Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERTUMBUHAN

Disusun Oleh :

KELOMPOK

PRISKA KAWENGIAN 18 502 008

ANDINI DWIYANTI 18 502 043

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga kami
kelompok dapat menyelesaikan makalah berjudul: “Pertumbuhan” dalam memenuhi tugas
mata kuliah Mikrobiologi.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………...
DAFTAR ISI………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.……………………………………………………………
B. Tujuan dan Manfaat……………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
A. Pembelahan Sel Pada Bakteri…………………………………………….
B. Waktu Generasi……………………………………………………………
C. Fase Pertumbuhan…………………………………………………………
D. Mengukur Pertumbuhan Mikroba…………………………………………
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumbuh dalam pengertian umum diartikan sebagai bertambahnya ukuran,


sedangkan berkembang diartikan sebagai bertambahnya kuantitas. Oleh karena itu
pertumbuhan dapat ditunjukkan dengan adanya pertambahan panjang, luas, volume,
berat maupun kandungan tertentu, sedangkan berkembang ditunjukan dengan
bertambahnya jumlah individu dan terbentuknya alat reproduksi.
Kuantitas atau ukuran pertumbuhan mikroorganisme dapat diukur, Pertama dari
segi pertambahan dimensi satu, misalnya : panjang,diameter, jari-jari, dan jumlah sel,
Kedua dari segi pertambahan dimensi dua, misalnya :luas, Ketiga dari segi
pertambahan dimensi tiga, misalnya : volume, berat segar, berat kering. Selain tiga
segi tersebut, pertumbuhan juga dapat diukur dari segi komponen seluler, misalnya :
RNA, DNA, dan protein dan dari segi kegiatan metabolisme secara langsung,
misalnya : kebutuhan oksigen, karbon dioksida, dan lain-lain.
Pertumbuhan mikroorganisme dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu : pertumbuhan
individu dan pertumbuhan koloni atau pertumbuhan populasi. Pertumbuhan individu
diartikan sebagai bertambahnya ukuran tubuh, sedangkan pertumbuhan populasi
diartikan sebagai bertambahnya kuantitas individu dalam suatu populasi atau
bertambahnya ukuran koloni. Namun demikian pertumbuhan mikroorganisme unisel
(bersel tunggal) sulit diukur dari segi pertambahan panjang, luas, volume, maupun
berat, karena pertambahannya sangat sedikit dan berlangsung sangat cepat (lebih
cepat dari satuan waktu mengukurnya), sehingga untuk mikroorganisme yang
demikian satuan pertumbuhan sama dengan satuan perkembangan. Pertumbuhan
bakteri dan mikroorganisme unisel lainnya dapat ditunjukan dengan cara menghitung
jumlah sel setiap koloninya maupun mengukur kandungan senyawa tertentu yang
dihasilkan.

B. Tujuan dan Manfaat

1. Untuk mengetahui pembelahan sel pada bakteri


2. Untuk mengetahui waktu generasi
3. Untuk mengetahui fase pertumbuhan
4. Untuk mengetahui bagaimana mengukur pertumbuhan mikroba

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembelahan Sel Bakteri

a. Pembelahan Aseksual

Pembelahan Biner, yang terjadi pada bakteri adalah pembelahan biner melintang
yaitu suatu proses reproduksi aseksual, setelah pembentukan dinding sel melintang, maka
satu sel tunggal membelah menjadi dua sel yang disebut dengan sel anak. Pembelahan biner
dapat dibagi atas tiga fase, yaitu sebagai berikut :
1. Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus
2. Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinging melintang
3. Fase ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identic
Ada bakteri yang segera berpisah dan terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada pula
bakteri yang tetap bergandengan setelah pembelahan, bakteri demikian merupakan bentuk
koloni. Pada keadaan normal bakteri dapat mengadakan pembelahan setiap 20 menit sekali.
Jika pembelahan berlangsung satu jam maka akan dihasilkan delapan anakan.

Gambar fase pembelahan biner


Penjelasan gambar :
1. Replikasi DNA dan elongasi
2. Dinding sel membrane plasma membelah
3. Septum terbentuk dan DNA terpisah
4. Sel terpisah menjadi 2 dan setiap sel mengulasi proses tersebut
b. Pembelahan pra seksual yaitu dengan transformasi dan transduksi
c. Pembelahan seksual generative yaitu dengan Konjugasi

B. Waktu Generasi
Waktu yang dibutuhkan dari mulai tumbuh sampai berkembang dan
menghasilkan individu baru disebut waktu generasi. Contoh : waktu generasi bakteri E.
Coli sekitar 17 menit, artinya dalam 17 menit satu E. Coli menjadi dua atau lebih E. Coli.
Untuk mikroorganisme yang membelah, misalnya bakteri, maka waktu generasi diartikan
sebagai selang waktu yang dibutuhkan untuk membelah diri menjadi dua kali lipat.

Beberapa faktor yang mempengaruhi waktu generasi yaitu :


(1) Tahapan pertumbuhan mikroorganisme, misalnya seperti tersebut di atas yang
menyatakan bahwa satu sel bakteri menjadi 2 sel bakteri memerlukan rentang
waktu yang berbeda ketika128 sel bakteri menjadi 256 sel ;
(2) Takson mikroorganisme (jenis, spesies, dll), misalnya bakteri Escherichia coli
dalam saluran pencernakan manusia maupun binatang umumnya mempunyai
waktu generasi 15 - 20 menit sedangkan bakteri lain (misalnya Salmonella typhi)
mempunyai waktu generasi berjam-jam.
Jika jumlah generasi selama selang waktu pengamatan diketahui, Waktu Generasi
mikroba dapat dihitung dengan rumus:
g=t/n
Keterangan:
g = waktu generasi
t = waktu pertumbuhan bakteri atau selisih antara waktu akhir dengan waktu awal
pengamatan pertumbuhan bakteri.
n = jumlah generasi selama waktu (t )
Namun, jika jumlah generasi belum diketahui Waktu generasi mikroba dapat dihitung
dengan rumus:
Mengetahui jumlah Generasi terlebih dahulu dengan rumus:
N = ( log10 Nf - log10 N0 )/0,301
Keterangan:
N = Jumlah generasi
Nf = Konsentrasi akhir sel ( cell/ml)
N0 = Konsentrasi awal sel (cell/ml)
0,301 = Faktor Konversi, konversi dari log2 sampai log10.
Setelah itu mencari Waktu generasi dengan rumus:
g = t / n seperti rumus diatas.

C. Fase Pertumbuhan
Pertumbuhan mikroorganisme dimulai dari awal pertumbuhan sampai dengan
berakhirnya aktivitas merupakan proses bertahap yang dapat digambarkan sebagai kurva
pertumbuhan. Kurva pertumbuhan mikroba terdiri dari 4 fase utama yaitu : lag,
eksponensial, stasioner, dan kematian. Kurva pertumbuhan yang lengkap merupakan
gambaran pertumbuhan secara bertahap (fase) sejak awal pertumbuhan sampai dengan
terhenti mengadakan kegiatan.

Kurva pertumbuhan mikroba

Ada 4 fase kurva pertumbuhan mikroorganisme, yaitu :

1. Fase Lag atau Adaptasi


Jika mikroba dipindahkan ke dalam suatu medium, mula-mula akan
mengalami fase adaptasi untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungan di
sekitarnya. Lamanya fase adaptasi ini dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya:
1. Medium dan lingkungan pertumbuhan Jika medium dan lingkungan pertumbuhan
sama seperti medium dan lingkungan sebelumnya, mungkin tidak diperlukan waktu
adaptasi. Tetapi jika nutrient yang tersedia dan kondisi lingkungan yang baru berbeda
dengan sebelumnya, diperlukan waktu penyesuaian untuk mensintesa enzim-enzim.
2. Jumlah inokulum Jumlah awal sel yang semakin tinggi akan mempercepat fase
adaptasi. Fase adaptasi mungkin berjalan lambat karena beberapa sebab, misalnya:
(1) kultur dipindahkan dari medium yang kaya nutrien ke medium yang kandungan
nuriennya terbatas,
(2) mutan yang baru dipindahkan dari fase statis ke medium baru dengan komposisi
sama seperti sebelumnya.

2. Fase Log atau Pertumbuhan Eksponensial


Pada fase ini mikroba membelah dengan cepat dan konstan mengikuti kurva
logaritmik. Pada fase ini kecepatan pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh medium
tempat tumbuhnya seperti pH dan kandungan nutrient, juga kondisi lingkungan
termasuk suhu dan kelembaban udara. Pada fase ini mikroba membutuhkan energi
lebih banyak dari pada fase lainnya. Pada fase ini kultur paling sensitif terhadap
keadaan lingkungan. Dalam hal ini terdapat keragaman kecepatan pertumbuhan
berbagai mikroorganisme. Waktu lipat dua untuk E. coli dalam kultur kaldu pada suhu
370 C, sekitar 20 menit, sedangkan waktu lipat dua minimal sel mamalia sekitar 10
jam pada temperatur yang sama. Akhir fase log, kecepatan pertumbuhan populasi
menurun dikarenakan :
1 Nutrien di dalam medium sudah berkurang.
2 Adanya hasil metabolisme yang mungkin beracun atau dapat menghambat
pertumbuhan mikroba.

3. Fase Stasioner
Pada fase ini jumlah populasi sel tetap karena jumlah sel yang tumbuh sama
dengan jumlah sel yang mati. Ukuran sel pada fase ini menjadi lebih kecil karena sel
tetap membelah meskipun zat-zat nutrisi sudah habis. Karena kekurangan zat nutrisi,
sel kemungkinan mempunyai komposisi yang berbeda dengan sel yang tumbuh pada
fase logaritmik. Pada fase ini sel-sel lebih tahan terhadap keadaan ekstrim seperti
panas, dingin, radiasi, dan bahan-bahan kimia.
4. Fase Kematian
Pada fase ini sebagian populasi mikroba mulai mengalami kematian karena
beberapa sebab yaitu:
1 Nutrien di dalam medium sudah habis.
2 Energi cadangan di dalam sel habis.
Kecepatan kematian bergantung pada kondisi nutrien, lingkungan, dan jenis mikroba.

Pada kenyataannya bahwa gambaran kurva pertumbuhan mikroorganisme


tidak linear seperti yang dijelaskan di atas jika faktor-faktor lingkungan yang
menyertainya tidak memenuhi persyaratan. Beberapa penyimpangan yang sering
terjadi, misalnya : fase lag yang terlalu lama karena faktor lingkungan kurang
mendukung, tanpa fase lag karena pemindahan ke lingkungan yang identik, fase
eksponensial berulang-ulang karena medium kultur kontinyu, dan lain sebagainya.

D. Mengukur Pertumbuhan Mikroba

Metode pengukuran pertumbuhan mikroorganisme dapat dibedakan menjadi


metode langsung dan tidak langsung.

A. Metode Langsung
Contoh metode langsung yaitu dengan hitungan mikroskopik (menggunakan
hemositometer), digunakan untuk mengukur pertumbuhan bakteri pada susu /
vaksin dan hitungan cawan digunakan untuk mengukur pertumbuhan bakteri susu,
air, makanan, tanah, dan lain-lain (Winarsih,2011).
Hitungan mikroskopik menggunakan ruang penghitung hemositometer
mempunyai kelebihan cepat dalam pengerjaannya, tetapi mempunyai beberapa
kekurangannya, yaitu : tingkat kesalahan tinggi, sel mati bisa terhitung, sel ukuran
kecil sulit teramati. Metode ini tidak sesuai untuk sel yang densitasnya rendah.
Hitungan cawan dapat dilakukan dengan metode :
1. Cawan sebar (spread plate method)
2. Cawan tuang (pour plate method) Penerapan metode cawan tuang, terlebih
dahulu dilakukan :
1. Satu seri pengenceran terhadap sampel
2. Ambil pengenceran tertentu

Menghitung sel hidup dengan cara ditanam pada media padat


Perhitungan melalui pengenceran dan diteruskan dengan menumbuhkan pada
media kultur. Ada dua cara menumbuhkan pada media kultur, yakni : bentang rata
(spread-plate) dan tabur tuang rata (pour-plate). Cara spread-plate dilaksanakan
dengan meneteskan 100 μl suspensi sampel di atas medium kultur padat kemudian
dibentang ratakan menggunakan batang gelas bentuk huruf L. Cara pour-plate
dilaksanakan dengan meneteskan 100 μl suspensi sampel di dalam cawan petri
kemudian dituangi dengan medium cair dan digoyang-goyang supaya sampel
bercampur homogen dengan medium kultur bakteri (Winarsih,2011).

Menghitung dengan ruang hitung.


Perhitungan sel menggunakan ruang hitung dilakukan dengan menggunakan
suspensi hasil pengenceran diteteskan ke dalam ruang hitung kemudian ditutup
menggunakan gelas penutup preparat. Hindari terjadinya gelembung udara pada
waktu menutup ruang hitung. Ruang hitung yang digunakan biasanya berupa
hemasitometer atau ruang penghitung sel-sel darah merah. Pemeriksaan
selanjutnya dilakukan di bawah mikroskop dengan cara menghitung jumlah sel
yang ada di dalam ruang hitung. Ada tiga macam ruang hitung yang dapat
digunakan dengan ukuran ruang yang saling berbeda. Perhitungan akan lebih
mewakili dari jumlah sel yang sebenarnya jika menggunakan semua macam ruang
hitung dan sistem pengencerannya yang benar-benar homogen, sehingga hasil
rata-rata menjadi lebih akurat.

B. Metode Tidak Langsung


Contoh metode tidak langsung adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan kekeruhan, bila suspensi biakan cair & homogen
2. Berdasarkan berat kering sel, bila suspensi biakan kental & tidak homogen
3. Berdasarkan kadar nitrogen, bila suspensi biakan kental & tidak homogen
4. Berdasarkan aktivitas biokimia, menggunakan uji mikrobiologis
Metode tidak langsung melalui kekeruhan/turbiditas dengan melihat massa
sel. Metode ini menggunakan alat : spektrofotometer. Dengan alat ini dapat
ditentukan nilai absorbansi (a) atau kerapatan optik (od=optikal density).
Sebelumnya perlu dibuat kurva baku untuk mengetahui jumlah sel. Kelebihan :
cepat, mudah, tidak merusak sample. Kekurangan : sel hidup dan sel mati tidak
terukur. Metode tidak langsung melalui berat kering sel, dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut :
1. Menyaring atau sentrifugasi massa sel
2. Mencuci dengan aquadest atau buffer
3.Dikeringkan dalam oven, bila suhu 800 C memerlukan waktu 24 jam atau 1100 C
selama 8 jam
4. Kemudian ditimbang sehingga diperoleh berat kering sel.
Turbiditas dapat diukur menggunakan alat photometer (penerusan cahaya),
semakin pekat atau semakin banyak populasi mikrobia maka cahaya yang
diteruskan semakin sedikit. Turbiditas juga dapat diukur menggunakan
spektrofotometer (optical density/ OD), yang sebelumnya dibuat kurva standart
berdasarkan pengukuran jumlah sel baik secara total maupun yang hidup saja atau
berdasarkan berat kering sel. Unit photometer atau OD proporsional dengan massa
sel dan juga jumlah sel, sehingga cara ini dapat digunakan untuk memperkirakan
jumlah atau massa sel secara tidak langsung.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pertumbuhan secara umum dapat didefisinikan sebagai pertambahan secara teratur
semua komponen didalam sel hidup. Dengan demikian pertambahan ukuran yang
diakibatkanoleh bertambahnya air atau karena penumpukan lemak, bukan merupakan
pertumbuhan. Pertumbuhan makhluk hidup dapat juga ditinjau dari 2 sudut, yakni
pertumbuhan individu (sel) dan pertumbuhan kelompok sebagai satu populasi.
Pertumbuhan sel diartikan sebagai adanya penambahan volume sel serta bagian-
bagian lainnya, dapat juga diartikan sebagai penambahan kuantitas isi dan kandungan di
dalam sel. Sedangkan pertumbuhan populasi merupakan akibat pertumbuhan individu.
Misalnya, dari satu sel menjadi dua, dari dua sel menjadi empat, dari sempat sel menjadi
delapan sel.
Pada mikroorganisme, pertumbuhan individu (sel) dapat berubah langsung menjadi
pertumbuhan populasi. Sehingga batas antara pertumbuhan populasi. Sehingga batas antara
pertumbuhan sel dan pertumbuhan populasi, serta sebagai satu kesatuan populasi yang
kemudian terjadi. Pertumbuhan dalam keadaaan kesetimbangan bila terjadi secara teraturpada
kondisi konstan, sehingga jumlah pertambahan komponen kimia juga konstan.
Pertumbuhan pada bakteri didefinisikan sebagai pertumbuhan berat sel. Karena berat
sel relatif sama pada setiap siklus sel, maka pertumbuhan dapat di definisikan sebagai
pertambahan jumlah sel. Mempelajari pertumbuhan bakteri merupakan faktor terpenting
dalam mengetahui beberapa aspek fisiologi suatu bakteri.
Pertumbuhan bakteri dapat diukur dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung.
Pengukuran pertumbuhan bakteri secara langsung dapat dilakukan dengan metode total
count, turbidikmetrik, berat kering, electronic counter, plating techique, fltrasi membran.
Sedangkan pengukuran pertumbuhan bakteri secara tidak langsung dapat dilakukan dengan
metode viable count, aktivitas metabolik dan berat sel kering.
Akibatnya pertumbuhan dapat ditentukan tidak hanya dengan cara mengukur jumlah
sel tetapi juga dengan mengukur jumlah berbagai komponen selular ( RNA, DNA dan
Protein) dan juga produk-produk metabolisme tertentu.
Daftar Pustaka

Hamdiyati, Yanti.2014. Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme II.


http://file.upi.edu.

Winarsih,S. Dkk. 2011. Reproduksi dan Pertumbuhan Mikroorganisme.


http://staff.unila.ac.id.

Kusnadi. 2014. BAB IV Pertumbuhan Bakteri. http://file.upi.edu. Diakses pada tanggal 27

Anda mungkin juga menyukai