Anda di halaman 1dari 10

Praktikum ke-4

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN


JARINGAN MERISTEM DAN DIFERNESIASINYA

Nama : Cindy Levania Berliana

NIM : 1167020014

Kelas : Biologi 5-A

Kelompok :2

Asisten : Zulfa Iflahatunnadiya

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI ISLAM SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2018
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada pengamatan praktikum kali ini membahas mengenai jaringan meristem.
Tumbuhan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah jagung, lengkuas, rumput
benggala, beringin, kidamar, dan nangka. Pada pengamatan ini dilakukan dengan mengamati
bagian daun, akar, dan batang.
1. Jagung (Zea mays)
Gambar Literature Keterangan
Daun a a. Stomata
b. Kutikula
b

(An’amillah, 2013)

(Dokumentasi pribadi, 2018)


Perbesaran 40x0,65
Akar A A. Korteks
B. Endodermis
B
C. Protoxylem
C D. Metaxylem
D E. Pith

(Dokumentasi pribadi, 2018)


(Devin, 2006)
Perbesaran 10x0,25
Pada pengamatan pertama dilakukan pada jagung. Jagung termsuk kedalam jenis
tanaman dikotil yang memiliki akar serabut. Menurut Rifki, dkk (2014), jagung merupakan
tanaman semusim, dengan akar serabut, berbuku apabila sudah dewasa sehingga membuat
tegak tanaman, dan batang jagung tegak, beruas, serta tidak begitu kokoh karena kandungan
ligninnya sedikit. Pada jagung bagian yang diamati adalah batang dan daun. Pengambilan
untuk mengetahui bagian selnya diambil sayatan tipis pada daun dan batang. Pada daun
terdapat stomata dan kutikula.
Tipe stomata pada jagunng adalah diasitik yang terdiri dari sel tetanga, sel penutup,
dan intiselnya. Menurut Sutrian (2004), tipe stomata diasitik memiliki kecenderungan dinding
selnya tipis. Stomata pada jagung tersusun dengan rapi dan banyak pada bagian bawah
permukaan daun jagung. Menurut Yasminatul (2014), stomata pada daun memiliki fungsi
sebagai pengatur pertukaran gas. Fungsi utamanya yaitu menjaga keseimbangan
karbondioksida. Sedangkan pada akar jagung didapatkan bagian korteks, endodermis,
protoxylem, metaxylem, dan pith.
Bagian korteks pada jagung memiliki warna yang gelap, menurut warna gelap pada
jaringan korteks menunjukkan adanya zat ergastik pada sel-sel parenkim korteks dan zat
ergastik lainnya berupa kristal drus. Menurut Ningsih (2005), fungsi korteks adalah sebagai
penyimpan cadangan makanan. Selanjutnya terdapat endodermis yang merupakan selapis sel
yang tebal. Fungsi endodermis adalah mengatur jalannya yang diserap ke silinder pusat. Pada
jaringan pembuluhnya terdapat xylem yang merupakan bagian penting dalam transportasi dan
membrntu jaringan pembuluh di seluruh bagian tumbuhan. Pembuuluh xylem terbagi menjadi
dua, yaitu protoxylem dan metaxylem. Menurut Bae et.al (2016), protoxylem adalah sel
utama yang berdiferensiasi menjadi metaxylem untuk menjadi tanaman matang. Pada akar
metaxylem ditemuan dekat dengan pusat, sedangkan protoxylem diatur oleh bagian sekitar sel
metaxylem. Sedangkan empulur (pith) berfungsi sebagai pengangkut makanan ke arah radial.
Pada tanaman dikotil empulur tidak terlalu jelas karena sel pengkutnya tersebar. Pada jagung
termasuk pada meristem apikal menurut Campbell (2006), meristem aplikal terdapat diantara
xylem dan floem yang disebut sebagai jaringan pembuluh yang fungsinya menggantikan
fungsi epidermis sebagai jaringan protektif yang disebut sebagai jaringan gabus.
2. Lengkuas (Alpinia galanga)
Gambar Literature Keterangan
Akar A A. Epidermis

D B. Korteks
B
C. Silinder Pusat
E
C D. Xilem
E. Floem

(Dokumentasi pribadi, 2018)


(Auliyah, 2014)
Perbesaran 10x0,25
Pengamatan kedua dilakukan dengan menyayat bagian akar pada lengkuas. Lengkuas
termasuk tumbuhan monokotil atau berkeping satu. Pada pengamatan ini didapatkan bagian
epidermis, korteks, silinder pusat, xylem, dan floem. Epidermis berfungsi sebagai pelindung
bagian organel didalam sel tumbuhan. Menurut Widi (2009), epidermis pada akar basanya
memiliki dinding yang tipis, pada akar yang sudah tua terjadi penebalan dinding sel yang
mengandung lignin. Xylem dan floem pada akar memiliki fungsi yang berbeda. Menurut
Feby, dkk (2015), xylem berfungsi untuk mengangkut air dan mineral yang diserap akar.
Sedangkan, floem berfungsi sebagai pengangkut hasil fotosintesis ke seluruh organ
tumbuhan. Xylem memiliki struktur yang lebih kuat daripada floem, sehingga xylem dapat
dijadikan sebagai pembeda struktur anatomi jaringan pembuluh. Selanjutnya pada bagian
korteks dan silinder pusat. Menurut Fivi, dkk (2016), korteks merupakan bagian dalam akar
yang tersusun atas berbagai sel yang membentuk beberapa lapisa yang fungsinya sebagai
temoat menyimpan makanan. Silinder pusat (stele) terbentuk oleh berkas-berkas pengangkut
dan beberapa jaringan luas, fungsinya sebagai pengangkut air dan mineral di akar. Pada
umumnya meristem yang ada pada ujung akar dan ujung batang adalah meristem primer.
,Beringin termasuk ke dalam tumbuhan dikotil. Menurut Sri (2010), tanaman dikotil
umumnya memiliki helain daun yang menyirip atau menjari. Hasil yang didapatkan pada
praktikum kali ini di bagian mikroskopis pada bagian akar ditemukan epidermis, xylem,
floem, dan lingkar tahun. Pada bagian yang ditemukan terdapat epidermis di bagian beringin,
menurut Igga (2014), epidermis merupakan lapisan sel teruar sebagai pelindung jaringan
didalamnya dan sebagai tempat pertukaran gas. Beringin memiliki akar gantung yang
menjulur ke bawah dengan jumlah yang tidak sedikit. Menurut Krisdianto, dkk (2016), akar
gantung pada pohon beringin memiliki diameter yang bervariasi karena pada akar yang
berada paling dekat dengan batang utama diameternya lebih besar dibandingkan dengan akar
gantung yang terletak pada bagian jauh dari batang utama. Jaringan akar memiliki fungsi
menyerap uap air dan unsur hara dari bagian bawah tampak adanya jaringan epidermis
sebagai tempat pertukaran gas. Menurut Krisdianto, dkk (2016), kayu beringin memiliki
struktur jaringan parenkim apotrakeal yang memiliki bentuk pita lebar memanjang.
Jaringan pembuluh pada tumbuhan beringin terdapat xylem dan floem yang fungsinya
berbeda. Xylem berfungsi mengangkut air dan garam tanah, sedangkan floem mengangkut
hasil fotosintesis. Adanya lingkar tahun merupakan aktivitas sel yang membelah di kambium
(meristem lateral). Selain itu adanya aktivitas jaringan gabus berada di bawah jaringan
epidermis yang terbentuk dari jaringan kambium gabus ke arah luar ataupun dalam. Lingkar
tahun biasanya digunakan untuk melihat umur tumbuhan karena adanya kambium
didalamnya. Pada tumbuhan dikotil biasanya pertumbuhannya sekunder, menurut Roimil
(2015), jaringan sekunder merupakan jaringan yang terbentuk akibat aktivitas titik tumbuh
sekunder, biasanya ada ada gymnospermae dan dikotil. Titik tumbuhnya meliputi kambium
gabus, floem sekunder, xylem sekunder, dan kambium gabus.
3. Kidamar (Agathis dammara)
Gambar Literature Keterangan
Daun a a. Stomata
b. Xylem
b
b c. Floem
c

(Dokumentasi pribadi, 2018)


Perbesaran 40x0,65 (Azifah, 2013)
Pucuk a. Korteks
b. Perisikel
E A
c. Metaxylem
B
F d. Protoxylem
C e. Endodermis
D f. Pith

(Dokumentasi pribadi, 2018) (Adhy, 2011)


Perbesaran 10x0,25
Pengamatan selanjutnya adalah pada tumbuhan ki damar dengan mengambil sayatan
bagian daun dan pucuknya. Ki damar termasuk tumbuhan dikotil dengan batang yang tegak,
memiliki akar tunggang, dan merupakan pohon tahunan. Pada bagian daun terdapat bagian
stomata, xylem dan floem yang memiliki fungsi yang sama dengan tumbuhan lainnya. Pada
bagian pucuk nangka didapatkan adanya korteks, periskel, metaxylem, protoxylem.
Endodermis dan pith (empulur). Menurut Hassanuddin (2011), korteks tersusun atas jaringa
parenkim. Apabila tumbuhan tidak mengalami pertumbuhan sekunder, sel pada parenkim
korteks berumur panjang. Kemudian ada bagian periskel yang terdapat di dalam endordermis
dan bebatasan dengan jaringan pengangkut. Menurut Hassanuddin (2011), fungsi jaringan
periskel adalah untuk menghasilkan primodial akar lateral dan sebagian dari kambium
menghasilkan xylem dan floem sekunder.dilanjutkan adanya metaxylem dan protoxylem .
Menurut Bae et.al (2016), protoxylem adalah sel utama yang berdiferensiasi menjadi
metaxylem untuk menjadi tanaman matang. Adanya endodermis merupakan pembatas antara
korteks dengan silinder berkas pengangkut di sebelah dalamnya. Pada endodermis terjadi
penebalan lignin pada sisi radial. Sifat yang tidak permeabel karena menebalnya dinding sel
yang tidak serentak.
4. Nangka (Artocarpus heterophyllus)
Gambar Literature Keterangan
Daun A. Stomata
A
B. Xylem
B
C. Floem
C

(Dokumentasi pribadi, 2018) (Rebana, 2011)

Perbesaran 40x0,65
Pucuk A
a. Korteks
b. Floem
B
c. Xylem
C d. Pith
D

(Dokumentasi pribadi, 2018)


(Rebana, 2011)
Perbesaran 10x0,25
Pengamatan terakhir dilakukan pada tumbuhan nangka dengan mengambil sayatannya
pada bagian pucuk dan daunnya. Nangka termasuk ke dalam jenis tumbuhan dikotil dengan
biji yang berbentuk bulat lonjong dan berkeping dua. Hasil yang didapatkan pada pengamatan
ini pada bagian daun nangka terdapat xylem, floem, dan stomata. Dimana nangka memiliki
tipe stomata anisositik. Menurut Sri (2010), tipe stomata anisositik adalah stomata pada
setiap sel penutup dikelilingi oleh toga sel tetangga yang ukurannya berbeda. Stomata
merupakan bagian epidermis pada tumbuhan yang dikelilingi oleh sel penjaga. Menurut Made
dkk (2008), stomata merupakan bagian penting karena pori-pori nya yang berfungsi sebagai
tempat perukarn gas dan air, sehingga stomata juga berperan dalam proses fotosintesis.
Xylem dan floem ini merupakan jaringan pembuluh yang memiliki fungsi yang berbeda dan
spesifik. Menurut Feby, dkk (2015), xylem berfungsi untuk mengangkut air dan mineral dari
tanah melalui akar, sedangkan floem fungsinya untuk mengangkut hasil fotosintesis ke
seluruh bagian organ tubuh. Selanjutnya adalah pada bagian korteks merupakan lapisan
bagian dalam yang tersusun untuk membuat berbagai lapisan. Fungsinya sebagai tempat
menyimppan cadangan makanan. Sedangkan empulur fungsinya untuk mengangkut air dan
mineral ke arah radial. Meristem pada tumbuhan ini adalah apikal. Menurut Nanang (2015),
pada tumbuhan dikotil, tudung akar yang rusak akan digantikan oleh sel-sel baru yang
dihasilkan oleh meristem primer dari perkembangan meristem apikal.
6. Rumput Benggala
Hasil pengamatan Literatur Keterangan
Daun a. Celah
a stomata
b. Sel tetangga
b c. Sel penutup
c
d. Klorofil

(Sumber : Dokumentasi (An’amillah, 2013)


pribadi, 2018)
Akar a. Parenkim
a
empulur
b b. Perisikel
c. Xylem
c d. Endodermis
d e. Floem
e

(Sumber : Dokumentasi (Widia, 2011)


pribadi, 2018)
Pengamatan terakhir adalah sayatan pada daun dan akar rumput benggala. Tumbuhan
ini termasuk tumbuhan monokotil. Pada bagian daun terdapat celah stomata, sel tetangga, sel
penutup, dan klorofil. Daun pada rumput benggala memiliki tipe stomata diasitik. Adapun
fungsi dari hasil yang didapatkann, yaitu menurut Tri, dkk (2017), stomata adalah celah atau
lubang antara epidermis khusus yang disebut dengan sel penjaga, yang ada didekatnya adalah
sel penutup. Fungsi dari sel penutup pada celah stomtata agar stomata dapat membuka dan
menutup sensuai dengan kebutuhan saat tranpirai, sedangkan sel tetangga memiliki fungsi
berperan dalam proses osmotik yang mempengaruhigerak sel penutup. Sedangkan pada
bagian akarnya terdapat bagian xylem, floem, endodermis, periskel, dan parenkim empulur.
Pada fungsinya sama dengan tumbuhan lainnya yang membedakan adanya parenkim
empulur. Menurut Sutrian (2004), kebanyakan tumbuhan monokotil mempunyai sarung daun
yang melindungi karena ruas batang yang masih melanjutkan pertumbuhan interkalar. Pada
rumput, terdapat tiga sistem jaringan yaitu epidermis, jaringan dasar, dan jaringan pembuluh.
Jaringan pembuluh ini dikelilingi oleh sklerenkim.
KESIMPULAN
Pada praktik yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pengamatan pada
meristem akar dan batang dari tumbuhan yang dipakai banyaknya adalah meristem primer
karena tumbuh pada bagian ujung akar dan ujung batang. Biasanya pada tumbuhan dikotil
seperti nangka, ki damar, jagung biasanya pertumbuhannya sekunder. Sedangakan pada
tumbuhan monokoti pertumbuhannya primer pada bagian akar dan batangnya.

DAFTAR PUSTAKA
Adhy. 2011. Anatomi Tumbuhan. http://adesahy.blogspot.com. Diakses pada tanggal [22
Oktober 2018] pukul [19.28 WIB].
An’amillah, Azifah. 2013. Derivat Epidermis Plant.
(https://abisjatuhbangunlagi.wordpress.com/tag/derivat-epidermis/). Diakses pada
tanggal [20 Oktober 2018] pukul [11.04 WIB].
Auliyah Chan. 2014. Anatomi dan Fisiologi Tumbuham.
http://auliyahchan.blogspot.com/2014/06/blog-post.html. Diakses pada tanggal [20
Oktober 2018] pukul [10.59 WIB].
Azifah. 2013. Derivat Epidermis. https://abisjatuhbangunlagi.wordpress.com. Diakses pada
tanggal [22 Oktober 2018] pukul [19.48 WIB].
Bae Geun Hwang, Jeongeun Ryu, and Joon Lee. 2016. Vulnerability of Protoxylem and
Metaxylem Vessels to Embolisms and Radial Refilling in a Vascular Bundle of Maize
Leaves. Front. Plant Science. 7: 941.
Campbell NA. Mitchell LG, Reece JB, Taylor MR, Simon EJ. 2006. Biology, 5th ed.
Benjamin Cummings Publishing Company, Inc., Redword City.England.
Devin Nichols. 2006. Anatomy of Zea mays. https://slideplayer.com/slide/8031108/. Diakses
pada tanggal [20 Oktober 2018] pukul [10.41 WIB].
Feby Kurniawati, Siti Zaenab, dan Sri Wahyuni. 2015. Analisis Perbandingan Bentuk
Jaringan Pembuluh Trakea Pada Preparat Maserasi Berbagai Genus Piper Sebagai
Sumber Belajar Biologi. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia. 1(2): 148-157.
Fivi Syukriah dan Liuvita Pranggani. 2016. Implementasi Teknologi Augmented Reality 3D
Pada Pembuatan Organologi Tumbuhan. Jurnal Ilmiah FIFO. 8(1): 23-31.
Hasanuddin. 2011. Anatomi Tumbuhan. Prodi Pendidikan Biologi. Banda Aceh
Igga Pharamitha Syafiti. 2014. Identifikasi Struktur Anatomu Daun Tanaman Beringin (Ficus
sp) Serta Implementasinya Pada Pembelajaran IPA Biologi di SMPN 1 Curup.
Skripsi. Bengkulu: Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Krisdianto dan Jamal Balfas. 2016. Struktur Anatomi dan Kualitas Serat Kayu dan Akar
Gantung Beringin (Ficus benjamina Linn.). Jurna Ilmu Pertanian Indonesia. 21(1):
13-19.
Made Pharmawati, Made Ria Defiani, dan Ni Luh Arpiwi. 2008. Ca2+ Intraseluler Terlibat
dalam Mekanisme Pembukaan Stomata Akibat Pengaruh Auksin. Jurnal Biologi.
12(1): 19-22.
Nanang Sutomo. 2015. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Development of
Agriculture. 1(2): 56-69.
Ningsih, Indah. 2015. Modul Botani Farmasi Anatomi Akar. Jember: Universitas Jember.
Rebana. 2011. Gambar Jaringan Epidermis Preparat. https://rebanas.com/. Diakses pada
tanggal [22 Oktober 2018] pukul [19.41 WIB].
Rifki Zulkarnain, Sugeng Slamet, dan Taufiq Hidayat. Perancangan Mesin Hammer Mill
Penghancur Bongkol Jagung Dengan Kapasitas 100 kg/Jam Sebagai Pakan Ternak.
Prosiding SNATIF. Kudus. Universitas Muria Kudus.
Roimil Latifa. 2015. Peningkatan Kualitas Preparat Histologi Berbasis Kegiatan Praktikum di
Laboratorium Biologi. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi. FKIP
Universitas Malang. Malang.
Sri Haryanti. 2010. Jumlah dan Distribusi Stomata pada Daun Beberapa Spesies Tanaman
Dikotil dan Monokotil. Buletin Anatomi dan Fisiologi. 18(2): 21-28.
Sutrian, Yayan Drs. 2004. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan TentangSel
dan Jaringan.. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Tri Mustika Sarjani, Mawardi, Ekariana S, Pandia, dan Devi Wulandari.Identifikasi
Morfologi dan Anatomi Tipe Stomata Famili Piperaceae di Kota Langsa. Jurnal IPA
dan Pembelajarab IPA. 1(2): 182-191
Widi Sulistiono. 2009. Analisis Mikroskopis dan Vitamin Semanggi Air Marsilea crenata
Presl. (Marsileaceae). Skripsi. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.
Widia Ningsih Effendi. 2011. Hubungan Struktur dan Fungsi Sel.
http://winiedoank.blogspot.com. Diakses pada tanggal [22 Oktober 2018] pukul
[19.24 WIB].
Yasminatul Khoiroh, Nunung Harijati, dan Retno Mastuti. 2014. Pertumbuhan Serta
Hubungan Kerapatan Stomata Dan Berat Umbi Pada Amorphophallus muelleri Blume
Dan Amorphophallus variabilis Blume.
Yeni. 2017. Laporan Anatomi Akar. https://id.scribd.com/document/368081009/laporan-
anatomi-akar. Diakses pada tanggal [20 Oktober 2018] pukul [10.54 WIB].

Anda mungkin juga menyukai