Oleh:
HELVINA ANDINI
M1A118084
KEHUTANAN B
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Di alam ini, ada begitu banyak vegetasi yang tumbuh. Dinamika alam
yang ada adalah suatu kenyataan yang tidak dapat diingkari. Segala sesuatu yang
sekarang ada sebenarnya hanyalah merupakan suatu stadium dari deretan proses
perubahan yang tidak pernah ada akhirnya. Keadaan keseimbangan yang
tampaknya begitu mantap, hanyalah bersifat relatif karena keadaan itu segera akan
berubah jika salah satu dari komponennya mengalami perubahan.
1.2.Tujuan
1.3.Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Suksesi
2.1. Pengertian Suksesi
Secara singkat, suksesi dapat diartikan sebagai perubahan dalam suatu komunitas
yang berlangsung menuju ke suatu pembentukan komunitas secara teratur
(Tim Dosen Ekologi Tumbuhan, 2011).
2.2. Macam-macam Suksesi
Berdasarkan kondisi habitat pada awal suksesi, dapat dibedakan dua macam
suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
Suksesi primer ini diawali tumbuhnya tumbuhan pionir, biasanya berupa lumut
kerak. Lumut kerak mampu melapukkan batuan menjadi tanah sederhana. Lumut
kerak yang mati akan diuraikan oleh pengurai menjadi zat anorganik. Zat
anorganik ini memperkaya nutrien pada tanah sederhana sehingga terbentuk tanah
yang lebih kompleks. Benih yang jatuh pada tempat tersebut akan tumbuh subur.
Setelah itu. akan tumbuh rumput, semak, perdu, dan pepohonan. Bersamaan
dengan itu pula hewan mulai memasuki komunitas yang haru terbentuk. Hal ini
dapat terjadi karena suksesi komunitas tumbuhan biasanya selalu diikuti dengan
suksesi komunitas hewan. Secara langsung atau tidak langsung. Hal ini karena
sumber makanan hewan berupa tumbuhan sehingga keberadaan hewan pada suatu
wilayah komunitas tumbuhan akan senantiasa menyesuaikan diri dengan jenis
tumbuhan yang ada. Akhirnya terbentuklah komunitas klimaks atau ekosistem
seimbang yang tahan terhadap perubahan (bersifat homeostatis).Salah satu contoh
suksesi primer yaitu peristiwa meletusnya gunung Krakatau. Setelah letusan itu,
bagian pulau yang tersisa tertutup oleh batu apung dan abu sampai kedalaman rata
– rata 30 m.
1. Fase Permulaan
2. Fase Awal/Muda
Kurang dari satu tahun, tumbuhan herba dan semak-semak digantikan oleh
jenis-jenis pohon pionir awal yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
pertumbuhan tinggi yang cepat, kerapatan kayu yang rendah, pertumbuhan cabang
sedikit, daun-daun berukuran besar yang sederhana, relatif muda/cepat mulai
berbunga, memproduksi banyak benih-benih dorman ukuran kecil yang
disebarkan oleh burung-burung, tikus atau angin, masa hidup yang pendek (7- 25
tahun), berkecambah pada intensitas cahaya tinggi, dan daerah penyebaran yang
luas. Kebutuhan cahaya yang tinggi menyebabkan bahwa tingkat kematian pohon-
pohon pionir awal pada fase ini sangat tinggi, dan pohon-pohon tumbuh dengan
umur yang kurang lebih sama. Walaupun tegakan yang tumbuh didominasi oleh
jenis-jenis pionir, namun pada tegakan tersebut juga dijumpai beberapa jenis
pohon dari fase yang berikutnya, yang akan tetapi segera digantikan/ditutupi oleh
pionir-pionir awal yang cepat tumbuh.
REPORT THIS AD
3. Fase Dewasa
4. Fase klimaks
Pionir-pionir akhir mati satu per satu setelah sekitar 100 tahun
(Liebermann & Liebermann 1987) dan berangsur-angsur digantikan oleh jenis-
jenis tahan naungan yang telah tumbuh dibawah tajuk pionir-pionir akhir. Jenis-
jenis ini adalah jenis-jenis pohon klimaks dari hutan primer, yang dapat
menunjukkan ciri-ciri yang berbeda. Termasuk dalam jenis-jenis ini adalah jenis-
jenis kayu tropik komersil yang bernilai tinggi dan banyak jenis lainnya yang
tidak (belum) memiliki nilai komersil.
Suksesi standar yang dijelaskan di atas adalah suatu contoh gambaran yang
sangat skematis dari proses-proses suksesi yang sangat kompleks dan beragam.
Walaupun kebanyakan suksesi mengikuti pola seperti yang dijelaskan di atas,
pada kenyataannya di alam beberapa tahap suksesi sering terlampaui, atau
berbagai proses suksesi muncul secara bersamaan dalam susunan seperti mosaik.
Suatu situasi khusus terjadi, bila permudaan dari jenis pohon klimaks tetap hidup
atau terdapat di seluruh areal setelah atau walaupun terjadi gangguan yang
menyebabkan penggundulan hutan tersebut. Dalam hal ini, seluruh fase suksesi
akan dilalui oleh komunitas tumbuhan tersebut, dan sebagai akibatnya yang terjadi
hanyalah perubahan struktur hutan.
B. Suksesi Vegetasi Pada Lokasi Paska Tambang
5.1. Kesimpulan
Suksesi yang kami lakukan ini merupakan jenis suksesi sekunder. Karena
telah ditemukan adanya kehidupan sebelumnya, yaitu berupa rumput-rumput liar,
yang kemudian dibersihkan dengan cara dicangkul sampai bersih hingga akar-
akarnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi dari tahap awal, tetapi tidak dari
komunitas pioner. Yaitu ada fase permulaan, fase awal, fase muda, dan diakhiri
dengan fase klimaks yang ditandai dengan matinya tanaman secara terus-menerus.
5.2. Saran
Semoga dengan dibuat nya makalah ini dapat menambah wawasan dan
referensi bagi para pembaca, tak lupa juga penulis meminta maaf apabila terjadi
kesalahan dalam penulisan makalah ini, dan juga penulis mengharap kan ada nya
kritik dan saran agar makalah ini dapat dikatakan sempurna.
DAFTAR PUSTAKA