Anda di halaman 1dari 5

JENIS-JENIS TOKSIN

Secara umum, toksin berdasarkan asal usulnya terbagi menjadi dua yaitu:

1. Toksin Endogenous, yaitu toksin yang berasal dari jaringan tubuh organisme itu sendiri dan sama
sekali tidak dipengaruhi oleh lingkungan tempat hidupnya
a) Tetrodotoxin, biasanya terdapat dalam kandung telur ikan buntal (Fugu vermiculare)
b) Ciguatoxin, biasanya terdapat pada ikan kakap (Lutjanus bohar)
c) Eledoisin, terdapat dalam kelenjar ludah gurita (Octopus moschata)
2. Toksin Exogenous, yaitu toksin yang ditemukan dalam tubuh organisme hanya bila lingkungan
tempat hidupnya mengandung toksin. Biasanya terdapat pada sejenis dinoflagellate Gonyaulax
sp., yaitu saxitoxin

Penggolongan berdasar struktur kimia

1. Toksin yang menyebabkan keracunan melalui makanan (Food Poisoning)


a) Tetrodoxin (Puffer toxin)

Gambar 1. Rumus bangun Tetrodoxin


- Berasal dari kandungan telur ikan buntal
- Sekitar 60-70% kkasus keracunan makanan dari laut di Jepang disebabkan oleh toksin ini
- Struktur dan sifat kimia tetrodotoxin ditentukan melalui isolasi dan pemurnian. Hasil
yang diperoleh berupa kristal berwarna kuning dengan rumus molekul 2— amino—6—
hidroksimetil—8—hidroksiquinazolin
- Gejala keracunana oleh toksin ini yaitu mual, muntah, dan mati rasa dalam rongga
mulut
- Tetrodoxin dapat meningkatkan permeabilitas membrane saraf terhadap ion natrium
- Merupakan aminoperhydroquinazoline dan salah satu racun non-protein paling kuat
yang diketahui
- Racun ini menghasilkan efek neurotoksik dan kardiotoksik dengan memblokir Na+
channel.
- Racun ini telah terdeteksi pada 6 dari enam filum yang berbeda, yaitu: pada ovarium,
jeroan, dan kulit ikan tetraodontiform; kulit kadal air (genus Taricha), katak dan kodok
(genus Colostethus, Atelopus, Bracycephalus), dan salamander; kepiting xanthid
(Xanthidae); air liur gurita; kelenjar pencernaan beberapa spesies moluska gastropoda;
bintang laut; cacing pipih (Planorbis spp.), dan cacing nemertine di Jepang. Sumber
utama dari racun ini adalah bakteri (Pseudomonas, Pseudoalteromonas, Vibrio spp., dll).
b) Ciguatoxin
- Ciguatoxin merupakan suatu lipida yang tidak umum (unusual) dan mengandung
senyawa N dengan bobot molekul sekitar 1500.
- Terdapat pada berbagai jenis ikan yang hidup berasosiasi dengan terumbu karang di
daerah tropic dan subtropic
- Keracunan oleh toksin ciguatoxin disebut ciguatera
- Ciguatera merupakan keracunan oleh neurotoksin akibat memakan daging ikan laut
tropis yang membawa dinoflagellata beracun.
- Racun yang dapat menyebabkan ciguatera berupa polieter, seperti ciguatoxin
(mengaktifkan saluran Na+), maitotoxin (mengaktifkan saluran Ca2+), dan scaritoxin,
yang pada akhirnya diturunkan di sepanjang rantai makanan dari dinoflagellata bentik
seperti Gambierdiscus toxicus. Racun-racun ini terkonsentrasi di hati, jeroan, dan gonad
ikan.
- Beberapa jenis ikan yang diduga menjadi sumber penyakit ciguatera yaitu, Lutjanus
monostigma, Gymnothorax javanicus, Epinephekis fuscoguttatus
- Selain itu, ikan karang tropis lainnya yang paling mungkin memiliki jenis racun ini adalah
kerapu, kakap, ikan kakatua, ikan pemicu, ikan bedah, mackerel, belut moray, barakuda,
dan jack.
- Gejala keracunan akiba ciguatoxin diantaranya gangguan kardiovaskular, gangguan
saraf, asthemia dan arthalgia, serta gangguan saluran pencernaan
- Sifat farmakologis dari ciguatoxin antara lain berpengaruh langsung terhadap saraf
periferal dan sentral, meningkatkan permeabilitas membran sel dari otot dan saraf
terhadap ion natrium. Ciguatoxin bersifat antichlolinesterase
c) Caulerpicin dan Caulerpin

Gambar 3. Rumus bangun Caulerpicin

Gambar 4. Rumus bangun Caulerpin


- Racun ini ditemukan pada alga hijau jenis caulerpa. Caulerpa spp. sering dijadikan
makanan oleh penduduk di Indonesia dan Philipina. Beberapa jenis kadang-kadang
mempunyai rasa pedas seperti merica. Rasa pedas ini diduga ditimbulkan oleh racun
yaitu caulerpicin dan caulerpin. Substansi ini berhasil diisolasi dari marga Caulerpa.
- Toksin ini diisolasi dari Caulerpa racemosa varitas Clarifera, Caulerpa sertulariades dan
Caulerpa serrulate
- Bersifat racun terhadap tikus sedangkan efeknya terhadap manusia berbeda secara
individual.
- Gejala yang dirasakan oleh keracunan zat tersebut adalah mati rasa pada lidah dan bibir.
Bila keracunannya akut, ujung-ujung jari tangan dan kaki terasa membeku, pernafasan
menjadi sesak dan hilangnya keseimbangan.
- Caulerpicin dan caulerpin ditemukan pada beberapa jenis hewan yang hidup pada
sedimen-sedimen dimana Caulerpa tumbuh misalnya pada keong laut, Cerithium sp.,
dan karang lunak (soft coral).
d) Saxitoxin

Gambar 5. Rumus bangun Saxitoxin


- Saxitoxin / Paralytic shellfish poison merupakan penyebab keracunan yang serius di
Amerika Se-rikat seperti halnya dengan tetrodo-toxin di Jepang
- Aksi farmakologisnya ialah memblokir susunan syaraf pusat. Mekanisme saxitoxin
sangat mirip dengan tetrodotoxin. Saxitoxin menyebabkan kematian pada tikus dalam
waktu 15 menit, sedangkan tetrodotoxin dalam waktu setengah jam.
- Gejala keracunan oleh toksin ini diantaranya rasa terbakar pada li-dah, bibir dan mulut
yang selanjutnya merambat ke leher, lengan dan kaki. Sensasi ini kemudian berlanjut
menjadi matirasa sehingga gerakan menjadi sulit. Dalam kasus yang hebat diikuti oleh
perasaan melayang-layang, mengeluarkan air liur, pusing dan muntah.
e) Histamin, Saurin
- Enzim dekaroboksilase histidin bakteri seperti Proteus morgana, Klebsiella pneumoniae,
Enterobacter, Serratia, Citrobacter, Escherichia coli, Clostridium, Vibrio, Acinetobacter,
Pseudomonas, dan Photobacterium mengubah histidine otot ikan menjadi toksin seperti
saurin, histamin, kadaverin, putresin, dan racun lainnya.
- Histamin yang diserap dari usus biasanya dipecah oleh N-metil-transferase dan diamin
oksidase (histaminase), tetapi jika konsentrasi histamin sangat tinggi atau jika pasien
sedang mengkonsumsi inhibitor diamin oksidase seperti isoniazid atau inhibitor oksidase
monoamine, keracunan scrombroid dapat terjadi
- Gejalanya dapat berupa sensasi kesemutan atau perih di mulut atau rasa logam, pahit,
atau pedas pada kontak pertama. Biasanya dalam 20 hingga 30 menit, tetapi hingga
beberapa jam setelah tertelan, terjadi pembilasan pada wajah, leher, dan badan;
pembakaran; berkeringat; pruritus; dan ruam urtikaria, diikuti sakit kepala berdenyut,
jantung berdebar, mual, mulut kering, kolik perut, muntah, diare, angioedema, asma
bronkial, pusing, dan sinkop. Komplikasi jantung termasuk takiaritmia, vasospasme
arteri koroner, dan iskemia miokard. Pemulihan penuh diharapkan selama 6 hingga 8
jam, tetapi gejala dapat bertahan hingga 24 jam.
f) Conotoxin
- Merupakan toksin yang ditemukan pada siput kerucut
- Terdapat lebih dari 2000 peptida yang teridentifikasi yang menyebabkan serangkaian
gejala yang kompleks
- Racun ini stabil terhadap panas tetapi tidak aktif oleh desinfektan glutaraldehid dan
formaldehida
- Mekanisme kerja conotoxin dapat dibagi menjadi pra dan pasca-sinaptik. Konotoksin
presinaptik menghambat pelepasan asetilkolin sedangkan konotoksin pascasinaps
menghambat saluran natrium, kalium, dan kalsium serta menghambat kontraksi otot
- Gejala yang timbul antara lain nyeri lokal, bengkak, mati rasa, dan iskemia. Selain itu,
mati rasa, bengkak dan kesemutan dapat menyebar dengan cepat dari daerah terkena
toksin hingga seluruh tubuh
g) Palytoxin
- Merupakan salah satu racun laut paling kuat
- Diisolasi awalnya dari karang yang terletak pada Pasifik Selatan
- Toksin diproduksi oleh dinoflagellate
- Toksin ini stabil dalam air laut dan alkohol dan bekerja pada membrane sel untuk
membuatnya berpori terhadap molekul bermuatan seperti natrium, kalium, dan
kalsium. Hal ini menyebabkan tidak adanya gradien ion sehingga sel tidak dapat
berfungsi atau mempertahankan bentuknya.
- Gejalanya cepat, berupa antara lain nyeri dada, kesulitan bernapas, hemolisis dan yang
akhirnya dapat menyebabkan kematian akibat penurunan oksigenasi

Referensi:
Rachmaniar. 1991. Toksin Marin Suatu Pengantar. Oseanografi. 1(1): 1-11.
Warrell, D. A. 2020. Poisonous Plants and Aquatic Animals. Hunter’s Tropical Medicine and
Emerging Infectious Diseases, 1006–1020
Reenstra, W. R. 2006. Marine Toxin Attack. Disaster Medicine, 710–713.

Anda mungkin juga menyukai