Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MIKROBIOLOGI

AGEN ANTI MIKROBA

DISUSUN OLEH :
Hilza Prilla Kiay Demak
G 701 14 122

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan karuniaNya sehingga penulisan makalah tentang Agen Anti Mikrobae selesai
tepat pada waktunya.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih sangat jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkan guna penulisan makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Atas perhatiannya penulis
ucapkan terima kasih banyak.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
II.2 Fase Pertumbuhan Mikroorganisme
II.3 Faktor Pertumbuhan Mikroorganisme
II.4 Nutrisi Pertumbuhan Mikrooragnisme
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan
III.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang organisme hidup yang berukuran kecil
(diameter kurang dari 0,1 mm) yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa tanpa bantuan suatu
peralatan khusus. Makhluk ini, yang disebut jasad renik atau mikroorganisme, terdapat di mana-
mana. Diantaranya ada yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, tetapi banyak pula yang
merugikan seperti misalnya yang menimbulkan berbagai penyakit contohnya infeksi.
Suatu mikroorganisme juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam
perkembangbiakkanya yang membuat mereka dapat bertahan hidup dan juga beregenerasi hingga
waktu yang dapat mengetahuinya dalam proses pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme
itu sendiri. Dengan melalui fase dan faktor yang melelahkan untuk bertumbuh menjadi
mikroorganisme yang baru.

I.2 Rumusan Masalah


1. Definisi tumbuh dan berkembang ?
2. Bagaimana fase pertumbuhan mikroorganisme ?
3. Factor pertumbuhan mikroorganisme ?
4. Bagaimana nutrisi dari mikroorganisme ?

I.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Mengetahui definisi dari perumbuhan dan perkembangan
2. Mengetahui fase pertumbuhan mikroorganisme
3. Mengetahui factor partumbuhan mikroorganisme
4. Mengetahui nutrisi dari mikroorganisme

4
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Tumbuh dan Berkembang


Tumbuh dalam pengertian umum diartikan sebagai bertambahnya ukuran, sedangkan
berkembang diartikan sebagai bertambahnya kuantitas. Oleh karena itu pertumbuhan dapat
ditunjukkan dengan adanya pertambahan panjang, luas, volume, berat maupun kandungan
tertentu, sedangkan berkembang ditunjukan dengan bertambahnya jumlah individu dan
terbentuknya alat reproduksi. Dengan demikian dari segi ukuran, maka tumbuh merupakan
proses dari pendek menjadi panjang, dari sempit menjadi luas, dari kosong menjadi berisi,
dari ringan menjadi berat, sedangkan berkembang adalah dari sedikit menjadi banyak.
Kuantitas atau ukuran pertumbuhan mikroorganisme dapat diukur dari : [1] segi
pertambahan dimensi satu, misalnya : panjang, diameter, jari-jari, dan jumlah sel ; [2] segi
pertambahan dimensi dua, misalnya : luas, dan [3] segi pertambahan dimensi tiga, misalnya
: volume, berat segar, berat kering. Selain tiga segi tersebut, pertumbuhan juga dapat diukur
dari [4] segi komponen seluler, misalnya : RNA, DNA, dan protein dan [5] segi kegiatan
metabolisme secara langsung, misalnya : kebutuhan oksigen, karbon dioksida, hasilan gas-
gas tertentu dan lain-lain.

Pertumbuhan mikroorganisme dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu : pertumbuhan


individu dan pertumbuhan koloni atau pertumbuhan populasi. Pertumbuhan individu
diartikan sebagai bertambahnya ukuran tubuh, sedangkan pertumbuhan populasi diartikan
sebagai bertambahnya kuantitas individu dalam suatu populasi atau bertambahnya ukuran
koloni. Namun demikian pertumbuhan mikroorganisme unisel (bersel tunggal) sulit diukur
dari segi pertambahan panjang, luas, volume, maupun berat, karena pertambahannya sangat
sedikit dan berlangsung sangat cepat (lebih cepat dari satuan waktu mengukurnya), sehingga
untuk mikroorganisme yang demikian satuan pertumbuhan sama dengan satuan
perkembangan. Pertumbuhan fungi multisel (jamur benang) dan mikroorganisme multisel
lainnya dapat ditunjukan dengan cara mengukur panjang garis tengah (diameter) biakan, luas
biakan, dan berat kering biakan. Pertumbuhan bakteri dan mikroorganisme unisel lainnya

5
dapat ditunjukan dengan cara menghitung jumlah sel setiap koloninya maupun mengukur
kandungan senyawa tertentu yang dihasilkan.

Waktu yang dibutuhkan dari mulai tumbuh sampai berkembang dan menghasilkan
individu baru disebut waktu generasi. Contoh : waktu generasi bakteri E. Coli sekitar 17
menit, artinya dalam 17 menit satu E. Coli menjadi dua atau lebih E. Coli. Untuk
mikroorganisme yang membelah, misalnya bakteri, maka waktu generasi diartikan sebagai
selang waktu yang dibutuhkan untuk membelah diri menjadi dua kali lipat. Beberapa faktor
yang mempengaruhi waktu generasi yaitu :
1. Tahapan pertumbuhan mikroorganisme, misalnya seperti tersebut di atas yang
menyatakan bahwa satu sel bakteri menjadi 2 sel bakteri memerlukan rentang waktu
yang berbeda ketika 128 sel bakteri menjadi 256 sel.
2. Takson mikroorganisme (jenis, spesies, dll), misalnya bakteri Escherichia coli dalam
saluran pencernakan manusia maupun binatang umumnya mempunyai waktu generasi
15 - 20 menit sedangkan bakteri lain (misalnya Salmonella typhi) mempunyai waktu
generasi berjam-jam.

II.2 Fase Pertumbuhan Mikroorganisme


Pertumbuhan mikroorganisme dimulai dari awal pertumbuhan sampai dengan
berakhirnya aktivitas merupakan proses bertahap yang dapat digambarkan sebagai kurve
pertumbuhan. Kurve pertumbuhan umumnya terdiri atas 7 fase pertumbuhan, tetapi yang
utama hanya 4 fase yaitu : lag, eksponensial, stasioner, dan kematian. Kurve pertumbuhan
yang lengkap merupakan gambaran pertumbuhan secara bertahap (fase) sejak awal
pertumbuhan sampai dengan terhenti mengadakan kegiatan. Kurve pertumbuhan biasanya
terbagi dalam 5 fase pertumbuhan, tetapi lebih terinci dalam 7 fase yakni sebagai berikut :

1. Fase lag disebut juga fase persiapan, fase permulaan, fase adaptasi atau fase penyesuaian
yang merupakan fase pengaturan suatu aktivitas dalam lingkungan baru. Oleh karena itu
selama fase ini pertambahan massa atau pertambahan jumlah sel belum begitu terjadi,
sehingga kurve fase ini umumnya mendatar. Selang waktu fase lag tergantung kepada
kesesuaian pengaturan aktivitas dan lingkungannya. Semakin sesuai maka selang waktu
yang dibutuhkan semakin cepat.

6
2. Fase akselerasi merupakan fase setelah adaptasi, sehingga sudah mulai aktivitas perubahan
bentuk maupun pertambahan jumlah dengan kecepatan yang masih rendah.
3. Fase eksponensial atau logaritmik merupakan fase peningkatan aktivitas perubahan bentuk
maupun pertambahan jumlah mencapai kecepatan maksimum sehingga kurvenya dalam
bentuk eksponensial. Peningkatan aktivitas ini harus diimbangi oleh banyak faktor, antara
lain : faktor biologis, misalnya : bentuk dan sifat mikroorganisme terhadap lingkungan
yang ada, asosiasi kehidupan diantara organisme yang bersangkutan dan faktor non-
biologis, misalnya : kandungan hara di dalam medium kultur, suhu, kadar oksigen, cahaya,
bahan kimia dan lain-lain. Jika faktor-faktor di atas optimal, maka peningkatan kurve akan
tampak tajam atau semakin membentuk sudut tumpul terhadap garis horizontal (waktu).
4. Fase retardasi atau pengurangan merupakan fase dimana penambahan aktivitas sudah
mulai berkurang atau menurun yang diakibatkan karena beberapa faktor, misalnya :
berkurangnya sumber hara, terbentuknya senyawa penghambat, dan lain sebagainya.
5. Fase stasioner merupakan fase terjadinya keseimbangan penambahan aktivitas dan
penurunan aktivitas atau dalam pertumbuhan koloni terjadi keseimbangan antara yang mati
dengan penambahan individu. Oleh karena itu fase ini membentuk kurve datar. Fase ini
juga diakibatkan karena sumber hara yang semakin berkurang, terbentuknya senyawa
penghambat, dan faktor lingkungan yang mulai tidak menguntungkan.
6. Fase kematian merupakan fase mulai terhentinya aktivitas atau dalam pertumbuhan koloni
terjadi kematian yang mulai melebihi bertambahnya individu.
7. Fase kematian logaritmik merupakan fase peningkatan kematian yang semakin meningkat
sehingga kurve menunjukan garis menurun.

II.3 Faktor Pertumbuhan Mikroorganism


Pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor biotik
maupun faktor abiotik. Faktor biotik ada yang dari dalam dan ada faktor biotik dari
lingkungan. Faktor biotik dari dalam menyangkut : bentuk mikroorganisme, sifat
mikroorganisme terutama di dalam kehidupannya apakah mempunyai respon yang tinggi
atau rendah terhadap perubahan lingkungan, kemampuan menyesuaikan diri (adaptasi).
Faktor lingkungan biotik berhubungan dengan keberadaan organisme lain didalam
lingkungan hidup mikroorganisme yang bersangkutan. Faktor abiotik meliputi susunan dan

7
jumlah senyawa yang dibutuhkan di dalam medium kultur, lingkungan fisik (suhu,
kelembaban, cahaya), keberadaan senyawa-senyawa lain yang dapat bersifat toksik,
penghambat, atau pemacu, baik yang berasal dari lingkungaan maupun yang dihasilkan
sendiri.
Pada umumnya factor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
mikroorganisme ialah :
Faktor lingkungan
Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan mikroorganisme
Pengaruh tekanan osmotik terhadap pertumbuhan mikroorganisme
Pengaruh sinar ultraviolet tehadap pertumbuhan mikroorganisme
Pengaruh ph terhadap pertumbuhan mikroorganisme

Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan mikroorganisme


Berdasarkan suhu optimum untuk pertumbuhan maka dapat dikelompokan menjadi
3 yaitu :
1. Psikrofilik (0-2000C)
2. Mesofilik Mesofilik (20-3000C)
3. Termofilik (50-10000C).
Suhu merupakan faktor lingkungan yang sangat menentukan kehidupan
mikroorganisme, pengaruh suhu berhubungan dengan aktivitas enzim. Suhu
rendah menyebabkan aktiivtas enzim menurun dan jika suhu terlalu tinggi dapat
mendenaturasi protein enzim.

II.4 Nutrisi dalam Mikroorganisme


Semua mikroorganisme memerlukan bahan makanan untuk kehidupannya. Bahan
makanan tersebut dapat berupa bahan organik maupun bahan anorganik yang diambil dari
lingkungannya. Bahan-bahan ini kita sebut nutrien, dan proses pengambilan atau penyerapan
(absorbsi) nutrien kita sebut nutrisi.
Nutrien yang telah diserap ke dalam sel mikroorganisme digunakan oleh sel melalui
proses yang disebut metabolisme. Ada dua macam proses metabolisme, yaitu katabolisme
atau dissimilasi atau bioenergi, dan anabolisme atau assimilasi atau biosintesis. Nutrien yang

8
diperlukan oleh mikroorganisme secara keseluruhan mengandung : sumber karbon
(karbohidrat), sumber nitrogen (protein, amoniak), ion-ion anorganik tertentu (Fe,K),
metabolit penting (vitamin, asam amino), dan air.
Pada proses katabolisme, nutrien berfungsi sebagai sumber energi atau penerima
elektron. Sumber energi pada mikroorganisme misalnya bahan organik yang diuraikan
menjadi bahan-bahan yang lebih sederhana. Energi yang dihasilkan berupa energi kimia yang
diperlukan untuk aktivitas sel, misalnya untuk pergerakan, pembentukan spora, biosintesis,
dan lain-lain. Nutrien selain sebagai sumber energi juga berfungsi sebagai penerima elektron,
misalnya oksigen dan KNO3. Pada biosintesis, nutrien berfungsi sebagai bahan baku sintesis
macam-macam komponen maupun senyawa sel.
Metabolisme merupakan istilah yang mencakup semua proses kimia yang terjadi di
dalam sel organisme untuk menghasilkan maupun menggunakan energi untuk sintesis
komponen sel, analisis komponen sel dan kegiatan seluler lainnya. Disimilasi atau
katabolisme merupakan kegiatan metabolisme sel yang membebaskan energi melalui
perobakan nutrien. Asimilasi atau anabolisme merupakan kegiatan metabolisme sel yang
menggunakan energi untuk sintesis dan fungsi sel lainnya.
Eksoensim yang diekresikan mikroorganisme untuk merombak nutrien di luar sel,
merupakan produk metabolisme. Jika nutrien telah berubah menjadi nutrien sederhana yang
diperlukan dan masuk ke dalam sel maka endoensim mengubahnya kembali menjadi ramuan
kompleks protoplasma yang mengandung energi. Metabolisme terdiri dari dua proses yang
berlawanan, yaitu katabolisme dan anabolisme, tetapi keduanya berlangsung serempak.
Anabolisme merupakan proses sintesis dan penggunaan energi sedangkan katabolisme proses
oksidasi substrat yang diikuti perolehan energi.
Bila sel merombak ikatan-ikatan kimia tertentu selama katabolisme, energi yang
dilepaskan menjadi tersedia untuk melangsungkan kerja biologis yang membutuhkan energi.
Selama masa hidup mikroorganisme, kerja biologis ini bersifat ekstensif dan beragam.
Mikroorganisme heterotrofik nonfotosintetik (kemosintetik) memperoleh energi dari oksidasi
senyawa-senyawa anorganik. Mikroorganisme fotosintetik memperoleh energi dari cahaya.

9
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Dari makalah diatas, kesimpulan yang dapat diambil ialah :
1. Tumbuh biasanya diartikan dengan bertambahnya ukuran, sedangkan
berkembang diartikan sebagai bertambahnya kuantitas.

2. Fase pertumbuhan mikroorganisme terdapat 7 fase antara lain :


a. Fase lag
b. Fase akselerasi
c. Fase eksponensial
d. Fase retardasi
e. Fase stasioner
f. Fase kematian
g. Fase kematian logaritmik

3. Factor pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi oleh faktor biotik


maupun faktor abiotik. Faktor biotik ada yang dari dalam dan ada faktor
biotik dari lingkungan.

4. Pemberian nutrisi dalam mikroorganisme terdapat 2 proses utama, yaitu


proses metabolisme dan juga proses katabolisme.

10
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Purnomo, 2004. Bahan Kuliah Dasar-dasar Mikrobiologi.

http://rinadianhusada.blogspot.co.id/p/pertumbuhan-pembiakan-dan-metabolisme.html (diakses
pada tanggal 22 Agustus 2017, Palu).

11

Anda mungkin juga menyukai