Disusun oleh :
Nama anggota kelompok :
1. Nila Candra Sari Dewi (01)
2. Putri Yuhdia Agustina (20)
3. Renni Ratnasari (27)
4. Rizqina Lestari Bokings (31)
Pada makalah ini penulis akan membuat makalah yang membahas tentang
"Ekosistem Suksesi". Penulis mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca semua, terutama bagi penulis.
akhir kata semoga makalah yang penulis buat ini dapat bermanfaat untuk
pembaca sekalian.
Penulis
D A F TA R I S I
Kata Pengantar .i
Daftar Isi ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB 2 PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan .
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam suksesi dikenal suksesi primer dan suksesi sekunder. Perbedaan antara
dua macam suksesi ini terletak pada kondisi habitat pada awal proses suksesi
terjadi.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang dapat
kami susun adalah sebagai berikut:
PEMBAHASAN
Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur
yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga
terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula. Dengan
perkataan lain suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak
seimbang menuju ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai akibat
modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem.
1. Iklim
Tumbuhan tidak akan dapat tumbuh teratur dengan adanya variasi yang lebar
dalam waktu yang lama. Fluktuasi keadaan iklim kadang-kadang membawa
akibat rusaknya vegetasi baik sebagian maupun seluruhnya. Dan akhirnya suatu
tempat yang baru (kosong) berkembang menjadi lebih baik (daya adaptasinya
besar) dan mengubah kondisi iklim. Kekeringan, hujan salju/air dan kilat
seringkali membawa keadaan yang tidak menguntungkan pada vegetasi.
2. Topografi
a. Erosi
Erosi dapat terjadi karena angin, air dan hujan. Dalam proses erosi tanah
menjadi kosong kemudian terjadi penyebaran biji oleh angin (migrasi) dan
akhirnya proses suksesi dimulai.
b. Pengendapan (denudasi)
3. Biotik
Para ahli ekologi menentukan dua macam suksesi, yaitu suksesi primer dan
suksesi sekunder.
Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas asal terganggu secara total sehingga
kemudian membentuk komunitas baru. Komunitas tersebut terdiri atas jenis
makhluk hidup yang berbeda dengan jenis makhluk hidup komunitas asal.
Gangguan yang dialami komunitas tersebut dapat terjadi secara alami maupun
oleh campur tangan manusia. Gangguan secara alami dapat berupa tanah
longsor, letusan gunung berapi, dan endapan lumpur di muara sungai.
Gangguan oleh campur tangan manusia dapat berupa kegiatan penambangan
(batu bara, timah, dan minyak bumi).
Proses suksesi primer dapat dimulai pada permukaan lapisan batuan, pasir,
dan perairan tergenang. Permukaan batuan yang telanjang bukanlah tempat
yang nyaman untuk dijadikan tempat tinggal suatu makhluk hidup. Tempat
tersebut dapat mengalami perubahan suhu yang sangat cepat, kurang lembap,
mengandung sedikit nutrient, dan sangat terbuka sehingga suatu makhluk
hidup berpotensi mengalami kerusakan oleh terpaan angin. Meskipun tempat
tersebut sangat tidak nyaman, tetapi ada kelompok makhluk hidup tertentu
yang mampu bertahan hidup. Kelompok makhluk hidup tersebut disebut
kouonitas pionir dan makhluk hidupnya disebut makhluk hidup pionir. Disebut
demikian karena mereka yang pertama kali menghuni suatu tempat. Adapun
yang termasuk makhluk hidup pionir antara lain adalah liken, ganggang,
bakteri, dan jamur. Liken merupakan tumbuhan hasil simbiosis antara ganggang
dan jamur.
Suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak
bersifat merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat
kehidupan / substrat seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi
dari tahap awal, tetapi tidak dari komunitas pionir.
Proses suksesi sangat terkait dengan faktor lingkungan, seperti letak lintang,
iklim, dan tanah. Linkungan sangat menentukan pembentukan struktur
komonitas klimaks. Misalnya, jika proses suksesi berlangsung di daerah beriklim
kering, maka proses tersebut akan terhenti (klimaks) pada tahap komunitas
rumput; jika berlangsung di daerah beriklim dingin dan basa, maka proses
suksesi akan terhenti pada komunitas (hutan) conifer; serta jika berlangsung di
daerah beriklim hangat dan basah, maka kegiatan yang sama akan terhenti
pada hutan hujan tropik.
4. Iklim, terutama arah dan kecepatan angin yang membantu penyebaran biji,
sporam dan benih serta curah hujan.
6. Sifat sifat jenis tumbuhan yang ada di sekitar tempat terjadinya suksesi.
Proses suksesi tidak hanya terjadi di daratan. Proses tersebut juga terjadi di
perairan sehingga dapat membentuk suatu komunitas daratan misalnya di
danau dan rawa. Danau dan rawa yang telah tua akan mengalami
pendangkalan oleh tanah yang terbawa oleh air. Danau yang telah tua ini
disebut eutrofik.
Selain pada tumbuhan, proses suksesi juga terjadi pada makhluk hidup lainnya.
Suksesi pada hewan biasanya terjadi beriringan dengan proses suksesi pada
tumbuhan.
Contohnya: Mangrove
1. Suksesi dimulai dari kondisi lingkungan yang berbeda, tetapi akhirnya punya
klimaks yang sama.
2. Klimaks hanya dapat dicapai dengan kondisi iklim tertentu, sehingga klimaks
dengan iklim itu saling berhubungan. Dan kemudian klimaks ini disebut klimaks
klimatik.
1. Teori monoklimaks
Teori ini dipelopori oleh Clements yang menyatakan bahwa teori klimaks
berkembang dan terjadi hanya satu kali. Hal ini merupakan klimaks klimatik di
suatu wilayah iklim utama.
2. Teori poliklimaks
Klimaks merupakan keadaan komunitas yang stabil dan mandiri sehingga pada
suatu habitat dapat terjadi sejumlah klimaks karena kondisi selain iklim yang
berbeda.
3. Teori informasi
Teori ini dikemukakan oleh Odum dan merupakan teori sebagai jalan tengah
antara teori mooklimaks dan teori poliklimaks.
Ahli-ahli lain seperti Oosting, Henry, mengatakan bahwa teori poliklimaks lebih
praktis. Hal ini disokong oleh Michols, Tansley dan ahli-ahli Rusia.
Smitthusen (1950), Whittaker (1951 - 1953) dan ahli ekologi Amerika yang lain
menyokong konsep poliklimaks dan semuanya percaya karena ada fakta bahwa
tingkatan klimaks dinyatakan oleh lingkungan individu serta komunitas
tanaman dan bukannya oleh iklim setempat.
Di bawah ini adalah tahapan suksesi secara khusus, yaitu sebagai berikut:
1) Fase Permulaan
Kurang dari satu tahun, tumbuhan herba dan semak-semak digantikan oleh
jenis-jenis pohon pionir awal yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
pertumbuhan tinggi yang cepat, kerapatan kayu yang rendah, pertumbuhan
cabang sedikit, daun-daun berukuran besar yang sederhana, relatif
muda/cepat mulai berbunga, memproduksi banyak benih-benih dorman
ukuran kecil yang disebarkan oleh burung-burung, tikus atau angin, masa hidup
yang pendek (7- 25 tahun), berkecambah pada intensitas cahaya tinggi, dan
daerah penyebaran yang luas. Kebutuhan cahaya yang tinggi menyebabkan
bahwa tingkat kematian pohon-pohon pionir awal pada fase ini sangat tinggi,
dan pohon-pohon tumbuh dengan umur yang kurang lebih sama. Walaupun
tegakan yang tumbuh didominasi oleh jenis-jenis pionir, namun pada tegakan
tersebut juga dijumpai beberapa jenis pohon dari fase yang berikutnya, yang
akan tetapi segera digantikan/ditutupi oleh pionir-pionir awal yang cepat
tumbuh.
3) Fase Dewasa
4) Fase klimaks
Pionir-pionir akhir mati satu per satu setelah sekitar 100 tahun dan berangsur-
angsur digantikan oleh jenis-jenis tahan naungan yang telah tumbuh dibawah
tajuk pionir-pionir akhir. Jenis-jenis ini adalah jenis-jenis pohon klimaks dari
hutan primer, yang dapat menunjukkan ciri-ciri yang berbeda. Termasuk dalam
jenis-jenis ini adalah jenis-jenis kayu tropik komersil yang bernilai tinggi dan
banyak jenis lainnya yang tidak (belum) memiliki nilai komersil.
Suksesi standar yang dijelaskan di atas adalah suatu contoh gambaran yang
sangat skematis dari proses-proses suksesi yang sangat kompleks dan beragam.
Walaupun kebanyakan suksesi mengikuti pola seperti yang dijelaskan di atas,
pada kenyataannya di alam beberapa tahap suksesi sering terlampaui, atau
berbagai proses suksesi muncul secara bersamaan dalam susunan seperti
mosaik. Suatu situasi khusus terjadi, bila permudaan dari jenis pohon klimaks
tetap hidup atau terdapat di seluruh areal setelah atau walaupun terjadi
gangguan yang menyebabkan penggundulan hutan tersebut. Dalam hal ini,
seluruh fase suksesi akan dilalui oleh komunitas tumbuhan tersebut, dan
sebagai akibatnya yang terjadi hanyalah perubahan struktur hutan.
BAB III
KESIMPULAN
Faktor penyebab tejadinya suksesi antara lain iklim, topografi dan faktor
biotik.
Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas asal terganggu secara total
sehingga kemudian membentuk komunitas baru.
Kutipan Lainnya
Pengertian Suksesi
Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur
yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga
terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula. Dengan
perkataan lain. suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak
seimbang menuju ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai akibat
modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem.
Berdasarkan kondisi habitat pada awal suksesi, dapat dibedakan dua macam
suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
A. SUKSESI PRIMER
Suksesi primer ini diawali tumbuhnya tumbuhan pionir, biasanya berupa lumut
kerak. Lumut kerak mampu melapukkan batuan menjadi tanah sederhana.
Lumut kerak yang mati akan diuraikan oleh pengurai menjadi zat anorganik. Zat
anorganik ini memperkaya nutrien pada tanah sederhana sehingga terbentuk
tanah yang lebih kompleks. Benih yang jatuh pada tempat tersebut akan
tumbuh subur. Setelah itu. akan tumbuh rumput, semak, perdu, dan
pepohonan. Bersamaan dengan itu pula hewan mulai memasuki komunitas
yang haru terbentuk. Hal ini dapat terjadi karena suksesi komunitas tumbuhan
biasanya selalu diikuti dengan suksesi komunitas hewan. Secara langsung atau
tidak langsung. Hal ini karena sumber makanan hewan berupa tumbuhan
sehingga keberadaan hewan pada suatu wilayah komunitas tumbuhan akan
senantiasa menyesuaikan diri dengan jenis tumbuhan yang ada. Akhirnya
terbentuklah komunitas klimaks atau ekosistem seimbang yang tahan terhadap
perubahan (bersifat homeostatis).Salah satu contoh suksesi primer yaitu
peristiwa meletusnya gunung Krakatau. Setelah letusan itu, bagian pulau yang
tersisa tertutup oleh batu apung dan abu sampai kedalaman rata rata 30 m.
Suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak
bersifat merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat
kehidupan / substrat seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi
dari tahap awal, tetapi tidak dari komunitas pionir.
Proses suksesi sangat terkait dengan faktor linkungan, seperti letak lintang,
iklim, dan tanah. Lingkungan sangat menentukan pembentukkan struktur
komunitas klimaks. Misalnya, jika proses suksesi berlangsung di daerah beriklim
kering, maka proses tersebut akan terhenti (klimaks) pada tahap komunitas
rumput; jika berlangsung di daerah beriklim dingin dan basah, maka proses
suksesi akan terhenti pada komunitas (hutan) conifer, serta jika berlangsung di
daerah beriklim hangat dan basah, maka kegiatan yang sama akan terhenti
pada hutan hujan tropic.
4. Iklim, terutama arah dan kecepatan angina yang membantu penyebaran biji,
sporam dan benih serta curah hujan.
5. Jenis substrat baru yang terbentuk
6. Sifat sifat jenis tumbuhan yang ada di sekitar tempat terjadinya suksesi.
Sukses tidak hanya terjadi di daratan, tetapi terjadi pula di perairan misalnya di
danau dan rawa. Danau dan rawa yang telah tua akan mengalami
pendangkalan oleh tanah yang terbawa oleh air. Danau yang telah tua ini
disebut eutrofik.
Suksesi
Urutan tumbuhan yang tumbuh : lichenes -> rumput -> herba -> semak ->
pohon.
4. perifiton organisme yang melekat pada tumbuhan atau benda lain (keong)
b. Suksesi sekunder terjadi bila komunitas alami hanya rusak sebagian dan
masih meninggalkan sisa kehidupan sebelumnya, kemudian
berkembang menjadi komunitas klimaks seperti awalnya. Contohnya
suksesi areal hutan setelah penebangan hutan, kebakaran hutan, dan
penebangan hutan secara liar.
b. Ekositem laut
3) Zona oseanik
Merupakan wilayah ekosistem laut lepas yang kedalamannya tidak
dapat ditembus cahaya matahari sampai ke dasar, sehingga bagian
dasarnya paling gelap. Akibatnya bagian air dipermukaan tidak dapat
bercampur dengan air dibawahnya, karena ada perbedaan suhu. Batas
dari kedua lapisan air itu disebut daerah Termoklin, daerah ini banyak
ikannya.
a. Bioma gurun
Contoh bioma padang rumput antara lain Amerika Utara, Rusia, Afrika
Selatan, Asia dan Indonesia (Sumbawa).
1) Curah hujan bioma hutan hujan tropis cukup tinggi, yatu sekitar 200-
225 cm per tahun.
2) Tumbuhannya tinggi dan rimbun membentuk tudung yang
menyebabkan dasar hutan menjadi gelap dan basah.
3) Tumbuhan khas, ialah liana dan epifit. Contoh liana adalah rotan
sedangkan epifit adalah anggrek.
4) Vegetasinya didominasi oleh tumbuhan yang aktif melakukan
fotosintesis, misalnya jati, meranti, konifer, dan keruing.
5) Hewannya didominasi oleh aneka kera, babi hutan, burung, kucing
hutan, bajing dan harimau.
Contoh bioma hutan hujan tropisnya adalah hutan di Indonesia,
Malaysia, Filipina, Papua, dan Brasil.
e. Bioma taiga
Bioma taiga
Bioma ini terdapat di wilayah utara hutan gugur subtropis dan
pegunungan tropis. Ciri-ciri bioma taiga adalah sebagai berikut.
f. Bioma tundra
Bioma tundra
Bioma ini terdapat di belahan bumi utara di dalam lingkaran kutub
utara yang disebut Tundra artik dan di puncak gunung disebut Tundra
alpin. Ciri-ciri bioma tundra adalah sebagai berikut.
3. Ekosistem buatan
Ekosistem buatan merupakan ekosistem yang diciptakan manusia
untuk memenuhi kebutuhannya.
a. Bendungan
Suatu ekosistem buatan yang berupa bangunan penahanbatau
penimbun air untuk berbagai keperluan, misalnya irigasi, pembangkit
listrik.
c. Agroekosistem
Suatu ekosistem buatan berupa ekosistem pertanian, misalnya
sawah irigasi, sawah tadah hujan, sawah surjan, sawah rawa, sawah
pasang surut, perkebunan (teh, kopi kelapa sawit, dan karet), kolam
tambak, ladang, dan pekarangan
SUKSESI PRIMER DARI VEGETASI DI GUNUNG ST. HELENS
AMERIKA SERIKAT
1.1 Suksesi
1.2 Vegetasi
Bagaimana vegetasi pulih dari gangguan adalah pusat ekologi pertanyaan, dan
memahami bagaimana lanskap vulkanik memulihkan, memberitahu kita
tentang proses dasar ekologi. Studi suksesi primer adalah penting meskipun
daerah yang kini sedang menjalani proses ini relatif sedikit. Tingkat suksesi
primer dapat berbeda secara signifikan, tetapi karena kondisi diperbaiki oleh
pelapukan dan akumulasi gizi, maka laju suksesi secara bertahap
mempercepat. Bahkan, tahap suksesi mungkin berhubungan terutama dengan
perbedaan habitat yang berkaitan dengan munculnya substrat sebagai koloni
awal. Tingkat tanaman penutup (vegetasi) sebagai pembangun dapat
berhubungan dengan tingkat stress lingkungan, sementara tingkat akumulasi
spesies tergantung pada tingkat isolasi. Oleh sebab itu, tingkat suksesi sangat
berbeda antara unit Geomorfologi (footslopes, lereng dan puncak) dari suatu
area, sehingga akan hadir tahapan yang berbeda yang terjadi bersamaan pada
area tersebut.
Para ahli ekologi menduga suksesi primer gunung St. Helens ini terjadi dari luar
ke dalam, saat sejumlah spesies dari daerah perbatasan menginvasi daerah
ledakan. Tetapi ternyata pemulihan juga datang dari dalam daerah itu sendiri.
Dimulai dengan sebuah tanaman yang ditemukan Crisafulli tahun 1981 pada
tanah tandus seluar 15 kilometer persegi yang dikenal sebagai Dataran Pumice,
yaitu tanaman lupin padang rumput berwarna ungu menjadi warna pertama
di antara hamparan kelabu yang muram. Saat tumbuh besar tanaman itu
menjadi pabrik gizi, makanan untuk serangga, habitat untuk tikus dan binatang
pengerat lainnya; setelah mati, mereka dan organisme yang menempel pada
mereka akan memperkaya debu, memungkinkan spesies lain untuk membuat
koloninya di tempat itu.