Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN

Dasar - dasar Mikrobiologi Lingkungan

Kelompok 7
Nama Anggota :

1. Alfin Sutanto (P21335118004)

2. Azzahra Diah Ayu Amalia (P21335118013)

3. Nadhifa Athira Azis (P21335118040)

Kelas : 2 D-IV A
Dosen Pengajar : Dr. Dra. Syarifah Miftahul El Jannah T.M.Biomed

PRODI D-IV KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
Jln. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Daerah khusus Ibukota
Jakarta 12120
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Dasar-
dasar Mikrobiologi Lingkungan” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami
berterima kasih kepada Ibu Dr. Dra. Syarifah Miftahul El Jannah T.M.Biomed selaku dosen mata
kuliah Mikrobiologi Lingkungan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai dasar-dasar mikrobiologi. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di
waktu yang akan datang.

Jakarta, 27 Agustus 2019

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................................ i

Daftar Isi .................................................................................................................................. ii

BAB I Pendahuluan .............................................................. Error! Bookmark not defined.

1.1. Latar Belakang ......................................................... Error! Bookmark not defined.

1.2. Tujuan ......................................................................................................................... 3

BAB II Dasar Teori ................................................................................................................. 4

BAB III Pembahasan ............................................................................................................. 5

3.1. Sejarah Perkembangan Mikroba dan Mikrobiologi ................................................... 5

3.2. Tokoh-tokoh yang Berjasa dalam Bidang Mikrobiologi ........................................... 10

3.3. Pengertian dan Istilah yang Lazim Digunakan dalam Mikrobiologi ........................ 13

3.4. Cabang-cabang Ilmu yang Berkaitan dengan Mikrobiologi ..................................... 18

BAB IV Penutup ................................................................................................................... 21

4.1. Kesimpulan ............................................................................................................... 21

Daftar Pustaka ...................................................................................................................... 22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejarah dan perkembangan bidang mikrobiologi mengalami masa dan periode yang
panjang, diawali dengan periode spekulasi dan perintisan. Pada periode ini para ahli falsafah,
ahli kedokteran atau ahli-ahli ilmu pengetahuan lainnya terutama biologi dan kimia, mencari
jawaban dari berbagai masalah yang timbul di lingkungannya, terutama yang berhubungan
dengan aspek kehidupan pada masa itu, diantaranya:

Bagaimana dan dari mana kehidupan ini berasal ?

Mengapa dan bagaimana penyakit dapat menyebar dan menular ?

Proses apa yang terjadi, sehingga bahan makanan menjadi rusak, busuk, berlendir ?

Apa yang terjadi dengan luka yang kemudian membengkak dan menjadi bernanah ?

Pada periode ini para ahli mencoba membuat batasan atau postulat tentang segala sesuatu
yang berhubungan dengan kehidupan, terutama dengan masalah kehidupan yang tidak tampak
atau kehidupan mikroorganisme. Munculnya anggapan bahwa kehidupan terjadi dengan
sendirinya secara spontan (“generatio spontaneous”) yang lebih dikenal dengan teori
“Abiogenesis” terjadi pada periode ini.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam mempelajari ilmu Mikrobiologi dalam kehidupan antara lain.
 Untuk mengetahui sejarah perkembangan mikrobiologi
 Untuk mengetahui tokoh-tokoh yang berjasa dalam bidang mikrobiologi
 Untuk mengetahui pengertian dan istilah yang lazim digunakan dalam mikrobiologi
 Untuk mengetahui cabang-cabang ilmu yang berkaitan dengan mikrobiologi

1
BAB II

DASAR TEORI

Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme.
Mikrobiologi asalnya dari bahasa yunani, kata “mikros” artinya kecil, dan “bios” artinya hidup
serta “logos” artinya ilmu. Jadi, dapat ditarik kesimpulan arti dari mikrobiologi adalah ilmu yang
mempelajari mengenai makhluk hidup berukuran kecil yang tidak bisa dilihat secara kasat mata
biasa namun membutuhkan suatu benda untuk bisa melihatnya yang kita kenal sebagai mikroskop
dengan mencakup bakteri, viro (virus) dan miko (jamur). Objek kajiannya biasanya adalah semua
makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga
mikroskopik, protozoa, dan Archaea. Virus sering juga dimasukkan walaupun sebenarnya tidak
sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk hidup.

Mikrobiologi dibagi menjadi dua bidang besar, yaitu:

a. Mikrobiologi dasar Bidang mikrobiologi dasar mempelajari berbagai struktur fisik dan
reaksi kimia mikroorganisme. Banyak proses biokimia pada mikroorganisme juga terjadi pada
organisme multiseluler, sehingga mikroorganisme dapat menjadi model dalam mempelajari proses
biokimia dan genetik pada organisme lainnya. Hal ini juga didukung oleh kemampuan reproduksi
mikroorganisme yang tinggi.

b. Mikrobiologi terapan Bidang mikrobiologi terapan mempelajari penggunaan ilmu


mikrobiologi dalam memecahkan masalah praktis dalam kedokteran, pertanian dan industri.
Berbagai penyakit infektif pada manusia, hewan dan tumbuhan, disebabkan oleh mikroorganisme.
Mikroorganisme juga berperan penting dalam menentukan kesuburan tanah. Dalam bidang

2
industri, mikroorganisme berperan dalam produksi antibiotik dan protein. Sebagai bagian dari
ekosistem, mikroorganisme juga banyak berperan dalam siklus energi dan kondisi lingkungan.

Mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan menjadi bidang yang sangat
penting dalam biologi setelah Louis Pasteur dapat menjelaskan proses fermentasi anggur (wine)
dan membuat vaksin rabies. Perkembangan biologi yang pesat pada abad ke-19 terutama dialami
pada bidang ini dan memberikan landasan bagi terbukanya bidang penting lain: biokimia.

Penerapan mikrobiologi pada masa kini masuk berbagai bidang dan tidak dapat dipisahkan
dari cabang lain karena diperlukan juga dalam bidang farmasi, kedokteran, pertanian, ilmu gizi,
teknik kimia, bahkan hingga astrobiologi dan arkeologi.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Perkembangan Mikroba dan Mikrobiologi


Mikroba didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang organisme
mikroskopis. Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros=kecil, bios=hidup dan
logos=ilmu. Ilmuwan menyimpulkan bahwa mikroorganisma muncul kurang lebih 4 juta
tahun yang lalu dari senyawa organik kompleks di lautan, atau mungkin dari gumpalan awan
yang sangat besar yang mengelilingi bumi. Sebagai makhluk hidup pertama di bumi,
mikroorganisma diduga merupakan nenk moyang dari semua makhluk hidup. Awal mula
munculnya ilmu mikrobiologi pada pertengahan abad 19 pada waktu ilmuwan telah
membuktikan bahwa mikroorganisma berasal dari mikroorganisma sebelumnya bukan dari
tanaman ataupun hewan yang membusuk. Selanjutnya ilmuwan menunjukkan bahwa
mikroorganisma bukan berasal dari proses fermentasi tetapi merupakan penyebab proses
fermentasi buah anggur menjadi anggur dapat berubah. Ilmuwan juga menemukan bahwa
mikroba tertentu menyebabkan penyakit tertentu. Pengetahuan ini merupakan awal
pengenalan dan pemahaman akan pentingnya mikroorganisma bagi kesehatan dan
kesejahteraan manusia. Selama awal abad 20 ahli mikrobiologi telah meneliti bahwa
mikroorganima mampu menyebabkan berbagai macam perubahan kimia baik melalui
penguraian maupun sintesis senyawa organik yang baru. Hal inilah yang disebut dengan

3
‘biochemical diversity’ atau keaneka ragaman biokimia yang menjadi ciri khas
mikroorganisma. Disamping itu, yang penting lainnya adalah bahwa mekanisma perubahan
kimia oleh mikroorganisma sangat mirip dengan yang terjadi pada organisma tingkat tinggi.
Konsep ini dikenal dengan ‘unity in biochemistry’ yang artinya bahwa proses biokimia pada
mikroorganisma adalah sama dengan proses biokimia pada semua makhluk hidup termasuk
manusia. Bukti yang lebih baru menunjukan bahwa informasi genetik pada semua organisma
dari mikroba hingga manusia adalah DNA. Karena sifatnya yang sederhana dan
perkembangbiakan yang sangat cepat serta adanya berbagai variasi metabilma, maka mikroba
digunakan sebagai model penelitian di bidang genetika. Saat ini mikroorganisma diteliti
secara intensif untuk mengetahui dasar fenomena biologi. Mikroorganisma juga muncul
sebagai sumber produk dan proses yang menguntungkan masyarakat, misalnya: alkohol yang
dihasilkan melalui proses fermentasi dapat digunakan sebagai sumber energi (gasohol).
Strain-strain baru dari mikroorganima yang dihasilkan melalui proses rekayasa genetika dapat
menghasilkan bahan yang penting bagi kesehatan manusia seperti insulin. Sebelumnya hanya
insulin yang diekstrak dari pancreas lembu yang dapat menerimanya. Sekarang, insulin
manusia dapat diproduksi dalam jumlah yang tak terhingga oleh bakteri yang telah direkayasa.
Mikroorganisma juga mempunyai potensi yang cukup besar untuk membersihkan lingkungan,
misal: dari tumpikan minyak di lautan atau dari herbisida dan insektisida di bidang pertanian.
Hal ini dikarenakan mikroorganima mempunyai kemampuan untuk
mendekomposisi/menguraikan senyawa kompleks. Kemampuan mikroorganisma yang telah
direkayasa untuk tujuan tertentu menjadikan cabang baru dalam mikrobiologi industri yang
dikenal dengan bioteknologi. Jika anda membaca tentang mikroorganisma anda akan
menghargai, mengagumi mikroorganisma anda akan menghargai, mengagumi
mikroorganisma seperti bakteri, algae, protozoa dan virus yang merupakan organisma yang
sering tidak terlihat. Beberapa diantaranya bersifat patogen bagi manusia, hewan maupun
tumbuhan. Beberapa dapat menyebabkan lapuknya kayu dan besi. Tetapi banyak diantaranya
berperan penting dalam lingkungan sebagai dekomposer. Beberapa diantaranya digunakan
dalam menghasilkan (manufacture) substansi yang penting di bidang kesehatan maupun
industri makanan. Leeuwenhoek dan mikroskopnya Antony van Leeuwenhoek (1632 – 1723)
sebenarnya bukan peneliti atau ilmuwan yang profesional. Profesi sebenarnya adalah sebagai
‘wine terster’ di kota Delf, Belanda. Ia biasa menggunakan kaca pembesar untuk mengamati
serat-serat pada kain. Sebenarnya ia bukan orang pertama dalam penggunaan mikroskop,
tetapi rasa ingin tahunya yang besar terhadap alam semesta menjadikannya salah seorang
penemu mikrobiologi. Leewenhoek mwnggunakan mikroskopnya yang sangat sederhana

4
untuk mengamati air sungai, air hujan, ludah, feses dan lain sebagainya. Ia tertarik dengan
banyaknya benda-benda kecil yang dapat bergerak yang tidak terlihat dengan mata biasa. Ia
menyebut benda-benda bergerak tadi dengan ‘animalcule’ yang menurutnya merupakan
hewan-hewan yang sangat kecil. Penemuan ini membuatnya lebih antusias dalam mengamati
benda-benda tadi dengan lebih meningkatkan mikroskopnya. Hal ini dilakukan dengan
menumbuk lebih banyak lensa dan memasangnya di lempengan perak. Akhirnya Leewenhoek
membuat 250 mikroskop yang mampu memperbesar 200-300 kali. Leewenhoek mencatat
dengan teliti hasil pengamatannya tersebut danmengirimkannya ke British Royal Society.
Salah satu isi suratnya yang pertama pada tanggal 7 September 1674 ia menggambarkan
adanya hewan yang sangat kecil yang sekarang dikenal dengan protozoa. Antara tahun 1963-
1723 ia menulis lebih dari 300 surat yang melaporkan berbagai hasil pengamatannya. Salah
satu diantaranya adalah bentuk batang, coccus maupun spiral yang sekarang dikenal dengan
bakteri. Penemuan-penemuan tersebut membuat dunia sadar akan adanya bentuk kehidupan
yang sangat kecil yang akhirnya melahirkan ilmu mikrobiologi. Penemuan Leewenhoek
tentang animalcules menjadi perdebatan dari mana asal animalcules tersebut. Ada dua
pendapat yang muncul, satu mengatakan animalcules ada karena proses pembusukan tanaman
atau hewan, melalui fermentasi misalnya. Pendapat ini mendukung terori yang mengatakan
bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati melalui proses abiogenesis. Konsep ini dikenal
dengan ganaratio spotanea. Pendapat ini mengatakan bahwa animalcules tadi berasal dari
animalcules sebelumnya seperti halnya organismea tingkat tinggi. Pendapat atau teori ini
disebut dengan biogenesis. Mikrobiologi tidak berkembang sampai perdebatan tersebut
terselesaikan dengan dibuktikannya kebenaran teori biogenesis. Pembuktian ini memerlukan
berbagai macam eksperimen yang nampaknya sederhana dan perlu waktu lebih dari 100
tahun. Pembuktian ketidakbenaran dari Abiogenesis Franscesco Redi (1926-1697)
menunjukkan bahwa ulat yang ada dalam daging busuk adalah larva yang berasal dari telur
lalat, bukan hasil dari generatio spontanea. Bagaimana dengan asal dari mikroorganisma yang
hanya bisa dilihat dengan mikroskop? Pada tahun 1945 John Needham (1713-1781) memasak
sepotong daging untuk menghilangkan organisma yang ada dan menempatkannya dalam
toples yang terbuka. Akhirnya ia mengamati adanya kolono pada permukaan daging tersebut.
Ia menyimpulkan bahwa mikroorganisma terjadi spontan dari daging. Pada tahun 1769,
Lazarro Spalanzani (1729 – 1799) merebus kaldu daging selama 1 jam dan menempatkannya
pada toples yang disegel/ditutup rapat menunjukkan tidak ditemukannya mikroorganisma
dalam kaldu tersebut. Jadi ekperimen ini menentang teori abiogenesis. Tetapi Neddham
mengatakan bahwa sumber makhluk hidup tadi adalah udara dimana pada percobaan

5
Spalanzani tersebut tidak berinteraksi langsung dengan udara. Hampir 100 tahun setelah
percobaan Needham ada 2 peneliti yang mencoba memecahkan kontroversi tentang peran
udara. Pada tahun 1836, Franz Schulze melewatkan larutan asam kuat ke dalam tabung
tertutup yang berisi daging yang telah dimasak. Tahun 1837, Theodor Schwann mengalirkan
udara melalui pipa yang dipanai ke dalam tabung tertutup yang bersisi kaldu. Keduanya tidak
menemukan adanya mikroba sebab mikroba telah mati oleh adanya asam kuat maupun oleh
panas. Tetapi para pendukung teori generatio spontanea berpendapat bahwa adanya asam dan
panas akan mengubah udara sehingga tidak mendukung pertumbuhan mikroba. Sampai
akhirnya tahun 1954 peneliti menyelesaikan perdebatan tersebut dengan melakukan
percobaan menggunakan tabung tertutup berisi kaldu yang telah dipanaskan. Ke dalam tabung
tersebut dimasukkan pipa yang pada sebagiannya diisi dengan kapas dan ujungnya dibiarkan
terbuka. Dengan demikian mikroba akan tersaring dan udara tetap bisa masuk. Dengan tidak
ditemukannya mikroba dalam kaldu daging tersebut membuktikan bahwa teori generatio
spontanea adalah salah. Bukti teori biogenesis Pada perioda yang sama muncul ilmuwan baru
dari Perancis Louis Pasteur (1822 – 1895) seorang ahli kimia yang menaruh perhatian pada
mikroorganisma. Oleh karena itu ia tertarik untuk meneliti peran mikroba dalam industri
anggur dana pembuatan alkohol. Salah satu pendukung teori generatio spontanea yang hidup
pada masa Louis Pasteur adalah Felix Archimede Pouchet (1800-1872). Pada tahun 1859 ia
banyak mempublikasikan tulisan yang mendukung abiogenesis. Tetapi ia tidak dapat
membantah penemuan-penemuan Pasteur. Untuk memastikan pendapatnya, Pasteur
melakukan serangkaian eksperimen. Ia menggunakan bejana dengan leher panjang dan
dibengkokkan yang dikenal dengan leher angsa. Bejana ini diisi dengan kaldu kemudian
dipanaskan. Udara dapat dengan bebas melewati tabung atau pipa leher angsa tersebut tetapi
tidak ditemukan adanya mikroorganisma di kaldu tadi. Dalam hal ini mikroba beserta debu
akan mengendap pada bagian tabung yang berbentu U sehingga tidka dapat mencapai kaldu.
Ia juga membawa tabung tersebut ke pegunungan Pyrenes dan Alpen. Pasteur menemukan
bahwa mikroorganima terbawa debu oleh udara dan ia menyimpilkan bahwa semakin
bersih/murni udara yang masuk ke dalam bejana, semakin sedikit kontaminasi yang terjadi.
Pada tanggal 7 April 1864 ia mengatakan bahwa: For I have kept them and am still keeping
from them, that one thing that is above the power of man to make; I have kept from them, the
germ that float in the air, I have kept them from life. Salah satu argumen klasik untuk
menantang buiogenesis adalh bahwa panas yang digunakan untuk mensterilkan udara atau
bahan juga dianggap merusak ‘vital force’. Mereka yang mendukung teori abiogenesis
berpendapat bahwa tanpa adanya kekuatan vital force tersebut mikroorganisma tidka dapat

6
muncul serta spontan. Untuk merespon argumen tersebut John Tyndall mengatakan udara
dapat dengan mudah dibebaskan dari mikroorganisma dengan cara melakukan percobaab
dengan meletakkan tabung reaksi berisi kaldu steril ke dalam kotak tertutup. Udara dari luar
masuk ke dalam kotak melalui pipa yang sudah dibengkokkan membentuk dasar U seperti
spiral. Terbukti bahwa meskipun udara luar dapat masuk ke dalam kotak yang berisi tabung
dengan kaldu di dalamnya, namun tidak ditemukan adanya mikroba. Hasil percobaan Pasteur
dan Tyndall memacu diterimanya konsep biogenesis. Selanjutnya Pasteur lebih memfokuskan
penelitiannya pada peran mikroba dalam pembuatan anggur dan mikroba yang menyebabkan
penyakit. Teori tentang fermentasi Fermentasi terjadi jika jus anggur kita biarkan. Melalui
serangkaian perubahan biokimia, alkohol dan senyawa lain dihasilkan dari anggur tersebut.
Salah satu alasan mengapa Pasteur ingin menentang pendapat generatio spontanea adalah
keyakinannya bahwa produk fermentasi anggur merupakan hasil dari kikroorganisma yang
ada, bukan fermentasi menghasilkan mikroorganisma sebagaimana yang dipercaya pada
waktu tersebut. Pada tahun 1850 an pasteur memecahkan masalah yang timbul dalam industri
anggur. Dengan meneliti anggur yang baik dan anggur yang kurang bagus Pasteur
menemukan mikroorganisma yang berbeda. Mikroorganisma tertentu mendominasi anggur
yang bagus sementara tipe yang lain mendominasi anggur yang kurang bagus. Dia
menyimpulkan bahwa pemilihan mikroorganisma yang sesuai akan menghasilkan produk
yang bagus. Untuk itu dia memusnahkan mikroba yang telah ada dalam sari buah anggur
dengan cara memanaskannya. Setelah dingin ke dalam sari buah tersebut diinokulasi dengan
anggur yangberkualita baik yang mengandung mikroorganisma yang diinginkan. Hasilnya
menunjukkan bahwa anggur yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan tidak
mengalami perubahan aroma selama disimpan jika sebelumnya dipanasi dulu selama
beberapa menit pada 50 – 60 ºC. Proses ini dikenal dengan pasteurisasi yang digunakan secara
luas di bidang industri makanan. Sebelumnya orang meningkatkan produk fermentasi melalui
trial and error dimana sebelumnya tidak tahu bahwa kualitas produk tergantung pada
mikroorganisma tertentu. Penyakit Disamping membuat revolusi (perubahan besar) dalam
bidang industri anggur, Pasteur dan asistennya juga mengemukakan teori baru mengenai
penyebab penyakit. Dalam penelitiannya mereka menemukan agen penyebab penyakit serius
baik pada hewan maupun manusia. Tetapi juga sebelum Pasteur membuktikan bahwa mikroba
merupakan penyebab penyakit, beberapa peneliti membuat argumen yang kuat terhadap teori
kuman terhadap penyakit. Sebelumnya, dalam sejarah manusia ada kepercayaan bahwa
penyakit itu disebabkan oleh beberapa faktor yang tidak jelas misalnya udara yang jelek,
darah yang jelek dan lain-lainnya. Pada tahun 1546, Girolamo Fracastolo (1483 – 1553)

7
menyarankan bahwa penyakit dapat disebabkan oleh mikroorganisma yang terlalu kecil untuk
dapat dilihat yang ditularkan dari 1 orang ke orang lain. Sebagian besar informasinya berasal
dari percakapannya dengan para pelaut yang baru pulang dari perjalanannya ke luar negeri,
dimana mereka menyaksikan penyebaran berbagai penyakit. Lebih dari 200 tahun kemudian
Anton von Plenciz (1705-1786) mengatakan bahwa tidah hanya makhluk hidup yang
merupakan penyebab penyakit tetapi juga agen yang lain merupakan penyebab penyakit yang
berbeda. Pada saat yang bersamaan konsep tentang makhluk hidup atau bentuk lain yang
menghisap nutrien mulai diterima. Setelah sukses dengan fermentasinya, Pasteur diminta
untuk meneliti penyakit ulat sutra yang merugikan industri Perancis. Dia menghabiskan waktu
6 tahun untuk membuktikan bahwa mikrroorganisma yang disebut dengan protozoa yang
dapat menyebabkna penyakit. Pasteur juga menunjukkan kepada petani ulat sutera bagaimana
menghilangkan penyakit dengan cara memilih ulat sutera yang bebas penyakit untuk
diternakkan. Di Jerman, Robert Koch (1843 – 1910) seorang profesional di bidang kesehatan
mendapat hadiah mikroskop dari istrinya untuk hadiah ulang tahunnya yang ke-28.
Selanjutnya ia mulai meneliti dunia mikroorganisma yang sudah dilihat oleh Pasteur. Baik
Pasteur maupun Koch menjadi rival bersama yang sama-sama ingin mengetahui penyebab
penyakit anthrax yang sangat merugikan peternak sapi dan domba di Eropa. Koch akhirnya
menemukan dari darah domba yang telah mati karena anthrax. Dengan sering meninggalkan
prkateknya sebagai dokter, Koch membuktikan bahwa bakteri tersebut penyebab anthrax
dengan cara memisahkan bakteri untuk batang tersebut dari bakteri lain yang ada kemudian
menginjeksikannya ke dalam tikus yang sehat. Tikus selanjutnya menunjukkan
perkembangan menuju anthrax dan bakteri yang diisolasi dari tikus menunjukkan kesamaan
bakteri yang berasal dari domba yang sakit sebelumnya. Pada 1876, setelah meneliti selama
6 tahun Koch mengumumkan bahwa dia telah menemukan bakteri penyebab anthrax. Ia juga
menyarankan bahwa ternak sakit supaya dibunuh dan dibakar atau dikubur yang dalam,
setelah ia mengetahui bahwa spora yang dihasilkan oleh bakteri dapat bertahan hidup selama
berbulan-bulan di daerah peternakan. Dengan penemuan anthraxnya Koch merupakan orang
pertama yang membuktikan mikroba tertentu merupakan agen penyakit tertentu. Selanjutnya
Koch dan kawan-kawan menemukan bakteri penyebab tuberculosis dan cholera.
Perkembangan teknik laboratorium untuk mempelajari mikroorganisma. Koch dan
anggotanya banyak memberi kontribusi mengenai teknik-teknik tersebut. Diantaranya adalah
prosedur pengecatan bakteri untuk pengamatan dengna mikroskop cahaya. Salah satu kolega
Koch adalah Paul Erlich (1854 –1915) yang melakukan penelitian terhadap dyes dan
menggunakannya untuk mengecat bakteri termasuk bakteri penyebab tuberculosisi. Teknik

8
biakan murni Secara kebetulan seorang para Jerman melihat bahwa koloni yang tumbuh pada
kentang yang telah direbus pada akhirnya dapat menemukan jalan untuk memisah menjadi
individu-individu. Caranya; mereka mengembangkan media spesifik untuk menumbuhkan
mikroorganisma. Media adalah substansi yang memenuhi kebutuhan nutrisi mikroorganisma.
Koch dan koleganyanya juga menunjukkan bahwa senyawa dari alga yang disebut agar dapat
membuat media menjadi padat. Richard J.Petri (1852 – 1921) membuat piringan kaca
bertutup untuk menempatkan media agar alat tersebut selanjutnya disebut Petri dish yang
masih digunakan sampai sekarang. Pada tahun 1892, dengan menggunakan teknik biakan
murni Koch dan anggotanya menemukan agen-agen penyebab typus, dipteri, tetanus,
pneumonia dan lain sebagainya. Koch mengenalkan penggunaan binatang model untuk
penyakit manusia dengan cara menginjeksikan bakteri ke dalam menit, kelinci, babi atau
domba. Ia bahkan menempelkan kamera pada mikroskopnya untuk mengambil gambar dan
menggunakannya sebagai bukti untuk menghilangkan keraguan. Postulat Koch Pada tahun
1880, Koch memanfaatkan kemajuan metoda laboratorium dan menentukan kriteria yang
diperlukan untuk membuktikan bahwa mikroba spesifik merupakan penyebab penyakit
tertentu. Kriteria ini dikenal dengan postulat Koch yaitu: 1. Mikroorganisma tertentu selalu
ditemukan berasosiasi dengan penyakit yang ditimbulkan. 2. Mikroorganisma dapat diisolasi
dan ditumbuhkan sebagai biakan murni di laboratorium. 3. Biakan murni tersebut bila
diinjeksikan pada binatang yang sesuai dapat menimbulkan penyakit. 4. Mikroorganisma
tersebut dapat diisolasi kembali dari hewan yang telah terinfeksi tersebut. Adanya kriteria
tersebut menjadi jalan ditemukannya berbagai bakteri penyebab berbagai penyakit dalam
waktu yang cukup singkat (kurang dari 30 tahun). Penemuan virus, adanya bakteri yang dapat
menimbulkan berbagai penyakit serta adanya penyakit tertentu yang ditimbulkan oleh lebih
dari 1 mikroorganisma memerlukan modifikasi dari postulat Koch. Pada tahun 1892 Dimitri
Ivanovski menunjukkan bahwa agen yang menyebabkan penyakit mosaik pada tembakau
dapat ditularkan melalui ekstrak tanaman yang sakit. Ekstrak terebut disaring dengan filter
yang ditemukan oleh kawan-kawan Pasteur dimana filter tersebut diketahui dapat menyaring
bakteri. Penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa agen tersebut mempunyai ukuran yang
jauh lebih kecil dari bakteri. Yellow fever merupakan penyakit pertama pada manusia yang
diketahui disebabkan oleh virus. Pada tahun 1900 seorang ahli bedah bernama Walter reed
(1851-1902) dengan menggunakan manusia sebagai volunteer membuktikan bahwa virus
tersebut dibawa oleh nyamuk tertentu lainnya membawa protozoa penyebab malaria. Salah
satu cara penting untuk mencegah penyakit tersebut adalah mengurus air yang tergenang yang
digunakan nyamuk untuk tempat berkembang biak. Perkembangan dan Pencegahan penyakit

9
Epidemik adalah penyakit tertentu yang menyerang banyak daerah misalnya penyakit bubon
yang dikenal dengan penyakit hitam yang mematikan yang disebabkan oleh bakteri terjadi di
Eropa selama perioda 1347 – 1350. Sepertiga sampai setengah populasi di Eropa meninggal
karena penyakit tersebut. Hewan pengerat, terutama tikus, berperan sebagai sumber bakteri
bacillus dan ditransmisikan/ditularkan ke manusia melalui lalat. Slama 1917 – 1919 malaria
telah membunuh setengah juta penduduk Amerika dan 21 manusia di seluruh dunia. Jumlah
tersebut mencapai 3 kali jumlah manusia yang terbunuh selama perang dunia I. Jadi mikroba
terbukti lebih mematikan dibanding peluru. Dengan pengetahuan bahwa mikroorganisma
dapat merupakan penyebab penyakit ilmuwan lebih memusatkan perhatiannya pada cara
pencegahan dan perlakuannya. Penemuan antiseptik Secara umum septis berati efek toksis
dari mikroorganisma penyebab penyakit pada tubuh selama infeksi. Antiseptik; ukuran-
ukuran yang menghentikan efek tersebut dengan pencegahan infeksi. Oliver Weldell Holmes
(1809 – 1894) seorang dokter Ameraka pada tahun 1843 menekankan bahwa penyakit demam
pada wanita bersifat menular. Oleh karena itu ditularkan dari satu wanita lain melalui tangan
dikter. ©2003 Digitized by USU digital library 7 Tahun 1846 seorang dokter dari Hungaria,
Ignaz Philipp Semmelweiz menemukan penggunaan klorin sebagai desinfektan bagi tangan
dokter. Pada tahun 1860 ahli bedah dari Inggris, Josept Lister menemukan asam karbol atau
phenol dapat digunakan untuk membunuh bakteri. Lister menggunakan larutan ini untuk
merendam alat-alat bedah dan menyemprot ruangan operasi. Cara tersebut demikian sukses
untuk mengatasi infeksi setelah operasi yang sebelumnya menyebabkan kematian 45% dari
pasiennya. Cara tersebut segera dapat diterima dan dilakukan oleh ahli bedah yang lain.
Penemuan tersebut merupakan hari penemuan teknik aseptik untuk mencegah infeksi.
Sekarang ini berbagai macam senyawa kimia dan alat fisik lain dapt mengurangi
mikroorganisma di ruang operasi, ruangan untuk bayi prematur dan ruangan tempat
memasukkan obat ke dalam kontainer yang steril. Imunisasi Tahun 1880, Pasteur
menggunakan teknik dari Konch untuk mengisolasi dan membiakkan bakteri yang
menyebabkan kolera pada ayam. Untuk membuktikan penemuannya, Pasteur membuat
demonstrasi dihadapan publik tentang percobaannya yang telah dilakukan berulang kali di
laboratorium. Dia menginjeksikan biakkan bakteri kolera pada ayam sehat dan menunggunya
sampai ayam tersebut menunjukkan gejala penyakit. Akan tetapi hasilnya membuat Pasteur
mendapat malu karena ayamnya tetap hidup dan sehat. Pasteur kemudian mengevaluasi
langkah-langkah yang menyebabkan demonstrasi tersebut gagal. Dia menemukan bahwa
secara kebetulan dia menggunakan biakan tua seperti yang telah dilakukan sebelumnya, dan
satu kelompok adalah ayam yang tidak pernah di inokulasi. Selanjutnya kedua kelompok

10
ayam tersebut diinjeksi dengan biakan segar. Hasilnya, kelompok ayam yang kedua mati
sedang kelompok ayam yang pertama tetap sehat. Pertama hal ini membuatnya bingung, tetapi
Pasteur segera menemukan jawabannya. Pasteur menemukan bahwa, bakteri jika dibiarkan
tumbuh menjadi biakan tua menjadi avirulen yaitu kehilangan virulensinya atau kemampuan
untuk menyebabkan penyakit. Tetapi bakteri avirulen ini masih dapat menstimulasikan
sesuatu dalam tubuh host dan pada infeksi berikutnya manjadi imun atau tahan terhadap
penyakit. Pasteur selanjutnya menerapkan prinsip imunisasi untuk mencegah anthrax. Pasteur
menyebut bakteri yang telah avirulen tersebut engan vaccin dari bahasa latin vaccayang
artinya sapi dan imunisasi dengan biakan tersebut dikenal dengan vaksinasi. Dengan vaksinasi
tersebut Pasteur mengenali atau mengetahui hasil kerja sebelumnya yang dilakukan oleh
Edward Jenner (1749 – 1823) yang telah sukses memfaksinasikan para pekerjanya di
peternakan yang telah terkena copox dari ternak sapinya tetapi tidak pernah berkembang
menjadi serius. Jenner menduga bahwa karena terbiasa menghadapi cowpox akan
mencegahnya dari serangan smallpox. Untuk membuktikan hipotesisnya ini Jener
menginokulasi James Phipps pertama dengan materi yang menyebabkan cowpox yang
diambil dari luka, kemudian dengan agen smallpox. Anak laki-laki tersebut tidak
menunjukkan gejala smallpox. Nama Pasteur selanjutnya dikenal dimana-mana dan oleh
banyak orang dianggap sebagai peneliti tentang mikroorganisma yang ajaib. Untuk itu ia
diminta membuat vaccin pencegah hidrofobia atau rabies, penyakit yang ditularkan ke
manusia melalui gigitan anjing, kucing, atau binatang yang terinfeksi lainnya. Pasteur adalah
seorang ahli kimia, bukan dokter dan Pasteur tidak biasa memperlakukan manusia. Disamping
kenyataan bahwa penyebab penyakit rabies adalah belum diketahui, tetapi Pasteur
mempunyai keyakinan yang kuat bahwa itu adalah mikroorganisma. Ia dapat membuat kelinci
terkena penyakit setelah diinokulasi dengan saliva anjing. Selanjutnya Pasteur dan asistennya
mengambil otak dan tulang belakang kelinci tersebut dan mengeingkannya dan membuatnya
menjadi larutan. Anjing yang diinokulasi dengan campuran tersebut dapat terhindar dari
rabies. Akan tetapi vaksinasi terhadap anjing sangat berbeda dengan manusia. Pada bulan Juli
1885, seorang anak laki-laki bernama Joseph Meister digigit oleh serigala dan keluarganya
membujuk Pasteur untuk menginokulasi anak tersebut. Kekawatiran Pasteur dan orang-orang
menjadi berkurang setelah anak laki-laki tersebut tidak mati. Selanjutnya Pasteur menjadi
terkenal dan memperoleh banyak dana yang kemudian digunakan untuk mendirikan Institute
Pasteur di Paris yang sangat terkenal. Chemoterapi Chemoterapi telah dilakukan selama
ratusan tahun. Misalnya; merkuri telah digunakan untuk mengobati syilis pada tahun 1495
dan kulit kayu pohon kina (cinchona) digunakan untuk mengobati malaria. Orang tahu bahwa

11
tumbuhan berperan sebagai sumber bahan untuk chemoterapi. Paul Erlich meulai chemoterapi
modern dengan membuat ‘magig bullet’ senyawa kimia yang dapat membunuh mikroba
spesifik penyebab sifilis tanpa membahayakan orangnya. Ia menyebut camouran tadai dengan
‘salvarsan’ yang terbukti sangat efektif membasmi bakteri penyebab sifilis. Untuk penemuan
tersebut Ia mendapat Nobel tahun 1908. Alexander Fleming (1881 – 1955) menemukan
penicilin, senyawa kimia yang dihasilkan mikroorganisma jamur Peniceliium notatum.
Fleming menduga bahwa jamur tersebut menghasilkan sesuatu yang menghambat
pertumbuhan bakteri. Tulisannya mengenai hal tersebut tidak mendapat perhatian sampai 10
tahun kemudian saat peneliti dari Universitas Oxford mencoba menemukan senyawa
antibakteri yang berasal dari mikroorganisma. Sebagian dari riset ini untuk mengobati korban
perang dunia kedua dan penyakit ternak. Peneliti yang dipimpin oleh Howard W.Florey dan
Ernst Chain melakukan pengobatan dengan penicilin yang hasilnya sangat memuaskan.
Penicilin selanjutnya dianggap sebagai ‘miracle drug’. Dan bertiga, Florey, Chain dan
Fleming mendapat Nobel untuk penemuan tersebut.

Perkembangan mikrobiologi ditandai oleh beberapa peristiwa penting, yaitu:


a. Penemuan mikroskop
b. Jatuhnya teori Generatio Spontanea / Abiogenesis
c. Pembusukan disebabkan oleh mikroorganisme (germ theory of fermentation)
d. Penyakit disebabkan oleh bibit penyakit (germ theory of desease)

a. Penemuan mikroskop
Pada tahun 1664 Robert Hooke berhasil menggambarkan struktur kapang
menggunakan mikroskop temuannya (Gambar 1.2.). Namun Antonie van Leeuwenhoek
dari Belanda dianggap sebagai orang yang pertama kali dapat melihat mikroorganisme
secara detail pada tahun 1682. Menggunakan mikroskop temuannya dengan lensa
pembesaran 300 kali, Leeuwenhoek mengamati air hujan, air laut, air vas dan kotoran
gigi. Leeuwenhoek menyebut makhluk yang dilihatnya sebagai animalcule (hewan kecil)
dan melaporkannya ke Royal Society of London pada tahun 1684 (Gambar 1.3.).

12
Gambar 1.2. Mikroskop yang digunakan oleh Robert Hooke

Gambar 1.3. Mikroskop yang dibuat Antonie van Leeuwenhoek (A) dan gambar yang dibuatnya
(B). Gambar sederhana yang dibuat Leeuwenhoek sudah menunjukkan bentuk bakteri: batang dan
bulat

b. Jatuhnya teori Generatio Spontanea / Abiogenesis


Laporan mengenai mikroorganisme oleh Leeuwenhoek kembali menimbulkan
perdebatan mengenai asal usul mikroorganisme yang dilihatnya. Sebagian orang percaya
bahwa mikroba yang dilihat Leeuwenhoek merupakan hasil perubahan yang terjadi pada
makanan. Proses yang menunjukkan munculnya makhluk hidup dari makhluk tak hidup
disebut Abiogenesis. Konsep tersebut mendukung teori generatio spontanea yang
menyebutkan bahwa makhluk hidup dapat muncul dengan sendirinya dari makhluk tak
hidup.
Teori generatio spontanea dibantah oleh Francesco Redi melalui penelitiannya pada tahun
1668. Redi menggunakan daging yang disimpan pada 3 wadah dengan cara penutupan yang berbeda: tanpa

13
tutup, tertutup rapat dan tutup tidak rapat. Munculnya larva lalat pada daging pada wadah yang
tidak tertutup membuktikan bahwa larva berasal dari telur yang diletakkan oleh lalat, bukan hasil
dari generatio spontanea. Lalat tidak dapat meletakkan telur pada wadah yang tidak terbuka,
sehingga larva tidak ditemukan (Gambar 1.4.). Proses munculnya makhluk hidup dari makhluk
hidup lainnya seperti pada percobaan Redi disebut biogenesis. Namun demikian, telur lalat hanya
dapat dilihat menggunakan alat bantu seperti mikroskop.

Gambar 1.4. Percobaan Redi yang membuktikan munculnya larva tidak terjadi dengan
sendirinya dari daging

14
Pada tahun 1745, John Needham melakukan percobaan untuk membuktikan kebenaran teori
generatio spontanea. Percobaan Needham ialah merebus air kaldu untuk membunuh
makhluk hidup, dan kemudian membiarkannya dalam keadaan terbuka. Setelah beberapa
waktu, pada permukaan air kaldu ditemukan mikroorganisme. Menurut Needham, adanya
mikroorganisme pada permukaan air kaldu yang sudah direbus merupakan bukti bahwa
makhluk hidup dapat muncul secara spontan dari benda mati, dalam hal ini air kaldu yang
sudah direbus. Sementara itu Lazzaro Spallanzani pada tahun 1769 membuat percobaan
dengan merebus air kaldu dan kemudian menutupnya. Setelah beberapa waktu, ternyata
tidak ditemukan mikroorganisme pada air kaldu. Kesimpulan ini membuktikan bahwa
abiogenesis keliru. Namun Needham tetap dengan pendapatnya dan beralasan bahwa udara
sangat penting bagi kehidupan dan kemunculan makhluk hidup secara spontan. Menurut
Needham, tidak munculnya mikroorganisme pada percobaan Spallanzani disebabkan
karena udara tidak dapat masuk akibat labu ditutup. Jika tutp labu dibuka, setelah beberapa
waktu akan ditemukan mikroorganisme di permukaan air kaldu (Gambar 1.5.).

Gambar 1.5. Percobaan Needham dan Spallanzani menggunakan air kaldu

Perdebatan mengenai asal usul makhluk hidup baru berhenti setelah Louis Pasteur
(1822 -2 1895) berhasil membuktikan biogenesis melalui percobaannya menggunakan
botol leher angsa (Gambar 1.6.). Selanjutnya orang mengakui bahwa semua kehidupan
berasal dari telur dan semua telur berasal dari kehidupan (omne vivum ex ovo, omne ovum
ex vivo).

15
c. Pembusukan disebabkan oleh mikroorganisme (germ theory of fermentation)
Salah satu alasan Louis Pasteur membuktikan kekeliruan generatio spontanea
didasarkan pada keyakinannya bahwa produk fermentasi buah anggur (minuman
beralkohol). merupakan hasil kerja mikroorganisme, bukan sebaliknya, fermentasi
menghasilkan mikroorganisme. Sari buah anggur digunakan oleh mikroorganisme untuk
melakukan serangkaian proses metabolisme, yang menghasilkan senyawa yang
memberikan rasa dan aroma baru sehingga menjadi minuman anggur. Proses yang
dilakukan mikroorganisme disebut dengan fermentasi.

. Gambar 1.6. Percobaan Louis Pasteur menggunakan botol leher angsa menunjukkan
mikroorganisme tidak akan tumbuh jika air kaldu tidak bersinggungan dengan debu (a)
dan mikroorganisme akan muncul jika air kaldu bersinggungan dengan debu (b) Pada
tahun 1950, Pasteur diminta membantu industri anggur Perancis, yang memiliki masalah
kualitas minuman anggur yang tidak sama. Menurut Pasteur, beberapa mikroorganisme
dapat terlibat dalam pembuatan anggur yang kadang-kadang menghasilkan asam laktat,
bukan etanol. Adanya asam laktat dalam minuman anggur menurunkan kualitas produksi.
Untuk mengatasinya, Pasteur memanaskan sari buah anggur dengan suhu 50 – 60 C
dengan tujuan membunuh mikroorganisme yang tidak dikehendaki. Setelah itu baru
ditambahkan minuman anggur yang mengandung mikroorganisme tertentu, sehingga
kualitas minuman anggur menjadi terjaga. Proses pemanasan serupa digunakan oleh

16
industri makanan modern sekarang ini, dan dikenal dengan pasteurisasi. Teknik
pengendalian mikroorganisme lainnya baik pada bahan maupun proses tertentu
berkembang terus dan dikenal dengan sterilisasi. (Gambar 1.7.).
A

Gambar 1.7. Fermentasi karbohidrat dari jagung menghasilkan minuman bir (A) Proses
pasteurisasi susu di industri modern (B) Penelitian Louis Pasteur selanjutnya berkembang pada
peranan mikroorganisme pada bidang kedokteran, dengan dikembangkannya vaksin antraks,
kolera dan rabies. Penemuan ini memberikan dasar bagi pemahaman teori yang muncul
kemudian, yaitu bahwa penyakit dapat disebabkan oleh mikroorganisme tertentu.

17
d. Penyakit disebabkan oleh kuman (germ theory of disease)
Teori yang menyebutkan bahwa mikroorganisme dapat menimbulkan penyakit dirumuskan
setelah berbagai penelitian yang dilakukan oleh Robert Koch (1843 – 1910). Koch mempelajari
bahwa penyakit antraks, penyakit pada hewan yang dapat menular pada manusia, disebabkan
oleh bakteri Bacillus anthracis. Koch menemukan bakteri B. anthracis selalu ada pada darah
hewan yang menunjukkan gejala penyakit antraks. Selanjutnya jika darah hewan yang menderita
antraks diinjeksikan ke tubuh hewan lain yang sehat, maka hewan tersebut akan menderita
antraks. Koch juga berhasil mengembangbiakan bakteri B anthracis di luar tubuh hewan dengan
menggunakan cairan nutrisi. Berdasarkan berbagai hasil penelitiannya, Robert Koch
merumuskan postulat Koch, untuk membuktikan bahwa mikroorganisme tertentu merupakan
penyebab penyakit tertentu, sebagai berikut (Gambar 1.8.):

1.Mikroorganisme selalu ditemukan pada tubuh semua penderita penyakit dan tidak ditemukan
pada tubuh yang sehat
2. Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi dari orang yang terinfeksi dan ditumbuhkan dalam
biakan murni
3. Jika mikroorganisme dari biakan murni tersebut diinokulasikan ke tubuh yang sehat, maka
menimbulkan gejala penyakit yang sama
4. Jika mikroorganisme itu diisolasi lagi dari hewan yang diinfeksi secara percobaan, maka
menunjukkan ciri serupa dengan mikroorganisme yang pertama kali diperoleh dari penderita

18
3.2 Tokoh - tokoh yang berjasa dalam bidang Mikrobiologi

Ilustrasi dari mikroskop yang digunakan oleh Robert Hooke pada tahun 1664. Lensa
objektif dipasang di ujung tuas pengatur (G), dengan fokus pada spesimen menggunakan lensa
tunggal (1)

1. Era Robert Hooke dan Antonie van Leeuwenhoek

Robert Hooke (1635-1703) adalah matematikawan, sejarawan alam, dan ahli mikroskopi asal
Inggris. Dalam bukunya yang terkenal, Micrographia (1665), Hooke mengilustrasikan
struktur badan buah dari suatu jenis kapang Ini adalah deskripsi pertama tentang
mikroorganisme yang dipublikasikan.

Orang pertama yang melihat bakteri adalah Antonie van Leeuwenhoek (1632-1723),
seorang pembuat mikroskop amatir berkebangsaan Belanda. Pada tahun 1684, Antonie van
Leeuwenhoek menggunakan mikroskop yang sangat kecil hasil karyanya sendiri untuk
mengamati berbagai mikroorganisme dalam bahan alam. Mikroskop yang digunakan
Leeuwenhoek pada saat itu berupa kaca pembesar tunggal berbentuk bikonveks dengan
spesimen yang diletakkan di antara sudut apertura kecil pada penahan logam. Alat itu dipegang
dekat dengan mata dan objek yang ada di sisi lain lensa disesuaikan untuk mendapatkan fokus.
Dengan alat itulah, Leewenhoek mendapatkan kontras yang sesuai antara bakteri yang

19
mengambang dengan latar belakang sehingga dapat dilihat dan dibedakan dengan jelas. Dia
menemukan bakteri pada tahun 1676 saat mempelajari infusi lada dan air (pepper-water
infusion). Van Leeuwenhoek melaporkan temuannya itu lewat surat pada Royal Society of
London, yang dipublikasikan dalam bahasa Inggris pada tahun 1684. Ilustrasi van
Leewenhoek tentang mikroorganisme temuannya dikenal dengan nama "wee animalcules".

2 Era Pasteur

Bertahun-tahun setelahnya, banyak observasi lain yang menegaskan hasil pengamatan


van Leeuwenhoek, tetapi peningkatan tentang pemahaman sifat dan keuntungan
mikroorganisme berjalan sangat lambat sampai 150 tahun berikutnya. Baru pada abad ke 19,
yaitu setelah produksi mikroskop meningkat pesat, barulah keingintahuan manusia akan
mikroorganisme mulai berkembang lagi. Louis Pasteur dikenal luas karena berhasil
menumbangkan teori Generatio Spontanea, organisme hidup terjadi begitu saja. Percobaan
Pasteur menggunakan kaldu yang disterilkan dan labu leher angsa membuktikan tentang
adanya mikroorganisme.

3. Era Robert Koch

Sejak abad ke-16, telah diketahui bahwa ada suatu agen penyebab penyakit yang dapat
menularkan penyakit. Setelah penemuannya, dipercaya bahwa mikroorganisme adalah
agen yang dimaksud, tetapi belum ada pernah ada bukti. Robert Koch (1842-1910), seorang
dokter berkebangsaan Jerman adalah orang pertama yang menemukan konsep hubungan
antara penyakit menular dan mikroorganisme dengan menyertakan bukti eksperimental.
Konsep yang dikemukan oleh Koch dikenal sebagai Postulat Koch dan kini menjadi standar
emas penentuan penyakit menular.

4. Era mikrobiologi umum

Mikrobiologi umum merujuk pada aspek mikrobiologi non medis. Dua raksasa
yang dikenal pada era ini adalah Beijerinck dan Winogradsky. Keduanya memulai aspek
mikrobiologi lingkungan

20
1. Martinus Beijerinck dan teknik kultur pengkayaan

Martinus Beijerinck (1851-1931) adalah profesor berkebangsaan Belanda yang


berkontribusi besar terhadap teknik kultur pengkayaan. Pada teknik ini, mikroorganisme
diisolasi dari alam dan ditumbuhkan di laboratorium dengan memanipulasi nutrisi dan kondisi
inkubasinya. Dengan menggunakan teknik ini, Beijerinck berhasil mengisolasi kultur murni
berbagai mikroorganisme air dan tanah untuk pertama kalinya.

2 Sergei Winogradsky dan konsep kemolitotrofi

Pekerjaan Sergei Winogradsky (1856-1953), asal Rusia, mirip dengan yang dilakukan
Beijerinck, tetapi dia mendalami bakteri yang terlibat dalam siklus nitrogen dan siklus sulfur.
Konsep kemolitotrofi yang dicetuskannya berkaitan dengan adanya hubungan antara oksidasi
senyawa anorganik dengan konservasi energi. Dengan menggunakan teknik pengkayaan,
Winogradsky berhasil mengisioalsi bakteri pengikat nitrogen, Clostridium pasteurianum yang
bersifat anaerob, dan sebagai cikal bakal konsep fiksasi nitrogen.

5. Era mikrobiologi modern

Memasuki abad ke-20, mulai berkembang dua cabang mikrobiologi yang masih saling
berhubungan: mikrobiologi dasar (basic) dan mikrobiologi teraplikasi (applied). Mikrobiologi
dasar mengacu pada penemuan-penemuan baru di bidang ini. Sedangkan mikrobiologi
teraplikasi mengacu pada aspek pemecahan masalah (problem solving) yang berhubungan
dengan bidang ini. Sejak ditemukannya konsep tentang DNA maka bidang mikrobiologi pun
memasuki era molekuler. Keberhasilan sekuensing DNA berhasil mengungkap hubungan
filogenetik (evolusi) di antara berbagai jenis bakteri.

21
3.2 Sejarah Penemuan Obat Fenol
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki
bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-
OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Kata fenol juga merujuk pada beberapa zat yang
memiliki cincin aromatik yang berikatan dengan gugus hidroksil.Mempunyai sebuah cincin
aromatic dengan satu atau lebih gugus hidroksil ,sering bergabung dengan glukosida dan
biasanya terdapat dalam rongga sel. Beberapa golongan polimer penting seperti lignin,
melanin, dan tannin, adalah polfenol. Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3
gram/100 ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion
H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O−
yang dapat dilarutkan dalam air.Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol
bersifat lebih asam. Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana
fenol dapat melepaskan H+. Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat
bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-satunya
pasangan oksigen dan sistem aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin
tersebut dan menstabilkan anionnya.
Fenol didapatkan melalui oksidasi sebagian pada benzena atau asam benzoat dengan
proses Raschig, Fenol juga dapat diperoleh sebagai hasil dari oksidasi batu bara. Fenol dapat
digunakan sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir Joseph Lister saat mempraktikkan
pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama pada anstiseptik dagang,
triklorofenol atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol). Fenol juga merupakan bagian
komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik. Fenol berfungsi dalam
pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi aspirin, pembasmi rumput liar, dan lainnya.

3.3 Sejarah Penemuan Amoksisilin


Amoksisilin merupakan antibiotik yang digunakan dalam pengobatan berbagai infeksi
bakteri. Obat ini merupakan lini pertama untuk pengobatan infeksi telinga tengah. Obat ini
juga dapat digunakan untuk mengobati faringitis streptokokus, pneumonia, infeksi kulit,
dan infeksi saluran kemih. Obat ini diberikan secara per oral.
Efek samping yang umum terjadi antara lain mual dan ruam. Amoksisilin juga dapat
meningkatkan risiko infeksi jamur. Ketika digunakan bersamaan dengan Asam
klavulanatakan memiliki efek samping diare. Amoksisilin tidak boleh digunakan kepada
orang yang alergi terhadap penisilin. Amoksisilin dapat digunakan pada pasien

22
dengan masalah ginjal, hanya saja dosisnya perlu diturunkan. Amoksisilin dapat
digunakan kehamilan dan menyusui.
Amoksisilin mulai dipasarkan pada tahun 1972. Obat ini termasuk dalam Daftar Obat
Esensial Organisasi Kesehatan Dunia, obat yang perlu ada dalam sistem kesehatan
mendasar. Obat ini merupakan salah satu antibiotik yang paling sering diresepkan pada
anak-anak. Amoksisilin tersedia dalam bentuk obat generik. Amoksisilin dijual di negara
berkembang dengan harga antara 0,02 dan 0,05 USD per tablet. Di Amerika Serikat,
pengobatan selama sepuluh hari dengan Amoksisilin membutuhkan biaya sekitar 16
USD.Amoksisilin digunakan dalam pengobatan berbagai infeksi, seperti radang telinga
tengah akut, faringitis streptokokus, pneumonia, infeksi kulit, infeksi saluran kemih,
infeksi Salmonella, penyakit Lyme, dan infeksi chlamydia.

3.4 Sejarah Penemuan Penicilin

Penemuan penislin selalu dikaitkan dengan ilmuwan Skotlandia, Alexander


Fleming pada 1929, walaupun sebenarnya banyak ilmuwan lain yang telah mencatat efek
antibakteri sebelum Fleming. Fleming, dalam laboratoriumnya di Rumah Sakit Santa Maria
(kini merupakan salah satu rumah sakit pendidikan di London), mencatat adanya lingkaran
hambatan (zona bening) pada pertumbuhan bakteri di piringan kultur Staphylococcus.
Fleming menyimpulkan bahwa hambatan itu dikarenakan sebuah subtansi penghambat
pertumbuhan dan menghancurkan bakteri. Ia kemudian menumbuhkan sebuah kultur murni
dan menemukan Penicillium yang kemudian dikenal sebagai Penicillium chrysogenum.
Fleming memberikan istilah "penisilin" untuk menggambarkan hasil filtrasi dari kultur
mikrobiologis Penicillium.

Walaupun di tahapan awal ini, penisilin ditemukan efektif melawan bakteri Gram
positifdan tidak efektif pada Gram negatif dan jamur. Fleming optimis bahwa penisilin
akan menjadi disinfektan yang sangat berguna, berpotensi tinggi dengan tingkat keracunan
yang rendah dibandingkan antiseptik masa itu. Pada percobaan berikutnya, Fleming
menyadari bahwa penisilin tidak akan bertahan lama di tubuh manusia untuk membunuh
bakteri patogen. Ia menghentikan penelitiannya mengenai penisilin setelah 1931, tetapi
mencoba memulainya lagi pada 1934. Pada 1939, ilmuwan Australia Howard Walter
Florey dan sebuah tim peneliti di Universitas Oxford membuat sebuah kemajuan yang
berarti dalam menunjukkan aksi bakterisidal secara in vivo dari penisilin. Mereka gagal

23
dalam percobaan karena ketidakcukupan penisilin, tetapi berhasil dibuktikan bahwa
penislin tidak berbahaya dan bekerja pada tikus. Beberapa percobaan penisilin dilakukan
di Oxford. Pada 1942, John Bumstead dan Orvan Hess menjadi ahli yang pertama berhasil
menyembuhkan pasiennya dengan penisilin.

Saat Perang Dunia II, penisilin berjasa dalam menekan jumlah kematian akibat infeksi
yang disebabkan luka terbuka yang tak mendapat perawatan, yang dalam situasi serupa
dapat menimbulkan gangren bahkan kematian, menyelamatkan 12-15% nyawa.
Ketersediaan penisilin masih sangat terbatas karena kesulitan untuk memproduksinya
secara massal, dan kecepatan ginjal yang menghasilkan sisa penisilin yang tidak sempat
digunakan tubuh. Saat itu, pengumpulan kembali penisilin dari air senipasien merupakan
prosedur yang biasa. Penisilin tersebut akan digunakan kembali. Penggunaan kembali
penisilin tersebut bukanlah jalan akhir yang baik. Hal ini membuat para peneliti mencari
jalan lain untuk memperlambat sekresi penisilin. Mereka berharap dapat menemukan
molekul yang dapat menyaingi penisilin untuk transporter asam organik. Transportter
tersebut berfungsi dalam sekresi penisilin, maka diperkirakan transporter akan membawa
molekul penghambat sehingga penisilin akan lebih lama pada tubuh. Sebuah agen
probenesid akhirnya dibuktikan dapat menghambat. Probenesid akan bersaing dan
menghambat sekresi penisilin. Penislin akhirnya dapat bekerja lama di tubuh. Teknik
produksi penisilin secara massal pun akhirnya dapat diatasi.

Struktur kimiawi penisilin diketahui oleh Dorothy Crowfoot Hodgkin pada awal
1940an. Penemuan ini menjadikan penisilin dapat dibuat secara sintetik. Sebuah tim dari
Oxford menemukan metode produksi massal penisilin. Tim yang dipimpin Howard Walter
Florey itu mendapatkan Hadiah Nobel dalam bidang Kedokteran atau Fisiologi pada 1945.
Saat itu, Penisilin menjadi antibiotika yang banayak digunakan dan masih digunakan untuk
beberapa infeksi bakteri Gram positif. Lingkup aktivitas penisilin yang sempit menjadikan
para peniliti mencari turunan penisilin yang dapat mengobati infeksi yang lebih banyak.
Perkembangan besar yang pertama adalah ampisilin, yang memiliki lingkup aktivitas yang
lebih luas daripada penisilin asli. Perkembangan berikutnya menghasilkan penisilin yang
dapat menahan enzim beta-laktamase termasuk flukloksasilin, dikloksasilin, dan metisilin.
Penemuan ini sangat penting untuk melawan spesies bakteria yang memiliki beta-
laktamase, tetapi tidak dapat melawan strain Staphylococcus aureusyang tahan metisilin.

24
Penisilin yang antipseudomal seperti Tisarsilin dan Piperasilin berguna untuk melawan
bakteri Gram negatif

25
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai makhluk hidup berukuran kecil
yang tidak bisa dilihat secara kasat mata biasa namun membutuhkan suatu benda untuk bisa
melihatnya yang kita kenal sebagai mikroskop dengan mencakup bakteri, viro (virus) dan miko
(jamur). Objek kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan
mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea.

Perkembangan mikrobiologi ditandai oleh beberapa peristiwa penting, yaitu:


a. Penemuan mikroskop
b. Jatuhnya teori Generatio Spontanea / Abiogenesis
c. Pembusukan disebabkan oleh mikroorganisme (germ theory of fermentation)
d. Penyakit disebabkan oleh bibit penyakit (germ theory of desease)

Tokoh - tokoh yang berjasa dalam bidang Mikrobiologi antara lain, Era Robert Hooke
dan Antonie van Leeuwenhoek, Era Pasteur, Era Robert Koch, Era mikrobiologi umum
(Martinus Beijerinck dan teknik kultur pengkayaan, Sergei Winogradsky dan konsep
kemolitotrofi)

Daftar istilah yang lazim dalam Mikrobiologi antara lain :

Mikrobiologi : studi organisme hidup yang secara individual terlalu kecil untuk dilihat
tanpa bantuan mikroskop; cabang ilmu biologi yang mempelajari tantang kehiduapn jasad
renik; ilmu yang mempelajari tentang kehidupan mikroba secara umum, baik yang memiliki
sifat sebagai parasit amupun yang berguna bagi kehidupan manusia.

Mikroorganisme/Mikroorganisma/Mikrob/mikroba : bentuk kecil kehidupan; secara


individual terlalu kecil untuk dilihat tanpa bantuan mikroskop.

Mikrobiologi sebagai cabang ilmu biologi, sudah secara luas memasuki bidang-bidang
pengetahuan lain yang sejalan, antara lain : Bidang kesehatan, bidang pertanian, bidang
industri, bidang makanan. Pembagian disiplin ini tergantung kepada arah atau orientasinya,

26
apakah terhadap taksonomi, habitat atau problemanya (permasalahan yang ada atau
ditimbulkan akibat mikroba).

27
DAFTAR PUSTAKA

http://murtisariutami.blogspot.com/2016/06/cabang-cabang-ilmu-mikrobiologi.html [diakses
pada Minggu, 05 Juni 2016]

https://www.biologi.co.id/mikrobiologi-sejarah-perkembangan-struktur-dan-fungsi-sel-
mikroba-terlengkap/ [diakses pada March 03, 2019]

https://id.wikipedia.org/wiki/mikrobiologi [diakses pada 23 Juni 2019]

https://chyrun.com/daftar-istilah-dan-artinya-dalam-mikrobiologi/

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/821/biologi-
nunuk.pdf?sequence=1&isAllowed=y

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Penisilin

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Amoksisilin

28

Anda mungkin juga menyukai