Anda di halaman 1dari 16

Makalah

“SUKSESI”
(Disusun dalam menyelesaikan tugas ekologi yang diampuh

oleh ibu Dr. Marini Susanti Hamidun, S.Si, M.Si)

Oleh:

HAMNAWATI TOMPULE (431419014)

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

PENDIDIKAN BIOLOGI

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kami pajatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas selesainya
makalah yang berjudul “Suksesi”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah memberikan


tugas makalah ini, sehingga dari makalah ini Kami belajar banyak hal dan ilmu
pengetahuan baru.

Semoga dengan makalah ini dapat menambah pengetahuan lebih mendalam


mengenai ekosistem. Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.

Gorontalo, 19 November, 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI………………………………………....…………..………....………..ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………….............……1


1.2 Rumusan Masalah……………………………………….....………...…...2
1.3 Tujuan…………………………………………………..……...………….2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertia dan Konsep Suksesi.....................................................................3
2.2 Mekanisme suksesi .................................................................................4
2.3 Tipe-Tipe Suksesi..................................................................................5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………...….…………………………..…………..............12
3.2 Saran…………...……………………………………………..….........…12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULIAN
1.1 Latar Belakang

Ekologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan


makluk hidup dan lingkungannya. Bumi memiliki banyak sekali jenis-jenis mahkluk
hidup, mulai dari tumbuhan dan binatang yang sangat kompleks hingga organisme
yang sederhana seperti jamur, amuba dan bakteri. Meskipun demikian semua
mahkluk hidup tanpa kecuali, tidak bisa hidup sendirian. Masing-masing tergantung
pada mahkluk hidup yang lain ataupun benda mati di sekelilinganya.
Komposisi spesies dalam komunitas akan bervariasi sepanjang waktu
dibeberapa spesies keimpahannya menurun, sedangkan yang lain meningkat.
Beberapa perubahan mungkin hanya merupakan fluktuasi lokal yang kecil sifatnya,
sehingga tidak memberikan arti yag penting. Perubahan lainnya mungkin sangat besar
atau kuat sehingga mempenngaruhi sistem secara keseluruhan. Proses perubahan
dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah secara tertatur disebut
dengan suksesi, dan suksesijuga bisa diartikansebagai perubahan yang langsung
dalam komposisi komunitas dan asosiasi biologis serta sifat-sifat ekosistem.
Kajian perubahan ekosistem dan stabilitasnya memerlukan perhatian yang
tidak sedehana, ini meliputi aspek-aspek yang sangat luas seperti siklus materi atau
nutrisi, produktivtas, konsep energi, kaitannya dengan masalah pertanian dan juga
dengan masalah konservasi. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau
ekosistem yang disebut dengan klimaks. Dalam kondisi ini sering dikatakan bahwa
sebuah ekosistem dalam kondisi meostasis, sebuah kondisi dimana ekosistem dapat
mempertahankan kestabilan internalnya sebagai respon yang koordinasi dari
komponen penyusun sub-sub sistem terhadap tiap rangsangan yang cenderung
mengganggu kondisi normal komunitas.

1
1.2 Tumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu :

1. Bagaimana pengertian dan konsep suksesi


2. Bagaimana mekanisme suksesi
3. Apa saja tipe-tipe suksesi

1.3 Tujuan

1. Mendeskripsikan pengertian dan konsep suksesi


2. Mendeskripsikan mekanisme suksesi
3. Mendeskripsikan tipe-tipe suksesi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Konsep Suksesi

Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang
terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk
komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula. Dengan perkataan lain.
suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak seimbang menuju
ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi lingkungan fisik dalam
komunitas atau ekosistem. 

Menurut Campbell (1999) suksesi adalah suatu proses perubahan yang


disebabkan oleh gangguan dalam komunitas. Suksesi melibatkan perubahan
komposisi spesies suatu komunitas sepanjang waktu ekologis.

Pengertian suksesi adalah proses perubahan ekosistem dalam kurun waktu


tertentu menuju ke arah lingkungan yang lebih teratur dan stabil. Proses suksesi akan
berakhir apabila lingkungan tersebut telah mencapai keadaan yang stabil atau telah
mencapai klimaks. Ekosistem yang klimaks dapat dikatakan telah memiliki
homeostatis, sehingga mampu mempertahankan kestabilan internalnya.

Konsep suksesi yaitu:

1. Sere
Seluruh seri komunitas yang terbentuk pada keadaan atau waktu tertentu
2. Suksesi
Suatu seri perubahan berurutan dan bertahap dari komunitas pada suatu
wilayah ekosistem tertentu
3. Klimaks

3
Suatu keadaan seimbang-dinamis dari populasi yang menentukan
dalam perjalanan suksesi ekologis yang optimum.

Pada prinsipnya semua bentuk ekosistem akan mengalami perubahan baik


struktur maupun fungsinya dalam perjalanan waktu.Beberapa perubahan mungkin
hanya merupakan fluktuasi local kecil sifatnya,sehingga tidak memberikan arti yang
penting.Perubahan lainnya mungkin sangat besar atau kuat sehingga mempengaruhi
system secara keseluruhan.

2.2 Mekanisme Suksesi.


Mekanisme suksesi dapat terjadi melalui beberapa tahap, yaitu sebagai berikut :
1.  Kolonisasi
Tahap awal dari suksesi adalah kolonisasi, selama tahap tersebut habitat yang
kosong dipenuhi oleh oragisme–organisme. Kolonisasi ini memerlukan :
a. Organisme tersebut sampai dilokasi
b. Organisme tersebut menjadi mantap disana. Kemampuan organisme untuk
sampai pada suatu tempat tergantung pada kemampuan dispersal individu
tersebut dan isolasi yang ada pada daerah tersebut.
2. Modifikasi Tempat
Dari tahap kolonisasi, organisme–organisme yang berdiam di daerah itu akan
mengubah sifat–sifat tempat tersebut. Koloni awal dari suksesi primer pada
daerah terestial biasanya adalah mikroorganisme–mikroorganisme tanah seperti
misalnya lichenes (lumut kerak) yang memperbanyak koloni permulaan dari
bebatuan vulkanik. Organisme ini akan mempengaruhi sifat–sifat batuan yang
didiami.
3.  Variabilitas Ruang
Tahap berikutnya yaitu modifikasi ruang merupakan peningkatan variablitas
ruang (spasial) habitat. Contohnya Dryas drummndii adalah tanaman pembentuk
hutan yang terpenting pada suksesi awal di Alaska. Tumbuhan ini menghasilkan

4
gradien sifat tanah. Bahan organik tanah bervariasi pada bagian tengah hutan dan
pada bagian tepi hutan. Penutupan vegetasi umumnya berpengaruh pada
perbaikan temperatur, cahaya dan evaporasi. Oleh karena itu,  transpirasi hutan
akan cenderung menciptakan kelembapan internal yang tinggi, kehilangan air dari
organisme yang ada dihutan mungkin akan berkurang. Temperatur udara akan
lebih rendah dalam tegakan suksesi yang lebih tua.

2.3 Tipe-Tipe Suksesi

Berdasarkan kondisi habitat pada awal suksesi, dapat dibedakan dua macam
suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.

a. Suksesi Primer
Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan yang
mengakibatkan komunitas awal hilang secara total sehingga terbentuk habitat baru.
Gangguan  tersebut  dapat  terjadi  secara alami maupun oleh campur tangan
manusia. Gangguan secara alami dapat berupa tanah longsor, letusan gunung
berapi, dan endapan lumpur di muara sungai. Gangguan oleh campur tangan
manusia dapat berupa  kegiatan penambangan (batu bara, timah, dan minyak
bumi). Terdapat beberapa ciri-ciri dari suksesi Primer, antara lain :
a. Berkembang pada sustrat baru
b. Terbentuk vegetasi baru
c. Ekosistem awal habis total

Suksesi primer ini diawali tumbuhnya tumbuhan pionir, biasanya berupa lumut


kerak. Lumut kerak mampu melapukkan batuan menjadi tanah sederhana. Lumut
kerak yang mati akan diuraikan oleh pengurai menjadi zat anorganik. Zat anorganik
ini memperkaya nutrien pada tanah sederhana sehingga terbentuk tanah yang lebih
kompleks. Benih yang jatuh pada tempat tersebut akan tumbuh subur. Setelah itu, akan

5
tumbuh rumput, semak, perdu, dan pepohonan. Bersamaan dengan itu pula hewan
mulai memasuki komunitas  yang baru terbentuk.

Proses Suksesi Primer

Hal ini dapat terjadi karena suksesi komunitas tumbuhan biasanya selalu


diikuti dengan suksesi komunitas hewan. Secara langsung atau tidak langsung. Hal
ini karena sumber makanan hewan berupa tumbuhan sehingga keberadaan hewan
pada suatu wilayah komunitas tumbuhan akan senantiasa menyesuaikan diri dengan
jenis tumbuhan yang ada. Akhirnya terbentuklah komunitas klimaks atau ekosistem
seimbang yang tahan terhadap perubahan (bersifat homeostatis). Salah satu contoh
suksesi primer yaitu peristiwa meletusnya gunung Krakatau. Setelah letusan itu,
bagian pulau yang tersisa tertutup oleh batu apung dan abu sampai kedalaman rata– rata
30 m. 

6
Suksesi primer pada Pulau Anak Krakatau
b. Suksesi sekunder

Suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak
bersifat merusak total tempat komunitas  tersebut sehingga masih terdapat
kehidupan atau substrat seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi
dari tahap awal, tetapi tidak dari komunitas pionir.
Gangguan yang menyebabkan terjadinya suksesi sekunder dapat berasal dari
peristiwa alami atau akibat kegiatan manusia. Gangguan alami misalnya
angin topan, erosi, banjir, kebakaran, pohon besar yang tumbang, aktivitas
vulkanik, dan kekeringan hutan. Gangguan yang disebabkan oleh kegiatan
manusia contohnya adalah pembukaan areal hutan.
Proses suksesi sangat  terkait dengan faktor lingkungan, seperti letak lintang,
iklim, dan  tanah. Lingkungan sangat menentukan pembentukkan struktur
komunitas klimaks. Misalnya, jika proses  suksesi berlangsung di daerah beriklim
kering, maka proses tersebut akan terhenti (klimaks) pada tahap komunitas
rumput, jika berlangsung di daerah beriklim dingin dan basah, maka proses
suksesi akan terhenti pada komunitas (hutan) conifer, serta jika berlangsung di
daerah beriklim hangat dan basah, maka kegiatan yang sama akan terhenti pada
hutan hujan tropis.

7
Suksesi sekunder karena penebangan hutan

1. Suksesi primer dan sekunder


Pada Suksesi terdapat dua jenis yaitu yang dikenal dengan suksesi primer dan
suksesi sekunder, yang membedakan antara suksesi primter dan suksesi sekunder
terletak pada kondisi habitat pada awal proses suksesi terjadi, dibawah ini
penjelasan mengenai suksesi primer dan suksesi sekunder :

a. Suksesi Primer

Suksesi primer terjadi ketika komunitas awal terganggu dan mengakibatkan


hilangnya komunitas awal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal
tersebut akan terbentuk substrat dan habitat baru.
1. Gangguan ini dapat terjadi secara alami, misalnya tanah longsor, letusan
gunung berapi, endapan Lumpur yang baru di muara sungai, dan endapan
pasir di pantai.
2. Gangguan dapat pula karena perbuatan manusia misalnya penambangan
timah, batubara, dan minyak bumi.

Contoh yang terdapat di Indonesia adalah terbentuknya suksesi di Gunung


Krakatau yang pernah meletus pada tahun 1883. Di daerah bekas letusan gunung
Krakatau mula-mula muncul pioner berupa lumut kerak (liken) serta tumbuhan
lumut yang tahan terhadap penyinaran matahari dan kekeringan. Tumbuhan

8
perintis itu mulai mengadakan pelapukan pada daerah permukaan lahan, sehingga
terbentuk tanah sederhana. Bila tumbuhan perintis mati maka akan mengundang
datangnya pengurai. Zat yang terbentuk karna aktivitas penguraian bercampur
dengan hasil pelapukan lahan membentuk tanah yang lebih kompleks susunannya.
Dengan adanya tanah ini, biji yang datang dari luar daerah dapat tumbuh dengan
subur. Kemudian rumput yang tahan kekeringan tumbuh. Bersamaan dengan itu
tumbuhan herba pun tumbuh menggantikan tanaman pioner dengan menaunginya.
Kondisi demikian tidak menjadikan pioner subur tapi sebaliknya.
Sementara itu, rumput dan belukar dengan akarnya yang kuat terus
mengadakan pelapukan lahan. Bagian tumbuhan yang mati diuraikan oleh jamur
sehingga keadaan tanah menjadi lebih tebal. Kemudian semak tumbuh.
Tumbuhan semak menaungi rumput dan belukar maka terjadilah kompetisi. Lama
kelamaan semak menjadi dominan kemudian pohon mendesak tumbuhan belukar
sehingga terbentuklah hutan. Saat itulah ekosistem disebut mencapai
kesetimbangan atau dikatakan ekosistem mencapai klimaks, yakni perubahan
yang terjadi sangat kecil sehingga tidak banyak mengubah ekosistem itu. 

b. Suksesi Sekunder
Apabila dalam suatu ekosistem alami mengalami gangguan, baik secara alami
ataupun buatan (karena manusia), dan gangguan tersebut tidak merusak total
tempat tumbuh organisme yang ada sehingga dalam ekosistem tersebut substrat
lama dan kehidupan lama masih ada. Contohnya, gangguan alami misalnya banjir,
gelombang taut, kebakaran, angin kencang, dan gangguan buatan seperti
penebangan hutan dan pembakaran padang rumput dengan sengaja. Contoh
komunitas yang menimbulkan suksesi di Indonesia antara lain tegalan-tegalan,
padang alang-alang, belukar bekas ladang, dan kebun karet yang ditinggalkan tak
terurus.

9
Kebakaran sering kali terjadi seiring dengan datangnya musim kering atau
yang dikenal juga dengan musim kemarau. Kebakaran dapat ditimbulkan oleh
beberapa faktor baik yang disebabakan oleh kesalahan manusia maupun faktor
kondisi alam, kebakaran yang terjadi karena gejala alam sering terjadi di musim
kemarau dengan suhu panas yang tinggi memudahkan bahan organik kering
mudah terbakar jika tersulut dengan api, bencana kebakaran pun lebih banyak
menimbulkan dampak negatif terhadap kondisi setelahnya dan bahkan
menimbulkan kerugian material. Kebakaran tidak hanya terjadi di pemukinaan
masyarakat, kebakaran hutan juga sering kali terjadi di sebagian wilayah
Indonesia, bencana ini dapat melenyapkan ekosistem didalamnya. Tidak hanya
hilangnya vegetasi hutan, kerusakan habitat satwa dan sumber pakannnya juga
mengakibatkan mereka harus bergerak ke habitat lain. Proses suksesi akan terjadi
bertahun-tahun untuk mengembalikankondisi hutan dengan tumbuh jenis-jenis
yang toleran terhadap cahaya.

2. Suksesi Autogenik dan Allogenik


Kekuatan yang ada dalam suksesi adalah pengaruh tumbuhan terhadap
habitat. Tumbuhan dapat menaungi tumbuhan di bawahnya, menambah serasah
menyebabkan fruktuasi tempartur, meningkatkan kelembapan, dan akarnya
mengubah struktur dan kimia tanah. Modifikasi ini dapat mempengaruhi anakan
yang tidak teadaptasi terhadap teduh kalah dalam kompetisi. Dalam kondisi
seperti ini spesies lain akan mendominasi kawasan itu.suksesi yang terjadi seperti
ini oleh Tanslay (1935) disebut suksesi autogenik (biotik). Di pihak lain, suksesi
allogenik disebabkan oleh perubahan lingkungan. Perubahan pantai dapat
memukinkan terjadinya invasi spesies lain. Ini sebagai awal dari suksesi
allogenik.
3.  Suksesi Progresif dan Retrogresif
Suksesi sering menujun arah komunitas yang lebih besar dan kompleks dan
biomasa yang meningkat serta habitat menjadi lembab. Suksesi tipe ini disebut

10
suksesi progresif. Suksesi retrogresif menuju keararah yang berlawanan menjadi
sederhana dan dapat menuju kearah habitat basah atau habitat kering. Misalnya
penggembalan besar-besaran terhadap kawasan menjadikan komunitas menjadi
sederhana.

4.  Suksesi Siklik dan Terarah


Suksesi terarah yang ditandai dengan akumulasi perubahan yang mengarah
pada perubahan besar komunitas. Namun di komunitas klimaks sekalipun akan
terjadi perubahan, namun bersifat suksesi siklik pada skala lokal. Ini nterjadi
karena lama hidup tumbuhan penutup adalah tertentu, dan tidak adanya tumbuhan
penutup akan membuka kemungkinan terjadinya invasi tumbuhan lain pada
komunitas klimaks anakan tumbuhan penutup teradaptasi secara baik dibawah
induknya dan bila induknya mati, mereka akan menggantikan iduknya. Dalam hal
ini akan terjadi suksesi siklik.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Suksesi adalah suatu proses perubahan yang disebabkan oleh gangguan dalam
komunitas.
Konsep dalam suksesi yaitu Sere (Seluruh seri komunitas yang terbentuk pada
keadaan atau waktu tertentu), Suksesi (Suatu seri perubahan berurutan dan bertahap
dari komunitas pada suatu wilayah ekosistem tertentu), Klimaks (Suatu keadaan
seimbang-dinamis dari populasi yang menentukan dalam perjalanan suksesi ekologis
yang optimum).
Mekanisme pada suksesi terbagia atas tiga yaitu kolonisasi, modifikasi tempat,
dan  variabilitas ruang.
Berdasarkan kondisi habitat pada awal suksesi, dapat dibedakan dua macam
suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder

3.2 Saran

Makalah yang membahas tentang Suksesi ini, diharapkan dapat bermanfaat


bagi pembaca, serta menjadi acuan dan pedoman bagi pembaca yang ingin membuat
makalah-makalah selanjutnya dan dapat menambah wawasan pembaca dengan apa
yang disajikan dalam makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Diah Dkk. 2006. Biologi 1. Jakarta: Erlangga.

Cambpell, Neil A. 1999. Biologi edisi ke lima jilid tiga. Jakarta : Erlangga

Subroto,  Trisno Hadi.1990. Ekologi Dasar. Bandung: Institut Teknologi Bandung

Susilo, Didik. 2012. Ekosistem dan Suksesi Ekologi. Jakarta : Erlangga

Syafei, Surasana Eden. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung. Institut


Teknologi Bandung

Anda mungkin juga menyukai