuhan mikroba?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan makalah adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui apa pengertian mikroba
2. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba
3. Mengetahui apa dan bagaimana media pertumbuhan mikroba
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mikroba


Mikroba disebut juga mikroorganisme yakni organisme yang
keberadaannya sebagai makhluk ataupun sel hidup yang berukuran mikroskopis
atau sangat kecil. Komunitas mikroba adalah komunitas mikroorganisme yang
terdiri atas bakteria, archaea, fungi, algae atau varietas protista dari eukaryota,
dan semua virus yang menyertainya (Fuerst, 2014). Menurut Wilkins (2006),
tampaknya tidak ada istilah tunggal untuk mencakup semua organisme seperti
yang disebutkan di atas, jadi kata 'mikroba' diadopsi sebagai label yang mudah
digunakan, mengikuti O 'Malley dan Dupré. Mikroba dapat dijumpai di berbagai
macam habitat. Hal ini membuktikan bahwa mikroba adalah organisme yang
mampu beradaptasi dengan segala jenis kondisi lingkungan.

2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba


Menurut Mudatsir (2007), pertumbuhan mikroba dalam air dapat
dipengaruhi secara umum oleh 2 faktor yaitu faktor abiotik dan biotik. Beberapa
faktor abiotik meliputi faktor yang mempengaruhi kehidupan mikroba antara
lain temperatur, konduktivitas, arus, kekeruhan, kecerahan, derajat keasaman
(pH), oksigen terlarut, salinitas dan total bahan organik.
Temperatur air sangat berpengaruh terhadap proses kimia dan biologi
perairan. Apabila temperatur meningkat, akan semakin rendah daya kelarutan
oksigen di dalam air. Mikroba yang hidup di air mempunyai toleransi yang
berbeda terhadap temperatur, tergantung jenis mikrobanya (psikofilik, mesofilik
atau termofilik) dan tingkat aklimatisasinya.
Daya hantar listrik atau conductivity adalah suatu angka yang
menunjukan kemampuan air untuk menghantar arus listrik. Besarnya daya
hantar listrik ditentukan oleh kadar ion dan temperatur air limbah. Parameter ini
dapat digunakan sebagai petunjuk adanya kadar mineral dan salinitas (keasinan).
Arus air merupakan salah satu fakor yang cukup besar pengaruhnya
terhadap kualitas air, khususnya terhadap proses difusi oksigen dari udara dan
penimbunan bahan organik. Kekuatan besarnya kecepatan arus air dapat
menimbulkan riak atau gelombang pada permukaan air, yang akan
mengakibatkan proses difusi oksigen dari udara ke dalam air. Arus air juga dapat
mengakibatkan pengadukan air dari permukaan ke dasar air sehingga akan
menghilangkan kemungkinan terjadinya pelapisan temperatur air, menghindari
kondisi anaerob di dasar air serta dapat mengencerkan senyawa-senyawa hasil
metabolisme.
Kekeruhan atau turbiditas menunjukkkan kadar bahan-bahan yang
melayang di dalam air yang dapat mengganggu penetrasi cahaya matahari ke
dalam air. Nilai kekeruhan yang tinggi akan memperkecil penetrasi cahaya
matahari ke dalam air, sehingga dapat menghambat proses fotosintesis oleh
tumbuhan air.
Kemampuan cahaya matahari untuk menembus sampai ke dasar perairan
dipengaruhi oleh kecerahan dan kekeruhan air. Semakin tinggi kecerahan atau
semakin rendah kekeruhan maka semakin tinggi penetrasi cahaya matahari
masuk ke perairan. Dengan demikian proses fotosintesis di air tersebut dapat
berlangsung dan memudahkan interaksi mikroorganisme yang membutuhkan
oksigen.
Derajat keasaman (pH) merupakan ukuran daya aktif ion hidrogen di
dalam air. Kebanyakan mikroba hanya hidup di pH tertentu. Bila derajat
keasaman air netral, tidak bersifat asam atau basa akan mencegah terjadinya
pelarutan logam berat dan korosi jaringan pada distribusi air minum.
Pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme banyak dipengaruhi oleh
konsentrasi ion hidrogen, misalnya pH media.
Salinitas dalam perairan dapat diartikan sebagai konsentrasi total ion-ion
terlarut dalam perairan. Ion-ion yang memberikan kontribusi utama adalah
natrium klorida, kalium klorida, sulfat, bikarbonat.Salinitas dapat
memperpanjang waktu generasi bakteri dan jamur. Seringkali salinitas juga
menyebabkan perubahan morfologis dan fisiologis mikroba.
Oksigen terlarut merupakan parameter yang penting untuk mengukur
kualitas air. Umumnya reaksi-reaksi biokimia dalam air dapat terjadi karena
adanya oksigen terlarut. Penggunaan oksigen terlarut oleh mikroorganisme
untuk mendegradasi zat-zat organik dalam jumlah banyak mengakibatkan
berkurangnya jumlah oksigen terlarut dalam air, akibatnya mikroorganisme
aerob mati.
Selain itu, adapula faktor biotik yang diantaranya interaksi antar
organisme, baik itu interaksi simbiosis maupun kompetisi yakni untuk
mendapatkan makanan. Kompetisi nutrient antar mikroba memainkan peran dan
mempengaruhi mikroflora dalam suatu habitat. Beberapa mikroba di air
memiliki pertumbuhan yang berbeda, beberapa lainnya memiliki kecepatan yang
lebih dalam pembelahan sel dibandingkan yang lain. Hasil metabolism dari
mikroba di dalam suatu perairan dapat menghambat pertumbuhan
kompetitornya.
Menurut Ojo (2015), faktor pertumbuhan mikroba dalam tanah
diantaranya kesuburan tanah, praktik kultur, kelembaban tanah, suhu tanah,
aerasi tanah, cahaya, pH tanah, zat organisme, persediaan makanan dan energi,
sifat tanah, dan asosiasi mikroba.
Faktor kesuburan tanah, tingkat kesuburan tanah memiliki pengaruh
besar pada populasi mikroba dan aktivitasnya di tanah. Ketersediaan N, P dan K
yang dibutuhkan untuk tanaman serta mikroba dalam tanah menentukan tingkat
kesuburan tanah.
Faktor praktek kultur yaitu meliputi budidaya, rotasi tanaman, aplikasi
pupuk kandang dan pupuk, aplikasi pengapuran dan gipsum, aplikasi
pestisida/fungisida dan weedisida memiliki efek pada mikroba tanah.
Faktor kelembaban air tanah bermanfaat bagi mikroorganisme dalam dua
cara yaitu berfungsi sebagai sumber nutrisi dan memasok hidrogen / oksigen ke
organisme dan berfungsi sebagai pelarut dan pembawa nutrisi makanan lainnya
ke mikroorganisme.
Faktor suhu adalah faktor lingkungan yang paling penting yang
mempengaruhi proses fisik dan kimia biologis dan dari mikroba, aktivitas
mikroba dan populasi adalah tanah. Meskipun mikroorganisme dapat mentolerir
kondisi suhu ekstrim (seperti -60 atau +60 u), tetapi kisaran suhu optimal di
mana mikroorganisme tanah dapat tumbuh dan berfungsi secara aktif agak
sempit.
Faktor aerasi tanah, untuk pertumbuhan mikroorganisme, aerasi yang
lebih baik (oksigen dan kadang-kadang CO2) di dalam tanah sangat penting.
Mikroba mengkonsumsi oksigen dari udara tanah dan mengeluarkan karbon
dioksida. Aktivitas mikroba tanah sering diukur dalam hal jumlah oksigen yang
diserap atau jumlah CO2 yang dikembangkan oleh organisme di lingkungan
tanah.
Faktor cahaya, sinar matahari langsung sangat berbahaya bagi sebagian
besar mikroorganisme kecuali alga. Oleh karena itu bagian atas permukaan
tanah yang sentimeter atau kurang biasanya steril atau tanpa mikroorganisme.
Faktor pH, reaksi tanah memiliki pengaruh / pengaruh pasti terhadap
komposit kualitatif terhadap mikroba tanah. Sebagian besar bakteri tanah,
ganggang biru-hijau, diatom, dan protozoa lebih menyukai reaksi netral atau
sedikit basa antara pH 4,5 dan 8,0 dan jamur dalam reaksi asam antara pH 4,5
dan 6,5 sedangkan actinomyetes lebih menyukai reaksi tanah yang sedikit basa
juga mempengaruhi jenis bakteri yang ada di tanah.
Faktor bahan organik, bahan organik dalam tanah menjadi sumber utama
energi dan makanan bagi sebagian besar organisme tanah, ia memiliki pengaruh
besar pada populasi mikroba.
Faktor nutrisi/ sumber enegi, hampir semua mikroorganisme
mendapatkan makanan dan energi dari residu tanaman atau bahan / zat organik
yang ditambahkan ke tanah. Heterotropi memanfaatkan energi yang dilepaskan
selama oksidasi senyawa organik anorganik sederhana yang kompleks
(kemoautotrof) atau dari radiasi matahari (fotoautotrof). Dengan demikian,
sumber bahan makanan dan energi sangat penting untuk aktivitas mikroba di
tanah.
Faktor sifat tanah, sifat fisik, kimia, fisiokimia tanah dan status hara
memengaruhi populasi mikroba baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Sifat
kimia tanah memiliki efek yang besar pada populasi mikroba di tanah. Sangat
penting untuk aktivitas mikroba yang optimal. Demikian pula nutrisi (makro dan
mikro) dan organik yang konsisten dari humus bertanggung jawab atas tidak
adanya atau adanya jenis mikroorganisme tertentu dan aktivitasnya.
Faktor asosiasi mikroba, mikroorganisme berinteraksi satu sama lain
memberi interaksi antagonis atau simbiosis. Hubungan yang ada antara satu
organisme dan lainnya apakah simbiotik atau antagonis mempengaruhi populasi
dan aktivitas mikroba tanah untuk sebagian besar.

2.3 Media Pertumbuhan Mikroba


Menurut Nyenje (2013), media pertumbuhan dan kultur mikroorganisme
yang dapat digunakan adalah kaldu nutrisi (NB), kaldu BHI (Brain-Heart
Infusion), kaldu kedelai tryptic, dan agar nutrisi (NA). Adapun media yang
dapat digunakan menurut Basu (2015), diantaranya adalah kaldu Davis-
Mingoli, media Dorset, media Petergnani, agar Czapek-Dox, agar sabouraud
dextrosa (SD), agar cornmeal (CM), agar potato dextrose (PD), dan kaldu Luria-
Bertani.

Kaldu nutrisi (NB) :terdiri dari pepton 10 gram, NaCl 5 gram, beef ekstract 3
gram. Semua bahan tersebut dilarutkan dengan aquades
sebanyak 500 ml dalam beaker glass sambil diaduk, dan
volume digenapkan menjadi 1000 ml.
Kaldu BHI :media nutrisi yang direkomendasikan untuk penanaman
dan isolasi berbagai mikroorganisme yang cepat dan tidak
cepat saji, termasuk bakteri, ragi, dan jamur.
Komposisinya, otak ternak domestic muda 200 gram,
jantung sapi 250 gram, protease pepton 10 gram,
dekstrosa 2 gram, natrium klorida 5 gram, dan disodium
fosfat 2,5 gram.
Kaldu kedelai tryptic :komposisinya adalah tryptone 17,0 gram, soytone (Peptic
digest of soybean, 3.0 gram glukosa (= dextrosa), 2.5
gram sodium klorida 5.0 gram, dan dipotassium fosfat
2,5 gram.
Agar nutrisi (NA) :medium umum untuk uji air dan produk dairy, yang
berbentuk cair dengan bahan dasar adalah 0.5% Pepton,
0.3% ekstrak daging sapi / ekstrak ragi, 1.5% agar, dan
0.5% NaCl.
Kaldu Davis-Mingoli :komposisinya adalah ammonium sulfat 1 gram, dextrosa
1 gram, dipotassium fosfat 7 gram, magnesium sulfat 0.1
gram, monopotassium fosfat 2 gram, dan sodium sitrat 0.5
gram.
Media Dorset :komposisinya adalah ekstrak daging sapi 3,0 gram,
pepton 5,0 gram, dan massa telur (dari telur segar) 750
ml.
Media Petergnani :komposisinya adalah, enzim kasein hidrolisat 5.1 gram,
L-Asparagine 5.1 gram, tepung kentang 36,4 gram, susu
skim 100 gram, dan malachite green 1,2 gram.
Agar Czapek-Dox :komposisinya adalah, sukrosa 30 gram, natrium nitrat 2
gram, dipotassium fosfat 1 gram, magnesium sulfat 0,5
gram, kalium klorida 0,5 gram, ferro sulfat 0,01 gram, dan
agar 15 gram.
Agar SD :komposisinya adalah dextrosa 40 gram, pepton 10 gram,
agar 15 gram, dan air sulingan 1000 ml.
Agar CM :komposisinya adalah, ekstrak tepung jagung (dari 50
gram jagung utuh) 2 gram dan agar 15 gram.
Agar PD :komposisinya adalah, dextrosa 20 gram, ekstrak kentang
4 gram, dan agar 15 gram. * 4 gram ekstrak kentang
setara dengan 200 gram infus kentang.
Kaldu Luria-Bertani :komposisinya adalah, 10 gram tryptone (campuran
peptida yang dibentuk oleh pencernaan kasein dengan
enzim pankreas, trypsin), ekstrak ragi 5 gram (autolisis sel
ragi), dan 5 atau 10 gram NaCl.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mikroba disebut juga mikroorganisme yakni organisme yang
keberadaannya sebagai makhluk ataupun sel hidup yang berukuran mikroskopis
atau sangat kecil. Mikroba mampu beradaptasi dengan segala jenis kondisi
lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi mikroba dalam air antara lain
temperatur atau suhu, konduktivitas, arus, kekeruhan (turbiditas), kecerahan,
derajat keasaman (pH), oksigen terlarut, salinitas dan total bahan organik.
Adapun yang faktor-faktor yang mempengaruhi mikroba tanah adalah kesuburan
tanah, praktik kultur, kelembaban tanah, temperatur atau suhu tanah, aerasi
tanah, cahaya, pH tanah, zat organisme, persediaan makanan (nutrisi) dan
energi, sifat tanah serta asosiasi mikroba. Dalam pertumbuhan mikroba dapat
menggunakan media antara lain kaldu nutrisi (NB), kaldu BHI, kaldu kedelai
tryptic, agar nutrisi (NA), kaldu Davis-Mingoli, media Dorset, media
Petergnani, agar Czapek-Dox, agar sabouraud dextrosa (SD), agar cornmeal
(CM), agar potato dextrose (PD), dan kaldu Luria-Bertani.

3.2 Saran
Materi yang ada di dalam makalah ini kemungkinan tidak mencakup
semua hal mengenai mikroba beserta perkembangannya sampai saat ini. Oleh
karena itu, kami menyarankan kepada para pembaca untuk memperkaya bahan
bacaan selain makalah ini untuk menguatkan pemahaman pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Basu, Srijoni, Chandra Bose, Nupur Ojha, Nabajit Das, Jagaree Das, Mrinmoy Pal &
Sukant Khurana. 2015. Evolution of bacterial and fungal growth media. Biomedical
Informatics. Vol 11(4): 182-184.

Fuerst, John A. 2014. Microorganisms—A Journal and a Unifying Concept for the
Science of Microbiology. Microorganisms. No 2: 140-146.

Mudatsir. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Mikroba Dalam Air.


Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. Vol (1): 23-29.

Nyenje, Mirriam E., Ezekiel Green, & Roland N. Ndip. 2013. Evaluation of the Effect
of Different Growth Media and Temperature on the Suitability of Biofilm Formation by
Enterobacter cloacae Strains Isolated from Food Samples in South Africa. Molecules.
No 18: 9582-9593.

Ojo OI., Olajire-Ajayi BL., Dada OV., & Wahab OM. 2015. Effects of fertilizers on
soil’s microbial growth and populations: a review. American Journal of Engineering
Research. Vol 4(7): 52-61.

Wilkins, John S. 2006. The Concept and Causes of Microbial Species. History and
Philosophy of the Life Sciences. No 28: 329-348.

Anda mungkin juga menyukai