“SUKSESI”
(Disusun dalam menyelesaikan tugas ekologi yang diampuh
Oleh:
JURUSAN BIOLOGI
PENDIDIKAN BIOLOGI
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Kami pajatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas selesainya
makalah yang berjudul “Suksesi”.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI………………………………………....…………..………....………..ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertia dan Konsep Suksesi.....................................................................3
2.2 Mekanisme suksesi .................................................................................4
2.3 Tipe-Tipe Suksesi..................................................................................5
3.1 Kesimpulan…………...….…………………………..…………..............12
3.2 Saran…………...……………………………………………..….........…12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULIAN
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Tumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang
terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk
komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula. Dengan perkataan lain.
suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak seimbang menuju
ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi lingkungan fisik dalam
komunitas atau ekosistem.
1. Sere
Seluruh seri komunitas yang terbentuk pada keadaan atau waktu tertentu
2. Suksesi
Suatu seri perubahan berurutan dan bertahap dari komunitas pada suatu
wilayah ekosistem tertentu
3. Klimaks
3
Suatu keadaan seimbang-dinamis dari populasi yang menentukan
dalam perjalanan suksesi ekologis yang optimum.
4
gradien sifat tanah. Bahan organik tanah bervariasi pada bagian tengah hutan dan
pada bagian tepi hutan. Penutupan vegetasi umumnya berpengaruh pada
perbaikan temperatur, cahaya dan evaporasi. Oleh karena itu, transpirasi hutan
akan cenderung menciptakan kelembapan internal yang tinggi, kehilangan air dari
organisme yang ada dihutan mungkin akan berkurang. Temperatur udara akan
lebih rendah dalam tegakan suksesi yang lebih tua.
Berdasarkan kondisi habitat pada awal suksesi, dapat dibedakan dua macam
suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
a. Suksesi Primer
Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan yang
mengakibatkan komunitas awal hilang secara total sehingga terbentuk habitat baru.
Gangguan tersebut dapat terjadi secara alami maupun oleh campur tangan
manusia. Gangguan secara alami dapat berupa tanah longsor, letusan gunung
berapi, dan endapan lumpur di muara sungai. Gangguan oleh campur tangan
manusia dapat berupa kegiatan penambangan (batu bara, timah, dan minyak
bumi). Terdapat beberapa ciri-ciri dari suksesi Primer, antara lain :
a. Berkembang pada sustrat baru
b. Terbentuk vegetasi baru
c. Ekosistem awal habis total
5
tumbuh rumput, semak, perdu, dan pepohonan. Bersamaan dengan itu pula hewan
mulai memasuki komunitas yang baru terbentuk.
6
Suksesi primer pada Pulau Anak Krakatau
b. Suksesi sekunder
Suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak
bersifat merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat
kehidupan atau substrat seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi
dari tahap awal, tetapi tidak dari komunitas pionir.
Gangguan yang menyebabkan terjadinya suksesi sekunder dapat berasal dari
peristiwa alami atau akibat kegiatan manusia. Gangguan alami misalnya
angin topan, erosi, banjir, kebakaran, pohon besar yang tumbang, aktivitas
vulkanik, dan kekeringan hutan. Gangguan yang disebabkan oleh kegiatan
manusia contohnya adalah pembukaan areal hutan.
Proses suksesi sangat terkait dengan faktor lingkungan, seperti letak lintang,
iklim, dan tanah. Lingkungan sangat menentukan pembentukkan struktur
komunitas klimaks. Misalnya, jika proses suksesi berlangsung di daerah beriklim
kering, maka proses tersebut akan terhenti (klimaks) pada tahap komunitas
rumput, jika berlangsung di daerah beriklim dingin dan basah, maka proses
suksesi akan terhenti pada komunitas (hutan) conifer, serta jika berlangsung di
daerah beriklim hangat dan basah, maka kegiatan yang sama akan terhenti pada
hutan hujan tropis.
7
Suksesi sekunder karena penebangan hutan
a. Suksesi Primer
8
perintis itu mulai mengadakan pelapukan pada daerah permukaan lahan, sehingga
terbentuk tanah sederhana. Bila tumbuhan perintis mati maka akan mengundang
datangnya pengurai. Zat yang terbentuk karna aktivitas penguraian bercampur
dengan hasil pelapukan lahan membentuk tanah yang lebih kompleks susunannya.
Dengan adanya tanah ini, biji yang datang dari luar daerah dapat tumbuh dengan
subur. Kemudian rumput yang tahan kekeringan tumbuh. Bersamaan dengan itu
tumbuhan herba pun tumbuh menggantikan tanaman pioner dengan menaunginya.
Kondisi demikian tidak menjadikan pioner subur tapi sebaliknya.
Sementara itu, rumput dan belukar dengan akarnya yang kuat terus
mengadakan pelapukan lahan. Bagian tumbuhan yang mati diuraikan oleh jamur
sehingga keadaan tanah menjadi lebih tebal. Kemudian semak tumbuh.
Tumbuhan semak menaungi rumput dan belukar maka terjadilah kompetisi. Lama
kelamaan semak menjadi dominan kemudian pohon mendesak tumbuhan belukar
sehingga terbentuklah hutan. Saat itulah ekosistem disebut mencapai
kesetimbangan atau dikatakan ekosistem mencapai klimaks, yakni perubahan
yang terjadi sangat kecil sehingga tidak banyak mengubah ekosistem itu.
b. Suksesi Sekunder
Apabila dalam suatu ekosistem alami mengalami gangguan, baik secara alami
ataupun buatan (karena manusia), dan gangguan tersebut tidak merusak total
tempat tumbuh organisme yang ada sehingga dalam ekosistem tersebut substrat
lama dan kehidupan lama masih ada. Contohnya, gangguan alami misalnya banjir,
gelombang taut, kebakaran, angin kencang, dan gangguan buatan seperti
penebangan hutan dan pembakaran padang rumput dengan sengaja. Contoh
komunitas yang menimbulkan suksesi di Indonesia antara lain tegalan-tegalan,
padang alang-alang, belukar bekas ladang, dan kebun karet yang ditinggalkan tak
terurus.
9
Kebakaran sering kali terjadi seiring dengan datangnya musim kering atau
yang dikenal juga dengan musim kemarau. Kebakaran dapat ditimbulkan oleh
beberapa faktor baik yang disebabakan oleh kesalahan manusia maupun faktor
kondisi alam, kebakaran yang terjadi karena gejala alam sering terjadi di musim
kemarau dengan suhu panas yang tinggi memudahkan bahan organik kering
mudah terbakar jika tersulut dengan api, bencana kebakaran pun lebih banyak
menimbulkan dampak negatif terhadap kondisi setelahnya dan bahkan
menimbulkan kerugian material. Kebakaran tidak hanya terjadi di pemukinaan
masyarakat, kebakaran hutan juga sering kali terjadi di sebagian wilayah
Indonesia, bencana ini dapat melenyapkan ekosistem didalamnya. Tidak hanya
hilangnya vegetasi hutan, kerusakan habitat satwa dan sumber pakannnya juga
mengakibatkan mereka harus bergerak ke habitat lain. Proses suksesi akan terjadi
bertahun-tahun untuk mengembalikankondisi hutan dengan tumbuh jenis-jenis
yang toleran terhadap cahaya.
10
suksesi progresif. Suksesi retrogresif menuju keararah yang berlawanan menjadi
sederhana dan dapat menuju kearah habitat basah atau habitat kering. Misalnya
penggembalan besar-besaran terhadap kawasan menjadikan komunitas menjadi
sederhana.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Suksesi adalah suatu proses perubahan yang disebabkan oleh gangguan dalam
komunitas.
Konsep dalam suksesi yaitu Sere (Seluruh seri komunitas yang terbentuk pada
keadaan atau waktu tertentu), Suksesi (Suatu seri perubahan berurutan dan bertahap
dari komunitas pada suatu wilayah ekosistem tertentu), Klimaks (Suatu keadaan
seimbang-dinamis dari populasi yang menentukan dalam perjalanan suksesi ekologis
yang optimum).
Mekanisme pada suksesi terbagia atas tiga yaitu kolonisasi, modifikasi tempat,
dan variabilitas ruang.
Berdasarkan kondisi habitat pada awal suksesi, dapat dibedakan dua macam
suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder
3.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Cambpell, Neil A. 1999. Biologi edisi ke lima jilid tiga. Jakarta : Erlangga