Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL

"PENGARUH PEMBERIAN PAKAN SISA MAKANAN PADA


PERTUMBUHAN IKAN MUJAIR (Oreochromis mossambicus)"

VIRGINIA A.H PONGKORUNG

185 020 10

PRODI BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan
berkat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan
proposal yang berjudul“ Pengaruh Pemberian Pakan Sisa Makanan pada
Pertumbuhan Ikan Mujair” tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan
proposal penelitian ini adalah untuk mempelajari mengenai Pertumbuhan Ikan
Mujair, Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga
proposal penelitian ini dapat selesai. Saya selaku penulis menyadari bahwa
laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian ini berguna
bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Manado, 15 April 2021

Virginia Pongkorung

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Identifikasi Masalah..............................................................................
C. Pembatasan Masalah.............................................................................
D. Rumusan Masalah.................................................................................
E. Tujuan Penelitian..................................................................................
F. Manfaat Penelitian................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................


A. Ikan Mujair...........................................................................................
B. Sisa Makanan........................................................................................
C. Sisa Makanan sebagai Pengganti Pelet.................................................
D. Kerangka Berpikir
E. Hipotesis...............................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................


A. Waktu dan Tempat................................................................................
B. Alat dan Bahan.....................................................................................
C. Metode Penelitian.................................................................................
D. Prosedur Penelitian...............................................................................
E. Analisis Data.........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ikan mujair adalah salah satu komoditas ikan air tawar yang mudah hidup
dan beradaptasi serta dikembangbiakan di berbagai kondisi. Ikan dengan nama
latin Oreochromis mossambicus ini mampu bertahan hidup di rentang habitat
yang luas, yaitu pada kondisi air berkadar garam tinggi hingga tingkat salinitas
rendah. Perkembangbiakan ikan mujair tergolong cepat jika dibandingkan dengan
jenis ikan air tawar lain sehingga menjadi komoditas budidaya perikanan yang
banyak digeluti. Selain ketersediaan melimpah, nilai gizi ikan mujair juga cukup
tinggi sehingga mendorong masyarakat memilih ikan ini dijadikan menu makanan
sehari-hari.
Jenis ikan ini memiliki kecepatan pertumbuhan yang relatif cepat, tetapi
setelah dewasa kecepatannya ini akan menurun. Ikan berukuran sedang, panjang
total maksimum yang dapat dicapai ikan mujair adalah sekitar 40 cm. Bentuk
badannya pipih dengan warna hitam, keabu-abuan, kecokelatan atau kuning.Sirip
punggungnya (dorsal) memiliki 15-17 duri (tajam) dan 10-13 jari-jari (duri
berujung lunak); dan sirip dubur (anal) dengan 3 duri dan 9-12 jari-jari.
(wikipedia)

Sepertiga makanan terbuang menjadi sampah, baik ketika produksi,


penjualan, ataupun dibuang oleh konsumen. Jumlah makanan yang terbuang itu
setara kira-kira 1,3 miliar ton per tahun. Di sejumlah negara berkembang Eropa
dan Amerika Utara, hal tersebut sebagian besar diakibatkan oleh perilaku
konsumen. Sementara di negara-negara berkembang, keterbatasan teknis,
manajerial, dan dana memainkan peran lebih besar. Ssekitar 40 persen pangan
terbuang saat panen dan pemrosesan, sedangkan di negara-negara maju terjadi di
tingkat retail dan konsumen. Secara global, kurangnya infrastruktur, dana
pertanian, cara canggih melakukan panen, teknologi pengangkutan, dan fasilitas
pendingin berdampak pada sebagian besar kesia-siaan makanan. (Lutobig, 2017)

Secara rata-rata, negara-negara kaya menghasilkan hampir 900 kilogram


pangan per orang per tahun. Sedangkan kawasan-kawasan yang lebih miskin
hanya menghasilkan 460 kilogram. Dari jumlah tersebut, seorang konsumen
Eropa dan Amerika Utara membuang 104 kilogram, sedangkan warga Afrika Sub-
Sahara dan Asia menyia-nyiakan 8 kilogram. Setiap tahun, para konsumen di
kawasan-kawasan kaya dunia menyia-nyiakan 222 juta ton makanan yang hampir
setara dengan keseluruhan produksi pangan di Afrika Sub-Sahara (230 juta ton).
(https://www.liputan6.com/global/read/3122225/6-fakta-mengejutkan-tentang-
sisa-makanan)
Ikan mujair adalah salah satu ikan budidaya air tawar yang harganya relatif
murah. Untuk menekan biaya budidaya ikan mujair, ada sejumlah peternak ikan
yang menggunakan sisa makanan manusia sebagai pakan untuk ikan mujair yang

3
sedang dibudidayakan. Biasanya peternak ikan mujair yang menggunakan pakan
sisa makanan adalah peternak ikan mujair skala menengah yang memiliki ukuran
telaga yang tidak terlalu luas.

Umumnya peternak ikan mujair menggunakan pelet sebagai makanan


utama ikan mujair. Tapi tidak sedikit juga peternak ikan mujair yang mengganti
pelet dengan pakan lain sebagai makana ikan mujair seperti Makanan sisa, selain
harganya lebih ekonomis dibandingkan dengan Pelet makanan sisa juga lebih
mudah ditemukan dengan itu meringkas ekonomi dan juga waktu bagi peternak
ikan mujair dalam memberi pakan kepada ikan mujair

Sebagian peternak ikan mujair hanya mencari untung yang tinggi. Mereka
rela melakukan apa saja agar bisa menghasilkan ikan gemuk dan banyak dalam
waktu singkat. Bahkan, tak sedikit pula peternak ikan mujair yang mengandalkan
obat-obatan atau zat kimia tanpa peduli dengan kualitas ikan itu sendiri. (Budhi,
N. 2017)

Makanan sisa yang diberikan peternak mujair bisa berasal dari mana saja
dan tidak menutup kemungkinan sudah terkontambinasi dengan obat-obatan,
minyak tidak sehat, atau cairan yang tidak diketahui. Sangat berbahaya jika
makanan yang sudah terkontambinasi itu masuk kedalam tubuh manusia.
Mengonsumsi ikan budidaya yang diberi pakan sisa makanan hewan dapat
meningkatkan risiko menderita penyakit yang ditularkan lewat makanan tersebut.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan teridentifikasi beberapa masalah


sebagai berikut:

1. Hubungan antara Pakan Sisa Makanan dengan Pertumbuhan ikan mujair


2. Ukuran ikan mujair yang memakan pelet berbeda dengan makanan sisa

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah


sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh pada Pertumbuhan Ikan Mujair jika diberi Pakan
Sisa Makanan?

4
2. Apakah ada perbedaan ukuran antara Ikan mujair yang memakan pelet
dengan Ikan Mujair yang memakan Makanan sisa

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Mengetahui efek dari Pemberian Pakan Sisa Makanan pada Ikan Mujair
2. Mengetahui perbedaan ukuran antara Ikan Mujair yang memakan pelet dan
ikan mujair yang memakakan makanan sisa

E. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mencapai manfaat sebagai berikut:
1. Bagi peneliti
Penelitian ini akan memberikan informasi untuk menambah informasi
tentang Pemgaruh Pemberian pakan selain pelet.
2. Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi terkait
pentingnya pengetahuan mengenai Pemberian Pakan Sisa makanan pada
Ikan mujair khusunya bagi peternak Ikan Mujair tingkat menengah
3. Bagi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pustaka dan dapat
memberikan informasi bagi kalangan pendidikan terkait Pemberian Pakan
Sisa makanan pada Ikan mujair
4. Bagi Peneliti Lain
Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan sumber informasi
atau referensi terkait Pemberian Pakan Sisa makanan pada Ikan mujair,
serta dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian dimasa yang
akan datang terkait pola mengonsumsi makanan sehat pada lansia.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ikan Mujair
Ikan mujair merupakan salah satu komoditas perikana air tawar. Ikan
Mujair mudah hidup dan berkembang biak diberbagai kondisi seperti
pada kondisi air dengan kadar garam tinggi dan tingkat saliniras
rendah.
Perkembangan ikan mujair relative cepat dibandingkan
perkembangbiakan ikan air tawar pada umumnya sehingga hal ini
mendukung komoditas ikan mujair. (mukrie, 1990 )

a. Klasifikasi Ikan Mujair


Ikan Mujair ( Oreochromis mossambicus ) adalah salah satu ikan tawar
konsumsi, ikan ini berasal dari Afrika dan menyebar pertama kalinya
di Indonesia yang di temukan oleh Pak Mujair tahun 1939 di Jawa
Timur. Ikan ini masih berfamily dengan ikan nila dan bentuknya pun
hampir menyerupai ikan nila.

6
Klasifikasi Ikan Mujair
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis mossambicus
(http://dkp.fakfakkab.go.id/index.php/2019/11/24/morfologi-ikan-2/)

b. Morfologi Ikan Mujair


memiliki bentuk tubuh bulat pipih, pungung agak tinggi.

• Sirip punggung memiliki 15-17 jari-jari tajam dan 10-13 jari-jari


lunak.
• sirip dubur memiliki dengan 3 jari-jari keras dan 9-12 jari-jari lunak.
• Tubuh berwarna kehitaman atau keabuan, kecoklatan atau kuning.
• Sirip ekor bergaris-garis tegak, 7-12 buah.
• Pada sirip ekor ditemukan garis lurus atau Vertikal.
• Pada sirip punggung ditemukan garis lurus memanjang.
• Sirip punggungnya memanjang dari bagian atas tutup ingsang sampai
bagian atas sirip ekor.
• Memiliki sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil
dan sirip anus yang hanya satu buah berbentuk agak panjang.
(http://dkp.fakfakkab.go.id/index.php/2019/11/24/morfologi-ikan-2/)

C. Cara budidaya ikan mujair.


Ada beberapa cara pembudidayaan ikan mujair antara lain:
a. Pemilihan Lokasi Budidaya Ikan Mujair
Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam menentukan lokasi
untuk budidaya ikan mujair:

7
 Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah
liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan
massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat
pematang/dinding kolam.
 Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara
3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
 Ikan mujair dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada
pada ketinggian antara 150-1000 m dpl.
 Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mujair harus bersih, tidak
terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan
minyak/limbah pabrik.
 Ikan mujair dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan
sungai air deras. Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir
sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mujair.
Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan untuk
pembesaran di kolam air deras debitnya 100 liter/menit/m3.
 Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7-8.
 Suhu air yang baik berkisar antara 20-25 derajat C.
b. Kolam
Sarana berupa kolam yang perlu disediakan dalam usaha budidaya
ikanmujair tergantung dari sistim pemeliharaannya (sistim 1 kolam, 2
kolam dlsb).
Adapun jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan
mujair antara lain:
1) Kolam pemeliharaan induk/kolam pemijahan
Kolam ini berfungsi sebagai kolam pemijahan, kolam sebaiknya
berupa kolam tanah yang luasnya 50-100 meter persegi dan kepadatan
kolam induk hanya 2 ekor/m2. Adapun syarat kolam pemijahan adalah
suhu air berkisar antara 20-22 derajat C; kedalaman air 40-60 cm;
dasar kolam sebaiknya berpasir.
2) Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan

8
Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air
kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi.
Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4
minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.
3) Kolam pembesaran
Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan
membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam
pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam pembesaran, yaitu:
• Kolam pembesaran tahap I berfungsi untuk memelihara benih ikan
selepas dari kolam pendederan. Kolam ini sebaiknya berjumlah antara
2-4 buah dengan luas maksimum 250-500 meter persegi/kolam.
Pembesaran tahap I ini tidak dianjurkan memakai kolam semen, sebab
benih ukuran ini memerlukan ruang yang luas. Setelah benih menjadi
gelondongan kecil maka benih memasuki pembesaran tahap kedua
atau langsung dijual kepada pera petani.

• Kolam pembesaran tahap II berfungsi untuk memelihara benih


gelondongan besar. Kolam dapat berupa kolam tanah atau sawah.
Keramba apung juga dapat digunakan dengan mata jaring 1,25–1,5 cm.
Jumlah penebaran pembesaran tahap II sebaiknya tidak lebih dari 10
ekor/meter persegi.
• Pembesaran tahap III berfungsi untuk membesarkan benih.
Diperlukan kolam tanah antara 80-100 cm dengan luas 500-2.000
meter persegi.
• Kolam/tempat pemberokan
Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan.
• Persiapan Media Budidaya Mujair
Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media
untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan
dan lain-lain.Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu
dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu
dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar

9
sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk
buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700
gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa
urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter
persegi. (http://dkp.fakfakkab.go.id/index.php/2019/11/24/morfologi-
ikan-2/)

D. Pembenihan Ikan Mujair


Pemijahan dan penetasan ikan mujair berlangsung sepanjang tahun pada
kolam pemijahan dan tidak memerlukan lingkungan pemijahan secara
khusus. Hal yang perlu dilakukan adalah penyiapan media pemeliharaan
seperti pengerikan pengapuran dan pemupukan. Ketinggian air di kolam
dipertahankan sekitar 50 cm.

Untuk menambah tingkat produkivitas dan kesuburan, maka diberikan


makanan tambahan dengan komposisi sebagai berikut: tepung ikan
25%, tepung kopra 10% dan dedak halus sebesar 65%. Komposisi
ransum ini digunakan dalam usaha budidaya ikan mujair secara
komersial. Dapat juga diberi makanan yang berupa pellet yang
berkadar protein 20-30% dengan dosis 2-3% dari berat populasi per
hari, diberikan sebanyak 2 kali/hari yaitu pada pagi dan sore hari.
Pemijahan akan terjadi setelah induk jantan membuat lubang sarang
yang berupa cekungan di dasar kolam dengan garis tengah sekitar 10-
35 cm. Begitu pembuatan sarang pemijahan selesai, segera
berlangsung proses pemijahan. Setelah proses pembuahan selesai,
maka telur-telur hasil pemijahan segera dikumpulkan oleh induk betina
ke dalam mulutnya untuk dierami hingga menetas. Pada saat tersebut
induk betina tidak aktif makan sehingga terlihat tubuhnya kurus. Telur
akan menetas setelah 3-5 hari pada suhu air sekitar 25-27 derajat C.
Setelah sekitar 2 minggu sejak penetasan, induk betina baru
melepaskan anak-anaknya, karena telah mampu mencari makanan

10
sendiri. (http://dkp.fakfakkab.go.id/index.php/2019/11/24/morfologi-
ikan-2/)

E. Pembibitan Ikan Mujair


Untuk menyiapkan bibit ikan mujair yang akan dipelihara, perlu
diperhatikan hal-hal penyiapan media pemeliharaan, pemilihan dan
pemeliharaan induk, penetasan dan persyaratan bibit, ciri-ciri bibit dan
induk unggul.
1) Pemilihan Induk
Ciri-ciri induk bibit mujair yang unggul adalah sebagai berikut:

2) Mampu memproduksi benih dalam jumlah yang besar dengan kwalitas


yang tinggi.
3) Pertumbuhannya sangat cepat.
4) Sangat responsif terhadap makanan buatan yang diberikan
5) Resisten terhadap serangan hama, parasit dan penyakit.
6) Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan yang relatif
buruk.
7) Ukuran induk yang baik untuk dipijahkan yaitu 100 gram lebih per
ekornya.

Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah
sebagai berikut:
a) Betina
 Terdapat 3 buah lubang pada urogenetial yaitu: dubur, lubang
pengeluaran telur dan lubang urine.
 Ujung sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas.
– Warna perut lebih putih.
– Warna dagu putih.
– Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.
b) Jantan

11
 Pada alat urogenetial terdapat 2 buah lubang yaitu: anus dan lubang
sperma merangkap lubang urine.
 Ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas.
 Warna perut lebih gelap/kehitam-hitaman.
 Warna dagu kehitam-hitaman dan kemerah-merahan.
 Jika perut distriping mengeluarkan cairan.
Pembibitan ikan mujair dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
1) Sistim satu kolam
ada sistim ini kolam pemijahan/pembenihan disatukan dengan kolam
pendederan/ pemeliharaan anak. Setelah dilakukan persiapan media
pembibitan, tebarkan induk jantan dan betina dengan perbandingan 1:2
atau 1:4 dengan jumlah kepadatan 2 pasang/10 meter persegi. Pamanenan
dilakukan setiap 2 minggu sekali.
2) Sistem dua kolam
Pada sistim ini proses pemijahan dan pendederan dilakukan pada kolam
terpisah, dengan perbandingan luas kolam pemijahan dengan kolam
pendederan adalah 1:2 atau 1:4. Dasar kolam pendederan harus lebih
rendah dari dasar kolam lainnya agar aliran air cukup deras mengalir dari
kolam pemijahan ke kolam pendederan. Pada pintu kedua kolam tersebut
dipasang saringan kasar agar hanya anak-anak ikan saja yang dapat lewat.
Jumlah dan kepadatan induk jantan dan betina yang disebarkan sama
dengan sistim satu kolam.
3) Sistim platform
Pada sistim ini kolam dibagi dalam 4 bagian, yaitu kolam pertama
sebagai tempat induk jantan dan betina bertemu atau tempat
pemijahan. Kolam kedua tempat induk betina dimana disekat oleh kisi
atau krei bambu dengan ukuran lubang-lubang sebesar badan induk
betina sehingga hanya induk betina yang dapat lolos ke kolam kedua
ini. Kolam ketiga merupakan temapt pelepasan larva dan temapat yang
ke empat adalah tempat pendederan. Persiapan media dan jumlah
induk yang dilepas sama dengan sistim yang pertama.
(http://dkp.fakfakkab.go.id/index.php/2019/11/24/morfologi-ikan-2/)

12
F. Pemeliharaan Pembesaran Ikan Mujair
Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun
monokultur.
1) Polikultur
f. ikan mujair 50%, ikan tawes 20%, dan mas 30%, atau
g. ikan mujair 50%, ikan gurame 20% dan ikan mas 30%.
2) Monokultur
Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik
dibandingkan dengan polikultur dan pada sistem ini dilakukan
pemisahan antara induk jantan dan betina.

Pembesaran ikan mujair pun dapat pula dilakukan di jaring apung,


berupa Hapa berukuran 1 x 2 m sampai 2 x 3 m dengan kedalaman 75-
100 cm. Ukuran hapa dapat disesuaikan dengan kedalaman kolam.
Selain itu sawah yang sedang diberokan dapat dipergunakan pula
untuk pemijahan dan pemeliharaan benih ikan mujair. Sebelum
digunakan petak sawah diperdalam dahulu agar dapat menampung air
sedalam 50-60 cm, dibuat parit selebar 1-1,5 m dengan kedalaman 60-
75 cm.
a) Pemupukan
Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan dan produktivitas
kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami
sebanyakbanyaknya. Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk
kandang atau pupuk hijau dengan dosis 50–700 gram/m2
b) Pemberian Pakan
Apabila tingkat produkivitas dan kesuburan kolam sudah semakin
berkurang, maka bisa diberikan makanan tambahan dengan komposisi
sebagai berikut: tepung ikan 25%, tepung kopra 10% dan dedak halus
sebesar 65%. Komposisi ransum ini digunakan dalam usaha budidaya
ikan munjair secara komersial. Dapat juga diberi makanan yang berupa
pellet yang berkadar protein 20-30% dengan dosis 2-3% dari berat

13
populasi per hari, diberikan sebanyak dua kali per hari yaitu pada pagi
dan sore hari.

Disamping itu juga kondisi pakan dalam perairan tersebut sesuai


dengan dosis atau ketentuan yang ada. Yaitu selain pakan dari media
dasar juga perlu diberi makanan tambahan berupa hancuran pellet atau
remah dengan dosis 10% dari berat populasi per hari. Pemberiannya 2-
3 kali/hari.
c) Pemeliharaan Kolam/Tambak
Dalam hal pemeliharaan ikan mujair yang tidak boleh terabaikan
adalah menjaga kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan
bersih serta tidak tercemari/teracuni oleh zat beracun.
f. Pemeliharaan
1) Pemeliharaan ikan mujair sangat mudah sekali. Pemeliharaan dapat
dilakukan di sawah atau di danau, yang terpenting cukup tersedia zat
asam, sehingga sering dijumpai ikan mujair beriringan menghirup
udara segar.
2) Untuk kepadatan pemeliharaan, setiap 1,5 m bisa berisi kurang lebih
20 ekor ikan mujair panjang 8 sampai 10 cm.
3) Untuk pemberian makan, dapat kita taburkan konsentrat 521 atau
534, atau dapat membuat sendiri dari bahan bekatul ditambah ikan asin
giling dan jagung belah.
4) Sebagai makanan tambahan berupa daun kangkung, bayam yang
dicacah, atau dapat juga bangkai ayam atau itik.
(http://dkp.fakfakkab.go.id/index.php/2019/11/24/morfologi-ikan-2/)

B. Makanan Sisa
Makanan sisa adalah sisa makanan yang tak dimakan dari sebuah hidangan
setelah setiap orang telah selesai menyantapnya. Sisa makanan yang tak
dapat dimakan secara langsung tak dianggap sebagai makanan sisa, namun
lebih sebagai material sampah. (Wikipedia)

14
A. Sisa Makanan “Sampah Rumah”
Dr. Rupali Datta menambahkan, jika sisa makanan rumah ini hendak
disimpan untuk lebih dari satu sampai dua hari, lebih baik jika makanan
itu dibekukan. Sedangkan untuk jenis hidangan sayuran yang dimasak
ataupun hidangan kari, pastikan tidak terkontaminasi sebelum disimpan di
dalam lemari pendingin. Pada dasarnya, disebutkan lebih lanjut bahwa
menyimpan sisa masakan dalam kurun waktu dua jam setelah dihidangkan
maka sisa makanan itu sah-sah saja untuk disimpan di dalam kulkas
selama tiga hingga empat hari. Namun, tetap harus menjadi catatan
penting, bahwa mengonsumsi makanan sisa yang telah disimpan lebih dari
3-4 hari atau waktu yang direkomendasikan akan berpeluang lebih besar
menimbulkan kemungkinan penyakit yang ditularkan melalui makanan.
(https://lifestyle.okezone.com/read/2017/12/07/298/1826975/ambang-
batas-aman-menyimpan-sisa-masakan-rumahan-di-kulkas)

B. Sisa Makan Rumah Sakit


Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata sisa makanan pasien dalam
3 kali waktu makan adalah 57%. Faktor yang dominan mempengaruhi
pasien menyisakan makanan meliputi faktor internal (kondisi klinis,
kebiasaan makan, jenis kelamin), faktor eksternal (rasa makanan, suhu
makanan, tekstur, warna makanan, porsi dan variasi bahan makanan),
faktor lingkungan (makanan luar rumah sakit). Faktor internal, faktor
eksternal, dan faktor lingkungan secara langsung mempengaruhi persepsi
pasien terhadap makanan rumah sakit sehingga mendorong pasien untuk
menyisakan makanan rumah sakit.
(https://ijhn.ub.ac.id/index.php/ijhn/article/view/234)

C. Sisa Makanan Rumah Makan


Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan dan
terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau, termasuk pula
sisa-sisa makanan. Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos
yang bisa digunakan untuk menyuburkan tanaman atau sisa makanan

15
dibuang begitu saja dengan sampah lainnya di tempat sampah lalu
dikumpulkan di tempat pembuangan sampah setempat, atau bahkan di
tanah kosong, untuk dibakar atau dibiarkan membusuk begitu saja.
(https://id.quora.com/Apa-yang-terjadi-dengan-makanan-sisa-di-rumah-
rumah-makan)

D. Sisa Makanan Pabrik


Hampir setiap hari kegiatan menyortir produk makanan itu dilakukan.
Cahyo mengatakan di supermarket tempat ia bekerja, ada standar kualitas
yang ditentukan. Tak hanya buah-buahan, penyortiran itu berlaku juga
untuk jenis makanan lain seperti daging hingga makanan kaleng.

"Kalau makanan kaleng masih bisa didiskon, misalnya masa


kedaluwarsanya masih 1-2 bulan lagi. Tapi kalau daging-dagingan, buah
dan sayuran kan enggak bisa, harus dibuang kalau enggak laku," ujarnya
kepada VIVA.

Dalam melakukan sortir, ada beberapa kriteria makanan yang harus


dibuang. Salah satunya jika sudah berubah bentuk dan secara fisik
tampilannya sudah tak layak jual, misalnya buah pisang dan mangga yang
kulitnya menghitam, atau 'bonyok' di beberapa bagian. Untuk daging
terlihat sudah tidak segar, sudah pasti langsung masuk tempat sampah.

"Ada juga beberapa item yang didiskon dulu sebelum dibuang. Kalau tak
laku sampai batas yang di tentukan ya terpaksa dibuang," ujarnya.

Sebetulnya, bahan makanan yang dibuang itu masih layak konsumsi,


hanya saja tampilannya kurang menarik. Buah-buahan yang menghitam
bukan berarti busuk, namun terlalu matang.

16
Dalam satu hari, Cahyo mengaku ada sekitar 5 trash bag ukuran besar
sampah makanan yang dibuang, untuk area food saja. Bahan makanan
yang tak laku itu terkumpul sejak toko buka pukul 8 pagi.

“Sampahnya nanti ada yang ambil. Biasanya malam sudah ada mobil truk
sampah yang datang,” ujar Cahyo.

Persoalan sampah bukanlah hal yang baru. Berbagai teknologi dikerahkan


untuk mencari cara bagaimana mengurai sampah plastik dan steroafoam.
Namun tidak demikian dengan sampah makanan.
(https://foodbankindonesia.org/2018/05/16/memanfaatkan-sampah-
makanan-2/)

E. Pengelolaan dan Pemanfaatan sisa makanan

Tak jarang ada makanan-makanan sisa di meja dan tak lagi ingin
disantap. Sebelum berakhir di tempat sampah, Murdijati Gardjito, ahli
kuliner, nutrisi, dan gizi dari Universitas Gadjah Mada, mengungkapkan
bahwa masih ada cara menyelamatkan makanan sisa sebelum jadi sampah.
"Dalam riset, saya menemukan ada 3.257 makanan dari 1.041 dapur
daerah di Indonesia," katanya dalam bincang Food for Thought Waste Not
Want Not di Ubud Food Festival supported by ABC dan didukung oleh
Kementerian Pariwisata Republik Indonesia di Ubud, Bali, Sabtu (27/4).
(Qurniatwati, 2019)

A. Makanan sisa yang bisa dikelola dan layak konsumsi


1. Sisa nasi
Dalam beberapa keluarga, nasi kerap kali bersisa dan tak termakan.
Sebelum ada teknologi rice cooker dan magic jar, nasi sering kali cepat
basi dan terbuang. Sebelum basi dan dibuang, nasi bisa diolah menjadi
intip (rice crust), jenang katul, dan meniran. Intip dikenal juga sebagai
kerak nasi. Idenya sendiri muncul ketika memasak nasi dengan panci, nasi

17
kerap kali menempel di dasarnya. Kerak ini tak akan dibuang. Namun,
ketika masih hangat, kerak ini akan dikeringkan dan digoreng hingga
renyah. Cara lainnya adalah dengan menambahkan kelapa parut ke
dalamnya dan digoreng. Makanan ringan ini disebut intip krawu. Cara
mengawetkan dan memanfaatkan nasi ini mungkin sudah akrab di
beberapa daerah sekarang. Jika intip adalah kerak nasi dari beras putih,
maka meniran adalah camilan yang dibuat dari sisa beras merah. "Di
penggilingan padi, beras utuh dan beras pecah akan tercipta. Beras pecah
ini tak akan bisa dijual dan disebut menir," ucapnya. "Meniran dibuat
dengan menir yang dimasak setengah matang ditambahkan garam, santan,
daun pandan, dan dibungkus dengan daun pisang. Ini dikukus selama satu
jam." Tak cuma berasnya yang bisa dimanfaatkan, tapi juga katul. Jenang
katul adalah cara tradisional untuk mengolah kulit beras. Katul sendiri
biasanya digunakan untuk pakan ternak. Namun dengan tambahan air,
gula, santan, dan daun pandan, katul berubah menjadi makanan manis
sejenis dodol lengket yang enak.
Tempe gembus
Tempe gembus dibuat dari sisa pembuatan tahu. Tempe gembus ini kaya
dengan serat dan protein kedelai yang tak larut air. Sisa pembuatan tahu
ini akan diberi tambahan ragi tempe untuk membuatnya menjadi tempe
gembus.
Kerupuk kulit
Kerupuk kulit terbuat dari bagian dalam kukut sapi dan jaringan otot serta
tisu yang biasanya tidak digunakan untuk makanan. Namun, masyarakat
Jawa mengolahnya menjadi bahan makanan yang disebut krecek atau
rambak. Krecek atau rambak biasanya dipakai sebagai bahan olahan
makanan lain seperti sambal goreng krecek dalam gudeg.
Dendeng jantung pisang
Jangan buang jantung pisang. Sekilas jantung pisang memang agak sulit
untuk diolah jadi makanan, karena biasa digunakan sebagai alat tanam.
Namun, jantung pisang juga bisa diolah menjadi dendeng jantung pisang
untuk alternatif pengganti daging bagi vegetarian dan vegan.

18
(https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190429093134-267-
390408/7-cara-pemanfaatan-makanan-sisa-sampah-dapur)

B. Sampah Makanan menjadi Kompos


Sampah sisa makanan sebetulnya masih dapat kita manfaatkan. Salah satu
cara terbaik adalah memanfaatkannya menjadi pupuk kompos. Mumpung
lagi banyak waktu #DiRumahAja, hobi bercocok tanam bisa jadi alternatif
produktif menghabiskan waktu.

Beberapa sampah makanan yang dapat diubah menjadi pupuk kompos:


Sampah sisa makanan mulai dari sayur-sayuran hingga daging busuk
Bumbu dapur kadaluarsa
Sementara itu yang tidak bisa dimanfaatkan menjadi pupuk kompos
adalah:
Tumbuhan yang terkenan penyakit
Minyak goreng
Kacang walnut
Boks minuman yang dilapisi bahan metal
Kaca
Boks kardus makanan
-
Alat yang dibutuhkan:
Tong atau ember dengan penutup
Sarung tangan
Selain sampah rumah tangga yang dapat diubah jadi pupuk kompos,
bahan-bahan lain yang dibutuhkan:
-Tanah
-Air
Langkah-langkah membuat pupuk kompos:
Siapkan sampah organik yang akan diolah menjadi pupuk kompos.

19
Masukkan tanah secukupnya ke dalam wadah yang telah diisi dengan
sampah organik. Sesuaikan ketebalan tanah dengan wadah dan volume
sampah organik.
Siram permukaan tanah tersebut menggunakan air secukupnya. Kalau mau
lebih cepat prosesnya, masukkan larutan EM4 yang bisa didapat di toko
yang menjual keperluan bercocoktanam.
Pastikan sampah disimpan secara merata. Sebisa mungkin ketebalan
sampah setara dengan ketebalan tanah.
Bila sudah menjelang penuh, masukkan lagi tanah ke dalam wadah yang
akan berperan sebagai penutup sampah.
Tutup wadah dengan rapat dan biarkan sekitar tiga minggu. Pastikan
wadah pembuat pupuk kompos tidak terkontaminasi oleh air hujan, hewan
dan paparan sinar matahari.
(https://www.dbs.com/spark/index/id_id/site/articles/livesmarter/2020-7-
langkah-gampang-menyulap-sampah-makanan-jadi-pupuk-kompos.html)

C. Sisa Makanan sebagai Pengganti Pelet


Untuk mengolah sampah makanan menjadi pakan ternak, terlebih dahulu
sampah makanan dipilah dari bahan anorganik seperti plastik, kertas dan
sejenisnya.(https://peluangusaha.kontan.co.id/news/begini-cara-
mengubah-sampah-jadi-pakan-ikan)

a. Pakan Kering
Bahan baku yang telah dipilah dimasukan dalam wadah karung dan
diberikan cairan probiotik untuk difermentasi selama satu minggu.
"Selesai difermentasi dan penirisan air serta minyak lewat wadah karung,
bahan baku dihancurkan dan dicampur menggunakan mesin penggiling
daging," dari hasil penggilingan tersebut, bahan baku dijemur agar kadar
air berkurang dan mudah dihaluskan dengan mesik diskmill atau mesin
pembuat tepung serbaguna. Tahap berikutnya, bahan berupa pakan yang
sudah berbentuk tepungan ini kemudian diaduk lagi menggunakan mesin

20
mixer. Pencampuran disesuaikan dengan perbandingan bahan baku yang
mengandung protein, kabrohidrat dan unsur lainnya.
Pencetakan bahan baku menggunakan mesin sederhana, baik mesin
vertikal atau horizontal akan menghasil pakan tenggelam. Setelah dicetak
dan ditempatkan dalam wadah, bahan pakan dijemur. Tujuan penjemuran
untuk mengurangi kadar air. Sehingga pakan mencapai tingkat kekeringan
tertentu yakni kadar air berkisar 10%. Selanjutnya pakan didinginkan
sekitar satu sampai dua jam dan lakukan penimbangan sesuai kebutuhan
dalam karung bersih.
(Ramdan, N. 2017)

B. Pakan Cair
Adapun untuk membuat cairan probiotik, Rudi juga memanfaatan limbah
minuman kemasan. Pembuatan probiotik dengan metode mikroorganisme
lokal (MOL). "MOL ini dibuat dengan memanfaatkan sampah segala jenis
buah-buahan, kecap, minuman sari buah, susu, dan yougurt yang sudah
kedaluwarsa," sebutnya. Nah, semua bahan MOL ini dicampur dan
ditampung dalam wadah khusus kemudian difermentasi selama 21 hari
agar menjadi probiotik cair. “Sampai sekarang formula ini saya gunakan
dan tak pernah kehabisan karena bahan baku banyak tersedia,” terang
Rudi.

D. Kerangka berpikir
Pertumbuhan ikan mujair tinggi

Harga Pakan Pelet Ikan Mujair Harga Pakan Makanan sisa


tinggi Ikan mujair rendah

21
Bahan yang digunakan untuk Berbagai macam sumber makanan

membuat Pakan Pelet terbuat yang ada didalam sisa makanan dapat

dari sumber yang terjamin bersih beresiko menularkan penyakit

Ikan memiliki ukuran badan yang Ikan memiliki ukuran badan yang kurang

normal normal, bisa gemuk dan bisa kurus

E. Hipotesis
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :

1. Jumlah pakan diduga berpengaruh pada pertumbuhan ikan


2. Makanan sisa pada pemberian pakan mempengaruhi kualitas ikan

22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian direncanakan akan berlangsung dari bulan Juni sampai dengan bulan Agustus
2020. Tempat penelitian akan dilaksanakan di Desa Sea Dua Kecamatan Pineleng,
Kabupaten Minahasa.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian


Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :Ember, Jaring Ikan, . Bahan yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain : Ikan Mujair, Makanan sisa rumah sakit,
makanan sisa rumahan.

3.3 Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Rancangan percobaan yang digunakan
adalah rancangan acak lengkap (RAL). Dimana dalam rancangan acak lengkap ini
digunakan 5 perlakuan yang diulang sebanyak 5 kali, sehingga total unit perlakuan
sebanyak 25 ekor .

3.4 Prosedur Penelitian


3.5.1 Preparasi Sampel
Pengambilan sampel Ikan Mujair bisa didapatkan dari tambak ikan mujair yang
menyediakan ikan mujair yang sudah cukup ukurunannya. Pengambilan sampel
makanan sisa diambil di Rumah Sakit Jiwa Ratumbuysang dan rumah di Perumahan
Griya Bintang Mas Sea 2

23
3.5.2 Persiapan tempat pengamatan
Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah telaga yang berukuran sedang yang
bertempat di daerah Perumahan Griya Bintang Mas Sea 2
3.5.3 Tahap Pengujian dan Penghitungan
Tahap pengujian merupakan tahap untuk menentukan ada atau tidaknya pengaruh
sampel terhadap sisa makanan terhadap pertumbuhan ikan mujair. Pada tahap ini
terdiri dari 2 pengujian di antaranya menggunakan pelet dan sisa makanan rumah sakit
Langkah-langkah dalam pengujian :
1. Menyiapka telaga yang akan digunakan agar airnya tetap bersih tanpa ada sisa
makanan ikan mujair sebelumnya
2. memisahkan telaga mana yang akan diberikan sisa makanan dan pelet
2. memasukkan sampel penelitian yaitu ikan mujair kedalam telaga
3. memasukkan sisa makanan dari rumah sakit untuk melihat reaksi dari ikan mujair
terhadap makanan tersebut
4. di posisi telaga yang lain diberikan pakan pelet kepada ikan mujair

3.4 Analisis Data


Analisis Data penelitian ini akan menggunakan analisis varians sederhana menggunakan
software SPSS IBM 22.

24
.
DAFTAR PUSTAKA

Ramdan, N. (2017, Februari). Begini merubah sampah menjadi pakan ikan


Retrieved from https://peluangusaha.kontan.co.id/news/begini-cara-
mengubah-sampah-jadi-pakan-ikan

Lubantobig, A (2017, Oktober). 6 Fakta Mengejutkan tentang sisa makanan.


(https://m.liputan6.com/global/read/3122225/6-fakta-mengejutkan-
tentang-sisa-makanan)

Budhi, N (2020). Sederet bahaya ikan mujair yang jarang diketahui


(https://m.klikdokter.com/info-sehat/read/3643222/sederet-bahaya-ikan-
mujair-yang-jarang-diketahui-orang)

Qurniawati, D. (2019) 7 cara pemanfaataan samph sisa dapur


(https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190429093134-2677-
390408/7-cara-pemanfaatan-makanan-sisa-sampah-dapur)

25

Anda mungkin juga menyukai