185 020 10
PRODI BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan
berkat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan
proposal yang berjudul“ Pengaruh Pemberian Pakan Sisa Makanan pada
Pertumbuhan Ikan Mujair” tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan
proposal penelitian ini adalah untuk mempelajari mengenai Pertumbuhan Ikan
Mujair, Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga
proposal penelitian ini dapat selesai. Saya selaku penulis menyadari bahwa
laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian ini berguna
bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Virginia Pongkorung
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Identifikasi Masalah..............................................................................
C. Pembatasan Masalah.............................................................................
D. Rumusan Masalah.................................................................................
E. Tujuan Penelitian..................................................................................
F. Manfaat Penelitian................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Ikan mujair adalah salah satu komoditas ikan air tawar yang mudah hidup
dan beradaptasi serta dikembangbiakan di berbagai kondisi. Ikan dengan nama
latin Oreochromis mossambicus ini mampu bertahan hidup di rentang habitat
yang luas, yaitu pada kondisi air berkadar garam tinggi hingga tingkat salinitas
rendah. Perkembangbiakan ikan mujair tergolong cepat jika dibandingkan dengan
jenis ikan air tawar lain sehingga menjadi komoditas budidaya perikanan yang
banyak digeluti. Selain ketersediaan melimpah, nilai gizi ikan mujair juga cukup
tinggi sehingga mendorong masyarakat memilih ikan ini dijadikan menu makanan
sehari-hari.
Jenis ikan ini memiliki kecepatan pertumbuhan yang relatif cepat, tetapi
setelah dewasa kecepatannya ini akan menurun. Ikan berukuran sedang, panjang
total maksimum yang dapat dicapai ikan mujair adalah sekitar 40 cm. Bentuk
badannya pipih dengan warna hitam, keabu-abuan, kecokelatan atau kuning.Sirip
punggungnya (dorsal) memiliki 15-17 duri (tajam) dan 10-13 jari-jari (duri
berujung lunak); dan sirip dubur (anal) dengan 3 duri dan 9-12 jari-jari.
(wikipedia)
3
sedang dibudidayakan. Biasanya peternak ikan mujair yang menggunakan pakan
sisa makanan adalah peternak ikan mujair skala menengah yang memiliki ukuran
telaga yang tidak terlalu luas.
Sebagian peternak ikan mujair hanya mencari untung yang tinggi. Mereka
rela melakukan apa saja agar bisa menghasilkan ikan gemuk dan banyak dalam
waktu singkat. Bahkan, tak sedikit pula peternak ikan mujair yang mengandalkan
obat-obatan atau zat kimia tanpa peduli dengan kualitas ikan itu sendiri. (Budhi,
N. 2017)
Makanan sisa yang diberikan peternak mujair bisa berasal dari mana saja
dan tidak menutup kemungkinan sudah terkontambinasi dengan obat-obatan,
minyak tidak sehat, atau cairan yang tidak diketahui. Sangat berbahaya jika
makanan yang sudah terkontambinasi itu masuk kedalam tubuh manusia.
Mengonsumsi ikan budidaya yang diberi pakan sisa makanan hewan dapat
meningkatkan risiko menderita penyakit yang ditularkan lewat makanan tersebut.
B. Identifikasi Masalah
C. Rumusan Masalah
4
2. Apakah ada perbedaan ukuran antara Ikan mujair yang memakan pelet
dengan Ikan Mujair yang memakan Makanan sisa
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Mengetahui efek dari Pemberian Pakan Sisa Makanan pada Ikan Mujair
2. Mengetahui perbedaan ukuran antara Ikan Mujair yang memakan pelet dan
ikan mujair yang memakakan makanan sisa
E. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mencapai manfaat sebagai berikut:
1. Bagi peneliti
Penelitian ini akan memberikan informasi untuk menambah informasi
tentang Pemgaruh Pemberian pakan selain pelet.
2. Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi terkait
pentingnya pengetahuan mengenai Pemberian Pakan Sisa makanan pada
Ikan mujair khusunya bagi peternak Ikan Mujair tingkat menengah
3. Bagi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pustaka dan dapat
memberikan informasi bagi kalangan pendidikan terkait Pemberian Pakan
Sisa makanan pada Ikan mujair
4. Bagi Peneliti Lain
Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan sumber informasi
atau referensi terkait Pemberian Pakan Sisa makanan pada Ikan mujair,
serta dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian dimasa yang
akan datang terkait pola mengonsumsi makanan sehat pada lansia.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ikan Mujair
Ikan mujair merupakan salah satu komoditas perikana air tawar. Ikan
Mujair mudah hidup dan berkembang biak diberbagai kondisi seperti
pada kondisi air dengan kadar garam tinggi dan tingkat saliniras
rendah.
Perkembangan ikan mujair relative cepat dibandingkan
perkembangbiakan ikan air tawar pada umumnya sehingga hal ini
mendukung komoditas ikan mujair. (mukrie, 1990 )
6
Klasifikasi Ikan Mujair
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis mossambicus
(http://dkp.fakfakkab.go.id/index.php/2019/11/24/morfologi-ikan-2/)
7
Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah
liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan
massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat
pematang/dinding kolam.
Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara
3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
Ikan mujair dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada
pada ketinggian antara 150-1000 m dpl.
Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mujair harus bersih, tidak
terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan
minyak/limbah pabrik.
Ikan mujair dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan
sungai air deras. Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir
sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mujair.
Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan untuk
pembesaran di kolam air deras debitnya 100 liter/menit/m3.
Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7-8.
Suhu air yang baik berkisar antara 20-25 derajat C.
b. Kolam
Sarana berupa kolam yang perlu disediakan dalam usaha budidaya
ikanmujair tergantung dari sistim pemeliharaannya (sistim 1 kolam, 2
kolam dlsb).
Adapun jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan
mujair antara lain:
1) Kolam pemeliharaan induk/kolam pemijahan
Kolam ini berfungsi sebagai kolam pemijahan, kolam sebaiknya
berupa kolam tanah yang luasnya 50-100 meter persegi dan kepadatan
kolam induk hanya 2 ekor/m2. Adapun syarat kolam pemijahan adalah
suhu air berkisar antara 20-22 derajat C; kedalaman air 40-60 cm;
dasar kolam sebaiknya berpasir.
2) Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan
8
Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air
kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi.
Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4
minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.
3) Kolam pembesaran
Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan
membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam
pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam pembesaran, yaitu:
• Kolam pembesaran tahap I berfungsi untuk memelihara benih ikan
selepas dari kolam pendederan. Kolam ini sebaiknya berjumlah antara
2-4 buah dengan luas maksimum 250-500 meter persegi/kolam.
Pembesaran tahap I ini tidak dianjurkan memakai kolam semen, sebab
benih ukuran ini memerlukan ruang yang luas. Setelah benih menjadi
gelondongan kecil maka benih memasuki pembesaran tahap kedua
atau langsung dijual kepada pera petani.
9
sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk
buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700
gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa
urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter
persegi. (http://dkp.fakfakkab.go.id/index.php/2019/11/24/morfologi-
ikan-2/)
10
sendiri. (http://dkp.fakfakkab.go.id/index.php/2019/11/24/morfologi-
ikan-2/)
Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah
sebagai berikut:
a) Betina
Terdapat 3 buah lubang pada urogenetial yaitu: dubur, lubang
pengeluaran telur dan lubang urine.
Ujung sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas.
– Warna perut lebih putih.
– Warna dagu putih.
– Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.
b) Jantan
11
Pada alat urogenetial terdapat 2 buah lubang yaitu: anus dan lubang
sperma merangkap lubang urine.
Ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas.
Warna perut lebih gelap/kehitam-hitaman.
Warna dagu kehitam-hitaman dan kemerah-merahan.
Jika perut distriping mengeluarkan cairan.
Pembibitan ikan mujair dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
1) Sistim satu kolam
ada sistim ini kolam pemijahan/pembenihan disatukan dengan kolam
pendederan/ pemeliharaan anak. Setelah dilakukan persiapan media
pembibitan, tebarkan induk jantan dan betina dengan perbandingan 1:2
atau 1:4 dengan jumlah kepadatan 2 pasang/10 meter persegi. Pamanenan
dilakukan setiap 2 minggu sekali.
2) Sistem dua kolam
Pada sistim ini proses pemijahan dan pendederan dilakukan pada kolam
terpisah, dengan perbandingan luas kolam pemijahan dengan kolam
pendederan adalah 1:2 atau 1:4. Dasar kolam pendederan harus lebih
rendah dari dasar kolam lainnya agar aliran air cukup deras mengalir dari
kolam pemijahan ke kolam pendederan. Pada pintu kedua kolam tersebut
dipasang saringan kasar agar hanya anak-anak ikan saja yang dapat lewat.
Jumlah dan kepadatan induk jantan dan betina yang disebarkan sama
dengan sistim satu kolam.
3) Sistim platform
Pada sistim ini kolam dibagi dalam 4 bagian, yaitu kolam pertama
sebagai tempat induk jantan dan betina bertemu atau tempat
pemijahan. Kolam kedua tempat induk betina dimana disekat oleh kisi
atau krei bambu dengan ukuran lubang-lubang sebesar badan induk
betina sehingga hanya induk betina yang dapat lolos ke kolam kedua
ini. Kolam ketiga merupakan temapt pelepasan larva dan temapat yang
ke empat adalah tempat pendederan. Persiapan media dan jumlah
induk yang dilepas sama dengan sistim yang pertama.
(http://dkp.fakfakkab.go.id/index.php/2019/11/24/morfologi-ikan-2/)
12
F. Pemeliharaan Pembesaran Ikan Mujair
Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun
monokultur.
1) Polikultur
f. ikan mujair 50%, ikan tawes 20%, dan mas 30%, atau
g. ikan mujair 50%, ikan gurame 20% dan ikan mas 30%.
2) Monokultur
Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik
dibandingkan dengan polikultur dan pada sistem ini dilakukan
pemisahan antara induk jantan dan betina.
13
populasi per hari, diberikan sebanyak dua kali per hari yaitu pada pagi
dan sore hari.
B. Makanan Sisa
Makanan sisa adalah sisa makanan yang tak dimakan dari sebuah hidangan
setelah setiap orang telah selesai menyantapnya. Sisa makanan yang tak
dapat dimakan secara langsung tak dianggap sebagai makanan sisa, namun
lebih sebagai material sampah. (Wikipedia)
14
A. Sisa Makanan “Sampah Rumah”
Dr. Rupali Datta menambahkan, jika sisa makanan rumah ini hendak
disimpan untuk lebih dari satu sampai dua hari, lebih baik jika makanan
itu dibekukan. Sedangkan untuk jenis hidangan sayuran yang dimasak
ataupun hidangan kari, pastikan tidak terkontaminasi sebelum disimpan di
dalam lemari pendingin. Pada dasarnya, disebutkan lebih lanjut bahwa
menyimpan sisa masakan dalam kurun waktu dua jam setelah dihidangkan
maka sisa makanan itu sah-sah saja untuk disimpan di dalam kulkas
selama tiga hingga empat hari. Namun, tetap harus menjadi catatan
penting, bahwa mengonsumsi makanan sisa yang telah disimpan lebih dari
3-4 hari atau waktu yang direkomendasikan akan berpeluang lebih besar
menimbulkan kemungkinan penyakit yang ditularkan melalui makanan.
(https://lifestyle.okezone.com/read/2017/12/07/298/1826975/ambang-
batas-aman-menyimpan-sisa-masakan-rumahan-di-kulkas)
15
dibuang begitu saja dengan sampah lainnya di tempat sampah lalu
dikumpulkan di tempat pembuangan sampah setempat, atau bahkan di
tanah kosong, untuk dibakar atau dibiarkan membusuk begitu saja.
(https://id.quora.com/Apa-yang-terjadi-dengan-makanan-sisa-di-rumah-
rumah-makan)
"Ada juga beberapa item yang didiskon dulu sebelum dibuang. Kalau tak
laku sampai batas yang di tentukan ya terpaksa dibuang," ujarnya.
16
Dalam satu hari, Cahyo mengaku ada sekitar 5 trash bag ukuran besar
sampah makanan yang dibuang, untuk area food saja. Bahan makanan
yang tak laku itu terkumpul sejak toko buka pukul 8 pagi.
“Sampahnya nanti ada yang ambil. Biasanya malam sudah ada mobil truk
sampah yang datang,” ujar Cahyo.
Tak jarang ada makanan-makanan sisa di meja dan tak lagi ingin
disantap. Sebelum berakhir di tempat sampah, Murdijati Gardjito, ahli
kuliner, nutrisi, dan gizi dari Universitas Gadjah Mada, mengungkapkan
bahwa masih ada cara menyelamatkan makanan sisa sebelum jadi sampah.
"Dalam riset, saya menemukan ada 3.257 makanan dari 1.041 dapur
daerah di Indonesia," katanya dalam bincang Food for Thought Waste Not
Want Not di Ubud Food Festival supported by ABC dan didukung oleh
Kementerian Pariwisata Republik Indonesia di Ubud, Bali, Sabtu (27/4).
(Qurniatwati, 2019)
17
kerap kali menempel di dasarnya. Kerak ini tak akan dibuang. Namun,
ketika masih hangat, kerak ini akan dikeringkan dan digoreng hingga
renyah. Cara lainnya adalah dengan menambahkan kelapa parut ke
dalamnya dan digoreng. Makanan ringan ini disebut intip krawu. Cara
mengawetkan dan memanfaatkan nasi ini mungkin sudah akrab di
beberapa daerah sekarang. Jika intip adalah kerak nasi dari beras putih,
maka meniran adalah camilan yang dibuat dari sisa beras merah. "Di
penggilingan padi, beras utuh dan beras pecah akan tercipta. Beras pecah
ini tak akan bisa dijual dan disebut menir," ucapnya. "Meniran dibuat
dengan menir yang dimasak setengah matang ditambahkan garam, santan,
daun pandan, dan dibungkus dengan daun pisang. Ini dikukus selama satu
jam." Tak cuma berasnya yang bisa dimanfaatkan, tapi juga katul. Jenang
katul adalah cara tradisional untuk mengolah kulit beras. Katul sendiri
biasanya digunakan untuk pakan ternak. Namun dengan tambahan air,
gula, santan, dan daun pandan, katul berubah menjadi makanan manis
sejenis dodol lengket yang enak.
Tempe gembus
Tempe gembus dibuat dari sisa pembuatan tahu. Tempe gembus ini kaya
dengan serat dan protein kedelai yang tak larut air. Sisa pembuatan tahu
ini akan diberi tambahan ragi tempe untuk membuatnya menjadi tempe
gembus.
Kerupuk kulit
Kerupuk kulit terbuat dari bagian dalam kukut sapi dan jaringan otot serta
tisu yang biasanya tidak digunakan untuk makanan. Namun, masyarakat
Jawa mengolahnya menjadi bahan makanan yang disebut krecek atau
rambak. Krecek atau rambak biasanya dipakai sebagai bahan olahan
makanan lain seperti sambal goreng krecek dalam gudeg.
Dendeng jantung pisang
Jangan buang jantung pisang. Sekilas jantung pisang memang agak sulit
untuk diolah jadi makanan, karena biasa digunakan sebagai alat tanam.
Namun, jantung pisang juga bisa diolah menjadi dendeng jantung pisang
untuk alternatif pengganti daging bagi vegetarian dan vegan.
18
(https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190429093134-267-
390408/7-cara-pemanfaatan-makanan-sisa-sampah-dapur)
19
Masukkan tanah secukupnya ke dalam wadah yang telah diisi dengan
sampah organik. Sesuaikan ketebalan tanah dengan wadah dan volume
sampah organik.
Siram permukaan tanah tersebut menggunakan air secukupnya. Kalau mau
lebih cepat prosesnya, masukkan larutan EM4 yang bisa didapat di toko
yang menjual keperluan bercocoktanam.
Pastikan sampah disimpan secara merata. Sebisa mungkin ketebalan
sampah setara dengan ketebalan tanah.
Bila sudah menjelang penuh, masukkan lagi tanah ke dalam wadah yang
akan berperan sebagai penutup sampah.
Tutup wadah dengan rapat dan biarkan sekitar tiga minggu. Pastikan
wadah pembuat pupuk kompos tidak terkontaminasi oleh air hujan, hewan
dan paparan sinar matahari.
(https://www.dbs.com/spark/index/id_id/site/articles/livesmarter/2020-7-
langkah-gampang-menyulap-sampah-makanan-jadi-pupuk-kompos.html)
a. Pakan Kering
Bahan baku yang telah dipilah dimasukan dalam wadah karung dan
diberikan cairan probiotik untuk difermentasi selama satu minggu.
"Selesai difermentasi dan penirisan air serta minyak lewat wadah karung,
bahan baku dihancurkan dan dicampur menggunakan mesin penggiling
daging," dari hasil penggilingan tersebut, bahan baku dijemur agar kadar
air berkurang dan mudah dihaluskan dengan mesik diskmill atau mesin
pembuat tepung serbaguna. Tahap berikutnya, bahan berupa pakan yang
sudah berbentuk tepungan ini kemudian diaduk lagi menggunakan mesin
20
mixer. Pencampuran disesuaikan dengan perbandingan bahan baku yang
mengandung protein, kabrohidrat dan unsur lainnya.
Pencetakan bahan baku menggunakan mesin sederhana, baik mesin
vertikal atau horizontal akan menghasil pakan tenggelam. Setelah dicetak
dan ditempatkan dalam wadah, bahan pakan dijemur. Tujuan penjemuran
untuk mengurangi kadar air. Sehingga pakan mencapai tingkat kekeringan
tertentu yakni kadar air berkisar 10%. Selanjutnya pakan didinginkan
sekitar satu sampai dua jam dan lakukan penimbangan sesuai kebutuhan
dalam karung bersih.
(Ramdan, N. 2017)
B. Pakan Cair
Adapun untuk membuat cairan probiotik, Rudi juga memanfaatan limbah
minuman kemasan. Pembuatan probiotik dengan metode mikroorganisme
lokal (MOL). "MOL ini dibuat dengan memanfaatkan sampah segala jenis
buah-buahan, kecap, minuman sari buah, susu, dan yougurt yang sudah
kedaluwarsa," sebutnya. Nah, semua bahan MOL ini dicampur dan
ditampung dalam wadah khusus kemudian difermentasi selama 21 hari
agar menjadi probiotik cair. “Sampai sekarang formula ini saya gunakan
dan tak pernah kehabisan karena bahan baku banyak tersedia,” terang
Rudi.
D. Kerangka berpikir
Pertumbuhan ikan mujair tinggi
21
Bahan yang digunakan untuk Berbagai macam sumber makanan
membuat Pakan Pelet terbuat yang ada didalam sisa makanan dapat
Ikan memiliki ukuran badan yang Ikan memiliki ukuran badan yang kurang
E. Hipotesis
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian direncanakan akan berlangsung dari bulan Juni sampai dengan bulan Agustus
2020. Tempat penelitian akan dilaksanakan di Desa Sea Dua Kecamatan Pineleng,
Kabupaten Minahasa.
23
3.5.2 Persiapan tempat pengamatan
Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah telaga yang berukuran sedang yang
bertempat di daerah Perumahan Griya Bintang Mas Sea 2
3.5.3 Tahap Pengujian dan Penghitungan
Tahap pengujian merupakan tahap untuk menentukan ada atau tidaknya pengaruh
sampel terhadap sisa makanan terhadap pertumbuhan ikan mujair. Pada tahap ini
terdiri dari 2 pengujian di antaranya menggunakan pelet dan sisa makanan rumah sakit
Langkah-langkah dalam pengujian :
1. Menyiapka telaga yang akan digunakan agar airnya tetap bersih tanpa ada sisa
makanan ikan mujair sebelumnya
2. memisahkan telaga mana yang akan diberikan sisa makanan dan pelet
2. memasukkan sampel penelitian yaitu ikan mujair kedalam telaga
3. memasukkan sisa makanan dari rumah sakit untuk melihat reaksi dari ikan mujair
terhadap makanan tersebut
4. di posisi telaga yang lain diberikan pakan pelet kepada ikan mujair
24
.
DAFTAR PUSTAKA
25