Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MIKROBIOLOGI HUTAN

MEDIA DAN PERTUMBUHAN MIKROBA

Oleh:
NAMA : OVIFAH JUNIASARI BILO
STAMBUK : M1A118060
KELAS : KEHUTANAN (B)

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Mikrobiologi Hutan dengan judul “Media dan Pertumbuhan Mikroba”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Kendari, 29 Oktober 2019

Penyusun
I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat


kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme
disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal
(uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler). Pertumbuhan merupakan proses
bertambahnya ukuran atau subtansi atau masa zat suatu organisme, misalnya kita
makhluk makro ini dikatakan tumbuh ketika bertambah tinggi, bertambah besar
atau bertambah berat. Pada organisme bersel satu pertumbuhan lebih diartikan
sebagai pertumbuhan koloni, yaitu pertambahan jumlah koloni, ukuran koloni
yang semakin besar atau subtansi atau masssa mikroba dalam koloni tersebut
semakin banyak, pertumbuhan pada mikroba diartikan sebagai pertambahan
jumlah sel mikroba itu sendiri.

Pertumbuhan secara umum berarti, pertambahan secara teratur semua


komponen di dalam sel hidup. Pada organisme multiselule, pertumbuhan terjadi
ditandai dengan peningkatan jumlah sel per organisme, dimana ukuran sel
menjadi lebih besar. Sedangkan pada sel uniseluser, terjadi pertambahan jumlah
sel, yang berarti pertambahan julah organisme yang membentuk populasi
(biakan), koloni.

Pertumbuhan mikroba dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor-faktor


yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba terdiri dari faktor internal dan
eksternal. Apabila lingkungan sangat mendukung khususnya pengaruh suhu maka
populasi mikroba akan meningkat secara tidak terbatas.

Media pertumbuhan mikroba adalah adalah suatu tempat yang terdiri dari
campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Media terdiri atas bahan dasar dari sumber Karbon (C),
Nitrogen (N), Oksigen (O), Fosfat (PO 4), dan unsur sekelumit (mikronutrient/trace
element).
Berdasarkan sifatnya, media pertumbuhan mikroba terbagi menjadi 3 ,
yaitu Media padat, Media semi padat semi cair, Media cair. Media berdasarkan
Komposisi/susunannya terdiri atas Media Sintesis , semi sintesis , dan media non
sintesis . Berdasarkan tujuan yaitu media selektif atau penghambat dan media
diperkaya . contoh macam Jenis Media yang sering digunakan ,yaitu Nutrient 
Agar , Nutrient Broth (NB) , PDA (Potato Dextrose Agar) , Salmonella Shigella
(SS) Agar , Eosin Methylene Blue Agar (EMBA).

I.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimana pertumbuhan mikroba?


2. Bagaimana media pertumbuhan?
3. Bagaimana teknik pembuatan media?

I.3. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dan manfaat dari makalah ini yaitu untuk mengetahui
bagaimana media pertumbuhan mikroba.
II. PEMBAHASAN

II.1. Pertumbuhan Mikroba

Pertumbuhan dapat diartikan sebagai pertambahan jumlah atau volume


serta ukuran sel. Pada organism prokariot seperti bakteri, pertumbuhan merupakan
pertambahan volume dan ukuran sel dan juga sebagai pertambahan jumlah sel.
Dalam membahas pertumbuhan mikrobia harus dibedakan antara pertumbuhan
masing-masing individu sel dan pertumbuhan kelompok sel atau pertumbuhan
populasi.

Ada 4 fase kurva pertumbuhan mikroorganisme, yaitu :

1. Fase lag/adaptasi. Jika mikroba dipindahkan ke dalam suatu medium,


mulamula akan mengalami fase adaptasi untuk menyesuaikan dengan kondisi
lingkungan di sekitarnya. Lamanya fase adaptasi ini dipengaruhi oleh
beberapa factor, diantaranya:
a. Medium dan lingkungan pertumbuhan
Jika medium dan lingkungan pertumbuhan sama seperti medium dan
lingkungan sebelumnya, mungkin tidak diperlukan waktu adaptasi. Tetapi
jika nutrient yang tersedia dan kondisi lingkungan yang baru berbeda
dengan sebelumnya, diperlukan waktu penyesuaian untuk mensintesa
enzim-enzim.
b. Jumlah inokulum
Jumlah awal sel yang semakin tinggi akan mempercepat fase adaptasi.
Fase adaptasi mungkin berjalan lambat karena beberapa sebab, misalnya:
(1) kultur dipindahkan dari medium yang kaya nutrien ke medium yang
kandungan nuriennya terbatas, (2) mutan yang baru dipindahkan dari fase
statis ke medium baru dengan komposisi sama seperti sebelumnya.
2. Fase log/pertumbuhan eksponensial. Pada fase ini mikroba membelah dengan
cepat dan konstan mengikuti kurva logaritmik. Pada fase ini kecepatan
pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh medium tempat tumbuhnya seperti pH
dan kandungan nutrient, juga kondisi lingkungan termasuk suhu dan
kelembaban udara. Pada fase ini mikroba membutuhkan energi lebih banyak
dari pada fase lainnya. Pada fase ini kultur paling sensitif terhadap keadaan
lingkungan. Akhir fase log, kecepatan pertumbuhan populasi menurun
dikarenakan :
a. Nutrien di dalam medium sudah berkurang.
b. Adanya hasil metabolisme yang mungkin beracun atau dapat
menghambat pertumbuhan mikroba.
3. Fase stationer. Pada fase ini jumlah populasi sel tetap karena jumlah sel yang
tumbuh sama dengan jumlah sel yang mati. Ukuran sel pada fase ini menjadi
lebih kecil karena sel tetap membelah meskipun zat-zat nutrisi sudah habis.
Karena kekurangan zat nutrisi, sel kemungkinan mempunyai komposisi yang
berbeda dengan sel yang tumbuh pada fase logaritmik. Pada fase ini sel-sel
lebih tahan terhadap keadaan ekstrim seperti panas, dingin, radiasi, dan
bahan-bahan kimia.
4. Fase kematian. Pada fase ini sebagian populasi mikroba mulai mengalami
kematian karena beberapa sebab yaitu:
a. Nutrien di dalam medium sudah habis.
b. Energi cadangan di dalam sel habis.

Kecepatan kematian bergantung pada kondisi nutrien, lingkungan, dan


jenis mikroba.

II.2. Media Pertumbuhan Mikroba

Mikroorganisme harus dibiakkan di laboratorium pada bahan nutrien yang


berperan penting untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya. Susunan bahan
nutrien, baik bahan alami maupun sintetik/buatan, yang dipergunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan bakteri. Media berfungsi untuk menumbuhkan
bakteri, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan
perhitungan jumlah bakteri, dimana dalam proses pembuatannya harus
disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada
media. Macam nutrien yang digunakan tergantung dari macam bakteri yang
dibiakkan.
Untuk menciptakan keadaan lingkungan yang tepat secara sintetis sebagai
pengganti keadaan alam, maka diperlukan persyaratan tertentu agar bakteri dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik dalam media. Persyaratan tersebut yaitu:

1. Media harus mengandung semua unsur hara yang diperlukan untuk


pertumbuhan dan perkembangan bakteri.
2. Media harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang
sesuai dengan kebutuhan bakteri.
3. Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami bakteri yang
dimaksud tidak ditumbuhi oleh mikroba lain.

Media berfungsi sebagai tempat tinggal, sumber makanan, dan penyedia


nutrisi bagi mikroorganisme yang akan dibiakan pada media, selain itu media juga
berfungsi untuk membiakkan, mengasingkan, mengirimkan dan meyimpan
mikroorganisme dalam waktu yang lama di laboratorium. Media juga dapat
digunakan untuk mempelajari sifat-sifat koloni/pertumbuhan mikroorganisme,
serta sifat-sifat biokimiawinya. Di dalam laboratorium mikrobiologi kedokteran
media juga dapat digunakan untuk pembuatan antigen, toksin dan untuk pasasi
kuman dengan tujuan perubahan virulensi dan lain-lain.

Bentuk media ditentukan oleh ada tidaknya penambahan zat pemadatan,


seperti agar-agar, gelatin dan sebagainya. Ada tiga bentuk media, yaitu:

1. Media padat, Dimana pada media digunakan bahan pemadat, misalnya agar-
agar. Jumlah tepung agar yang ditambahkan tergantung kepada jenis mikroba
yang dibiakkan. Bila mikroba memerlukan kadar air tinggi maka jumlah
tepung agar harus rendah/sedikit, tetapi bila kadar air harus rendah makan
penambahan tepung agar harus lebih banyak. Media padat umumnya
dipergunakan untuk bakteri, ragi, jamur dn akadang-kadang mikroalgae.
Media ini terdiri dari tiga macam bentuk, yaitu:
a. Bentuk lempeng, media dibekukan di dalam cawan pertri.
b. Bentuk miring, media dibekukan dalam keadaan miring di dalam tabung
reaksi.
c. Bentuk tegak, media dibekukan dalam keadaan tegak dalam tabung.
2. Media cair, Yaitu bila ke dalam media tidak ditambahkan zat pemadat.
Umumnya dipergunakan untuk pembiakan mikroalgae, kadang-kadang
bakteri dan ragi.
3. Media semi padat atau semi cair, Yaitu bila penambahan zat pemadat hanya
50% atau kurang. Umumnya diperlukan untuk pertumbuhan mikroba yang
banyak memerlukan kandungan air dan hidup anaerobik atau fakultatif, atau
untuk pemeriksaan pergerakkan bakteri.

Berdasarkan persyaratan mengenai susunan media bagi pertumbuhan bakteri,


maka media dapat berupa:

1. Media alami, Yaitu media yang disusun oleh bahan-bahan alami seperti
kentang, touge, daging, umbi-umbian dan sebagainya, pada saat ini media
alami yang banyak digunakan adalah dalam bentuk kultur jaringan. Contoh
media alami yang paling banyak digunakan adalah penggunaan telur untuk
pertumbuhan dan perkembanganbiakan virus.
2. Media Sintetik Atau Buatan, Yaitu media yang disusun oleh senyawa-
senyawa kimia baik organik maupun anorganik.
Contoh media sintetik bagi pertumbuhan bakteri Clostridium:

K2HPO4 0,5 gram

KH2PO4 0,5 gram

MgSO4 0,1 gram

NaCl 0,1 gram

CaCO3 secukupnya

3. Media Semi Sintetik, Yaitu media yang tersusun oleh campuran bahan-bahan
alami dan bahan-bahan sintetik.
Misalnya: Kaldu nutrisi untuk pertumbuhan bakteri:

Pepton 10 gram
Ekstrak daging 10 gram

NaCl 5 gram

Aquades 1 liter

Penggunaan media bukan hanya untuk pertumbuhan dan


perkembangbiakkan mikroba, tetapi juga untuk tujuan-tujuan lain seperti isolasi,
seleksi dan diferensiasi biakan yang didapat. Artinya penggunaan beberapa jenis
zat tertentu yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan
perrkembangbiakkan mikroba, banyak juga dilakukan dan digunakan. Sehingga
masing-masing media mempunyai sifat (spesifikasi) tersendiri sesuai dengan
maksudnya. Berdasarkan sifat-sifatnya, media dibedakan menjadi:

1. Media dasar/ umum, Yaitu media pembiakan sederhana yang mengandung


zat-zat yang umum diperlukan oleh sebagian besar mikroorganisme dan
dipakai juga sebagai komponen dasar untuk membuat media pembiakan lain.
2. Media Diperkaya, Media ini dibuat dari media dasar dengan penambahan
bahan-bahan lain umtuk mempersubur pertumbuhan mikroba tertentu, yang
pada media dasar tidak dapat tumbuh dengan baik. Untuk itu dibutuhkan
beberapa penambahan nutrisi pengaya kedalam media dasar yang dapat
menyokong pertumbuhan mikroba, misalnya dengan menambahkan darah,
serum atau ekstrak hati.
3. Media diferensial, Media ini digunakan untuk membedakan bentuk dan
karakter koloni mikroba yang tumbuh. Beberapa mikroba dapat tumbuh di
dalam media ini, tetapi hanya beberapa jenis saja yang mempunyai
penampilan pertumbuhan yang khas. Media ini berfungsi untuk isolasi dan
identifikasi bakteri.
4. Media Selektif, Media ini digunakan untuk menyeleksi pertumbuhan
mikroba yang diperlukan dari campuran mikroba-mikroba lain yang terdapat
dalam bahan yang akan diperiksa. dengan penambahan zat-zat tertentu
mikroba yang dicari dapat dipisahkan dengan mudah. Media ini sangat
berguna untuk identifikasi. Contohnya, SS-agar (agar Salmonella-Shigella)
yang digunakan untuk mengisolasi bakteri jenis Salmonella dan Shigella.
5. Media Uji, Media ini digunakan untuk pengujian senyawa atau benda tertentu
dengan bantuan mikroba. Misalnya, media penguji vitamin, antibiotika,
residu pestisida, residu deterjen dan lain-lain. Media ini disamping tersusun
oleh senyawa dasar untuk kepentingan pertumbuhan dan perkembangbiakan
mikroba, juga sejumlah senyawa tertentu yang akan diuji.
6. Media Enumerasi, Media ini digunakan untuk menghitung jumlah mikroba
pada suatu biakan. Media ini dapat berbentuk media dasar, media selektif,
media diferensial maupun media uji.

II.3. Teknik pembuatan Media Pertumbuhan Mikroba

Untuk menumbuhkan dan mengembangkan mikroorganisme diperlukan


medium atau substrat. Medium yang digunakan tergantung pada kebutuhan.
Untuk dapat tumbuh dengan baik diperlukan nutrient yang meliputi air, mineral,
sumber karbon, sumber nitrogen, dan lain-lain. Selain itu juga dipengaruhi oleh
pH. Pada umumnya mikroorganisme dapat tumbuh dengan baik pada pH 7.

Penyiapan media bakteriologis selain media alamiah mengikuti langkah-


langkah berikut:

1. Setiap komponen atau medium terdehidrasi yang lengkap dilarutkan dalam air
suling dengan volume yang sesuai.
2. pH (derajat keasaman dan kebasaan) medium fluida ditentukan dan
disesuaikan (dengan penambahan larutan basa atau asam) dengan nilai
optimum bagi pertumbuhan bakteri yang akan dikultivasi. pH ditentukan
dengan menggunakan indikator pH.
3. Medium tersebut dituang kedalam wadah yang sesuai seperti tabung, labu,
atau botol dan ditutup dengan sumbat kapas atau tutup plastik atau logam
sebelum disterilisasi.
4. Medium itu disterilkan, biasanya dengan menggunakan autoklaf; proses ini
menggunakan panas dibawah tekanan uap.

Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat media pertumbuhan mikroba adalah


sebagai berikut:
1. Bahan Dasar
a. Air (H2O) sebagai pelarut
b. Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit
didegradasi oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu
45oC.
c. Gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah
polimer asam amino yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya
adalah lebih banyak jenis mikroba yang mampu menguraikannya
dibanding agar.
d. Silica gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga
sebagai pemadat media. Silica gel khusus digunakan untuk memadatkan
media bagi mikroorganisme autotrof obligat.
2. Nutrisi atau Zat Makanan
Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme
sel yaitu berupa unsur makro seperti C, H, O, N, P; unsur mikro seperti Fe,
Mg dan unsur pelikan/trace element.
a. Sumber karbon, Molekul organik umumnya mengandung karbon sebagai
tulang punggungnya seperti karbohidrat, lemak, protein yang terdapat
pada pepton, glukosa, dll. Bahan organik inilah yang menjadi sumber
karbon utama untuk mikroorganisme heterotrof yang umum dikultivasi.
b. Sumber nitrogen, Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau
senyawa bernitrogen lain yang terkandung pada peptone, meat extract,
atau tryptose. Sejumlah mikroba juga dapat menggunakan sumber N
anorganik seperti urea.
c. Sumber oksigen, Untuk mikroorganisme heterotrof yang dikulturkan pada
cawan, sebagian besar oksigen didapatkan langsung dari udara sedangkan
mikroorganisme yang dikultur pada media cair sumber oksigen berasal
dari oksigen yang terlarut air. Oleh karena itu aerasi pada kultur cair dapat
meningkatkan pasokan oksigen kepada mikroorganisme.
d. Sumber fosfat, Sumber fosfat organik seperti beberapa protein, kofaktor
atau ATP yang dapat dijumpai pada bahan yeast extract atau pepton.
Namun hampir semua mikroorganisme dapat memanfaatkan fosfat
anorganik yang ditambahkan langsung pada media sepertipotassium
phosphate, sodium phosphate dll. (Prescott & Harley, 2002:98).
e. Sumber unsur sekelumit (mikronutrient/trace element). Pada lingkup
media pada cawan petri, unsur mikronutrien (Zn, peralatan gelas. Fungsi
mikronutrien ini umumnya menjadi bagian dari enzim atau kofaktor untuk
menjadi katalis reaksi atau menjaga struktur protein. Oleh karena itu
pembuktian kebutuhan unsur mikronutrien sangat sulit dilakukan dalam
skala laboratorium karena setiap jenis mikroorganisme membutuhkannya
dalam jumlah yang sangat sedikit (Prescott & Harley, 2002:96).
3. Bahan Tambahan
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan
tujuan tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa) ditambahkan untuk
indikator perubahan pH akibat produksi asam organik hasil metabolisme.
Antibiotik ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan mikroba
nontarget/kontaminan.
4. Bahan yang Sering Digunakan dalam Pembuatan Media
a. Agar, Agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk
dan terbuat dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai
pemadat (gelling) yang pertama kali digunakan oleh Fraw & Walther
Hesse untuk membuat media. Jika dicampur dengan air dingin, agar tidak
akan larut. Untuk melarutkannya harus diasuk dan dipanasi, pencairan dan
pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapat
menurunkan kekuatan agar, terutama pada pH yang asam.
b. Peptone, Peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati
seperti otot, liver, darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin dan kedelai.
Komposisinya tergantung pada bahan asalnya dan bagaimana cara
memperolehnya.
c. Meat extract, Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak,
limpa, plasenta dan daging sapi.
d. Yeast extract, Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau
pembuat alcohol. Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap &
vitamin (B complex).
e. Karbohidrat, Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan
asam amino dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya
digunkan dalam amilum, glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol,
dll. Konsentrasi yang ditambahkan untuk analisis fermentasi adalah 0,5-
1%.
III. PENUTUP

III.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai pertambahan jumlah atau volume


serta ukuran sel. Terdapat 4 fase pertumbuhan mikroorganisme yaitu Fase
lag/adaptasi, fase log/pertumbuhan ekspotensial, fase stationer dan fase
kematian.
2. Media berfungsi sebagai tempat tinggal, sumber makanan, dan penyedia
nutrisi bagi mikroorganisme yang akan dibiakan pada media, selain itu
media juga berfungsi untuk membiakkan, mengasingkan, mengirimkan
dan meyimpan mikroorganisme dalam waktu yang lama di laboratorium.
3. Medium yang digunakan tergantung pada kebutuhan. Untuk dapat tumbuh
dengan baik diperlukan nutrient yang meliputi air, mineral, sumber
karbon, sumber nitrogen, dan lain-lain. Selain itu juga dipengaruhi oleh
pH. Pada umumnya mikroorganisme dapat tumbuh dengan baik pada pH
7.

III.2. Saran

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua terutama mahasiswa
dan pembaca. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari pembaca sangat diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Brooks, dkk., 2010, Mikrobiologi Kedokteran Edisi 2, Penerbit buku Kedokteran


EGC, Jakarta

Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.

Hadioetomo, R.S. 2005. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek.PT Gramedia. Jakarta.

Hardiotemo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta : Gramedia.

Hidayat, Yusuf. Teknik Pembuatan Kultur Media Bakteri. Balai penelitian.

Suriawiria. 2005. Mikrobiologi Dasar. Jakarta : Dapas Sinar Sinanti.

Volk &Wheeler. 2001. Mikrobiologi Dasar jilid 1. Erlangga. Jakarta.

http://blogger-ulin.blogspot.com/2013/10/media-pertumbuhan-analis-
kesehatan.html
www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CBsQFjAA&url=http%3A
%2F%2Fangrimadrid.blogspot.com%2F2013%2F11%2Fmakalah-
media.html&ei=QBg-VIGWHpC8uATzj4GgAg&usg=AFQjCNEQ2viY-
KSw0H0I0_yMzOp5jIWjhw&bvm=bv.77412846,d.c2E

Anda mungkin juga menyukai