Anda di halaman 1dari 15

TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN

TETRODOTOXIN

Desi Sity Rahmah 1177020017


Dhea Ayu Pratiwi 1177020018
PENGERTIAN
• Tetrodotoxin (TTX) adalah neurotoxin yang kuat. Racun ini merupakan neurotoxin yang belum ada obatnya.
• Tetrodotoxin adalah racun yang sangat kuat ditemukan terutama di organ hati dan bagian gonad ikan fugu.
• Tetrodotoksin (TTX) merupakan senyawa beracun yang utama terkandung dalam ikan buntal dari keluarga Tetraodonti
dae (Narashi, 2008).
• Tetrodotoksin adalah salah satu jenis racun dari neurotoksin dan mengandung senyawa Aminohydroxyquinazoline.
• Racun ini pertama kali dihasilkan oleh bakteri yang hidup di laut dan kemudian terakumulasi pada ikan buntal melalu
i jalur rantai makanan (Kheifets).
• Contoh bakterinya adalah Pseudomonas sp., Vibrio alginolyticus, Altremonas tetraodanis, Shewanella alga, S. Putrefacin
es, Microbacterium arabinogalactanolyticum, Serratia marcescens (Chualanetra, 2011)
TETRODOTOXIN
• Rumus kimia dari TTX adalah C11H17N3O8
• Merupakan Senyawa Non-Protein yang dapat larut dalam air
• Tidak berbau dan mempunyai kestabilan dalam suhu panas, tidak sta
bil dalam lingkungan basa
• Molekul TTX terdiri dari sebuah kelompok guanidium bermuatan posit
if (3 atom Nitrogen) yang heterosiklik, dan cincin pirimidin yang meny
atu dengan sistem cincin lainnya.
• Di sistem cincin tambahan 5 dari cincin mengandung gugus OH yang
meningkatkan stabilitas dan kemampuan racun untuk berikatan pada
permukaan membran sel (Shuyi, 2001).
STRUKTUR KIMIA SENYAWA TTX
SEJARAH

• Tetrodotoksin pertama kali diisolasi pada ta


hun 1950 dalam bentuk kristal prisma dari i
kan buntal.
• Sruktur kimianya pertama kali dijelaskan pa
da tahun 1964.
Gejala Apabila Teracuni TTX
• Mati rasa pada bibir dan lidah.
• Sensasi kebas terasa di lidah dan di mulut disebabkan oleh rac
un tetrodotoxin. Racun mengganggu sinyal dari saraf ke otot d
an menyebabkan kelumpuhan.
• Paresteisa pada wajah, kaki, tangan, sakit kepala, mual, sakit
bagian perut, diare dn muntah-muntah.
• Timbul paralysis, hypoventilasi, gangguan pernafasan, sulit ber
bicara, tidak berfungsinya saraf motorik dan jantung
• Tahap terakhir adalah tidak berfungsinya saraf pusat atau centr
al nervous sytem (CNS)
• Kematian
PERAN TTX SEBAGAI OBAT
Penelitian menunjukkan, zat beracun tersebut berpotensi kuat
sebagai obat untuk mengatasi nyeri kronik. TTX dalam dosis rendah jug
a telah dipakai pada manusia dan hewan yang menderita berbagai kelu
han nyeri. Studi lanjutan mengenai TTX juga menunjukkan zat ini mungk
in dapat mencegah kerusakan otak akibat stroke, menekan rasa sakit pa
da pasien kanker. (Hagen 2007)
Tetrodotoksin dapat digunakan sebagai obat anastesi lokal (da
pat memblok syaraf). Tetrodotoksin yang dicampur dengan bupivacaine
dan dexamethasone dapat meningkatkan waktu anastesi (Kohane et al.,
2003).
IKAN BUNTAL

• Ikan buntal merupakan ikan yang mempunyai nilai gizi


yang tinggi. Ikan ini sangat digemari di Jepang sebaga
i menu masakan yang mempunyai cita rasa yang sang
at lezat dan bergizi.
• Salah satunya adalah ikan buntal jenis Takifugu rubrip
es. T. rubripes memiliki kandungan gizi pada dagingny
a yaitu, air 78,9%, protein 16,5%, lemak 0,7%, karbohi
drat 2,5% dan abu 1,4% (Saito dan Kunisaki 1998).
IKAN BUNTAL

• Ikan buntal terkenal dengan kandungan racunnya yaitu


tetrodotoksin (TTX).
• Noguchi dan Arakawa (2008) menyatakan bahwa kandu
ngan tetrodotoksin yang terdapat ikan buntal dipengaru
hi oleh makanannya sedangkan menurut Williams (201
0) selain dari makanan bisa juga berasal dari kondisi pe
rairannya.
IKAN BUNTAL
• Jenis ikan buntal yang ditemukan beracun adalah ikan buntal pis
ang (Tetraodon lunaris).
• Ikan buntal pisang merupakan ikan buntal yang mempunyai kand
ungan racun yang tinggi pada jaringan ototnya yaitu lebih dari 10
00 MU/g, sedangkan pada kulit ikan ini mempunyai kandungan ra
cun antara 100-1000 MU/g.
• Darah ikan buntal pisang tidak mengandung tetrodotoksin (Noguc
hi dan Arakawa 2008).
Kandungan Racun
Para peneliti menduga bahwa tetrodotoxin pada Fugu
berasal dari memakan hewan lain yang mengandung bakteri te
trodotoxin-laden dan bahwa ikan ini telah mengembangkan ke
kebalan dalam tubuhnya seiring waktu. Kini, banyak petambak
memproduksi Fugu ‘bebas racun’ dengan menjauhkan Fugu d
ari bakteri tersebut.
Tidak ada antidot yang diketahui, pengobatan yang dil
akukan yaitu : mengosongkan isi perut, memakan arang untuk
mengikat racun, dan memberikan bantuan kedokteran sampai
racun berkurang. Toxicologist asal Jepang pada beberapa pus
at penelitian kedokteran sekarang mengerjakan pengembanga
n antidot untuk tetrodotoxin.
Contoh kasus
tanggal 6 Mei 2016 tujuh remaja asal Tempursari Lumajang m
engalami keracunan akibat mengkonsumsi ikan buntal yang b
erhasil mereka tangkap di Pantai Licin, Desa Lebak, Kecamat
an Ampelgading, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Mereka rup
anya tidak tahu bahwa ikan hasil tangkapannya tersebut tergo
long beracun sehingga dibawa pulang dan sesampainya di ru
mah, ikan itu dimasak untuk dimakan bersama-sama.
Pada Jumat sore, sejumlah remaja ini muntah-munta
h hingga satu orang meninggal dunia. Pada Sabtu pagi dilapo
rkan dua remaja menyusul meninggal dunia. Lalu, pada Sabtu
siang, satu orang lagi juga meninggal dunia. Tujuh orang dilap
orkan mengalami keracunan gara-gara menyantap ikan bunta
l.
Uji Kadar Tetrodotoksin

Uji kadar tetrodotoxin pada korban dapat dilakukan secara


kuntitatif maupun kualitatif.
• Untuk uji kuantitatif, diambil sampel dari darah dan urin.
• Untuk uji kualitatif, sejumlah contoh dilarutkan dalam beberapa
tetes asam sulfat 2 N kemudian diuji dengan tiga pereaksi alkaloid
yaitu pereaksi dragendorf, meyer dan wagner. Hasil uji dinyatakan
positif bila dengan pereaksi meyer terbentuk endapan putih kekuni
ngan, pereaksi wagner membentuk endapan coklat, dan dengan
pereaksi dragendorf membentuk endapan merah sampai jingga.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai