MIKROBIOLOGI LANJUTAN
OLEH
KELOMPOK 2
KUPANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah “Mikro
Biologi Lanjutan” dengan judul Pertumbuhan Mikroba, tepat pada waktunya. Makalah ini
dibuat untuk menambah pengetahuan kami sebagai mahasiswa pendidikan Biologi pada
materi mikrobiologi.
Kami menyadari masih terdapat banyak kesalahan dalam pembuatan makalah ini,
baik dari segi penulisan maupun isi materi, sehingga kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun bagi kesempurnaan makalah ini kedepannya.
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca.
COVER
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................
C. Tujuan..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................
A. Pertumbuhan Mikroba..................................................................................
B. Kurva Pertumbuhan Mikroba.......................................................................
C. Medium Untuk Pertumbuhan Mikroba........................................................
D. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba...................................
E. Metode Pengukuran Pertumbuhan Mikroba................................................
BAB III PENUTUP.................................................................................................
A. Kesimpulan..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
A. Untuk Mengetahui Pengertian Pertumbuhan Mikroba
B. Untuk Mengetahui Kurva Pertumbuhan Mikroba
C. Untuk Mengetahui Medium Untuk Pertumbuhan Mikroba
D. Untuk Mengetahui Fator Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba
E. Untuk Mengetahui Metode Pengukuran Pertumbuhan Mikroba
BAB II
PEMBAHASAN
b. Faktor biotik
1) Interaksi dalam satu populasi mikroba
Interaksi antar jasad dalam satu populasi yang sama ada dua macam, yaitu
interaksipositif maupun negatif. Interaksi positif menyebabkan meningkatnya
kecepatan pertumbuhansebagai efek sampingnya. Meningkatnya kepadatan populasi,
secara teoritis meningkatkankecepatan pertumbuhan. Interaksi positif disebut juga
kooperasi. Sebagai contoh adalahpertumbuhan satu sel mikroba menjadi koloni atau
pertumbuhan pada fase lag (fase adaptasi).
Interaksi negatif menyebabkan turunnya kecepatan pertumbuhan dengan
meningkatnya kepadatan populasi. Misalnya populasi mikroba yang ditumbuhkan
dalam substrat terbatas, atauadanya produk metabolik yang meracun. Interaksi negatif
disebut juga kompetisi. Sebagai contoh jamur Fusarium dan Verticillium pada tanah
sawah, dapat menghasilkan asam lemak dan H2Syang bersifat meracun.
3. Metode Turbidimetrik
Bila kita harus memeriksa kosentrasi sel jumlah besar biakan, maka metode
cawan bukanlah pilihan yang baik karena tidak hanya memakan waktu tetapi juga
memerlukan media dan pecah-belah dalam jumlah besar. Untuk kasus demikian
tersedia metode yang lebih cepat dan praktis, yaitu pengukuran kekeruhan biakan
dengan fotokilometer (Hadioetomo, 1993).
Secara rutin jumlah sel bakteri dapat dihitung dengan cara menghitung
kekeruhan (turbiditas) kultur. Semakin keruh suatu kultur, semakin banyak
jumlah sel. Prinsip dasar metode turbidimeter adalah jika cahaya mengenai sel,
maka sebagian cahaya diserap dan sebagian cahaya diteruskan. Jumlah cahaya
yang diserap propisional (sebanding lurus dengan jumlah sel bakteri). Ataupun
jumlah cahaya yang diteruskan berbanding terbalik dengan jumlah sel bakteri.
Semakin banyak jumlah sel, semakin sedikit cahaya yang diteruskan. Metode ini
memiliki kelemahan tidak dapat membedakan antara sel mati dan sel hidup
(Purwoko, 2007).
4. Metode Elektronic Counter
Pada pengukuran ini, suspensi mikroorganisme dialirkan melalui lubang kecil
(orifice) dengan bantuan aliran listrik. Elektroda yang ditempatkan pada dua sisi
orifice mengukur tekanan listrik (ditandi dengan naiknya tekanan) pada saat
bakteri melalui orifice. Pada saat inilah sel terhitung. Keuntungan metode ini
adalah hasil bisa diperoleh dengan lebih cepat dan lebih akurat, serta dapat
menghitung sel dengan ukuran besar. Kerugiannya metode ini tidak bisa
digunakan untuk menghitung bakteri karena adanya gangguan derbit, filamen, dan
sebagainya, serta tidak dapat membedakan antara sel hidup dan sel mati (Pratiwi,
2008).
5. Metode Plating Techique
Metode ini merupakan metode perhitungan jumlah sel tampak (visible) dan di
dasarkan pada asumsi bahwa bakteri hidup akan tumbuh, membelah dan
memproduksi satu koloni tunggal. Satuan perhitungan yang dipakai adalah CFU
(colony forming unit) dengan cara membuat seri pengenceran sampel dan
menumbuhkan sampel pada media padat. Pengukuran dilakukan pada plat dengan
jumlah koloni berkisar 25-250 atau 30-300.
Keuntungan metode ini adalah sederhana, mudah dan sensitif karena
menggunakan colony counter sebagai alat hitung dapat digunakan untuk
menghitung mikroorganisme pada sampel makanan, air ataupun tanah.
Kerugiannya adalah harus digunakan media yang sesuai dan perhitungannya
yang kurang akurat karena satu koloni tidak selalu berasal dari satu individu sel
(Pratiwi, 2008).
6. Metode filtrasi membrane
Pada metode ini sampel dialirkan pada suatu sistem filter membran dengan
bantuan vaccum. Bakteri yang terperangkap selanjutnya ditumbuhkan pada media
yang sesuai dan jumlah koloni dihitung. Keuntungan metode ini adalah dapat
menghitung sel hidup dan sistem perhitungannya langsung, sedangkan
kerugiannya adalah tidak ekonomis (Pratiwi, 2008).
Menurut Pelezar and Chan (1986), juga menyatakan bahwa penentuan massa sel
berdasar jumlah partikel dengan menggambarkan sinar yang dilewatkan pada suspensi
sel. Jumlah sinar yang dihambat proporsional dengan massa sel yang ada, semakin
banyak massa sel yang ada dalam susupensi maka sinar yang dihamburkan akan semakin
banyak.
Sejumlah sinar tersebut akan mencapai suatu alat (sejenis detector), dimana alat
tersebut akan dihubungkan dengan skala pembacaan untuk absorbansi. Semakin banyak
jumlah sinar yang tertangkap oleh detector maka nilai absorbansi yang terbaca akan
semakin besar. Intensitas cahaya yang ditransmisikan dan diabsorbansi oleh larutan dapat
ditentukan dengan hukum Lambert-Beer . Rasio intensitas yang diteruskan (I) dengan
intensitas cahaya mula-mula (I0) disebut persen transmitansi (%T). Semakin keruh suatu
suspensi maka semakin kecil %T. secara matematis hukum Lambert-Beer yaitu:
A = log (I0/It) = – log(I0/It) = – log T = abc
Dimana :
A : absorbansi
a : tetapan absorbivitas
b : tebal laritan yang dilalui sinar
c : konsentrasi larutan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan pada mikroba merupakan pertambahan jumlah sel mikroba itu sendiri.
Pertumbuhan merupakan suatu proses kehidupan yang irreversible artinya tidak dapat
dibalik kejadiannya. Sebagai hasil pertambahan ukuran dan pembelahan sel atau
pertambahan jumlah sel maka terjadi pertumbuhan populasi mikroba (Iqbalali, 2008).
Fase dalam pertumbuhan telah dikenal luas oleh ahli mikrobiologi. 4 fase
pertumbuhan bakteri yaitu fase adaptasi (lag phase), fase perbanyakkan (exponential
phase), fase statis (stationer phase), dan fase kematian (death phase) (Purwoko, 2007).
Medium merupakan tempat untuk perkembangan atau pembiakan mikroorganisme.
Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji
sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya
harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada
media. Misalnya medium nutrient agar untuk pertumbuhan jamur.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu faktor fisik (abiotik) dan faktor kimia (biotic). Dimana faktor fisik ini
meliputi ; temperature, pH, tekanan osmotic, dan cahaya/radiasi. Sedangkan faktor
kimianya meliputi ; karbon, oksigen, dan fakto-faktor pertumbuhan organic, termasuk
nutrisi yang terdapat dalam media pertumbuhan.
Untuk menentukan massa sel mikroba dalam suatu populasi, dilakukan dengan cara
menumbuhkannya dalam suspensi homogen pada medium yang sesuai dengan
konsentrasi (jumlah sel/ ml) dan densitasnya (mg/ml), dihitung adanya peningkatan
seiring dengan waktu. Pada kultur pertumbuhan mikroba dapat ditentukan laju
pertumbuhan dan waktu penuh. Metode penentuan massa sel dapat dibedakan menjadi
dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung.
DAFTAR PUSTAKA