Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Menurut Odum, 1992 mula-mula Suksesi merupakan suatu proses
pengorganisasian sendiri dimana ekosistem mengembangkan struktur dan proses dari
energi yang tersedia. Suksesi meliputi baik pertumbuhan atau retrogesi, perubahan
organisasional desain dari yang baru dan program-program adaptasi yang berulang
didorong oleh simpanan-simpanan awal, tetapi kemudian suksesi beradaptasi kepada
sumber-sumber yang dapat diperbaharui secara universal.
Semua organisme beserta lingkungannya bersifat dinamis, artinya bahwa di
antara mereka selalu terjadi interaksi sehingga menghasilkan perubahan. Setiap
organisme, di mana saja berada akan berusaha menyesuaikan diri dengan kondisi
lingkungan melalui perubahan pada tubuh atau fungsinya, sedangkan lingkungan juga
mengalami perubahan melalui proses fisik atau biogeokimia untuk mempertahankan
kualitas penunjang kehidupan dan keseimbangan sistem dalam komunitas. Komunitas
merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh, sekaligus sebagai sistem dinamis.
Gopal dan Bhardwaj (1979) mengemukakan bahwa perubahan yang terjadi
dalam komunitas dapat diamati secara mudah dan seringkali perubahan itu berupa
penggantian suatu komunitas oleh komunitas yang lain. Pengertian perubahan
komunitas sudah pasti menyangkut juga perubahan struktur komunitas. Oleh karena
itu, sesungguhnya struktur komunitas tidak selalu tetap, tetapi selalu berubah setiap
waktu dan tempat. Perubahan tersebut ada yang dapat diamati dalam waktu tertentu.
Perubahan fenologi beragam spesies sebagai sebuah komunitas akan
membawa perubahan terhadap struktur komunitas itu sendiri. Perubahan yang terjadi
dapat siklis maupun nonsiklis.Perubahan siklis yaitu perubahan komunitas yang
terjadi pada periode tertentu, tetapi mudah kembali ke keadaan yang hampir sama
dengan keadaan sebelumnya. Perubahan nonsiklis, yaitu perubahan komunitas yang
terjadi secara drastis dan kondisi komunitas cenderung berubah secara permanen. Jadi

Perubahan siklis dan non siklis memiliki perbedaan yang terletak pada kondisi
komunitas yang cenderung mudah kembali dan cenderung berubah secara permanen
ini dapat diketahui atau disimpulkan dari periode terjadinya perubahan yang kadang
terjadi secara drastis dan kadang pula menentu oleh waktu.
Di sini terdapat perbedaan yang nyata antara perubahan siklis dan nonsiklis.
Perubahan nonsiklis kadang-kadang hanya dapat dilihat pada beberapa tahun
kemudian, bahkan lebih dari satu abad dan hanya dipelajari dengan cara tidak
langsung ada kaitannya dengan nilai sejarah. Misalnya evolusi, migrasi, dan
punahnya beberapa spesies flora atau fauna tertentu merupakan contoh perubahan
yang mengandung nilai sejarah ( Gopal dan Bhardwaj, 1979) hal ini diarahkan kepada
terjadinya perubahan secara umum pada komunitas yang menempati suatu ekosistem
yang biasa dikenal atau disebut dengan istilah suksesi.
Suksesi disebabkan dinamika individu-individu didalam ekosistem karena
mereka berinteraksi satu sama lain dan dengan lingkungan fisis. Perubahan langsung
dalam komposisi species timbul ketika individu-individu dari species lain pada waktu
indivisu

pertama.

Suksesi

meliputi

seluruh

sistem.

Umumnya

proses

pengorganisasian program-program suksesi yang baru oleh sistem selanjutnya yang


lebih besar untuk pola-pola tersebut yang mempunyai umpan balik kerja kearah
permaksimuman masukan tenaga dan transformasi. Evolusi biologis, suksesi dan
belajar seluruhnya secara esensial adalah sama, perbedaannya terutama adalah dalam
kedetilan mereka dan skala waktu. Dalam suksesi ekologis komponen yang paling
kecil dengan proses pemulihan yang cepat, ukuran sedang menyebarkan pilihanpilihan darimana kompetisi dan sistem yang menguat menciptakan seleksi dan yang
lebih besar mungkin dikenali pola-pola memori mereka dengan proses belajar secara
teratur. Permukaan lahan juga diorganisir, pengumpanbalikan struktur mereka, usaha
mereka memaksimumkan kebutuhan untuk tumbuhan, air, angin, gelombang dan
seterusnya hal ini berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh (Saifinah, 1979).

Dalam kondisi alamiah, pada halaman berumput yang tidak terawat akan
banyak ditumbuhi rumput untuk membentuk semak belukar. Pada kondisi tertentu,
pertumbuhan hutan tersebut berhenti. Nah kondisi ini biasanya disebut sebagai
Peristiwa perubahan komunitas yang biasa dikenal dengan proses suksesi, dimana
terdapat suatu perubahan yang terjadi dalam jangka panjang yang mengakibatkan
munculnya komunitas baru menggantikan komunitas sebelumnya (Michael, 1996).
Laju kemusnahan menurun dengan berlangsungnya suksesi, baik suksesi
autotrofik ataupun heterotrofik, perairan maupun terrestrial. Laju kehilangan awal dan
perubahan laju kemusnahan dari waktu ke waktu bervariasi dalam ekosistem
suksesional yang berbeda hal ini menurut (Michael,1996).
Berdasarkan latar belakang di atas dapat disimpulkan bahwa suksesi adalah
suatu proses perubahan yang berlangsung searah dan secara teratur yang dapat
menimbulkan komunitas baru yang berbeda dengan komunitas sebelumnya. Selain itu
dengan melakukan praktikum ini saya dapat mengetahui berbagai vegetasi yang ada
didalam suatu komunitas yang memiliki ragam dan jumlah yang berbeda-beda.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pergeseran vegetasi pada suatu
daerah suksesi serta laju penutupan jenis vegetasi sampai mencapai maksimal.
Praktikum ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar tentang
aspek-aspek suksesi seta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Suksesi secara umum

Istilah suksesi digunakan pertama kali oleh hult pada tahun 1885 dalam studi
tentang perubahan pada komunitas. Mengenai dasar studi suksesi itu sendiri
dicetuskan oleh Cowles pada tahun 1899, sedangkan prinsip-prinsip dalam teori
suksesi dikemukakan secara mendalam dan saksama oleh Clements pada masa
setelah Cowles, yaitu tahun 1907 (Gopal dan Bhardwaj 1979).
Beberapa pengertian tentang istilah suksesi dikemukakan sebagai berikut.
1. Suksesi, yaitu perubahan langsung secara keseluruhan pada selang waktu lama,
bersifat kumulatif, di dalam komunitas tertentu, dan terjadi pada tempat yang
sama.
2. Suksesi, yaitu proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke
satu arah, berlangsung lambat, secara teratur,pasti, dan dapat diramalkan (Irwan,
1992)
3. Suksesi, yaitu perubahan dalam komunitas yang berlangsung secara teratur dan
menuju ke satu arah menurut (Resosoedarmo dkk., 1986)
4. Suksesi, yaitu suatu proses perubahan yang terjadi dalam komunitas atau
ekosistem yang menyebabkan timbulnya penggantian dari satu komunitas atau
ekosistem oleh komunitas atau ekosistem yang lain (Kendeigh, 1980).
Seorang ahli biologi menyatakan bahwa suksesi adalah perubahan yang terjadi
pada suatu ekosistem yang berlangsung bertahap- tahap dalam waktu yang lama.
Namun yang dianut oleh ahli- ahli ekologi sekarang ini adalah pandangan yang
mengatakan bahwa suatu komunitas adalah merupakan suatu gabungan dari beberapa
organisme. Organisme dalam suatu komunitas saling berhubungan, oleh karena itu
melalui proses- proses kehidupan maka akan terjadi sebuah hubungan yang
didalamnya terjadi saling interaksi antara satu sama lain.
Lingkungan disekitarnya sangat penting karena mempengaruhi kehidupan
organisme. Jika organisme tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya,
maka akan berakibat fatal bagi organisme itu. Misalnya, tanah yanpenting untuk
tumbuhan hidup karena mengandung mineral juga merupakan media bagi air dan
sebagai tempat tumbuhnya akar. Sebaliknya tanah juga dapat dipengaruhi oleh
tumbuhan, dimana tumbuhan dapat mengurangi jumlah mineral dalam tanah dengan

akar- akar tanaman yang menembus tanah yang hanya mengandung beberapa zat
organik hal ini disimpulkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh (Irwan, 1992).
Suksesi adalah cara umum perubahan progresif dalam komposisi spesies suatu
komunitas yang sedang berkembang. Hal ini secara bertahap disebabkan oleh reaksi
biotik dan berlangsung melalui sederetan tahapan dari tahapan pelopor menuju
tahapan klimaks. Kemunduran dalam perkembangan komunitas tidak terjadi kecuali
jika suksesi disebabkan atau dihentikan oleh api, perumputan atau erosi hal ini sesuai
yang dikemukakan oleh (Michael,1996) dalam sebuah buku.
Suksesi digolongkan menjadi dua macam yaitu suksesi primer, terjadi pada
tempat-tempat

yang

baru

terbentuk

misalnya

abu

vulkanik

yang

belum

mempengaruhi biota apapun. Suksesi sekunder, terjadi pada saat ekosistem


mengalami gangguan atau kerusakan misalnya karena kebakaran, tetapi komposisi
biotik yang sudah ada sebelumnya mempengaruhi proses. Suksesi disebut juga
autotrofik bila jaring-jaring makanan tergantung pada organisme

fotosintetik,

misalnya pada hutan yang terbentuk setelah terjadi kebakaran atau bekas tanah yang
sebelumnya ada tanamannya. Sedangkan suksesi heterotrofik bila jaring-jaring
makanan tergantung pada bahan organik, misalnya dalam pencemaran suatu arus oleh
limbah organik atau dalam balok yang rapuh. Suksesi anorganik yaitu suksesi yang
lebih banyak dipengaruhi oleh perubahan dalam variabel lingkungan ekstensik
daripada keberadaan organisme-organisme contohnya itu hutan dalam dataran rendah
yang terendam karena naiknya air tanah ke permukaan.hal ini merupakan bagian dari
proses suksesi yang biasa disebut dengan suksesi yang terjadi secara anorganik.
Akhir dari suatu proses suksesi adalah terbentuknya suatu komunitas klimaks.
Berdasarkan tempat terbentuknya, terdapat tiga jenis komunitas klimaks yaitu
hidroser yaitu sukses yang terbentuk di ekosistem air tawar, haloser yaitu suksesi
yang terbentuk di ekosistem air payau,xeroser yaitu sukses yang terbentuk di daerah
gurun. Pembentukan komunitas klimaks sangat dipengaruhi oleh musim dan
biasanya komposisinya bercirikan spesies yang dominan.Hipotesis monoklimaks
menyatakan bahwa pada daerah musim tertentu hanya terdapat satu komunitas
klimaks,

hipotesis

poliklimaks

mengemukakan

bahwa

komunitas

klimaks

dipengaruhi oleh berbagai faktor abiotik yang salah satunya mungkin dominan hal ini
berdasarkan data yang diperoleh oleh (Ewussie, 1990). Selain musim dan spesies
yang dominan, hipotesis juga mempengaruhi pembentukan komunitas dimana
hipotesis monoklimaks dan poliklimaks memiliki suatu peranan dalam pembentukan
komunitas baru dalam suatu ekosistem yang dinamis yang didalamnya di tempati oleh
berbagai vegetasi yang hidup dan berkembang.
Suksesi meliputi seluruh sistem. Nah sebagai contoh, permukaan tanah yang
bersih menerima cahaya, air, unsur hara, imigrasi biji-bijian dan hewan-hewan hidup
dan menggunakan penyimpangan yang ada berkembang ke suatu tingkatan yang
teratur. Dimana hal yang teratur tersebut adalah sering terjadi, suatu komponenkomponen yang baru berkelompok (eluster) yang berkembang berupa suatu simpanan
dan program suksesi yang siap untuk dibebaskan apabila permukaan tanah
dibersihkan kembali. Walaupun pola menggambarkan proses yang berbeda untuk
perubahan-perubahan yang menggantikan tempat seperti sistem yang lain dan pada
skala waktu yang berbeda, proses-proses pengorganisasian sendiri adalah sama dan
kebanyakan apa yang terjadi dapat diterangkan dengan kriteria kehidupan (survival)
dari suplai tenaga maksimum pada setiap tingkat ukuran (Pollunin, 1960).
Menurut (Saifinah, 1979), Umumnya proses pengorganisasian program-program
suksesi yang baru oleh sistem selanjutnya yang lebih besar untuk pola-pola tersebut
yang mempunyai umpan balik kerja kearah permaksimuman masukan tenaga dan
transformasi. Evolusi biologis, suksesi dan belajar seluruhnya secara esensial adalah
sama, perbedaannya terutama adalah dalam kedetilan mereka dan skala waktu. Dalam
suksesi ekologis komponen yang paling kecil dengan proses pemulihan yang cepat,
ukuran sedang menyebarkan pilihan-pilihan darimana kompetisi dan sistem yang
menguat menciptakan seleksi dan yang lebih besar mungkin dikenali pola-pola
memori mereka dengan proses belajar secara teratur. Permukaan lahan juga
diorganisir, pengumpanbalikan struktur oleh mereka, usaha mereka memaksimumkan
kebutuhan untuk tumbuhan, air, angin, gelombang dan seterusnya.

Suksesi pada tumbuhan dapat terjadi karena disebabkan oleh iklim, topografi dan
faktor biotik. Tumbuhan tidak akan dapat teratur dengan adanya variasi yang lebar
dalam waktu yang lama. Fluktuasi keadaan iklim kadang-kadang membawa akibat
rusaknya vegetasi baik sebagian maupun seluruhnya. Dan akhirnya suatu tempat yang
baru (kosong) berkembang menjadi lebih baik (daya adaptasinya besar) dan
mengubah kondisi iklim. Kekeringan, hujan salju/air dan kilat seringkali membawa
keadaan yang tidak menguntungkan pada vegetasi, 2. Topografi, Suksesi terjadi
karena adanya perubahan kondisi tanah, antara lain ; Erosi dapat terjadi karena angin,
air dan hujan. Dalam proses erosi tanah menjadi kosong kemudian terjadi penyebaran
biji oleh angin (migrasi) dan akhirnya proses suksesi dimulai. Pengendapan
(denudasi), erosi yang melarutkan lapisan tanah, di suatu tempat tanah diendapkan
sehingga menutupi vegetasi yang ada dan merusakkannya. Kerusakan vegetasi
menyebabkan suksesi berulang kembali di tempat tersebut. 3. Biotik, pemakan
tumbuhan seperti serangga yang merupakan pengganggu di lahan pertanian demikian
pula penyakit mengakibatkan kerusakan vegetasi. Di padang penggembalaan, hutan
yang ditebang, panen menyebabkan tumbuhan tumbuh kembali dari awal atau bila
rusak berat berganti vegetasi yang dikemukakan oleh (Anonim , 2013).
2.2 Jenis-jenis suksesi
Suksesi digolongkan menjadi dua macam yaitu suksesi primer, dimana suksesi
ini terjadi pada tempat-tempat yang baru terbentuk misalnya abu vulkanik yang
belum mempengaruhi biota apapun. Suksesi sekunder, terjadi pada saat ekosistem
mengalami gangguan atau kerusakan misalnya karena kebakaran, tetapi komposisi
biotik yang sudah ada sebelumnya mempengaruhi proses. Suksesi disebut juga
autotrofik bila jaring-jaring makanan tergantung pada organisme

fotosintetik,

misalnya pada hutan yang terbentuk setelah terjadi kebakaran atau bekas tanah yang
sebelumnya ada tanamannya. Sedangkan suksesi heterotrofik bila jaring-jaring
makanan tergantung pada bahan organik, misalnya dalam pencemaran suatu arus oleh

limbah organik atau dalam balok yang rapuh. Suksesi anorganik yaitu suksesi yang
lebih banyak dipengaruhi oleh perubahan dalam variabel lingkungan ekstensik
daripada keberadaan organisme-organisme yang berada didalamnya dimana hal itu
saling berkaitan satu sama lain dan mempengaruhi berbagai komunitas.
Berdasarkan atas kondisi komunitas awal yang ada pada habitat yang
mengalami suksesi, maka suksesi dibedakan atas suksesi primer dan suksesi sekunder
(Vickery, 1984; Gopal dan Bhardwaj, Resosoedarmo dkk ., 1986).
1. Suksesi primer
Menurut Gopal dan Bhardwaj (1979), suksesi primer adalah suksesi yang
terjadi pada lahan yang mula-mula tak bervegetasi. Dengan begitu suksesi
tersebut sama dengan definisi yang dikemukakan Soerianegara dan Indrawan
(1982) bahwa suksesi primer adalah terjadinya vegetasi pada habitat yang pada
awalnya tak bervegetasi hingga terbentuk komunitas tumbuhan yang klimaks.
Lahan yang mula-mula tak bervegatasi dalam definisi suksesi primer yang
dikemukakan oleh Gopal dan Bhardwaj (1979) yang berarti bahwa lahan tersebut
telah lama sekali tidak ada vegetasi pun yang tumbuh diatasnya. Lahan tak
bervegetasi dapat juga berubah bahwa lahan tersebut pernah bervegetasi, tetapi
mengalami gangguan berat sehingga ekosistem terganggu dan komunitas
tumbuhan rusak total. Dengan demikian, beberapa penulis buku mengemukakan
bahwa suksesi primer itu terjadi bila komunitas atau ekosistem mengalami
gangguan yang berat sekali sehingga mengakibatkan komunitas hilang secara
total, kemudian berangsur-angsur mengalami perkembangan ke arah terbentuknya
komunitas baru. (Resosoedarmo dkk ., 1986; Irwan, 1992 ).
Suksesi primer dimulai di atas bongkahan batu pada pulau yang baru
timbul, delta yang baru terbentuk, danau yang baru dan sebagainya.
Pelapukan batu-batuan pada ekosistem yang rusak total karena pengaruh iklim
(hari panas, kering dan waktu hujan, dingin atau basah), mengandung bahan unsur
mineral dan organik yang da-pat ditumbuhi oleh tetumbuhan pioner (lumut kerak
dan algae). Pengaruh iklim terus berlangsung hingga bahan mineral dan bahan
organik semakin tebal sehingga dapat ditumbuhi oleh tumbuhan herba dan

tahunan. Jadi disimpulkan bahwa jalannya suatau proses suksesi dipengaruhi


atau ditentukan oleh iklim hal ini biasa disebut dengan klimaks-klimatis.
Apabila dipengaruhi oleh habitat atau tanah disebut klimaks edaphis.
Tumbuhan atau organisme yang mam-pu menghuni untuk pertama kalinya
substrat yang baru digolongkan sebagai organisme pionir yang mempunyai
toleransi besar terhadap berbagai faktor lingkungan yang ekstrim. Gangguan ini
dapat terjadi secara alami, misalnya tanah longsor, letusan gunung berapi,
endapan Lumpur yang baru di muara sungai, dan endapan pasir di pantai.
Gangguan dapat pula karena perbuatan manusia misalnya penambangan timah,
batubara, dan minyak bumi.Contohnya terdapat di Indonesia adalah terbentuknya
suatu jenis suksesi di Gunung Krakatau yang pernah meletus pada tahun 1883.
Di daerah bekas letusan gunung Krakatau mula-mula muncul pioner berupa
lumut kerak (li-kenes) serta tumbuhan lumut yang tahan terhadap penyinaran
matahari dan keke-ringan.tumbuhan perintis itu akan mulai mengadakan
pelapukan pada daerah permukaan lahan sehingga terbentuk tanah sederhana.
Bila tumbuhan perintis mati maka akan mengundang datangnya pengurai.
Zat yang terbentuk karena aktivitas penguraiaan bercampur dengan hasil
pelapukan lahan membentuk tanah yang lebih kompleks susunannya. Dengan
adanya tanah ini, biji yang datang dari luar daerah dapat tumbuh dengan subur.
Kemudiaan rumput yang tahan terhadap kekeringan akan tumbuh dengan cepat
dan membentuk suatu komunitas yang baru dengan vegetasi yang berbeda.
Bersamaan dengan itu tumbuhan herba pun tumbuh menggantikan tanaman
pioner dengan menaunginya. Kondisi demikian tidak menjadikan pioner subur
tapi sebaliknya. Sementara itu, rumput dan belukar dengan akarnya yang kuat
terns meng-adakan pelapukan lahan.Bagian tumbuhan yang mati diuraikan oleh
jamur sehingga keadaan tanah menjadi lebih tebal. Kemudian semak tumbuh.
Tumbuhan semak menaungi rumput dan belukar maka terjadilah kompetisi. Lama
kelamaan semak menjadi dominan kemudian pohon mendesak tumbuhan belukar
sehingga terbentuklah hutan yang biasa disebut dengan ekosistem hutan dimana
ekosistem tersebut mencapai kesetimbangan atau dikatakan ekosistem mencapai

klimaks,yakni jika perubahan yang terjadi sangat kecil sehingga tidak banyak hal
yang dapat mengubah komunitas dalam ekosistem itu .
2. Suksesi sekunder
Suksesi sekunder adalah suksesi yang terjadi pada lahan atau wilayah yang
pada awalnya telah bervegetasi sempurna, kemudian mengalami kerusakan oleh
bencana alam maupun oleh aktivitas manusia, tetapi bencana itu tidak sampai
merusak secara total tempat tumbuh suatu komunitas sehingga masih ada substrat
lama dan kehidupan didalamnya (Gopal dan Bhardwaj, 1979;Resosoedarmo dkk
1986 ) .
Proses maupun faktor yang berperan dalam suksesi sekunder sama seperti
suksesi primer. Perbedaan antara suksesi primer dan suksesi sekunder terletak
pada kondisi habitat awal. Pada suksesi primer, habitat awal terdiri atas substrat
yang sama sekali baru, sehingga tetumbuhan yang tumbuh pada tahap awal itu
semuanya berasal dari biji, atau spora yang datang dari luar, demikian pula hewan
yang hidup merupakan hewan yang datang dari luar. Pada suksesi sekunder,
habitat awal mempunyai substrat yang sama dengan sebelumnya tetapi
mengalami gangguan, demikian juga bakal kehidupan yang sedang berkembang
yang sebagiannya berasal dari luar dan sebagiannya lagi dari habitat itu sendiri,
yang keduanya memiliki peranan yang besar terhadap pembentukan substrat.
Pada suksesi sekunder benih ataupun biji-biji bukan berasal dari luar
tetapi dari dalam habitat itu sendiri. Gangguan tersebut dapat disebabkan
oleh kebakaran, banjir, angin kencang dan gelombang laut (tsunami) secara alami
dan penebangan hutan secara selektif, pembakaran padang rumput secara sengaja
dan kegiatan biotis menyebabkan vegetasi asal musnah. Contoh seperti tegalan,
semak belukar bekas ladang, padang alang-alang dan kebun karet dan kebun
kelapa sawit yang ditinggalkan, hal itu adalah sebagian besar dari contoh
komunitas sebagai hasil dari komunitas yang bertindak sebagai hasil suksesi.
Komunitas terkadang masih mengalami perubahan menuju kearah komunitas
klimaks, kecuali bila dalam proses tersebut terjadi lagi gangguan, maka suksesi
akan mundur lagi dan mulai kembali dari titik nol. Sebagai contoh saat diadakan

penelitian Samarinda, Kalimantan Timur yang menunjukkan bahwa pembentukan


padang alang-alang terjadi hanya dalam waktu sekitar 4 tahun setelah penebangan
hutan primer atau hutan klimaks dilakukan hal ini memperlihatkan sebuah
perubahan yang terjadi setelah ditebang habis dan kemudian dibakar setiap
tahun untuk dijadikan ladang padi. Hal ini menunjukkan suatu proses suksesi
primer atau klimaks dimana komunitas baru terbentuk setelah pengrusakan.
2.3 Faktor- faktor yang mempengaruhi kecepatan suksesi
Adapun kecepatan proses suksesi pada setiap habitat dipengaruhi oleh
berbagai faktor antara lain sebagai berikut dikemukan oleh (Rososoedarmo
dkk.,1986). Dalam sebuah buku yang berjudul ekologi hutan yang diantaranya.
1. Luas komunitas awal yang rusak oleh adanya gangguan. Makin luas komunitas
awal yang rusak tentunya proses suksesi akan berjalan lebih lambat
2. Spesies tumbuhan yang terdapat disekitar tempat terjadinya suksesi. Makin
banyak spesies tumbuhan yang ada akan mendorong kecepatan proses suksesi,
karena keberadaan spesies tumbuhan itu akan menjadi sumber bakal tumbuhan
(biji maupun spora). Spesies tumbuhan yang ada disebut spesies local yang
memiliki kemampuan adaptasi lebih tinggi dibandingkan spesies tumbuhan asing.
3. Sifat-sifat setiap spesies tumbuhan yang ada disekitar tempat terjadinya suksesi.
Sifat- sifat spesies tumbuhan yang dimaksud antara lain mencakup kecepatan
tumbuh,periode musim berbunga dan berbuah, dan produktivitas buah.
4. Kehadiran bakal kehidupan (biji, buah, spora, dan lain-lain). Kehadiran bakal
kehidupan kedalam daerah yang mengalami proses suksesi sangat penting, dan
bergantung kepada keberadaan spesies organisme disekitar tempat terjadinya
suksesi dan bergantung kepada cara penyebarannya.
5. Jenis substrat baru yang terbentuk. Substrat baru yang kaya akan bahan organik
akan menjadi media tumbuh yang baik untuk spesies tumbuhan, sehingga akan
mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

6. Kondisi iklim, terutama arah dan kecepatan angin yang membawa bakal
kehidupan, serta curah hujan akan memengaruhi perkecambahan biji atau spora
dan memengaruhi perkembangan semai selanjutnya.

Laporan Praktikum
Dasar-dasar Ekologi

SUKSESI

Nama

: Ridahwati

Nim

: G1111 63 13

Kelompok

: 1

Kelas

: Dasar - Dasar Ekologi H

Asisten

: 1. Suriyani
2. Dhirga Erlangga

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Ekologi . www.belajarbiologi.com>ekologi. (diakses pada 20
september 2016 pada jam 19.00 Wita)
Ewusie, J.Y. 1990. Pengantar Ekologi Tropika. Terjemahan oleh Usman
Tanuwidjaja. Penerbit Instituf Teknologi Bandung.

Gopal, B. dan N. Bhardwaj. 1979. Elements of Ecology. Departement of Botany.


Rajasthan University Jaipur, India.
Irwan, Z.D. 1992. Prinsip-prinsip ekologi dan organisasi: Ekosistem, Komunitas, dan
Lingkungan. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Kendeigh, S.C. 1980. Ecology with Special Reference to Animal and Man.
Departement of Zoology University of Illinois at Urbana-Champaign. New
Delhi: Prentice-Hall of India Private Limited.
Michael, P. 1996. Metoda Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium,
Universitas Indonesia Jakarta.
Odum, E.HLM. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Terjemahan oleh Tjahjono Samingan
dari buku Fundamentals of Ecology. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Pollunin, M,. 1960, Pengantar Geografi dan Beberapa Ilmu Serumpun, UGM Press
Yogyakarta.
Resosoedarmo, S., K. Kartawinata, dan A. Soegiarto. 1986. Pengantar Ekologi.
Bandung: Remadja Rosda Karya
Soerianegara, I. dan A. Indrawan. 1982. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor:
Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Instituf Pertanian Bogor.
Vickery, M.L. 1984. Ecology of Tropical Plants. John Wiley and Sons. New York.
HLM. 56-76. Penerbit Yayasan Obor Indonesia.

LAMPIRAN
Gambar 1. Kegiatan Membersihkan Lahan sebelum memulai praktikum

Gambar 2. Kegiatan Mengamati Jumlah Vegetasi yang ada pada setiap Plot

Gambar 3. Plot 0 tanpa pengrusakan

Gambar 4. Plot 1 dilakukan Pengrusakan pada tanah

Gambar 5. Plot 2 dilakukan Penutupan dengan pasir

Gambar 6. Plot 3 Dilakukan pembakaran pada lahan

Anda mungkin juga menyukai