OLEH :
Desi Nuryana
1804111428
Teknologi Hasil Perikanan (A)
DOSEN PEMBIMBING:
Dr. Rahman Karnila, S.Pi., M. Si
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
diselesaikan dengan lancar. Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang selalu menjadi teladan bagi umatnya.
yang penulis miliki, Maka dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan
kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya
penulis mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat dijadikan rujukan
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Teripang atau yang lebih dikenal dengan ketimun laut (Sea cucumber)
adalah hewan invertebrata laut yang merupakan anggota hewan berkulit duri
yang tersusun dari zat kapur dan terdapat di dalam kulitnya. Rangka dari zat kapur
itu tidak dapat terlihat dengan mata telanjang karena sangat kecil sehingga perlu
duri beberapa jenis teripang tidak memiliki duri. Hewan yang bernilai ekonomis
tinggi ini memiliki berbagai kandungan nutrisi, antara lain protein, lemak,
teripang cenderung meningkat tiap tahun dan stok produksi sampai saat ini masih
tergantung pada hasil pemungutan atau penangkapan di alam oleh para nelayan
(Yusron, 2003).
Menurut Pillai dan Menon (2000) terdapat sekitar 650 jenis teripang di
Indonesia sebagai negara pengekspor teripang dalam jumlah yang cukup besar,
2011). Teripang memiliki potensi ekonomi yang cukup besar karena mengandung
berbagai bahan yang bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai sumber protein
hewani, obat luka dan anti inflamasi. Teripang merupakan salah satu komoditas
perairan yang memiliki nilai ekonomis penting dan berpotensi dimanfaatkan
secara medis). Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa orang
menunjukan bahwa kandungan nutrisi teripang dalam kondisi kering terdiri dari
protein sebanyak 82%, lemak 1,7%, kadar air 8,9%, kadar abu 8,6%, dan
karbohidrat 4,8% (J.N. Martoyo et al,. 1996). Teripang juga mengandung mineral
yang cukup lengkap berupa kalsium, natrium, fosfor, kromium, mangan, zat besi,
Menurut (Bordbar et al., 2011) salah satu jenis yakni teripang pasir
Teripang atau yang lebih dikenal dengan ketimun laut merupakan salah
1.250 jenis teripang yang telah didiskripsikan oleh para taksonom. Teripang
Mulut teripang dikelilingi oleh tentakel atau lengan peraba yang kadang
berbintil (J.N. Martoyo et al., 2010). Habitat teripang tersebar luas di lingkungan
perairan di seluruh dunia, mulai dari zona pasang surut sampai laut dalam
lebih menyukai perairan dengan dasar berbatu karang, yang lainnya menyukai
rumput laut atau dalam liang pasir dan lumpu (D. L. Pawson, 1982). Jenis
habitat berada di dasar berpasir halus, terletak di antara terumbu karang, dan
perairan pantai, mulai dari daerah pasang surut yang dangkal sampai perairan
yang lebih dalam untuk hidupnya, teripang lebih menyukai perairan bebas dari
pencemar,dan airnya relatif tenang. Teripang sering ditemukan pada malam hari
di wilayah surut terendah, yang secara umum hidup pada daerah berpasir, rumput
laut dan terumbu karang yang merupakan hamparan terumbu karang mati dan di
1. Steroid
Steroid adalah molekul bioaktif penting dengan kerangka dasar 17 atom C yang
siklopentana (Gambar 2.2) (Dang et al., 2018). Senyawa steroid berupa kristal
berbentuk jarum dengan karakteristik mengandung gugus OH, gugus metil, dan
dari reaksi penurunan dari terpena atau skuajena. Senyawa yang termasuk turunan
Tugas utama steroid endogen atau yang secara alami terdapat dalam tubuh yaitu
berperan dalam proses regulasi metabolisme seperti metabolisme energi, air dan
keseimbangan natrium, fungsi reproduksi dan fungsi perilaku dan kognitif. Selain
itu, senyawa steroid sintetis dalam jumlah besar secara struktural yang memiliki
Glikosidasi biasanya terjadi pada posisi C-3. Saponin adalah senyawa yang dapat
menimbulkan busa jika dikocok dalam air (karena sifatnya yang menyerupai
bersifat lipofilik serta sakarida yang hidrofilik. Saponin dapat membentuk busa
dan merusak membran sel karna membentuk ikatan dengan lipida dari membran
sel.
Molekul gula biasanya terikat pada gugus OH pada posisi C-3 atau pada 2 gugus
OH, atau pada satu gugus OH dan satu gugus COOH (Farnsworth, 1996). Saponin
dari teripang biasanya terdiri dari gugus gula dan triterpenoid. Gugus triterpenoid
terdiri dari turunan lanosten yang mayoritas termasuk dalam jenis holostane.
maupun organisme laut yang banyak memiliki aktivitas biologis, seperti antifungi,
3. Flavonoid
polar dan dikategorikan dalam kelompok penting dari polifenol, senyawa ini
4. Kolagen
Kolagen berasal dari bahasa yunani yaitu kola yang mempunyai arti “bahan
jaringan, tulang bahkan kulit. Kolagen banyak terdapat pada protein dalam
jaringan hewan dengan proporsi 30% dari total protein tubuh yang berasal dari
bahwa kolagen mempunyai kekuatan rentang, struktur yang berbentuk serat dan
umum adalah gelatin. Jika kolagen dididihkan, struktumya menjadi rusak secara
samping yang hidrofil (suku air) dalam gelatin, maka dalam larutan air
membentuk gel.
farmasetika, industri makanan, industri obat, dan industri kosmetik. Dalam bidang
kosmetik, kolagen berperan sebagai zat aktif yang dapat memberikan banyak
kelembaban kulit, menjaga kulit dari radikal bebas, dan menjaga elastisitas kulit.
Dalam tubuh manusia, kadar kolagen dalam kulit akan semakin berkurang seiring
dengan bertambahnya usia, terlebih akan aktifitas manusia yang semakin padat
dan seringkali terpapar oleh cahaya UV-A serta UV-B dari radiasi sinar matahari
(Draelos, 2006).
antigenitas rendah, afinitas dengan air tinggi, tidak beracun, biocompatible dan
kebutuhan, dan mudah dilarutkan dalam air maupun asam (Lee, Singla dan Lee,
2001). Sumber kolagen yang paling banyak di pasaran umumnya berasal dari kulit
dan tulang sapi ataupun babi yang keamanan dan kehalalannya perlu diwaspadai,
sehingga diperlukan alternatif sumber kolagen yang aman dan halal. Salah satu
biota perairan yang berpotensi sebagai sumber kolagen adalah rumput laut.
Kolagen yang kurang sempurna dalam pembentukannya dapat menyebabkan
darah dan struktur kulit. Teripang mengandung 86 persen protein. Dari jumlah itu,
sekitar 80 persen berupa kolagen, yang berfungsi sebagai pengikat jaringan dalam
pertumbuhan tulang dan kulit. Proteinnya juga mudah diurai enzim pepsin. Secara
umum kolagen pada tubuh manusia akan berkurang seiring dengan bertambahnya
usia. Kolagen diperlukan untuk rambut, tulang, kuku, kulit dan metabolisme di
dalam tubuh. Asupan kolagen alami akan membantu pertumbuhan jaringan kulit,
luka.
5. Alkaloid
Tidak berwarna
Tidak mudah menguap
Berbentuk kristal
Cenderung memiliki rasa pahit.
Struktur alkaloid biasanya dijadikan dasar untuk mengklasifikasikan senyawa ini.
Misalnya, alkaloid yang mengandung sistem siklik indol dikenal sebagai alkaloid
indol. Atas dasar inilah, kelas utama alkaloid dibagi menjadi:
Pyrrolidines
Pyridine
Tropanes
Pyrrolizidines
Isoquinolines
Indoles
Quinolines
Terpenoid
Steroid.
6. Triterpenoid
7. Gluksamina (GAGs)
8. Mucopolysakarida
BAB III
KESIMPULAN
1.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Saulina S. dan Hernita. 2009. Pengendalian Mutu Pada Proses Pembekuan Udang
Menggunakan Statistical Process Control (SPC) di PT. Lola Mina
Jakarta Utara.
Irawan, A. 1995. Pengawetan Ikan dan Hasil Perikanan, Cara Mengolah dan
Mengawetkan Secara Tradisional dan Modern. Penerbit CV. Aneka
Solo.