Anda di halaman 1dari 27

HEWAN Laut2

Tunikata/Tunicate
• Merupakan filum Chordata, dimana filum
chordata terbagi atas 3 subfilum
– Subfilum Tunicata (Urochordata) — (tunikata,
3,000 spesies)
– Subfilum Cephalochordata (Acraniata) —
(lancelet, 30 spesies)
– Subfilum Vertebrata (Craniata) (vertebrata—
hewan dg tulang belakang; 57,674 species)
Sebagian besar tunikata adalah hewan laut yg
sesil pada batuan, atau galangan kapal/
sampan. Tunikata yg lain hidup spt
plankton.Beberapa spesies hidup membentuk
koloni.
Air laut memasuki hewan melalui sifon arus
masuk, kemudian lewat melalui celah faring
kedalam suatu ruangan yg disebut atrium lalu
keluar melalui sifon arus keluar yg disebut
atriopori.
Makan yg disaring melalui aliran air oleh jaring
mukus, dilewatkan oleh silia kedalam usus
halus. Anus mengeluarkan isinya melalui arus
keluar. Keseluruhan hewan diselubungi oleh
jubah (tunik) yang terbuat dari karbohidrat
(tipe selulosa, disebut tunisin)
Hewan ini menyemprot air yang kuat dari arus
keluar jika diganggu shgga disebut
penyemprot laut.
Pada larva terdapat notokorda (sumbu
kerangka), namun pada tunikata dewasa
notokorda ini tidak berkembang (menghilang).
Tunicata atau Urochordata
Citorellamine dari Polycitorella mariae dari Fiji,
beraktivitas terhadap sel tumor dan antibiotik
pada beberapa mikroorganisme
Grossularine 1 dan 2 dari Dendrodoa
grossularia, beraktivitas pada sel tumor,
terutama breast and colon tumor cell
Igmalida A, B dari Eudistoma efrigida: sitotoksik
Patelazol A, C dari Lissodinum patelia: sitotoksik
Aplidiasin dari Anlydium sp: antimikroba dan
sitotoksik
Senyawa thiazol dari Anlydium plicefenum :
sitotoksik
Bidemin A-C dari Tridiaenum salidum: sitotoksik-
Bidemin D-E dari Tridiaenum salidum: antivirus
Subfilum Vertebrata
Merupakan kel. Hewan yg bertulang belakang
berasal dari notokorda. Bagian dalam tubuh
vertebrata dilindungi oleh endoskleton
(rangka dalam) dan kranium melindungi
bagian otak. Sistem syaraf vertebrata terdiri
atas sistem syaraf pusat (otak dan sumsum
tulang belakang) dan sistem syaraf tepi
(serabut syaraf). Sistem peredaran darah
tertutup. Alat ekskresi berupa ginjal. Sistem
pencernaan mulai dari mulut ke anus.
Alat pernafasan berupa paru2 atau insang.
Mempunyai sepasang alat reproduksi
(dibagian kiri dan kanan).
Terbagi atas 5 kelas: pisces, amfibhi, reptil, aves,
mamalia
Pisces
Semua hewan dalam kelas ini hidup didalam
perairan.
Bagian tubuh ikan dilindungi oleh eksoskeleton
berupa sisik. Alat respirasi berupa insang.
Proses respirasi terdiri dari 2 tahap yaitu
inspirasi (oksigen masuk kedalam rongga
mulut) dan ekspirasi (udara dilepas melalui
alat pernafasan ke lingkungan).
Ikan juga memiliki vesika natatoria (gelembung
renang) yg berfungsi sbg hidrostatis dan
membantu pernafasan.
Sistem peredaran ikan terdiri atas jantung,
pembuluh arteri dan pembuluh vena.
Ikan
Toksin kulit: pengeluaran melalui kulit
Suku ikan yang anggota spesiesnya mengandung
toksin kulit antara lain: Ostraciontidae,
Tetraodontidae, Grammistidae, Gobiidae,
Soleidae
Secara kimia terdapat 4 tipe racun ikan:
1. Tetradotoksin
2. Kholinester
3. Peptida dg bagian nonpolar positif terhadap
pereaksi Dragendorf
4. Protein
Guna toksin pada ikan: mempertahankan diri
terhadap predator dan mikroorganisme
Ikan kotak (Boxfish)-
Ostraciontidae

Ostracion lentiginosus, O. meleagris:


ostrasitoksin-diduga saponin steroid
(memenuhi sifat saponin).
Dari O. immaculatus diisolasi homopahutoksin
Ikan buntal/puffer fish-
tetraodontidae
Berhasil diisolasi: tetrodotoksin (neurotoksin)
Tetrodotoxin adalah toksin yang ditemukan pada
beberapa spesies ikan buntal ”puffer”. Lebih
dari 100 spesies ”puffer fish” (famili
Tetraodontidae) menyebar dari perairan
sedang hingga tropis, tetapi hanya sekitar 10
spesies yang dikonsumsi, khususnya di Jepang
Jenis ikan buntal beracun yang terdapat di
Indonesia, antara lain: Buntal Duren (Diodon
hytrix) dari famili Diodontidae bergigi lempeng
dan kuat. Buntal Landak (Diodon holacanthus)
bersirip 14, berduri lemah pada punggung,
dada, pada sirip dubur terdapat 23 duri
lemah. Buntal Kotak (Rhynchostrcion nasus)
dan Buntal Tanduk (Tetronomus gibbosus)
berduri di kepalanya termasuk famili
Ostraciontidae
. Buntal Kelapa (Arothron reticularis), berciri duri
lemah antara 10 - 11 pada sirip punggung, 9 -
10 pada sirip dubur dan 18 pada sirip dada.
Buntal Pasir (Arthron immaculatus), Buntal
Tutul (A. aerostaticus) dan Buntal Pisang
(Gastrophysus lunaris).
Semua jenis ikan buntal tersebut beracun, akan
tetapi tingkat toksisitas diantara spesies
tersebut berbeda. Ikan buntal biasanya hidup
di daerah terumbu karang. Daging segar dan
beberapa bagian dari tubuh ikan buntal
mungkin aman dimakan dalam keadaan
mentah atau dimasak. Tetapi bagian lainnya
seperti kandung telur (ovari) (tertinggi,
sebagai alat perlindungan diri dari pemangsa)
dan hati sangat beracun, juga mata, kulit,
saluran pencernaan dan jeroan lainnya.
Spesies dari tetraodontidae yg mengandung
tetrodotoksin dari marga Chelondon, Fugu,
Lagochepalus, Monotreta, Sphaeroides,
Kemopterus
Suku lain yg beberapa spesienya mengandung
tetrodotoksin adalah Tetraodontidae,
Canthigasteridae, Diadonthidae, Triodontidae,
Moliae
Tetrodotoksin terdapat pada kulit, ovari dan
saluran pencernaan
Gejala keracunan, diawali rasa mual, muntah,
mati rasa dalam rongga mulut, selanjutnya
muncul gangguan fungsi saraf yang ditandai
dengan rasa gatal di bibir, kaki, tangan. Gejala
selanjutnya, terjadi kelumpuhan dan kematian
akibat sulit bernapas dan serangan jantung.
Gejala tersebut timbul selama 10 menit
hingga 3 jam setelah mengkonsumsinya.
Isolasi tetrodotoksin skala besar (Tsuda)
1000 kg ovari ikan , disayat2, diekstraksi dg air
panas 80-90 derajat C selama 30-40 menit.
Filtrat dipekatkan (suhu 40 derajat C) terdapat
2 lapisan. Lapisan air dan lemak. Lapisan air
ditambah metanol akan terjadi endapan,
saring lalu lapisan air-metanol dipekatkan,
terdapat toksin kasar, dikromatografi kolom dg
karbon aktif : hyflo-supersel (2:3) dielusi dg air
dan asam asetat-metanol
Akan dihasilkan toksin amorf, dikristalisasi dg
asam asetat-metanol-eter menghasilkan
tetrodotoksin sebanyak 10 gram
Ikan sabun /Soap fish
Dari suku Grammistidae
Toksin kulit berupa peptida, dan ada bagian
yang positif terhadap dragendorf
Spesies Grammistidae yg mempunyai toksin
kulit:
Grammistes sexlineatus, Pagonoperca punetata
(Grammistin A1, A2, B dan C: hemolitik),
Aulacocephalus temmineki,
Diploprion bifasciatum (selain Grammistin A,B.C,
juga C35H64.N4O4), Rypticus saponaceus
(riptisin), R. bicolor, R. randalli,
R. subbifenatus, Grammistops ocellatus
Gobiodon sp antara lain: G. guiguestrigatus, G.
rixilatus
Ikan gepeng- Pardachirus sp
P. marmoratus, toksin seperti susu:
Mematikan ikan kecil
Ikan besar (hiu) menghindar
Toksin berupa protein

Telah diisolasi Pavominia 1-7 dari Pardachirus


pavonimus: racun ikan

Anda mungkin juga menyukai