Anda di halaman 1dari 10

SUKSESI

Desi Sity Rahmah1, Rahmat Taufiq Mustahiq Akbar2, Ricky Mushoffa Shofara3
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Jl. A. H. Nasution No. 105, Cbiru Kota Bandung
Email: Desiirahmah340@gmail.com
ABSTRAK
Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang terjadi pada suatu
komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas
semula. Prinsip dasar dalam suksesi adalah adanya serangkaian perubahan komunitas tumbuhan bersamaan dengan
perubahan tempat tumbuh. Perubahan ini terjadi secara berangsur-angsur dan melaui beberapa tahap dari
komunitas tumbuhan sederhana sampai klimaks. Suksesi terbagi kedalam dua jenis yakni suksesi primer dan suksesi
sekunder. Suksesi yang telah dilakukan merupakan suksesi sekunder, metode yang digunakan dengan menggunakan
yaitu dibuat plot 1x1 meter kemudian diberi gangguan buatan dengan dicabut semua tumbuhan yang ada di dalam
plot tersebut. Hasil yang didapatkan pra suksesi didapatkan beberapa tanaman diantaranya Rumput gajah mini
(Cenchrus purpureus), gelang biasa/krokot (Portulacca oleracea), daun sengketan (Achyranthes aspera), spesies 4,
spesies 5 dan spesies 6. Terdapat berbagai tahap dalam terjadinya suksesi yaitu nudasi, invasi, kompetisi, tahap
reaksi dan klimaks. Dapat kita tarik kesimpulan bahwa suksesi ini masuk ke tipe suksesi sekunder dengan munculnya
tanaman yang tumbuh kembali pada pasca suksesi dan selama 4 minggu atau satu bulan penelitian suksesi ini masuk
ke tahap dua dengan ditandai tumbuhan herba yang tumbuh pada plot.

Kata kunci: Komunitas, Sekunder, Suksesi,

I. PENDAHULUAN Kelimpahan setiap spesies


individu atau jenis struktur biasanya
Suatu daerah tidak memiliki
dinyatakan sebagai suatu persen jumlah total
kondisi vegetasi yang tetap atau konstan.
spesies yang ada dalam komunitas dan
Daerah tertentu akan ditumbuhi suatu
dengan demikian merupakan pengukuran
tanaman dengan kurun waktu tertentu.
yang relatif. Secara bersama-sama,
Berbagai macam spesies dapat tumbuh pada
kelimpahan dan frekuensi adalah sangat
daerah yang sesuai dengan pertumbuhan dan
penting dalam menentukan struktur
perkembangan suatu tanaman. Organise-
komunitas (Irwanto, 2009).
organisme tersebut akan mengubah habitat
tertentu sehingga dapat dihuni oleh spesies- Vegetasi merupakan sistem yang
spesies lain. Semakin lama kurun waktu yang dinamik, menunjukkan pergantian yang
diberikan maka semakin besar pula kompleks dan bila dilihat hubungan dengan
kelimpahan vegetasi yang terdapat pada habitatnya, akan nampak jelas pergantiannya
suatu daerah (Michael, 2006). setelah mencapai keseimbangan.
Pengamatan yang lama pada pergantian
vegetasi di alam menghasilkan konsep suatu bentuk komunitas klimaks. Komunitas
suksesi (Odum, 2002) klimaks adalah suatu komunitas terakhir dan
stabil (tidak berubah) yang mencapai
Suksesi vegetasi menurut Odum
keseimbangan dengan lingkungannya.
adalah urutan proses pergantian komunitas
Komunitas klimaks ditandai dengan
tanaman di dalam satu kesatuan habitat.
tercapainya homeostatis atau keseimbangan,
Sedangkan menurut Salisbury adalah
yaitu suatu komunitas yang mampu
kecenderungan kompetitif setiap individu
mempertahankan kestabilan komponennya
dalam setiap fase perkembangan sampai
dan dapat bertahan dan berbagai perubahan
mencapai klimaks. Dan menurut Clements
dalam sistem secara keseluruhan (Sulastri,
adalah proses alami dengan terjadinya koloni
2011).
yang bergantian, biasanya dari koloni
sederhana ke yang lebih kompleks Ekologi tanaman adalah ilmu yang
(Soemarwoto, 2003). mempelajari hubungan timbal bailk anatara
tanaman dengan lingkungannya. Tanaan
Suksesi adalah suatu proses
membutuhkan sumberdaya kehidupan dari
perubahan, berlangsung satu arah secara
lingkungannya, dan mempengaruhi
teratur yang terjadi pada suatu komunitas
lingkungan begitu juga sebaliknya
dalam jangka waktu tertentu hingga
lingkungan mempengaruhi pertumbuhan dan
terbentuk komunitas baru yang berbeda
perkembangan tanaman (Hanum, 2009: 1).
dengan komunitas semula. Dengan
perkataan lain, suksesi dapat diartikan Komunitas adalah kelompok
sebagai perkembangan ekosistem tidak organisme yang terdiri atas sejumlah jenis
seimbang menuju ekosistem seimbang. yang berbe- da, yang secara bersama-sama
Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi menempati habitat atau area yang sama, dan
lingkungan fisik dalam komunitas atau terjadi interaksi melalui hubungan trofik dan
ekosistem (Arianto, 2008). spatial (Lincoln et al. 1985). Komunitas juga
diartikan sebagai kumpulan populasi pada
Secara singkat, suksesi dapat
suatu area (Purnomo, 2011).
diartikan sebagai perubahan dalam suatu
Ekosistem alami memiliki daya
komunitas yang berlangsung menuju ke suatu
lenting atau resilience, yaitu kemampuan
pembentukan komunitas secara teratur. Akhir
untuk bertahan dan memulihkan diri ketika
proses suksesi komunitas yaitu terbentuknya
mengalami gangguan hingga kembali ke membandingkan keadaan suksesi alami
dalam kondisi keseimbangan (Gunderson hutan paksa kebakaran pada hutan sekunder
2000). Karena kawasan Gunung Ciremai yang di teliti menunjukkan keragaman jenis
yang terdegradasi hanya sebagian dan masih dari masing-masing tingkat pertumbuhan
memiliki hutan utuh sebagai sumber yang menunjukkan pola yang tidak teratur
kolonisasi maka suksesi yang terjadi adalah (Saharjo, 2011).
suksesi sekunder. Suksesi sekunder adalah
Suksesi merupakan hasil dari
serangkain perubahan komunitas yang terjadi
tumbuhan itu sendiri, dalam arti bahwa
pada areal yang sebelumnya bervegetasi
tumbuhanyang berbeda dalam daerah itu
tetapi mengalami gangguan atau kerusakan,
pada waktu tertentu mengubah
misalnya setelah penebangan, land clearing,
lingkungannya, yang terdiri dari tanah,
atau kebakaran (Offwell Woodland and
tumbuhan dan iklim makro yang berda di
Wildlife Trust 1998) (Gunawan, 2015).
atasnya, sedemikian rupa sehingga membuat
Keseimbangan ekosistem hutan cocok untuk jenis yang lain daripada bagi
sering terganggu baik oleh bencana alam tumbuhan itu sendiri (Sutanto, 2002 : 2).
maupun oleh perbuatan manusia. Adanya
perilaku atau tindakan manusia yang tidak
bijaksana memperlakukan hutan yang Adapun tujuan dari praktikum ini

menimbulkan permasalahan. Aktivitas adalah mempelajari vegetasi tumbuhan

manusia seperti membakar hutan, bawah sebelum dan sesudah suksesi dan

pembalakan liar, pengembalaan, atau mengetahui kurun waktu yang dibutuhkan

merombak hutan untuk dijadikan tanaman dalam proses suksesi dan mengetahui

pertanian atau tempat pemukiman telah tahapan suksesi.

merubah habitat hutan asli. Secara alamiah


hutan hutan yang mendapat gangguan akan
II. METODE
kembali menjadi hutan sekunder setelah
melalui tahap-tahap suksesi. Keragaman Alat dan Bahan
jenis cenderung memuncak pada tingkat
Alat yang digunakan pada praktikum
permulaan dan pertengahan dari tingkat
suksesi adalah satu buah meteran, 4 m tali
suksesi akan menurun kembali pada tingkat
raffia, 4 buah patok kayu, satu buah sekop,
klimaks. Dengan demikian bila
dan satu set alat tulis. Sedangkan bahan yang
dibutuhkan adalah satu petak tanah ukuran
1x1 meter.

Cara Kerja
3.2. Tabel pasca suksesi
Pertama ditentukan dulu tempat atau
daerah yang akan dibuat suksesi. Dibuat plot No Nama Minggu F FR K K I

dengan ukuran 1x1 meter. Kemudian Spesies 1 2 3 4 M % M R N

dilakukan identifikasi tumbuhan bawah dan % % P

dicatat. Kemudain dibersihkan tumbuhan 1. Cenchru 1 1 1 1 1 84, 16 27 2

yang berada didalam plot tersebut sampai s 2 5 6 6 02 3/ 16 8

akarnya. Dibiarkan selama beberapa minggu purpure 0 0 0 3 % m2 % 0

dan dicek setiap minggunya selama 4 minggu us 0

juga dicatat tumbuhan apa saja yang tumbuh 2. Postulac - - - - - 0% 0/ 0% 0


setiap minggunya. a m2
oleracea
e
III. HASIL PENGAMATAN 3. Achyran 1 1 1 1 1 8,2 16 26 2
thes 3 4 4 6 % m2 6% 7
3.1 Tabel Pra suksesi
aspera 4
No. Nama Spesies Jumlah
4. Spesies - 1 5 5 1 2,5 5/ 83, 8
1. Rumput gajah mini 75
4 % m2 3% 3,
2. Gelang biasa (krokot) 30 8
3. Daun Sengketan 23 5. Spesies 1 1 2 3 1 1,5 3/ 50 5
Berdasarkan pengamatan yang telah 5 % m2 % 1,
dilakukan didapatkan pada tahap pra-suksesi, 5
ditentukan tumbuhan yang termasuk ke 6. Spesies 2 4 5 7 1 3,6 7/ 11 1
dalam family Cyperaceae (rumput gajah) 6 % m2 6,6 2
sebanyak 75 individu, sp 1 (gelang % 0
biasa/krokot) sebanyak 30 individu, dan sp 2
(daun sengketan) sebanyak 23 individu.
3.3 Klasifikasi dan morfologi daunnya
tumpul.
No Gambar Klasifikasi Morfologi
Perakaran Daun
Kingdom:
serabut, berbentuk
Plantae
Kingdom: terdapat oval, tepi
Ordo:
Plantae garis dasar daun rata,
Caryophyllales
Ordo : Poales pada daun, bunga
Famili:
Famili: Poaceae berbentuk berwarna
3 Amaranthaceae
1 Genus: meruncing, putih
Genus:
(Dok. Pribadi, Cenchrus L permukaan (Dok. Pribadi, kehijauan,
Achyranthes
2019) Spesies: daun halus 2019) bunga
Spesies:
Cenchrus diselimuti tumbuh di
Achyranthes
purpureus oleh ujung
aspera
rambut tangkai.
halus. Menurut Arif (2001) bahwa
Daunnya suksesi adalah proses perubahan yang
tebal dan disebabkan gangguan dalam komunitas
Kingdom: berdaging, sepanjang waktu ekologis. Adanya tumbuhan
Plantae bunganya yang tumbuh pada suksesi ini membuktikan
Ordo: berwarna bahwa adanya pembaharuan dari tumbuhan
Caryophyllales sulfur, yang tumbuh pada suksesi tersebut. Apabila
Famili: daun dibiarkan secara terus menerus maka
2 Portulacaceae tunggal pertumbuhan tumbuhan ini akan membentuk
(Dok. Pribadi, Genus: berwarna
suatu komunitas tumbuhan yang baru. Hal ini
2019) Portulaca hijau
didukung dengan pernyataan Mukhtar (2012)
Spesies: dengan
yang menyatakan bahwa prinsip dasar dalam
Portulaca bentuk
suksesi adalah adanya serangkaian
oleraceae bulat telur,
perubahan komunitas tumbuhan bersamaan
ujung dan
dengan perubahan tempat tumbuh.
pangkal
Perubahan ini terjadi secara berangsur-
angsur dan melaui beberapa tahap dari
komunitas tumbuhan sederhana sampai suatu komunitas yang mengalami gangguan
klimaks. Selanjutnya dinyatakan bahwa baik alami maupun buatan namun gangguan
umumnya suksesi hutan akan bertambah itu tidak merusak total habitat tersebut
keanekaragamannya seiring dengan waktu. sehingga dalam komunitas tersebut substrat
lama dan kehidupan masih ada (Saharjo,
Dari minggu pertama hingga
2011).
minggu ketiga ini ternyata jika dicocokkan
dengan fase suksesi maka, pada minggu Tahapan suksesi ada 4 tahapan
kedua hingga minggu kelima ini termasuk suksesi pada lahan-lahan tergradasi, yaitu:
dalam fase awal/ muada. Hal ini dikarenakan Masa pertumbuhan jenis-jenis pionir dan
ada minggu pertama hingga ketiga herba, namun periode penutupan tajuk belum
pertumbuhan tumbuhan relative cepat. Hal lengkap, Tumbuhan pionir membentuk tajuk
ini ditandai dengan pertambahan tinggi pada yang pada akhirnya menyisihkan jenis herba
tumbuhan A. dan semak-semak yang pertumbuhannya
Pertumbuhan tanaman dan lebih rendah. Merupakan periode transisi,
penyerapan unsur hara yang cepat jenis-jenis pionir akan digantikan oleh
mengakibatkan terjadinya penumpukan sekelompok jenis yang berbeda dan lebih
biomasa yang sangat cepat. Proses-proses tinggi dan. Terbentuknya hutan sekunder.
biologi akan berjalan lebih lambat setelah
Proses terbentuknya suksesi dimulai
sekitar tanaman berusia 5 minggu dimana
dengan munculnya berbagai spesies yang
tanaman cenderung mulai pada fase generatif
timbul menggantikan spesies lain, sehingga
dan mulai membentuk bunga. Ciri-ciri ini
spesies yang muncul di awal proses
adalah permulaan dari fase ketiga (fase
perubahan akan berkurang peranannya pada
dewasa).
tahap – tahap berikutnya. Keanekaragaman
Untuk suksesi terbagi kedalam dua spesies terus meningkat, sehingga pada titik
bagian yaitu suksesi primer dan suksesi klimaks akan tercipta lebih banyak relung
sekunder. Suksesi primer terjadi pada untuk dimanfaatkan (Frick, 2007).
komunitas yang mengalami gangguan yang
Berdasarkan penjelasan teori
menyebabkan komunitas asalnya hilang atau
tersebut, dapat diketahui bahwa proses
dirusak total dan terbentuk komunitas baru.
terbentuknya suksesi dimulai dengan
Sedangkan suksesi sekunder terjadi pada
menghilangkan komunitas awal pada suatu
wilayah. Kemudian akan dimulai dengan kerja sama antarorganisme serta komunitas
munculnya berbagai spesies tumbuhan berada pada titik maksimum.
perintis (pionir). Tumbuhan pionir yaitu jenis
Faktor yang menyebabkan terjadinya
– jenis yang menginvasi daerah yang terbuka
suksesi antara lain dibagi menjadi 3 faktor
seperti permukaan tanah atau batuan – batuan
yang perama yaitu iklim, kekuatan geologik
kosong, kemudian berkembang emmbentuk
(topografi) dan biotik (Tim Pembina Ekologi
komunitas tumbuhan. Keanekaragaman
Tumbuhan, 2016: 1). Iklim dalam hal ini
spesies akan semakin meningkat hingga
mempengaruhi terjadinya suksesi. Dimana
mencapai pada titik tertentu yang disebut
tumbuhan tidak akan dapat tumbuh dengan
klimaks. Proses suksesi akan berakhir apabila
adanya variasi iklim. Dimana fluktuasi iklim
lingkungan tersebut telah mencapai keadaan
kadang-kadang membawa akibat rusaknya
yang stabil atau telah mencapai klimaks.
vegetasi baik sebagian maupun seluruhnya.
Ekosistem yang klimaks dapat dikatakan
Dimana akhirnya pada suatu tempat yang
telah memiliki homeostatis, sehingga mampu
baru (kosong) dapat berkembang menjadi
mempertahankan kestabilan internalnya.
lebih baik dan dapat mengubah kondisi iklim.
Menurut Arief (2001) suksesi dapat berjalan
Kekeringan, hujan, dan kilat seringkali
klimaks karena adanya dukungan lingkungan
membawa keadaan yang tidak
yang optimal, sedangkan kejadian suksesi
menguntungkan pada vegetasi. Selanjutnya
sangat sulit dicari informasi menyeluruh
yang kedua yaitu topografi, dimana daalam
terhadap faktor- faktor yang tepat, seperti
hal ini berhubungan dengan perubahan
lingkungan pndukung dan jenis tanaman.
kondisi tanah. Dimana perubahan kondisi
Menurut Whitelaw (2000) suksesi tanah tersebut dapat terjadi karena erosi dan
biologi dapat diterangkan sebagai berikut. pengendapan. Erosi biasanya terjadi karena
Suksesi merupakan perkembangan angin, air dan hujan.
komunitas teratur yang menyangkut
perubahan susunan spesies dan proses-
proses komunitas. Perubahan- perubahan
fisik akibat pengaruh pekerjaan komunitas.
Mencapai puncak (klimaks) pada waktu
ekosistem stabil dengan biomassa dan fungsi
IV. KESIMPULAN Frick, Heinz. 2007. Dasar- Dasar Arsitektur
Ekologis. Yogyakarta : Kanisius.
Berdasrkan hasil pengamatan yang
telah dilakukakan dapat ditarik Gunawan, H. 2015. Suksesi Sekunder Hutan
kesimpulan sebagai berikut: Terganggu Bekas Perambahan di
Taman Nasional Gunung Ciremai,
1. family Cyperaceae (rumput gajah)
Jawa Barat. Jurnal Pros SEM NAS
sebanyak 75 individu, sp 1 (gelang
MASY BIODIV INDON Volume 1,
biasa/krokot) sebanyak 30 individu,
Nomor 7, Oktober 2015. Halaman
dan sp 2 (daun sengketan) sebanyak
1591-1599.
23 individu.
2. Suksesi terjadi selama 4 minggu. Hanum, C. 2009. Ekologi Tanaman. Medan:

Proses terbentuknya suksesi dimulai USU Press.

dengan munculnya berbagai spesies Hutaggalung, R.A. 2010. Ekologi Dasar.


yang timbul menggantikan spesies Jakarta: Erlangga.
lain, sehingga spesies yang muncul di
Mukhtar, A.S., Heriyanto, N.M. 2012.
awal proses perubahan akan Keadaan Suksesi Tumbuhan Pada
berkurang peranannya pada tahap– Kawasan Bekas Tambang Batubara
Di Kalimanya Timur. Jurnal Biologi
tahap berikutnya. Ilmiah Vol. 02 No.02.
Purnomo, Harsoyo. 2011. Perubahan
DAFTAR PUSTAKA Komunitas Gulma Dalam Suksesi
Sekunder Pada AreaPersawahan
Arief, Arifin. 2001. Hutan dan Kehutanan.
Dengan Genangan Air Yang Berbeda.
Yogyakarta : Kanisius.
Jurnal Bioma. Vol. 1. No. 2.
Djohar, Maknun S.Si, M.Si. 2017. Ekologi: Semarang.
Populasi, Komunitas, Ekosistem, Saharjo, B.H., Gago, C. 2011. Suksesi Alami
Mewujudkan Kampus Hijau Asri, Paska Kebakaran pada Hutan
Islami, dan Ilmiah. Cirebon: IAIN Sekunder di Desa Fatuquero,
Syekh Nurjati Cirebon. Kecamatan Railaco, Kabupaten
Ermera-Timor Leste. Jurnal
Silvikultur Tropika Vol. 02 No. 01
April 2011, Hal 40-45.
Sambas Wirakusumah. 2003. Dasar-Dasar
Ekologi Bagi Populasi dan
Komunitas. Jakarta: Universitas
Indonesia.

Susanto, Agus. 2002. Suksesi Vegetasi Jenis


Pohon Dan Tumbuhan Bawah Pasca
Letusan Gunung Galunggung.
TasikMalaya : Institut Pertanian
Bogor.

Sugiyarto, Manan Effendi, Edwl Mahajoeno,


Yogi Sugito, Eko Handayanto, Lili
Agustina. Preferensi Jenis
Makrofauna Tanah Terhadap Sisa
Bahan Organik Tanaman Pada
Intensitas Cahaya Berbeda.
Biodiversitas. 7(4): 96-100.

Wanggai, Frans. 2009. Manajemen Hutan.


Jakarta : Grafindo.

Whitelaw, Ian. 2000. Ekologi. Jakarta : Balai


Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai